SKRIPSI BAYU YULIANTO Selesai
SKRIPSI BAYU YULIANTO Selesai
SKRIPSI
BAYU YULIANTO
NPM 18660004
SKRIPSI
BAYU YULIANTO
NPM 18660004
i
LEMBAR PERSETUJUAN
SKRIPSI
Pembimbing I Pembimbing II
ii
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
Dewan Penguji
Ketua Sekertaris
iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
1. “Hidup yang tidak dipertaruhkan tidak akan pernah dimenangkan”. – Sutan
Sjahrir
2. “Belajarlah mengucap syukur dari hal-hal baik di hidupmu. Belajarlah men-
jadi kuat dari hal-hal buruk di hidupmu.\”. – B.J. Habibie
3. “Proses sama pentingnya di banding hasil. Hasilnya nihil tak apa. Yang
penting prosestelah dicanangkan dan dilaksanakan”. – Sujiwo tejo
Persembahan
Saya selaku peneliti dan penulis skripsi ini mempersembahkan skripsi ini untuk:
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NPM : 18660004
Menyatakan yang sebenarnya bahwa skripsi yang saya buat ini benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri, bukan plagiarism.
Apabila pada kemudian hari skripsi ini hasil plagiarism, saya bersedia
menerima sanksi atas perbuatan tersebutt.
Bayu Yulianto
NPM. 18660004
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang masih
memberikan kesehatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi yang berjudul:
“Analisa Pengaruh pembebanan terhadap UPS di Rumah Sakit Charlie Semarang”
Penulis juga berterimakasih kepada orang-orang yang telah berjasa dalam
membantu penulis secara moral, pengetahuan dan juga materiil dalam me-
nyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat kelulusan, Secara khusus penulis
berterimakasih kepada:
Serta semua pihak yang terlibat dalam proses penulis dalam mengerjakan
skripsi yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa
skripsi ini masih jauh dari sempurna. Maka penulis sangat mengharapkan saran
maupun kritik dari berbagai pihak untuk perbaikan dimasa yang akan datang, pada
kesempatan ini penulis menyampaikan permohonan maaf apabila terdapat hal- hal
yang kurang berkenan dalam skripsi ini.
vi
Besar harapan penulis bahwa laporan ini dapat memberikan sumbangan
yang berarti bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknoogi di lingkungan Fakultas
Teknik dan Informatika Program Studi Teknik Elektro Universitas PGRI Sema-
rang.
Penulis
vii
ABSTRAK
Listrik merupakan catu daya utama untuk melakukan berbagai macam
kegiatan yang ada diseluruh bidang pekerjaan atau aktifitas,Semakin bertambahnya
penggunaan listrik diseluruh bidang mengakibatkan sering terjadinya gangguan
yang disebabkan oleh cuaca ataupun gangguan kerusakan pada komponen transmisi
listrik di catudaya PLN, Uninnteruptible Power Supply (UPS) diterapkan pada bi-
dang-bidang kegiatan yang selalu membutuhkan catu daya listrik untuk
membackup jika sewaktu-waktu catu daya utama mengalami gangguan sehingga
peran UPS sebagai catu daya sementara ini diperlukan, Namun kapasitas daya UPS
ini sendiri disesuaikan dengan kebutuhan daya yang diperlukan agar dapat
mencapai tingkat efisiensi yang baik, Oleh karena itu dipenelitian ini ditekankan
pada kinerja UPS terhadap pembebanan agar siapapun yang akan mengggunakan
UPS dapat disesuaikan dengan kebutuhannya. Keuntungan dari penelitian ini
adalah dapat menentukan seberapa besar daya UPS yang akan dipakai dengan
menghitung beban output yang akan digunakan terlebih dahulu sehingga dapat
memaksimalkan waktu backup UPS dengan itu dapat diketahui juga seberapa
efisien pemasangan UPS ini sebagai catu daya sementara.
viii
ABSTRACT
Electricity is the main power supply for carrying out various kinds of activities in
all fields of work or activity. The increasing use of electricity in all fields results in
frequent disturbances caused by weather or damage to the components of the
electricity transmission in the PLN power supply. Uninterruptible Power Supply
(UPS) is applied to the field -areas of activity that always require an electric power
supply to back up if at any time the main power supply is interrupted so that the
role of the UPS as a temporary power supply is necessary. However, the power
capacity of the UPS itself is adjusted to the required power requirements in order
to achieve a good level of efficiency, Therefore, this research emphasizes the
performance of the UPS against loading so that anyone who will use the UPS can
be adjusted according to their needs. The advantage of this research is that it can
determine how much UPS power will be used by calculating the output load that
will be used first so that it can maximize the UPS backup time. By doing so, it can
also be seen how efficient the installation of this UPS is as a temporary power
supply.
ix
DAFTAR ISI
x
2.5.2 Arus Beban ............................................................................................... 28
2.6 Kualitas Daya Listrik ................................................................................... 29
2.6.1 Ketidakseimbangan Tegangan ................................................................... 30
2.6.2 Ketidakseimbangan Arus ........................................................................... 31
2.6.3 Ketidakseimbangan Beban ........................................................................ 31
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 33
3.1 Pendekatan Penelitian .................................................................................. 33
3.2 Prosedur Penelitian ...................................................................................... 33
3.3 Lokasi Penelitian .......................................................................................... 34
3.4 Fokus Penelitian ........................................................................................... 34
3.5 Desain Penelitian ......................................................................................... 34
3.6 Tahapan Proses Penelitian ............................................................................ 35
3.6.1 Tahap Persiapan ........................................................................................ 35
3.6.2 Tahap Pelaksanaan .................................................................................... 36
3.6.3 Tahap Akhir .............................................................................................. 37
3.7Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 37
3.8 Teknik Analisis Data .................................................................................... 37
BAB IV PEMBAHASAN DAN PENELITIAN ................................................. 39
4.1 Data UPS ..................................................................................................... 39
4.1.1 Spesifikasi UPS ......................................................................................... 39
4.1.2 Baterai UPS .............................................................................................. 40
4.1.3 Analisa Kinerja UPS 20 KVA di Rumah Sakit Charlie Semarang .............. 40
4.2 Perhitungan .................................................................................................. 41
4.2.1 Rekapitulasi Perhitungan ........................................................................... 45
4.3 Ketidakseimbangan Arus ............................................................................. 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................. 52
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 52
5.2 Saran............................................................................................................ 52
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 53
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
Gambar 4.7 Simulasi ETAP 19.0 Kedua ............................................................ 49
Gambar 4.8 Data Simulasi Kedua ...................................................................... 50
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR PERSAMAAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka perumu-
san masalah dalam penelitian ini antara lain :
1. Bagaimana kinerja UPS yang ada di rumah sakit charlie saat
membackup sumber listrik utama ?
2. Bagaimana kapasitas beban UPS yang ada di rumah sakit charlie?
3. Bagaimana beban UPS yang ada di rumah sakit charlie?
1.4 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Mengetahui kinerja dari sistem UPS di rumah sakit charlie pada saat
membackup sumber listrik utama.
2. Mengetahui kesesuaian beban dan kapasitas beban yang terhubung ke
UPS terhadap kemampuan dan kapasitas daya UPS yang ada di rumah
sakit charlie
1.5 Manfaat
Manfaat yang dicapai dari penelitian ini adalah :
1. Dapat digunakan sebagai metode alternatif dalam menentukan
pemilihan daya UPS yang sesuai dengan beban yang ada di tempat yang
akan menerapkan UPS sebagai sumber daya cadangan ini agar
memperoleh tingkat efisiensi yang baik.
2. Dapat dijadikan refrensi dan bahan peneliti lainnya.
2
1.6 SistematikaPenulisan
Skripsi Sistematika penulisan skripsi diperlukan untuk memberikan
gambaran umum struktur penulisan skripsi dari awal sampai akhir sebagai
bentuk dari laporan penelitian. Untuk memahami lebih jelas laporan ini,
maka peneliti telah menyusun secara sistematis yang dikelompokkan
menjadi beberapa sub – bab , yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini merupakan pendahuluan yang memuat tentang penjelasan
latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah,
perumusan masalah, tujuanpenelitian, manfaatpenelitian, dan sistematika
penulisan skripsi.
3
Charlie Semarang”. Menjelaskan data ups, hasil pengukuran/perhitungan
parameter yang dibutuhkan untuk menghitung efisiensi ups.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan hasil penelitian serta saran untuk pihak–
pihak yang berkaitan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Bagian ini berisi tentang pustaka – pustaka yang dijadikan acuan dalam
penulisan untuk penyusunan laporan skripsi.
LAMPIRAN
Bagian ini berisi tentang lampiran – lampiran yang dilengkapi laporan
skripsi. Memuat kelengkapan administrasi penelitian, tabel, gambar,
manual penggunaan alat dan hal – hal lain yang perlu dilampirkan untuk
memperjelas uraian dalam laporan skripsi dan jika dicantumkan dalam
tubuh laporan akan mengganggu sitematika pembahasan.
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA/TEORI DASAR
5
otomatis yang mempunyai dua buah catu daya cadangan berupa UPS
dan Genset. Dari hasil analisis pada rumah tinggal yang mempunyai
daya langganan PLN 450 VA sistem akan bekerja dengan UPS baterai
12 Volt pada kapasitas arus 28.125 A, dan kapasitas Genset 800 VA.
Sistem transisi catu daya otomatis akan memerintahkan catu daya UPS
terhubung ketika suplai utama PLN terputus, selang beberapa saat
setelah baterai UPS dalam kondisi drop atau low sistem akan
memerintahkan Genset untuk starter, dan pada saat genset sudah dalam
kondisi stabil catu daya akan beralih ke catu daya Genset. Pada saat
sumber catu daya listrik PLN kembali tersedia beban akan dialihkan
kesumber PLN.
6
Perancangan yang dilakukan menggunakan Uninteruptible Power Sup-
ply (UPS) yang bertujuan untuk menghilangkan waktu jeda pada saat ter-
jadi pemadaman listrik sehingga listrik akan tetap tersedia hingga Genset
telah nyala dan siap untuk mengambil alih beban. Komponen pendukung
pada sistem yang dirancangberupa Relay AC, Modul Relay, Uninteruptible
Power Supply (UPS) agar sistem dapat berjalan sebagaimana mestinya.
7
Ups adalah salah satu cara dari seorang arsitektur jaringan untuk
menjaga keamanan disisi availability. Ups sendiri merupakan singkatan dari
kata uninnteruptible power supply yang artinya adalah sebuah alat
elektronik yang fungsi utamanya adalah sebagai penyedia listrik cadangan
pada komputer, data centre, dan hal-hal penting lainnya. (Subiono,2021)
8
Sebagai sebuah sistem, UPS memiliki cara kerja tersendiri. Cara kerja
UPS ini berdasarkan kepekaan tegangan. UPS mulai bekerja dengan
caraakan mencari dan menemukan penyimpanan yang ada pada jalur voltase
misalnya kenaikan tajam, gelombang, kerendahan, serta penyimpanan yang
disebabkan oleh pemakaian pembangkit listrik yang kurang baik.
Karena listrik yang tidak stabil atau bahkan gagal, maka UPS akan
berpindah ke operasi on-battery. Hal ini sebagai reaksi UPS pada
penyimpanan demi melindungi bebannya. Kemudian UPS juga bekerja
pada kegagalan listrik yang terjadi akibat terputusnya aliran listrik, UPS
akan meningkatkan arus satu daya dan mematikan supply arus listrik direct
current yang menuju motherboard komputer.
Kegagalan ini nantinya juga mempengaruhi kinerja perangkat
komputer baik software ataupun hardware nya saat pengolahan
data.Gangguan hardware yang bisa diderita akibat tidak stabilnya listrik
misalnya motherboard cepat rusak, turunya performa hardware, atau
berkurangnya performa system. Sedangkan contoh gangguan software
misalnya data lost, operating sistem corupt, dan lain-lain.
2.2.3 Jenis-jenis UPS
a. Standby (Offline) UPS
9
Jenis UPS yang pertama dan yang paling umum dalam sistem yang
lebih kecil adalah Standby atau Offline UPS. Jenis UPS ini pada umumnya
digunakan untuk penggunaan pribadi, misalnya untuk komputer.Jenis UPS
ini bekerja dengan cara menunggu waktu untuk beroperasi. Ketika terjadi
tegagan yang tidak stabil atau listrik padam, Standby UPS akan mengambil
alih secara otomatis.Standby UPS memiliki rectifier dan inverter di dalam
satu unit. Jenis UPS ini akan memblok suplay daya utama dan switch akan
berpindah saat terjadi gangguan, sehingga arus DC mengalir dari baterai
menuju inverter.
b. Line-Interactive UPS
10
tinggi. Jenis UPS ini dilengkapi dengan alat AVR (automatic voltage regu-
lator) dimana fungsinya untuk mengatur tegangan dari suplai daya
keperangkat elektronik.
c. Online Double-Conversion UPS
Jenis UPS ini efisien karena sumber daya utama yang digunakan
bukan dari suplai yang masuk, melainkan dari daya baterainya. Jadi, pada
saat terjadi pemadaman listrik UPS ini bekerja secara otomatis tanpa adanya
waktu peralihan seperti yang terjadi pada jenis UPS lainnya.Jenis UPS ini
memiliki 1 rectifier dan 1 inverter secara terpisah. Online Double
Conversion UPS akan memblok suplai daya ke rectifier ketika terjadi
gangguan sehingga akan muncul arus DC dari baterai ke inverter yang
kemudian diubah menjadi AC untuk output.
11
dan tergantung dari seberapa besar kapasitas baterai tersebut dan berapa
banyak unit baterai yang terpasang pada suatu sistem ups itu sendiri.
Baterai ups yang digunakan di rumah sakit charlie semarang sendiri
menggunakan baterai berjenis VRLA (Valve Regulated Lead Acid) arti dari
baterai VRLA itu sendiri adalah,Istilah katup yang diatur berkaitan dengan
cara gas dilepas dari baterai. Jika tekanan gas menjadi terlalu besar di
baterai, katup akan keluar saat gas mencapai tekanan tertentu. Air tidak
dapat ditambahkan ke baterai VRLA, sehingga 12egati yang meningkatkan
penguapan, seperti suhu sekitar dan panas dari arus pengisian, mengurangi
masa pakai baterai. VRLA biasanya memiliki biaya pemasangan yang lebih
sedikit daripada baterai yang lain, tetapi mereka juga memiliki masa pakai
yang lebih pendek, sekitar 5 tahun saja. Jenis baterai ini juga membutuhkan
lebih sedikit perawatan daripada baterai sel banjir.Lingkungan terbaik untuk
baterai VRLA adalah disimpan pada suhu kamar di ruangan kering yang
dikontrol iklim. Baterai VRLA (Valve Regulated Lead Acid) dibagi
menjadi dua jenis yaitu.
a. Baterai Gel Cell
Seperti 12egativ, Baterai Gel Cell memiliki elektrolit seperti jeli yang
tidak bergerak di mana asam sulfat dicampur dengan silika berasap
(pirogenik) yang digunakan sebagai zat pengental. Karena elektrolit seperti
gel yang tidak bergerak ini, Gel Cell dapat dipasang di posisi apa pun,
menunjukkan ketahanan yang lebih besar terhadap suhu ekstrem, dan tahan
guncangan dan getaran. Baterai Gel Cell terutama digunakan di kursi roda
listrik, kendaraan tertentu, generator, dan banyak lagi.
b. Baterai Absorbed Glass Mat (AGM)
Dalam jenis baterai ini, asam diserap dan diimobilisasi oleh tikar fiber
glass yang sangat tipis di antara pelat. Konstruksi ini membuat asam
tersedia untuk pelat dan memungkinkan reaksi cepat antara antara asam dan
bahan pelat. Pelat dalam Baterai AGM dapat berbentuk apa saja sehingga
membuat desainnya sangat fleksibel. Baterai AGM memiliki keunggulan
hambatan listrik internal yang sangat rendah dan pergerakan asam yang
12
lebih cepat antara serat dan plat yang memungkinkan baterai AGM memberi
dan menerima tingkat arus listrik yang lebih tinggi bila dibandingkan
dengan baterai tertutup lainnya selama siklus pengisian atau pengisian.
Baterai AGM adalah pilihan sempurna untuk sepeda motor dan ATV.AGM
siklus-dalam juga biasa digunakan dalam instalasi tenaga surya dan tenaga
angin di luar jaringan sebagai bank penyimpanan energi.
Keunggulan dari baterai VRLA (Valve Regulated Lead Acid) adalah
sebagai berikut:
1. Memiliki struktur penutup khusus
Dengan struktur penutup khusus yang mengembalikan air yang
diuapkan ke elektrolit, baterai menjadi bebas perawatan karena tidak
perlu mengisi ulang baterai dengan cairan.
2. Elektroda paduan timbal yang sangat tahan korosi
Material yang digunakan baterai jenis VRLA memiliki kualitas
yang bagus dan tahan lama, tidak mudah rusak
3. Amplop pemisah
Amplop pemisah baterai berjenis ini memiliki kualitas yang bagus
menjadikan kuat dan tahan lama tidak mudah korosi.
4. Ketahanan yang tinggi
Baterai VRLA diproduksi dengan menggunakan berbagai
perpaduan timah yang memanfaatkan teknologi material Chemical
yang membuat baterai ini menjadi awet dan tahan lama.
5. Memiliki carbon Additive
Dengan menggunakan carbon additive baterai VRLA dapat
meningkatkan kinerja pengisian daya dan tentunya pengisian menjadi
optimal
2. Rectifier
Rectifier adalah komponen penyearah pada UPS yang mempunyai fungsi
untuk dapat mengubah arus AC (Arus Bolak-Balik) menjadi arus DC (Arus
Searah) dari suplai listrik utama. Perlu Anda ketahui bahwa komponen
13
Rectifier ini bekerja pada saat pengisian baterai dilakukan. Rectifier atau
dalam bahasa Indonesia disebut dengan Penyearah Gelombang adalah suatu
bagian dari Rangkaian Catu Daya atau Power Supply yang berfungsi
sebagai pengubah sinyal AC (Alternating Current) menjadi sinyal DC
(Direct Curent). Rangkaian Rectifier atau Penyearah Gelombang ini pada
umumnya menggunakan Dioda sebagai Komponen Utamanya.Hal ini
dikarenakan Dioda memiliki karakteristik yang hanya melewatkan arus
listrik ke satu arah dan menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Jika
sebuah Dioda dialiri arus Bolak-balik (AC), maka Dioda tersebut hanya
akan melewatkan setengah gelombang, sedangkan setengah gelombangnya
lagi diblokir, Untuk lebih jelasnya bisa dilihat gambar dibawah ini :
14
A. HalfWave Rectifier (Penyearah Setengah Gelombang)
15
B. Full Wave Rectifier ( Penyearah Gelombang Penuh )
Terdapat 2 cara untuk membentuk Full Wave Rectifier atau Penyearah
Gelombang Penuh. Kedua cara tersebut tetap menggunakan Dioda sebagai
Penyearahnya namun dengan jumlah Dioda yang berbeda yaitu dengan
menggunakan 2 Dioda dan 4 Dioda. Penyearah Gelombang Penuh dengan
2 Dioda harus menggunakan Transformator CT sedangkan Penyearah 4
Dioda tidak perlu menggunakan Transformator CT, Penyearah 4 Dioda
sering disebut juga dengan Full Wave Bridge Rectifier.
Persamaan output tegangan DC dari rangkaian penyearah:
𝑉𝐷𝐶 = 2𝑥𝑉𝑃 /𝜋 (2.3)
Persamaan tegangan puncak dari rangkaian penyearah:
𝑉𝐷𝐶 = 2(0,318. 𝑉𝑃 ) (2.4)
𝑉𝐷𝐶 = 0,9. 𝑉𝑟𝑚𝑠 (2.5)
Berikut merupakan jenis-jenis Rectifier gelombang penuh:
a. Penyearah Gelombang Penuh 2 Dioda
16
Penyearah Gelombang Penuh 2 Dioda memerlukan Transformator
khusus yang dinamakan dengan Transformator CT (Centre Tapped). Trans-
formator CT memberikan Output (Keluaran) Tegangan yang berbeda fasa
180° melalui kedua Terminal Output Sekundernya. Perbedaan Fase180° ter-
sebut. Di saat Output Transformator CT pada Terminal Pertama
memberikan sinyal Positif pada D1, maka Terminal kedua pada Trans-
formator CT akan memberikan sinyal Negatif (-) yang berbeda fasa 180°
dengan Terminal Pertama. D1 yang mendapatkan sinyal Positif (+) akan be-
rada dalam kondisi Forward Bias (Bias Maju) dan melewatkan sisi sinyal
Positif (+) tersebut sedangkan D2 yang mendapatkan sinyal Negatif (-) akan
berada dalam kondisi Reverse Bias (Bias Terbalik) sehingga menghambat
sisi sinyal Negatifnya.Sebaliknya, pada saat gelombang AC pada Terminal
Pertama berubah menjadi sinyal Negatif maka D1 akan berada dalam
kondisi Reverse Bias dan menghambatnya. Terminal Kedua yang berbeda
fasa 180° akan berubah menjadi sinyal Positif sehingga D2 berubah menjadi
kondisi Forward Bias yang melewatkan sisi sinyal Positif tersebut.
17
Penyearah Gelombang Penuh dengan menggunakan 4 Dioda adalah
jenis Rectifier yang paling sering digunakan dalam rangkaian Power
Supply karena memberikan kinerja yang lebih baik dari jenis Penyearah
lainnya. Penyearah Gelombang Penuh 4 Dioda ini juga sering disebut
dengan Bridge Rectifier atau Penyearah Jembatan. jika Transformator
mengeluarkan output sisi sinyal Positif (+) maka Output maka D1 dan
D2 akan berada dalam kondisi Forward Bias sehingga melewatkan sinyal
Positif tersebut sedangakan D3 dan D4 akan menghambat sinyal sisi
Negatifnya. Kemudian pada saat Output Transformator berubah menjadi
sisi sinyal Negatif (-) maka D3 dan D4 akan berada dalam kondisi
Forward Bias sehingga melewatkan sinyal sisi Positif (+) tersebut
sedangkan D1 dan D2 akan menghambat sinyal Negatifnya.
18
penyearahan gelombang AC, Setelah dipasang filter kapasitor maka out-
put dari rangkaian penyearah gelombang penuh ini akan menjadi te-
gangan DC.
3.Inverter
Inverter adalah bagian komponen dari UPS yangmana berfungsi untuk
dapat mengubah arus DC (Arus Searah) dari baterai menjadi arus AC (Arus
Bolak-Balik). Inverter bekerja pada saat UPS digunakan untuk memberikan
daya listrik ke perangkat elektronik. Output dari sebuah inverter berupa arus
AC (Alternating Current) dengan gemlombang sinus (Sine Wave),
gelombang kotak (Square Wave), dan sinus modifikasi (sine Wave
Modified). Sumber input tegangan dapat menggunakan baterai, tenaga
surya, dan sumber tegangan DC (Direct Current) lainnya.
19
Berdasarkan bentuk gelombang output inverter dibedakan menjadi
beberapa jenis yaitu:
a. Sine Wave (Gelombang Sinus)
Sine Wave inverter adalah inverter dengan gelombang output sinus
murni atau sama dengan bentuk gelombang dari PLN, Inverter jenis ini
memberikan supply tegangan ke beban (Induktor) atau motor listrik
dengan efisiensi daya yang baik. Berikut contoh gelombang dari sine
wave (Gelombang Sinus).
20
Gambar 2.12. Gelombang kotak
21
4. Saklar Pemindah (Bypas Switch)
Saklar pemindah dibedakan menjadi dua jenis, yaitu elektro
mekanikal dan statistik. Saklar elektro mekanikal menggunakan relay
relay yang salahsatu terminal mendapatkan supply tegangan dan yang
lainnya dari sistem UPS. Sistem saklar statis menggunakan komponen
semi konduktor, seperti SCR. Penggunaan SCR akan lebih baik karena
operasi pemindahan yang dilakukan dengan SCR hanya membutuhkan
waktu 3 sampai 4 ms, sedangkan pada saklar elektromekanikal sekitar
50 sampai 100 ms. Penggunaan UPS dilakukan dengan cara
menghubungkan AC input UPS kesumber PLN dan output UPS ke
beban. Kebanyakan UPS digunakanmensuplai komputer karena apabila
sumber PLN tiba-tiba padam, maka datayang sedang diproses tidak
hilang tetap masih di back-up oleh UPS sehingga masih ada waktu
untuk menyimpan data.
22
suatu beban menyebabkan terjadi pemindahan sementara ke sumber daya
alternatif. Ketika inverter logik drop di bawah nilai yang telah ditentukan,
maka SCR bypass diaktifkan (gated-on) oleh switch statis logik dan saluran
bypass UPS untuk mensuplai beban.Pemindahan Kembali ke modul UPS
dapat terjadi secara otomatis ketika logik mendeteksi bahwa masalah
keluaran UPS telah dieliminasi. Sistem logik sirkuit mempertahankan
output inverter dalam sinkronisasi dengan daya bypass UPS.
23
Gambar diatas merupakan contoh bypas statis menggunakan scr
sebagai pemindahnya namun terdapat perbedaan dikedua bypas tersebut
yaitu Konfigurasi sistem pada gambar 11 di atas tidak menyediakan
kemampuan isolasi seperti halnya pada sistem gambar 12. Sebaliknya SCR
paralel juga dapat digunakan sebagai UPS daya interrupter, yaitu sebagai
switch on-off untuk mengisolasi terjadinya kegagalan inverter dalam
konfigurasi sistem UPS yang berlebihan.
b. Bypas Statis dengan Circuit Breaker
24
menutup setelah switch statis bypass UPS menutup.Circuit breaker me-
nyediakan bypass untuk switch statis dan oleh karena itu sangat memung-
kinkan switch statis memerlukan jangka waktu singkat dalam membawa
arus nominal (panas). Untuk mencegah kerusakan pada switch statis, circuit
breaker harus mampu bekerja atau memutuskan rangkaian dalam rating
waktu singkat.
2. Daya Aktif
Daya aktif merupakan daya yang sebenarnya yang terpakai untuk
melakukan energi, Secara ilmu kelistrikan daya aktif (P) adalah daya
(energi listrik) yang terpakai pada saluran atau beban, satuan dari daya aktif
adalah Watt.
𝑃 = 𝑉. 𝐼. 𝐶𝑜𝑠𝜑 (2.8)
Dimana
P = Daya aktif (Watt)
V = Tegangan line to line (Volt)
I = Arus (Ampere)
Cos 𝜑 = Faktor daya
3. Daya Semu
25
Daya semu atau daya aktual didapat dengan mengalikan semua nilai
arus dengan tegangan dalam satuan Volt Ampere (VA).
𝑆 = V. I (2.9)
Dimana
S = Daya semu (VA)
V = Tegangan line to line (Volt)
I = Arus (Ampere)
4. Daya Reaktif
Daya reaktif (Q) adalah daya yang tersimpan atau daya yang tidak
terpakai, dengan satuan (VAR).
𝑄 = 𝑉. I sin φ (2.10)
Dimana
Q = Daya reaktif (VAR)
V = Tegangan line to line (Volt)
I = Arus (Ampere)
5. Daya Kompleks
Daya kompleks merupakan hubungan antara daya nyata, daya
reaktif,dan daya semu. Ketiga daya tersebut dapat direpresentasikan ke
dalam sebuah segitiga siku-siku dengan sisi miring sebagai daya semu,
salah satu sisi siku-siku sebagai daya nyata dan sisi siku lainnya sebagai
daya reaktif.
26
Gambar 2.17. Segitiga daya
Sesuai dengan hubungan segitiga diatas maka hubungan antara daya
nyata, daya reaktif, dan daya semudapat diekspresikan ke dalam sebuah
persamaan pitagoras.
𝑆 = √𝑃2 + 𝑄2 (2.11)
6. Faktor Daya
Rasio antara daya aktif yang dialirkan dalam rangkaian listrik arus
bolak-balik dibandingkan dengan daya semu yaitu daya dari sumber yang
harus disuplai.
𝑃 𝑃 𝑊𝑎𝑡𝑡
cos 𝜑 = 𝑉.𝐼 = = (2.12)
𝑆 𝑉𝐴
2.5. Beban
Pada umumnya beban dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok beban:
27
2. Beban resistif adalah sebuah peralatan listrik yang didalamnya terdapat
komponen yang bekerja dengan sistem resistansi.Jadi, jenis beban ini
hanya mengonsumsi daya aktif. Beban resistif tidak akan
mengakibatkan perubahan pada faktor daya, sehingga memiliki nilai cos
phi yang tetap.
Beban resistif Beban penerangan berupa: lampu-lampu sebagai
penerangan
𝐼𝑙𝑜𝑎𝑑 = I1 + I2 + ⋯ IN (2.13)
𝐼
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑒𝑟𝑣𝑒𝑟 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙𝑙𝑜𝑎𝑑 (2.14)
𝑠𝑒𝑟𝑣𝑒𝑟
28
2.6 Kualitas daya listrik
Power Quality / Kualitas Daya Listrik adalah permasala-
han daya listrik yang berbentuk penyimpangan tegangan, arus atau
frekuensi yang mengakibatkan kegagalan ataupun kesalahan operasi pada
peralatan-peralatan yang terjadi pada konsumen energi listrik. Kualitas
daya yang baik memiliki gelombang yang sesuai dengan standar tegangan
AC yang sudah ditetapkan, misalkan di Indonesia adalah 220 Volt AC. Jika
kualitas dayanya buruk, maka akan terjadi kerugian baik dari sisi pelanggan
ataupun pembangkit dalam hal ini adalah penyedia listrik yaitu PLN.
Kualitas listrik yang buruk dapat menyebabkan kerusakan peralatan,
gangguan peralatan, dan juga dapat merusak proses dari suatu sistem
ketenagalistrikan. Dampak buruknya kualitas daya sering kali memakan
biaya ribuan dolar. Sebagai contoh misalnya terdapat masalah kualitas daya
listrik pada industri yang dapat menghentikan proses produksi, tentunya ini
akan sangat merugikan industri tersebut. Perlu daya yang cukup besar untuk
memulai kembali mesin - mesin yang ada pada suatu industri.
Kualitas listrik yang buruk juga mempengaruhi efisiensi,
kontinuitas, dan keamanan instalasi listrik. Hak itu juga meningkatkan
risiko gagal fungsi dan kerusakan, meningkatkan biaya perawatan, dan
rugi-rug energi yang tidak perlu. Kualitas kelistrikan yang buruk dapat
dialami dalam bentuk lampu berkedip atau suara berdengung dari pabrik,
dan juga dapat luput dari perhatian dan pada akhirnya menimbulkan
konsekuensi yang merugikan. Kualitas daya yang buruk dapat
menyebabkan proses produksi terhenti, kabel yang terbakar sendiri, dan
penuaan dini pada pabrik dan peralatan listrik.
Permasalahan kualitas daya listrik disebabkan oleh gejala-gejala
atau fenomena-fenomena eletromagnetik yang terjadi pada sistem tenaga
listrik, Gejala elektromagnetik yang menyebabkan permasalahan kualitas
daya listrik adalah:
29
Ketidakseimbangan tegangan
Ketidakseimbangan arus
Faktor daya
Frekuensi (Hz)
Tegangan (Volt)
Faktor daya (Cos phi)
30
signifikan meningkatkan biaya operasi dan pemeliharaan sistem. Untuk
sistem kabel 3 fasa, ketidakseimbangan tegangan menyebabkan arus kabel
netral yang lebih besar dan menyebabkan kerusakan relai.
Ketidakseimbangan tegangan akan menyebabkan hilangnya daya
ekstra, mengurangi efisiensi sistem, mengurangi siklus hidup motor, dll.
Juga beberapa kondisi fungsi dan pemeliharaan yang tidak normal juga
menyebabkan ketidakseimbangan tegangan dan mengakibatkan dampak
negatif pada peralatan dan sistem. Kondisi ini mencakup masalah seperti
kontak listrik yang buruk, pemasangan kapasitor bank yang tidak sesuai,
pengoperasian motor satu fase, dll. Kondisi pengoperasian dan
pemeliharaan seperti ini mungkin tidak sering terjadi. Namun, jika hal itu
terjadi, hal itu akan membawa masalah yang sangat serius bagi sistem atau
peralatan.
Ketidakseimbangan tegangan dapat dirumuskan sebagai berikut:
31
Ketidakseimbangan beban adalah keadaan dimana salah satu fasa atau
semuanya mengalami perbedaan, Perbedaan ini dapat dilihat dari besarnya
vektor arus dan sudut antar fasa.
Tiap-tiap fasa dapat dinyatakan seimbang bila memenuhi syarat sebagai
berikut:
a. Ketiga vektor arus dan sudut fasa R,S,T mempunyai nilai yang
sama
b. Perbedaan sudut dari ketiga vektor fasa masing-masing berbeda
120º
32
BAB III
METODE PENELITIAN
33
2. Pengambilan data kedua, mencari data yang diperlukan untuk
menghitung daya unninteruptible power supply (UPS)
3. Tahapan ketiga melakukan analisis data, dilakukan dengan
mengetahui data atau parameter yang ada seperti beban yang
dijalankan UPS dan daya UPS untuk mengetahui kinerja dari UPS
yang telah terpasang.
3.4 FokusPenelitian
Fokus penelitian ini adalah menganalisa kapasitas, beban, dan kinerja
UPS (Uninnteruptible Power Supply) di Rumah Sakit Charlie untuk
mengetahui tingkat efisiensi dari UPS.
3.5 Desain Penelitian
Pada desain penelitian ini menggunakan desain penelitian survey, yaitu
dengan cara mengatur, mengukur dan menganalisis beberapa pengukuran
34
antara lain pengukuran beban output UPS dan pengukuran daya UPS untuk
mengetahui efisiensi UPS di Rumah Sakit Charlie. Desain penelitian ini dil-
akukan berdasarkan pengukuran untuk mengetahui kinerja UPS terhadap
pembebanan sebagai berikut:
Persiapan alat
Mulai pengukuran
beban UPS
Kesimpulan
35
3.6.2TahapanPelaksanaan
Mulai
Input data
Apakah pengam-
Tidak
bilan data sudah
sesuai?
Ya
Membuat Laporan
Selesai
36
Tahapan pelaksanaan adalah tahapan yang dilakukan dalam pen-
gukuran parameter-parameter yang dibutuhkan untuk perhitungan kinerja
UPS yang didapatkan hasil dan analisa data.
3.6.3Tahap Akhir
Tahap akhir adalah tahapan penyusunan atau pembuatan laporan
penelitian. Tahap penyusunan laporan penelitian dilakukan pada saat
penelitian sudah dilakukan dan data yang dibutuhkan sudah terkumpul un-
tuk menganalisa kinerja UPS di Rumah Sakit Charlie.
37
1. Data spesifikasi Uninnteruptible Power Supply (UPS)
2. Data daya Uninnteruptible Power Supply (UPS)
3. Data beban Uninnteruptible Power Supply (UPS)
4. Data perancangan sistemUninnteruptible Power Supply (UPS)
38
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Sistem ups yang digunakan di rumah sakit charlie semarang adalah ups merk
schnedeir yang berkapasitas 20 KVA dengan jenis ups double conversion online,
kelebihan ups dengan jenis ini adalah dapat mengubah daya dua kali. Pertama, input
AC dengan semua lonjakan tegangan, distorsi, noise, dan gangguan listrik lainnya
yang mempengaruhi hasil output kurang bagus untuk peralatan yang rentan dengan
masalah tersebut. Diubah menjadi DC, ups double conversion online menggunakan
kapasitor untuk menstabilkan tegangan DC ini dan menyimpan energi yang diambil
dari input AC. Kedua, DC diubah kembali menjadi AC yang diatur oleh ups. Output
39
AC ini bahkan dapat memiliki frekuensi yang berbeda dari input AC karena setelah
menerima input AC ups jenis ini dapat mengurangi gangguan pada tegangan listrik
yang dapat mempengaruhi kinerja peralatan yang terhubung ke ups oleh karena itu
output ups ini dapat lebih baik dari input yang diterima ups ini.
4.1.2 Baterai Sistem
Terdapat 4 buah baterai yang digunakan sebagai penyimpan daya di ups ini
yang terhubung secara seri untuk mensuplai daya listrik di dua ruang operasi yang
ada dirumah sakit charlie.
Untuk mengakomodasi daya listrik pada kedua ruang operasi tersebut terdapat
transformator yang dihubungkan ke panel MDP terlebih dahulu ke SDP dan
kemudian ke UPS. Spesifikasi transformator yang digunakan adalah 630 A / 600
KVA.
40
rectifier, dengan adanya rectifier maka tegangan AC akan di ubah menjadi tegangan
DC dan disimpan (charge) pada baterai.
4.2 Perhitungan
Data dan besaran yang akan dianalisa untuk mengetahui kinerja UPS terhadap
beban adalah sebagai berikut:
41
Lampu Tindakan Portabel 0,5 A
Suction 1A
20 lampu ruangan 1,4 A
Indikator Ruangan 1A
Lampu Tindakan 1A
Pintu 0,2 A
2. Arus Beban
Total arus beban (Load)
𝐼𝑙𝑜𝑎𝑑 = 0,2 + 1 + 2 + 10 + 1,4 + 1 + 0,2 + 1,4 + 2,9 + 3,9 + 10 + 0,5
+ 1 + 1,4 + 1 + 1 + 0,2 = 39,1A
Total peralatan listrik yang terhubung pada ups (status ON)
= Total peralatan = 17 unit
𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑝𝑒𝑟 𝑎𝑙𝑎𝑡:
𝐼𝑙𝑜𝑎𝑑
𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑝𝑒𝑟 𝑎𝑙𝑎𝑡 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑙𝑎𝑡
39,1
= = 2,3 𝐴
17
Diketahui: I = 39,1 A
V = 380 V
𝑆 =𝑉×𝐼
3. Daya Beban
Untuk mendapatkan total daya beban (total load) dapat menggunakan
persamaan daya semu 3 phasa
42
𝑃
𝑠 = cos 𝜑
𝑆 = 3 ∙ 𝑉𝑙−𝑙 ∙ 𝐼
= 3 ∙ 380 ∙ 2,3 = 2964 𝑉𝐴
𝑃 = 𝑆 cos 𝜑
= 2964𝑉𝐴 ∙ 0,92 = 2726,88 𝑊𝑎𝑡𝑡
43
Jadi, Gunakan UPS dengan rating 3705 VA
5. UPS Runtime
UPS runtime merupakan parameter yang perlu diperhatikan mengingat
pentingnya waktu operasi UPS karena runtime UPS ini digunakan untuk
menghidupkan genset atau starting genset Ketika catu daya utama (PLN)
mengalami gangguan.
𝐵𝑎𝑡𝑡𝑒𝑟𝑦 𝐶𝑎𝑝𝑝𝑎𝑐𝑖𝑡𝑦(𝑉𝐴𝐻)
𝑅𝑢𝑛𝑡𝑖𝑚𝑒 = × 60 𝑚𝑖𝑛𝑢𝑡𝑒
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑜𝑎𝑑 (𝑉𝐴)
2040 𝑉𝐴𝐻
= × 60 𝑚𝑖𝑛𝑢𝑡𝑒 = 41,29 𝑚𝑖𝑛𝑢𝑡𝑒
2964 𝑉𝐴
100
𝑈𝑃𝑆 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 ×
100 + 25
100
20.000 × = 16.000 𝑉𝐴
100 + 25
44
a. Arus maksimal UPS ideal
𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖
𝐼𝑚𝑎𝑥 𝑈𝑃𝑆 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 =
3 ∙ 𝑉𝑙−𝑛
16000
𝐼𝑚𝑎𝑥 𝑈𝑃𝑆 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 = = 44,4 𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒
3 ∙ 120
5,3
= = 2,3 𝑈𝑛𝑖𝑡
2,3
45
4.3 Ketidakseimbangan Arus
Diketahui:
𝐼𝑅 = 2,6 𝐴
𝐼𝑆 = 1,4 𝐴
𝐼𝑇 = 0,2 𝐴
𝐼𝑅 + 𝐼𝑆 + 𝐼𝑇
𝐼𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 =
3
2.6 + 1,4 + 02
𝐼𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = = 1,4 𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒
3
46
4.4 Bukti Ketidakseimbangan Arus
47
4.6 Gambar Data Simulasi Pertama
48
4.7 Gambar Simulasi ETAP 19.0 Kedua
49
4.8 Gambar Data Simulasi Kedua
50
Dari simulasi pertama menggunakan ETAP 19.0 memperoleh hasil seperti
pada gambar 4.6 seperti yang sudah tertera didata tersebut mengalami rugi-rugi
sebesar 15,9 KW dan 25,5 KVar dengan beban maksimal sebesar 0,6 MVA
sedangkan di simulasi yang kedua rugi-rugi tersebut mengalami penurunan dengan
cara mengurangi beban sehingga rugi-rugi tersebut sebesar 1,6 KW dan 4,2 KVar
dengan beban 0,15 MVA, Penguranan beban tersebut tidak semata-mata hanya
mengurangi saja namun dikurangi sebesar 25% dari beban maksimum yang dapat
di supply artinya 25% tersebut merupakan nilai toleransi agar supply daya tidak
terjadi overload pada transformator jika terjadi overload akan mengakibatkan
transformator menjadi panas dan naiknya suhu lilitan pada kumparan transformator.
51
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
1. Unit UPS yang terpasang sudah sesuai dengan beban yang ada tidak overload
ataupun oversize UPS, dari analisa dan perhitungan UPS 20 KVA di rumah sakit
charlie semarang didapatkan UPS runtime sebesar 41,29 menit, arus maksimal UPS
55,5 Ampere, Kapasitas daya UPS 16.000 VA
2. Terdapat ketidakseimbangan arus pada output UPS yang diakibatkan oleh perbe-
daan tegangan per fasa yang mengakibatkan adanya aliran listrik yang mengalir
pada kawat netral.
5.2 SARAN
Dapat dilakukan wiring ulang untuk pembagian beban di tiap fasa yang di supply
UPS agar tidak terjadi ketidakseimbangan arus guna mengatasi permasalahan yang
ada pada pembebanan UPS tersebut.
52
DAFTAR PUSTAKA
53