Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN HASIL WAWANCARA

PENDIDIKAN IPS TRADISIONAL DAN MODERN DI SMPN MODEL


TERPADU MADANI

Oleh:
Widya Astuti (A321 21 056)

TUGAS UTS
MATA KULIAH PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

PRODI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2022

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 PENDAHULUAN
Pendidikan IPS merupakan penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-
ilmu sosial, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan
secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan pembelajaran (Sapriya,
2008:9). Pendidikan IPS di Sekolah Dasar diharapkan agar para peserta didik
dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu
sosial, memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah sosial di
lingkungannya, serta memiliki ketrampilan mengkaji dan memecahkan masalah-
masalah sosial tersebut. Pembelajaran IPS lebih menekankan pada aspek
“pendidikan” dari pada transfer konsep karena dalam pembelajaran IPS siswa
diharapkan memperoleh pemahaman terhadap sejumlah konsep dan
mengembangkan serta melatih sikap, nilai, moral dan ketrampilannya berdasarkan
konsep yang telah dimilikinya. Kegiatan belajar mengajar disekolah atau juga
sering disebut pembelajaran yang merupakan proses komunikasi antara guru dan
siswa. Guru berperan sebagai pembimbing dan fasilitator yang merupakan unsur
pokok penanggung jawab terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar dan siswa
sebagai subjeknya. Pembelajaran di dalam kelas harus memberikan kebiasaan
yang positif, guru yang professional mampu menciptakan kondisi lingkungan
menjadi sumber belajar agar suasana pembelajaran menjadi menarik,salah satunya
dengan menggunakan media. Media pembelajaran yang menarik bisa membuat
siswa aktif belajar dan bertanya tentang materi pendidikan yang disampaikan.
Pendidikan merupakan lingkungan utama yang memberikan kesempatan dan
dukungan belajar bagi perkembangan potensi-potensi peserta didik. Lingkungan
belajar berperan penting dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan ini akan
bermakna bagi anak jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan
memberikan rasa aman bagi anak. Pengetahuan dan nilai belajar dapat dicapai
apabila komponen-komponen sekolah juga mendukung secara maksimal.
Komponen-komponen sekolah di antaranya adalah guru, siswa, kepala sekolah,

2
Sarana dan prasarana sekolah, dan juga media. Pembelajaran seharusnya mampu
meningkatkan motivasi belajar dan minat siswa, membuat seluruh momen dalam
kelas lebih hidup, membuat siswa menjadi lebih aktif dan berfikir kritis sedangkan
pada kenyataannya siswa masih sering berbicara sendiri ketika pembelajaran dan
kurang fokus ketika ditanya seputar materi. Proses pembelajaran pada guru harus
kreatif, salah satu cara guru untuk menarik perhatian peserta didik yaitu dengan
penggunaan media pembelajaran yang menarik. Pembelajaran akan lebih menarik
dan bermakna apabila pembelajaran tersebut ditunjang dengan penggunaan media
pembelajaran yang menarik pula. Dimana media pembelajaran tersebut bisa
digunakan dalam semua mata pelajaran sesuai dengan yang diajarkan, serta untuk
memotivasi belajar siswa.Semakin abstrak materi pembelajaran maka semakin
penting kehadiran media pembelajaran. Dengan bantuan media, materi yang
abstrak menjadi bisa teramati atau tertangkap oleh panca indra dengan adanya
tekhnologi.
Tingkat keberhasilan siswa dalammemperoleh hasil belajar yang baik tidak
terlepas dari peran gurusebagai pelaksana kegiatan belajar. Guru sebagai pendidik
bertugas untuk merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai
hasil belajar, serta melaksanakan bimbingan dan pelatihan agar semua tujuan
pembelajaran dapat dicapai oleh siswa dengan baik. Guru berwenang untuk
menetukan kriteria keberhasilan, cara, dan jenis penilaian. Penilaian kelas
berorientasi pada acuan berdasarkan indikator hasil belajar, kriterianya ditetapkan
oleh masing-masing sekolah sesuai kebutuhan dengan melihat kondisi peserta
didik. (PelajaranIPS memuat banyak konsep-konsep dan teorisehingga IPS
diangapsebagaimata pelajaran yang sulit oleh siswa serta menggangap bahwa IPS
merupakan mata pelajaran hafalan. Siswakebanyakan harusmengafal semua teori-
teoriyang ada didalammateri IPS. Keadaan ini menyebabkan siswa tidak
menyukai mata pelajaran IPS, sertakegiatan belajar dengan cara menghafal akan
mudah dilupakan oleh siswa. Hal ini menyebabkan hasil belajar siswa rendah
disebabkan kerena siswa tidak memahami teori serta konsep yang terdapat dalam
pelajaran IPSkarena kegiatanbelajarhanya bersifat hafalan bukan pemahaman.
Guru sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran perlu mengemas kegiatan

3
pembelajaran IPS menjadi pembelajaran yang menarikserta aktif melibatkan siswa
dalam kegiatan belajar, agar siswa lebih mudah dalam memahami teori dan
konsep yang terdapat dalam pelajaran IPS bukan melalui hafalan namun belajar
memahami teori melalui kegiatan yang nyata, dengan melakukan kegiatan
langsung dalam menerapkan teori kedalam praktik langsung. Penggunaan media
dan alat peragayang mendukung kegiatan belajar dapat digunakan untuk
membantu memperjelas penyampaian materi yang bersifat abstraksehingga teori
dan konsepyang bersifat abstrak lebih mudah dipahami siswa.Selain penggunaan
media dan alat peraga sebagai penunjang materi pelajaran, pe milihan model
pembelajaran yang tepatakan mempengaruhi tingkat pemahaman siswa sehingga
berpengaruh terhadap hasil belajar.
Model pembelajaran merupakan rancangan kegiatan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru dalam mengemas kegiatan belajar menjadi lebih menarik dan
dapat menarik minat belajar siswa serta memberikan fasilitas kepada siswa untuk
lebih mudah dalam memahami pelajaran. Model pembelajaran ialah acuan dalam
mendesain kegiatan pembelajaran. Materi IPS yang cenderung berisi tentang
konsep dan teori perlu dikemas dengan memilih model pembelajaran yang
mengajak siswa aktif. Pembelajaran yang aktifartinya kegiatan pembelajaran yang
berpusat pada siswa ( student centered ). Pembelajaran aktif memiliki beberapa
karakteristik diantaranya ialah :
1) Pembelajaran berpusat pada siswa.
2) Pembelajaran terkait dengan kehidupan nyata.
3) Pembelajaran mendorong siswa belajar dengan multi arah.
Melalui kegiatan pembelajaranyang berpusat pada siswa, siswa akan memperoleh
pembelajaran yang bermakna sehingga dapat mem pengaruhi hasil belajar. Namun
kenyataan di lapangan, masih banyak guru belum menerapkan model
pembelajaran yang ses uai dengan karakteristik setiap mata pelajaran.
Alasanya ialah dikarenakan materi IPS yang cenderungberisi tentang teori dan
konsep cukup luas, denganketerbatasan waktu dalam jam pelajaran menjadikan
banyak guru masih memilih menggunakan model teacher center
seperticeramahdan tanya jawab. Model ceramah dan tanya ja wab kurang tepat

4
jika diterapkan dalam penyampaianmateri IPS. Ilmu Pengetahuan Sosial
merupakan ilmu sosial maka pembelajarannya perlu diterapkan model
pembelajaran yang mengajak siswa aktif dalam belajar serta dapat memberikan
praktik nyatakaitanya dengan hubungan sosial.

5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 KAJIAN PUSTAKA

Untuk konteks Indonesia, dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional (Sisdiknas), dijelaskan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
merupakan bahan kajian yang wajib dimuat dalam kurikulum pendidikan dasar
dan menengah yang antara lain mencakup ilmu bumi, sejarah, ekonomi, kesehatan
dan lain sebagainya yang dimaksudkan untuk mengembangkan pengetahuan,
pemahaman, dan kemampuan analisis peserta didik terhadap kondisi sosial
masyarakat (penjelasan Pasal 37).

IPS merupakan pelajaran yang cukup komprehensif untuk menyikapi dan


memecahkan masalahmasalah sosio-kebangsaan di Indonesia, sesuai dengan
kadar kemampuan dan tingkat perkembangan peserta didik. Sebagai mata
pelajaran di sekolah, seharusnya IPS lebih bersifat edukatif daripada akadamis.
Dalam mengkaji masyarakat, guru dapat melakukan kajian dari berbagai
perspektif sosial, seperti kajian melalui pengajaran sejarah, geografi, ekonomi,
sosiologi, antropologi politik-pemerintahan, dan aspek psikologi sosial yang
disederhanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dapat dikatakan bahwa IPS
adalah suatu penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu sosial, ideologi negara dan
disiplin ilmu lainnya serta masalahmasalah sosial relevan yang diorganisasikan
dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan pada tingkat
pendidikan dasar dan menengah atau bahkan di jenjang perguruan tinggi. Berikut
adalah perbandingan Pendidikan IPS untuk Tingkat Pendidikan Dasar dan
Menengah dengan Pendidikan Tinggi. Pada dasarnya Pendidikan IPS erat
kaitannya dengan ilmu sosial, sebagai sebuah disiplin yang membahas hubungan
manusia dengan masyarakat dan juga membahas tingkah laku manusia dalam
masyarakat. Disamping itu Pendidikan IPS juga sering disebut studi sosial yang
merupakan bidang kajian yang menelaah gejala dan masalah-masalah yang
dihadapi oleh manusia dalam masyarakat. Ada juga yang mengatakan, ilmu

6
pengetahuan sosial merupakan bidang dari ilmu sosial yang digunakan siswa
untuk membahas masalah yang dihadapi dalam kehidupannya. Ilmu sosial yang
banyak mewarnai dan sering digunakan dalam Pendidikan IPS adalah geografi,
sejarah, ekonomi, antropologi, ilmu politik, dan Sosiologi. Ilmu Pengetahuan
Sosial merupakan program pendidikan yang berupaya mengembangkan
pemahaman siswa tentang bagaimana manusia sebagai individu dan kelompok
hidup bersama dan berinteraksi dengan lingkungannya baik fisik maupun sosial.
Pembelajaran Ilmu Pendidikan Sosial ataupun pengetahuan sosial bertujuan agar
siswa mampu mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan sosial, yang
berguna bagi kemajuan dirinya sebagai individu maupun sebagai anggota
masyarakat. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) juga membahas hubungan antara
manusia dengan lingkungannya. Lingkungan masyarakat dimana anak didik
tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat, dihadapkan pada
berbagai permasalahan yang ada dan terjadi di lingkungan sekitarnya. Pada
jenjang pendidikan dasar, pemberian mata pelajaran IPS dimaksudkan untuk
membekali siswa dengan pengetahuan dan kemampuan praktis, agar mereka dapat
menelaah, mempelajari dan mengkaji fenomena-fenomena serta masalah sosial
yang ada di sekitar mereka.

Tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial ialah untuk mengembangkan potensi


peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat,
memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi,
dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang
menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Tujuan tersebut
dapat dicapai manakala program-program pembelajaran IPS di sekolah
diorganisasikan secara baik.

7
BAB III
HASIL

3.1 HASIL WAWANCARA

LAMPIRAN HASIL WAWANCARA GURU

Nama Guru : Asri S.Pd

Sekolah : SMPN MODEL TERPADU MADANI

Hari/Waktu : Senin, 24 Oktober 2022/08.30-09.30

1. Menurut bapak bagaimana sistem pembelajaran tradisional?

Jawaban : “Sistem pembelajaran tradisional yang ada di SMPN MODEL


TERPADU MADANI yaitu sistem pembelajaran tradisional yang terakait
dengan IPS tentu guru itu memanfaatkan media pembelajaran yang
bersifat tradisional yang mana guru itu bisa mengangkat budaya local yang
ada didaerah Sulawesi tengah. Yang dimaksud dengan pembelajaran
tradsional seperti membaca, mendikte, dan ceramah walaupun hal ini
masih ada tetapi guru di SMPN MODEL TERPADU MADANI lebih
mengenalkan sistem pembelajaran yang berbasis komputer, karena murid
dituntut lebih berperan aktif dari guru”.

2. Apa saja kesulitan yang bapak rasakan dalam masa pembelajaran


tradisional?

Jawaban : “Kesulitan dimasa pemebelajaran tradisional yaitu bagaimana


mengkolaborasikan budaya yang ada disulawesi tengah diantaranya dalah
pemahaman siswa itu tentang budaya atau tradisi yang ada di Sulawesi
tengah khususnya, kemudian sumbernya juga sulit ditemukan atau orang-

8
orang yang belum begitu paham dengan permainan-permainan tradisional
yang bisa dijadikan media pembelajaran”.

3. Menurut bapak apakah pembelajaran tradisional itu masih diterapkan


hingga saat ini jika ia bisa bapak berikan contohnya yang ada disekolah
SMPN MODEL TERPADU MADANI?

Jawaban : “Kalau di SMPN MODEL TERPADU MADANI


mengkolaborasikan antara pembelajaran tradisional dan modern, karena
selain pembelajaran tradisional bagaimana cara memadukan budaya
didaerah kita dan juga menggunakan pembelajaran berbasis IT sesuai
dengan tuntuan yang ada pada zaman sekarang”.

4. Contoh pembelajaran modern yang bapak terapkan di SMPN MODEL


TERPADU MADANI?

Jawaban : “Pembelajaran modern yang dilakukan di SMPN MODEL


TERPADU MADANI menggunakan powerpoint, kemudian menggunakan
beberapa media yang ada di HP seperti WhastApp grup, Classroom, dan
media pembelajaran lainnya. Siswa lebih aktif dan guru hanya
mengarahkan. Harus diubah dari kebiasaan guru yang aktif ceramah
didepan kelas dan siswa hanya menonton ditempat duduknya masing-
masing, siswalah yang harus aktif menemukan dan menyimpulkan
pengetahuan, menanamkan konsep, dan guru hanya sebagai fasilitator
yang mengarahkan siswa. Mendidik harus diubah, dari memberikan
perintah-perintah menjadi proses mendidik yaitu melaksanakan langsung
atau memberi contoh dalam perbuatan.

5. Bagaimana menurut bapak sistem pembelajaran modern yang ada di SMPN


MODEL TERPADU MADANI?

Jawaban : “Di SMPN MODEL TERPADU MADANI pembelajaran


modern itu sebagai tuntutan dan SMPN MODEL TERPADU MADANI

9
sudah menerapkan dari dulu pembelajaran modern, karena guru-guru yang
ada di SMPN MODEL TERPADU MADANI kompeten dalam penggunaan
IT. Model pembelajaran modern dibutuhkan adanya metode resistensi yaitu
ada kemampuan guru “mendengarkan” siswa mampu berbicara, membaca,
mempraktekkan dan melakukan tindakan pembelajaran secara tentatif dan
konstruktif, agar mampu menciptakan nuansa pembelajaran yang lebih
hidup, mudah dan cermat. Dalam pembelajaran modern haruslah
menggunakan model pembelajaran dengan beberapa model pembelajaran
yang lebih kreatif seperti :

 Metode diskusi adalah metode mengajar yang dirancang dalam


forum diskusi antarsiswa. Artinya, siswa harus mampu
memecahkan permasalahan melalui kelompok diskusinya. Untuk
memulai metode ini, Bapak/Ibu bisa membagi peserta didik menjadi
beberapa kelompok. Anggota setiap kelompok juga harus
bervariasi. Variasi ini diharapkan bisa meragamkan pendapat,
sehingga diperoleh kesimpulan yang sesuai dengan pokok
permasalahan yang diberikan oleh Bapak/Ibu. Agar proses diskusi
bisa berjalan secara optimal, Bapak/Ibu harus rutin memantau
kegiatan peserta didik selama diskusi berlangsung.
 Metode Resitasi, Pada dasarnya, metode resitasi ini merupakan
umpan balik yang diberikan guru pada para peserta didik, yaitu
dengan mewajibkan peserta didik membuat ringkasan materi yang
telah disampaikan. Materi bisa disampaikan dengan metode
ceramah, visual/melalui video, atau melalui audio. Pembuatan
ringkasan diharapkan bisa meningkatkan ingatan peserta didik
tentang materi yang telah ditulis.
 Metode Eksperimen, Eksperimen merupakan salah satu metode
yang cukup efektif untuk mendapatkan kesimpulan terhadap suatu
permasalahan. Dengan adanya eksperimen, para peserta didik

10
diharuskan menjalankan serangkaian proses ilmiah hingga diperoleh
suatu hasil.”

6. Apa saja kesulitan yang bapak rasakan dalam masa pembelajaran modern?

Jawaban : “Kesulitan yang di alami saat pembelajaran modern adalah


terkendala pada jaringan internet sehingga sulit untuk menjangkau
pelajaran yang di akses melalui internet. Di SMPN MODEL TERPADU
MADANI muridnya tidak dilarang untuk membawa HP karena hal tersebut
sebagai media pembelajaran untuk mereka”.

11
BAB IV
ANALISIS WAWANCARA

4.1 ANALISIS

Berdasarkan hasil wawancara pada salah satu guru yang ada di SMPN MODEL
TERPADU MADANI tentang pendidikan ips tradisional dan modern bahwa
sistem pembelajaran tradisional yang digunakan oleh guru adalah mengangkat
budaya local yang ada di Sulawesi tengah, dan guru yang ada di SMPN MODEL
TERPADU MADANI lebih mengenalkan sistem pembelajaran yang berbasis IT
karena murid dituntut lebih aktif dari pada guru. Kesulitan dimasa pembelajaran
tradisional yaitu bagaimana cara mengkolaborasikan budaya yang ada di daerah
Sulawesi tengah yaitu pemahaman siswa tentang budaya atau tradisi,
sumbernyapun juga sulit ditemukan seperti permainan tradisional yang bisa
dijadikan sebagia media pembelajaran.

Sistem pembelajaran yang ada di SMPN MODEL TERPADU MADANI


mengkolaborasikan antara pembelajaran tradisional dan modern, bagaiman cara
memadukan yang ada di daerah Sulawesi tengah dan juga menggunakan
pembelajaran yang berbasis IT sesuai dengan tuntutan yang ada pada zaman
sekarang. Pembelajaran modern sebagai tuntutan untuk para siswa dan siswi dan
SMPN MODEL TERPADU MADANI sudah menerapkan dari dulu pembelajaran
modern, karena guru-guru yang ada SMPN MODEL TERPADU MADANI
sangat kompeten dalam penggunaan IT.

Pembelajaran modern yang dilakukan di SMPN MODEL TERPADU MADANI


menggunakan powerpoint, kemudian menggunakan beberapa media yang ada di
HP seperti WhastApp grup, Classroom, dan media pembelajaran lainnya.

Kesulitan yang di alami saat pembelajaran modern adalah terkendala pada


jaringan internet sehingga sulit untuk menjangkau pelajaran yang di akses melalui
internet. Di SMPN MODEL TERPADU MADANI muridnya tidak dilarang untuk
membawa HP karena hal tersebut sebagai media pembelajaran untuk mereka.

12
Pada akhir fase ini, peserta didik mampu memahami dan memiliki kesadaran akan
keberadaan diri serta mampu berinteraksi dengan lingkungan terdekatnya. Ia
mampu menganalisis hubungan antara kondisi geografis daerah dengan
karakteristik masyarakat dan memahami potensi sumber daya alam serta
kaitannya dengan mitigasi kebencanaan. Ia juga mampu menganalisis hubungan
antara keragaman kondisi geografis nusantara terhadap pembentukan
kemajemukan budaya. Ia mampu memahami bagaimana masyarakat saling
berupaya untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Ia mampu menganalisis
peran pemerintah dan masyarakat dalam mendorong pertumbuhan perekonomian.
Peserta didik juga mampu memahami dan memiliki kesadaran terhadap perubahan
sosial yang sedang terjadi di era kontemporer. Ia dapat menganalisis
perkembangan ekonomi di era digital. Peserta didik memahami tantangan
pembangunan dan potensi Indonesia menjadi negara maju. Ia menyadari perannya
sebagai bagian dari masyarakat Indonesia dan dunia di tengah isu-isu regional dan
global yang sedang terjadi dan ikut memberikan kontribusi yang positif. Peserta
didik mampu memahami dan menerapkan materi pembelajaran melalui
pendekatan keterampilan proses dalam belajarnya, yaitu mengamati, menanya
dengan rumus 5W 1H. Kemudian mampu memperkirakan apa yang akan terjadi
berdasarkan jawaban-jawaban yang ditemukan. Peserta didik juga mampu
mengumpulkan informasi melalui studi pustaka, studi dokumen, lapangan,
wawancara, observasi, kuesioner, dan teknik pengumpulan informasi lainnya.
Merencanakan dan mengembangkan penyelidikan. Peserta didik
mengorganisasikan informasi dengan memilih, mengolah dan menganalisis
informasi yang diperoleh. Proses analisis informasi dilakukan dengan cara
verifikasi, interpretasi, dan triangulasi informasi. Peserta didik menarik
kesimpulan, menjawab, mengukur dan mendeskripsikan serta menjelaskan
permasalahan yang ada dengan memenuhi prosedur dan tahapan yang ditetapkan.
Peserta didik mengungkapkan seluruh hasil tahapan di atas secara lisan dan tulisan
dalam bentuk media digital dan non-digital. Peserta didik lalu mengomunikasikan
hasil temuannya dengan mempublikasikan hasil laporan dalam bentuk presentasi
digital dan atau non digital, dan sebagainya. Selain itu peserta didik mampu

13
mengevaluasi pengalaman belajar yang telah dilalui dan diharapkan dapat
merencanakan proyek lanjutan dengan melibatkan lintas mata pelajaran secara
kolaboratif. Peserta didik mampu memahami dan menerapkan materi
pembelajaran melalui pendekatan keterampilan proses dalam belajarnya, yaitu
mengamati, menanya dengan rumus 5W 1H. Kemudian mampu memperkirakan
apa yang akan terjadi berdasarkan jawaban-jawaban yang ditemukan. Peserta
didik juga mampu mengumpulkan informasi melalui studi pustaka, studi
dokumen, lapangan, wawancara, observasi, kuesioner, dan teknik pengumpulan
informasi lainnya. merencanakan dan mengembangkan penyelidikan.

Peserta didik mengorganisasikan informasi dengan memilih, mengolah


dan menganalisis informasi yang diperoleh. Proses analisis informasi dilakukan
dengan cara verifikasi, interpretasi, dan triangulasi informasi. Peserta didik
menarik kesimpulan, menjawab, mengukur dan mendeskripsikan serta
menjelaskan permasalahan yang ada dengan memenuhi prosedur dan tahapan
yang ditetapkan. Peserta didik mengungkapkan seluruh hasil tahapan di atas
secara lisan dan tulisan dalam bentuk media digital dan non-digital. Peserta didik
lalu mengomunikasikan hasil temuannya dengan mempublikasikan hasil laporan
dalam bentuk presentasi digital dan atau non digital, dan sebagainya. Selain itu
peserta didik mampu mengevaluasi pengalaman belajar yang telah dilalui dan
diharapkan dapat merencanakan proyek lanjutan dengan melibatkan lintas mata
pelajaran secara kolaboratif.

14
BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Pembelajaran merupakan bagian atau elemen yang memiliki peran sangat


dominan untuk mewujudkan kualitas baik proses maupun output (kelulusan)
pendidikan. Pembelajaran sangat tergantung dari kemampuan seorang guru dalam
proses pembelajaran. Pembelajaran yang dilaksanakan secara baik dan tepat, akan
memberikan konstribusi sangat dominan bagi siswa, sebaliknya, pembelajaran
yang dilaksanakan dengan cara yang tidak baik akan menyebabkan potensi siswa
sulit dikembangkan atau diberdayakan.

Pada zaman dulu, proses pembelajaran dilaksanakan dengan cara tradisional


(Tradisional Learning), dan seiring berkembangnya zaman, proses pembelajaran
semakin maju atau sering disebut dengan proses pembelajaran modern (New
Learning). Pembelajaran tradisional merupakan pembelajaran dimana secara
umum, pusat pembelajaran pada guru, dan menempatkan siswa sebagai objek
dalam belajar. Jadi, disini guru berperan sebagai orang yang serba bisa dan
sebagai satu-satunya sumber belajar. Sedangkan pembelajaran modern adalah
seorang pelajarlah yang harus mendapatkan penekanan. Mereka yang harus aktif
mengembangkan pengetahuan mereka, bukan pengajar atau orang lain. Mereka
harus bertanggung jawab terhadap hasil belajar. Itulah yang menjadi tolak ukur
perbedaan antara pembelajaran tradisional dan pembelajaran modern.

Sedikitnya, terdapat tujuh perbedaan dalam pembelajaran tradisional dan modern.


Pertama, dalam pusat pembelajarannya. Kedua, dalam sumber belajrnya. Ketiga,
dalam bentuk kerja. Keempat dalam sistem informasinya. Kelima, dalam pola
berfikirnya. Keenam, dalam evaluasi belajar. Ketujuh, dalam pandangan
mengenai peserta didiknya.

15
5.2 SARAN

Adapun saran dalam laporan ini yaitu guru harus bisa mengangkat budaya
lokal yang ada di Sulawesi tengah untuk sebagai media pembelajaran yang ada di
SMP. Dan guru juga harus bisa mencari informasi sebanyak-sebanyaknya sebagai
bahan ajar mereka, seorang guru harus bisa memiliki pendekatan terhadap para
siswanya agar siswa dapat belajar secara mandiri sehingga tidak bergantung pada
guru. Guru juga harus dapat membantu siswanya yang kesulitan dalam
memecahkan permasalahan yang mereka hadapi. Dan disini guru juga harus
memiliki modal pengetahuan dan kecakapan yang lebih dari pada siswanya
sehingga guru harus berusaha untuk belajar terus dan mengimbangi
perkembangan dari siswanya tersebut.

16
DOKUMENTASI

17

Anda mungkin juga menyukai