Anda di halaman 1dari 3

Khutbah Jumat: Maulid Nabi Tiba, Jaga Akhlak Generasi Muda 

Muhammad Faizin Kamis, 6


Oktober 2022 | 15:00 WIB Khutbah Jumat Maulid Nabi momentum untuk menjaga akhlak
generasi muda. (Ilustrasi: NU Online/Mahbib Khoiron) Khutbah Jumat berikut ini
mengangkat materi tentang pentingnya menjaga moral dan akhlak para generasi muda di
tengah perkembangan zaman modern saat ini. Pengaruh kemajuan teknologi berupa
internet dan berbagai macam perangkat komunikasi seperti ponsel pintar, bukan hanya
memiliki dampak positif bagi para generasi muda. Dengan berbagai platform media sosial
dan gampangnya mengakses informasi tanpa batas, moral, karakter, dan akhlak generasi
penerus juga menjadi taruhan. Bulan Rabiul Awal yang di dalamnya terdapat Maulid Nabi
Muhammad saw harus menjadi momentum untuk menjaga akhlak dan karakter generasi
muda.  Baca Juga: Khutbah Jumat: Keistimewaan Hari Jumat yang Kerap Dilupakan Teks
khutbah Jumat berikut ini dengan judul “Khutbah Jumat: Maulid Nabi Tiba, Jaga Akhlak
Generasi Muda”. Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print
berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga
bermanfaat!  Baca Juga: Khutbah Jumat: Maulid Nabi, Kelahiran Sang Pembawa Rahmat
Khutbah I  ‫ نَبِيِّنَا ُم َح َّم ٍد‬، َ‫ف اَْأل ْنبِيَا ِء َو ْال ُمرْ َسلِ ْين‬ ِ ‫صاَل ةُ َوال َّساَل ُم َعلَى َأ ْش َر‬ َّ ‫ َوال‬،‫ َوبِ ِه نَ ْست َِعيْنُ َعلَى ُأ ُموْ ِر ال ُّد ْنيَا َوال ِّد ْي ِن‬، َ‫ْال َح ْم ُد هّٰلِل ِ َربِّ ْال َعالَ ِم ْين‬
ُّ ‫ك ْال َح‬ ُ ِ‫َر ْيكَ َلهُ ْال َمل‬ ٰ َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َو َعلَى ٰالِ ِه َوَأصْ َحابِ ِه َوالتَّابِ ِع ْينَ َو َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِِإحْ َسا ٍن ِإ‬
‫ق‬ ِ ‫ َأ ْشهَ ُد َأ ْن اَل ِإلهَ ِإاَّل هللا َوحْ دَه اَل ش‬،‫لى يَوْ ِم ال ِّد ْي ِن‬ َ
ُ‫ق تُقَاتِ ِه َواَل تَ ُموْ تُ َّن ِإاَّل َوَأ ْنت ْم‬
َّ ‫ اِتَّقُوا هللاَ َح‬. َ‫اضرُوْ ن‬ ْ ‫َأ‬ َ ‫َأ‬ ‫َْأل‬
ِ ‫ َّما بَ ْع ُد فيَا يُّهَا ال َح‬.‫ق ال َوع ِد ا ِميْن‬ ْ ْ ُ َّ ‫َأ‬ ْ ‫َأ‬
ُ ‫ َو شهَ ُد ن َسيِّ َدنَا ُم َحـ َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لهُ صا ِد‬.‫ال ُمبِيْن‬ ْ
ُ ‫ فَاِ ْن تَ َولَّوْ ا فَقُلْ َح ْسبِ َي هّٰللا‬. ‫ف َّر ِح ْي ٌم‬ ٌ ْ‫َز ْي ٌز َعلَ ْي ِه َما َعنِتُّ ْم َح ِريْصٌ َعلَ ْي ُك ْم بِ ْال ُمْؤ ِمنِ ْينَ َرءُو‬ ۤ
ِ ‫ لَقَ ْد َجا َء ُك ْـم َرسُوْ ٌل ِّم ْن اَ ْنفُ ِس ُك ْم ع‬:‫ال هللاُ تَ َعالَى‬ َ َ‫ فَق‬. َ‫ُم ْسلِ ُموْ ن‬
‫ش ْال َع ِظي ِْم‬ ِ ْ‫ت َوه َُو َربُّ ْال َعر‬ ٰ
ُ ‫ٓاَل اِلهَ اِاَّل هُ َو ۗ َعلَ ْي ِه تَ َو َّك ْل‬  Maasyiral Muslimin rahimakumullah,  Baca Juga:
Khutbah Jumat: Maulid Nabi, Amalan Bagus yang Dianjurkan Alhamdulillah, segala puji bagi
Allah swt. Shalawat dan salam senantiasa kita haturkan kepada Rasulullah saw. Semoga
kita senantiasa termasuk golongan hamba yang pandai bersyukur dan mendapatkan
syafaat dari Nabi Agung Muhammad saw di hari kiamat. Amin.  Saat ini, kita sudah
memasuki bulan Rabiul Awwal yang di Indonesia lebih sering disebut sebagai bulan Maulid.
Disebut demikian memang karena dalam bulan ini terjadi sebuah kejadian yang agung
yakni kelahiran Nabi Muhammad saw. Sosok paling mulia di dunia, sosok yang kita
diperintahkan untuk senantiasa bershalawat untuk meraih syafaatnya. Bukan hanya kita
saja yang bershalawat, Malaikat dan Allah swt pun bershalawat kepada beliau. Hal ini
ۤ ‫هّٰللا‬
termaktub dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 56:  ‫ص ُّلوْ ا‬ َ ‫ ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا‬  ‫ُص ُّلوْ نَ َعلَى النَّبِ ۗ ِّي‬
َ ‫اِ َّن َ َو َم ٰل ِٕى َكتَهٗ ي‬
‫ َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموْ ا تَ ْسلِ ْي ًما‬  Artinya : “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk
Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah
salam dengan penuh penghormatan kepadanya.  Maasyiral Muslimin rahimakumullah,
Kehadiran Nabi Muhammad ke dunia ini membawa sebuah misi penting di antaranya
adalah memperbaiki akhlak manusia. Misi ini menandakan bahwa akhlak menjadi bagian
penting dalam kehidupan manusia karena itulah yang akan membawa perdamaian dan
ketentraman dalam setiap interaksi manusia dengan lingkungan sekitar. Rasulullah SAW
bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Bukhari, Baihaqi, dan Hakim:  ‫ت ُألتَ ِّم َم‬
ُ ‫ِإنَّ َما ب ُِع ْث‬
ِ َ‫َار َم اَألخ‬
‫الق‬ ِ ‫ َمك‬  Artinya: “Sungguh aku diutus menjadi Rasul untuk menyempurnakan akhlak
yang mulia.”  Akhlak menjadi bagian utama dalam bangunan kepribadian seorang muslim
sehingga para ulama menyebut bahwa “Al-Adabu fauqal ilmi’. Bahwa adab, tatakrama,
akhlak, di atas ilmu yang dalam artian harus didahulukan untuk dimasukkan dalam diri
setiap muslim. Dalam pendidikan pun sudah seharusnya mengedepankan aspek afektif
(sikap dan karakter) dibanding aspek kognitif (kepintaran otak). Maka itu fungsi guru dan
orang tua yang paling utama adalah mendidik agar generasi muda menjadik baik. Bukan
hanya mengajar untuk menjadikan generasi muda menjadi pintar.  Pendidikan karakter
dan akhlak generasi muda di era saat ini menjadi sangat dan sangat penting. Hal ini karena
tantangan dan godaan zaman di tengah perkembangan teknologi semakin menjadi-jadi.
Akibat perkembangan teknologi dan informasi saat ini, ancaman terhadap degradasi moral
sangat terlihat di depan mata. Kita lihat bagaimana saat ini akhlak para pemuda sudah
mulai tereduksi akibat gaya hidup digital di zaman modern.  Kejadian tindakan kriminal,
asusila, kurangnya kepedulian sosial dan menurunnya rasa sosial-kemanusiaan yang
dilakukan dan dimiliki generasi muda mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Saat
ini kita radakan mereka lebih asik bermain di dunia maya dengan ponselnya dari pada
bersosialisasi di dunia nyata. Kebiasaan berkomentar di media sosial yang tak melihat
dengan siapa ia berbicara, terbawa dalam kehidupan nyata. Sehingga bisa dirasakan
mereka menyamakan antara berbicara dengan teman dan berbicara dengan orang tua. 
Gampangnya berkomunikasi, berinteraksi, dan mencari informasi juga sedikit demi sedikit
menjadikan para generasi muda menggampangkan berbagai hal. Ini berdampak kepada
sikap malas dan mudah menyerah pada tantangan permasalahan yang dihadapi. Mereka
terdidik dengan hasil yang instan tanpa perjuangan berat dan menghilangkan etos
perjuangan serta sikap tak kenal menyerah.  Maasyiral Muslimin rahimakumullah,
Fenomena-fenomena ini patut direnungi oleh kita dan para orang tua pada umumnya.
Momentum Maulid Nabi Muhammad saw menjadi saat yang tepat untuk kembali
memperkuat penjagaan pada akhlak generasi penerus. Perlu dipantau aktivitas mereka
saat memegang handphone agar akhlak bisa benar-benar terjaga. Akhlak menjadi
barometer apakah seseorang menjadi insan terbaik atau tidak. Bukan kepintaran yang
menjadi barometer!. Rasulullah bersabda dalam hadits yang diriwayatkan Thabrani dari
Ibnu Umar:  ‫اس أحْ َسنُهُ ْم ُخلُقًا‬
ِ َّ‫خَ ْي ُر الن‬  Artinya: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling baik
akhlaknya.”  Sudah saatnya di bulan Maulid ini kita kembali meneladani akhlak Nabi yang
merupakan suri tauladan terbaik sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an surat Al-ahzab
ayat 21:  ‫لَقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم فِ ْي َرسُوْ ِل هّٰللا ِ اُس َْوةٌ َح َسنَةٌ لِّ َم ْن َكانَ يَرْ جُوا هّٰللا َ َو ْاليَوْ َم ااْل ٰ ِخ َر َو َذ َك َر هّٰللا َ َكثِ ْير ًۗا‬  Artinya: “Sungguh, pada
(diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat
Allah.”  Maasyiral Muslimin rahimakumullah, Selain menjadikan Maulid sebagai momentum
menjaga akhlak generasi muda, mari jadikan bulan Maulid ini sebagai kesempatan
meningkatkan kuantitas dan kualitas shalawat dan cinta kita kepada Nabi Muhammad.
Perbanyak shalawat, insyaallah hidup menjadi nikmat karena mendapat syafaat di hari
kiamat.  Syafaat dari Nabi Muhammad menjadi hal yang sangat penting untuk kita raih.
Karena kita tidak tahu ibadah mana yang akan diterima di sisi Allah. Menurut kita kuantitas
dan kualitas ibadah sudah maksimal, namun belum tentu di sisi Allah swt. Sehingga kita
perlu senantiasa berdoa untuk meraih rahmat dari Allah serta perbanyak bershalawat
kepada Nabi untuk meraih syafaatnya.  Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam
Bukhari dan Muslim, disebutkan ada seorang sahabat yang mengadu kepada Nabi. Ia
merasa tidak rajin dalam menjalankan ibadah namun punya modal kecintaan kepada Allah
dan Rasul-Nya. Jawaban Nabi pun sangat menggembirakan. Nabi mengatakan sahabat
tersebut akan dikumpulkan bersama Nabi di hari kiamat.  ُ ‫صلَّى هَّللا‬ َ ‫ي‬ َّ ِ‫ك َأ َّن َر ُجاًل َسَأ َل النَّب‬ ِ ‫ع َْن َأن‬
ٍ ِ‫َس ْب ِن َمال‬
‫ص َدقَ ٍة َولَ ِكنِّي ُأ ِحبُّ هَّللا َ َو َرسُولَهُ قَا َل‬
َ ‫صوْ ٍم َواَل‬
َ ‫صاَل ٍة َواَل‬ ُ ‫ال َما َأ ْع َد ْد‬
ِ ِ‫ت لَهَا ِم ْن َكث‬
َ ‫ير‬ َ َ‫َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َمتَى السَّا َعةُ يَا َرسُو َل هَّللا ِ قَا َل َما َأ ْع َددْتَ لَهَا ق‬
َ‫ َأ ْنتَ َم َع َم ْن َأحْ بَبْت‬   Artinya: Dari sahabat Anas, sesungguhnya seorang laki-laki bertanya kepada
Nabi, kapan hari kiamat terjadi ya Rasul? Nabi bertanya balik, apa yang telah engkau
persiapkan? Ia menjawab, aku tidak mempersiapkan untuk hari kiamat dengan
memperbanyak shalat, puasa dan sedekah. Hanya aku mencintai Allah dan Rasul-Nya. Nabi
berkata, engkau kelak dikumpulkan bersama orang yang engkau cintai. (HR Al-Bukhari dan
Muslim).  Maasyiral Muslimin rahimakumullah, Semoga kita bisa meneruskan dan
mewujudkan misi Nabi kepada para generasi muda yakni menjadikan akhlak mulia sebagai
sendi-sendi peradaban kehidupan manusia. Semoga kita senantiasa bisa meneladani
akhlak Nabi dan kita akan menjadi umatnya yang mendapatkan syafaatnya dan masuk
dalam surganya Allah swt. Amin.  ‫ َأقُوْ ُل‬.‫ك هللا لِي َولَ ُك ْم فِي ْالقُرْ آ ِن ْال َع ِظي ِْم َونَفَ َعنِي َوِإيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه ِم ْن آيَ ِة َو ِذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‬ َ ‫ار‬ َ َ‫ب‬
ٰ ‫هّٰلِل‬ ‫هّٰلِل‬ ‫هّٰلِل‬
‫َّحيْم‬ ُ ْ
ِ ‫قَوْ لِي هَ َذا فَأ ْستَغفِ ُر هللاَ ال َع ِظ ْي َم ِإنَّهُ هُ َو ال َغفوْ ُر الر‬  Khutbah II  َ‫َريك‬ ِ ‫ شهَ ُد ْن اَل إلهَ ِإ هللاُ َوحْ َدهُ اَل ش‬.ِ ‫ْال َح ْم ُد ِ َوال َح ْم ُد ِ ث َّم ال َح ْم ُد‬
‫اَّل‬ ‫َأ‬ ْ ‫َأ‬ ْ ُ ْ
‫ان ِإلَى يَوْ ِم‬ ٍ ‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َعلَى نَبِيِّنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى َألِ ِه َوَأصْ َحابِ ِه َو َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِِإحْ َس‬ َ ‫ اَللَّهُ َّم‬.ُ‫ي بَ ْع َده‬ َّ ِ‫أن َسيِّ َدنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ الَّ ِذيْ اَل نَب‬ َّ ‫ َوَأ ْشهَ ُد‬،ُ‫لَه‬
َ‫ ٰيَأ يُّها الَّ ِذ ْين‬،‫صلُّوْ نَ َعلَى النَّبِ ِّي‬ َ ُ‫ ِإ َّن هللاَ َو َماَل ِئ َكتَهُ ي‬:‫ال هللاُ تَ َعالَى‬ َ َ‫ فَق‬. َ‫ص ْي ُك ْم َونَ ْف ِس ْي بِتَ ْق َوى هللاِ فَقَ ْد فَازَ ْال ُمتَّقُوْ ن‬ ِ ْ‫ فَيَا َأيُّهَا النَّاسُ ُأو‬،ُ‫ َأ َّما بَ ْعد‬ ‫القِيَا َم ِة‬
ٰ ٰ
،‫ت‬ ْ ْ
ِ ‫ت َوال ُم ْسلِ ِم ْينَ َوال ُم ْسلِ َما‬ ْ ْ ّ ‫َأ‬
ِ ‫ اَللهُ َّم ا ْغفِرْ لِل ُمْؤ ِمنِ ْينَ َوال ُمْؤ ِمنَا‬ ‫صلِّ َعلَى َسيِّ َدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِل َسيِّ َدنَا ُم َح َّم ٍد‬ َ ‫ اَللّهُ َّم‬.‫صلُّوْ ا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموْ ا تَ ْسلِ ْي ًما‬ َ ‫ٰا َمنُوْ ا‬
‫لوبَا َء والقُرُوْ نَ َوال َّزاَل ِز َل َو ْال ِم َحنَ َوسُوْ َء ْالفِتَ ِن َو ْال ِم َحنَ َما ظَهَ َر ِم ْنهَا َو َما بَطَنَ ع َْن بَلَ ِدنَا‬ ٰ
َ ‫ اَللّهُ َّم ا ْدفَ ْع َعنَّا ْالبَاَل َء َو ْا‬.‫ت‬ ِ ‫اََأْلحْ يا ِء ِم ْنهُ ْم َو ْاالَ ْم َوا‬
ً ٰ
‫ َربَّنَا‬.ُ‫اطاًل َوارْ ُز ْقنَا اجْ تِنَابَه‬ ِ َ‫ق َحقّا َوارْ ُز ْقنَا اتِّبَا َعهُ َوَأ ِرنَا ْالبَا ِط َل ب‬ َّ ‫ اَللّهُ َّم َأ ِرنَا ْال َح‬. َ‫صةً َو َساِئ ِر ب ُْلدَا ِن ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ عا َّمةً يَا َربَّ ْال َعالَ ِم ْين‬ َّ ‫ِإ ْندُونِ ْي ِسيَّا خآ‬
ُ ْ ْ ْ ‫ْأ‬ ْ ‫هّٰلِل‬ ْ ً ْ ً
‫ ِإ َّن هللاَ يَ ُم ُر بِال َع ْد ِل َواِإل حْ َسا ِن َوِإيْتا ِء ِذي القرْ ب َى‬،ِ‫ ٍعبَا َد هللا‬  َ‫ َواَل َح ْم ُد ِ َربِّ ال ٰعلَ ِم ْين‬.‫ار‬ َّ
ِ ‫اب الن‬ َ ‫آتِنا َ فِى ال ُّد ْنيَا َح َسنَة َوفِى اآل ِخ َر ِة َح َسنَة َوقِنَا َع َذ‬
‫ َولَ ِذ ْك ُر هللاِ َأ ْكبَ ُر‬،‫ َوا ْش ُكرُوْ هُ عَل َى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم‬،‫ َو ْاذ ُكرُوا هللاَ ْال َع ِظ ْي َم يَ ْذ ُكرْ ُك ْم‬، َ‫َر َو ْالبَ ْغ ِي يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُوْ ن‬ ِ ‫ويَ ْنهَى ع َِن ْالفَحْ شا ِء َو ْال ُم ْنك‬  َ H.
Muhammad

Sumber: 

Anda mungkin juga menyukai