Anda di halaman 1dari 11

SEJARAH AGAMA ISLAM MENURUT AL-QURAN DARI ZAMAN

NABI ADAM HINGGA NABI MUHAMMAD

Logo

DOSEN PENGAMPU

Nama Dosen

DISUSUN OLEH :

Jurusan

Kampus

Kota 2022
Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................3
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................3
1.2. Rumusan Masalah........................................................................................................4
1.3. Tujuan...........................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................5
2.1 Pengertian Nabi, Rasul, dan Agama.............................................................................5
2.2 Perkembangan Agama dari Nabi Adam hingga Nabi Muhammad..............................6
2.3 Islam sebagai Agama para Nabi - Nabi........................................................................9
BAB III PENUTUP................................................................................................................10
3. Kesimpulan...............................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Manusia yang hidup di bumi diperintahkan untuk menjadi hamba-hamba-Nya yang taat,
hal ini dibuktikan dengan firman Allah dalam Al-Qur'an, juga pada saat penciptaan, orang
pertama yang dibawa Allah ke bumi adalah seorang nabi. Tidak diragukan lagi, itu adalah
tujuan Tuhan untuk membimbing manusia melalui aturan penting Tuhan, yaitu Syariah dan
agama. Syariah semua nabi memiliki inti yang sama yaitu tauhid dan menyembah satu tuhan
yaitu Allah. Seiring berjalannya waktu, masalah manusia datang silih berganti bahkan
bertambah. Untuk itu, Allah SWT selalu mengutus para nabi-Nya yang datang silih berganti,
dilengkapi dan mampu sesuai dengan keadaan dan kebutuhan, menghadap umat-Nya.
Rangkaian nabi berakhir dengan Nabi Muhammad. Para Utusan yang diutus Allah pun
mengalami kemajuan dari masa ke masa hingga akhirnya mencapai kesempurnaan.

Perkembangan ini berlangsung sangat lama dengan wakil-wakilnya yaitu para nabi dan
rasul yang jumlahnya ribuan. Dalam masa perkembangan yang sangat panjang ini, berbagai
peristiwa datang silih berganti sesuai dengan kehadiran para nabi dan rasul, mulai dari
masalah sederhana yang bersifat individual, seperti peristiwa Habil dan Qabil, hingga
peristiwa besar yang meluluhlantakkan seluruh wilayah. Misalnya peristiwa tenggelamnya
bumi pada zaman nabi Nuh di Amerika Serikat. Semua peristiwa berperan dalam mengarah
ke agama yang disebut Islam ini. Tidak mudah untuk memahami pernyataan bahwa agama
yang dibawa oleh nabi Adam AS juga merupakan agama yang dibawa oleh nabi
Muhammad. Dengan kata lain, agama yang dibawa para nabi pada hakekatnya satu, yaitu
agama tauhid (Islam). Para nabi datang dan pergi untuk memperkenalkan agama ini kepada
umatnya.

Islam muncul di Arab pada abad ke-7 Masehi. ketika Nabi Muhammad s.a.w. mendapat
wahyu dari Allah s.w.t. Setelah Rasulullah s.a.w. kematian, Kerajaan Islam berkembang ke
Samudra Atlantik di barat dan Asia Tengah di timur. Seiring waktu, umat Islam terpecah dan
banyak kerajaan Islam lainnya bermunculan.

Namun, munculnya kerajaan-kerajaan Islam seperti Kerajaan Bani Umayyah, Kerajaan


Abbasiyah, Kerajaan Seljuk/Turki Seljuk, Kekhalifahan Utsmaniyah, Kerajaan Mughal,
Kesultanan India dan Kesultanan Malaka menjadi kerajaan yang kuat dan besar di negara
tersebut. . Di dalam dunia Tempat yang sangat baik untuk belajar pengetahuan menciptakan
peradaban Islam yang hebat. Banyak cendekiawan, filosof dan sebagainya keluar dari
negeri-negeri Muslim, terutama pada masa Keemasan Islam.

Selama abad ke-18 dan 19 M, banyak wilayah Muslim jatuh ke tangan pemukim Eropa.
Setelah Perang Dunia I, Kekaisaran Ottoman, kerajaan Islam terakhir, jatuh. Sebelum
kedatangan Islam, Jazirah Arab adalah wilayah yang dilintasi Jalur Sutra. Kebanyakan orang
Arab/Arab adalah penyembah berhala dan beberapa mengikuti Kristen dan Yudaisme.Mekah
adalah tempat suci bagi orang Arab pada waktu itu karena ada berhala agama mereka dan
juga ada sumur Zamzam dan yang paling penting Ka'bah.

Nabi Muhammad s.a.w. lahir di Mekah pada tahun gajah (570 atau 571 M). Dia menjadi
yatim piatu setelah kematian ayahnya Abdullah bin Abdul Muthalib dan ibunya Aminah
binti Wahab. Ia dibesarkan oleh pamannya Abu Thalib. Ia kemudian menikah dengan Siti
Khadijah dan hidup bahagia. Tetapi ketika Nabi Muhammad s.a.w. berusia sekitar 40 tahun,
ia dikunjungi oleh Malaikat Jibril a.s. Setelah beberapa waktu, ia mengajarkan ajaran Islam
secara pribadi kepada rekan-rekan terdekatnya yang dikenal sebagai "as-Sabiqun al-
Awwalun (orang pertama yang memeluk Islam)" dan kemudian secara terbuka kepada
seluruh penduduk Mekah.

1.2. Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas saya merumuskan beberapa masalah yang bisa diteliti lebih
dalam, antara lain:
1. Apa ada ajaran yang tidak sesuai dengan yang diajarkan para nabi ?
2. Bagaimana sesungguhnya agama berjalan dan berkembang dalam rentang waktu yang
lama dengan sekian banyak nabi dapat dikatakan mempunyai satu misi yang sama?
1.3. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Pembaca mengetahui apakah ada ajaran yang tidak sesuai dengan yang di ajarkan para
nabi.
2. Pembaca mengerti apakah seluruh nabi memiliki tujuan yang sama satu sama lain.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Nabi, Rasul, dan Agama
Nabi adalah orang yang luar biasa. Kepekaan, ketajaman, dan keuletan mereka tak
tertandingi. Segala persoalan dalam masyarakat menjadi bidang yang tidak lepas dari
perhatiannya. Di sisi lain, kewajiban mempresentasikan tesis harus dilakukan tanpa rasa takut
kapan pun dan dalam situasi apa pun. Mereka seringkali harus menanggung penghinaan dan
siksaan bahkan pengucilan dari masyarakat. Semakin tinggi derajat seorang nabi di sisi Allah,
semakin berat penderitaannya. Semuanya harus mereka hadapi tanpa rasa takut atau putus asa.
Dalam kondisi seperti itu, nabi tetap harus menghadapi misinya. Dia harus mendapat
dukungan dari rakyatnya. Tanpa keberhasilan ini, pesan Allah SWT yang disampaikannya
akan musnah dari muka bumi. Bentuk keberhasilan dalam misi ini tentu sangat bervariasi, ada
yang kecil, ada yang sangat besar, ada yang cepat dan ada yang sangat lambat seperti
perjalanan dakwah Nabi Nuh dan ada juga yang sangat cepat seperti Nabi Muhammad.

Karunia wahyu Allah menandakan sifat kenabian manusia. Melalui wahyu, Allah
memberikan petunjuk dan pengetahuan, perintah dan larangan, dll. Kumpulan dari apa yang
diterima Nabi dari Allah disebut Kitab. Kitab yang diberikan Allah kepada para nabi-Nya
(juga disebut sahih) digunakan untuk mengatur dan memutuskan masalah di antara manusia.
Nubuat adalah karunia Tuhan dan hak Tuhan untuk memberikannya kepada siapa pun yang
Tuhan kehendaki dan mengkhususkan kepada siapa pun yang Dia kehendaki. Kenabian tidak
dapat dicapai dengan kerja keras atau usaha dan kerja keras, bahkan tidak dengan banyak
beribadah kepada Allah. Sebesar dan secepat pria mana pun; karena kekuatan materi,
kekuatan fisik atau jumlah pengikut, jika Tuhan tidak mengangkatnya sebagai nabi, dia
tetaplah manusia biasa.

Kata syariah berasal dari akar kata "syara'a" yang berarti "banyak air" atau "jalan menuju
sumber air". Berdasarkan pemahaman ini, jalan ilahi kemudian harus disebutkan. Agama
adalah sumber kehidupan rohani sebagaimana air adalah sumber kehidupan jasmani. Agama
juga dapat membersihkan kenajisan rohani, seperti halnya air dapat membersihkan kenajisan
fisik. Syariah adalah jalan yang dimaksudkan untuk bangsa tertentu dan nabi tertentu yang
diutus, serta bangsa tertentu, seperti Syariah Nuh, Syariah Musa, Syariah Yesus, dan Syariah
Muhammad.
Din memiliki beberapa pengertian, yang secara umum dapat diartikan dalam dua
pengertian yaitu; pengertian umum dan khusus. Pengertian umum itu luas, yaitu “sunnah,
tarîqah dan sabîl yang berlaku di masyarakat”. Menurut definisi ini, semua agama adalah
agama, terlepas dari apakah mereka percaya pada Tuhan atau tidak. Sedangkan pengertian
dalam arti khusus adalah “sunnah dan tarîqah ilâhiyyah yang berlaku bagi semua manusia di
dunia untuk mencapai kesempurnaan hidup di akhirat dan kehidupan yang diperlukan di sisi
Allah”. Agama dalam pengertian khusus ini selaras dengan fitrah manusia, yang bertujuan
untuk mencapai kebahagiaan. Agama yang demikian adalah agama yang benar, yang tidak
dapat dimiliki kecuali dengan wahyu dan petunjuk seorang nabi. Intelek dan terutama fakultas
tidak mengetahui sifat sejati dari kebenaran. Oleh karena itu, kebangkitan kembali pesan-
pesan agama dan kenabian pada hakikatnya merupakan upaya untuk menjaga fitrah manusia
tetap hidup.

2.2 Perkembangan Agama dari Nabi Adam hingga Nabi Muhammad


Pada dasarnya, agama masa depan akan membutuhkan waktu lama untuk mencapai
bentuknya yang sempurna. Hal ini dapat ditelusuri dari Nabi Adam hingga Nabi Muhammad.
Pada masa Nabi Adam, agama memiliki bentuk yang relatif sederhana, dan seiring
berjalannya waktu, melalui pergantian para nabi, agama Allah mencapai bentuknya yang
sempurna. Hal ini terjadi pada masa Nabi Muhammad. Ini adalah tulisan utama para nabi.

A. Nabi Adam A.S; Pengenalan dengan Tuhan

Kisah penciptaan Adam memiliki pesan yang jelas secara fundamental. Adam, yang
secara harfiah berarti "tidak ada", "membentuk" Tuhan sebagai manusia pertama di bumi.
Proses ini menyadarkan Adam bahwa dirinya adalah makhluk (makhlûq) dan Tuhan
adalah Sang Pencipta (Khaliq). Penciptaan adalah puncak inovasi dan keajaiban, karena
manusia tidak dapat menciptakan yang seperti ini. Memahami bahwa Tuhan adalah Sang
Pencipta mengarah pada ketaatan pada konsekuensi dan ketaatan pada kebahagiaan. Di
sisi lain, ketidaktaatan dan mengabaikan firman, perintah dan larangan-Nya menyebabkan
kesengsaraan. Adam sangat memahami bahwa Tuhan, Pencipta semua makhluk dan
Tuhan semua, terus memberikan kebebasan kepada makhluk-Nya yang tunduk pada
tanggung jawab. Tuhan tidak akan pernah mengambil kebebasan itu, bahkan dari iblis
sekalipun. Semua ini disaksikan Adam jika Setan tidak menaati perintah-perintah Allah.

B. Ketabahan Nabi - Nabi


Secara historis, Al-Qur'an menjelaskan secara rinci bagaimana dakwah Nabi
memanggil umatnya untuk menyembah satu Tuhan (tawhid). Dimulai dengan Nuh. Dia
menemukan bahwa rakyatnya menyembah berhala. Sebagai langkah selanjutnya, Nabi
Hud memanggil umatnya, termasuk kaum Adi, seperti yang dilakukan Nabi Nuh Amin. Ia
tidak banyak berargumen, namun dengan sedikit perbedaan bahwa nabi Nuh menyeru
kaumnya karena takut akan datangnya azab jika mereka tidak beriman kepada tauhid,
sedangkan dalam kisah nabi Hud, kata taqwa menyatakan keprihatinan.

Proses dakwah Nabi selalu menunjukkan kesabaran dan tekad yang luar biasa. Nabi
adalah orang yang memiliki ketabahan dan keteguhan hati dalam menghadapi segala
penderitaan. Kesabaran ini jauh lebih dari yang bisa ditangani orang normal. Dalam karya
dakwahnya di Babilonia, Nabi Idris AS mendapati bahwa sangat sedikit orang yang
mengikutinya, sedangkan yang menentangnya jauh lebih banyak. Padahal dia sudah lama
berdakwah. Dalam situasi ini, ia kemudian bermigrasi untuk mencari wilayah baru, dan
Mesir menjadi tujuannya.

C. Nabi Ibrahim A.S; Kepasrahan Penuh

Nabi Ibrahim adalah bapak para nabi dan kakek buyut Nabi Muhammad. Semua nabi
dari generasi ke generasi berasal darinya. Dari dia turun semua nabi Bani Israil, karena
mereka adalah keturunan Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim. Nabi Ibrahim mengalami cobaan
yang luar biasa dalam hidupnya, terutama dalam mempertahankan imannya. Salah satu
cobaan yang paling berat adalah perintah untuk membunuh putranya. Dalam hal ini,
Ibrahim menjadikan dirinya contoh penghambaan dan pengabdian, ketaatan dan ketaatan
dalam menerima perintah Allah. Untuk semua itu, Allah memuliakan beliau dengan
pujian yang luar biasa sebagai bapak para nabi, pemimpin orang-orang shaleh, lambang
iman dan amanah yang lulus ujian kesabaran, dan hamba-Nya yang tercinta.

Menurut Alquran, Ibrahim adalah orang pertama yang memproklamirkan agama


Tuhan sebagai Islam dan para pengikutnya sebagai Muslim. Ibrahim adalah contoh yang
sangat baik bagi semua orang yang berjuang tanpa lelah untuk menemukan kebenaran,
dan Allah mencatat apa yang dia lakukan dalam Al-Qur'an, sehingga dia diberi gelar
uswah hasanah. Namun, semua ini tidak secara otomatis membuatnya menjadi seorang
Muslim. Ia menerima gelar baru "Muslim" setelah keduanya (Ibrahim dan Ismail)
memenuhi perintah Allah untuk membunuh dan membangun Ka'bah. Akhirnya Islam
menjadi nama agama para nabi Allah, dan lebih tepatnya nama agama yang dibawa oleh
nabi Muhammad.

D. Nabi – Nabi Kelahiran Israel

Ada banyak nabi di Israel. Semua putra nabi Ya'qub adalah nabi bangsa Israel, karena
Israel sebenarnya adalah nama lain dari Ya'qub. Israel memiliki lebih banyak nabi
daripada bangsa lain. Para nabi memanggil mereka untuk menyembah Tuhan secara
bergantian. Padahal mereka berjanji di hadapan Ya'qub, ketika dia sekarat, bahwa mereka,
anak-anak Ya'qub, akan menyembah Tuhannya Ya'qub, Tuhan nenek moyang Ya'qub,
Ibrahim dan Ismail. dan Ishak, yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Janji ini menenangkan
Ya'kub sebelum kematiannya.

Orang Israel mengalami cobaan berat yang datang silih berganti, karena mereka tidak
menaati Allah. Para nabi berusaha membantu mereka membebaskan diri dari tirani
penguasa seperti Nabi Musa dan Nabi Harun. Namun dengan segala upaya mereka,
termasuk menyelamatkan Firaun dari penganiayaan, orang Israel sering mengabaikan
Musa dan hukum-hukumnya, bahkan ketika mereka menyembah anak lembu buatan
Samir. Selain itu, nabi Daud datang ketika bangsa Israel sedang dalam keadaan kacau
balau. Nabi Daud membawa mereka ke kehidupan yang mulia. Daud adalah seorang nabi
istimewa yang selalu menang dalam perang dan sangat dihormati oleh musuh-musuhnya.
Demikian pula Nabi Sulaiman tiba, yang membawa mereka ke kehidupan yang mulia.

E. Nabi Muhammad SAW; Menyempurnakan Agama

Semua ulama sepakat bahwa rangkaian nabi berakhir dengan Nabi Muhammad. Dia
adalah nabi dan rasul terakhir sebagaimana diwahyukan oleh Allah dalam Kitab Suci Al
Quran. Keyakinan ini juga mempengaruhi keyakinan lain bahwa wahyu yang diturunkan
Allah setelah Nabi Adam juga berakhir dengan Nabi Muhammad. Dan itu berakibat lebih
lanjut, yaitu agama yang berkembang (dîn) pada akhirnya mengambil bentuk agama yang
dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, yaitu Islam. Agama yang paling cocok dan
sempurna.
Muhammad, pembawa pesan ini, adalah seorang pria yang jejak hidupnya tercatat
dengan baik dalam masyarakat Arab. Muhammad tumbuh dalam masyarakat yang dikenal
dengan perilaku buruk dan berhasil mempertahankan dirinya sebagai orang yang
sempurna meskipun gelarnya al-âmin. Menciptakan kehidupan di usia muda bukanlah hal
yang mudah, sehingga ia sangat peka terhadap lingkungannya. Hal ini selalu membuatnya
berpikir tentang nasib orang-orang di sekitarnya, yang jauh dari negara-negara lain yang
sudah sangat maju, seperti yang dia saksikan ketika dia bertemu mereka dalam kegiatan
bisnisnya.

Nabi Muhammad, seperti pendahulunya, adalah seorang nabi, pembawa peringatan


dan kabar gembira. Misinya adalah untuk terus mengirimkan dan menyebarkan wahyu
Tuhan tanpa henti, tanpa putus asa dan tanpa mundur. Hal ini karena ajaran yang harus
disampaikan berasal dari Tuhan dan sangat penting bagi keselamatan dan keberhasilan
manusia, sehingga manusia harus menerima dan mengamalkan ajaran tersebut. Jika nabi
gagal dan umat manusia tidak menerima ajaran, umat manusia dalam bahaya.

2.3 Islam sebagai Agama para Nabi - Nabi


Islam berasal dari kata kerja “aslama”, yang secara harafiah berarti “ketundukan” atau
“ketundukan sepenuhnya pada kehendak orang lain”. Kata "Muslim" berarti "orang yang
tunduk". Ketika kata “iman” disamakan dengan kata “Islam”, ada yang mengartikannya
sebagai “langkah iman yang paling awal, yaitu iman yang dangkal yang belum merasuk ke
dalam hati”. Muhammad Arkoun tentu tidak setuju dengan istilah “menyerah” yang
terkadang digunakan untuk menjelaskan arti “menyerah”. Dia berpendapat bahwa umat Islam
tidak diperintahkan untuk tunduk kepada Tuhan. Merupakan ungkapan rasa syukur atas
nikmat Allah yang ditekankan oleh umat Islam sehingga tercipta hubungan ketaatan yang
penuh dengan rasa cinta dan syukur antara al-Khâliq dan makhlûq. Oleh karena itu, lebih
mungkin berarti “menyerahkan (mempercayakan) seluruh jiwa (tubuh) seseorang kepada
Tuhan (Allah).
Sebagaimana disebutkan di atas, Nabi Ibrahim adalah nabi pertama yang menyebut
agama Tuhan Islam. Setelah dua perintah Tuhan, yang dia penuhi untuk Nabi Ismail, Nabi
Ibrahim kemudian berdoa agar dia dan putranya (Ismail) dan keturunannya tunduk dan patuh
kepada-Nya. Ketika Nabi Ibrahim berdoa, Tuhan menjawab dan memanggil Ibrahim,
"Serahkan ketaatanmu. Ibrahim menjawab; "Saya berserah diri kepada Tuhan Semesta Alam".
Mengenai agama Nabi Ibrahim, Allah menegaskan bahwa beliau bukanlah penganut agama
komunal seperti Yahudi dan Nasrani, tetapi beliau adalah orang yang ikhlas mencari dan
mengikuti kebenaran (hanîf) dan berserah diri kepada Allah (Muslim). Dan Alquran
menegaskan bahwa itu adalah agama keturunan Nabi Ibrahim, khususnya agama keturunan
Ya'qub atau biasa disebut Bani Israel, mereka semua memeluk agama Islam dan tidak ada
agama lain. agama yang diterima nabi Ibrahim dari Tuhannya, seperti yang ada di dalam
Alquran.
Adapun Islam para nabi lainnya disebutkan dalam Al-Qur'an. Seperti nabi Nuh, kata-
katanya dapat dipahami seperti yang ditemukan dalam Surah Yunus:72; "Jika kamu berpaling,
aku tidak akan meminta satu pahala pun untukmu. Pahalaku hanyalah Allah dan aku
diberitahu bahwa aku termasuk dalam kelompok Muslim." Nabi Yusuf berdoa: "Biarkan aku
mati sebagai seorang Muslim dan bergabung dengan orang-orang saleh." Demikian pula Nabi
Isa, beliau membawa ajaran kepasrahan kepada Allah (wa isyhad bi anna muslimûn). Ketika
Yesus melihat ketidaktaatan orang Israel, dia berkata: "Siapakah penolongku bagi Allah?"
Hawariyyun menjawab, "Kami adalah penolong Tuhan. Kami percaya kepada Allah dan
bersaksi bahwa kami benar-benar Muslim."
Memang, tidak perlu lagi menantang klaim semua agama para nabi tentang Islam.
Meskipun perbedaan antara rasul satu nabi. Dalam hal ini rasul dapat diibaratkan dengan obat
yang diberikan kepada orang sakit, obatnya harus sama dengan obat yang diberikan. Situasi
dan kondisi umat para nabi sangat berbeda, maka para rasul juga berbeda. Satu hal yang pasti
bahwa semua ajaran para nabi menyembah satu Tuhan. Dia dicintai dan ditakuti. Semua
adalah hamba Tuhan, tunduk pada hukum dan perintah-Nya. Demikianlah para nabi
mengajarkan ajaran tauhid hingga nabi terakhir, Nabi Muhammad.

BAB III
PENUTUP
3. Kesimpulan

Kemunculan agama dalam al-Qur'an selalu diawali dengan kemunculan para nabi, karena para
nabilah yang menyampaikan risalah Tuhan kepada umat manusia. Allah memberikan Syariah kepada
setiap nabi sesuai dengan situasi umatnya. Nabi menyampaikan pesan dalam gaya yang berbeda,
beberapa dengan argumen dan beberapa tanpa. Berbagai utusan itu bersatu dalam satu agama, yaitu
Islam. Semua nabi yang disebutkan dalam Quran adalah Muslim. Islam sebagai agama para nabi
memiliki karakteristik yang berbeda-beda, terutama pada masa para nabi sebelum Nabi Muhammad
dan hingga saat ini. Agama yang berkembang ini akhirnya mengambil bentuk terakhirnya pada masa
Nabi Muhammad. Agama ini dianggap sebagai agama yang paling sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Arkoun, Mohammed. 1996. Rethingking Islam. Yogyakarta: LPMI dan Pustaka Pelajar.
Ash-Shabuni, Muhammad Ali. 2001. Kenabian dan Riwayat Para Nabi. Jakarta: PT. Lentera
Basritama.
Bahjat, Ahmad. 1995. Sejarah Nabi-Nabi Allah SWT. Jakarta: PT. Lentera Basritama, Cet.
Ke-2.
Ghafur, Waryono Abdul. 2008. Millah Ibrahim dalam al-Mizan fi Tafsir al-Qur’an Karya
Muhammad Husein ath-Thabathaba’i. Yogyakarta: Bidang Akademik UIN Sunan Kalijaga.
Ibnu Katsir. 2003. Kisah Para Nabi. Jakarta: Pustaka Azzam.
Izuttsu, Toshiko. 1995. Etika Beragama dalam Qur’an. Jakarta: Pustaka Firdaus.

Anda mungkin juga menyukai