Disusun Oleh :
ISTIKHOMAH
NIM 857831371
S1-PGPAUD BI
UPBJJ – UT SURAKARTA POKJAR SUKOHARJO
2022
LEMBAR PENGESAHAN
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI
Supervisor 1 Mahasiswa
LEMBAR PERNYATAAN
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Laporan Pemantapan Kemampuan Profesional
(PKP) yang saya susun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dari Program
Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PGPAUD) Universitas Terbuka merupakan
hasil karya sendiri. Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan Laporan PKP yang saya
kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma,
kaidah dan etika penulisan ilmiah Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian
Laporan PKP ini bukan hasil karya saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian
tertentu, saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya sandang dan
Istikhomah
NIM : 857831371
Oleh : Istikhomah
NIM :857831371
ABSTRAK
kegiatan meronce pada anak TK A1 bulan di Miftahul Jannah Surakarta. Jenis penelitian
ini merupakan penelitian tindakan kelas secara kolaboratif antara peneliti/guru kelas
dengan santri.. Subjek penelitian ini yaitu anak TK A1 Bulan di Miftahul Jannah Surakarta,
sejumlah 11 anak. Objek penelitian adalah kemampuan motorik halus. Pengumpulan data
akan dilakukan melalui observasi dan dokumentasi. Data penelitian dianalisis secara
sedotan, gabus ati dan berbagai bahan meronce yang lainnya yang dilakukan berulang-
ulang dapat meningkatkan kemampuan motorik halus. Peningkatan dapat dilihat pada hasil
penelitian. Pada kondisi awal kriteria sangat kurang sejumlah 7 anak (64%), kurang
sejumlah 0 (0%), cukup sejumlah 1 anak (9%), dan baik sejumlah 3 anak (27%). Setelah
dilakukan tindakan pada siklus I hasilnya pada kemampuan motorik halus melalui kegiatan
meronce mengalami peningkatan yang dapat diilihat yaitu untuk kriteria sangat kurang
sejumlah 2 anak (19%), kurang sejumlah 5 anak (45%), cukup sejumlah 0 anak ((0%), dan
baik sejumlah 4 anak (36%). Pada siklus II meningkat pada kriteria baik sejumlah 9 anak
(82%), cukup sejumlah 2 anak (18%) dan kriteria kurang dan sangat kurang sejumlah 0
anak (0%). Penelitian ini dihentikan sampai siklus II karena sudah memenuhi kriteria
indikator keberhasilan.
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………..ii
HALAMAN PERNYATAAN………………………………………………..iii
ABSTRAK…………………………………………………………………...iv
BAB I PENDAHULUAN
B. kegiatan meronce
1.Pengertian meronce………………………………………………………
2. media meronce……………………………………………………………
E. Refleksi.....................................................................................................................
A. Kesimpulan...............................................................................................................
B. Saran.........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan hanya kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahNya. Semoga keselamatan senantiasa Alloh berikan pada Nabi Muhammad
SAW dan orang-orang yang senantiasa mengikuti ajaran agama islam. Atas segala rahmat yang
senantisa Allah SWT berikan akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul
Pada Anak Kelompok A1 Bulan di RA/TKIT Alama Miftahul Jannah Surakarta dengan baik.
Dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan dan saran dari berbagai
pihak, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada:
1. Alloh SWT yang telah memberikan rahmat serta inayahNya sehingga penulis mampu
telah berkenan meluangkan waktu, memberikan bimbingan dan motivasi pada penulis
4. Ibu Tri Fitasari selaku kepala Sekolah RA/ TKIT Alam Miftahul Jannah Surakarta yang
telah mengizinkan penelitian di sekolah serta santri yang telah mendukung jalannya
penelitian
5. Suami tercinta , Keluarga dan juga kerabat terdekat yang telah mendukung serta
mendoakan penulis
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekuranga dalam penulisan ini, dan penulis
harapkan masukan untuk peningkatan penulisan ini, semoga bermanfaat untuk penulis dan
pembaca.
Penulis
Istikhomah
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan anak usia dini adalah masa yang sangat menyenangkan, dimasa ini
semua organ tubuh sedang mengalami perkembangan yang sangat aktif, baik dari
perkembangan tubuh, otak dan otot. Hal ini sangat berpengaruh besar pada masa
PAUD adalah suatu proses Pendidikan yang diperuntukkan untuk anak usia dini
sebelum masa sekolah dasar/ prasekolah yang terdiri dari TK/RA dan juga
KB/playgroup. Saat ini juga tengah berkembang untuk TPA (tempat penitipan anak).
Berdasarkan tingkatan usianya umumnya untuk TPA adalah untuk usia 3 bulan - 2
tahun, KB/ playgroup usia 3-4 dan TK/RA untuk usia 5-6 tahun.
sebaiknya dapat memfasilitasi setiap kegiatan yang menyenangkan bagi anak yang tujuan
utamanya dari kegiatan itu adalah memberikan kesempatan pada setiap anak untuk
Semua anak mempunyai hak untuk bermain yang sama, dengan adanya PAUD
harapannya proses kegiatan bermain itu bisa direncanakan secara terarah sehingga proses
potensi anak, maka sebaiknya PAUD perlu menyediakan berbagai kegiatan yang dapat
dan moral atau biasa disebut NAM, aspek Bahasa, aspek kognitif, aspek fisik yang terdiri
dari motoric kasar dan halus, aspek sosial emosional. Apabila dari aspek ini tidak dimiliki
perkembangan motorik halus anak untuk kelompok usia 5-6 tahun terdapat peningkatan
pekembangan otot kecil dan koordinasi mata dan tangan serta peningkatan dalam
penguasaan motorik halus yaitu anak dapat menggunakan gunting, pensil, dll. Pada usia
5-6 tahun memiliki perkembangan fisik motorik yang baik kemampuan yang
berhubungan dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata-
tangan. Saraf motorik halus ini dapat dilatih dan dikembangkan melalui kegiatan dan
rangsangan yang kontiniu secara rutin. Seperti bermain mozaik, kolase , meronce dengan
berbagai media.
Patmonodewo (2000) menulis bahwa masa lima tahun pertama adalah masa
pesatnya perkembangan motoric anak. Motoric adalah semua kegiatan / Gerakan yang
Dalam buku balita dan masalah perkembangannya (2001) secara umum ada tiga
tahap perkembangan ketrampilan motoric anak pada usia dini, yaitu tahap kognitif,
asosiatif dan autonomos. Tahap kognitif anak berusaha memahami ketrampilan motoric
serta apa saja yang dibutuhkan untuk melakukan suatu Gerakan tertentu. Gerakan
motoric ada dua yaitu motoric kasar dan halus. Motoric kasar terbentuk saat anak
memiliki koordinasi dan keseimbangan hamper seperti orang dewasa. Motoric kasar
adalah Gerakan fisik yang melibatkan otot-otot besar seperti otot lengan, kaki dan leher,
Gerakan tubuh yang melibatkan otot-otot kecil, misalnya otot jari tangan, otot muka, dll.
Gerakan motoric halus terutama yang melibatkan otot tangan dan jari biasanya
membutuhkan kecermatan yang tinggi, ketekunan dan koordinasi antara mata dan otot
kecil . beberapa kegiatan yang dapat dikategorikan motoric halus antara lain
Kegiatan motoric halus akan optimal asalkan mendapatkan stimulasi yang tepat di
mental anak dan motoric halusnya. Ada beberapa bahan / media yang dapat digunakan
pasir,roncean dll. kegiatan meronce merupakan salah satu media pembelajaran yang
manik-manik, kertas lipat, menggambar, menulis, menggunting, dll. pada kesempatan ini
akan menggunakan berbagai media. Pada pengamatan yang dilakukan pada kelompok
kemampuan motoric halus yang rendah . seperti yang tergambar pada table berikut :
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat di rumuskan suatu masalah , yaitu :
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan
perkembangan motoric halus anak melalui kegiatan meronce dengan berbagai media di
D. Manfaat Penelitian
Bagi guru : memberikan masukan dan pengalaman serta ketrampilan guru dalam
memberikan kegiatan untuk mengembangkan f motoric halus pada anak usia dini
Bagi santri : untuk meningkatkan perkembangan fisik motoric halus pada anak terutama
Bagi peneliti lain : memberikan informasi tertulis tentang perkembangan motoric halus
anak dengan kegiatan meronce dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. MOTORIK HALUS
Motorik halus adalah kegiatan yang melibatkan aktivitas otot-otot kecil atau halus ,
Gerakan ini menuntut koordinasi mata dengan tangan serta pengendalian yang baik yang
pada jari dan tangan. Gerakan ini merupakan keterampilan bergerak (Moeslichatoen,
2004). Sejalan dengan hal tersebut, Sumantri (2005: 143) menyatakan bahwa
kecil seperti jari jemari dan tangan yang sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi
mata dengan tangan, keterampilan yang mencakup pemanfaatan dengan alat-alat untuk
bekerja dan objek yang kecil atau pengontrolan terhadap mesin misalnya mengetik,
menjahit dan lain-lain. Demikian pula menurut Bambang Sujiono (2008: 12.5)
menyatakan bahwa motorik halus adalah gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh
tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan menggunakan jari
jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat. Oleh karena itu, gerakan ini
tidak terlalu membutuhkan tenaga, namun gerakan ini membutuhkan koordinasi gerakan
Jadi, semakin baik gerakan motorik halus maka anak dapat berkreasi seperti
Pendapat tersebut diperkuat oleh Hildebrand (Sumanto, 2005: 124) menyatakan bahwa 8
pengembangan motorik halus merupakan kegiatan yang memerlukan kecepatan,
keterampilan yang berhasil. Jadi perkembangan motorik halus dapat diartikan sebagai
suatu gerakan yang dipengaruhi oleh otot-otot halus, dimana gerakan tersebut dapat
selanjutnya. Kemampuan motorik halus anak dapat terlihat dalam kegiatan menggambar,
menyisir rambut, mengkancingkan baju dan lain sebagainya. Dengan demikian motorik
halus adalah gerakan otot-otot kecil seperti jari jemari yang membutuhkan kecermatan,
2. Perkembangan Motorik
motorik adalah proses seorang anak belajar untuk terampil menggerakkan anggota
tubuh”. Hal yang sama juga dinyatakan oleh Santrock (2007:218) “perkembangan
motorik adalah penggunaan tangan, pilihan menggunakan satu tangan tertentu dan
motorik adalah perubahan secara progresif pada kontrol dan kemampuan untuk
melakukan gerakan yang diperoleh melalui interaksi antara faktor genetik (bawaan)
dan kematangan (maturation) serta latihan/pengalaman (experiences) selama
syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi”. Sedangkan menurut Beaty,
(2013:236)
tangan dan kaki, terkait dengan anak kecil sebaiknya memberikan perhatian lebih 8
jemari”. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan motorik adalah
proses seorang anak belajar untuk terampil menggerakkan anggota tubuh dan proses
berkembang sejalan dengan kematangan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang
terkoordinasi.
bahwa aktivitas motorik halus anak usia Taman Kanak-kanak bertujuan untuk melatih
kemampuan koordinasi mata dan anak. Koordinasi antara mata dengan tangan dapat
melihat ke arah kiri dan kanan, atas bawah yang penting untuk persiapan membaca
awal.
B. Kegiatan meronce
1. Pengertian Meronce
Arti dari istilah kata meronce adalah sebuah seni merangkai suatu objek benda
dengan membuatnya menjadi satu kesatuan yang menarik dengan adanya bantuan
dari tali maupun benang. Seni meronce sendiri sudah dikenal sejak lama, dimana
Menurut Sumantri (2005, p. 151), arti dari kata meronce sendiri merupakan
sebuah kegiatan pengembangan motorik halus pada tingkatan TK, kegiatan yang
melibatkan menguntai dan membuat untaian dari berbagai bahan yang berlubang dan
Meronce sendiri merupakan sebuah seni menata yang memperhatikan bentuk, warna,
serta ukuran dari benda yang digunakan. Seperti halnya irama dari musik yang
memiliki tingkat rendah, keras, lunak, dan halus kasarnya nada serta suara dari
hanya menata atau menyusun bentuk saja, melainkan menata menggunakan irama.
2. Manfaat meronce
menyenangkan bagi pendidik maupun orang tua. Salah satu kegiatan positif bagi
motorik anak yaitu meronce atau menyusun manic-manik. Menurut Sumanto (2006:
motorik halus anak dapat berkembang yang kaitannya dengan keterampilan gerak
kedua tangan. Selain itu mampu menggerakkan anggota tubuh yang berhubungan
dengan gerak jari-jemari. Hal lain yang kaitannya dengan kemampuan motorik halus
yakni kemampuan anak dalam mengkoordinasi indra mata dan aktivitas tangan.
Bahan dan alat yang digunakan untuk meronce manik-manik sangat sederhana.
Dalam meronce tidak hanya menggunakan manik-manik saja, bisa juga menggunakan
sedotan untuk bahan roncean. Kali ini bahan yang digunakan menggunakan berbagai
media. Untuk lebih jelasnya bahan dan alat yang digunakan sebagai berikut menurut
Sumanto (2005: 159) : Bahan dasar yang digunakan secara umum untuk meronce
Bahan alam adalaah semua jenis bahan yang dapat diperoleh dari lingkungan
alam sekitar secara langsung. Contoh dari bahan alam adalah bunga segar, buah-
buahan, bunga kering, daun kering, ranting dan biji-bijian. Sedangkan bahan buatan
adalah jenis bahan yang merupakan hasil produk atau buatan manusia, baik berbentuk
bahan setengah jadi, bahan jadi atau bahan bekas. Contoh bahan buatan seperti
monte, manik-manik, pita sintetis, kertas berwarna, sedotan minuman, plastik. Selain
itu ada juga bahan pembantu untuk menambah kesan keindahan hasil rangkaian yang
dibuat antar lain berupa lem, tali, benang, cat, pernis dan lainnya.
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN
Penelitian ini dilakukan di RA/ TKIT Alam Miftahul Jannah , yang beralamat di Jl.
peserta didik kelompok A1 Bulan , yang berusia 4-5 tahun, pada tahun ajaran 2022-
2023, yang berjumlah 11 orang, terdiri dari 5 orang siswa laki-laki dan 6 orang siswa
perempuan.
B. Waktu penelitian
Siklus :1
Kelompok :A
Analisis Masalah
Berdasarkan tujuh masalah yang teridentifikasi saat refleksi tersebut,
saya memilih masalah nomor 6 yaitu kegiatan meronce karena jumlah anak yang
belum sesuai harapan masih cukup banyak. Masalah itu muncul karena saya
kurang dalam memberikan stimulasi. Jika masalah ini tidk diperbaiki maka akan
berdampak pada kemampuan motorik halus anak yang merupakan kemampuan
untuk menulis. Saya akan memperbaiki pembelajaran ini dengan kegiatan
meronce dengan berbagai media dan anak akan dapat berlatih lebih intensif.
Rencana Kegiatan :
Siklus :2
Kelompok : A1 Bulan
Tujuan Perbaikan : Meningkatkan kemampuan fmotorik halus anak melalui kegiatan meronce
dikelompok A1 Bulan di RA Miftahul jannah Surakarta Semester 1
Tahun Ajaran 2022/2023
Identifikasi Masalah :
1. Beberapa anak kurang tepat dalam meronce menggunakan
bombig sarang laba-laba, 5 dari 10
2. Kurang tepat saat memegang merjan dan tali saat meronce 3 dari
10
3. Kurang tepat saat meronce menggunakan bombig bunga
4. Kurang rapi saat meronce memasukkan sedotan dan gabus ati
Analisis Masalah : Berdasarkan 5 masalah yang teridentifikasi saat refleksi tersebut, saya
memilih masalah nomor 1, yaitu kegiatan meronce dengan bombig
sarang laba-laba (bombig ini terdiri dari 4 lubang kecil yang bisa
dipakai anak untuk meronce) karena jumlah anak yang belum sesuai
harapan masih cukup banyak. Masalah itu muncul karena bombig ini
terdapat 4 lubang kecil sehingga anak ada yang bingung Jika masalah
ini tidak diperbaiki maka akan berdampak pada kemampuan motorik
halus anak yang merupakan kemampuan untuk menulis. Saya akan
memperbaiki pembelajaran meronce ini dengan kegiatan meronce
yang bervariasi menggunakan berbagai media dan anak akan dapat
berlatih lebih intensif.
Rencana Kegiatan :
Tujuan Perbaikan : Meningkatkan kemampuan fisik motorik halus anak melalui kegiatan
meronce yang bervariasi menggunakan berbagai media dikelompok A1
Bulan di RA Miftahul jannah Surakarta Semester 1 Tahun Ajaran
2022/2023
Siklus ke :1
Pengelolaan Kelas :
1. didalam kelas terdapat area kosong dengan tikar, ada 6 meja dan kursi untuk
kegiatan meroce , 6 meja dan kursi untuk kegiatan lain hari itu
2. Pengorganisasian anak : posisi anak diubah menjadi bentuk lingkaran dengan posisi
duduk
Langkah-langkah Perbaikan
2. Guru memberi tahu anak tentang tanaman bunga yang dilihat anak-anak
4. Guru meminta anak berbaris seperti kereta lalu berjalan mengikuti intruksi guru
Pengelolaan kelas :
1. Penataan ruang : didalam kelas terdapat area kosong dengan tikar, ada 6 meja dan
kursi untuk kegiatan meroce , 6 meja dan kursi untuk kegiatan lain hari itu, serta
area kosong untuk gelaran tikar
Langkah-langkah perbaikan:
1. Guru menyiapkan media yang digunakan untuk bahan-bahan yang akan digunakan
Judul kegiatan : tanya jawab tentang tanaman bunga yang ada di sekolah
Pengelolaan kelas:
1. Penataan ruang tetap sama, anak-anak duduk di tikar yang sudah disediakan
2. Pengorganisasian anak : posisi anak diubah menjadi bentuk lingkaran dengan posisi
duduk
Langkah-langkah Perbaikan :
2. Guru meminta anak secara bergiliran menyebut tanaman bunga yang tadi mereka
lihat
3. Guru memberi reward berupa ucapan anak hebat dan mengucapkan terimakasi
D. INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
E. REFLEKSI
kelemahan dan kelebihan dan apa penyebabnya. Jika kegiatan perbaikan tersebut
2022/2023 sesuai yang diharapkan, maka Penelitian berhenti pada siklus II ini saja.
Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Belajar Ketrampilan Meronce
motoric halus
BB MB BSH BSB
1 Naura V
2 Yumna V
3 Don V
4 Haidar V
5 Leo V
6 Aksa V
7 Zoey V
8 Tata V
9 Shafira V
10 Nasywa V
11 Beryl V
BB : Belum Berkembang
MB : Mulai Berkembang
harapan
baik
Total siswa 11
F. PEMBAHASAN DARI SETIAP SIKLUS
a. Kekurangan
memberikan simulasi yang tepat pada kegiatan meronce, penulis belum mampu
memberikan penjelasan cara meronce yang benar dan media yang diberikan belum
b. Kelebihan
Meskipun ada kekurangan namun ada juga kelebihan yang diperoleh dalam Simulasi
kelompok, dilihat dari karakteristik anak kelompok A yang sangat aktif sehingga
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan dari hasil perbaikan yang telah dilakukan
1. Kegiatan meronce dapat melatih fisik motorik halus sebagai sarana melatih
dengan media yang bervariasi dapat menarik minat anak dalam berimajinasi, bermain
dan belajar.
B. SARAN
meningkatkan minat dan kemampuan Motorik halus anak yaitu sebagai berikut:
1. Untuk Guru
dan
tidak monoton.
membuat media atau sumber belajar yang menarik dan mudah dimengerti anak.
sehingga
2. Untuk Sekolah
. Sebaiknya media yang sudah tidak layak pakai diganti dengan yang baru.
Orang tua harus bisa memberikan motivasi dan pujian apapun hasil karya
Hendaknya orang tua jangan terlalu membatasi yang bisa membuat kreatifitas
anak terhambat.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.gramedia.com/literasi/motorik-halus-adalah/
https://www.gramedia.com/best-seller/meronce/
https://jurnal.ucy.ac.id/index.php/agama_islam/article/view/283
file:///C:/Users/Dell%20Indonesia/Downloads/8030-Article%20Text-10831-1-10-20140521.pdf
http://eprints.uny.ac.id/15244/1/Ika%20Setia%20Endayanti%2811111247008%29.pdf
file:///C:/Users/Dell%20Indonesia/Downloads/6a9b0a60-2482-4292-bcf8-4ebeedc6c01a
%20(1).pdf