Trafo
Trafo
PLN
(PERSERO) GARDU INDUK 150 KV PATI
SKRIPSI
NPM 16660009
SKRIPSI
NPM 16660009
i
ii
iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN
Moto:
1. Hidup itu harus seperti tukang parkir, karena ia dititipkan banyak mobil dan
motor, namun jika pemiliknya datang untuk mengambilnya maka ia akan
mengembalikannya dengan ikhlas. (Alinda Aisteti Yani)
2. Jangan menunggu, tidak akan pernah ada waktu yang tepat. Mulailah di mana
pun Anda berada, dan bekerja dengan alat apa pun yang Anda miliki.
Peralatan yang lebih baik akan ditemukan ketika Anda melangkah. (Napoleon
Hill)
3. Setiap harimu adalah kesempatan yang harus dimaksimalkan (Alinda Aisteti
Yani)
4. Kesulitan itu ibarat seorang bayi. Hanya bisa berkembang dengan cara
merawatnya. (Douglas Jerrold)
Persembahan:
iv
v
ABSTRAK
Transformator daya adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk
menyalurkan daya listrik tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya
(mentransformasikan tegangan).Gangguan yang terjadi pada transformator dapat
mengakibatkan terputusnya daya, oleh karena itu perawatan dan pengujiannya
perlu dilakukan agar transformator dapat beroperasi sesuai masa
pemakaiannya.Dalam operasi penyaluran tenaga listrik transformator dapat
dikatakan sebagai jantung dari transmisi dan distribusi. Dalam kondisi ini suatu
transformator diharapkan dapat beroperasi secara maksimal (kalau bisa terus
menerus tanpa berhenti). Mengingat kerja keras dari suatu transformator seperti
itu maka cara pemeliharaan juga dituntut sebaik mungkin. Oleh karena itu
transformator harus dipelihara dengan menggunakan sistem dan peralatan yang
tepat. Agar meminimalisasi kerusakan pada transformator. Tahanan isolasi
digunakan untuk mengisolasi trafo agar tidak terjadi panas yang dapat merusak
trafo itu sendiri Pada tahanan isolasi Transformator ada beberapa cara untuk
pengujian tahanan isolasi Transformator dikatakan masih bagus kinerjanya.
Peratama, dengan menghitung Indeks Polarisasi (IP) sesuai dengan
standar.Pengujian indek polarisasi yaitu membandingkan hasil tahanan setelah
pengujian tegangan selama 10 menit dengan tahanan pada saat 1 menit pertama.
Kedua, menghitung tangen delta yang bertujuan untuk mengetahui kualitas isolasi
suatu peralatan listri dan untuk mengukur arus bocor kapasitif pada transformator
Ketiga, melakukan pengujian minyak trafo, tujuannya yaitu untuk mengetauhi
minyak masih baik atau tidak. Hasil perhitungan indeks polarisasi nilai yang
didapat lebih dari 1,1-1,25 keadaan baik, dan apabila nilai dibawah 1,1-1,25 maka
trafo perlu ada penangan. Perhitungan tangen delta menghitung tan delta agar
mengetahui apakah tangen delta masih baik, jika nilai tan delta diatas 0,5% maka
tangen delta jelek dan perlu diperiksa, jika nilai 0,5% kebawah maka tan delta
hasilnya bagus. Terakhir pengujian minyak hanya dilakukan menge
y 3 C 38 C O TC
Kata Kunci :Tahanan Isolasi, Indeks Polarisasi, Tangen Delta, Pengujian Minyak
vi
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT, peneliti dapat menyusun dan menyelesaikan
skripsi i g l S p y g b j l “Analisa Tahanan Isolasi
Transformator 3 di PT.PLN (Persero) Gardu Induk 150 KV Pati” ini disusun
untuk memenuhi sebagai syarat memperoleh gelar sarjana Teknik.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari hambatan dan rintangan serta
kesulitan-kesulitan. Apalagi dalam menulis skripsi ini terjadi pandemi
dikarenakan ada virus Covid-19 yang merubah setiap rencana awal yang telah
disiapkan serta dituntut untuk mengambil keputusan yang bijak.Namun berkat
bimbingan, bantuan, nasihat, doa dan dorongan serta saran-saran dari berbagai
pihak. Sehingga hambatan dan rintangan serta kesulitan dapat teratasi dengan
baik. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini dengan setulus hati penulis
sampaikan terima kasih kepada:
1. Dr. Muhdi, S.H., M.Hum. Rektor Universitas PGRI Semarang yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu di Universitas
PGRI Semarang.
2. Drs. Slamet Supriyadi, S.T., M.Env. Dekan Fakultas Teknik dan Informatika
Universitas PGRI Semarang yang telah memberikan izin kepada penulis
untuk melakukan penelitian.
3. Bapak Ken Hasto, S.T., M.T. Selaku Ketua Program Studi Teknik Elektro
sekaligus Pembimbing II, Universitas PGRI Semarang yang telah menetujui
topik skripsi penulis.
4. Bapak Margono, S.T., M.Eng. Selaku Pembimbing I yang telah mengarahkan
penulis dengan penuh ketekunan dan kecermatan.
5. Bapak Adhi Khusmantoro ST., M.Eng selaku dosen wali yang selalu
memberi nasihat dan motivasi.
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Teknik Elektro yang telah memberikan
ilmu kepada penulis selama belajar di Universitas PGRI Semarang.
vii
7. Kedua Orang Tua dan kakakyang selalu mendoakan dan memberikan
dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Teman-teman progdi Teknik Elektro angkatan tahun 2016 Universitas PGRI
Semarang.
9. Adik tingkat progdi Teknik Elektro angkatan tahun 2017-2019 Universitas
PGRI Semarang.
10. Panda yang selalu memberikan motivasi serta memberi dukungan dan doa.
Penulis
NPM. 16660009
viii
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM .................................................................................................. i
ABSTRAK ...............................................................................................................v
ix
2.3 Prinsip Kerja Transformator ........................................................................... 15
2.5.3 Mode Pengukuran yang Dipakai Pada Pengujian Tangen Delta : ............... 27
3. 2 Prosedur Penelitian......................................................................................... 43
x
3.7 Single Line ...................................................................................................... 47
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 2 Data IP Tahun 2018 dan Tahun 2019 GI 150 Kv Pati ........................ 49
Tabel 4. 3 Standar Pengujian IP yang diijinkan menurut ( Buku O&M Trafo) .... 51
Tabel 4. 4 Data Tangen Delta Tahun 2019 GI 150kV Pati ................................... 52
Tabel 4. 5 Standar Pengujian Tan Delta................................................................ 57
Tabel 4. 6 Data uji tegangan tembus minyak ........................................................ 57
Tabel 4. 7 Standar Pengujian Tegangan Tembus Minyak .................................... 58
Tabel 4 8 Pengujian minyak OLTC ( On Load Tap Changer): ............................ 58
Tabel 4. 9 Standar Pengujian Minyak OLTC menurut IEC 60422 ....................... 58
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
Fungsi utama sistem tenaga listrik adalah untuk melayani energi listrik
kepada para konsumennya secara berkesinambungan. Beroperasinya
transformator dengan baik adalah merupakan wujud usaha menjaga pasokan
energi listrik dengan baik. Salah satunya dengan memperhatikan Tahanan Isolasi
Transformator tersebut. Sebelum Transformator di operasikan maka akan
dilakukan pengujian – pengujian transformator agar transformator tersebut bisa
beroperasi dengan sebaik mungkin. Salah satu dari pengujian – pengujian
Transformator adalah pengujian tahanan isolasi dan indeks polarisasi.Pengujian
tahanan isolasi merupakan pengujian yang mengukur kebocoran arus melalui
isolasi sedangkan indeks polarisasi merupakan petunjuk kekeringan dan
kebersihan dari lilitan serta menentukan apakah peralatan aman untuk
dioperasikan.Pengujian tahanan isolasi secara rutin dapat dilakukan dengan
menggunakan Megger yang pembacaannya langsung dalam mega Ohm.
Dalam laporan ini penulis dapat melakukan pengujian tahanan isolasi dan
menghitung nilai indeks polarisasi transformator untuk mendeteksi adanya
kelemahan tahanan isolasi.Tahanan berubah-ubah karena pengaruh temperatur
dan lamanya tegangan yang diterapkan pada lilitan tersebut, oleh karena itu factor
- faktor tersebut harus dicatat pada waktu pengujian.nilai tahanan yang rendah
dapat menunjukkan isolasi belitan peralatan tersebut dalam keadaan kotor atau
basah.
1
2
1. Minyak Transformator
Pemakaian minyak trafo yaitu dengan memasukkan intidan belitan trafo atau
seluruh kotak kontak pada pemutus arus seluruhnya ke dalam bak yang berisi
minyak yang berfungsi sebagai penyekat. Syarat mutlak yang dibutuhkan sebagai
minyak trafo :
Fungsi minyak trafo adalah mnegeluarkan panas yang ditimbulkan arus listrik
dalam kumparan dan melindungi kumparan.
5
2. Tahanan Isolasi
3. Indeks Polarisasi
BAB IPENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang teori pengertian dan definisi yang diambil dari
buku ataupun jurnal penelitian yang sudah dilakukan yang berkaitan
dengan penyusunan laporan skripsi serta hipotesis berhubungan dengan
penelitian.
Bab ini berisi tentang cara penulis melakukan sebuah penelitian, cara
pengambilan sempel dan lokasi penelitian dilakukan penelitian yaitu
“Analisa Tahanan Isolasi Transformator 3 di PT.PLN (Persero) Gardu
Induk 150 KV Pati”
Bab ini berisi tentang semua pembahasan dan pengolahan data pada
penelitian untuk mendapatkan hasil yang muncul saat pelaksaan
penelitian yaitu “Analisa Tahanan Isolasi Transformator 3 PT.PLN
(Persero) Gardu Induk 150 kV Pati”
7
BAB VPENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan
hasilpenelitian yang telah dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
TINJAUAN PUSTAKA
8
9
diperoleh tegangan tembus > 60 KV, maka minyak trafo dinyatakan lulus uji (
b ), g v ,7 V D p g Tg δ p l g
tegangan uji yang berubah- b , l Tg δ y g , g -rugi
dielektrik yang dihasilkan pun semakin besar.
jangka waktu tertentu minyak perlu diuji kembali, karena setelah dipakai minyak
menjadi terkontaminasi, oleh karena itu jika diketahui batas kegagalan isolasi
telah menurun melampaui batas. Yang direkomendasikan, maka minyak trafo
perlu dilakukan pemurnian kembali. Pada penelitian ini akan dilakukan untuk
minyak trafo dalam beftagai kondisi yaitu pada kondisi minyak trafo baru, minyak
terpakai, minyak dalam keadaan berubah sushu dan minyak yang dikontaminasi.
Bahan-bahan kontaminan seperti debu, gelembung air, oksigeil, gas-gas terlarut,
lumpur, endapan, dan sebagainya yang terkandung dalarn minyak trafo akan
mengakibatkan degradasi kekuatan bahan dielektrik dan menyebabkan penurunan
tingkat kegagalan isolasi secara signifikan. Pemurnian minyaki solasi bertujuan
untuk menghil angkan zat-zat kontaminan yang terkandung dalam minyak
sehingga kekuatan dielehik akan meningkat kembali dan akan menyebabkan
naiknya tingkat kegagalan isolasi mendekati kondisi minyak baru. Penambahan
bahan kontaminan akan menyebabkan penurunan secara signifikan terhadap
tegangan tembus minyak. Pengujian minyak terpakai secara berkala dan
memurnikannya kembali bila diketahui kondisi minyak telah melampaui batas
yang diizinkan, merupakan tindakan terbaik untuk menjaga kualitas minyak
isolasi agar dapat befungsi dengan baik.
p w b p “b ” g g l 1,25-2, “ g
b ” g g l >2, P B yT 3, l IP b l l
perawatan sebesar 1,61 dan setelah dilakukan perawatan menjadi 2,6. Dapat
dilihat pada tabel 2.1 bahwa nilai IP pada keadaan sebelum dan sesudah diberi
perawatan b p “b ” g g l 1,25-2, “ g
b ” g g l >2, B l IP p g-masing bay
diatas dapat kita ketahui bahwa kondisi Trafo 1,2 dan 3 pada GI Cawang aman,
dan layak untuk dioperasikan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada
setiap peralatan utama Gardu Induk di GI Cawang, maka dapat disimpulkan
bahwa nilai tahanan isolasi pada masing-masing peralatan utama Gardu Induk di
GI Cawang berada diatas nilai mi l (>1 MΩ/1 V), g
IEEE Std 62: 1995, VDE Catalogue 228/4, dan standar yang dipakai PLN dalam
“B P P l S T g ” 1984, “B P
P l G I ” 2 14 N l l p ing-masing
peralatan utama Gardu Induk di GI Cawang mengalami kenaikan setelah
diberikan perawatan.Perawatan yang dilakukan dapat dilakukan dengan
membersihkan body peralatan dari material-material asing, dan pengukuran
tahanan isolasi yang dilakukan secara periodik.
Penelitian dilakukan oleh Tomy Adi Saputro (2018), Salah satu metode
pengujian untuk mengetahui proses pemburukan isolasi termasuk pengujian
tahanan isolasi belitan, ratio tegangan, tangen delta (faktor disipasi), dan
pengujian minyak BDV (break down voltage). Pada pengujian tangen delta ada
beberapa mode pengujian 3 yaitu GST (Grounded Speciment Test), UST
(Ungrounded Specimen Test), GSTg (Grounded Specimen Test with guard )
(PT.PLNPersero,2006). Dalam penelitian ini penulis akan melakukan analisis
terhadap hasil pengujian tahanan isolasi pada transformator daya di Gardu Induk
Sragen dan Gardu Induk Wonosari untuk mengetahui kondisi isolasi
transformator selama masih beroperasi.Berdasarkan pengolahan data pada tabel 1
sampai tabel 12 didapat hasil perhitungan pengujian tahanan isolasi di dua gardu
induk yaitu :
13
2. Bushing trafo dalam keadaan baik dan tidak perlu dilakukan penggatian
dengan nilai tan delta kurang dari 0,5%.
4. Komponen pada rele Bucholz dalam kondisi tidak normal dan perlu
dilakukan perbaikan segera dikarenakan nilai resistansinya kurang dari 2
MΩ
14
5. Komponen pada rele Sudden Pressure dalam kondisi baik dengan nilai
l b 2 MΩ
6. Trafo III 150/20 kV 16 MVA di GI Jajar dalam keadaan baik dan masih
layak digunakan namun perlu dilakukan beberapa pengujian lanjutan dan
perbaikan.
Sedangkan Inti besi pada Transformator atau Trafo pada umumnya adalah
kumpulan lempengan-lempengan besi tipis yang terisolasi dan ditempel berlapis-
lapis dengan kegunaanya untuk mempermudah jalannya Fluks Magnet yang
ditimbulkan oleh arus listrik kumparan serta untuk mengurangi suhu panas yang
ditimbulkan. Bila trafo tidak mempunyai rugi-rugi (trafo ideal) berlaku persamaan
16
Np Vp Is
…………………………… (1)
Ns Vs Ip
Keterangan:
Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi yang ditimbulkan oleh
arus listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari lempengan –lempengan besi tipis
yang berisolasi, untuk mengurangi panas (sebagai rugi–rugi besi) yang
ditimbulkan oleh arus eddy (Eddy Current).
b)Kumparan Transformator
Terdiri dari beberapa lilitan berisolasi yang membentuk suatu kumparan.
Kumparan tersebut diisolasi baik terhadap inti besi maupun terhadap kumparan
lain dengan isolasi padat seperti karton, pertinax, dan lain –lain.Umumnya pada
trafo terdapat kumparan primer dan sekunder. Bila kumparan primer dihubungkan
dengan tegangan/arus bolak –balik maka pada kumparan tersebut timbul fluksi.
Fluksi ini akan menginduksikan tegangan, dan bila pada rangkaian sekunder
ditutup (bila ada rangkaian beban) maka akan menghasilkan arus pada kumparan
ini. Jadi kumparan sebagai alat transformasi tegangan dan arus.
18
c)Minyak Transformator
d)Bushing
Gambar 2.5BushingTransformator
a. Pendingin
Padainti besi dan kumparan akan timbul panas akibat rugi-rugi besi
dan rugi-rugi tembaga. Bila panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu
yang berlebihanakan merusak isolasi (didalam transformator). Maka untuk
20
1. AN - - Udara -
2. AF - - - Udara
2. P g gδ
1.2 600
2.5 1000
5.0 1500
8.7 2000
15.0 3000
<1,0 Berbahaya
R10
IP = ………………………(2)
R1
Keterangan:
Menurut IEEE Std. C57.12.1999 Standar Test Code for Liquid Immersed
Distribution, Power and Regulating Transformer.
<0,5% Baik
>1,0% Buruk
V2
S = ………………………(3)
Z
V2
Z = ………………………(4)
S
26
1
Xc = ………………………(6)
C
V2
Q = ………………………(7)
Xc
V2
Q = ………………………(8)
1
C
V2
Q = ………………………(9)
C
P
T l (δ) = ………………………(1 )
Q
P
T l (δ) = ………………………(11)
V C
2
keterangan :
δ:D l
P : Daya (Watt)
V : Tegangan (Volt)
C : Capasitance (F)
ω : 2π :2x3,14x5
27
Pengujian tangen delta trafo dapat menggunakan beberapa alat uji dari
beberapa vendor seperti Megger, Omicron, Doble, Tettex dll. Langkah awal
sebelum melakukan pengujian adalah membebaskan trafo dari tegangan
dengan melepas sambungan ke busbar, kemudian memasang pentanahan
temporer pada trafo agar proses pengujian berjalan aman. Bersihkan bushing
dan hubung singkat antar terminal primer, sekunder dan tersier dengan
menggunakan bare konduktor atau kabel lurus. Berikut ini rangkaian untuk
pengujian trafo tiga fasa.
Yaitu kapasitansi antara dua obyek yang sama sekali tidak terhubung
dengan ground. Misalnya antara pengujian antara sisi primer dan sekunder.
1. Hot Collar
nilai uji terakhir. Perbandingan nilai rasio adalah 0,5% dari rasio tegangan
name plate IEC 76 (1976).
4. Ny l b l “POWER” p “ON”
5. Periksa lampu open ground apakah masih menyala terus, yang berarti
koneksiground perlu di check ulang.
6. Setelah lampu ground padam, tekan menu pengukuran sesuai dengan
konfigurasi pada specimen yang akan diuji (GST, UST atau GST No
Guard).
7. Tekan kedua safety lock dan posisikan potensio HV ke posisi minimum.
8. Tekan tombol HV ON (warna putih).
9. Putar potensio HV sesuai dengan tegangan yang diinginkan (searah jarum
jam).
10. Setelah tegangan sesuai dengan yang diinginkan, tekan tombol
“MEASURE”, gg b b p l p g ran akan terlihat pada
display.
11. Hasil yang ada dapat disimpan atau langsung di cetak pada printer yang
telah disediakan.
12. Untuk mendownload ke komputer, dapat mempergunakan Data Key yang
ada.
13. Data pada komputer dapat langsung dikonversi ke kodisi suhu 200. Setelah
dilakukan pengujian catat hasil yang diperoleh pada blanko yang tersedia.
Shell Diala-B dan Nynas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi
suhu maka tegangan tembus minyak transformator juga semakin tinggi. Jumlah
kandungan air pada minyak Shell Diala-B dan Nynas memberi pengaruh yang
signifikan terhadap tegangan tembus minyak tersebut. Semakin tinggi
kandungan air pada minyak transformator maka semakin rendah tegangan
tembusnya.Jarak sela antara elektroda memberi pengaruh yang cukup
signifikan terhadap tegangan tembus minyak Shell Diala-B dan Nynas.
Semakin besar jarak sela elektroda maka semakin besar pula tegangan
tembusnya.
2.7.1 Syarat Minyak Transformator
Adapun persyaratan yang harus dipenuhi oleh minyak transformator
adalah sebagai berikut:
1. Kejernihan (appearance)
Kejernihan minyak isolasi tidak boleh mengandung suspensi atau endapan
(sedimen).
2. Massa Jenis (Density)
Massa jenis dibatasi agar air dapat terpisah dari minyak isolasi dan
tidak melayang.Pengukuran dilakukan di laboratorium dengan suhu media
20 0 C. Masa jenis minyak yang harus dipenuhi adalah d 0.895 gr/cm 3 .
3. Viskositas kinematika (Kinematic Viscosity)
Viskositas memagang peranan penting dalam pendinginan, yaitu
untuk menentukan kelas minyak transformtor.Viscositas pada suhu 20 0 C
antara 25 d x d 40 cSt.
4. Titik nyala (Flash point)
Titik nyala yang rendah menunjukkan adanya kontaminasi zat
gabar yang mudah terbakar.Titik nyala yang disyaratkan dalam minyak
isolasi adalah 1400C.
5. Titik tuang (Pour point)
Titik tuang dipakai untuk mengidentifikasi dan menentukan jenis
perlatan yang akan menggunakan minyak isolasi. Nilai yang di per -
syaratkan d-30 0 C.
36
0
4. Titik Nyala C >140 >100 IEC 296A Lab
0
5. Titik Tuang C <30 <40 IEC 296A Lab
b.Kotoran
kotoran tadi akan semakin banyak sehingga minyak akan semakin terkontaminasi
dan menyebabkan tegangan tembus dari transformator akan semakin rendah.
Untuk minyak yang baru, memiliki warna kuning pucat.Hal ini berarti
minyak masih berada dalam kondisi yang baik dan siap untuk dipakai di
transformator tersebut.Sedangkan untuk minyak yang berumur 1 tahun, memiliki
warna kuning.Sementara untuk minyak yang berumur 2 tahun dan 5 tahun,
keduanya memiliki warna kuning kecoklatan.Warna ini menunjukkan kalau
minyak tersebut sudah dalam keadaan yang tidak baik dan menunjukkan kalau
dalam minyak tersebut sudah terpakai dalam suhu yang cukup tinggi selama
beberapa saat dan di dalam minyak itu sendiri terkandung berbagai macam
endapan dan kotoran yang juga mengendap pada isolasi kertas di dalam
transformator tersebut yang dapat merusak fungsi isolasi dari minyak
transformator tersebut.Setelah perubahan warna minyak dari kuning ke kuning
kecoklatan, minyak telah terdegradasi ke titik di mana sistem isolasi telah
dipengaruhi. Perubahan warna minyak ini dapat disebabkan oleh: masalah listrik,
kepala pot atau senyawa bushing, pernis atau polimer yang diawetkan, minyak
baru di unit kotor yang telah terpakai( Iwa Garniwa1, Jonathan Fritz S2).
Vb ( rata rata)
Erata rata (kV / mm) ………………………(12)
d
Keterangan :
>40 kV 40 kV <40 kV
3. Penyaringan ( Filtering)
Dengan metode ini minyak disaring melalui kertas penyaring
sehingga pengotor tidak dapat melalui pori - pori penyaring yang kecil,
sementara uap telah diserap oleh kertas yang mempunyai hygroscopicity
yang tinggi. Jadi filter press ini sangat efisien memindahkan pengotor
padat dan uap dari minyak yang merupakan kelebihan dari pada alat
sentrifugal. Walaupun alat ini sederhana namun keluaran yang dihasilkan
lebih sedikit dari pada dengan alat sentrifugal. Filter Press ini cocok
digunakan untuk memisahkan minyak dalam CB circuit Breaker, yang
biasanya tercemari oleh partikel arang yang kecil dan sulit dipisahkan
dengan menggunakan alat sentrifugal.
4. Regenerasi
Semua sifat-sifat minyak yang tercemar dapat dipindahkan dengan
pemurnian menyeluruh yang khusus yang disebut regenerasi.Dengan
menggunakan absorben untuk regenerasi minyak transformator sering
dipakai di gardu induk dan pemangkit.Adsorben adalah subtansi yang
partikel partikelnya dapat menyerap produk penuaan dan kelembapan pada
permukaannya. Hal yang sama dilakukan adsorben dalam ruang
penyaring tabung gas yang menyerap gas beracun dan membiarkan udara
bersih mengalir. Regenerasi dengan adsorben dapat dilakukan lebih
menyeluruh bila minyak dicampur dengan asam sulfur.
METODE PENILITIAN
3. 2 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:
43
44
3.3.1 Populasi
Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah melakukan penilitian
mengenai mengetauhi tahanan isolasi pada transformator agar dapat
mengetauhi masih bekerja dengan baik atauperlu diganti.
3.3.2 Sempel
Sempel ini merupakan bagian dari populasi. Dalam penelitian ini sempel
yang digunakan adalah pengumpulan data dari indekspolarisasi, tangent delta, dan
pengujian minyak untuk mendapat data yang dapat diperhitungkan kemudian
dapat menaarik kesimpulan.
a. Studi Literatur
c. Analisis Data
d. Pengujian
e. Penyelesaian laporan
MULAI
Mencari Referensi
Mengambil Data
Menghitung Data
Tangen Delta
Membuat Laporan
Pengujian Minyk
SELESAI
Merk CG Pauwels
Yr. Manufactured 2014
VA Rating 60 MVA
kV Voltage 150, 20,
Serial Number 3011130029
Standar IEC _60076
Frequency 50 Hz
Oil Volume 21000 Kg
Cooling ONAN/ONAF-60/100%
Type Of Oil NYNAS NYTRO LIBRA
48
49
Tabel 4.2 Data IP Tahun 2018 dan Tahun 2019 GI 150 Kv Pati
24,900
Pada Tahun 2019 : IP 1,34
18,500
2. Perhitungan indeks polarisasisekundary-ground pada tabel 4.2:
22,100
Pada Tahun 2018 : 1,56
14,100
50
23,400
Pada Tahun 2019 : 1,40
16,600
3. Perhitungan indeks polarisasitertier-ground pada tabel 4.2:
21,400
PadaTahun 2018 : 1,52
14,00
174,000
Pada Tahun 2019: IP 1,97
88,000
4. Perhitungan indeks polarisasiprimary-skunder pada tabel 4.2:
29,100
Pada Tahun 2018 : IP 1,90
15,300
29,100
Pada Tahun 2019 : IP 1,90
15,300
5. Perhitungan indeks polarisasiprimary-tertier pada tabel 4.2:
32,900
Pada Tahun 2018 : IP 1,58
20,700
36,300
Pada Tahun 2019 : IP 1,65
21,900
6. Perhitungan indeks polarisasisekundary-tertier pada tabel 4.2:
28,100
Pada Tahun 2018 : IP 1,71
16,400
27,200
IP 1,82
Pada Tahun 2019 : 15,000
Dari tabel 4.2 Diatas maka diperoleh data pada Tahun 2018 yaitu Primary-
Ground 1,63, Sekundary-Ground 1,56, Tertier-Ground 1,52, Primary-Skunder
1,90, Primary-Tertier 1,58, Sekundary-Tertier 1,71. Sedangkan pada tahun 2019
yaitu diperoleh Primary-Ground1,34, Sekundary-Ground1,40,Tertier-Ground
1,97, Primary-Skunder 1,90, Primary-Tertier 1,65, Sekundary-Tertier 1,82. Dari
data yang diperoleh diatas jika dibandingkan dengan standar pengujian IP yang
diijinkan menurut ( Buku O&M Trafo) masuk dalam kategori Baik yaitu nilainya
berkisar antara 1,25 - 2,0. Ini menunjukkan bahwa nilai indeks polarisasi tahun
2018 dan tahun 2019 terbilang masih dalam keadaan baik.
51
Tabel 4.3 Standar Pengujian IP yang diijinkan menurut ( Buku O&M Trafo)
<1,0 Berbahaya
Dari perolehan data Indeks Polarisasi tahun 2018 dan 2019 yang telah
dilakukan perhitungan dan dibandingkan dengan hasil pengukuran didapatkan
hasil yang sama, yakni keduannya tidak ada perbedaannya, ini menunjukkan
bahwadata yang diperoleh dikatan relevan. Untuk data IP tahun 2018 dan 2019
perbedaannya hanya sedikit, yakni data 2019 mengalami penurunan.
1,82; 6
1,71;
1,65; 5
1,58;
1,90; 4
1,97; 3
1,52;
1,40; 2
1,56;
1,34; 1
1,63;
0 1 2 3 4 5 6 7
0,14%
2. Perhitungan CHG :
Diket :
P :0,1941 Watt
54
V : 10 kV = 10.000 Volt
ω : 2π
C :3.708,67 pF = : 3.708,67 x10-12 F
0,1941
Tan 100%
(10.000) 2 3,14 50 3.708,67 10 12
2
0,17%
3. Perhitungan CHG+CHL :
Diket :
P :0,5940 Watt
V : 10 kV = 10.000 Volt
ω : 2π
C :12.363,25 pF = : 12.363,25 x10-12 F
0,5940
Tan 100%
(10.000) 2 3,14 50 12.363,25 10 12
2
0,15%
4. Perhitungan CLT :
Diket :
P :0,2020Watt
V :5kV = 5.000 Volt
ω : 2π
C :16.183,34 pF = : 16.183,34 x10-12 F
0,2020
Tan 100%
(5.000) 2 3,14 50 16.183,34 10 12
2
0,16%
5. Perhitungan CLG :
Diket :
P :0,0444Watt
V :5kV = 5.000 Volt
ω : 2π
C :1.063,90 pF = : 1.063,90 x10-12 F
55
0,0444
Tan 100%
(5.000) 2 3,14 50 1.063,90 10 12
2
0,54%
6. Perhitungan CLG+CLT :
Diket :
P :0,2533Watt
V :5kV = 5.000 Volt
ω : 2π
C :17.245,39 pF = : 17.245,39 x10-12 F
0,2533
Tan 100%
(5.000) 2 3,14 50 17.245,39 10 12
2
0,19%
7. Perhitungan CHT:
Diket :
P :0,0057Watt
V :2kV = 2.000 Volt
ω : 2π
C :581,25 pF = : 581,25 x10-12 F
0,0057
Tan 100%
(2.000) 2 3,14 50 581,25 10 12
2
0,78%
8. Perhitungan CTG:
Diket :
P :0,0239Watt
V :2kV = 2.000 Volt
ω : 2π
C :4.878,69 pF = : 4.878,69x10-12 F
0,0239
Tan 100%
(2.000) 2 3,14 50 4.878,69 10 12
2
0,39%
9. Perhitungan CTG+CHT:
Diket :
56
P :0,0296Watt
V :2kV = 2.000 Volt
ω : 2π
C :5.459,57 pF = 5.459,57 x10-12 F
0,0296
Tan 100%
(2.000) 2 3,14 50 5.459,57 10 12
2
0,43%
Dari perolehan data Tan Delta yang telah dilakukan perhitungan dan
dibandingkan dengan hasil pengukuran didapatkan hasil yang sama, yakni
keduannya tidak ada perbedaannya, ini menunjukkan bahwa data yang diperoleh
dikatan relevan.
Tan Delta
PengukuranTan Delta Perhitungan Tan Delta
0,43; 9
0,39; 8
0,78; 7
0,19; 6
0,54; 5
0,16; 4
0,15; 3
0,17; 2
0,14; 1
0 2 4 6 8 10
<0,5% Baik
>1,0% Buruk
Berdasarkan dari hasil data dan perhitungan manual yang sudah dilakukan
kondisi belitan tan delta pada transformator menunjukkan bahwa Rating power
faktor yakni sebesar <0,5% - 0,7%. Ini menunjukkan bahwa transformator dalam
kondisi mengalami penurunan. Untuk itu perlu dilakukan pertinjauan untuk
melakukan pemeriksaan kadar air pada minyak isolasi.
Dari Perhitungan serta Pengukuran yang didapatkan Tan Delta
menunjukkan bahwa Perhitungan dan Pengukuran memiliki jumlah yang hampir
sama, ini menunjukkan bahwa data yang didapatkan dari keduannya adalah data
yang sinkron.
Hasl Pengujian kV
Test 1 Test 2 Test 3 Test 4 Test 5 Test 6 Rata-
Rata
100,3 kV 92,1 kV 84,2 kV 94,5 kV 92,6 kV 93,5 kV 92,9 kV
58
Hasl Pengujian kV
Test 1 Test 2 Test 3 Test 4 Test 5 Test 6 Rata-
Rata
31,9 26,7 32,3 24,8 24,3 29,1 28,2
>40 kV 40 kV <40 kV
Dari hasil data pada pengujian tegangan tembus minyak melalui pengujian
BDV (Break Down Voltage). Hasil pengujian yang dilakukan selama 6 kali
memiliki rata rata 92,9 kV. Dengan ini pengujian tegangan tembus masih dalam
baik karena untuk transformator dengan tegangan 150 Kv dalam kategori baik jika
nilai rata-rata yaitu >50 kV. Kemudian untuk Pengujian minyak OLTC juga
dilakukan selama 6 kali dengan memiliki rata rata 28,2 kV yang menunjukan
minyak OLTC buruk, untuk itu perlu adanya pergantian. Standar minyak dapat di
katakan buruk jika<40 Kv .Minyak yang masih bagus biasanya berwarna jernih
sedangkan yang sudah buruk atau perlu pergantian berwarna coklat atau
sudahkeruh.
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. Pada hasil pengujian diatas transformator 3 pada Gardu Induk 150 kV Pati
keadaan dari data yang didapat hasil yang baik , namun perlu dilakukan
pengecekkan dan pembersihan pada minyak transformator karena
didapatkan data pada Minyak OLTC (On Load Tap Changer) memiliki
rata-rata 28,8 kV yang menunjukkan minyak sudah dalam keadaan yang
kurang baik dan harus dilakukan penggantian jika diperlukan.
2. Dari hasil pengukuran Indeks Polarisasi menunjukan bahwa nilai yang
didapatkan masuk dalam kategori Baik yaitu nilainya berkisar antara 1,25 -
2,0. Ini menunjukkan bahwa nilai indeks polarisasi tahun 2018 dan tahun
2019 terbilang masih dalam keadaan baik.
3. Dari hasil pengukuran tan delta menunjukkan bahwa nilai kondisi belitan
tan delta pada transformator yakni sebesar <0,5% - 0,7%. Ini
menunjukkan bahwa transformator dalam kondisi mengalami penurunan.
Untuk itu perlu dilakukan pertinjauan untuk melakukan pemeriksaan kadar
air pada minyak isolasi.
4. Dari hasil data pada pengujian tegangan tembus minyak melalui pengujian
BDV (Break Down Voltage). Hasil pengujian yang dilakukan selama 6
kali memiliki rata rata 92,9 kV . Dengan ini pengujian tegangan tembus
masih dalam baik karena untuk transformator dengan tegangan 150 Kv
dalam kategori baik jika nilai rata-rata yaitu >50 kV.
5.2 Saran
1. Untuk saran kedepannya dalam melakukan pengukuran harus
mempersiapkan alat yang diperlukan, dan harus memahami betul untuk
apa dilakukannya pengukuran tersebut agar tidak ada kendala dalam
59
60
DAFTAR PUSTAKA
Erlina, & Muhlas. (2016). Pengujian Kondisi Isolasi Main Transformator GTG
1.1Dengan. Jurnal Energi & Kelistrikkan Vol. 8 No 2,, 8.
Garniwa, I., & Fritz, J. S. (n.d.). Analisis Pengaruh Kenaikkan Temperatur Dan
Umur Minyak Transformator Terhadap Degradasi Tegangan Tembus
Minyak Transformator.
P, S. I., Suharyanto, & St, H. (2010). Pengujian Trafo Eksitasi Pusat Listrik
Tenaga Air PB.Soedirman. Bidang Sistem Tenaga Listrik, 3 (4), 72.
62
Rezki, A., Wijaya, T. K., & Irsyam, M. (2018). Analisis Pengujian Resistansi
Tegangan Tembus Pda OliTransformator 5.000 KVA DI PLTMG Panbil.
Sigma Teknika, 1.
Interlock
Spesifikasi magger