Anda di halaman 1dari 19

IMPLEMENTASI TEORI ACCOUNTING UNDER IDEAL CONDITION

TERHADAP JURNAL PENELITIAN

Disusun Oleh :

Gita Melliyani Anggreini (22919010)


Hardi Juliawan (22919011)
Ibrahim Alirafi (22919012)

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

TAHUN AKADEMIK

2022/2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Arti Penting Topik


Akuntansi pada kondisi ideal bisa memberikan informasi dengan relevansi
serta realiabilitas tepat pada pemakai laporan keuangan. Informasi tadi meliputi
gosip perihal prospek ekonomik mendatang perusahaan (yaitu: dividen, arus kas,
serta profitabilitas). Kebalikannya, akuntansi pada kondisi non-ideal, dalam kondisi
asimetri informasi, menghadapi pemilihan yang tidak menguntungkan serta defleksi
moral. Asimetri informasi bisa menyebabkan problema keputusan pemakai laporan
keuangan dan problema motivasi kinerja manajemen.
Kemampuan laporan keuangan untuk memberikan informasi yang berguna
bagi investor tidak terlepas dari karakteristik kualitatif laporan keuangan itu sendiri:
keandalan dan relevansi. Informasi yang bebas dari pemahaman yang menyesatkan
atau kesalahan material, dapat dianggap andal, dan dapat diandalkan sebagai
representasi yang benar dan jujur dari apa yang diusulkan pengguna. Informasi yang
relevan, di sisi lain, adalah informasi yang relevan jika membantu pengguna untuk
mengevaluasi peristiwa masa lalu, saat ini atau masa depan, mengkonfirmasi atau
memperbaiki hasil evaluasi masa lalu, dan dapat mempengaruhi keputusan
keuangan pengguna.

1.2 Tujuan penulisan (Belum Selesai)


1.2.1 Untuk mengetahui gambaran umum mengenai jurnal yang terkait pada teori
model nilai sekarang (present value).
1.2.2 Untuk mengetahui implementasi teori terhadap jurnal yang terkait pada teori
model nilai sekarang (present value).
1.2.3 Untuk mengetahui gambaran umum mengenai jurnal yang terkait pada teori
nilai historis.
1.2.4 Untuk mengetahui implementasi teori terhadap jurnal yang terkait pada teori
nilai historis.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Gambaran Umum Terhadap Jurnal Model Nilai Sekarang (Present Value)
2.1.1 Jurnal A (Determinants of firm’s value: Evidence from Financial Industry)
oleh Endri Endri and Moch Fathony

2.1.1.1 Tujuan

Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh Endri Endri dan Moch
Fathony dalam jurnal mereka yang berjudul Determinants of Firm’s
value: Evidence from Financial Industry yaitu untuk mengestimasi dan
menganalisis pengaruh kebijakan dari dividen, profitabilitas, ukuran
perusahaan, leverage, dan pertumbuhan terhadap nilai perusahaan pada
sector keuangan yang teraftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2013
sampai dengan tahun 2017.

2.1.1.2 Metode
Dalam penelitian yang dilakukan menggunakan metode dengan
pendekatana kuantitatif dan termasuk dalam jenis explanatory research.
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah
kebijakan dividen (X1, DPR), Profitabilitas (X2, ROA), Ukuran
Perusahaan (X3, Sze), Leverage (X4, DER), dan pertumbuhan
perusahaan (Y, Tobins’Q). Jenis data dalam penelitian ini menggunakan
jenis data sekunder yaitu data laporan tahunan yang telah tersedia di
Bursa Efek Indonesia (www.idx.go.id).
Pengumpulan data dilakukan dengan mencatat setiap data yang
dibutuhkan dalam laporan tahunan masing-masing perusahaan. Data
yang digunakan merupakan laporan kinerja perusahaan yang telah
terdaftar dan dipublikasikan dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2017,
serta popoulasi penelitian yang digunakan adalah seluruh perusahaan
sektor keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode
2013-2017 yang berjumlah 87 perusahaan. Sementara untuk analisis
data penelitian menggunakan model regresi data panel random effect.
Hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1: Kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
pada perusahaan sektor keuangan periode 2013-2017.
H2: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan sektor keuangan periode 2013-2017.
H3 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
pada perusahaan sektor keuangan periode 2013-2017.
H4: Leverage berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan sektor keuangan periode 2013-2017.
H5: Pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan di sektor keuanganperusahaan pada periode 2013-2017.

2.1.1.3 Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa variabel
ukuran perusahaan, leverage, dan pertumbuhan tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan sektor keuangan
periode 2013-2017. Namun, variable kebijakan dividen dan profitabilitas
terbukti berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan sektor keuangan periode 2013-2017. Serta hasil simultan juga
menunjukkan bahwa kebijakan dividen, profitabilitas, ukuran perusahaan,
leverage, dan pertumbuhan memiliki beberapa efek pada nilai perusahaan.
Koefisien determinasi yang hanya bernilai 33,33% membuktikan bahwa
masih terdapat sekitar 66,67% faktor lain yang mempengaruhi nilai
perusahaan. Adanya penelitian lanjutan dengan topik serupa diharapkan
dapat menemukan gambaran yang lebih jelas mengenai berbagai jenis
faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan di sektor keuangan
2.1.2 Jurnal B (Determinants of Firm Value: An Empirical Study of Listed
Trading Companies in Vietnam) oleh Lan NGUYEN1 , Thi Khanh Phuong
TAN2 , Thu Ha NGUYEN3.

2.1.2.1 Tujuan
Penelitian yang dilakukan oleh (Nguyen et al., 2021) bertujuan
untuk menyelidiki pentingnya nilai perusahaan dan faktor-faktor yang
sekiranya mempengaruhi nilai perusahaan dari perusahaan perdagangan
yang terdaftar di Bursa Saham Vietnam, sehingga meningkatkan literatur
terkini yang terkait dengan topik tersebut di negara kita. Faktor-faktor
yang mempengaruhi nilai perusahaan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Ukuran Perusahaan, Struktur Modal, Profitabilitas, Penjualan,
dan Likuiditas sedangkan Nilai Perusahaan diwakili oleh Nilai Ekuitas.

2.1.2.2 Metode

Metode analisis yang digunakan oleh penulis


menggunakan regresi data panel dengan Teknik Pengambilan
Data ‘Purposive Sampling’. Setelah data terkumpul, peneliti
menghitung indikator-indikator yang terkait dengan penelitian, seperti
ukuran perusahaan, struktur modal, penjualan perusahaan, profitabilitas,
dan likuiditas. Karena beberapa pengamatan tidak memiliki nilai yang
cukup untuk menghitung indikator tersebut, peneliti menghapus
pengamatan tersebut dari data. Hasilnya, data akhir penelitian mencakup
925 pengamatan dari 239 perusahaan yang terdaftar. Setelah
menyelesaikan pemrosesan data, 925 pengamatan diimpor ke STATA
versi 16 untuk statistik deskriptif dan analisis regresi. Lebih khusus lagi,
melalui statistik deskriptif, peneliti dapat mengetahui nilai maks, nilai
min, dan nilai sedang. Selain itu, analisis regresi model fixed-effect dan
model random-effect pada STATA dilakukan untuk memilih model
yang paling sesuai untuk penelitian. Secara simultan melalui hasil
analisis regresi dapat diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi nilai
perusahaan. Hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1: Ukuran perusahaan berkorelasi positif dengan nilai perusahaan.

H1: Ukuran perusahaan berkorelasi positif dengan nilai perusahaan.

H3: Profitabilitas berkorelasi positif dengan nilai perusahaan.

H4: Penjualan perusahaan berkorelasi positif dengan nilai perusahaan.

H5: Likuiditas berkorelasi positif dengan nilai perusahaan.

2.1.2.3 Kesimpulan

Nilai perusahaan mencerminkan nilai sekarang dari arus kas suatu


perusahaan di masa yang akan datang, dan secara langsung akan
mempengaruhi keputusan investasi. Oleh karena itu, meneliti nilai
perusahaan adalah penting dan perlu. Secara lebih spesifik, tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor penentu nilai
perusahaan. Secara khusus, tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan
perusahaan yang terdaftar di Vietnam di HNX dan HOSE selama 9 tahun,
dari 2011 hingga 2019. Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan oleh
(Nguyen et al., 2021), menyatakan bahwa Ukuran Perusahaan merupakan
hal yang paling penting bagi nilai-nilai perusahaan. Dimana hal ini
mengacu bawah nilai perusahaan besar memiliki peringkat yang lebih
tinggi daripada perusahaan kecil. Di sisi lain, struktur modal ditemukan
memiliki dampak negative pada nilai perusahaan. Pada dasarnya, hasil
penelitian berkontribusi untuk menyelesaikan semua hipotesis dan
pertanyaan penelitian. Namun, hasil analisis regresi menunjukkan bahwa
pengaruh faktor berbeda dengan ekspektasi dalam hipotesis Selanjutnya,
penulis menemukan bahwa variable independent lainnya yaitu
(Profitabilitas, Penjualan, dan Likuiditas) secara statistic tidak signfikan
dalam Regresi Model. Dimana faktor-faktor tersebut tidak mempengaruhi
nilai perusahaan, terlebih lagi penelitian ini juga menunjukkan bahwa
ukuran perusahaan dan struktur modal sangatlah penting untuk nilai
perusahaan dalam industri perdagangan di Vietnam.

2.1.3 Perbedaan antara kedua jurnal


Menurut kami dari kedua penelitian tersebut mempunyai beberapa
perbedaan, dimana perbedaannya yaitu:

1. Dari Variabel Independen pada penelitian yang dilakukan oleh (Nguyen et


al., 2021), tidak mempunyai variabel Kebijakan Deviden, Leverage, dan
Pertumbuhan Nilai Perusahaan. Kemudian, pada penelitian yang dilakukan
oleh (Endri & Fathony, 2020) tidak mempunyai variabel Sturktur Modal,
Penjualan Perusahaan dan Likuiditas serta pada penelitian yang dilakukan
oleh (Nguyen et al., 2021) menggunakan PBV sedangkan pada penelitian
(Endri & Fathony, 2020) menggunakan Torbin’s Q.
2. Selanjutnya Perbedaan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh (Endri &
Fathony, 2020), mengatakan bahwa variabel kebijakan deviden dan
profitabilitas terbukti berdampak positif secara signifikan terhadap Nilai
Perusahaan. Namun ukuran perusahaan, leverage, dan pertumbuhan tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan, sedangkan pada penelitian yang
dilakukan oleh (Nguyen et al., 2021) variabel profitabilitas secara statistik
tidak berpengaruh signifikan dalam Regresi Model yang digunakan, artinya
Profitabilitas tidak mempengaruhi Nilai Perusahaan dan variabel ukuran
perusahaan (SIZE) berpengaruh kuat dan positif terhadap nilai perusahaan.

2.2 Implementasi Teori Nilai Sekatang (Present Value)


Di dalam Teori Akuntansi menyatakan bahwa model nilai sekarang (present
value model) menyediakan informasi yang relevan sepenuhnya kepada pengguna
laporan keuangan. Dalam konteks ini informasi yang relevan didefinisikan sebagai
informasi mengenai prospek ekonomi perusahaan di masa depan, terutama terkait
dengan dividen, arus kas dan profitabilitas. Dalam kondisi dimana laporan keuagan
tersebut relevan maka informasi juga bisa diandalkan, kita dapat menemukan informasi
yang dapat diandalkan sebagai informasi yang tepat dan bebas dari bias. Kita juga dapat
mengeksplorasi kondisi dimana nilai pasar aset-aset dan kewajiban dapat melayani
sebagai ukuran tidak langsung dari nilai. Hal ini hanya terjadi di bawah kondisi yang
ideal. Jika kondisi tidak ideal, permasalahan fundamental akan timbul untuk penilaian
aset dan pengukuran pendapatan.

Definisi kondsi ideal harus diperluas yang mencakup keseluruhandan dapat


diketahui oleh seluruh anggota di perusahaan, dilengkapidengan arus kas masa depan
yang menggambarkan kondisi sebenarnya perusahaan tersebut. Model nilai sekarang di
bawah kepastian akanmembawa kondisi probabilitas objektif dan diketahui publik,
kecualinilai pasar yang didasarkan pada arus kas yang diharapkan, denganasumsi
investor netral terhadap suatu resiko.Perbedaan utama antara kondisi kepastian dan
ketidakpastianadalah laba bersih yang diharapkan dan yang sebenarnya yangdiperlukan
tidak lagi sama dibawah kondisi ketidakpastian, sehingga perbedaan ini disebut laba
abnormal. Laporan keuangan berdasarkannilai sekarang diharapkan terus menjadi
relevan dan dapat diandalkan.Dianggap relevan dan dapat diandalkan, jika dapat
memprediksi aruskas masa depan dengan tepat.

Menurut kelompok kami kondisi yang tidak ideal ini diinterpretasikan bahwa
penerapan pengukuran yang mengharuskan menggunakan nilai present value dalam
kepastian sekaligus dalam kondisi ketidakpastian maka kondisi ini dinilai tidak ideal.
Dalam 2 jurnal yang telah kami paparkan di atas menyimpulkan bahwa nilai
perusahaan sangat penting untuk penentu pengambilan kebijakan. Pada jurnal A
dimana perusahaan di bidang sektor keuangan memiliki hasil yang signifikan dari
variabel kebijakan dividen, tingkat profitibalitias terhadap nilai perusahaan, ini
menunjukkan bahwa dalam jurnal A teori present value dalam kondisi dibawah
kepastian dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini karena pengaruh profitabilitas
sangat berpengaruh pada modal perusahaan dan pengambilan keputusan mengenai
deviden sehingga present value ini menjadi relevan dengan teori yang dijabarkan.
Namun ukuran perusahaan, leverage, dan pertumbuhan tidak berpengaruh terhadap
nilai perusahaan karena dalam teori juga tidak dijabarkan mengenai ketiga variabel itu
berpengaruh pada penilaian present value. Namun ada yang unik pada hasil penelitian
Jurnal B, yaitu ukuran perusahaan (SIZE) berpengaruh kuat dan positif terhadap nilai
perusahaan sedangkan pada variabel profitabilitas secara statistik tidak berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan. Ini menunjukkan hasil yang berbeda pada Jurnal
A yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap
nilai perusahaan. Kami menemukan bahwa implementasi teori present value di bawah
kondisi kepastian masih belum bisa digeneralisir dan tidak dapat diimplementasikan
pada seluruh sektor perusahaan.

2.3 Gambaran Umum terhadap Jurnal Nilai Historis


2.2.1 Jurnal A (Analisis Pendekatan Nilai Wajar dan Nilai Historis Dalam
Penilaian Aset Biologis Pada Perusahaan Agrikultur: Tinjauan Kritis
Rencana Adopsi IAS 41) oleh Saur Maruli dan Aria Farah Mita

2.2.1.1 Tujuan

Penelitian yang dilakukan oleh (Maruli et al., 2010) bermaksud untuk


memberikan bukti empiris mengenai pengukuran aset biologis
menggunakan nilai wajar dalam ruang lingkup industri agrikultur, dengam
menggunakan sampel perusahaan-perusahaan agrikultur yang
menggunakan nilai wajar dan nilai historis dalam perhitungan aset biologis.
Penelitian ini meliputi analisis deskriptif yang mencakup perbandingan
pada komponen-komponen aset, pendapatan dan laba masing-masing,
meliputi nilai absolut dan nilai standar deviasinya. Selain itu, penelitan ini
juga membandingkan perhitungan income smoothing index (ISI) di antara
kelompok-kelompok tersebut. Setelah memberikan penjelasan deskriptif,
penelitian ini mencoba melihat adanya pengaruh penggunaan pendekatan
nilai wajar terhadap volatilitas laba dengan menggunakan persamaan
regresi.
2.2.1.2 Metode

Data yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan oleh (Maruli


et al., 2010) merupakan data sekunder dari Indonesia Capital Market
Directory (ICMD) atau Bursa Efek Indonesia (BEI) selama minimal empat
tahun berturut-turut dalam rentang waktu tahun 2001 sampai dengan 2009.

Pengumpulan data sampel juga menggunakan dari Database Osiris


minimal empat tahun berturut-turut sejak tahun 2001 sampai dengan 2009.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan olah data
pooled cross section-time series, dengan metode penarikan sampel dalam
penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan metode Purposive
Sampling. Untuk pengujian analisis deskriptif variabel-variabel yang
digunakan ialah total aset, return on asset, total pendapatan, total laba,
income smothing index, dan standar deviasi. Untuk pengujian analisis
regresi menggunakan standar deviasi setiap variabel di tambha rata-rata
inflasi. Teknik analisis data menggunakan model pengujian analisis
deskriptif yaitu ANNOVA.

Maka dari itu hipotesa yang didapatkan dari hasil penelitian yang
telah dilakukan oleh (Maruli et al., 2010) dan dijabarkan dalam
penelitiannya adalah:

H1 : Terdapat perbedaan yang nyata pada nilai total dan volatilitas aset,
pendapatan, dan laba di antara perusahaan-perusahaan agrikultur yang
menggunakan pendekatan nilai wajar dan nilai historis

H2: Kelompok perusahaan yang menerapkan pendekatan nilai wajar


cenderung memiliki Income Smoothing Index (ISI) yang lebih besar
dibandingkan dengan kelompok perusahaan yang menggunakan
pendekatan nilai historis.
H3: Penilaian menggunakan pendekatan nilai wajar mempunyai pengaruh
yang lebih besar terhadap volatilitas earnings dengan penilaian
menggunakan pendekatan nilai historis.

2.2.1.3 Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan oleh (Maruli et al., 2010)


menolak semua hipotesis yang diajukan oleh penulis. Dengan kata lain,
penelitian tersebut tidak sejalan atau tidak konsisten dengan penelitian
terdahulu yang mengatakan bahwa penerapan nilai wajar menyebabkan
pneingkatan volatilitas laba dan praktek perataan laba, namun secara
keseluruhan hasil penelitian tersebut konsisten dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Argiles et al. (2009) yang merupakan dasar dari replikasi
dari penelitian tersebut.

Secara keseluruhan, hasil penelitian yang dilakukan (Maruli et al.,


2010) konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Argiles et al.
(2009) yang menjelaskan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan
pada Nilai dan Volatilitas Aset, Pendapatan, Laba, ROA dan Income
Smoothing Index (ISI) antara perusahaan-perusahaan agrikultur yang
menggunakan pendekatan nilai wajar dengan menggunakan pendekatan
nilai historis, serta tidak ditemukannya pengaruh yang berbeda antara
pengunaan pendakatan nilai wajar dengan pendekatan nilai historis
terhadap volatilitas earnings Perusahaan.

2.2.2 Jurnal B (Analisis Pendekatan Nilai Wajar dan Nilai Historis dalam
Penilaian Aset Biologis pada Perusahaan Agrikultur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia) oleh Eka Rosiana, dan Grace Tianna Solovida

2.2.2.1 Tujuan

Penelitian yang dilakukan oleh (Rosiana & Tianna Solovida STIE


Bank BPD Jateng, 2018) bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat
perbedaan pada besarnya nilai total aset biologis dan rasio profitabilitas
(ROA) antara perusahaan agrikultur yang menerapkan nilai historis dan
nilai wajar serta untuk mengetahui apakah pendekatan yang dipilih
perusahaan (nilai wajar atau nilai historis) mempengaruhi volatilitas laba
perusahaan agrikultur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-
2016.

2.2.2.2 Metode

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari
Indonesia Capital Market Directory (ICMD) atau Bursa Efek Indonesia
(BEI). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan agrikultur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan rentang waktu tahun 2013 sampai
dengan tahun 2016. Metode penarikan sampel dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Data yang
digunakan dalam penelitian merupakan data sekunder dari Indonesia
Capital Market Directory (ICMD) atau Bursa Efek Indonesia (BEI).
Pengambilan sampel dengan metode purposive sampling. Metode analisi
data untuk menguji hipotesis ialah regresi logistic, statistik deskriptif.

Maka dari itu hipotesa yang didapatkan dari hasil penelitian yang
telah dilakukan oleh (Rosiana & Tianna Solovida STIE Bank BPD Jateng,
2018) dan dijabarkan dalam penelitiannya adalah:

H1 : Terdapat perbedaan pada nilai total aset biologis antara perusahaan-


perusahaan agrikultur yang menggunakan pendekatan nilai wajar dan nilai
historis.

H2 : Terdapat perbedaan pada rasio profitabilitas ROA (Return on Assets)


antara perusahaan-perusahaan agrikultur yang menggunakan pendekatan
nilai wajar dan nilai historis.
H3 : Penilaian menggunakan pendekatan nilai wajar mempunyai pengaruh
yang lebih besar terhadap volatilitas laba dibandingkan dengan penilaian
menggunakan pendekatan nilai historis.

2.2.2.3 Kesimpulan

Dari jurnal penelitian yang telah dilakukan oleh (Rosiana & Tianna
Solovida STIE Bank BPD Jateng, 2018) dapat ditarik suatu kesimpulan
sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis satu dalam penelitian ini,


menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan nilai total aset biologis
antara perusahaan-perusahaan agrikultur yang menggunakan
pendekatan nilai wajar dan nilai historis. Hal tersebut menunjukkan
bahwa hipotesis yang diajukan ditolak.
2. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dua dalam penelitian ini,
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan pada nilai rasio
profitabilitas ROA (Return on Assets) antara perusahaan yang
menggunakan nilai wajar dengan perusahaan yang menggunakan
nilai historis. Hal tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang
diajukan ditolak.
3. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis tiga dalam penelitian ini,
diketahui bahwa pendekatan nilai wajar mempunyai pengaruh yang
lebih besar terhadap volatilitas laba dibandingkan dengan penilaian
menggunakan pendekatan nilai historis, yang artinya hipotesis yang
telah diajukan diterima.

2.2.3 Perbedaan dari Jurnal

Menurut kami perbedaan yang sangat terlihat pada kedua penelitian dari
kedua jurnal yaitu dari segi variabel dan hasil dari penelitian variabel yang
digunakan pada penelitian (Maruli et al., 2010) merupakan adopsi IAS 41
Earnings; ROA, ISI (Income Smooting Indeks), Total Aset, Total Pendapatan.
Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh (Rosiana & Tianna Solovida
STIE Bank BPD Jateng, 2018) terdapat 3 Variabel yaitu Total Aset, Pendapatan
dan ROA, maka perbandingannya adalah pada penelitian (Rosiana & Tianna
Solovida STIE Bank BPD Jateng, 2018) tidak menggunakan variabel Laba dan
ISI

Tidak hanya itu perbedaan dari kedua jurnal penelitian juga sangat terlihat
pada penelitian (Maruli et al., 2010) mengatakan bahwa tidak ditemukan
pengaruh yang berbeda antara pengunaan nilai wajar dengan pendekatan nilai
historis terhadap laba perusahaan sedangkan menurut penelitian (Rosiana & Tianna
Solovida STIE Bank BPD Jateng, 2018) pendekatan nilai wajar mempunyai pengaruh
yang lebih besar terhadap volatilitas laba dibandingkan dengan penilaian
menggunakan pendekatan nilai historis.

2.4 Implementasi Teori Nilai Historis

Pada kesulitan dalam menerapkan kondisi ideal, keandalan informasi RRA


dikompromikan. Ini tidak berarti bahwa perkiraan aruskas masa depan tidak dapat
dibuat. Sebaliknya, kurangnya probabilitasobjektif di lingkungan perusahaan minyak
beroperasi akan menjadikanitu efektif untuk mempersiapkan perkiraan yang benar-
benar akurat dantidak terpengaruh oleh peristiwa berikutnya. Tanpa kondisi yang
ideal,relevansi dan keandalan tidak akan dapat dicapai secara bersama-sama. RRA
(Akuntansi Pengakuan Cadangan) memberikan informasiyang relevan bagi para
investor. Pada dasarnya, nilai sekarangmenyajikan informasi yang sesuai dengan model
nilai teoritis dalamkondisi ketidakpastian.

Akuntansi biaya historis relatif dapat diandalkan karena biayaatas aset atau
kewajiban pada sebuah perusahaan, biasanya angka yangobjektif atau bebas dari
kesalahan estimasi dan bias daripada perhitungan nilai sekarang. Pengukuran biaya
historis, nilai pasar, dannilai sekarang dianggap kurang relevan karena dimungkinkan
samadengan tanggal pada saat perolehan atau akuisisi barang. Tetapi, nilai pasar dan
nilai sekarang dapat berubah sesuai dengan perubahankondisi pasar. Dalam kondisi
apapun, akuntan tetap harus melanjutkan untukmenggunakan dasar akuntansi biaya
historis pada jenis aset-aset besarkarena dapat menghilangkan sejumlah nilai yang
dapatdipertimbangkan relevansinya untuk memperoleh keandalan yang dapatditerima.
Konsekuensinya, akuntansi biaya historis akan menyajikaninformasi yang dipilih atas
beberapa alternatif.

Perbedaan penting antara akuntansi berdasarkan nilai sekarang(contoh : RRA)


dengan akuntansi berdasarkan biaya historis adalah perubahan waktu dalam pengakuan
nilai aset. Akuntansi nilai sekarangadalah sebuah pendekatan neraca terhadap
akuntansi, yang biasadisebut sebagai perspektif pengukuran. Hal ini dapat
meningkatkan ataumengurangi nilai aset dan kewajiban yang diakui pada saat
terjadinyatransaksi, dengan cara mendiskontokan arus kas masa depan
danmengkapitalisasi nilai tersebut dalam neraca. Akuntansi biaya historis adalah sebuah
pendekatan laba rugi,yang biasa disebut perspektif informasi. Dalam perspektif ini,
peningkatan nilai yang belum direalisasi tidak diakui di neraca dan laba bersih berada
pada titik terendah kinerja ekonomi yang sebenarnya,sehingga para akuntan harus
menunggu hingga terjadi peningkatandalam nilai yang tervalidasi melalui realisasi
sebagai peningkatan penjualan atau arus kas. Ketika kondisi tidak ideal, akuntansi biaya
historis dianggapmenyediakan informasi yang lebih baik mengenai prospek ekonomi
perusahaan di masa depan dibandingkan dengan akuntansi berdasarkannilai sekarang,
dikarenakan akuntansi biaya historis dianggap lebihhandal dan merupakan cara untuk
menggunakan arus kas periode saatini ke dalam sebuah pengukuran jangka panjang
atau kekuatan labatetap yang dimplikasikan oleh arus kas tersebut.

Dari kesimpulan dalam 2 jurnal yang kami paparkan diatas menyinggung


mengenai konvergensi mengenai aturan PSAK dengan standar akuntansi internasional
yaitu IFRS, indonesia telah mengambil sikap dalam mengharmonisasikan aturan-aturan
tersebut terlebih mengenai konsep pengukuran dengan nilai wajar. Objek dalam kedua
penelitian ini ialah perusahaan di sektor agrikultur dimana perusahaan menggunakan
model pengukuran nilai wajar (fair value model) untuk pengukuran aset biologis, hal
ini tertuang pada PSAK No 69. Karena aset biologis memiliki karakteristik yang unik
maka diperlukan aturan yang terpisah dan khusus dalam pengukuran aset biologis
tersebut, walaupun ini juga menjadi kontroversial di kalangan sektor agrikultur
mengenai pengukuran aset biologis terlebih pengukuran dengan nilai historis sudah
menjadi penerapan yang digunakan pada sektor agrikultur sebelumnya.

Kedua jurnal memiliki topik yang hampir mirip mengenai aturan yang diperbarui
dalam penerapan pengukuran aset biologis dengan nilai wajar atau perubahan regulasi
itu ternyata tidak berdampak signifikan terhadap nilai laporan keuangan perusahaan
sehingga pengukuran dengan nilai historis sudah memberikan relanvasi dan reliabilitas
terhadap laporan keuangan. Kedua jurnal yang kami paparkan juga memberikan hasil
penelitian yang hampir sama dimana pengukuran dengan nilai wajar maupun nilai
historis tidak memberikan dampak yang signifikan. Walaupun pada jurnal B terdapat
Hipotesa diterima yang menyatakan bahwa penerapan nilai wajar memeliki pengaruh
yang lebih besar terhadap volatilitas laba dibandingkan dengan penilaian menggunakan
pendekatan nilai historis. Ini menunjukkan bahwa teori yang diajukan menjadi sebuah
regulasi aturan yang berlaku belum dapat memberikan hasil penerapan yang dapat
digeneralisasikan dalam relevansi dan keandalan laporan keuangan.

Namun dalam laporan terdahulu seperti dalam hasil penelitian Charles Elad
(2004) yang menyatakan bahwa bahwa penerapan IAS 41 atau PSAK 69 di indonesia
dengan basis penerapan nilai wajar akan mengakibatkan perbedaan nilai yang
signifikan di dalam laporan keuangan yang berdasarkan nilai historis, terutama pada
nilai aset, pendapatan dan laba. Menurut kelompok kami bahwa teori yang ada baru
menunjukkan awal dari sebuah pernyataan, dan masih diperlukan penelitian lebih
lanjut untuk setiap permasalahan karena penerapannya akan menghasilkan nilai yang
berbeda di setiap permasalahan. Implementasi teori baru akan diterapkan apabila
terdapat hasil penelitian yang dapat mendukung dalam setiap permasalahan, sebagai
conoh bahwa penerapan pengukuran nilai aset biologis dalam perusahaan sektor
agrikultur menyatakan tidak ada perbedaan signifikan yang artinya perusahaan tidak
akan memusingkan penerapan mana yang lebih baik, hanya mengikuti regulasi
pemerintah dan menerapkan PSAK tidak akan mempengaruhi relevan dan keandalan
laporan keuangan. Namun apabila diterpakan pada sektor lain ataupun di negara lain
bisa jadi hal ini berbeda, apabila nilai wajar ini yang memberikan dampak signifikan
seperti penelitian oleh Charles Elad (2004) maka aturan ini dapat bahkan perlu
diterapkan, namun apabila sebaliknya maka regulasi internasional ini apakah akan
mengganggu keandalan pada laporan keuangan pada sektor yang menyangkal aturan
tersebut. Apakah keteraturan dan keseragaman menjamin paling baik relevansi dan
reliabilitas laporan keuangan?
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat ditarik suatu
kesimpulan sebagai berikut:

1. Implementasi teori model nilai sekarang (present Value) Menurut kelompok kami
kondisi yang tidak ideal ini diinterpretasikan bahwa penerapan pengukuran yang
mengharuskan menggunakan nilai present value dalam kepastian sekaligus dalam
kondisi ketidakpastian maka kondisi ini dinilai tidak ideal. Pada jurnal A dimana
perusahaan di bidang sektor keuangan memiliki hasil yang signifikan dari variabel
kebijakan dividen, tingkat profitibalitias terhadap nilai perusahaan, ini menunjukkan
bahwa dalam jurnal A teori present value dalam kondisi dibawah kepastian dapat
dibuktikan dengan hasil penelitian ini karena pengaruh profitabilitas sangat
berpengaruh pada modal perusahaan dan pengambilan keputusan mengenai deviden
sehingga present value ini menjadi relevan dengan teori yang dijabarkan. Namun
ada yang unik pada hasil penelitian Jurnal B, yaitu ukuran perusahaan berpengaruh
kuat dan positif terhadap nilai perusahaan sedangkan pada variabel profitabilitas
secara statistik tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
2. Implementasi teori nilai historis menurut kelompok kami bahwa teori yang ada baru
menunjukkan awal dari sebuah pernyataan, dan masih diperlukan penelitian lebih
lanjut untuk setiap permasalahan karena penerapannya akan menghasilkan nilai
yang berbeda di setiap permasalahan. Implementasi teori baru akan diterapkan
apabila terdapat hasil penelitian yang dapat mendukung dalam setiap
permasalahan, sebagai conoh bahwa penerapan pengukuran nilai aset biologis
dalam perusahaan sektor agrikultur menyatakan tidak ada perbedaan signifikan
yang artinya perusahaan tidak akan memusingkan penerapan mana yang lebih
baik, hanya mengikuti regulasi pemerintah dan menerapkan PSAK tidak akan
mempengaruhi relevan dan keandalan laporan keuangan.

DAFTAR PUSTAKA

Endri, E., & Fathony, M. (2020). Determinants of firm’s value: Evidence from financial
industry. Management Science Letters, 10(1), 111–120.
https://doi.org/10.5267/j.msl.2019.8.011

Maruli, S., & Mita, A. F. (2010). Analisis Pendekatan Nilai Wajar dan Nilai Historis Dalam
Penilaian Aset Biologis Pada Perusahaan Agrikultur: Tinjauan Kritis Rencana Adopsi IAS
41.

Nguyen, L., Khanh Phuong TAN, T., & Ha NGUYEN, T. (2021). Determinants of Firm Value:
An Empirical Study of Listed Trading Companies in Vietnam. Journal of Asian Finance,
8(6), 809–0817. https://doi.org/10.13106/jafeb.2021.vol8.no6.0809

Rosiana, E., & Solovida, G. T. (2018). Analisis Pendekatan Nilai Wajar dan Nilai Historis dalam
Penilaian Aset Biologis pada Perusahaan Agrikultur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Approach Analysis of Fair and Historical Values on Biological Asset Assessment
at Registered Agricultural Enterprises on the Indonesian Stock Exhange. Prosiding
Seminar Nasional Unimus, 1.

Anda mungkin juga menyukai