Anda di halaman 1dari 69

ANALISA PENGARUH PEMBEBANAN TERHADAP UPS

DI RUMAH SAKIT CHARLIE SEMARANG

SKRIPSI

BAYU YULIANTO
NPM 18660004

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK DAN INFORMATIKA
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
2023
ANALISA PENGARUH PEMBEBANAN TERHADAP UPS
DI RUMAH SAKIT CHARLIE SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Teknik Dan Informatika


Universitas PGRI Semarang Untuk Memenuhi Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Program S1 Teknik Elektro

BAYU YULIANTO
NPM 18660004

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK DAN INFORMATIKA
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
2023

i
LEMBAR PERSETUJUAN
SKRIPSI

ANALISA PENGARUH PEMBEBANAN TERHADAP UPS


DI RUMAH SAKIT CHARLIE SEMARANG

Disusun dan diajukan oleh:


BAYU YULIANTO
NPM 18660004

Telah disetujui oleh pembimbing untuk dilanjutkan


di hadapan Dewan Penguji

Semarang, Maret 2023

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Adhi Kusmantoro, S.T.,M.T Margono, S.T.,M.Eng


NPP.147301432 NPP.136101383

ii
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI

ANALISA PENGARUH PEMBEBANAN TERHADAP UPS


DI RUMAH SAKIT CHARLIE SEMARANG

Disusun dan Diajukan


Bayu Yulianto
NPM. 18660004

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal Maret 2023


Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji

Ketua Sekertaris

Drs. Slamet Supriyadi, M.Env.,St Margono, S.T.,M.Eng


NIP. 195912281986031003 NPP.1361011383

Penguji I Penguji II Penguji III

Dr.Adi Kusumantoro, S.T.,M.Eng Margono, S.T.,M.Eng Muhammad Amiruddin, S.T.,M.Eng


NPP. 147301432 NPP.1361011383 NPP.138401393

iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:
1. “Hidup yang tidak dipertaruhkan tidak akan pernah dimenangkan”. – Sutan
Sjahrir
2. “Belajarlah mengucap syukur dari hal-hal baik di hidupmu. Belajarlah men-
jadi kuat dari hal-hal buruk di hidupmu.\”. – B.J. Habibie
3. “Proses sama pentingnya di banding hasil. Hasilnya nihil tak apa. Yang
penting prosestelah dicanangkan dan dilaksanakan”. – Sujiwo tejo

Persembahan

Saya selaku peneliti dan penulis skripsi ini mempersembahkan skripsi ini untuk:

1. Ayah, Ibu, adik, dan keluarga yang telah memberikan dukungan,motivasi,


dan
Doa selama perkuliahan hingga skripsi ini.
2. Almamater Universitas PGRI Semarang.
3. Pembimbing I dan pembimbin II yang telah memberikan saran dan
membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Dosen Teknik Elektro Universitas PGRI Semarang.
5. Teman- teman Teknik Elektro, Khususnya angkatan 2018
6. Teknisi Rumah Sakit Charlie Semarang.

iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Bayu Yulianto

NPM : 18660004

Program Studi : Teknik Elektro

Fakultas : Teknik dan Informatika

Menyatakan yang sebenarnya bahwa skripsi yang saya buat ini benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri, bukan plagiarism.
Apabila pada kemudian hari skripsi ini hasil plagiarism, saya bersedia
menerima sanksi atas perbuatan tersebutt.

Semarang, Maret 2023

Yang membuat pernyataan

Bayu Yulianto

NPM. 18660004

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang masih
memberikan kesehatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi yang berjudul:
“Analisa Pengaruh pembebanan terhadap UPS di Rumah Sakit Charlie Semarang”
Penulis juga berterimakasih kepada orang-orang yang telah berjasa dalam
membantu penulis secara moral, pengetahuan dan juga materiil dalam me-
nyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat kelulusan, Secara khusus penulis
berterimakasih kepada:

1. Kedua orang tua penulis yang telah membesarkan penulis, memberikan


kasihsayang, serta memberikan kepercayaan yang besar, memberikan dorongan
moril dan materiil.
2. Bapak Drs. Slamet Supriadi, M.Env., S.T selaku Dekan Fakultas Teknik dan
Informatika Universitas PGRI Semarang.
3. Bapak Margono S.T., M.Eng. ketua progam studi teknik elektro
4. Bapak Dr. Adhi Kusumantoro, S.T., M.T. dan bapak Margono S.T., M.Eng.
selaku pembimbing I dan II yang telah membimbing, mengarahkan, serta mem-
berikan saran untuk penulis dalam menyusun skripsi.
5. Seluruh dosen Fakultas Teknik dan Informatika Universitas PGRI Semarang
yang telah membimbing penulis selama masa perkuliahan dan telah mem-
berikan banyak ilmu kepada penulis.
6. Saudara Lukman selaku teknisi di tempat penelitian penulis yang telah mem-
bantu mengumpulkan data untuk kebutuhan skripsi penulis.
7. Semua teman-teman Teknik Elektro, khususnya yang telah memberikan moti-
vasi, saran, serta masukan selama penyusunan skripsi.

Serta semua pihak yang terlibat dalam proses penulis dalam mengerjakan
skripsi yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa
skripsi ini masih jauh dari sempurna. Maka penulis sangat mengharapkan saran
maupun kritik dari berbagai pihak untuk perbaikan dimasa yang akan datang, pada
kesempatan ini penulis menyampaikan permohonan maaf apabila terdapat hal- hal
yang kurang berkenan dalam skripsi ini.

vi
Besar harapan penulis bahwa laporan ini dapat memberikan sumbangan
yang berarti bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknoogi di lingkungan Fakultas
Teknik dan Informatika Program Studi Teknik Elektro Universitas PGRI Sema-
rang.

Semarang, Maret 2023

Penulis

vii
ABSTRAK
Listrik merupakan catu daya utama untuk melakukan berbagai macam
kegiatan yang ada diseluruh bidang pekerjaan atau aktifitas,Semakin bertambahnya
penggunaan listrik diseluruh bidang mengakibatkan sering terjadinya gangguan
yang disebabkan oleh cuaca ataupun gangguan kerusakan pada komponen transmisi
listrik di catudaya PLN, Uninnteruptible Power Supply (UPS) diterapkan pada bi-
dang-bidang kegiatan yang selalu membutuhkan catu daya listrik untuk
membackup jika sewaktu-waktu catu daya utama mengalami gangguan sehingga
peran UPS sebagai catu daya sementara ini diperlukan, Namun kapasitas daya UPS
ini sendiri disesuaikan dengan kebutuhan daya yang diperlukan agar dapat
mencapai tingkat efisiensi yang baik, Oleh karena itu dipenelitian ini ditekankan
pada kinerja UPS terhadap pembebanan agar siapapun yang akan mengggunakan
UPS dapat disesuaikan dengan kebutuhannya. Keuntungan dari penelitian ini
adalah dapat menentukan seberapa besar daya UPS yang akan dipakai dengan
menghitung beban output yang akan digunakan terlebih dahulu sehingga dapat
memaksimalkan waktu backup UPS dengan itu dapat diketahui juga seberapa
efisien pemasangan UPS ini sebagai catu daya sementara.

Kata Kunci :Unninteruptible Power Supply (UPS)

viii
ABSTRACT

Electricity is the main power supply for carrying out various kinds of activities in
all fields of work or activity. The increasing use of electricity in all fields results in
frequent disturbances caused by weather or damage to the components of the
electricity transmission in the PLN power supply. Uninterruptible Power Supply
(UPS) is applied to the field -areas of activity that always require an electric power
supply to back up if at any time the main power supply is interrupted so that the
role of the UPS as a temporary power supply is necessary. However, the power
capacity of the UPS itself is adjusted to the required power requirements in order
to achieve a good level of efficiency, Therefore, this research emphasizes the
performance of the UPS against loading so that anyone who will use the UPS can
be adjusted according to their needs. The advantage of this research is that it can
determine how much UPS power will be used by calculating the output load that
will be used first so that it can maximize the UPS backup time. By doing so, it can
also be seen how efficient the installation of this UPS is as a temporary power
supply.

Keywords :Uninterruptible Power Supply (UPS)

ix
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................ ii


LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN............................................................ v
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
ABSTRACT ...................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv
DAFTAR PERSAMAAN ................................................................................. xv
BAB IPENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah ........................................................................................... 2
1.4 Tujuan........................................................................................................... 2
1.5 Manfaat ......................................................................................................... 2
1.6 Sistematika Penulisan.................................................................................... 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA/TEORI DASAR .................................................... 5
2.1 Penelitian Sejenis .......................................................................................... 5
2.2 Uninterruptible Power Supply (UPS).............................................................. 7
2.2.1 Fungsi UPS ................................................................................................. 8
2.2.2 Cara kerja UPS ............................................................................................ 8
2.2.3 Jenis-jenis UPS ........................................................................................... 9
2.3 Komponen-komponen UPS .......................................................................... 11
2.4 Macam-macam Daya Listrik ........................................................................ 25
2.5 Beban........................................................................................................... 27
2.5.1 Beban (Load) ............................................................................................ 28

x
2.5.2 Arus Beban ............................................................................................... 28
2.6 Kualitas Daya Listrik ................................................................................... 29
2.6.1 Ketidakseimbangan Tegangan ................................................................... 30
2.6.2 Ketidakseimbangan Arus ........................................................................... 31
2.6.3 Ketidakseimbangan Beban ........................................................................ 31
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 33
3.1 Pendekatan Penelitian .................................................................................. 33
3.2 Prosedur Penelitian ...................................................................................... 33
3.3 Lokasi Penelitian .......................................................................................... 34
3.4 Fokus Penelitian ........................................................................................... 34
3.5 Desain Penelitian ......................................................................................... 34
3.6 Tahapan Proses Penelitian ............................................................................ 35
3.6.1 Tahap Persiapan ........................................................................................ 35
3.6.2 Tahap Pelaksanaan .................................................................................... 36
3.6.3 Tahap Akhir .............................................................................................. 37
3.7Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 37
3.8 Teknik Analisis Data .................................................................................... 37
BAB IV PEMBAHASAN DAN PENELITIAN ................................................. 39
4.1 Data UPS ..................................................................................................... 39
4.1.1 Spesifikasi UPS ......................................................................................... 39
4.1.2 Baterai UPS .............................................................................................. 40
4.1.3 Analisa Kinerja UPS 20 KVA di Rumah Sakit Charlie Semarang .............. 40
4.2 Perhitungan .................................................................................................. 41
4.2.1 Rekapitulasi Perhitungan ........................................................................... 45
4.3 Ketidakseimbangan Arus ............................................................................. 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................. 52
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 52
5.2 Saran............................................................................................................ 52
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 53

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Rangkaian UPS ................................................................................. 8


Gambar 2.2 Offline UPS ...................................................................................... 9
Gambar 2.3 Line Interactive UPS Automatic Voltage Regulator ........................ 10
Gambar 2.4 Online Double Conversion UPS ...................................................... 11
Gambar 2.5 Rectifier .......................................................................................... 14
Gambar 2.6 Halfwave Rectifier .......................................................................... 15
Gambar 2.7 Rectifier 2 Dioda ............................................................................ 16
Gambar 2.8 Rectifier 4 Dioda ............................................................................ 17
Gambar 2.9 Penyearah dengan Filter Kapasitor .................................................. 18
Gambar 2.10 Gelombang 1 Phase dan 3 Phase ................................................... 19
Gambar 2.11 Gelombang Sinus .......................................................................... 20
Gambar 2.12 Gelombang Kotak ......................................................................... 21
Gambar 2.13 Gelombang Sinus Modifikasi ........................................................ 21
Gambar 2.14 Bypass tanpa Isolasi ...................................................................... 23
Gambar 2.15 Bypass dengan Isolasi ................................................................... 23
Gambar 2.16 Bypass Statis dengan Circuit Breaker ............................................ 24
Gambar 2.17 Segitiga Daya................................................................................ 26
Gambar 3.1 Lokasi Penelitian ............................................................................ 34
Gambar 3.2 Flowchart Alur Penelitian ............................................................... 35
Gambar 3.3 Flowchart Penelitan ........................................................................ 36
Gambar 4.1 UPS 20 KVA .................................................................................. 39
Gambar 4.2 Wiring Diagram Kinerja UPS 20 KVA ........................................... 40
Gambar 4.3 Output UPS 20 KVA ...................................................................... 45
Gambar 4.4 Bukti Ketidakseimbangan Arus ....................................................... 46
Gambar 4.5 Simulasi ETAP 19.0 Pertama .......................................................... 47
Gambar 4.5 Data Simulasi Pertama .................................................................... 48

xii
Gambar 4.7 Simulasi ETAP 19.0 Kedua ............................................................ 49
Gambar 4.8 Data Simulasi Kedua ...................................................................... 50

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data Beban UPS Ruang Operasi Utara .............................................. 41


Tabel 4.2 Data Beban UPS Ruang Operasi Selatan ............................................ 42
Tabel 4.3 Rekapitulasi Perhitungan Analisis sistem UPS .................................... 45

xiv
DAFTAR PERSAMAAN

Persamaan 2.1 .................................................................................................... 15


Persamaan 2.2 .................................................................................................... 15
Persamaan 2.3 .................................................................................................... 16
Persamaan 2.4 .................................................................................................... 16
Persamaan 2.5 .................................................................................................... 16
Persamaan 2.6 .................................................................................................... 20
Persamaan 2.7 .................................................................................................... 20
Persamaan 2.8 .................................................................................................... 25
Persamaan 2.9 .................................................................................................... 26
Persamaan 2.10 .................................................................................................. 26
Persamaan 2.11 .................................................................................................. 27
Persamaan 2.12 .................................................................................................. 27
Persamaan 2.13 .................................................................................................. 28
Persamaan 2.14 .................................................................................................. 29
Persamaan 2.15 .................................................................................................. 31

xv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Listrik merupakan catu daya utama yang sangat diperlukan untuk
menunjang kegiatan sehari-hari diberbagai macam aspek bidang dan dari
beberapa aspek tersebut ada beberapa yang mengharuskan adanya supply
daya terus menerus jika supply daya yang dibutuhkan tersebut mengalami
gangguan maka kegiatan yang dilakukan pun mengalami hambatan.
Ketersediaan sumber energi listrik merupakan aspek yang sangat
penting untuk keberlangsungan suatu kegiatanyang sangat membutuhkan
catu daya PLN, Bahkan salah satu parameter untuk mendukung keberhasi-
lan produksi di dalam suatu industri ataupun bidang lainnya yang selalu
membutuhkan catu daya.Oleh karena itu perlu adanya catu daya alternatif
untuk mengatasi permasalahan tidak adanya catu daya ketika catu daya dari
PLN tiba-tiba mengalami gangguan.
UPS singkatan dari (Uninterruptible Power Supply). UPS ini memiliki
peran yang cukup penting sebagai sumber listrik cadangan sementara
dengan fungsinya sebagai stabilizer terhadap terjadinya gangguan dan
menjadi catu daya sementara (backup) apabila terjadi gangguan terhadap
catu daya utama (PLN), Namun kinerja dari UPS terhadap berbagai jenis
beban dan terhadap berbagai tingkat pembebanan belum tentu sama, Hal
tersebut dapat dilihat dari dua sudut pandang yaitu ketika UPS sebagai
stabilizer terhadap gangguan yaitu drop tegangan dan ketika UPS sebagai
penyedia sumber daya cadangan pada saat sumber daya utama mengalami
gangguan atau hilangnya tegangan dari sumber daya utama dimana UPS ini
sebagai sumber daya cadangan.
Tujuan penelitian ini adalah menghitung dan menganalisa kinerja dari
UPS pada saat terjadi pembebanan ketika sumber daya utama mengalami
gangguan atau hilangnya tegangan dari sumber daya utama.

1
1.2 RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka perumu-
san masalah dalam penelitian ini antara lain :
1. Bagaimana kinerja UPS yang ada di rumah sakit charlie saat
membackup sumber listrik utama ?
2. Bagaimana kapasitas beban UPS yang ada di rumah sakit charlie?
3. Bagaimana beban UPS yang ada di rumah sakit charlie?

1.3 Batasan Masalah


Batasan masalah dalam sistem ini adalah sebagai berikut:
Penelitian ini meliputi kinerja dari UPS (Uninnteruptible power supply)
saat terjadi pembebanan daya yang ada di rumah sakit charlie.

1.4 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Mengetahui kinerja dari sistem UPS di rumah sakit charlie pada saat
membackup sumber listrik utama.
2. Mengetahui kesesuaian beban dan kapasitas beban yang terhubung ke
UPS terhadap kemampuan dan kapasitas daya UPS yang ada di rumah
sakit charlie

1.5 Manfaat
Manfaat yang dicapai dari penelitian ini adalah :
1. Dapat digunakan sebagai metode alternatif dalam menentukan
pemilihan daya UPS yang sesuai dengan beban yang ada di tempat yang
akan menerapkan UPS sebagai sumber daya cadangan ini agar
memperoleh tingkat efisiensi yang baik.
2. Dapat dijadikan refrensi dan bahan peneliti lainnya.

2
1.6 SistematikaPenulisan
Skripsi Sistematika penulisan skripsi diperlukan untuk memberikan
gambaran umum struktur penulisan skripsi dari awal sampai akhir sebagai
bentuk dari laporan penelitian. Untuk memahami lebih jelas laporan ini,
maka peneliti telah menyusun secara sistematis yang dikelompokkan
menjadi beberapa sub – bab , yaitu:

BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini merupakan pendahuluan yang memuat tentang penjelasan
latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah,
perumusan masalah, tujuanpenelitian, manfaatpenelitian, dan sistematika
penulisan skripsi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA


Bab ini berisi tentang teori pengertian dan definisi yang diambil dari buku
ataupun jurnal penelitian yang sudah dilakukan yang berkaitan dengan
penyusunan laporan skripsi serta hipotesis berhubungan dengan penelitian.
Selain itu, tentang teori – teori relevan yang melandasi tentang UPS yaitu:
Gambaran umum ups meliputi pengertian ups, jenis ups, prinsip kerja ups.

BAB III METODE PENELITIAN


Bab ini berisi tentang cara peneliti melakukan sebuah penelitian,
pendekatan penelitian, prosedur penelitian, waktu dan tempat penelitian,
fokus penelitian, desain penelitian. Tahapan proses penelitian meliputi
tahapan persiapan,
tahapan pelaksanaan, dan tahapan akhir. Teknik pengumpulan data dan
Teknik analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang semua pembahasan dan pengolahan data pada
penelitian untuk mendapatkan hasil yang muncul saat pelaksaan penelitian
yaitu “Analisa Pengaruh Pembebanan Terhadap UPS di Rumah Sakit

3
Charlie Semarang”. Menjelaskan data ups, hasil pengukuran/perhitungan
parameter yang dibutuhkan untuk menghitung efisiensi ups.

BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan hasil penelitian serta saran untuk pihak–
pihak yang berkaitan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA
Bagian ini berisi tentang pustaka – pustaka yang dijadikan acuan dalam
penulisan untuk penyusunan laporan skripsi.

LAMPIRAN
Bagian ini berisi tentang lampiran – lampiran yang dilengkapi laporan
skripsi. Memuat kelengkapan administrasi penelitian, tabel, gambar,
manual penggunaan alat dan hal – hal lain yang perlu dilampirkan untuk
memperjelas uraian dalam laporan skripsi dan jika dicantumkan dalam
tubuh laporan akan mengganggu sitematika pembahasan.

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA/TEORI DASAR

2.1 Penelitian Sejenis


Shiha, dkk (2011), Telah melakukan perancangan automatic transfer
switch (ATS) dan automaticmain failure (AMF) Berbasis Programmable
Logic Controller (PLC). Perancangan ini dibuat untuk mempermudah
dalam pengontrolan catu daya dalam mengantisipasi kehilangan suplai daya
kebeban. Dari perancangan dapat disimpulkan bahwa jika suplai energi
listrik dari PLN mengalami gangguan, maka suplai energi listrik akan
diambil alih oleh genset secara otomatis. Proses peralihan suplai energi
listrik dari PLN ke Genset membutuhkan waktu 25 detik untuk
mempersiapkan suplai energi listrik dari genset seperti starting dan
pemanasan genset. Ketika suplai energi listrik dari PLN kembali normal,
maka PLN akan kembali mengambil alih suplai energi listrik ke beban,
sedangkan suplai energi listrik dari genset akan diputus dan genset akan off

Mahardika (2011), Telah melakukan perancangan sistem pengaturan


pasokan listri kpada pembangkit hibrida. Perancangan menghasilkan suplai
catu daya listrik utama dengan PLTS, dan sumber listrik PLN/ genset
sebagai catu daya sekunder.Perancangan menggunakan control utama
mikrokontroller Atmega 16 dengan asumsi bahwa mikrokontroller dapat
menurunkan biaya perancangan. Dengan sensor-sensor perancangan panel
transisi daya otomatis ini akan digunakan pada sekmen ekonomi bawah
yaitu rumah tinggal sederhana, maka perancangan menggunakan
mikrokontroller bisa menjadi pilihan utama.

Pambudidkk (2019), Telah melakukan penelitian dengan judul


“Penentuan Waktu Operasional UPS pada Sistem Catu Daya Otomatis
Transisi PLN-Genset” Penelitian ini menghasilkan transisi catudaya

5
otomatis yang mempunyai dua buah catu daya cadangan berupa UPS
dan Genset. Dari hasil analisis pada rumah tinggal yang mempunyai
daya langganan PLN 450 VA sistem akan bekerja dengan UPS baterai
12 Volt pada kapasitas arus 28.125 A, dan kapasitas Genset 800 VA.
Sistem transisi catu daya otomatis akan memerintahkan catu daya UPS
terhubung ketika suplai utama PLN terputus, selang beberapa saat
setelah baterai UPS dalam kondisi drop atau low sistem akan
memerintahkan Genset untuk starter, dan pada saat genset sudah dalam
kondisi stabil catu daya akan beralih ke catu daya Genset. Pada saat
sumber catu daya listrik PLN kembali tersedia beban akan dialihkan
kesumber PLN.

N. Muranto, Atmam (2018), Telah melakukan penelitian dengan judul


“Studi Peralihan Daya Listrik dari PLN ke Generator Set (Genset) Ketika
terjadi Pemadaman dari PLN dengan Uninterruptible Power Supply (UPS)
Pada Hotel Grand Elite Pekanbaru”. Dari hasil penelitian diperoleh total
beban emergency Hotel Grand Elite Pekanbaru sebesar 125,779 kVA terdiri
dari beban lift 32,670 kVA dan beban Elite Fitnes Center 67,952 kVA
sehingga diperlukan kapasitas UPS sebesar 150 kVA. Penambahan suplai
daya UPS sangat cocok karena disamping sebagai solusi akibat kurangnya
daya listrik ketika terjadi pemadaman dari PLN dan juga dapat memback-up
beban emergency pada Hotel Grand Elite Pekanbaru.

Toni Kusuma Wijaya, Steven Sitohang (2019), Telah melakukan


penelitian dengan judul “Perancangan Panel Automatic Transfer Switch
dan Automatic dengan control berbasis Arduino Main Failure”Penelitian
perancangan ini merancang sistem Automatic Transfer Switch dan Auto-
matic Main failure menggunakan kontroler Arduino Uno sebagai pengen-
dali dari sistem tersebut yang berfungsi untuk menghidupkan Genset dan
memindahkan beban dari PLN ke Genset yang sudah dinyalakan tersebut.

6
Perancangan yang dilakukan menggunakan Uninteruptible Power Sup-
ply (UPS) yang bertujuan untuk menghilangkan waktu jeda pada saat ter-
jadi pemadaman listrik sehingga listrik akan tetap tersedia hingga Genset
telah nyala dan siap untuk mengambil alih beban. Komponen pendukung
pada sistem yang dirancangberupa Relay AC, Modul Relay, Uninteruptible
Power Supply (UPS) agar sistem dapat berjalan sebagaimana mestinya.

2.2 Uninterruptible Power Supply (UPS)


Uninterruptible Power Supply (UPS) atau dalam bahasa Indonesia daya
tak terputus atau sumber daya tak terputus, adalah peralatan listrik yang
menyediakan daya darurat kebeban ketika sumber daya utama mengalami
gangguan atau hilangnya tegangan selain itu UPS juga berguna sebagai
stabilizer tegangan untuk menghindari gangguan berupa drop tegangan,
Tentunya hal ini sangat berguna untuk melindungi komponen-komponen
eletronika dari kerusakan karena kerap kali mengalami ketidak setabilan
input yang diperlukan bagi sebuah komponen elektronika,UPS berbeda dari
system tenaga tambahan atau darurat atau generator siaga karena akan
memberikan perlindungan yang hampir seketika dari gangguan daya input
dengan memasok energi yang disimpan dalam baterai, super kapasitor, atau
fly wheels, Waktu operasional dari UPS membackup sumber daya utama
tergantung dari kapasitas daya UPS dan beban yang akan di backup UPS.
Salah satu peralatan pendukung yang dapat digunakan untuk
melindungi berbagai perangkat vital dari gangguan listrik adalahh UPS (Un-
innteruptible Power Supply). Alat ini dapat berfungsi sebagai stabilizer ter-
hadap terjadinya gangguan dan menjadi sumber daya cadangan (backup)
apabila terjadi gangguan pemutusan aliran daya dari penyedia supply daya
utama, disisi lain kinerja ups terhadap berbagai jenis beban dan berbagai
tingkat pembebanan belum tentu sama. Kinerja tersebut dapat dipandang
dari 2 kondisi, darurat pada saat terjadi pemutusan aliran listrik dari supply
daya utama dimana ups berfungsi sebagai backup daya sementara dan pada
kondisi normal dimana ups berperan sebagai stabilizer terhadap gangguan.

7
Ups adalah salah satu cara dari seorang arsitektur jaringan untuk
menjaga keamanan disisi availability. Ups sendiri merupakan singkatan dari
kata uninnteruptible power supply yang artinya adalah sebuah alat
elektronik yang fungsi utamanya adalah sebagai penyedia listrik cadangan
pada komputer, data centre, dan hal-hal penting lainnya. (Subiono,2021)

2.2.1 Fungsi Uninterruptible Power Supply (UPS)


a. Membantu menyuplai sumber listrik ketika sumber listrik utama
mengalami gangguan.
b. Memberikan kesempatan waktu untuk mematikan perangkat
komputer dengan baik agar menjaga dari kehilangan data atau
kerusakan pada perangkat jika hal ini terjadi berulang-ulang.
c. Memberikan kesempatan waktu untuk menghidupkan genset sebagai
sumber listrik selanjutnya.
d. Membantu menstabilkan tegangan yang akan menuju beban agar
input beban selalu stabil.

2.2.2 Cara Kerja Unninteruptible Power Supply (UPS)

Gambar 2.1. Rangkaian UPS

8
Sebagai sebuah sistem, UPS memiliki cara kerja tersendiri. Cara kerja
UPS ini berdasarkan kepekaan tegangan. UPS mulai bekerja dengan
caraakan mencari dan menemukan penyimpanan yang ada pada jalur voltase
misalnya kenaikan tajam, gelombang, kerendahan, serta penyimpanan yang
disebabkan oleh pemakaian pembangkit listrik yang kurang baik.
Karena listrik yang tidak stabil atau bahkan gagal, maka UPS akan
berpindah ke operasi on-battery. Hal ini sebagai reaksi UPS pada
penyimpanan demi melindungi bebannya. Kemudian UPS juga bekerja
pada kegagalan listrik yang terjadi akibat terputusnya aliran listrik, UPS
akan meningkatkan arus satu daya dan mematikan supply arus listrik direct
current yang menuju motherboard komputer.
Kegagalan ini nantinya juga mempengaruhi kinerja perangkat
komputer baik software ataupun hardware nya saat pengolahan
data.Gangguan hardware yang bisa diderita akibat tidak stabilnya listrik
misalnya motherboard cepat rusak, turunya performa hardware, atau
berkurangnya performa system. Sedangkan contoh gangguan software
misalnya data lost, operating sistem corupt, dan lain-lain.
2.2.3 Jenis-jenis UPS
a. Standby (Offline) UPS

Gambar 2.2. Offline UPS

9
Jenis UPS yang pertama dan yang paling umum dalam sistem yang
lebih kecil adalah Standby atau Offline UPS. Jenis UPS ini pada umumnya
digunakan untuk penggunaan pribadi, misalnya untuk komputer.Jenis UPS
ini bekerja dengan cara menunggu waktu untuk beroperasi. Ketika terjadi
tegagan yang tidak stabil atau listrik padam, Standby UPS akan mengambil
alih secara otomatis.Standby UPS memiliki rectifier dan inverter di dalam
satu unit. Jenis UPS ini akan memblok suplay daya utama dan switch akan
berpindah saat terjadi gangguan, sehingga arus DC mengalir dari baterai
menuju inverter.
b. Line-Interactive UPS

Gambar 2.3. Line Interactive UPS Automatic Voltage Regulator

Line-Interactive UPS merupakan jenis UPS yang banyak ditemukan


dalam infrastruktur bisnis skala kecil. Jenis UPS ini bekerja dengan cara
yang mirip dengan Standby UPS tetapi dengan kemampuan yang lebih baik
dalam mengatur tegangan secara otomatis.
Pada Line-Interactive UPS terdapat monitor yang dapat memantau
pasokan listrik yang masuk dan mendeteksi tegangan rendah atau tegangan

10
tinggi. Jenis UPS ini dilengkapi dengan alat AVR (automatic voltage regu-
lator) dimana fungsinya untuk mengatur tegangan dari suplai daya
keperangkat elektronik.
c. Online Double-Conversion UPS

Gambar 2.4. Online Double Conversion

Jenis UPS ini efisien karena sumber daya utama yang digunakan
bukan dari suplai yang masuk, melainkan dari daya baterainya. Jadi, pada
saat terjadi pemadaman listrik UPS ini bekerja secara otomatis tanpa adanya
waktu peralihan seperti yang terjadi pada jenis UPS lainnya.Jenis UPS ini
memiliki 1 rectifier dan 1 inverter secara terpisah. Online Double
Conversion UPS akan memblok suplai daya ke rectifier ketika terjadi
gangguan sehingga akan muncul arus DC dari baterai ke inverter yang
kemudian diubah menjadi AC untuk output.

2.3 Komponen Uninnteruptible Power Supply

Berikut merupakan komponen-komponen yang ada di UPS antara lain:


1.Baterai
Baterai UPS adalah bagian dari UPS yang dapat menyimpan daya listrik
dan dapat digunakan sebagai sumber listrik alternatif selama 10 – 30 menit

11
dan tergantung dari seberapa besar kapasitas baterai tersebut dan berapa
banyak unit baterai yang terpasang pada suatu sistem ups itu sendiri.
Baterai ups yang digunakan di rumah sakit charlie semarang sendiri
menggunakan baterai berjenis VRLA (Valve Regulated Lead Acid) arti dari
baterai VRLA itu sendiri adalah,Istilah katup yang diatur berkaitan dengan
cara gas dilepas dari baterai. Jika tekanan gas menjadi terlalu besar di
baterai, katup akan keluar saat gas mencapai tekanan tertentu. Air tidak
dapat ditambahkan ke baterai VRLA, sehingga 12egati yang meningkatkan
penguapan, seperti suhu sekitar dan panas dari arus pengisian, mengurangi
masa pakai baterai. VRLA biasanya memiliki biaya pemasangan yang lebih
sedikit daripada baterai yang lain, tetapi mereka juga memiliki masa pakai
yang lebih pendek, sekitar 5 tahun saja. Jenis baterai ini juga membutuhkan
lebih sedikit perawatan daripada baterai sel banjir.Lingkungan terbaik untuk
baterai VRLA adalah disimpan pada suhu kamar di ruangan kering yang
dikontrol iklim. Baterai VRLA (Valve Regulated Lead Acid) dibagi
menjadi dua jenis yaitu.
a. Baterai Gel Cell
Seperti 12egativ, Baterai Gel Cell memiliki elektrolit seperti jeli yang
tidak bergerak di mana asam sulfat dicampur dengan silika berasap
(pirogenik) yang digunakan sebagai zat pengental. Karena elektrolit seperti
gel yang tidak bergerak ini, Gel Cell dapat dipasang di posisi apa pun,
menunjukkan ketahanan yang lebih besar terhadap suhu ekstrem, dan tahan
guncangan dan getaran. Baterai Gel Cell terutama digunakan di kursi roda
listrik, kendaraan tertentu, generator, dan banyak lagi.
b. Baterai Absorbed Glass Mat (AGM)

Dalam jenis baterai ini, asam diserap dan diimobilisasi oleh tikar fiber
glass yang sangat tipis di antara pelat. Konstruksi ini membuat asam
tersedia untuk pelat dan memungkinkan reaksi cepat antara antara asam dan
bahan pelat. Pelat dalam Baterai AGM dapat berbentuk apa saja sehingga
membuat desainnya sangat fleksibel. Baterai AGM memiliki keunggulan
hambatan listrik internal yang sangat rendah dan pergerakan asam yang

12
lebih cepat antara serat dan plat yang memungkinkan baterai AGM memberi
dan menerima tingkat arus listrik yang lebih tinggi bila dibandingkan
dengan baterai tertutup lainnya selama siklus pengisian atau pengisian.
Baterai AGM adalah pilihan sempurna untuk sepeda motor dan ATV.AGM
siklus-dalam juga biasa digunakan dalam instalasi tenaga surya dan tenaga
angin di luar jaringan sebagai bank penyimpanan energi.
Keunggulan dari baterai VRLA (Valve Regulated Lead Acid) adalah
sebagai berikut:
1. Memiliki struktur penutup khusus
Dengan struktur penutup khusus yang mengembalikan air yang
diuapkan ke elektrolit, baterai menjadi bebas perawatan karena tidak
perlu mengisi ulang baterai dengan cairan.
2. Elektroda paduan timbal yang sangat tahan korosi
Material yang digunakan baterai jenis VRLA memiliki kualitas
yang bagus dan tahan lama, tidak mudah rusak
3. Amplop pemisah
Amplop pemisah baterai berjenis ini memiliki kualitas yang bagus
menjadikan kuat dan tahan lama tidak mudah korosi.
4. Ketahanan yang tinggi
Baterai VRLA diproduksi dengan menggunakan berbagai
perpaduan timah yang memanfaatkan teknologi material Chemical
yang membuat baterai ini menjadi awet dan tahan lama.
5. Memiliki carbon Additive
Dengan menggunakan carbon additive baterai VRLA dapat
meningkatkan kinerja pengisian daya dan tentunya pengisian menjadi
optimal

2. Rectifier
Rectifier adalah komponen penyearah pada UPS yang mempunyai fungsi
untuk dapat mengubah arus AC (Arus Bolak-Balik) menjadi arus DC (Arus
Searah) dari suplai listrik utama. Perlu Anda ketahui bahwa komponen

13
Rectifier ini bekerja pada saat pengisian baterai dilakukan. Rectifier atau
dalam bahasa Indonesia disebut dengan Penyearah Gelombang adalah suatu
bagian dari Rangkaian Catu Daya atau Power Supply yang berfungsi
sebagai pengubah sinyal AC (Alternating Current) menjadi sinyal DC
(Direct Curent). Rangkaian Rectifier atau Penyearah Gelombang ini pada
umumnya menggunakan Dioda sebagai Komponen Utamanya.Hal ini
dikarenakan Dioda memiliki karakteristik yang hanya melewatkan arus
listrik ke satu arah dan menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Jika
sebuah Dioda dialiri arus Bolak-balik (AC), maka Dioda tersebut hanya
akan melewatkan setengah gelombang, sedangkan setengah gelombangnya
lagi diblokir, Untuk lebih jelasnya bisa dilihat gambar dibawah ini :

Gambar 2.5. Rectifier

Pada dasarnya Rectifier sendiri dibagi menjadi 2 yaitu Half Wafe


Rectifier
(Penyearah Setengah Gelombang) dan Full Wave Rectifier (Penyearah
Gelombang Penuh). Berikut contoh dari kedua rectifier tersebut:

14
A. HalfWave Rectifier (Penyearah Setengah Gelombang)

Gambar 2.6. Half Wave Rectifier ( Penyearah Setengah Gelombang )

Half Wave Rectifier atau Penyearah Setengah Gelombang merupakan


Penyearah yang paling sederhana karena hanya menggunakan 1 buah Dioda
untuk menghambat sisi sinyal negatif dari gelombang AC dari Power supply
dan melewatkan sisi sinyal Positif-nya.Pada prinsip2nya, arus AC terdiri
dari 2 sisi gelombang yakni sisi positif dan sisi 15egative yang bolak-balik.
Sisi Positif gelombang dari arus AC yang masuk ke Dioda akan
menyebabkan Dioda menjadi bias maju (Forward Bias) sehingga
melewatkannya, sedangkan sisi Negatif gelombang arus AC yang masuk
akan menjadikan Dioda dalam posisi Reverse Bias (Bias Terbalik) sehingga
menghambat sinyal negatif tersebut.
Persamaan-persamaan yang dapat digunakan di halfwave rectifier:
𝑉𝑆 = 𝑁𝑆 /𝑁𝑃 ∗ 𝑉𝑃 (2.1)
𝑉𝑆 𝑚𝑎𝑥 = √2 𝑉3 (2.2)
Dimana: 𝑉𝑆 = 𝑇𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑘𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑣𝑜𝑙𝑡
𝑉𝑃 = 𝑇𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑣𝑜𝑙𝑡
𝑁𝑆 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑙𝑖𝑡𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑘𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟
𝑁𝑃 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑙𝑖𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟

15
B. Full Wave Rectifier ( Penyearah Gelombang Penuh )
Terdapat 2 cara untuk membentuk Full Wave Rectifier atau Penyearah
Gelombang Penuh. Kedua cara tersebut tetap menggunakan Dioda sebagai
Penyearahnya namun dengan jumlah Dioda yang berbeda yaitu dengan
menggunakan 2 Dioda dan 4 Dioda. Penyearah Gelombang Penuh dengan
2 Dioda harus menggunakan Transformator CT sedangkan Penyearah 4
Dioda tidak perlu menggunakan Transformator CT, Penyearah 4 Dioda
sering disebut juga dengan Full Wave Bridge Rectifier.
Persamaan output tegangan DC dari rangkaian penyearah:
𝑉𝐷𝐶 = 2𝑥𝑉𝑃 /𝜋 (2.3)
Persamaan tegangan puncak dari rangkaian penyearah:
𝑉𝐷𝐶 = 2(0,318. 𝑉𝑃 ) (2.4)
𝑉𝐷𝐶 = 0,9. 𝑉𝑟𝑚𝑠 (2.5)
Berikut merupakan jenis-jenis Rectifier gelombang penuh:
a. Penyearah Gelombang Penuh 2 Dioda

Gambar 2.7. Rectifier 2 dioda

16
Penyearah Gelombang Penuh 2 Dioda memerlukan Transformator
khusus yang dinamakan dengan Transformator CT (Centre Tapped). Trans-
formator CT memberikan Output (Keluaran) Tegangan yang berbeda fasa
180° melalui kedua Terminal Output Sekundernya. Perbedaan Fase180° ter-
sebut. Di saat Output Transformator CT pada Terminal Pertama
memberikan sinyal Positif pada D1, maka Terminal kedua pada Trans-
formator CT akan memberikan sinyal Negatif (-) yang berbeda fasa 180°
dengan Terminal Pertama. D1 yang mendapatkan sinyal Positif (+) akan be-
rada dalam kondisi Forward Bias (Bias Maju) dan melewatkan sisi sinyal
Positif (+) tersebut sedangkan D2 yang mendapatkan sinyal Negatif (-) akan
berada dalam kondisi Reverse Bias (Bias Terbalik) sehingga menghambat
sisi sinyal Negatifnya.Sebaliknya, pada saat gelombang AC pada Terminal
Pertama berubah menjadi sinyal Negatif maka D1 akan berada dalam
kondisi Reverse Bias dan menghambatnya. Terminal Kedua yang berbeda
fasa 180° akan berubah menjadi sinyal Positif sehingga D2 berubah menjadi
kondisi Forward Bias yang melewatkan sisi sinyal Positif tersebut.

b. Penyearah Gelombang Penuh 4 Dioda (Bridge Rectifier)

Gambar 2.8. Rectifer 4 Dioda (Bridge Rectifire)

17
Penyearah Gelombang Penuh dengan menggunakan 4 Dioda adalah
jenis Rectifier yang paling sering digunakan dalam rangkaian Power
Supply karena memberikan kinerja yang lebih baik dari jenis Penyearah
lainnya. Penyearah Gelombang Penuh 4 Dioda ini juga sering disebut
dengan Bridge Rectifier atau Penyearah Jembatan. jika Transformator
mengeluarkan output sisi sinyal Positif (+) maka Output maka D1 dan
D2 akan berada dalam kondisi Forward Bias sehingga melewatkan sinyal
Positif tersebut sedangakan D3 dan D4 akan menghambat sinyal sisi
Negatifnya. Kemudian pada saat Output Transformator berubah menjadi
sisi sinyal Negatif (-) maka D3 dan D4 akan berada dalam kondisi
Forward Bias sehingga melewatkan sinyal sisi Positif (+) tersebut
sedangkan D1 dan D2 akan menghambat sinyal Negatifnya.

c. Penyearah dilengkapi dengan Filter Kapasitor

Gambar 2.9. Penyearah dengan Filter Kapasitor

Penyearah dilengkapi dengan filter kapasitor agar tegangan


penyearahan gelombang AC lebih rata dan menjadi tegangan DC maka
dipasang filter kapasitor pada bagian output rangkaian penyearah, Fungsi
kapasitor pada kapasitor untuk menekan ripple yang terjadi dari proses

18
penyearahan gelombang AC, Setelah dipasang filter kapasitor maka out-
put dari rangkaian penyearah gelombang penuh ini akan menjadi te-
gangan DC.

3.Inverter
Inverter adalah bagian komponen dari UPS yangmana berfungsi untuk
dapat mengubah arus DC (Arus Searah) dari baterai menjadi arus AC (Arus
Bolak-Balik). Inverter bekerja pada saat UPS digunakan untuk memberikan
daya listrik ke perangkat elektronik. Output dari sebuah inverter berupa arus
AC (Alternating Current) dengan gemlombang sinus (Sine Wave),
gelombang kotak (Square Wave), dan sinus modifikasi (sine Wave
Modified). Sumber input tegangan dapat menggunakan baterai, tenaga
surya, dan sumber tegangan DC (Direct Current) lainnya.

Adapun jenis-jenis inverter DC ke AC antara lain:


a. Inverter 1 phase, yaitu inverter dengan output tegangan 1 phase (single
phase)
b. Inverter 3 phase, yaitu inverter dengan output tegangan 3 phase (Three
phase)

Gambar 2.10. Gelombang 1 phase dan 3 phase

19
Berdasarkan bentuk gelombang output inverter dibedakan menjadi
beberapa jenis yaitu:
a. Sine Wave (Gelombang Sinus)
Sine Wave inverter adalah inverter dengan gelombang output sinus
murni atau sama dengan bentuk gelombang dari PLN, Inverter jenis ini
memberikan supply tegangan ke beban (Induktor) atau motor listrik
dengan efisiensi daya yang baik. Berikut contoh gelombang dari sine
wave (Gelombang Sinus).

Gambar 2.11. Gelombang sinus

Berikut persamaan-persamaan gelombang sinus:


a. Persamaan frekuensi
1
𝑓=𝑇 (2.6)

b. Persamaan Panjang gelombang


𝐶
𝜆=𝑓 (2.7)

b. Square Wave (Gelombang Kotak)


Square Wave inverter adalah inverter yang memiliki gelombang
output kotak, Inverter jenis ini biasanya digunakan untuk mensupply
tegangan ke beban induktif. Berikut contoh square wave (gelombang
kotak).

20
Gambar 2.12. Gelombang kotak

c. Sine Wave Modified (Gelombang Sinus Modifikasi)


Arus listrik yang dihasilkan dari inverter modified ini sebenarnya
hampir sama dengan inverter square wave. Namun letak bedanya adalah
pada inverter modified sine wave menghasilkan arus yang akan
menghilang (nolvoltasi) beberapa saat sebelum menjadi arus negatif dan
positif.Untuk jenis inverter ini sangat cocok sekali apabila digunakan
untuk berbagai jenis perangkat elektronika serta sederhana dan
ekonomis. Berikut merupakan contoh bentuk gelombang sinus
modifikasi.

Gambar 2.13. Gelombang sinus modifikasi

21
4. Saklar Pemindah (Bypas Switch)
Saklar pemindah dibedakan menjadi dua jenis, yaitu elektro
mekanikal dan statistik. Saklar elektro mekanikal menggunakan relay
relay yang salahsatu terminal mendapatkan supply tegangan dan yang
lainnya dari sistem UPS. Sistem saklar statis menggunakan komponen
semi konduktor, seperti SCR. Penggunaan SCR akan lebih baik karena
operasi pemindahan yang dilakukan dengan SCR hanya membutuhkan
waktu 3 sampai 4 ms, sedangkan pada saklar elektromekanikal sekitar
50 sampai 100 ms. Penggunaan UPS dilakukan dengan cara
menghubungkan AC input UPS kesumber PLN dan output UPS ke
beban. Kebanyakan UPS digunakanmensuplai komputer karena apabila
sumber PLN tiba-tiba padam, maka datayang sedang diproses tidak
hilang tetap masih di back-up oleh UPS sehingga masih ada waktu
untuk menyimpan data.

Berikut jenis-jenis saklar pemindah (Bypass Switch) yang ada di UPS.


a. Switch Statis dengan SCR sebagai pemindahnya

Ketika peralatan UPS terjadi masalah, beban secara otomatis


dipindahkan oleh switch statis bypass ke sumber listrik alternatif untuk
mencegah terhentinya suplai daya listrik ke beban. Switch statis juga
berguna dalam mengatasi kesalahan beban downstream dari UPS. Switch
statis akan ,memindahkan beban ke sumber listrik alternatif pada seting
110% hingga 125% dari rated beban. Tanpa fitur saklar statis ini, inverter
akan didorong untuk membatasi arus pada suatu kesalahan. Inverter tidak
akan mensuplai arus yang cukup hingga pemutus bekerja (trip) dan akan
terus terjadi kesalahan yang menyebabkan potensi bahaya. Pengalihan
kesalahan ke sumber listrik alternatif dengan switch statis memungkinkan
arus hubung singkat penuh dapat terlewati, sehingga pemutus sirkuit bekerja
(trip).Kemudian switch statis akan memindahkan kembali ke UPS untuk
operasi normal. Oleh karena sirkuit tidak bisa membedakan antara arus
masuk dan arus kesalahan, dan itu adalah wajar untuk energisasi awal dari

22
suatu beban menyebabkan terjadi pemindahan sementara ke sumber daya
alternatif. Ketika inverter logik drop di bawah nilai yang telah ditentukan,
maka SCR bypass diaktifkan (gated-on) oleh switch statis logik dan saluran
bypass UPS untuk mensuplai beban.Pemindahan Kembali ke modul UPS
dapat terjadi secara otomatis ketika logik mendeteksi bahwa masalah
keluaran UPS telah dieliminasi. Sistem logik sirkuit mempertahankan
output inverter dalam sinkronisasi dengan daya bypass UPS.

Gambar 2.14. Bypas tanpa isolasi

Gambar 2.15. Bypass dengan isolasi

23
Gambar diatas merupakan contoh bypas statis menggunakan scr
sebagai pemindahnya namun terdapat perbedaan dikedua bypas tersebut
yaitu Konfigurasi sistem pada gambar 11 di atas tidak menyediakan
kemampuan isolasi seperti halnya pada sistem gambar 12. Sebaliknya SCR
paralel juga dapat digunakan sebagai UPS daya interrupter, yaitu sebagai
switch on-off untuk mengisolasi terjadinya kegagalan inverter dalam
konfigurasi sistem UPS yang berlebihan.
b. Bypas Statis dengan Circuit Breaker

Gambar 2.16. Bypas Statis dengan Circuit Breaker

Switch Statis dengan Circuit Breaker (SS-CB) Sistem UPS hybrid


yang menggunkanswitch elektromekanis dalam output inverter dengan SCR
paralel terbalik disediakan hanya di saluran bypass UPS. Dengan
kerusakan output UPS, switch statis bypass UPS akan diaktifkan sebelum
circuit breaker output inverter terbuka secara otomatis. Jenis switching
hybrid ini hanya memerlukan jangka waktu singkat saat switch statis
membawa arus nominal (panas) dan mampu menyediakan konfigurasi
sistem yangdapat diandalkan jika tidak ada masalah dengan penutupan
circuit breaker dalam rating 300 mili detik (ms) pada switch statis. Gambar
diatas menunjukkan konfigurasi sistem SS-CB dimana circuit breaker

24
menutup setelah switch statis bypass UPS menutup.Circuit breaker me-
nyediakan bypass untuk switch statis dan oleh karena itu sangat memung-
kinkan switch statis memerlukan jangka waktu singkat dalam membawa
arus nominal (panas). Untuk mencegah kerusakan pada switch statis, circuit
breaker harus mampu bekerja atau memutuskan rangkaian dalam rating
waktu singkat.

2.4 Macam-macam Daya Listrik


1. Rating Pemutus Tegangan
a. Untuk sistem 1 phasa
P
𝐼𝑛 = 𝑉𝐿−𝑁.cos 𝜑

b. Untuk sistem 3 phasa


P
𝐼𝑛 =
√3.𝑉𝐿−𝑁.cos 𝜑

2. Daya Aktif
Daya aktif merupakan daya yang sebenarnya yang terpakai untuk
melakukan energi, Secara ilmu kelistrikan daya aktif (P) adalah daya
(energi listrik) yang terpakai pada saluran atau beban, satuan dari daya aktif
adalah Watt.

𝑃 = 𝑉. 𝐼. 𝐶𝑜𝑠𝜑 (2.8)

Dimana
P = Daya aktif (Watt)
V = Tegangan line to line (Volt)
I = Arus (Ampere)
Cos 𝜑 = Faktor daya

3. Daya Semu

25
Daya semu atau daya aktual didapat dengan mengalikan semua nilai
arus dengan tegangan dalam satuan Volt Ampere (VA).
𝑆 = V. I (2.9)
Dimana
S = Daya semu (VA)
V = Tegangan line to line (Volt)
I = Arus (Ampere)
4. Daya Reaktif
Daya reaktif (Q) adalah daya yang tersimpan atau daya yang tidak
terpakai, dengan satuan (VAR).

𝑄 = 𝑉. I sin φ (2.10)
Dimana
Q = Daya reaktif (VAR)
V = Tegangan line to line (Volt)
I = Arus (Ampere)

5. Daya Kompleks
Daya kompleks merupakan hubungan antara daya nyata, daya
reaktif,dan daya semu. Ketiga daya tersebut dapat direpresentasikan ke
dalam sebuah segitiga siku-siku dengan sisi miring sebagai daya semu,
salah satu sisi siku-siku sebagai daya nyata dan sisi siku lainnya sebagai
daya reaktif.

26
Gambar 2.17. Segitiga daya
Sesuai dengan hubungan segitiga diatas maka hubungan antara daya
nyata, daya reaktif, dan daya semudapat diekspresikan ke dalam sebuah
persamaan pitagoras.

𝑆 = √𝑃2 + 𝑄2 (2.11)

6. Faktor Daya
Rasio antara daya aktif yang dialirkan dalam rangkaian listrik arus
bolak-balik dibandingkan dengan daya semu yaitu daya dari sumber yang
harus disuplai.

𝑃 𝑃 𝑊𝑎𝑡𝑡
cos 𝜑 = 𝑉.𝐼 = = (2.12)
𝑆 𝑉𝐴

2.5. Beban
Pada umumnya beban dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok beban:

1. Beban induktif adalah alat listrik yang menggunakan beban induktif


biasanya beroperasi dengan prinsip kerja induksi. Tidak hanya itu saja,
alat listrik yang menggunakan beban induktif juga memakai kawan
penghantar. Umumnya kawat ini dililitkan pada bagian
inti kumparan untuk menghambat laju arus pada rangkaian instalasi
listrik. Karakteristik lain dari alat yang menggunakan beban induktif
yakni adanya daya harmonik yang dihasilkan. Daya ini nantinya bisa
menyerap daya aktif sekaligus daya reaktif dalam rangkaian.
Beban induktif Beban tenaga berupa: semua jenis motor listrik dan
alat-alat berat lainnya. Jenis beban yang mempengaruhi kualitas daya
listrik, seperti: motor induksi, kumparan, ballast, lampu TL danlain-lain

27
2. Beban resistif adalah sebuah peralatan listrik yang didalamnya terdapat
komponen yang bekerja dengan sistem resistansi.Jadi, jenis beban ini
hanya mengonsumsi daya aktif. Beban resistif tidak akan
mengakibatkan perubahan pada faktor daya, sehingga memiliki nilai cos
phi yang tetap.
Beban resistif Beban penerangan berupa: lampu-lampu sebagai
penerangan

3. Beban kapasitif adalah sebuah peralatan dengan beban kapasitifnya


biasanya memiliki kemampuan kapasitansi bisa dikatakan kapasitansi
penyerapan energi sementara untuk memperbaiki faktor daya Beban
kapasitif Beban elektronik berupa: kapasitor.
2.5.1 Beban (load)
Beban (load) adalah jumlah permintaan minimum yang harus
dipenuhi oleh suatu sistem tenaga listrik dalam jangka waktu tertentu, di
penelitian ini beban (load) itu sendiri mencakup alat-alat yang sumber
dayanya di supply oleh UPS yang ada di rumah sakit charlie.
2.5.2 Arus Beban
Total arus beban (load) yang terhubung ke UPS (dalam kondisi ON)
dengan cara menjumlahkan seluruh beban yang ada dan perlu diketahui
juga total server yang ada atau keseluruhan jumlah beban untuk menghitung
rata-rata arus per server, untuk menghitung rata-rata arus per server
menggunakan rumus dibawah ini.
Rumus arus beban total:

𝐼𝑙𝑜𝑎𝑑 = I1 + I2 + ⋯ IN (2.13)

Rumus arus rata-rata beban:

𝐼
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑒𝑟𝑣𝑒𝑟 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙𝑙𝑜𝑎𝑑 (2.14)
𝑠𝑒𝑟𝑣𝑒𝑟

28
2.6 Kualitas daya listrik
Power Quality / Kualitas Daya Listrik adalah permasala-
han daya listrik yang berbentuk penyimpangan tegangan, arus atau
frekuensi yang mengakibatkan kegagalan ataupun kesalahan operasi pada
peralatan-peralatan yang terjadi pada konsumen energi listrik. Kualitas
daya yang baik memiliki gelombang yang sesuai dengan standar tegangan
AC yang sudah ditetapkan, misalkan di Indonesia adalah 220 Volt AC. Jika
kualitas dayanya buruk, maka akan terjadi kerugian baik dari sisi pelanggan
ataupun pembangkit dalam hal ini adalah penyedia listrik yaitu PLN.
Kualitas listrik yang buruk dapat menyebabkan kerusakan peralatan,
gangguan peralatan, dan juga dapat merusak proses dari suatu sistem
ketenagalistrikan. Dampak buruknya kualitas daya sering kali memakan
biaya ribuan dolar. Sebagai contoh misalnya terdapat masalah kualitas daya
listrik pada industri yang dapat menghentikan proses produksi, tentunya ini
akan sangat merugikan industri tersebut. Perlu daya yang cukup besar untuk
memulai kembali mesin - mesin yang ada pada suatu industri.
Kualitas listrik yang buruk juga mempengaruhi efisiensi,
kontinuitas, dan keamanan instalasi listrik. Hak itu juga meningkatkan
risiko gagal fungsi dan kerusakan, meningkatkan biaya perawatan, dan
rugi-rug energi yang tidak perlu. Kualitas kelistrikan yang buruk dapat
dialami dalam bentuk lampu berkedip atau suara berdengung dari pabrik,
dan juga dapat luput dari perhatian dan pada akhirnya menimbulkan
konsekuensi yang merugikan. Kualitas daya yang buruk dapat
menyebabkan proses produksi terhenti, kabel yang terbakar sendiri, dan
penuaan dini pada pabrik dan peralatan listrik.
Permasalahan kualitas daya listrik disebabkan oleh gejala-gejala
atau fenomena-fenomena eletromagnetik yang terjadi pada sistem tenaga
listrik, Gejala elektromagnetik yang menyebabkan permasalahan kualitas
daya listrik adalah:

29
 Ketidakseimbangan tegangan
 Ketidakseimbangan arus
 Faktor daya

Kondisi kualitas daya suatu sistem kelistrikan sangat berpengaruh


terhadap kondisi peralatan listrik yang digunakan, Maka dari itu kondisi
kualitas daya listrik harus selalu dijaga pada nilai standar yang berlaku.
Parameter-parameter kualitas daya listrik pada kondisi steady state secara
umum adalah sebagai berikut:

 Frekuensi (Hz)
 Tegangan (Volt)
 Faktor daya (Cos phi)

2.6.1 Ketidakseimbangan Tegangan


Ketidakseimbangan tegangan dapat dinyatakan sebagai nilai
penyimpangan maksimum dari rata-rata tegangan atau arus tiga fasa, dibagi
dengan rata-rata tegangan atau arus tiga fasa. Penyebab utama
ketidakseimbangan tegangan dibawah 2% adalah beban 1 fasa pada
jaringan 3 fasa, Ketidakseimbangan tegangan dpat ditimbulkan juga oleh
fuseblown pada salah satu fasa kapasitor ban, Ketidakseimbangan tegangan
lebih parah lebih dari 5% dapat diakibatkan oleh kondisi single phasing,
selain itu ketidakseimbangan tegangan juga bisa ditimbulkan oleh:

 Ketidakseimbangan dari power supply


 Beban reaktif yang besar pada salah satu fasa
 Impedansi dari konduktor power supply tidak sama

Dampak tegangan tidak seimbang yang berlebihan (excessive


voltage unbalance) pada sistem dan peralatan tenaga sangat luas dan serius.
Ketidakseimbangan yang parah dapat menurunkan life-time peralatan
secara dramatis, mempercepat siklus penggantian peralatan, dan secara

30
signifikan meningkatkan biaya operasi dan pemeliharaan sistem. Untuk
sistem kabel 3 fasa, ketidakseimbangan tegangan menyebabkan arus kabel
netral yang lebih besar dan menyebabkan kerusakan relai.
Ketidakseimbangan tegangan akan menyebabkan hilangnya daya
ekstra, mengurangi efisiensi sistem, mengurangi siklus hidup motor, dll.
Juga beberapa kondisi fungsi dan pemeliharaan yang tidak normal juga
menyebabkan ketidakseimbangan tegangan dan mengakibatkan dampak
negatif pada peralatan dan sistem. Kondisi ini mencakup masalah seperti
kontak listrik yang buruk, pemasangan kapasitor bank yang tidak sesuai,
pengoperasian motor satu fase, dll. Kondisi pengoperasian dan
pemeliharaan seperti ini mungkin tidak sering terjadi. Namun, jika hal itu
terjadi, hal itu akan membawa masalah yang sangat serius bagi sistem atau
peralatan.
Ketidakseimbangan tegangan dapat dirumuskan sebagai berikut:

𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑑𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑡𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎


%𝑉𝑈𝑛𝑏𝑎𝑙𝑎𝑛𝑐𝑒 = × 100% (2.15)
𝑇𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎

2.6.2 Ketidakseimbangan Arus


Ketidakseimbangan arus adalah nilai ketidakseimbangan arus yang
mengalir di tiap-tiap fasanya, Besar ketidakseimbangan ini menunjukan
ketidakseimbangan beban di tiap fasa. Akibat ketidakseimbangan ini
mengakibatkan adanya arus mengalir pada titik netral. Arus netral
mengakibatkan terjadinya beda tegangan antara titik netrak dengan ground,
Selain itu dengan mengalirnya arus pada titik netral maka refrence tegangan
pada titik netral tidak terpenuhi sehingga menyebabkan tegangan fasa ke
netral turun.

2.6.3 Ketidakseimbangan Beban

31
Ketidakseimbangan beban adalah keadaan dimana salah satu fasa atau
semuanya mengalami perbedaan, Perbedaan ini dapat dilihat dari besarnya
vektor arus dan sudut antar fasa.
Tiap-tiap fasa dapat dinyatakan seimbang bila memenuhi syarat sebagai
berikut:
a. Ketiga vektor arus dan sudut fasa R,S,T mempunyai nilai yang
sama
b. Perbedaan sudut dari ketiga vektor fasa masing-masing berbeda
120º

Akibat dari ketidakseimbangan beban adalah arus yang mengalir


padan penghantar netral yang lumayan cukup besar sehingga menyebabkan
losses (rugi-rugi). Kerugian daya pada jaringan listrik adalah salah satu
indicator terpenting operasi ekonomi dari perusahaan jaringan listrik dan
juga mengubah kondisi sistem pembacaan meter listrik serta efektivitas
jaringan.

32
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian


Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja Unninterruptible
Power Supply (UPS) terhadap pembebanan sebagai catu daya sementara
yang digunakan di rumah sakit charlie, yang dimaksud disini adalah berapa
lama waktu backup dan daya ups sesuai atau tidak dengan daya yang
dibutuhkan dirumah sakit tersebut. Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah menggunakan pendekatan, Penelitian kualitatif adalah
peneltian yang menggunakan data kualitatif (data yang berbentuk data,
kalimat, skema, dan gambar).Metode penelitian kualitatif dinamakan
sebagai metode baru karena popularitasnya belum lama, dinamakan metode
postpositivistik karena berlandaskan pada filsafat postpositivisme. Metode
ini disebut juga sebagai metode artistik, karena proses penelitian lebih
bersifat seni ( kurang terpola) dan disebut sebagai metode interpretive
karena data hasil penelitian lebih berkenaan dengan interpretasi terhadap
data yang ditemukan di lapangan.Jadi metode penelitian kualitatif dapat
diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untukmeneliti pada
kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana
peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sumber data
dilakukan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna
dari pada generalisasi.

3.2 Prosedur Penelitian


Prosedur penelitian dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Pengambilan data awal, mencari data yang diperlukan untuk
menghitung beban yang akandijalankan UPS

33
2. Pengambilan data kedua, mencari data yang diperlukan untuk
menghitung daya unninteruptible power supply (UPS)
3. Tahapan ketiga melakukan analisis data, dilakukan dengan
mengetahui data atau parameter yang ada seperti beban yang
dijalankan UPS dan daya UPS untuk mengetahui kinerja dari UPS
yang telah terpasang.

3.3 Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada RS Charlie yang terletak di Jl. Ngabean
51381 Ngabean Jawa Tengah, 18 km, Penelitian ini akan dilaksanakan
kurang lebih dalam jangka waktu 1—2 Minggu setelah proposal disetujui
oleh Dosen Pembimbing 1 dan Dosen Pembimbing 2.

Gambar 3.1 Lokasi penelitian

3.4 FokusPenelitian
Fokus penelitian ini adalah menganalisa kapasitas, beban, dan kinerja
UPS (Uninnteruptible Power Supply) di Rumah Sakit Charlie untuk
mengetahui tingkat efisiensi dari UPS.
3.5 Desain Penelitian
Pada desain penelitian ini menggunakan desain penelitian survey, yaitu
dengan cara mengatur, mengukur dan menganalisis beberapa pengukuran

34
antara lain pengukuran beban output UPS dan pengukuran daya UPS untuk
mengetahui efisiensi UPS di Rumah Sakit Charlie. Desain penelitian ini dil-
akukan berdasarkan pengukuran untuk mengetahui kinerja UPS terhadap
pembebanan sebagai berikut:

Persiapan alat
Mulai pengukuran
beban UPS

Perhitungan dan Pengukuran


Analisa Beban UPS
pembebanan UPS

Kesimpulan

Gambar 3.2 Flowchart alur penelitian

3.6 Tahapan Proses Penelitian


Proses penelitian perlu dilakukan tahapan perancangan. Perancangan
yang digunakan penelitian ini adalah identifikasi variable atau besaran yang
digunakan untuk menghitung efisiensi UPS (Uninnteruptible Power
Supply) dan disusun menggunakan teori dan survey data di lapangan.
Berikut tahap-tahap yang diperlukan dalam penelitian ini:

3.6.1 Tahapan Persiapan


Dalam tahapan ini dilakukan studi literatur untuk penyusunan
proposal penelitian dan jika diperlukan revisi proposal penelitian

35
3.6.2TahapanPelaksanaan

Mulai

Pengambilan data yang diperlukan untuk


menghitung Kinerja UPS terhadap
pembebanan

Input data

Apakah pengam-
Tidak
bilan data sudah
sesuai?

Ya

Menghituang Beban dan daya UPS

Menghituang Efisiensi UPS

Menganalisa hasil prhitungan

Membuat Laporan

Selesai

Gambar 3.3 Flowchart penelitian

36
Tahapan pelaksanaan adalah tahapan yang dilakukan dalam pen-
gukuran parameter-parameter yang dibutuhkan untuk perhitungan kinerja
UPS yang didapatkan hasil dan analisa data.

1. Pengambilan data awal, mencari data yang diperlukan untuk


menghitung beban UPS
2. Pengambilan data kedua, mencari data yang diperlukan untuk
menghitung daya UPS
3. Tahapan ketiga melakukan analisis data, dilakukan dengan menge-
tahui data atau parameter yang ada seperti beban dan daya UPS un-
tuk menghitung kinerja dari sistem UPS

3.6.3Tahap Akhir
Tahap akhir adalah tahapan penyusunan atau pembuatan laporan
penelitian. Tahap penyusunan laporan penelitian dilakukan pada saat
penelitian sudah dilakukan dan data yang dibutuhkan sudah terkumpul un-
tuk menganalisa kinerja UPS di Rumah Sakit Charlie.

3.7 Teknik Pengumpulan Data


Mengumpulkan data sebagai pendukung penelitian ini yang ada di
Rumah Sakit Charlie. Data diperoleh dengan mengikuti prosedur yang telah
ditetapkan oleh instansi terkait yaitu dengan mengirimkan proposal dan
surat izin pangambilan data. Setelah mendapatkan surat balasan kemudian
dilakukan proses pengambilan data dan pengukuran yang sesuai dengan
kebutuhan penelitian. Data yang dibutuhkan antara lain data beban UPS dan,
daya UPS untuk mengetahui kinerja dari sistem UPS terhadap pembebanan.

3.8 Teknik Analisis Data


Teknik analisis data adalah suatu langkah yang paling menentukan
suatu penelitian tersebut, Karena analisis data berfungsi untuk menyimpul-
kan hasil penelitian yang dikerjakan. Menganalisis data yang akan
digunakan untuk mengetahui kinerja dari Uninnteruptible Power Supply
(UPS) antara lain:

37
1. Data spesifikasi Uninnteruptible Power Supply (UPS)
2. Data daya Uninnteruptible Power Supply (UPS)
3. Data beban Uninnteruptible Power Supply (UPS)
4. Data perancangan sistemUninnteruptible Power Supply (UPS)

38
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Data UPS


4.1.1 Spesifikasi UPS

Gambar 4.1 UPS 20kVA

Sistem ups yang digunakan di rumah sakit charlie semarang adalah ups merk
schnedeir yang berkapasitas 20 KVA dengan jenis ups double conversion online,
kelebihan ups dengan jenis ini adalah dapat mengubah daya dua kali. Pertama, input
AC dengan semua lonjakan tegangan, distorsi, noise, dan gangguan listrik lainnya
yang mempengaruhi hasil output kurang bagus untuk peralatan yang rentan dengan
masalah tersebut. Diubah menjadi DC, ups double conversion online menggunakan
kapasitor untuk menstabilkan tegangan DC ini dan menyimpan energi yang diambil
dari input AC. Kedua, DC diubah kembali menjadi AC yang diatur oleh ups. Output

39
AC ini bahkan dapat memiliki frekuensi yang berbeda dari input AC karena setelah
menerima input AC ups jenis ini dapat mengurangi gangguan pada tegangan listrik
yang dapat mempengaruhi kinerja peralatan yang terhubung ke ups oleh karena itu
output ups ini dapat lebih baik dari input yang diterima ups ini.
4.1.2 Baterai Sistem
Terdapat 4 buah baterai yang digunakan sebagai penyimpan daya di ups ini
yang terhubung secara seri untuk mensuplai daya listrik di dua ruang operasi yang
ada dirumah sakit charlie.
Untuk mengakomodasi daya listrik pada kedua ruang operasi tersebut terdapat
transformator yang dihubungkan ke panel MDP terlebih dahulu ke SDP dan
kemudian ke UPS. Spesifikasi transformator yang digunakan adalah 630 A / 600
KVA.

4.1.3 Analisa Kinerja UPS 20 KVA di Rumah Sakit Charlie Semarang

Gambar 4.2 Wiring Diagram kinerja UPS 20KVA

Berdasarkan gambar wiring diagram kinerja diatas dijelaskan bahwa UPS


yang digunakan di rumah sakit charlie semarang yaitu jenis online double
conversion UPS, yang mana UPS ini digunakan selalu stanby tanpa pemadaman,
jika dari catu daya utama PLN tidak menglami pemadaman atau tidak adanya
gangguan maka UPS ini melakukan pengecasan pada baterainya. Sistem kerja
berdasarkan wiring diagram diatas jika dalam kondisi normal UPS menggunakan
suplai utama dari PLN, suplai tersebut berupa arus AC yang akan disearahkan oleh

40
rectifier, dengan adanya rectifier maka tegangan AC akan di ubah menjadi tegangan
DC dan disimpan (charge) pada baterai.

4.2 Perhitungan
Data dan besaran yang akan dianalisa untuk mengetahui kinerja UPS terhadap
beban adalah sebagai berikut:

1. Beban (load) UPS


Beban load ups disini adalah seluruh peralatan listrik diruang operasi rumah
sakit charlie semarang yang konsumsi dayanya disupply oleh ups, Perlu
diketahui tegangan dan arus yang mengalir masuk/input ke beban,Sehingga
dapat dihitung total daya beban dalam VA (daya semu) dan watt (daya aktif).
Dalam mendistribusikan daya dari UPS di rumah sakit Charlie semarang,
Tegangan output ups sebesar 20kVA dibagi ke beberapa peralatan, Antara lain:

Ruang Operasi utara


Nama Alat Konsumsi daya
Ronsen Viewer O,2 A
Indikator Ruangan 1A
Bed Operasi 2A
Anastesi 10 A
20 lampu ruangan 1,4 A
Lampu Tindakan 1A
Patern Monitor 1,4 A
Pintu 0,2 A

Tabel 4.1 Data Beban UPS Ruang Operasi Utara

Ruang Operasi selatan


Nama Alat Konsumsi daya
Mesin Couter 2,9 A
Bed Operasi 3,9 A
Anastesi 10 A

41
Lampu Tindakan Portabel 0,5 A
Suction 1A
20 lampu ruangan 1,4 A
Indikator Ruangan 1A
Lampu Tindakan 1A
Pintu 0,2 A

Tabel 4.2 Data Beban UPS Ruang Operasi Selatan

2. Arus Beban
Total arus beban (Load)
𝐼𝑙𝑜𝑎𝑑 = 0,2 + 1 + 2 + 10 + 1,4 + 1 + 0,2 + 1,4 + 2,9 + 3,9 + 10 + 0,5
+ 1 + 1,4 + 1 + 1 + 0,2 = 39,1A
Total peralatan listrik yang terhubung pada ups (status ON)
= Total peralatan = 17 unit
𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑝𝑒𝑟 𝑎𝑙𝑎𝑡:
𝐼𝑙𝑜𝑎𝑑
𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑝𝑒𝑟 𝑎𝑙𝑎𝑡 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑙𝑎𝑡

39,1
= = 2,3 𝐴
17

Beban yang ditampung UPS saat ini:

Diketahui: I = 39,1 A

V = 380 V

𝑆 =𝑉×𝐼

𝑆 = 380 × 39,1 = 14858 𝑉𝐴

3. Daya Beban
Untuk mendapatkan total daya beban (total load) dapat menggunakan
persamaan daya semu 3 phasa

42
𝑃
𝑠 = cos 𝜑

Atau: 𝑆 = √3 ∙ 𝑉𝑙−𝑙 ∙ 𝐼 (𝑉𝐴)


𝑉𝑙−𝑙 = √3 ∙ 𝑉𝑙−𝑛
𝑆 = √3 ∙ √3 ∙ 𝑉𝑙−𝑛 ∙ 𝐼
𝑆 = 3 ∙ 𝑉𝑙−𝑛 ∙ 𝐼 (𝑉𝐴)

Diketahui: 𝑉𝑙−𝑙 = 380𝑉


𝐼 = 𝐼𝑙𝑜𝑎𝑑 = 2,3𝐴
cos 𝜑 = 0,92

𝑆 = 3 ∙ 𝑉𝑙−𝑙 ∙ 𝐼
= 3 ∙ 380 ∙ 2,3 = 2964 𝑉𝐴

𝑃 = 𝑆 cos 𝜑
= 2964𝑉𝐴 ∙ 0,92 = 2726,88 𝑊𝑎𝑡𝑡

4. UPS Rating Ideal


UPS rating ideal harus lebih besar dari load VA sekitar 20% -25%, sehingga
untuk mendapatkan ups dengan rating ideal tambahkan 25% ke load VA lalu
gunakan ups yang mempunyai rating yang sama atau lebih besar, Hal ini
bertujuan untuk mendapatkan efisiensi kinerja UPS,runtime UPS agar lebih
lama selain itu berguna untuk menghindari kinerja ups yang berlebihan agar
tidak mengalami overload beban, Untuk kedepannya juga lebih baik jika rating
idealnya diperhatikan guna penambahan beban UPS sehingga tidak perlu
menambahkan unit UPS lagi Ketika penambahan beban atau peralatan listrik
yang sumber listriknya dari UPS ini. Perhitungan UPS rating ideal sebagai
berikut:

𝑈𝑃𝑆 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑜𝑎𝑑 + 25% ∙ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑜𝑎𝑑


= 2964 𝑉𝐴 + 25% ∙ 2964 = 3705 𝑉𝐴

43
Jadi, Gunakan UPS dengan rating 3705 VA

5. UPS Runtime
UPS runtime merupakan parameter yang perlu diperhatikan mengingat
pentingnya waktu operasi UPS karena runtime UPS ini digunakan untuk
menghidupkan genset atau starting genset Ketika catu daya utama (PLN)
mengalami gangguan.

𝐵𝑎𝑡𝑡𝑒𝑟𝑦 𝐶𝑎𝑝𝑝𝑎𝑐𝑖𝑡𝑦(𝑉𝐴𝐻)
𝑅𝑢𝑛𝑡𝑖𝑚𝑒 = × 60 𝑚𝑖𝑛𝑢𝑡𝑒
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑜𝑎𝑑 (𝑉𝐴)

2040 𝑉𝐴𝐻
= × 60 𝑚𝑖𝑛𝑢𝑡𝑒 = 41,29 𝑚𝑖𝑛𝑢𝑡𝑒
2964 𝑉𝐴

6. Kapasitas Daya UPS sebelum Berbeban


a. Daya atau UPS rating
Kapasitas Daya (UPS rating) = 20kVA
b. Arus maksimal
Untuk mendapatkan kapasitas arus (𝐼𝑙𝑜𝑎𝑑 = 𝐼𝑛) yang bisa ditampung UPS:
𝑆
𝐼𝑚𝑎𝑥 = 𝐼𝑛 =
3 ∙ 𝑉𝑙−𝑛
Diketahui:
UPS rating = 20000 VA=120V
Sehingga didapatkan total arus maksimal (𝐼𝑚𝑎𝑥 = 𝐼𝑛) yang bisa ditampung
UPS:
20000
𝐼𝑚𝑎𝑥 = 𝐼𝑛 = = 55,5 𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒
3 × 120

7. Kapasitas Daya UPS yang bisa dipakai

100
𝑈𝑃𝑆 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 ×
100 + 25

100
20.000 × = 16.000 𝑉𝐴
100 + 25

44
a. Arus maksimal UPS ideal
𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖
𝐼𝑚𝑎𝑥 𝑈𝑃𝑆 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 =
3 ∙ 𝑉𝑙−𝑛

16000
𝐼𝑚𝑎𝑥 𝑈𝑃𝑆 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 = = 44,4 𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒
3 ∙ 120

b. Arus maksimal yang masih bisa ditampung


𝐼𝑚𝑎𝑥 = 𝑈𝑃𝑆 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝐼𝑙𝑜𝑎𝑑 = 44,4 − 39,1 = 5,3 𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒

c. Jumlah peralatan yang masih bisa ditampung UPS:


𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑟𝑣𝑒𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑎𝑠𝑖ℎ 𝑏𝑖𝑠𝑎 𝑑𝑖𝑡𝑎𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔
𝐴𝑟𝑢𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑎𝑠𝑖ℎ 𝑏𝑖𝑠𝑎 𝑑𝑖𝑡𝑎𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔
=
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑒𝑟𝑣𝑒𝑟

5,3
= = 2,3 𝑈𝑛𝑖𝑡
2,3

4.2.1 Rekapitulasi Perhitungan

No. Kategori Hasil


1. Beban load 3,1 Ampere
2. Total server yang terhubung 17 Unit
3. Beban UPS saat ini 14858 VA
4. UPS rating ideal 3705 VA
5. UPS runtime 41,29 menit
6. Total arus yang dapat ditampung UPS 55,5 Ampere
7. Kapasitas daya yang bisa ditampung UPS 16.000 VA
8. Arus maksimal UPS 44,4 Ampere
9. Arus yang masih bisa ditampung 5,3 Ampere
10. Jumlah server yang masih bisa ditampung 2,3 Unit

Tabel 4.3 Rekapitulasi Perhitungan Analisis sistem UPS

45
4.3 Ketidakseimbangan Arus

Gambar 4.3 Output UPS 20kVA

Ketidakseimbangan arus terjadi dikarenakan pembagian beban di tiap fasa


yang tidak merata hal ini dapat menyebabkan adanya arus mengalir pada titik netral.
Arus netral mengakibatkan terjadinya beda tegangan antara titik netral dengan
ground, Selain itu dengan mengalirnya arus pada titik netral maka refrence
tegangan pada titik netral tidak terpenuhi sehingga menyebabkan tegangan fasa ke
netral turun. Untuk mengatasi hal tersebut bisa dilakukan perhitungan sebagai
berikut:

Diketahui:
𝐼𝑅 = 2,6 𝐴
𝐼𝑆 = 1,4 𝐴
𝐼𝑇 = 0,2 𝐴

𝐼𝑅 + 𝐼𝑆 + 𝐼𝑇
𝐼𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 =
3

2.6 + 1,4 + 02
𝐼𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = = 1,4 𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒
3

46
4.4 Bukti Ketidakseimbangan Arus

4.3.1 Simulasi di Aplikasi ETAP 19.0

4.5 Gambar Simulasi ETAP 19.0 Pertama

47
4.6 Gambar Data Simulasi Pertama

48
4.7 Gambar Simulasi ETAP 19.0 Kedua

49
4.8 Gambar Data Simulasi Kedua

50
Dari simulasi pertama menggunakan ETAP 19.0 memperoleh hasil seperti
pada gambar 4.6 seperti yang sudah tertera didata tersebut mengalami rugi-rugi
sebesar 15,9 KW dan 25,5 KVar dengan beban maksimal sebesar 0,6 MVA
sedangkan di simulasi yang kedua rugi-rugi tersebut mengalami penurunan dengan
cara mengurangi beban sehingga rugi-rugi tersebut sebesar 1,6 KW dan 4,2 KVar
dengan beban 0,15 MVA, Penguranan beban tersebut tidak semata-mata hanya
mengurangi saja namun dikurangi sebesar 25% dari beban maksimum yang dapat
di supply artinya 25% tersebut merupakan nilai toleransi agar supply daya tidak
terjadi overload pada transformator jika terjadi overload akan mengakibatkan
transformator menjadi panas dan naiknya suhu lilitan pada kumparan transformator.

51
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

1. Unit UPS yang terpasang sudah sesuai dengan beban yang ada tidak overload
ataupun oversize UPS, dari analisa dan perhitungan UPS 20 KVA di rumah sakit
charlie semarang didapatkan UPS runtime sebesar 41,29 menit, arus maksimal UPS
55,5 Ampere, Kapasitas daya UPS 16.000 VA

2. Terdapat ketidakseimbangan arus pada output UPS yang diakibatkan oleh perbe-
daan tegangan per fasa yang mengakibatkan adanya aliran listrik yang mengalir
pada kawat netral.

5.2 SARAN

Dapat dilakukan wiring ulang untuk pembagian beban di tiap fasa yang di supply
UPS agar tidak terjadi ketidakseimbangan arus guna mengatasi permasalahan yang
ada pada pembebanan UPS tersebut.

52
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Deni Mulyadi, 2011, Pengaruh Ketidakseimbangan Beban pada Rugi


Daya Saluran Netral Jaringan Distribusi Tegangan Rendah, Jurusan Teknik Kon-
versi Energi, Politeknik Negeri Bandung

Mahardika, K. E., 2011, Rancang Bangun Sistem Pengaturan Pasokan Listrik


pada Pembangkit Hibrida, Departemen Teknik Elektro, Universitas Indonesia.

N. Muranto, Atmam, and Z. ., “Studi Peralihan Daya Listrik dari PLN ke


Generator Set (Genset) Ketika Terjadi Pemadaman dari PLN dengan Un-
intenruptible Power Supply (UPS) Pada Hotel Grand Elite Pekanbaru”, Sain ETIn,
vol. 3, no. 1, pp. 9-16, Dec. 2018.

Pambudi, Prasetyo Eko, Duniawan, Agus, dan Fahmi, Samsuhadi (2019)


Penentuan Waktu Operasional UPS pada Sistem Catu Daya Otomatis Transisi
PLN-Genset. Jurnal Teknologi Technoscientia.

Subiono. 2021, “Analisa Penggunaan UPS terhadap pembebanan Daya


Stasiun Relay Rajawali Televisi Palembang”, Program Studi Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Palembang.

Shiha, M. N. 2011. Rancang Bangun Sistem Automatic Transfer Switch


(ATS) dan Automatic Main Failure (AMF) PLN-Genset Berbasis Plc Dilengkapi
dengan Monitoring, Jurusan Teknik Elektro Industri PENS-ITS.

Toni Kusuma Wijaya, Steven Sitohang, “Perancang Panel Automatic


Transfer Switch dan Automatic dengan Kontrol Berbasis Arduino Main
Failure”, Vol 2, No 2 (2019) > Wijaya

53

Anda mungkin juga menyukai