Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH DOKUMENTASI KEPERAWATAN

“PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK DAN PEMBERIAN TERAPI”

Dosen Pengampu : Khairir Rizani, S.ST. M.Kes.

KELOMPOK 3

1. Adila Alfina Rahmah


2. Amelia Putri Naazhira
3. Aufa Anastasya Nisrina
4. Dwina Ananda
5. Erien Febina Mawaranti
6. Lutfia
7. Nadia Nur Amini
8. Neta Agustiya Sandari
9. Nursyifa

SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN KEMENTRIAN KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan dalam
menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, kami tidak akan
mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan
kepada Nabi agung Muhammad SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
sehingga Makalah dokumentasi keperawatan mengenai ” Pemeriksaan Diagnostik Dan
Pemberian Terapi” dapat diselesaikan. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata
kuliah Dokumentasi Keperawatan yang di berikan oleh bapak Khairir Rizani, S.ST. M.Kes.
kami berharap makalah ini dapat menjadi referensi bagi pembaca.

Kami menyadari makalah ini masih perlu banyak penyempurnaan karena kesalahan
dan kekurangan. Kami terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar makalah ini dapat
lebih baik. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, baik terkait penulisan
maupun konten, kami memohon maaf.

Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Banjarbaru,15 Maret 2021

Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................I
DAFTAR ISI...................................................................................................................II
BAB I PENDAHULIAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................1
1.3 Tujuan....................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................2
2.1 Pengertian Anemia ..............................................................................................2
2.2 Penyebab Anemia...................................................................................................
2.3 Ciri-Ciri Anemia.....................................................................................................
2.4 Cara Pengobatan Anemia ......................................................................................

BAB III PENUTUP...........................................................................................................


3.1 Kesimpulan.............................................................................................................
3.2 Saran.......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penyakit anemia merupakan kondisi ketika jumlah sel darah merah lebih rendah dari
jumlah normal. Selain itu, anemia terjadi ketika hemoglobin di dalam sel-sel darah merah
tidak cukup, seperti protein kaya zat besi yang memberikan warna merah darah. Protein ini
membantu sel-sel darah merah membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.

Oleh karena itu, tubuh yang tidak mendapatkan cukup darah yang kaya oksigen akan
mengalami anemia. Akibatnya, seseorang mungkin akan merasa lelah atau lemah. Selain itu,
gejala lain mungkin muncul adalah sesak napas, pusing, atau sakit kepala.

Anemia merupakan kondisi di mana seseorang tidak memiliki sel darah merah dalam
jumlah yang cukup untuk mengantarkan oksigen ke berbagai jaringan yang terdapat di dalam
tubuh. Mengalami anemia dapat membuat seseorang merasa lelah dan lemas.

Terdapat berbagai jenis dari anemia, dan masing-masing memiliki penyebab yang
berbeda. Anemia dapat terjadi sementara atau dapat menetap selama jangka panjang, dan
memiliki derajat keparahan yang bervariasi dari ringan hingga berat. Terdapatnya anemia
dapat disebabkan oleh adanya kondisi kesehatan lain yang mendasarinya.

Penanganan dari anemia dapat bervariasi, mulai dari konsumsi suplemen hingga
menjalani prosedur medis tertentu. Sebagian jenis anemia dapat dicegah dengan
mengonsumsi diet sehat yang bervariasi dan bernutrisi

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan anemia ?
2. Apa saja penyebab anemia ?
3. Apa saja ciri ciri anemia ?
4. Apa saja cara pengobatan anemia ?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian anemia
2. Untuk mengetahui penyebab anemia
3. Untuk mengetahui apa saja ciri-ciri anemia
4. Untuk mengtahui cara pengobatan anemia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Anemia
Anemia (dalam bahasa Yunani: tanpa darah) adalah keadaan saat jumlah sel darah
merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada
dibawah normal. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka
mengangkut oksigen dari paru – paru dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.Anemia
menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam sel darah
merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah yang diperlukan tubuh
(kamus bahasaIndonesia).
Berikut pengertian anemia menurut para ahli diantaranya :Anemia adalah gejala dari
kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah, eleman tidak adekuat atau
kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah yang mengakibatkan penurunan
kapasitas pengangkut oksigen darah dan ada banyak tipe anemia dengan beragam
penyebabnya. (Marilyn E, Doenges, Jakarta, 1999).Anemia definisi besi adalah anemia yang
disebabkan oleh kurangnya mineral FE sebagai bahan yang diperlukan untuk pematangan
eritrosit (Arif Mansjoer, kapita selekta, jilid 2 edisi 3, Jakarta 1999). Anemia secara umum
adalah turunnya kadar sel darah merah atau hemoglobin dalam darah.

2.2 Penyebab Anemia


A. Kekurangan Zat Besi

Penyebab anemia yang pertama adalah karena kurangnya asupan zat besi dalam
tubuh. Zat besi yang berasal dari suplemen dan sayuran tidak bisa bisa diserap baik
B. Defisiensi Vitamin

Mengonsumsi makanan yang tidak memiliki kandungan vitamin bisa mengakibatkan


anemia. Tubuh membutuhkan folat dan vitamin B12 untuk membentuk sel-sel darah
merah.
C. Penyakit Kronis

Penyakit kronis bisa mengakibatkan tubuh memproduksi sedikit sel-sel darah merah.
Hal ini tentu bisa menyebabkan penurunan ringan dalam hemoglobin. Kalau kamu
mengalami kehilangan darah yang signifikan, maka hal berpeluang besar menderita
anemia.
D. Anemia Aplastik

Anemia aplastik merupakan kelainan langka dimana sumsum tulang tidak


memproduksi sel-sel darah. Namun kelainan ini hanya terjadi pada empat dari satu juta
orang.
E. Kehilangan Banyak Darah

Kehilangan banyak darah bisa menjadi salah satu penyebab anemia. Salah satunya
karena menstruasi berat bagi wanita, luka, bisul atau karena sudah melakukan operasi
F. Kelainan Darah

Kelainan darah ini contohnya Thalassemia juga bisa mempengaruhi sitem produksi
daram merah dalam tubuh. Hal ini bisa diobati dengan transfusi darah
G. Keracunan Timbal Kronis

Keracunan timbal kronis bisa mengakibatkan gejala-gejala seperti muntah, timbulnya


kebiru-hitam pada gusi, sembelit dan nyeri perut. Hal ini dapat menyebabkan amenia.

2.3 Ciri Ciri Anemia


Menurut Anie Kurniawan, dkk (1998), ciri ciri Anemia meliputi:
a. Lesu, Lemah, Letih, Lelah, Lalai (5L)
b. Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang
c. Gejala lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah, kulit, dan telapak tangan menjadi
pucat.

Menurut Handayani dan Haribowo (2008), Gejala Umum anemia Gejala anemia
disebut juga sebagai sindrom anemia atau Anemic syndrome.Gejala umum anemia atau
sindrom anemia adalah gejala yang timbul pada semua jenis Anemia pada kadar
hemoglobin yang sudah menurun sedemikian rupa di bawah titik tertentu. Gejala ini
timbul karena anoksia organ target dan mekanisme kompensasi tubuh terhadap
penurunan hemoglobin. Gejala-gejala tersebut apabila diklasifikasikan menurut organ
yang terkena adalah:
a)Sistem Kardiovaskuler: lesu, cepat lelah, palpitasi, takikardi, sesak napas saat
beraktivitas, angina pektoris, dan gagal jantung.
b)Sistem Saraf: sakit kepala, pusing, telinga mendenging, mata berkunang-kunang,
kelemahan otot, iritabilitas, lesu, serta perasaan dingin pada ekstremitas.
c)Sistem Urogenital: gangguan haid dan libido menurun.
d)Epitel: warna pucat pada kulit dan mukosa, elastisitas kulit menurun, serta rambut tipis
dan halus.

2.4 Cara Pengobatan Anemia


Metode pengobatan anemia tergantung pada jenis anemia yang diderita pasien. Perlu
diketahui, pengobatan bagi satu jenis anemia bisa berbahaya bagi anemia jenis yang lain.
Oleh karena itu, dokter tidak akan memulai pengobatan sebelum mengetahui penyebabnya
dengan pasti. Beberapa contoh pengobatan anemia atau obat kurang darah berdasarkan
jenisnya adalah:
 Anemia akibat kekurangan zat besi

Kondisi ini diatasi dengan mengonsumsi makanan dan suplemen zat besi. Pada kasus yang
parah, diperlukan transfusi darah.
 Anemia pada masa kehamilan

Kondisi ini ditangani dengan pemberian suplemen zat besi, vitamin B12 dan asam folat, yang
dosisnya ditentukan oleh dokter.
 Anemia akibat perdarahan

Kondisi ini diobati dengan menghentikan perdarahan. Bila diperlukan, dokter juga akan
memberikan suplemen zat besi atau transfusi darah.
 Anemia aplastik

Pengobatannya adalah dengan transfusi darah untuk meningkatkan jumlah sel darah merah,
atau transplantasi (cangkok) sumsum tulang bila sumsum tulang pasien tidak bisa lagi
menghasilkan sel darah merah yang sehat.
 Anemia hemolitik

Pengobatannya dengan menghentikan konsumsi obat yang memicu anemia hemolitik,


mengobati infeksi, mengonsumsi obat-obatan imunosupresan, atau pengangkatan limpa.
 Anemia akibat penyakit kronis

Kondisi ini diatasi dengan mengobati penyakit yang mendasarinya. Pada kondisi tertentu,
diperlukan transfusi darah dan suntik hormon eritropoietin untuk meningkatkan produksi sel
darah merah.

 Anemia sel sabit

Kondisi ini ditangani dengan suplemen zat besi dan asam folat, cangkok sumsum tulang, dan
pemberian kemoterapi, seperti hydroxyurea. Dalam kondisi tertentu, dokter akan memberikan
obat pereda nyeri dan antibiotik.
 Thalassemia

Dalam menangani thalassemia, dokter dapat melakukan transfusi darah, pemberian suplemen


asam folat, pengangkatan limpa, dan cangkok sumsum tulang.
 Komplikasi Anemia

Jika dibiarkan tanpa penanganan, anemia berisiko menyebabkan beberapa komplikasi serius,
seperti:
 Kesulitan melakukan aktivitas akibat kelelahan.

Masalah pada jantung, seperti gangguan irama jantung (aritmia) dan gagal jantung.
 Pemeriksaan Hematologi

Dalam sirkulasi darah didapatkan sel darah dan cairan yang disebut plasma. Sel darah
tersebut terdiri dari eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih), trombosit (sel
pembeku darah). Pemeriksaan hematologi adalah pemeriksaan yang bertujuan untuk
mengetahui kelainan dari kuantitas dan kualitas sel darah merah, sel darah putih dan
trombosit serta menguji perubahan yang terjadi pada plasma yang terutama berperan pada
proses pembekuan darah.

Pemeriksaan pada sel darah meliputi kadar hemoglobin, jumlah eritrosit, hematokrit, nilai
eritrosit rerata (nilai NER), jumlah leukosit dan trombosit. Selain itu pemeriksaan hematologi
meliputi pula hitung retikulosit, hitung eosinofil, aktifitas glucose-6-phosphate
dehydrogenase (G6PD), daya tahan osmotik eritrosit yang dikenal sebagai resistensi osmotik
eritrosit, penetapan fraksi hemoglobin dalam eritrosit yang diperiksa dengan analisa
hemoglobin, pemeriksaan sel lupus eritematosus (LE) serta penetapan golongan darah. Selain
itu, pemeriksaan hematologi yang terpenting adalah pemeriksaan hitung jenis leukosit
disertai dengan penilaian morfologi sel darah yang dapat diketahui dengan pemeriksaan
gambaran darah tepi. Pemeriksaan gambaran darah tepi dapat menilai kelainan bentuk dari
eritrosit, leukosit dan trombosit yang dapat menimbulkan kelainan secara hematologis.

Pemeriksaan hematologi dapat dilakukan secara manual yang memakan waktu cukup
lama dan tidak menunjukkan ketelitian serta ketepatan yang baik. Akhir-akhir ini dengan
perkembangan teknologi dalam bidang laboratorium, jumlah sel darah dapat dihitung dengan
metoda otomatis yang disebut blood cell counter.

 Hal yang diperiksa dalam tes hematologi

Dalam tes hematologi, beberapa hal yang diperiksa oleh dokter dan dapat digunakan
sebagai hasi pengukuran meliputi berbagai komponen darah. Berikut beberapa komponen
darah tersebut yang perlu untuk Anda ketahui:

1) Sel Darah Putih

Peranan sel darah putih dalam tubuh seseorang adalah untuk memerangi adanya
infeksi. Begitu pula dalam proses alergi maupun peradangan. Pada tes hemotologi
secara lengkap, dokter bisa mengevaluasi jumlah dan menghitung jenis sel darah putih
yang ada dalam tubuh seseorang.
2) Sel Darah Merah

Sementara itu, sel darah merah memiliki fungsi sebagai pembawa oksigen pada
seluruh tubuh. Adapun beberapa komponen sel darah merah yang diperiksa dalam tes
hematologi antara lain adalah hemoglobin atau protein yang menyalurkan oksigen ke
sel darah merah. Kemudian ada hematokrit, yaitu persentase jumlah sel darah merah
dalam volume darah atau berkaitan dengan tinggi rendahnya hematokrit.

Komponen sel darah merah lainnya yang diperiksa adalah Mean Corpuscular Volume
(MCV). Pemeriksaan ini lebih berkaitan pada perhitungan ukuran rata-rata sel dalam
darah merah. Lalu, dokter akan memeriksa Mean Corpuscular Hemoglobin
Concentration (MCHC), perhitungan berapa padatnya molekul hemoglobin di dalam
sel darah merah. Terakhir dalam tes hematologi, dokter akan memeriksa Red Cell
Distribution Width (RDW) atau perhitungan dalam melihat ukuran sel darah merah.

3) Platelet

Dalam dunia medis, platelet disebut juga dengan trombosit, yakni sel darah berperan
pada proses pembekuan darah. Dokter akan menilai berapa jumlahnya, ukuran rata-
rata, hingga keseragaman ukurannya di dalam darah. Jumlah sel darah merah dapat
mengidentifikasi penyakit tertentu. Contohnya, sel darah merah yang rendah bisa
menjadi pertanda tubuh dalam kondisi anemia.

 Penyakit yang bisa terdeteksi

Tes hematologi juga dianggap mampu untuk mendeteksi jenis-jenis penyakit tertentu
yang berkaitan dengan sel darah. Beberapa di antaranya adalah infeksi darah, leukimia,
hingga anemia. Berikut ulasan ringkas mengenai beberapa penyakit tersebut.

1) Infeksi Darah

Infeksi darah di dunia medis sering disebut dengan sepsis. Penyebabnya adalah
terjadinya senyawa kimia yang dilepas oleh tubuh ke dalam darah, yang memicu
adanya peradangan di seluruh tubuh. Sepsis dapat mengurangi aliran darah ke
anggota tubuh maupun organ internal dan menghilangkan nutrisi maupun oksigen.
Risiko yang bisa lebih parah dari infeksi ini adalah dapat menyebabkan infeksi tulang
atau osteomielitis.
2) Leukimia

Leukimia adalah penyakit yang kerap dideteksi oleh para dokter dalam tes
hematologi. Leukimia merupakan kanker yang menyerang sel darah putih. Sel darah
putih inilah yang melindungi tubuh dari penyakit. Normalnya, sel darah putih dapat
berkembang dengan teratur ketika tubuh membutuhkannya dalam mengatasi infeksi.
Namun, saat terjadi leukimia, sumsum tulang belakang memproduksi sel darah putih
yang tidak normal sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik. Bila tidak tertangani
dengan serius, penyakit ini dapat berbahaya bagi kesehatan, bahkan dapat
mengakibatkan kematian.

3) Anemia

Penyakit berikutnya yang bisa terdeteksi dari tes hematologi adalah anemia. Penyakit
ini terjadi ketika kondisi tubuh kekurangan sel darah yang mengandung hemoglobin.
Ketika mengalami penyakit ini, penderita akan merasa letih, lelah, dan tidak bisa
berktivitas dengan baik. Untuk pencegahan, anemia dapat diobati melalui konsumsi
suplemen secara rutin.

 Sel : Ruang lingkup hematologi


• Eritrosit / RBC
• Lekosit / WBC
• Trombosit / PLT (platelet)
 Plasma : Laju Endap Darah / LED (imunokimia)
 Pemeriksaan darah lengkap (selanjutnya ditulis DL) adalah suatu tes darah yang diminta
oleh dokter untuk mengetahui sel darah pasien. Terdapat beberapa tujuan dari DL, di
antaranya adalah sebagai pemeriksaaan penyaring untuk menunjang diagnosa, untuk
melihat bagaimana respon tubuh terhadap suatu penyakit dan untuk melihat kemajuan
atau respon terapi
 Pada lembar hasil DL Pada lembar hasil DL, yang umum tercat , yang umum tercatat
adalah at adalah kadar hemoglobin, jumlah trombosit, jumlah leukosit, leukosit, dan
hematokri hematokrit (perbandi (perbandingan antara sel darah merah dan jumlah sel
darah merah dan jumlah plasma darah.). plasma darah.). Kadang juga dicantumkan LED
(Laju Endap Darah) dan hitung dan hitung jenis leukosit jenis leukosit
 Hasil DL yang normal adalah :
a. Kadar Hb : 12-14 (wanita), 13-16 (pria) g/dl
b. Jumlah leukosit : 5000 – 10.000 /µl
c. Jumlah trombosit : 150.000 – 400.000 /µl
d. Hematokrit : 35 – 45 %
e. LED : 0 – 10 mm/jam (pria), 0 – 20 mm/jam
f. (wanita)
 Beberapa contoh interpretasi dari hasil DL secara sederhana antar sederhana antara lain
bila lain bila kadar Hb turun kadar Hb turun menandakan anemia, leukositnya meningkat
melebihi normal melebihi normal mungkin menandakan terjadiny mungkin menandakan
terjadinya infeksi, trombositnya turun mungkin saja menandakan terjadi infeksi virus, dan
lain sebagainya.
 Cara pemeriksaannya
Darah kita diambil dengan menggunakan dispo (suntik) sekitar 2 cc, dimasukkan ke
dalam tabung yang telah berisi antikoagulan (EDTA atau sitrat), kemudian dibawa ke
laboratorium.
 Jenis-jenis Jenis-jenis pemeriksaan pemeriksaan Laboratorium Hematologi
a. Hematologi Rutin
- Nama : Hematologi Rutin
- Kelompok Kelompok : Hematologi
- Subkelompok :-
- Jenis Sampel : Darah EDTA
- Metoda : flow cytometry
- Persiapan Persiapan Pasien :-
- Keterangan Keterangan : Pemeriksaan untuk mengetahui mengetahui
adanya anemia, infeksi dan perubahan jumlah trombosit darah.
b. Hematologi Lengkap
- Nama : Hematologi Lengkap
- Kelompok : Hematologi
- Subkelompok :-
- Jenis Sampel : Darah EDTA
- Metoda : flow cytometry
- Persiapan Pasien : -
- Keterangan : Pemeriksaan yang lebih lengkap yang memberikan informasi
- tambahan tentang jenis anemia dan hitung jenis leukosit selain yang tercantum
selain yang tercantum pada pemeriksaan hematologi rutin.
c. LED (Laju Endapan Darah)
- Nama : LED (Laju Endapan Darah)
- Kelompok : Hematologi
- Subkelompok :-
- Jenis Sampel : Darah EDTA
- Metoda : Westergren
- Persiapan Persiapan Pasien : -
- Keterangan : Pemeriksaan LED memberikan informasi adanya,
penyakit infeksi dan adanya peradang yang telah berlangsung lama (kronis) yang
tidak (kronis) yang tidak spesifik.
d. Eosinofil Total
- Nama : Eosinofil Total
- Kelompok : Hematologi
- Subkelompok :-
- Jenis Sampel : Darah EDTA
- Metoda :N/A
- Persiapan Pasien : -
- Keterangan :-
e. Retikulosit
- Nama : Retikulosit
- Kelompok : Hematologi
- Subkelompok :-
- Jenis Sampel : Darah EDTA
- Metoda : Pengecatan
- Persiapan Pasien : -
- Keterangan : Pemeriksaan ini di lakukan untuk menghitung jumlah
Retikulosit (sel darah merah muda). jumlah Retikulosit memberi arti terjadi
peningkat peningkatan respons sum-sum tulang terhadap kondisi tubuh yang
memerlukan lebih banyak sel darah merah. Seperti yang terjadi pada penderita
anemia.
f. Golongan darah ABO+ Rhesus
- Nama : Golongan darah ABO+ Rhesus
- Kelompok Kelompok : Hematologi
- Subkelompok :-
- Jenis Sampel : Darah EDTA
- Metoda : aglutinasi
- Persiapan Pasien :-
- Keterangan : Darah manusia manusia dapat digolongkan menjadi
ABO dan Rhesus. Tujuan utama pemeriksaan kedua golongan darah ini untuk
mencegah terjadinya reaksi yang tidak diinginkan atau bahkan akibat fatal pada
saat pada saat transfusi.
g. Morfologi Darah Tepi
- Nama : Morfologi Darah Tepi
- Kelompok : Hematologi
- Subkelompok :-
- Jenis Sampel : Darah EDTA
- Metoda : Pengecatan
- Persiapan Pasien : -
- Keterangan : Pemeriksaan ini brtujuan untuk brtujuan untuk menilai adanya
kelainan morfologi ataupun kelaianan jumlah sel darah merah, sel darah putih dan
trombosit darah.
h. Limfosit Plasma Biru
- Nama : Limfosit Plasma Biru
- Kelompok : Hematologi
- Subkelompok :-
- Jenis Sampel : Darah EDTA
- Metoda : Pengecatan
- Persiapan Pasien : -
- Keterangan : Pemeriksaan ini untuk melihat reaksi t Limfosit akibat adanya
infeksi dalam tubuh.
i. Serum Iron
- Nama : Serum Iron
- Kelompok : Hematologi
- Subkelompok :-
- Jenis Sampel : serum
- Metoda :N/A
- Persiapan Pasien : -
- Keterangan : Serum Iron (SI) atau (SI) atau pemeriksaan kadar besi dalam
darah. Pemeriksaan ini dilakukan untuk membedakan anemia akibat menurunnya
kadar besi dengan anemia lainnya.
j. TI BC
- Nama : TIBC
- Kelompok : Hematologi
- Subkelompok :-
- Jenis Sampel : serum
- Metoda :N/A
- Persiapan Pasien :-
- Keterangan : Pemeriksaan TIBC dilakukan untuk mengetahui jumlah
transferin yang berbeda dalam sirkulasi darah. TIBC setara dengan total transferin
dalam tubuh.
k. Ferritin
- Nama : Ferritin
- Kelompok : Hematologi
- Subkelompok :-
- Jenis Sampel : serum
- Metoda :N/A
- Persiapan Pasien : -
- Keterangan : Pemeriksaan Ferritin dilakukan untuk r mengukur cadangan
besi yang ada di dalam tubuh. Pemeriksaan ini bertujuan untuk dalam tubuh.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk evaluasi persediaan zat besi persediaan zat besi
total dalam tubuh.
l. Transferin
- Nama : Transferin
- Kelompok : Hematologi
- Subkelompok :-
- Jenis Sampel : serum
- Metoda :-
- Persiapan Pasien : -
- Keterangan : pemeriksaan Transferin dilakukan untuk menilai kadar globin
(pengikat dan pengangkut zat besi) dalam tubuh.
m. G6 PD
- Nama : G6PD
- Kelompok : Hematologi
- Subkelompok :-
- Jenis Sampel : Darah EDTA
- Metoda : Enzimatik kolorimetri
- Persiapan Pasien : -
- Keterangan : G6PD merupakan suatu enzim yang berperan dalam proses
pembentukkan dan perombakkan sel darah merah dan berfungsi untuk mencegah
agar sel darah merah tidak mudah pecah. Kelainan enzim G6PD menyebabkan
proses pembentukkan dan perombakkan sel darah merah menjadi tidak normal
dan mudah pecah.
n. HB Elektroforesis
- Nama : HB Elektroforesis
- Kelompok : Hematologi
- Subkelompok :-
- Jenis Sampel : Darah EDTA
- Metoda : Elektroforesis
- Persiapan Persiapan Pasien : -
- Keterangan : Analisa HB Elektroforesis merupakan pemeriksaan
untuk mendeteksi beberapa jenis Hb/hemoglobin baik secara kualitatif ataupun
semi kuantitatif.Pemeriksaan ini juga mampu mendeteksi kadar HbA dan HbA2.
o. HbA2 Column
- Nama : HbA2 Column
- Kelompok : Hematologi
- Subkelompok :-
- Jenis Sampel : Darah EDTA
- Metoda : High Performance Liquid Chromatography (HPLC)
- Persiapan Pasien :-
- Keterangan kuantitatif untuk HbA2 dan HbF ( kuantitatif untuk HbA2 dan HbF
(%), serta pemeriksaa angan : Analisa Analisa Hb HPLC merupakan merupakan
pemeriksaan %), serta pemeriksaan untuk mendeteksi pemeriksaan yang untuk
yang bersifat mendeteksi bersifat jenis hemoglobin lainny jenis hemoglobin
lainnya (HbS,HbD dan HbC).
p. Vitamin B12
- Nama : Vitamin B12
- Kelompok : Hematologi
- Subkelompok :-
- Jenis Sampel : Serum, Plasma K3 E ma K3 EDTA, Heparin
- Metoda : Chemiluminescence
- Persiapan Pasien : -
- Keterangan : pemeriksaan Vitamin B12 digunakan untuk mengetahui kadar
Vitamin B12 dalam darah.
q. Asam Folat
- Nama : Asam Folat
- Kelompok : Hematologi
- Subkelompok :-
- Jenis Sampel : Serum, Plasma Heparin (Plasma EDTA tidak boleh
digunakan)
- Metoda : Chemiluminescence
- Persiapan Pasien : Puasa 12 jam angan
- Keterangan : Pemeriksaan Asam Folat digunakan untuk mengetahui kadar
asam folat dalam darah.
r. Sel LE
- Nama : Sel LE
- Kelompok : Hematologi
- Subkelompok :-
- Jenis Sampel : Darah EDTA
- Metoda :N/A
- Persiapan Pasien :-
- Keterangan : Pemeriksaan sel LE ditujukkan untuk mendeteksi adanya sel
LE dalam darah.
s. Paket Hapusan Darah
- Nama : Paket Hapusan Darah
- Kelompok : Hematologi
- Subkelompok :-
- Jenis Sampel : Darah EDTA
- Metoda : flow cytometry dan Pengecatan
- Persiapan Pasien :-
- Keterangan : Gabungan pemeriksaan Hematologi dan morfologi darah tepi.

Indikasi Indikasi pemeriksaan pemeriksaan Laboratorium Hematologi


• Indikasi pemeriksaan hematologi:
- Hemostasis adalah kemampuan alami untuk menghentikan perdarahan pada lokasi
luka oleh spasme pembuluh darah, adhesi trombosit dan keterlibatan aktif faktor
- koagulasi, adanya koordinasi dari endotel pembuluh darah, agregasi trombosit dan
- aktivasi jalur koagulasi.
• Urinalisis adalah tes yang dilakukan pada sampel urin pasien in pasien untuk tujuan untuk
tujuan
- diagnosis infeksi saluran ke diagnosis infeksi saluran kemih, batu ginjal, mih, batu
ginjal, skrining dan evaluasi berbagai je skrining dan evaluasi berbagai jenis
- penyakit ginjal, memantau perkembangan penyakit seperti diabetes melitus dan
- tekanan darah tinggi (hipertensi), dan skrining terhadap status kesehatan umum.
• Faal ginjal
• Faal hati merupakan pusat berbagai proses metabolisme, hal ini dimungkinkan sebab hati
menerima darah baik dari sirkulasi system dan juga dari system porta.
• Glukosa adalah osa adalah gula sederhana (monosakarida) yang berfu gula sederhana
(monosakarida) yang berfungsi sebaga ngsi sebagai sumber i sumber utama energi di
dalam tubuh
• HbA1C merupakan hemaglobin yang terikat dengan glukosa (terglikolasi).
• Profil lip Profil lipid adalah gambar id adalah gambaran lipid- an lipid- lipid didalam dar
lipid didalam darah. Indikasi Pengambilan Darah Arteri pada pasien dengan penyakit
paru, bayi prematur dengan penyakit paru, Diabetes Melitus berhubungan dengan kondisi
asidosis diabetic.

Kontraindikasi aindikasi pemeriksaan pemeriksaan Laboratorium Hematologi


• Kontraindikasi aindikasi Pengambilan Dar ambilan Darah Arteri pada
- pasien dengan pasien dengan penyakit perdarahan seperti akit perdarahan seperti
- hemofilia dan trombosit rendah.
PENGKAJIAN

I. Identitas diri klien

Nama : Ny. Y
Umur : 77 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Menikah
Golongan Darah :O
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SD
Alamat : Ampang Gadang
No. MR : 499124
Tanggal masuk : 03juni 2018
Sumber informasi : Klien dan Anak
Diagnosa Medis : ANEMIA
II. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Tn. M
Umur : 40 Tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Hub.keluarga : Anak
Tgl / jam MRS : 03-06-2018 / 08.00 WIB
Ruang : Ambunsuri Lantai 3
No. Register :49 91 24
Tgl pengkajian : 06-06-2018

III. ALASAN MASUK


Klien datang ke RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi melalui IGD pada tanggal
03Juni 2018 Jam 11:30 dengan keluhan badan terasa pucat, lemas kurang lebih 5 hari
yang lalu.

IV. RIWAYAT KESEHATAN


1. Riwayat Kesehatan Sekarang

Pengkajian tanggal 06 Juni 2018 pada pukul 08.00WIB, Klien mengatakan muka
dan telapak tangan pucat,badanmasih terasa lemas dan hanya berbaring di tempat
tidur,kepala terasa pusing,tidak nafsu makan hanya bisa habis ½ porsi, mata
berkunang-kunang, Klien tidak mampu untuk kekamar mandi,badan terasa
berbau,belum ada mandi,dan klien dibantu untuk mobilisasi dan hanya dapat
berbaring di tempat tidur,mual tidak ada, muntah tidak ada, BAB hitam tidak
ada,gusi berdarah tidak ada,nyeri tekan tidak ada dan klien sudah melakukan
transfusi darah 1 kolf.

2. Riwayat Kesehatan Dahulu Klien mengatakan belum pernah di rawat sebelumnya


dengan penyakit serupa yang di alami klien saat ini di rumah sakit.
a. Riwayat Kesehatan Keluarga Klien mengatakan tidak ada keluarga yang
memiliki penyakit yang sama dengan yang klien derita saat ini,dan penyakit
keturunan seperti Diabetes Mellitus, Hipertensi dan Asma.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN DIAGNOSTIK
Tanggal : 17 maret 2021
I. HEMATOLOGI

Hemoglobin :

Eritrosit :

Hematokrit :

Leukosit :

Trombosit :

MCV-CV :

MCV,MCH,MCHC MCV :

MCH :

MCHC :

HITUNG JENIS

Neutrofil % :

Limfosit % :

MXD % :

Neutrofil # :

Limfosit # :

Mxd # :

KIMIA

Gula Darah GDS :

GINJAL

Ureum :

Cratinin :
 Hasil EKG pasien Anemia : Sinus Rhythm
 USG ( …………….. ) :
II. TERAPI (17 maret 2021)
 Ranitidine : 25 mg/ml : 2x1
 Nacl 0,9 % : 500 ml/12 jam
 KSR : 600 mg : 2x1
 Sukralfat : 500 mg : 3x1
 Triofusin : 500 ml/24 jam
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Penyakit anemia merupakan kondisi ketika jumlah sel darah merah lebih rendah dari
jumlah normal. Selain itu, anemia terjadi ketika hemoglobin di dalam sel-sel darah merah
tidak cukup, seperti protein kaya zat besi yang memberikan warna merah darah. Protein ini
membantu sel-sel darah merah membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Penyebab
anemia : Kekurangan Zat Besi, Defisiensi Vitamin, Penyakit Kronis dan Anemia Aplastik.

Tes hematologi juga dianggap mampu untuk mendeteksi jenis-jenis penyakit tertentu
yang berkaitan dengan sel darah. Beberapa di antaranya adalah infeksi darah, leukimia,
hingga anemia.

3.2 Saran
Demikianlah hasil makalah kami ini jika ada kesalahan dan kekurangan dalam bentuk
penulisan maupun tutur bahasa kami dalam pembuatan makalah ini kami minta maaf
sedalam-dalamnya. Jikalau ada kritik dan saran dari teman-teman pembaca yang sifatnya
membangun kami sangat mengharapkan untuk perbaikan makalah kami di masa yang akan
datang, Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Redaksi Halodoc. (2019). Penyakit Anemia Dan Kesehatan Anemia. Diakses pada
https://www.halodoc.com/kesehatan/anemia. [15 maret 2021, pukul 19.15]

Anda mungkin juga menyukai