Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan anak belajar membaca dan dapat
meningkatkan motivasi belajar dalam menggunakan media petualangan Maharaja di TK Nurul Islam
Karawang. Jenis metode yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas atau PTK
(Classroom Action Research) yang dilakukan secara kolaboratif. Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang
digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah
pengembangan media permainan petualangan maharaja sebagai pendukung pembelajaran pada
siswa kelas B TK Nurul Islam. Saran dari peneliti adalah guru diharapkan dapat menciptakan media
pembelajaran yang bervariasi untuk menarik perhatian siswa.
Kata kunci: Kemampuan membaca, Media sukukata bergambar, Permainan Petualangan Maharaja.
Abstract. This research is based on the low reading ability of children, this is due to several factors
including: lack of facilities and infrastructure, the teaching aids used in the learning process are not
suitable, and the selection of approaches or learning media that are less effective. When learning
has not used a variety of learning media to support scientific learning. One of the efforts that can be
used is through the Maharaja Adventure media. The type of method used is the classroom action
research method or PTK (Classroom Action Research) which is carried out collaboratively. The data
collection methods used in this study were observation and documentation. The data analysis
technique used is descriptive quantitative. The conclusion from this research is the development of
maharaja adventure game media as a support for learning in class B TK Nurul Islam students. The
suggestion from the researcher is that the teacher is expected to be able to create a variety of
learning media to attract students' attention.
Keywords: Reading skills, pictorial syllable media, Maharaja Adventure Games
A. Pendahuluan
Pembelajaran membaca di Taman Kanak-kanak dapat dilakukan selama batas-batas aturan
pengembangan pra-akademik serta mendasarkan diri pada prinsip dasar hakiki dari pendidikan
Taman Kanak-kanak sebagai taman bermain. Seperti yang tertuang dalam Surat Edaran Direktur
Jendral Pendidikan dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Nomor 6205/C/D5/1999
tanggal 27 Juli 1999. Keterampilan membaca bukan merupakan tujuan utama di Taman Kanak-
kanak dan dilakukan melalui “bermain”. Oleh karena itu untuk keterampilan membaca, menulis dan
berhitung tidak dilakukan secara klasikal, guru harus mampu menandai anak yang telah siap untuk
menerima pengajaran yang lebih tinggi dan mampu yang bersifat individu atau kelompok kecil
karena tidak semua anak mengalami tingkat perkembangan yang sama dan bila dipaksa dapat
merugikan perkembangan anak selanjutnnya.
Kemampuan membaca awal merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan, maka dari itu
peneliti akan membahas masalah tentang kemampuan membaca awal anak. Penelitian
dilaksanakan di TK. B Nurul Islam Karawang. Berdasarkan hasil observasi kenyataan di lapangan
menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelompok B TK. Nurul Islam Karawang kemampuan
membaca anak masih rendah. Hal tersebut dikarenakan beberapa faktor diantaranya adalah:
kurangnya sarana dan prasarana, alat peraga yang digunakan dalam proses pembelajaran kurang
sesuai, dan pemilihan pendekatan atau media pembelajaran yang kurang efektif.
Disebabkan pembahasan di fokuskan kepada masalah kemampuan membaca awal anak, maka
penulsi merumuskan masalah dengan dua variabel pertanyaan, yaitu bagaimana upaya
1
Jurnal Tahsinia (Jurnal Karya Umum dan Ilmiah)
meningkatkan kemampuan belajar membaca anak usia dini melalui permainan petualangan
maharaja dikelompok B TK Nurul Islam karawang dan apakah penggunaan media Petualangan
Maharaja dapat meningkatkan motivasi belajar membaca pada anak usia dini di TK Nurul Islam
Karawang.
Melalui rumusan masalah tersebut penulis bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan
belajar membaca anak usia dini melalui petualangan maharaja dikelompok B TK Nurul Islam
Karawang dan agar dengan metode petualangan maharaja dapat meningkatkan motivasi belajar
anak usia dini dikelompok B TK Nurul Islam Karawang.
B. Kajian Pustaka
1. Kemampuan Membaca
Dalam perkembangan bahasa ada empat unsur yang selalu tergabung dalam satu kegiatan
diantaranya mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Setelah penulis mengetahui sangat
pentingnya empat unsur tadi dalam perkembangan pendidikan khususnya di jenjang anak usia
dini dan taman kanak-kanak harus dikembangkan secara maksimal demi kemajuan anak
bangsa.
Literasi membaca, lebih baiknya dibiasakan sejak usia dini, karena setiap hari bahkan setiap
kegiatan tidak luput dari membaca. Mmenurut Anderson (Dhiena, 2013:73) membaca
merupakan sebuah proses untuk memahami memahami makna tulisan. Dalam kegiatan
membaca, proses yang dialami bagi pemula dalam memulai belajar membaca adalah dari
mereka mengenal huruf satu persatu, kemudian suku kata, lalu mengenal kata, ungkapan,
frasa, hingga kalimat, bahkan tingkat selanjutnya adalah menghubungkan antara bunyi dan
maknanya.
2. Media Pembelajaran Petualangan Maharaja
Media kartu bergambar Petualangan Maharaja adalah media kertas karton yang didalamnya
diberi gambar sesuai dengan sukukata yang diasosiaasikan, misalnya suku kata “ma” gambar
matahari atau suku kata “ha” gambar harimau dan seterusnya. Serta ditambah dengan suku
kata turunannya yang mengganti huruf vokalnya.
Pembicaraan mengenai gambar suku kata maharaja tidak dapat terlepas dari pengertian
asosiasi. Menurut El Rais (2012: 56), asosiasi adalah tautan dalam ingatan pada orang atau
barang lain, atau dapat juga diartikan pembentukan hubungan atau pertalian antara gagasan,
ingatan atau kegiatan pancaindera.
3. Media Kartu Gambar
Media grafis dalam kontek media pembelajaran, adalah media yang mengkomunikasikan data
dan fakta, gagasan serta ide-ide melalui gambar dan kata-kata. Menurut Wina Sanjaya (2012:
157-166), yang termasuk media grafis adalah bagan, poster, karikatur,grafik serta gambar foto.
Gambar adalah hasil coretan tangan manusiabaik secara manual atau memakai alat modern,
sedangkan foto merupakan hasil dari fotografi.
Media gambar yang digunakan dalam penelitian ini adalah media visual diam, yang disajikan
dalam bentuk penglihatan langsung. Media digambarkan tidak terlalu rumit agar lebih mudah
untuk diingat oleh anak. Media gambar merupakan metode yang lebih konkret dibanding
dengan media simbol visual atau media verbal. (Indriana, 2011: 24).
4. Penelitian Terdahulu
Berdasarkan pencarian yang terkait penelitian terdahulu yang relevan atau berkaitan dengan
penelitian, peneliti menemukan beberapa penalitian. Pertama penelitian Marlina Wulandari
(skripsi Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2014) tentang “meningkatkan kemampuan
membaca permulaan menggunakan media kartu gambar untuk TK B”, dengan jenis penelitian
tindakan kelas, dan memperoleh hasil bahwa penggunaan media kartu gambar berpengaruh
terhadap membaca anak. Kedua penelitian Ari Musodah (skripsi Universitas Negeri Yogyakarta
tahun 2014) tentang “ peningkatan kemampuan membaca permulaan melalui media kartu di TK
A”, menggunakan penelitian tindakan kelas, dari penelitian tersebut dengan adanya media
tersebut berpengaruh. Ketiga, penelitian Delfi Citra Utami (dalam skripsi Universitas Lampung
2
Jurnal Tahsinia (Jurnal Karya Umum dan Ilmiah)
tahun 2017) tentang pengaruh “penggunaan media kartu huruf terhadap kemampuan membaca
permulaan siswa kelas 1 SD”, menggunakan metode penelitian semu dengan desain
nonequivalent control group design, dari penelitian tersebut didapatkan bahwa kemampuan
membaca anak meningkat dengan adanya media kartu huruf tersebut berpengaruh.
5. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pikir diatas, maka hipotesis tindakan yang akan dilakukan pada
penelitian ini adalah bahwa dengan menggunakan metode gambar suku kata petualangan
maharaja dapat meningkatkan kemampuan mengenal angka di kelompok TK. B Nurul Islam
Karawang.
C. Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian tindakan kelas. Kata Penelitian tindakan
kelas berasal dari bahasa Inggris Classroom Action research, yang berarti penelitian tindakan kelas.
Menurut Ekawarna (Jakarta: Referensi, 2013) PTK meliputi tiga kata yaitu “penelitian”, “tindakan”,
dan “kelas”. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi
tertentu untuk mendapatkan data dan informasi yang bermanfaat untuk peneliti atau orang-orang
yang berkepentingan dalam rangka peningkatan kualitas di berbagai bidang.
Indikator variabel penelitian adalah siswa dan siswi yang mempunyai kualitas dan berkarakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Pada
kesempatan ini, subjek penulis yang ditetapkan penulis sebagai bahan penelitian adalah variabel
input, variabel proses, dan Variabel output.
Teknik pengumpulan data yang diambil oleh peneliti adalah teknik obervasi, wawancara, penilaian
unjuk kerja, dan dokumentasi. Dengan adanya teknik observasi dan dokumentasi maka peniliti akan
mendapatkan data yang valid.
Penelitian tindakan kelas (PTK) dinyatakan berhasil jika mencapai indikator kemampuan membaca
permulaan memperoleh bintang tiga, nilai rata-rata siswa mencapai ≥ 75%, ketuntasan dalam belajar
siswa mencapai 75%, dan skor perolehan hasil observasi aktivitas guru dan siswa minimal berkriteria
baik.
3
Jurnal Tahsinia (Jurnal Karya Umum dan Ilmiah)
Toilet Gudang
Halaman
sekolah
Musholla Perpustakan
Kantor R.G
R. B4 R. B3
R. B1 R. B2
TM TKA
Gambar 1 Denah Ruang Kelas TK Nurul Islam Karawang
Dari data hasil penelitian yang diperoleh melalui wawancara, observasi, dan penilaian. Observasi
dilakukan untuk mengamati proses belajar mengajar guru dengan siswa. Selain observasi, data
penelitian diperoleh melalui wawancara dengan guru kelas mengenai pembelajaran kemampuan
membaca. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan melalui tiga tahap yaitu tahap pra siklus, tahap
siklus I, dan tahap siklus II. Hasil penelitian akan dijelaskan dalam tabel dan diagram dibawah ini:
Tabel 2 Rekapitulasi Aktivitas Guru dan Anak
No. Lembar Observasi Siklus I Siklus II Keterangan
1 Aktivitas Guru 73,3% 90% Meningkat
2 Aktivitas Anak 72,2% 91% Meningkat
Kemampuan
3 53% 71,2,5% Meningkat
Membaca
Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I dan siklus II akan terlihat pada diagram perbandingan
berikut ini:
4
Jurnal Tahsinia (Jurnal Karya Umum dan Ilmiah)
Berdasarkan hasil Gambar 5 siswa mengalami peningkatan pada siklus I. Siswa yang tuntas pada
siklus I berjumlah 7 dan yang belum tuntas 5 siswa. hasil rata – rata 65,9 dengan prosentase 53.8%.
5
Jurnal Tahsinia (Jurnal Karya Umum dan Ilmiah)
Pada siklus II siswa mengalami peningkatan kemampuan membaca permulaan. siswa tuntas
berjumlah 11 siswa dan yang belum tuntas 2 siswa. Berikut ini diagram peningkatan kemampuan
berhitung pada siklus II:
E. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang peningkatan kemampuan membaca melalui
kartu gambar Suku Kata Maharaja pada TK-B Nurul Islam Karawang, dapat disimpulkan bahwa
peningkatan kemampuan membaca permulaan melalui kartu gambar suku kata maharaja pada
kelompok B di TK-B Nurul Islam Karawang pada saat pra siklus siswa kebanyakan yang tidak tuntas
dalam peningkatan kemampuan membaca permulaan, karena guru tidak menggunakan media saat
proses membaca. Selanjutnya guru dan peneliti melakukan tindakan pada siklus I yaitu ada 7 anak
yang tuntas dengan prosentase 53.8%. Dan pada siklus I ada peningkatan dikarenakan guru sudah
menggunakan media untuk proses peningkatan kemampuan membaca menggunakan kartu gambar
suku kata maharaja, tapi masih ada 6 siswa yang belom tuntas dikarenakan cara guru dalam
menyampaikan materi kurang maksimal ada juga anak yang kurang memperhatikan. Sehingga guru
memberi dorongan dan motivasi kepada anak, dan memvariasikan kegiatan bermain agar anak lebih
antusias. Setelah dianalisis diperoleh hasil signifikan yaitu hasil dari siklus I 53.8%. Dan adanya
peningkatan dari siklus I ke siklus II dengan haisil 2 anak yang belum tuntas, 11 anak yang tuntas
dari 13 siswa dengan prosentase 84,6%.
6
Jurnal Tahsinia (Jurnal Karya Umum dan Ilmiah)
Untuk penerapan media kartu huruf perlu dilakukan sebuah modifikasi dalam penerapan media kartu
kartu gambar suku kata maharaja dengan menyesuaikan media pada setiap tema, lebih
mengkreatifkan gambar atau warna yang lebih menarik lagi, atau juga menggunakan media yang
berbasis IT agar anak lebih semangat belajar.
Untuk meningkatkan kemampuan membaca menjadi lebih baik yaitu dengan memvariasikan
kegiatan pembelajaran dengan sebuah permaian agar anak lebih aktif, senang dan bahagia saat
belajar.
Referensi
Dina Indriana. (2011). Ragam Alat Bantu Media Pembelajaran. Yogyakarta: Diva Press.
E. Mulyasa, Praktik Penelitian Tindakan Kelas (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2010), 67
Ekawarna, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Referensi, 2013), 4.
Igak dan kuswaya, Penelitian Tindakan Kelas(Tangerang Selatan:Universitas Terbuka, 2014)
Marlina Wulandari, “Meningkatkan kemampuan membaca permulaan menggunakan media kartu
gambar untuk anak kelompok B di TK Arjuna Dayu Gadingsari sanden Bantul”, dalam
skripsi Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2014.
Nurbiana Dhieni, Metode Pengembangan Bahasa (Tangerang: Universitas Terbuka, 2013)
Permendiknas No. 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini.
Purwa Atmaja Prawira. (2012). Psikologi Umum Dengan Perspektif Baru. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.
Ratna Pangastuti dan Siti Farida Hanum, ”Pengenalan Abjad pada Anak Usia Dini Melalui Media
Kartu Huruf”, dalam Al Hikmah: Indonesian Journal Of Early Childhood Islamic Education
Online ISSN: 2550-1100, Vol. 1 (1), 2017, PP. 49.
Raminatin, Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Melalui Permainan Kartu Kata Pada Anak
Kelompok B RA Al-Aqsa (Kendari: Skripsi PAUD Muhammadiyah Kendari, 2014) hlm 29
Suharsimi Arikunto. (2010). Penelitian Tindakan untuk Guru, Kepala Sekolah & Pengawas.
Yogyakarta: Aditya Media.
Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas [Classroom Action Research];Teori & Praktik,
cet.ke-3, (Jakarta: Prestasi Pustakarya, 2012), . 29-30.
Undang-Undang No. 27 Tahun 2003 Tentang Pendidikan Pra Sekolah.
Wina Sanjaya. (2012). Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Group.
Yuliani Nurani Sujiono. (2011). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks.