Laporan KP M Irvan Rudiyanto
Laporan KP M Irvan Rudiyanto
Disusun Oleh:
E11.2016.00757
FAKULTAS TEKNIK
SEMARANG
2021
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun oleh;
E11.2016.00757
Telah diperiksa dan disetujui sebagai persyaratan menempuh mata kuliah Kerja
Praktik
i
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT atas segala berkat dan
karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Magang dengan
judul:
1. Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat dan karunia kesehatan dan
kemudahan sehingga penulis dapat melaksanakan kerja praktek dan menyusun
laporan kerja praktek dengan lancar.
2. Kedua Orang tua yang telah memberikan bantuan, doa dan dukungannya
yang terus mengalir tanpa henti setiap detiknya.
3. Ibu Dr. Ir. Dian Retno Sawitri, M.T selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Dian Nuswantoro.
4. Bapak M Ary Heryanto, S.T., M.Eng. selaku Ketua Program Studi S1
Teknik Elektro Universitas Dian Nuswantoro.
5. Bapak Aries Jehan Tamamy M.Sc.Eng selaku Dosen Pembimbing Kerja
Praktek Universitas Dian Nuswantoro.
6. Bapak Ubaedi Susanto, selaku General Manajer yang telah berkenan
mengizinkan penulis melaksanakan kerja praktek di PT. PJB UBJ O&M
ii
PLTU Rembang.
7. Bapak Maridjo, selaku Supervisor Senior Har Listrik dari pihak PT. PJB
UBJ O&M PLTU Rembang.
8. Bapak Moh Yahya, selaku pembimbing kerja Praktek dari pihak PT. PJB
UBJ O&M PLTU Rembang.
9. Bapak yosi, Pak Supri, selaku pemberi saran dan masukan kepada penulis.
10. Mbak ifa, selaku Staff Perpustakaan yang telah memberikan arahan dan
semangat untuk menyelesaikan laporan Kerja Praktek ini.
11. Teman-teman seperjuangan kerja magang di PT. PJB UBJ O&M PLTU
Rembang.
Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu dalam lembar
yang terbatas ini, semoga Tuhan Y.M.E berkenan membalas budi semua pihak yang
telah membantu dalam menyusun laporan ini. Penulis menyadari bahwa laporan Kerja
Praktek lapangan ini masih banyak kekurangan, baik dari segi materi atupun dari segi
lainnya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca agar laporan praktek kerja lapangan ini bisa lebih baik
lagi.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca umumnya
dan penyusun khususnya.
Penulis
iii
RINGKASAN
Sistem eksitasi pada generator di PT.PJB UBJ O&M PLTU REMBANG oleh
Muhammad Irvan Rudiyanto, dibimbing oleh Aries Jehan Tamamy M.Sc.Eng.
PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang adalah sebuah Unit Bisnis Jasa Operasi
dan Pemeliharaan milik PT PLN yang dikelola oleh PT Pembangkit Jawa-Bali. PT PJB
UBJ O&M PLTU Rembang dimulai dengan adanya pelaksanaan proyek percepatan
Pembangkit Tenaga Listrik berbahan bakar batubara. Proses singkat pembangkitan
energi listrik pada PLTU dimulai dari pemanasan air untuk mendapatkan uap
bertekanan tinggi yang kemudian dialirkan untuk memutar turbin generator. Generator
berfungsi mengubah tenaga mekanik yang dihasilkan oleh turbin menjadi tenaga listrik.
Tenaga mekanik yang dimaksud bisa didapatkan dari tenaga uap. Prinsip kerja
generator berdasarkan hukum faraday yakni apabila suatu penghantar diputarkan
didalam sebuah medan magnet sehingga memotong garis garis gaya magnet maka pada
ujung penghantar tersebut akan timbulkan ggl (garis gaya listrik) yang mempunyai
satuan volt. Ada struktur kumpaaran pada mesin sinkron yaitu kumparan medan pada
rotor yang mengalirkan penguat pada DC dan sebuah kumparan jangkat pada stator
tempat dibangkitnya GGL aarus bolak balik. Kumparan DC pada medan magnet yang
berputar dihubungkan pada sumber listrik DC luar melalui slipring dan sikat arang.
Saat generator diputar, pilot exciter yang memiliki permanent magnet pada
rotor (fieled) coilnya akan membangkitkan tegangan AC. Power ini kemudian akan
menjadi sumber power untuk AVR (Automatic Voltage Regulator). AVR (Automatic
Voltage Regulator) merupakan suatu peralatan yang terpasang dalam sistem
penguatan. Eksitasi generator berfungsi sebagai unit / peralatan pengendali tegangan
keluaran generator bekerja secara otomatis dalam arti tanpa campur tangan pihak luar
(manusia).
iv
DAFTAR ISI
RINGKASAN .............................................................................................................. iv
BAB I ............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
BAB II ........................................................................................................................... 4
2.1 Profil Perusahaan PT. PJB UBJ O&M PLTU Rembang ..................................... 4
v
2.4.1 Tugas dan Wewenang Masing-masing Devisi ......................................... 9
2.6 Lokasi Dan Layout PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang ................................. 21
BAB IV ....................................................................................................................... 32
vi
4.3.2 prinsip kerja sistem eksitasi ............................................................................ 42
BAB V......................................................................................................................... 55
PENUTUP ................................................................................................................... 55
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang ......................................................... 4
Gambar 2.2 Logo PT PJB ............................................................................................. 6
Gambar 2.3 Stuktur Organisasi PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang .......................... 8
Gambar 2.4 Alur Produksi Listrik pada PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang ........... 12
Gambar 2.5 Siklus Bahan Bakar ................................................................................. 13
Gambar 2.6 Susunan burner pada masing masing corner ........................................... 16
Gambar 2.7 Siklus pembakaran dan flue gas system .................................................. 17
Gambar 2.8 Siklus Uap dan Air .................................................................................. 18
Gambar 2.9 Lokasi PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang ........................................... 21
Gambar 2.10 Layout PLTU Rembang ....................................................................... 22
Gambar 4.1 Name Plat Generator PLTU Rembang ................................................... 34
Gambar 4.2 Letak Ruangan Generator .......................................................... 37
Gambar 4.3 Letak Ruangan Generator .......................................................... 37
Gambar 4.4. Generator Penguatan Bebas.................................................................... 38
Gambar 4.5. Prinsip Eksitasi Statis ............................................................................. 39
Gambar 4.6 .................................................................................................................. 40
Gambar 4.7. Blok diagram sistem eksitasi pengaturan terbuka .................................. 41
Gambar 4.8. Sistem pengaturan tegangan generator terbuka ...................................... 42
Gambar 4.9 .................................................................................................................. 42
Gambar 4.10. Konstruksi AC Exciter ......................................................................... 46
Gambar 4.11. Konstruksi AC Exciter ......................................................................... 46
Gambar 4.12. Konstruksi Rotating Rectifier ............................................................... 48
Gambar 4.13. Konstruksi Permanent Magnet Generator (PMG) ................................ 49
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
1.2 Rumusan Masalah
Kerja Industri adalah sebagai kurikulum wajib yang harus dilaksanakan oleh
mahasiswa program studi Teknik Elektro Universitas Dian Nuswantoro pada semester
6 atau 7. Dan mahasiswa diharapkan dapat menambah wawasan serta pengetahuan
tentang dunia kerja dan mampu untuk beradaptasi dan berinteraksi dengan baik di suatu
perusahaan selama mengikuti kegiatan Kerja Praktek. Selain itu mahasiswa juga
diharapkan mendapatkan relasi-relasi dari pihak perusahaan supaya mahasiswa lebih
mudah untuk bersosialisasi dengan dunia luar selain dunia pendidikan.
2
1. Untuk menerapkan dan membandingkan antara teori dan praktikum
yang didapat dibangku perkuliahan dengan praktek diperusahaan.
1. Observasi Lapangan
Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui secara lebih dekat
obyek/sasaran kerja yang akan dikerjakan dan membiasakan diri untuk
berinteraksi dengan orang lain.
2. Metode Wawancara
Adalah salah satu cara mendapatkan data yang dibutuhkan dengan
bertanya langsung kepada teknisi atau engeneering yang bersangkutan
dengan bidang yang di pilih.
3. Studi Literatur
Sebagai sarana untuk melengkapi data-data melalui literatur dan buku-
buku yang ada pada perusahaan menyangkut bidang yang di pilih untuk di
pelajari.
3
BAB II
TINJAUAN SISTEM
Nama Perusahaan : PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang (PT Pembangkit Jawa-
Bali Unit Bisnis Jasa Operation and Maintenance
Pembangkit Listrik Tenaga Uap Rembang)
Alamat Perusahaan : Jalan Raya Semarang-Surabaya KM. 130 Sluke Rembang
Jawa Tengah.
Jenis Produk : Produk yang dihasilkan dari PT PJB UBJ O&M Rembang
adalah Listrik.
4
2.2 Visi, Misi, dan Motto Perusahaan
Visi dari PT. PJB UBJ O&M PLTU Rembang adalah Menjadi perusahaan
terpercaya dalam bisnis pembangkitan terintegrasi dengan standar kelas dunia.
ramah lingkungan.
5
Gambar 2.2 Logo PT PJB
Sumber: PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang
6
Konstruksi untuk melaksanakan supervise selama periode konstruksi, sesuai surat
penugasan Direksi PT PLN (Persero) No.00255/121/DIRKIT/2007
Operasi unit 1 dilaksanakan pada akhir tahun 2010 dan untuk unit 2 mulai
beroperasi awal tahun 2011.
7
2.4 Struktur Organisai
8
2.4.1 Tugas dan Wewenang Masing-masing Devisi
PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang dipimpin oleh seorang General
Manager (pimpinan tertinggi) dengan lima manajer yang memimpin divisinya,
yaitu manajer operasi, manajer pemeliharaan, manajer enginnering & quality
assurance, manajer keuangan & administrasi dan manajer logistic.
a. Kinerja operasi.
b. Pengoperasian pembangkit.
c. Penjualan energi, manajemen bahan bakar.
9
d. Melakukan inovasi untuk memastikan agar produksi tenaga
listrik mencapai sasaran kontrak kinerja operasi yang
ditetapkan.
3. Manajer Pemeliharaan
6. Manajer Logistik
10
suku cadang, dan juga barang jadi atau produk akhir agar dapat mencapai tujuan
dan sasaran Unit Bisnis Jasa O&M PLTU Rembang yang telah ditetapkan
sesuai dengan kontrak kinerja yang ditetapkan oleh Direksi.
11
Gambar 2.4 Alur Produksi Listrik pada PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang
Pada Gambar 2.4 terdapat beberapa siklus yang dapat dijelaskan pada sub
bab berikut ini.
Agar proses terus berjalan, pasokan batu bara harus selalu tersedia, sedangkan
batubara tersebut didatangkan dari Kalimantan melalui jalur laut. Sehingga dibutuhkan
sistem yang dapat menampung batubara agar pasokannya tetap tersedia untuk
pembangkitan. Didalam siklus batubara terdapat dua proses yang masing – masing
memiliki opsi lajur yang dilalui, yaitu:
12
Gambar 2.5 Siklus Bahan Bakar
Setiap batu bara yang ada di PLTU Rembang dipasok oleh supplyer melalui
jalur laut menggunakan tongkang. Proses pembongkaran tongkang dilakukan di Jetty
menggunakan Ship Unloader. Ship Unloader yang ada di PLTU Rembang dilengkapi
4 drum wire – rope trolley. Prinsip kerjanya yaitu mengangkut batu bara dari kapal
tongkang atau kapal pengangkut batu bara menggunakan grab kemudian di unload
material batu bara ke hopper ship unloader yang kemudian di umpankan ke belt
conveyor. Belt conveyor pada siklus ini digunakan untuk memindahkan batu bara dari
tongkang menuju coal yard ataupun menuju unit.
Belt Conveyor (BC) yang ada di PLTU Rembang terdapat 10 belt conveyor yang
memiliki fungsi masing – masing. BC 1 bekerja pada area ship unloader ke junction
tower 1. Junction tower (JT) merupakan bangunan yang berisi komponen diverter gate
yang terdapat pada. two/three way chute yang berfungsi untuk membagi dan mengubah
aliran batubara. BC2 mengalirkan batubara dari JT1 ke JT2. BC 3 terdapat 2 bagian
yaitu BC 3A dan BC 3B yang saling sejajar memiliki head di JT5 dan tail di crusher
house yang melewati JT2, dan JT6. BC 5 mengalirkan batubara dari JT2 ke JT4. BC
6 memiliki head di JT5 dan tail di stacker reclaimer yang melewati JT4. Stacker
13
reclaimer merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan batubara dari jetty (ship
unloader area) ke coal yard (disebut stacking), maupun dari coal yard ke coal bunker
(disebut reclaiming) melalui belt conveyor. Kapasitas coal yard pada PLTU Rembang
adalah untuk coal yard 1 (live stock pile) yaitu 59.200 ton dan coal yard 2 (dead stock
pile) yaitu 341.320 ton. JT7 mengalirkan batu bara dari JT2 ke thelescopic chute.
Thelescopic chute merupakan alat bantu pembongkaran batubara pada dead stock pile
yang ada di coal yard. BC 8 bekerja pada area JT6 dan reclaimer hopper. Reclaimer
hopper merupakan alat yang berfungsi untuk memindahkan batubara dari coal yard ke
coal bunker yang terletak pada dead stock pile dan hanya digunakan sebagai alternatif
untuk supply batubara ke coal bunker apabila coal handling tak dapat menyuplai dari
stacker reclaimer maupun tak dapat direct unloading dari ship unloader. BC 9A/9B
bekerja pada area crusher house ke JT7. Crusher house yang ada di PLTU Rembang
berisi crusher dan vibrating grizzly feeder. Crusher berfungsi untuk menghancurkan
batu bara yang akan masuk kedalam coal bunker menjadi lebih kecil sehingga akan
memudahkan kerja mill pulverizer dalam menggerus batu bara. Crusher yang terdapat
pada PLTU Rembang memiliki tipe ring granulator dengan kapasitas 700 ton/jam
mampu menghancurkan batu bara dengan ukuran diatas 3 cm menjadi berukuran
dibawah 3cm. Penggerak utama crusher memiliki daya 400 KW 1500 Rpm dengan
kecepatan putar rotor 720 Rpm. Vibrating grizzly feeder berfungsi untuk menyeleksi
batu bara. Batu bara yang sudah memiliki ukuran kurang dari 3 cm akan lanjut menuju
coal bungker. Untuk ukuran batu bara yang lebih besar dari 3 cm akan diarahkan ke
crusher untuk dihancurkan menjadi lebih kecil. Vibrating grizzly feeder yang ada di
PLTU Rembang memiliki kapasitas 1100 TPH dengan kapasitas motor 2 x 22 KW
dengan masing – masing 1000 Rpm. BC 10A/10B mengalirkan batu bara dari JT7 ke
tripper. Tripper berfungsi untuk mengarahkan batu bara ke coal bunker. Coal bunker
merupakan tempat penampungan batu bara sementara sebelum memasuki mill
pulverizer dengan melalui coal feeder. Pada PLTU Rembang, setiap unit terdapat 5
coal bunker untuk menyuplai 5 mill pulverizer. Setiap coal bunker yang dimiliki PLTU
Rembang mempunyai kapasitas 8 jam produksi
14
2.5.3 Proses Pembakaran dan Flue gas system
Proses pembakaran dan flu gas system dimulai batubara keluar dari coal
pulverizer sampai sisa debu pembakaran keluar dari stack menuju udara atmosfer.
Pertama – tama batubara yang ditampung pada coal bunker keluar menuju coal feeder.
Coal feeder berfungsi mengatur laju pemakaian batubara sebelum digerus oleh
pulverizer. Setelah digerus oleh pulverizer, batubara yang serupa serbuk halus tersebut
dibawa ke burner oleh primary air melalui pipa – pipa primary air heater. Saat awal
proses pembakaran, batubara tidak langsung menjadi bahan bakar utama tetapi dipatik
terlebih dahulu menggunakan high speed diesel (HSD) yang dikeluarkan melalui oil
gun. Pada pembakaran juga dibutuhkan uadara pembakaran (secondary air) yang
berasal dari force draft fan dan ditampung sementara pada wind box. Setelah proses
pembakaran diatas 30% atau memiliki load 100MW, maka HSD akan dimatikan mulai
dari layer paling atas (layer E). Tiap proses pematian oil gun HSD tiap layer, dilakukan
penyalaan burner batubara secara bersamaan dari layer yang paling bawah (layer A).
Pada proses pembakaran tersebut burner diarahkan pada sudut tertentu sehingga dapat
membentuk bola api (fire ball).
15
Gambar 2.6 Susunan burner pada masing masing corner
Sumber : PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang
Sisa pembakaran batubara ada yang turun kebawah dinamakan bottom ash, dan
ada yang terbang mengikuti udara pembakaran disebut fly ash. Fly ash memiliki
kandungan yang dapat membahayakan kesehatan, maka dari itu digunakan
electrostatic precipitator untuk menangkap fly ash. Setelah fly ash berkurang sekitar
98%, flue gas tersebut dibuang ke udara atmosfer melalui stack atau chimney.
Sedangkan untuk bottom ash yang turun ke bawah diangkut menggunakan Submerger
Scrapper Conveyor dan ditampung dalam bottom ash cylo. Begitu juga dengan fly ash
yang telah disaring atau ditangkap menggunakan electrostatic precipitator akan
ditampung pada fly ash cylo dengan transfer menggunakan udara kompresor.
16
Gambar 2.7 Siklus pembakaran dan flue gas system
Sumber : PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang
17
Gambar 2.8 Siklus Uap dan Air
Sumber : PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang
Air penambah merupakan air yang ditambahkan untuk mengisi sistem air
tertutup apabila levelnya berkurang. Air penambah berasal dari air laut hasil filtrasi
menggunakan saringan pantai, bar screen, trashrack, dan traveling bar screen untuk
menghilangkan kotoran yang terbawa ketika dipompa oleh sea water pump menuju
clorination. PLTU rembang memiliki 4 buah sea water pump. Di dalam clorination
plant air laut ditambahkan zat klorin yang bertujuan untuk menghilangkan biota laut
yang lolos dari filtrasi. Air laut hasil clorination akan masuk ke dalam destilation plant
untuk menghilangkan kadar garam dari air tersebut menjadi raw water. Destilation
plant PLTU Rembang memiliki kapasitas 2 x 3000 t/d dengan desain tekanan -1/+0.05
bar g dengan temperatur 90oC efisiensi 0.85. selanjutnya raw water ditampung kedalam
raw water tank yang berkapasitas 2000 m3/h untuk memenuhi kualitas air pengisi
boiler atau demin water yang memiliki conductivity ≤ 1μ/Cm, kadar Chlorida (Cl) ≤
100 ppb, ferro (Fe) ≤50 ppb, SiO2 ≤ 20 ppb. Untuk air yang tidak memenuhi kualitas,
18
air tersebut akan di tampung di waste water treatment plant untuk dinetralkan sebelum
dibuang kembali ke laut. Ketika kualitas demin water terpenuhi, demin water akan
disimpan kedalam demin water tank yang berkapasitas 2 x 1500 KL. Ketika level dari
air hasil kondensasi untuk siklus tertutup berkurang, maka akan ditambahkan demin
water, penambahan tersebut terjadi didalam condensate storage tank yang berkapasitas
110 m3.
Siklus air pengisi merupakan siklus air pengisi steam drum yang berasal dari
sirkulasi tertutup air dan uap. Siklus bermula dari condensate pump yang mengalirkan
air condensate menuju dearator dengan melewati beberapa komponen lain.
Diantaranya adalah condensate polishing yang berisi resin anion dan kation dengan
desain tekanan 3.5 Mpa dengan temperatur 60oC untuk menangkap kotoran yang
terkandung didalam air kondensat yang berasal dari korosi jalur air dan kebocoran
kondensor. Selanjutnya melaui gland steam condenser dengan luasan 110 m3
digunakan untuk melapisi atau menghalangi uap yang keluar dari celah – celah sudu
turbin dengan cara menyemprotkan uap bertekanan 0.0915 MPa yang berasal dari
steam header kemudian dikondensasikan kondensor dan digunakan untuk
memanaskan air kondensat bertekanan 4.3 MPa sebelum masuk ke deaerator.
Selanjutnya air kondensat akan memasuki pemanasan awal didalam low preasure
heater (LPH) yang berbentuk shell and tube dengan memanfaatkan panas dari bypass
uap low pressure turbine. PLTU Rembang memiliki 4 LPH setiap unitnya, yaitu
LPH#8 dengan heating surface 950 mm, LPH#7 dengan heating surface 650 mm,
LPH#6, dan LPH#5 dengan heating surface 600 mm. Selanjutnya air kondensat masuk
kedalam deaerator untuk menghilangkan O2 didalamnya dengan cara menyemprotkan
uap dari intermediate pressure turbine. Deaerator PLTU Rembang memiliki volume
160 m3 dengan kapasitas output 1080 t/h pressure 1 MPa dengan temperatur 350oC.
Selanjutnya air pengisi tersebut masuk boiler feed pump (BFP) untuk dipompakan
kedalam boiler. BFP PLTU Rembang memiliki 3 buah setiap unitnya. 2 berjenis yaitu
BFPT yang di gerakkan oleh uap boiler dan 1 MBFP yang di gerakkan oleh motor.
19
Semua memiliki kapasitas 410 m3/h kecepatan 1480 r/min. Sebelum masuk boiler air
mengalami pemanasan awal lanjut di dalam high preassure heater (HPH) dengan
memanfaatkan bypass uap panas dari high preassure turbine. HPH PLTU rembang
berjenis shell and tube berjumlah 3 buah dengan HPH#3 heating surface sebesar 1080
mm, HPH#2 heating surface 1400 mm dan pada HPH#1 heating surface sebesar 1260
mm. Air yang masuk boiler dengan temperatur 277oC bertekanan 17,9 MPa.
Selanjutnya air tersebut masuk steam drum untuk dipanaskan dan dipisahkan air
dengan uap. Air akan turun melewati down comers dan dipanaskan lagi di dalam wall
tube yang berkapasitas 138 m3 dan uap akan dilewatkan ke superheater. Di dalam
superheater uap basah yang berasal dari steam drum akan dipanaskan hingga menjadi
uap kering. Superheater memiliki bagian – bagian untuk meningkatkan suhu uap secara
bertahap. Yang pertama adalah ceiling superheater, low temperature superheater
memanaskan dengan temperatur 455oC untuk menghasilkan uap kering dengan
temperatur 430.5oC – 431.8oC. Selanjutnya larger platen superheater uap kering
dipanaskan dengan temperatur 466.5oC – 468.2oC untuk menghasilkan uap panas
432.8oC – 436.7oC. Selanjutnya real platen superheater melakukan pemanasan
508.1oC – 508.5oC hingga menghasilkan uap panas 492oC – 497.2oC. dan yang terakhir
adalah high temperature superheater yang menghasilkan uap kering final 537.7oC –
538.9oC bertekanan 17.4 MPa. Uap panas final tersebut akan diekspansikan kedalam
HP turbine yang memiliki 8 tingkat dengan tekanan turun menjadi 40 kg/cm2 dengan
temperatur 300oC. Uap panas hasil HPH harus masuk kedalam reheater di boiler
kembali untuk menaikkan entalpinya dan temperaturnya agar menjadi 500oC kembali
untuk diekspansikan kembali kedalam intermediate pressure turbine menjadi
bertekanan 10 kg/cm2 dengan temperatur 300oC, dan langsung diekspansikan kembali
menjadi bertekanan 56 mmHg (vacum) suhu 40oC. Selanjutnya uap tersebut
dikondensaiskan di condenser. Condenser PLTU Rembang memiliki model N-13760
dengan kapasitas steam flow 618 ton/h dan circulating water flow 48500 m3/h. Proses
kondensasi uap tersebut menggunakan sistem pendinginan air terbuka dari temperatur
30oC menjadi 37oC. Sistem air terbuka ini dipompa oleh circulating water pump
20
(CWP). CWP PLTU Rembang berjumlah 4 buah untuk 2 buah condenser pada 2 unit
yang masing – masing CWP memiliki kapasitas head total 18 m input power 1.8 MW.
Rotating speed 425 rpm dengan efisiensi 86% dengan menggunakan pendinginan
bertingkat (oli mendinginkan bearing, oli didinginkan air demin yang disirkulasi) pada
bearing CWP akan melewati debris filter untuk proses penyaringan agar air pendingin
kondensor tidak merusak tube – tube condenser, air pendingin akan dibuang kelaut
dengan sisi yang berjauhan dari sisi inlet air pendingin, dan untuk uap air dari low
preassure heater akan berubah menjadi air kondensat lalu masuk kedalam condensate
storage tank untuk melanjutkan siklus tertutup.
21
Gambar 2.10 Layout PLTU Rembang
Sumber : PT. PT. PJB UBJ O&M PLTU Rembang
Keterangan :
1. Turbine
2. Generator
3. Deaerator Bay
4. Boiler
5. Central Control Building
6. ESP
7. ESP Building
8. Chimney
9. Demin Tank
22
10. Raw Water Tank
11. Water Treatment Plant
12. Desalination Plant
13. Switchyard
14. Substation Control Building
15. HSD Tank
16. Out Fall
17. Jetty
18. Pump it & Pump House
19. Inlet Channel
20. Electro Chlorination Plant
21. Fire Fighting Pump House
22. Fire Station
23. Workshop & Storage
24. Masjid
25. Kantin
26. Administration Building
27. Domestic Sewage Treatment Plant
28. Parkir
29. Ash Pound
30. Deaerator
31. Coal Yard
32. Discharge Channel
33. Dead Coal Yard
34. Coal Run OFF Pound
35. Auxiliary Boiler
36. Hydrogen Plant
37. Bottom Ash Silo
38. Fly Ash Silo
23
39. Coal Crusher House
40. Coal Handling Control Building
41. Seal Pit
42. Generator Transformer
43. Intake Pipe
44. Shelter
45. Junction Tower Conveyor & Belt conveyor
24
BAB III
No Tanggal Uraian/Catatan/Perubahan
25
13 3 Juli 2019 Belajar Mandiri
26 2 Agustus 2019
26
1. Meningkatkan kehandalan dan kinerja pembangkitan
2. Mendayagunakan Aset dan Sumber Daya Pembangkitan dengan perilaku biaya
paling efektif dan efisien
3. Menerapkan metoda kerja terbaik yang tersedia untuk mencapai pemeliharaan
dengan standar tinggi.
4. Mendayagunakan sistem monitoring (real-time) yang efektif untuk
pengontrolan dan penilaian kerja pemeliharaan
5. Meningkatkan pelaksanaan pemeliharaan prediktif dan preventif untuk
menurunkan tingkat kerusakan peralatan dan biaya-biaya terkait
6. Menciptakan lingkungan kerja yang melibatkan pegawai dari segi
kekuatannya, loyalitasnya, produktifitasnya, dan pengembangan yang
berkelanjutan.
27
maintenance adalah untuk mencapai suatu tingkat pemeliharaan terhadap seluruh
pralatan produksi agar memperoleh suatu kualitas produk yang optimum [1], kegiatan
pada preventive biasanya meliputi:
Adalah sebuah proses yang membutuhkan teknologi dan skill SDM, yang
memadukan dan menggunakan semua dat dianogsa dan kinerja, sejarah keruskan, data
operasi, dan data desain yang tersedia, untuk membuat keputusan entang kegitan
pemrliharaan terhadap sebuah peralatan kritikal.
28
Pemeliharan Prediktif mengacu pada konsep kulva kerusakan”bathtup”, dimana
sebuah peralatan akan memiliki resiko kegagalan yang tinggi pada masa awal dan ahkir
operasi [1].
• Thermography
• Oil Analysis
• Ultrasonic Analysis
• Partial Discharge Analysis
• Motor Analysis
Kelebihan ;
• Meningkatkan umur operasional komponen(availability)
• Memungkinkan menghilangkan tindakan-tindakan yang bersifat korektif
• Mengurangi downtime peralatan atau proses
• Kualitas produk yang baik
• Meningkatkan kualitas kerja dan keselamatan lingkungan
• Meningkatkan moral kerja
• Menghemat energy
• Lebih hemat 8%-12% terhadap pemeliharaan preventif
Kekurangan ;
• Meningkatkan investasi untuk peralatan diagnostic
• Menaikan investasi untuk pelatihan staff
• Potensi penghematan tidak bias segera dilihat oleh manajemen
Adalah keadaan dimana sebuah kegagaln terjadi tanpa diketahui sebelunya, dan
kita be-reaksi untuk segera memperbaikinya.
29
Reactive maintenance bersifat sangat mengganggu (disruptive), paling banyak
memakan biaya dan tidak efektif [1].
Kelebihan ;
• Biaya rendah
• Tidak memerlukan banyka pegawai
Kekurngan ;
30
Kelebihan ;
• kegagalan peraltan yang tiba-tiba.
• Memungkinkan untuk Bisa jadi merupakan program pemeliharaan yang
paling efesiensi.
• Mengurangi biaya karena adnya pengurangan kegiatan pemeliharaan atau
overhaul yamg tidak diperlukan.
• Meminimalisirnfrekuensi overhaul
• Mengurangi kemungkinan focus kegiatan pemeliharaan pada komponen-
kompone kritis.
• Meningkatkan reliability komponen.
• Root Cause Analysis dilakukan secara korporat.
Kekurangan ;
• Dapat memberikan biaya startip, training, maupun yang singnifikan’
• Saving tidak bias segera dilihat oleh manajemen
31
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Generator
Secara umum Generator berfungsi mengubah tenaga mekanik yang dihasilkan
oleh turbin menjadi tenaga listrik. Tenaga mekanik yang dimaksud bisa didapatkan dari
tenaga air, tenaga angin, tenaga panas bumi, tenaga matahari, tenaga diesel, tenaga gas,
tenaga uap, dan tenaga nuklir. Prinsip kerja generator berdasarkan hukum faraday
yakni apabila suatu penghantar diputarkan didalam sebuah medan magnet sehingga
memotong garis garis gaya magnet maka pada ujung penghantar tersebut akan
timbulkan ggl (garis gaya listrik) yang mempunyai satuan volt. Ada struktur
kumpaaran pada mesin sinkron yaitu kumparan medan pada rotor yang mengalirkan
penguat pada DC dan sebuah kumparan jangkat pada stator tempat dibangkitnya GGL
aarus bolak balik. Kumparan DC pada medan magnet yang berputar dihubungkan pada
sumber listrik DC luar melalui slipring dan sikat arang [2].
Generator frame didesain explosion safe yaitu frame dapat bertahan bila terjadi
ledakan internal karena terjadi percampuran hydrogen dengan udara, sehimgga ledakan
tidak melukai manusia, merusak peralatan ataupun bangunan. Dalam kondisi beroprasi
udara tidak akan bisa masuk dalam generator karena tekanan hydrogen didalam
generator lebih tinggi dari tekanan atmosfir oleh karena itu operasi generator dikatakan
aman sepanjang purity dan hydrogen selalu dijaga [2].
32
Merupakn tempat dimana stator diikat dengan frame berupa pegangan yang
cukup utuk meredam adanya vibrasi karena tarikan kutub rotor dengan stator core
sehingga getaran yang dialami oleh pondasi bias diredam seminimal mungkin.
3. Stator Core
Terdiri dari plat silicon dengan loses rendah divamish dan disatukan dengan
building bold trought bold.
4. Terminal Generator
Main lead bushing terletak dalam gas tight lead box yang ada dibawah frame
pada ujng eksiter. Ada 6 bushing pada leadbox, 3 digunakan sebagai main lead untuk
output generator yang dihubungkan generator transformer sedangkan 3 lainnya
digunakan untuk netral.
B. Komponen Rotor
1. Rotor shaft
Rotor shaft diuat dari baja yang mengandung chromiu, nikel, molybdenum,dan
vandium
2. Rotor cool
Rotor cool terbuat dari trmbaga berlubang sebagai jalur hydrogen untuk
mendinginkan rotor coll. Rotor coll harus didesain kuat menghadapi rotasi dan termal
expansion. Saat star dan sutdown maupun perubahan generator,lilitan dari rotor akan
bergerak relatife terhadap strukturnya .
3. Bearing
Lower bearing terdiri dari rumah dengan dudukan spherical,dengan 2 bantalan
simetris yang dapa t bergerak sehingga menjaga bearing dan poros rotor bebas dari
tekanan akibat defleksi poros ataupun misalignment.
33
4. Gland Seal Ring
Sistem glan seal dilengkapi dua aliran oil yaituhydrogen SIDE untuk aliran
pada sisi luar. Masing masing memiliki independent sirkuit . Kedua oil masuk melalui
kaup pressure equalizing untuk mengendalikam trkanan masuk sehingga diharapakn
tidak ada pertukaran kedua oil tersebut pada gland seal. Sifat dar hydrogen sideseal oil
jenuh dengan hydrogen sedangkan air side seal oil jenuh dengan udara sehingga dengan
tiada pertukaran antara keduanya, kecil kemungkinan hydrogrnt bocor keluar atau
udara masuk ke generator.
34
Dari penjelasan Name Plate Generator pada gambar 3.1 dapat dijabarkan
sebagai berikut :
35
Frekuensi yang dihasilkan dari
7 Frequency 50 Hz
generator sebesar 50 Heartz
Kecepatan putaran rotor
8 Speed 3000 rpm generator
sebesar 3000 putaran per menit
Insulation Batas suhu maksimal pada
9 F
Class kumparan di generator 155o C
Hydrogen Tekanan pendingin hidrogen
10 0,30 Mpa yang
Pressure
diberikan ke dalam generator
Max Tekanan maksimal pendingin
11 0,35 Mpa
Hydrogen hidrogen yang diberikan ke
Pressure dalam
Generator
Winding Generator ini menggunakan
12 Y
Connection hubungan Y untuk kumparannya
Cooling Water Besar aliran air yang dialirkan
13 Flow of stator 45 m3/h sebagai pendingin stator sebesar
winding
45m3/h
Cooling Water
Pressure of Stator
Winding Besar rating tekanan air sebagai
14 0,20 MPa pendingin stator sebesar 0,20 MP
36
induksi dengan 2,4 kutub atau 6
kutub.
Dan dibawah ini akan ditampilkan beberapa gambar letak ruangan generator di
PLTU Rembang :
37
4.3 Sistem eksitasi generator
Generator merupakan peralatan yang berfungsi untuk membangkitkan listrik
atau mengkonversikan energi mekanik menjadi energi listrik. Didalam proses
pembangkitannya, sebuah generator membutuhkan adanya sumber medan magnet.
Medan magnet ini dapat diperoleh dari magnet permanen ataupun induksi magnet
listrik, dengan cara mengalirkan sumber tegangan searah kedalam kumparan rotornya.
Dalam hal demikian, diperoleh generator dengan penguatan bebas seperti diperlihatkan
pada gambar 4.4 dibawah [3].
- Rf
Vf If G Ea vt
+
Ia
38
Statik eksitasi
Yang dimaksud dengan statik eksitasi adalah cara untuk mendapatkan medan
magnit pada rotor agar terjadi ggl induksi pada kumparan stator, dimana sumber
tegangan dc tidak bergerak (statik / tidak ikut berputar ). Sehingga didalam statik
eksitasi membutuhkan cincin geser (slipring) dan sikat arang sebagai media
penghubung antara bagian yang berputar (rotor) dengan bagian yang diam (sumber
tegangan DC / batterai).
Main Generator
Slip Ring
Field Armature
3 Phase AC CT PT
DC
Regulator
AC
Regulator
AUX : Input
Dinamik eksitasi Yang dimaksud dengan dinamik eksitasi adalah cara untuk
mendapatkan medan magnet pada rotor agar terjadi ggl induksi pada kumparan stator
39
dimana sumber tegangan dc ikut bergerak/berputar (dinamis). Sehingga dalam eksitasi
dinamik tidak membutuhkan sikat arang maupun slipring, karena sumber dc-nya ikut
berputar.
Sistem yang demikian disebut juga Brushless Excitation System ( Sistem eksitasi tanpa
sikat ). Contoh dari sistem ini diperlihatkan pada gambar 4.6.
Rotating Structure
Pilot Exciter Main Generator
AC Exciter
Armature Field Armature
N
S
Armature
CT PT
Field
40
Berdasarkan loop pengaturan maka dapat dibedakan menjadi dua sistem, yaitu :
a. Sistem pengaturan terbuka ( Open Loop ).
Pada sistem ini tegangan generator yang diinginkan secara langsung diatur dari
inputnya (masukannya) setiap saat bila terjadi penyimpangan pada tegangan generator
yang diakibatkan oleh gangguan atau perubahan beban, maka inputnya diatur secara
manual, hingga didapatkan tegangan generator yang konstan.
Block diagram dari sistem ini diperlihatkan pada gambar 4.7. Sedang aplikasi pada
sistem pengatur tegangan generator diperlihatkan pada gambar 4.8.
C (s) = Output.
Exiter AC
EX
Shunt Field Gen
41
Gambar 4.8. Sistem pengaturan tegangan generator terbuka
Untuk mengatur tegangan generator agar selalu konstan, maka arus medan diatur
secara manual dengan menggeser-geser tahanan geser ( Rsh ).
Sistem pengaturan tertutup ini lebih dikenal dengan istilah Feed Back Control
System (sistem kendali umpan balik). Dimana setiap saat sinyal output generator
diumpankan balik, untuk dibandingkan dengan sinyal referensi masukan guna
memperkecil sinyal kesalahan ( error ). Sehingga output (tegangan) generator tetap
berada pada batas-batas yang diinginkan.
Berarti pada sistem ini tegangan generator dapat dijaga secara otomati, tanpa
bantuan tenaga dari luar sistem tersebut. Block diagram dari sistem ini diperlihatkan
pada gambar 4.9.
H (s)
42
Komponen Sistem Ekstasi
Untuk membangkitkan medan magnet pada rotor diperlukan arus searah (DC)
yang diairkan kekumparan motor yang disebut penguat. Piranti yang berfungsi untuk
memasok arus penguat ini disebut eksiter. Pada prinsipnya terdapat dua macam system
eksitasi brushles dan system eksitasi statis arus penguat aliran kekumparan rotor
melalui slipring.
1. Excitation Transformer
Excitation Transformer berfungsi untuk mengambil daya dari
output generator untuk digunakan arus penguat pada rotor. Excitation
Transformer ini dihubugnkan ke AVR [4].
2.AVR
AVR ( Autimatic Voltage Regulator) berfungsi untuk
menyearahkan sumber AC 3 fasa dari excitation transformer menjadi
DC dan menggendalikan arus penguat tersebut pada generator [5].
3.Brushu Exciter
Komponen Ini berfungsi untuk mentransferkan arus dari VR ke
rotor coll melalui sikat arang. Karena dalam kondisi beroperasi sikat
arang bergesek terus menerus dengan slip rimgs sehingga sikat arang
akan terkikis maka diperlukan pergantian sikat arang secara berkala.
43
IPB berfungsi untuk menghubungkan terminal generator
kegenerator transformer , PT/SA dan excitation transformer. IPB
Karena mempunyai fungsi seperti tersebut diatas, maka AVR harus mempunyai sifat
antara lain:
a. Mudah dikendalikan.
d. Tegangan yang dikendalikan harus sama dengan tegangan yang diinginkan dan
diperoleh dari AVR.
44
4.3.5 Bagian bagian utama AVR
Konstruksi AVR
45
Gambar 4.10. Konstruksi AC Exciter
AC Exciter
AC Exciter adalah jenis yang sama dengan generator sinkron konvensional tapi
mempunyai tipe jangkar berputar dan frekuensi tinggi. Rotor AC exciter ditempatkan
pada poros yang sama dengan rotating rectifier. Kumparan jangkar adalah 3 phasa
terhubung Y dan diisolasi yang diperkuat dengan pengujian tergangan tinggi [7].
dimana :
46
a) 1S menyatakan jumlah seri silicon diode,
b) 8P menyatakan jumlah paralel silicon diode yaitu 8, dan
c) 6A menyatakan jumlah cabang yaitu 6, yang juga adalah rangkaian penyearah
gelombang penuh 3 phasa.
Jadi dalam sistem rotating rectifier ini digunakan 48 buah silicon diode atau 24
pasang (forward polarity dan reverse polarity). Forward polarity ke posisi plus dan
reverse polarity ke posisi minus. Gambar 4.12 memperlihatkan rangkaian rotating
rectifier. Fuse dihubungkan seri dengan silicon diode agar dapat menonaktifkan bagian
yang berhubungan sekiranya terjadi kegagalan pada diode. Jika fuse putus, fuse
indikator akan terbuka karena gaya sentrifugal dan kondisi ini dapat dengan mudah
diperiksa dengan stroboscope.
47
Gambar 4.12. Konstruksi Rotating Rectifier
Permanent Magnet Generator (PMG) adalah generator sinkron yang sistem eksitasinya
menggunakan magnet permanen, umumnya PMG berkapasitas kecil. Pada sistem
eksitasi tanpa sikat ini digunakan PMG sebagai penyedia daya untuk eksitasi AC
48
Exciter dan komponen regulator. PMG terdiri dari magnet permanen berputar dan
jangkar yang diam digulung untuk output 3 phasa. Magnet telah distabilkan selama
pembuatan PMG untuk mencegah perubahan tegangan output akibat hubung singkat
pada system [8].
49
4.3.6 Pemeliharaan AVR
Pemeliharaan pada peralatan-peralatan AVR dimaksud untuk mengetahui
kerusakan secara dini bagian-bagian dan sistem AVR agar dapat menjamin operasi
yang aman dari operasi generator. Dengan pemeliharaan yang teratur dapat
memberikan suatu masukan, untuk menganalisa dalam mengatasi terjadinya gangguan
pada sistem AVR dengan cepat dan tepat. Ada 4 macam pemeriksaan pada AVR :
a. Pemeliharaan Harian.
b. Pemeliharaan Mingguan.
c. Pemeriksaan Unit Stop.
d. Pemeliharaan Tahunan ( Unit Overhoul ).
Pemeliharaan harian
Parameter yang diperhatikan pada saat pemeliharaan harian adalah sebagai berikut :
a) Posisi motor 90E.
b) Posisi motor 70E
c) Daya aktif generator ( P ).
d) Daya reaktif generator ( Q ).
e) Tegangan terminal generator ( VT ).
f) Tegangan exciter ( VF ).
g) Arus exicter ( IF ).
h) Indikator meter dari sistem penyalaan ( Firing ).
i) Indikator dari sumber tegangan DC untuk sistem alarm dan kontrol.
50
Pemeliharaan Mingguan
Pada kondisi unit stop, dapat dilaksanakan pemeliharaan meliputi pada bagian AVR
dari panelnya meliputi :
51
1. Motor Voltage Adjuster ( 90R )
a) Ukur panjang sikat arang, ganti bila sikat arang kurang dari 7 mm (batas
minimum 5 mm ).
b) Karakteristik motor dengan injeksi tegangan DC.
c) Kondisi minyak pelumas, bila kurang tambah dengan minyak yang
sama atau ekivalen.
d) Periksa Kondisi gearbox
e) Kebersihan dari debu dan lain-lain.
f) Sambungan terminal yang kendor bila ada kencangkan.
2. Motor Base Adjuster ( 70E )
a) Ukur panjang sikat arang, ganti bila sikat arang kurang dari 7 mm (batas
minimum 5 mm ).
b) Karakteristik motor dengan injeksi tegangan DC.
c) Kondisi minyak pelumas, bila kurang tambah dengan minyak yang
sama atau ekivalen.
d) Periksa Kondisi gearbox
e) Kebersihan dari debu dan lain-lain.
f) Sambungan terminal yang kendor bila ada kencangkan.
3. Panel AVR dan Modul-modul Card
52
a) Kebersihan dari debu dan kotoran lain.
b) Pemeriksaan pada kontak tetap dan kontak dari ke ausan, gunakan
amplas halus bila ada kontak yang aus.
c) Pemeriksa bagian-bagian yang mungkin menjadi kendor bila ada
kencangkan.
5. Rotating Diode ( Dioda Berputar )
a) Motor di overhoul.
b) Kebersihan dari debu dan kotoran lain.
c) Pemeriksaan visual pada dudukan motor, blower dan bagian
pengarahnya.
d) Bila terdapat yang berkarat dapat dilaksanakan pengecatan.
7. Exciter dan alat bantu
53
d) Untuk sumber daya yang kecil dapat dites karakteristiknya. Terutama
sumber daya DC untuk kontrol card-card.
54
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan kegiatan Kerja Praktek dan menyelesaikan laporan dapat
diperoleh kesimpulan bahwa kegiatan Kerja Praktek merupakan sarana yang tepat bagi
siswa untuk menambah pengetahuan dan ketrampilan yang belum ditemui sebelumnya.
Kegiatan Praktik Kerja ini juga dapat meningkatkan efisisnsi proses pendidikan dan
membekali mahasiswa pengelaman kerja yang berguna mempersiapkan siswa untuk
menjadi calon tenaga kerja yang berkualitas dalam menghadapi globalisasi yang penuh
dengan persaingan.
55
5.2 Saran
56
DAFTAR PUSTAKA
[1] B. Kho, “Jenis-jenis Maintenance (Perawatan) Mesin/Peralatan Kerja,” April,
vol. 20, p. 2017, 2016.
[7] M. Tartibi and A. Domijan, “Optimizing ac-exciter design,” IEEE Trans. energy
Convers., vol. 11, no. 1, pp. 16–24, 1996.
57
58
Nomor AB056335 Rembang, 28 Mei 2019
Sifat Biasa
Lampiran
Kepada
Dekan Fakultas Teknik Universitas Dian Nuswantoro
JI. Nakula 1 no 5-11 Semarang 50131
Telp: (024)3555628
UBAEDI USANTO
USANTO
61
Lampiran 1 Kerangka Acuan (KP-B1)
62
Lampiran 2 Log Harian (KP-B2)
63
64
Lampiran 3 Lembar Bimbingan Kerja Praktik (Kp-B3
65
Lampiran 4 Formulir Penilaian Kerja Praktik (KP-B4)
66
Lampiran 5 Formulir Penilaian Kerja Praktik (KP-B5)
22
23
22
23
90
67
Lampiran 6 Formulir Penilaian (KP-C1)
68
Lampiran 7 Formulir Penilaian (KP-C2)
69
Lampiran 8 Daftar Hadir (KP-C3)
70
Lampiran 9 Surat Selesai KP
71