Komponen Komponen Belajar Dan Pembelajaran PAUD (Maryati, Rosita)

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 7

Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas mata kuliah

“ Belajar dan Pembelajaran PIAUD”

KOMPONEN - KOMPONEN BELAJAR


Dan
PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI

Dosen Pengampu Nurul Huda,M.Pd

Disusun :
Maryati
Rosita

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM YAYASAN


PEMBANGUNAN KALIANDA TAHUN AKADEMIK
2021-2022
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Komponen Belajar dan Pembelajaran


1.     Pengertian Komponen Belajar
Belajar merupakan proses penyesuaian diri yang menghasilkan sebuah perubahan
tingkah laku dan peningkatan pemahaman atas sesuatu berdasarkan pengalaman yang
didapatkan. Dalam proses belajar tersebut terdapat komponen – komponen yang saling
berhubungan satu sama lain. Komponen – komponen tersebut merupakan hal – hal yang
menjadikan proses belajar tersebut berlangsung. Tanpa komponen belajar maka tidak akan
terjadi proses belajar. Begitupun bila salah satu komponen tidak dilaksanakan atau tidak
diterapkan maka proses belajar tidak akan berjalan dengan baik. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa komponen belajar adalah kumpulan dari beberapa item yang saling berhubungan satu
sama lain dan merupakan hal penting dalam proses belajar.
2.     Pengertian Komponen Pembelajaran
Secara sederhana pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan oleh guru agar
siswa dapat melaksanakan proses belajar. Sama halnya dengan proses belajar, dalam
pembelajaran pun terdapat komponen – komponen yang saling berhubungan satu sama lain.
Jika tidak ada komponen pembelajaran atau tidak diterapkan salah satu dari komponen
pembelajaran  maka proses pembelajaran berlangsung dengan kurang efektif.
Dengan demikian komponen – komponen pembelajaran adalah kumpulan dari
beberapa item yang saling berhubungan satu sama lain dan merupakan hal penting dalam
proses belajar mengajar.
B.    Komponen – Komponen Belajar dan Pembelajaran
Apabila dilihat secara kasat mata antar komponen belajar dan komponen
pembelajaran adalah sama. Namun, setelah dikaji lebih mendalam maka terdapat perbedaan
di atara keduanya. Walupun perbedaan tersebut tidak banyak namun hal tersebut tidak bisa
diabaikan begitu saja. Karena walau bagaimanapun belajar dan pembelajaran itu sendiri pun
berbeda.
NO KOMPONEN KOMPONEN
PEMBELAJARAN BELAJAR

1 Tujuan Tujuan
2 Materi Materi
3 Media Media
4 Strategi / metode Strategi / metode
5 Evaluasi Evaluasi
6 Guru
7 Peserta didik / siswa

Dari table di atas maka perbedaan komponen belajar dan pembelajaran terletak pada
guru dan peserta didik.
1.     Tujuan
Baik belajar maupun pembelajaran mengartikan tujuan sebagai target yang harus
dicapai setelah melakukan proses belajar dan atau pembelajaran. Selain sebagai target,
tujuan pula merupakan arah atau acuan dalam melakukan proses belajar dan pembelajaran.
Secara garis besar tujuan belajar dan pembelajaran adalah adanya perubahan tingkah laku
yang progresif baik pengetahuannya, sikap maupun keterampilannya. Tujuan belajar dan
pembelajaran terbagi menjadi dua yaitu sebagai berikut.
a.      Tujuan Umum
Tujuan umum adalah salah satu tujuan yang disusun dan dirumuskan oleh tim
pengembang kurikulum pusat. Tujuan umum ini masih bersifat meyeluruh artinya hal yang
ingin dicapai tidak dijabarkan secara spesifik.
b.     Tujuan Khusus
Tujuan pembelajaran khusus merupakan penjabaran dari tujuan pembelajaran umum.
Tujuan ini bukan merupakan tujuan yang disusun dan dikembangkan oleh pengembang
kurikulum pusat namun diserahkan pada guru.
            Mengingat bahwa tujuan khusus dibuat oleh guru maka guru harus memahami betul
kurikulum yang berlaku sebagai batu tapal dalam menjabarkan tujuan, memahami tipe-tipe
hasil belajar karena pada hakikatnya tujuan yang guru buat merupakan hasil belajar dan
merupakan hal-hal yang ingin dicapai dan yang tidak kalah penting adalah guru memahami
cara untuk merumuskan tujuan agar jelas dan dapat dicapai oleh siswa.
           
2.     Materi
Materi adalah isi atau bahan yang dipelajari siswa yang disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran. Adapun tugas guru di sini adalah memilih dan mengembangakan bahan
pembelajaran.
Adapun dalam hal ini materi yang sesuai untuk anak usia dini adalah mencakup
bidang pengembangan pembentukan perilaku dan bidang pengembangan kemampuan dasar
melalui kegiatan bermain dan pembiasaan. Hal ini sesuai dengan PERMENDIKNAS No. 58
tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini yang didalamnya tercantum standar
isi. Adapun lingkup pengembangannya meliputi: (1) nilai nilai agama dan moral, (2) fisik,
(3) kognitif, (4) bahasa, dan (5) sosial emosional.

3.     Media
Media adalah alat yang digunakan untuk mencapai tujuan belajar secara efektif dan
efisien. Menurut Piaget anak usia dini berada pada tahap Pra – Operasional yaitu tahap
ketika anak belajar dari apa yang ia lihat dan dengar serta rasakan atau bersifat konkret.
Tentu saja jika dalam proses belajar anak usia dini diberikan materi yang dengan difasilitasi
media yang menarik maka hal tersebut akan membuat anak sangat mudah belajar, senang
belajar dan dapat mencapai tujuan dari belajar yang diharapkan.
4.     Metode
Metode pembelajaran adalah cara yang dapat dilakukan untuk membantu proses
belajar-mengajar agar berjalan dengan baik. Metode belajar merupakan cara atau strategi
yang dilakukan untuk mencapai tujuan belajar. Metode yang variatif akan membuat proses
belajar lebih menarik dan memicu semangat untuk melaksanakan proses belajar dan
pembelajaran.
Terdapat beberapa metode belajar dan pembelajaran yaitu sebagai berikut.
a.    Metode Bermain
            Metode bermain adalah suatu metode dimana pembelajaran dilakukan dengan cara
bermain. Dimana bermain tersebut telah direncanakan oleh guru sesuai dengan proses
pembelajaran.
b.   Metode Tanya Jawab
            Metode Tanya jawab adalah suatu metode dimana guru menggunakan atau memberi
pertanyaan kepada murid dan murid menjawab, atau sebaliknya murid bertanya pada guru
dan guru menjawab pertanyaan murid itu.
c.   Metode Diskusi
            Metode diskusi dapat diartikan sebagai siasat “penyampaian” bahan ajar yang
melibatkan peserta didik untuk membicarakan dan menemukan alternatif pemecahan suatu
topik bahasan yang bersifat problematis.
d.   Metode Bercerita
Metode cerita adalah metode dalam proses belajar mengajar dimana seorang guru
menyampaikan cerita secara lisan kepada sejumlah murid yang pada umumnya bersifat pasif.
Dalam pengajaran yang menggunakan metode cerita, perhatian terpusat pada guru,
sedangkan murid hanya menerima secara pasif. Sehingga timbul kesan murid hanya sebagai
obyek yang selalu menganggap benar apa yang disampaikan oleh guru.
e.   Metode Demonstrasi
            Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang,
kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui
penggunaan media pembelajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang
sedang disajikan.
f.     Metode Eksperimen
            Metode eksperimen adalah metode atau cara ketika guru dan murid bersama-sama
mengerjakan sesuatu latihan atau percobaan untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari
suatu aksi.
g.     Metode Proyek
          Metode proyek adalah  cara mengajar dengan jalan memberikan kegiatan belajar
kepada siswa, dengan memberikan kepada siswa untuk memilih, merancang dan juga
memimpin pikiran serta pekerjaannya. Anak-anak dilatih agar berencana di dalam tugas
tugasnya.

h. Metode Simulasi
Simulasi berasal dari kata “stimulate” yang artinya berpura-pura atau seakan-akan.
Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar
dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau
keterampilan tertentu.
i.       Metode Tugas dan Resitasi

Tugas dan resitasi merangsang anak untuk aktif belajar baik secara individu atau
kelompok. Tugas dan resitasi bisa dilakukan di rumah, di sekolah, di perpustakaan dan
tempat lainnya.

j.         Metode Kerja Kelompok

Metode kerja kelompok atau bekerja dalam situasi kelompok mengandung pengertian
bahwa siswa dalam satu kelas dipandang sebagai satu kesatuan (kelompok) tersendiri atau
dibagi atas kelompok-kelompok kecil.

k.        Metode Problem Solving

Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode


mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat
menggunakan metode-metode lainnya dimulai dengan mencari data sampai dengan menarik
kesimpulan.

l.         Metode Sistem Regu (team teaching)

Team teaching pada dasarnya adalah metode mengajar dua orang guru atau lebih
bekerja sama mengajar sebuah kelompok siswa, jadi kelas dihadapi beberapa guru. Sistem
regu banyak macamnya, sebab untuk satu regu tidak senantiasa guru secara formal saja,
tetapi dapat melibatkan orang luar yang dianggap perlu sesuai dengan keahlian yang
dibutuhkan.

m.      Metode Latihan (Drill)

Metode latihan pada umumnya digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau
keterampilan dari hal yang dipelajari. Mengingat latihan ini kurang mengembangkan
bakat/inisiatif siswa untuk berpikir, maka guru/pengajar memperhatikan tingkat kewajaran
dari metode drill.

n.     Metode Karyawisata (Field-Trip)


Karyawisata disini berarti kunjungan ke luar kelas dalam rangka belajar. Contoh:
Mengajak siswa ke Polres untuk mengetahui sistem kepolisian dan segala hal didalamnya,
selama satu jam pelajaran. Jadi, karya wisata di atas tidak mengambil tempat yang jauh dari
sekolah dan tidak memerlukan waktu yang lama. Karyawisata dalam waktu yang lama dan
tempat yang jauh disebut study tour.
5.     Guru
Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik.
Guru selalu dianggap sosok terbaik, sosok teladan karena guru bukan hanya sebatas
sebagai pengajar atau penyampai ilmu pengetahuan, melainkan sosok yang mendidik yang
membuat seseorang menjadi pribadi yang baik.
6.   Siswa
Siswa adalah individu yang diberi pelajaran. Dalam Pendidikan Anak Usia Dini,
siswa adalah anak dari sejak lahir sampai usia enam tahun. Siswa memegang peranan
penting dalam proses belajar dan pembelajaran. Keaktifan siswa , baik dengan guru maupun
dengan siswa lainnya sangat menentukan hasil belajar dan pembelajaran. 
7.   Evaluasi
Evaluasi adalah pemeriksaan secara terus menerus untuk mendapatkan informasi
yang meliputi siswa, guru, program pendidikan dan proses belajar mengajar untuk
mengetahui tingkat perubahan siswa dan ketepatan keputusan tentang gambaran siswa dan
efektivitas program.
       Adapun evaluasi pembelajaran di Pendidikan Anak Usia Dini adalah tercantum dalam
PERMERDIKNAS No. 58 tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini yang
didalamnya terdapat standar penilaian yaitu :
a.   Teknik penilaian
Evaluasi atau penilaian pada anak usia dini bisa dilakukan dengan menggunakan
teknik pengamatan, penugasan, unjuk kerja, pencatatan anekdot, percakapan / dialog,
laporan orang tua dan dokumentasi hasil karya anak (portopolio) serta deskripsi profil anak.
b.   Lingkup
1)  Mencakup seluruh tingkat pencapaian perkembangan peserta didik.
2)  Mencakup data tentang status kesehatan, pengasuhan, dan pendidikan.
c.   Proses
1)  Dilakukan secara berkala, intensif, bermakna, menyeluruh, dan berkelanjutan.
2)  Pengamatan dilakukan pada saat anak melakukan aktivitas sepanjang hari.
3)  Secara berkala tim pendidik mengkaji-ulang catatan perkembangan anak dan berbagai
informasi lain termasuk kebutuhan khusus anak yang dikumpulkan dari hasil catatan
pengamatan, anekdot, check list, dan portofolio.
4)  Melakukan komunikasi dengan orang tua tentang perkembangan anak, termasuk
kebutuhan khusus anak.
5)  Dilakukan secara sistematis, terpercaya, dan konsisten.
6)  Memonitor semua aspek tingkat pencapaian perkembangan anak.
7)  Mengutamakan proses dampak hasil.
8)  Pembelajaran melalui bermain dengan benda konkret.
d.   Pengelolaan Hasil
1)  Pendidik membuat kesimpulan dan laporan kemajuan anak berdasarkan informasi yang
tersedia.
2)  Pendidik menyusun dan menyampaikan laporan perkembangan anak secara tertulis
kepada orang tua secara berkala, minimal sekali dalam satu semester.
3)  Laporan perkembangan anak disampaikan kepada orang tua dalam bentuk laporan lisan
dan tertulis secara bijak, disertai saran-saran yang dapat dilakukan orang tua di rumah.
e.   Tindak Lanjut
1)  Pendidik menggunakan hasil penilaian untuk meningkatkan kompetensi diri.
2)  Pendidik menggunakan hasil penilaian untuk memperbaiki program, metode, jenis
aktivitas/kegiatan, penggunaan dan penataan alat permainan edukatif, alat kebersihan dan
kesehatan, serta untuk memperbaiki sarana dan prasarana termasuk untuk anak dengan
kebutuhan khusus.
3)  Mengadakan pertemuan dengan orang tua / keluarga untuk mendiskusikan dan melakukan
tindak lanjut untuk kemajuan perkembangan anak.
4)  Pendidik merujuk keterlambatan perkembangan anak kepada ahlinya melalui orang tua.
5)  Merencanakan program pelayanan untuk anak yang memiliki kebutuhan khusus.

C. Hubungan Masing-Masing Komponen Belajar dan Pembelajaran


Semua komponen belajar dan pembelajaran merupakan item – item yang tidak bisa
dipisahkan karena ketujuhnya saling berkaitan untuk menciptakan suatu proses belajar dan
pembelajaran. Guru sebagai ujung tombak pelaksanaan di lapangan, sangat menentukan
keberhasilan dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Oleh karena itu, bagi guru
memahami seluruh komponen belajar dan pembelajaran adalah suatu kewajiban.
Diawali dari seorang guru mempelajari tujuan pembelajaran melalui kurikulum yang
berlaku, selanjutnya membuat suatu desain pembelajaran dengan mempertimbangkan
kemampuan awal siswa (entering behavior), tujuan yang hendak dicapai, teori belajar dan
pembelajaran, karakteristik bahan yang akan diajarkan, metode dan media atau sumber
belajar yang akan digunakan, dan unsur-unsur lainnya sebagai penunjang. Setelah desain
dibuat, kemudian KBM atau pembelajaran dilakukan. Dalam hal ini ada dua kegiatan utama,
yaitu guru bertindak mengajar dan siswa bertindak belajar. Kedua kegiatan tersebut
berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Pada akhirnya implementasi
pembelajaran itu akan menghasilkan suatu hasil belajar. Hasil ini akan memberikan dampak
bagi guru dan siswa. Tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran dapat dilihat setelah
melakukan proses evaluasi. Jika ada salah satu komponen pembelajaran yang bermasalah,
maka proses belajar-mengajar tidak dapat berjalan baik .

Anda mungkin juga menyukai