Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KEBERAGAMAN SUKU, RAS DAN ANTAR GOLONGAN


DALAM BHINNEKA TUNGGAL IKA

Nama Kelompok 4:

1. Jihan Hikmah Awwaliyah_A12122140


2. Aulia Septi Cahyani_A12122133
3. Putri Nurmeiga Amaliarrafiun_A12122166
4. Asmira_A12122136
5. Lily Nur Indasari_A12122148

PRODI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala keagungan-
Nya, sehingga makalah yang berjudul “Keberagaman Suku, Ras Dan Antar
Golongan Dalam Bhinneka Tunggal Ika” ini dapat diselesaikan sampai akhir.

Penulisan makalah merupakan salah satu tugas dari persyaratan untuk


menyelesaikan tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila. Karena keterbatasan
wawasan dan pengalaman kami, kami menerima bahwa masih banyak kekurangan
dalam makalah ini.

Maka kami sangat mengharapkan ide dan analisis yang bermanfaat dari
para pembaca untuk kesempurnaan makalah ini. Kami yakin makalah ini dapat
membangun informasi dan pengalaman serta dapat memberikan manfaat dan
motivasi bagi pembacanya.

Sulawesi Tengah, September 2022

Kelompok 4

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
BAB 1......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................5
BAB II......................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................6
2.1 BHINNEKA TUNGGAL IKA......................................................................6
2.2 PENGANTAR................................................................................................6
2.3 PENGERTIAN BHINNEKA TUNGGAL IKA MENURUT ROBERT DE
VENTOS..............................................................................................................8
3.1 KEBERAGAMAN SUKU, RAS DAN ANTAR GOLONGAN...................9
3.2 KEBERAGAMAN SUKU.............................................................................9
3.3 KEBERAGAMAN RAS..............................................................................11
3.3 KEBERAGAMAN ANTARGOLONGAN.................................................12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................15

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keberagaman Bhineka Tunggal Ika tersusun atas citra Indonesia, tepatnya


Garuda Pancasila. Keberagaman Bhineka Tunggal Ika menyiratkan bahwa yang
berbeda tetaplah satu. Ragam budaya Indonesia meliputi identitas, agama, ras,
budaya, dan antargolongan.

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika dimanfaatkan sebagai karya untuk menjaga


solidaritas dan amanah negara Indonesia. Terlepas dari berbagai suku, adat, ras
dan agama, masyarakat Indonesia tetap bergabung dalam perjuangan otonomi.
Memahami keyakinan negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Keberagaman bukanlah komponen pemecah belah, melainkan apa yang membuat
solidaritas masyarakat melalui pepatah Bhinneka Tunggal Ika. Solidaritas adalah
sebuah karya untuk menyatukan perbedaan dalam identitas, adat istiadat, ras dan
agama untuk menjadi satu negara Indonesia.

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika mengandung makna berbeda namun


sekaligus satu. Arti penting Bhinneka Tunggal Ika adalah meskipun berbeda-beda,
pada dasarnya masyarakat Indonesia masih merupakan satu kesatuan. Pepatah ini
menggambarkan solidaritas dan tegaknya negara Indonesia yang memiliki
beragam suku, masyarakat, dialek teritorial, agama dan ras, serta berfokus pada
Bhinneka Tunggal Ika.

4
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, Hal-hal yang dapat dirumuskan kedalam


Rumusan masalah:
1. Bagaimana sejarah Bhinneka Tunggal Ika?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini untuk mengetahui


keberagaman suku, ras, dan antar golongan dalam bingkai Bhinneka Tunggal
Ika.

1.4 Manfaat Penelitian

Untuk mengetahui peranan Bhinneka Tunggal Ika dalam bersatunya Indonesia


sebagai suatu Negara Kesatuan Republik Indonesia.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 BHINNEKA TUNGGAL IKA

Bhinneka Tunggal Ika adalah motto atau semboyan bangsa Indonesia yang
tertulis pada lambang Negara Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika Artinya
“Beraneka Ragam tetapi masih satu jua”.
Kalimat tersebut merupakan kutipan dari sebuah kitab Jawa Kuno yaitu kitab
Sutasoma,Karangan Mpu Tantular semasa kerajaan Majapahit.

2.2 PENGANTAR
Kelahiran suatu bangsa memiliki karakteristik,sifat,ciri khas serta
keunikan sendiri-sendiri, yang sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang
mendukung kelahiran bangsa tersebut. Adapun faktor-faktor yang mendukung
kelahiran suatu bangsa Indonesia meliputi (1) Faktor objektif, yang meliputi
faktor Geografis-Ekologis dan Demografis, (2) Faktor Subjektif, yaitu faktor

6
Historis, Sosial, Politik,dan Kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia
(Suryo,2002).
Kondisi Geografis-Ekologis yang membentuk Indonesia sebagai wilayah
kepulauan yang beriklim tropis dan terletak di persimpangan jalan
Komunikasi antar wilayah dunia di Asia tenggara, ikut mempengaruhi
perkembangan kehidupan Demografis, Ekonomis, Sosial dan Kultural bangsa
Indonesia. Selain itu faktor Historis yang dimiliki Indonesia ikut
mempengaruhi proses pembentukan Masyarakat dan bangsa Indonesia beserta
identitasnya, melalui interaksi berbagai faktor yang ada didalamnya. Hasil dari
interaksi berbagai faktor tersebut melahirkan proses pembentukan Masyarakat,
Bangsa, dan Negara, beserta identitas bangsa Indonesia.
Sebagaimana dijelaskan diatas, menurut Mr. M. Yamin bahwa berdirinya
Negara kebangsaan Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan kerajaan-
kerajaan lama yang merupakan warisan nenek moyang. Negara kebangsaan
Indonesia terbentuk melalui tiga tahap: pertama, zaman Sriwijaya dibawa
Wangsa Syailendra, yang bercirikan kedatuan. Kedua Negara kebangsaan
zaman Majapahit yang bercirikan keprabuan. Adapun kedua tahap tersebut
merupakan Negara kebangsaan Indonesia lama. Kemudian ketiga, Negara
kebangsaan modern yaitu Negara Indonesia merdeka (sekarang Negara
proklamasi 17 Agustus 1945) (Sekretariat Negara RI),. Hal ini menunjukan
bahwa bangsa Indonesia terbentuk melalui fase yang panjang serta dalam
suatu proses historis, sehingga membentuk suatu ikatan batin dalam memilih
suatu kehidupan dan cara untuk mencapai tujuan hidup bersama dalam suatu
persekutuan hidup yang disebut bangsa dan Negara Indonesia. Dalam
hubungan ini bangsa Indonesia pada prinsipnya menyadari bahwa elemen
masyarakat membentuk bangsa Indonesia ini tersusun atas berbagai macam
faktor yang khas, unik, dan berbeda baik etnis, geografis, kultural, serta ciri
primordial lainnya.

7
2.3 PENGERTIAN BHINNEKA TUNGGAL IKA MENURUT ROBERT DE
VENTOS

Robert de ventos, sebagamana dikutip manuel Castells dalam bukunya,


The Power of Identity ( Suryo, 2002 ), mengemukakan teori tentang
munculnya identitas nasional suatu bangsa sebagai hasil interaksi historis
antara empat faktor penting, yaitu faktor primer, faktor pendorong, faktor
penarik, dan faktor reaktif. Faktor pertama, mencakup etnisitas, teritorial,
bahasa, agama dan sejenisnya. Bagi bangsa Indonesia yang tersusun atas
berbagai macam etnis, bahasa, agama, wilayah, serta bahasa daerah,
merupakan suatu kesatuan meskipun berbeda beda dengan kekhasan masing
masing. Unsaur unsur beraneka ragam yang masing masing memiliki ciri
khasnya sendiri sendiri menyatukan diri dalam suatu persekutuan hidup
bersama yaitu bangsa Indonesia. kKesatuan tersebut tidak menghilangkan
keberanekaragaman, dan hal inilah yang dikenal dengan Bhinneka Tunggal
Ika. Faktor kedua, meliputi penmbangunan komunikasi dan teknologi,
lahirnya angkatan bersenjata modern dan pembangunan lainya dalam
kehidupan Negara. Dalam hubungan ini bagi suatu bangsa kemajuan ilmu
pengetahuan dan ilmu teknologi serta pembangunan Negara dan bangsanya
juga merupakan suatu identitas nasional yang bersifat dinamis. Oleh karena itu
bagi bangsa Indonesia proses pembentukan identitas proses pembentukan
identitas nasional yang dinamis ini sangat ditentukan oleh tingkat kemampuan
dan prestasi bangsa Indonesia dalam membangun bangsa dan negaranya.
Dalam hubungan in I sangat di perlukan persatuan dan kesatuan bangsa, serta
langkah yang sama dalam memajukan bangsa dan Negara Indonesia. Faktor
ketiga, mencakup kodifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi, tumbuhnya
birokrasi, dan pemantapan sitem pendidikan nasional. Bagi bangsa Indonesia
unsur bahasa telah merupakan bahasa persatuan dan kesatuan nasional,
sehingga bahasa Indonesia telah merupakan bahasa resmi Negara dan bangsa
Indonesia. Faktor keempat, meliputi penindasan, dominasi, dan pencarian

8
identitas alternative melalui memori kolektif rakyat. Bangsa indsonesia yang
hampir tiga setengah abad dikuasai oleh bangsa lain sangat dominan dalam
mewujudkan faktor keempat melalui memori kolektif rakyat Indonesia.

Bangsa dan Negara Indonesia ini dibangun dari unsur-unsur masyarakat lama
dan dibangun menjadi suatu kesatuan Bangsa dan Negara dengan prinsip
Nasionalisme modern. Oleh karena itu, pembentukan identitas Nasional
Indonesia melekat erat dengan unsur-unsur lainnya seperti sosial, ekonomi,
budaya, etnis, agama serta geografisnya, yang saling berkaitan dan terbentuk
melalui suatu proses yang cukup panjang.

3.1 KEBERAGAMAN SUKU, RAS DAN ANTAR GOLONGAN

3.2 KEBERAGAMAN SUKU


Keberagaman suku bangsa di Indonesia telah melahirkan ragamnya adat-
istiadat dan kepercayaan pada setiap suku bangsa. Setiap suku bangsa
mrmpunyai ciri atau karakter tersendiri, baik dalam aspek sosial maupun
budaya. Tentunya dengan adanya adat-istiadat tersebut, masyarakat
mengembangkan beragam keyakinan dan kepercayaan yang dianutnya..
Persatuan dan kesatuan menjadi keharusan untuk terus dijaga terbingakai
dalam Bhinneka Tunggal Ika, sehingga mampu memberi warna ketentraman
dan kedamaian bagi rakyat Indonesia agar ke depannya tidak menimbulkan
persoalan yang mrngancam disintegrasi bangsa. Menurut teori evolusi
kebudayaan, manusia pada umumnya manusia telah menjalani suatu hal yang
universal dalam kehidupannya. Salah satu hal yang dialami secara universal
oleh seluruh etnik di dunia adalah keyakinan-keyakinan masyarakat terhadap
suatu hal yang tidak terlihat atau gaib.

9
Etnik Jawa erat hubungannya dengan mistis dan kekuatan gaib. Etnik Jawa
mempunyai simbol-simbol tertentu yang telah diwariskan secara turun
menurun oleh para leluhur. Salah satu kegiatan upacara berorientasi pada hal-
hal mitos, tabu atau pantangan ibu hamil yang berkembang dalam kehidupan
etnik Jawa yang sampai saat ini masih dipercaya, contohnya seperti dilarang
duduk didepan pintu agar saat melahirkan tidak mengalami kesulitan, harus
membawa gunting atau pisau lipat di baju agar terhindar dari gangguan
makhluk halus atau roh-roh jahat bagi ibu hamil.
Di Sumatera utara, etnik Jawa menempati urutan pertama dalam segi jumlah
penduduk sekitar 33%, akan tetapi etnik Jawa di Sumatera utara berbeda
dengan etnik Jawa dipulau Jawa itu sendiri. Penyebaran kebudayaan antar
etnik di Sumatera utara memberikan resiko masuknya unsur budaya lain pada
etnik Jawa di Medan, seperti proses pencampuran dengan budaya-budaya lain
di Sumatera utara yakni Batak, Aceh, Melayu, dll.

Setiap budaya memiliki peninggalan bersejarahnya masing-masing. Tentu


peninggalan bersejarah ini akan sangat baik bagi daerah tersebut untuk
dijadikan objek wisata seperti museum, monument, dan tempat wisata lainnya.
Banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Indonesia bukan semata karena
kekayaan alam Indonesia begitu indah namun juga karena kekayaan budaya
yang tidak akan ditemukan dibagian negara lain. Kebudayaan yang ada ditiap-
tiap daerah begitu kental, seperti di Bali, Toraja, dan Yogyakarta, tiap tahunya
ada begitu banyak turis yang berkunjung tidak hanya untuk berlibur namun
juga untuk menambah wawasan pengetahuan.

10
3.3 KEBERAGAMAN RAS

Pada dasarnya, manusia diciptakan dalam kelompok ras yang berbeda-beda.


Istilah ras berasal dari bahasa Inggris, race.
Seperti yang tercantum dalam UUD No. 40 Tahun 2008 tentang penghapusan Ras
dan Etnis, menyebutkan bahwa ras adalah golongan bangsa berdasarkan ciri-ciri
fisik dan garis keturunan.

Ada keragaman ras dalam masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan oleh
masuknya orang asing ke wilayah Indonesia, sejarah penyebaran breed di dunia,
serta letak dan kondisi geografis wilayah Indonesia. Beberapa ras yang ada di
masyarakat Indonesia antara lain ras Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat,
Ras Melayu-Mongolia Kalimantan dan Sulawesi. Yang kedua adalah ras
melanesoid, yang mendiami wilayah Papua, Maluku dan Nusa Tenggara Timur.
Yang ketiga adalah ras Mongolia Asia seperti Cina, Jepang dan Korea. Ras ini
umum di seluruh Indonesia. Yang terakhir adalah ras Kaukasia: India, Timur
Tengah, Australia, Eropa, dan Amerika.

Masyarakat Indonesia memiliki keberagaman ras yang disebabkan oleh datangnya


bangsa asing ke wilayah Indonesia, penyebaran ras dunia yang ada dalam
masyarakat Indonesia antara lain;

11
- Ras Malayan-Mongoloid, yang ada di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa
Tenggara Barat, Kalimantan, dan Sulawesi.
- Ras Melanesoid, mendiami daerah Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara
Timur.
- Ras Asiatic Mongoloid, yaitu orang-orang Tionghoa, Jepang, dan Korea
yang tersebar diseluruh Indonesia.
- Ras Kaukasoid, yaitu orang India, Timur Tengah, Australia, Eropa, dan
Amerika.

3.3 KEBERAGAMAN ANTARGOLONGAN

Keanekaragaman masyarakat yang berbeda ditandai dengan adanya fragmentasi


dalam bentuk kelompok-kelompok dengan budaya yang berbeda. Kelompok ini
dapat berbentuk unit sosial atau organisasi masyarakat. Adanya kelas-kelas sosial
dan unit-unit sosial membentuk kelompok-kelompok dalam masyarakat. Setiap
kelompok terdiri dari dua atau lebih orang-orangnya yang saling berhubungan
dalam struktur. Meski tergabung dalam kelompok yang berbeda, semua warga
negara hidup dalam ikatan yang kuat dengan tanah air Indonesia. Semboyan
Bhinneka Tunggal Ika yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia harus selalu
dipertahankan dan dijadikan landasan persatuan dan kesatuan bangsa.

Manusia hidup bukan hanya dalam keberagaman suku, ras, namun juga
antargolongan. Seperti menurut Syarif Moeis (2008), struktur masyarakat ditandai
dengan dua titik pandang yaitu:

- Secara horizontal, ditandai dengan adanya kesatuan-kesatuan social


berdasarkan perbedaan-perbedaan suku bangsa, agama, adat istiadat, dan
kedaerahan.
- Secara vertikal, ditandai dengan adanya lapisan atas dan lapisan bawah
yang cukup tajam seperti status social, Pendidikan, dan jabatan.

12
“Social Stratification” atau kelas social, yaitu perbedaan kelas dalam
lapisan masyarakat menyebabkan terjadinya penggolongan segmentasi
individu dan kelompok yang dapat menyebabkan perselisihan dan
perpecahan di masyarakat.

Dalam keberagaman antargolongan, keberagaman agama merupakan salah


satunya. Kebebasan beragama di Indonesia tertuang dalam UUD 1945 pasal 29
yang menyatakan bahwa “Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa dan
Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaanya”.

Atas dasar tersebutlah terdapat beragam agama di Indonesia, ada 6 agama yang
diakui yakni Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu.

- Agama Islam, disebarkan oleh pedagang dari Arab dan Gujarat. Islam
merupakan agama mayoritas di Indonesia. Pemeluk agama Islam terbesar
tersebar di wilayah Pulau Jawa dan Sumatera.
- Agama Kristen, tersebar di Indonesia pada masa penjajahan Belanda.
Agama Kristen banyak tersebar di Ambon, Papua Barat, dan Manado.
- Agama Katolik, kedatangan bangsa Portugis ke Maluku menjadi awal
masuknya agama Katolik di Indonesia. Bangsa Maluku menyebarkan
agama Katolik di Maluku, Flores, dan juga Timor serta beberapa daerah
lainnya.

13
- Agama Hindu, dibawa oleh pedagang dari India yang datang ke Indonesia.
Agama Hindu tersebar di seluruh Indonesia, namun mayoritas pemeluknya
ada di Pulau Bali.
- Agama Buddha, yang merupakan Agama tertua di Indonesia dibawa oleh
para pedagang dari India. Pemeluk agama Buddha mayoritas berada di
Jakarta.
- Konghucu, Agama ini berasal dari China. Menyebar ke seluruh Indonesia
melalui para pedagang Tionghoa. Mayoritas pemeluk Konghucu ada di
Kepulauan Bangka Belitung dan Provinsi Kalimantan Barat.

14
DAFTAR PUSTAKA

PENDIDIKAN PANCASILA
PENDIDIKAN UNTUK MEWUJUDKAN NILAI-NILAI
PANCASILA,
RASA KEBANGSAAN DAN CINTA TANAH AIR

EKSISTENSI PANCASILA
DAN UUD 1945 SEBAGAI PEMERSATU BANGSA

REGULASI
KEWARNEGARAAN
INDONESIA

15

Anda mungkin juga menyukai