Anda di halaman 1dari 81

PT.

PJB (PEMBANGKIT JAWA-BALI) UBJ O&M PLTU REMBANG

LAPORAN KERJA PRAKTIK

SISTEM EKSITASI PADA GENERATOR

DI PT.PJB UBJ O&M PLTU REMBANG

Disusun Oleh:

MUHAMMAD IRVAN RUDIYANTO

E11.2016.00757

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

SEMARANG

2021
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Kerja Praktik dengan judul :

SISTEM EKSITASI PADA GENERATOR

DI PT.PJB UBJ O&M PLTU REMBANG

Disusun oleh;

MUHAMMAD IRVAN RUDIYANTO

E11.2016.00757

Telah diperiksa dan disetujui sebagai persyaratan menempuh mata kuliah Kerja
Praktik

Semarang,11 Januari 2021

Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan

Aries Jehan Tamamy M.Sc.Eng


Marijo oetomo
NPP.0686.11.2016.677

i
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT atas segala berkat dan
karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Magang dengan
judul:

Kerja praktek merupakan kegiatan yang harus dilaksanakan oleh mahasiswa


Universitas Dian Nuswantoro progam studi Teknik Elektro sebagai syarat untuk melaksanakn
Tugas Akhir. Hal ini dianggap penting dalam rangka pengembangan pengetahuan mahasiswa,
dan mempersiapkan mahasiswa sebelum terjun ke dunia profesinya.
Dengan melakukan kerja praktek penulis mendapatkan tambahan ilmu pengetahuan.
Sesuai dengan tujuannya bahwa selama kerja praktek mahasiswa diharapkan dapat
menerapkan dan memahami hal-hal teknis di bidang Elektro, terutama dalam Pembangkitan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar- besarnya
dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas bimbingan serta bantuan
hingga selesainya laporan kerja magang ini kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat dan karunia kesehatan dan
kemudahan sehingga penulis dapat melaksanakan kerja praktek dan menyusun
laporan kerja praktek dengan lancar.
2. Kedua Orang tua yang telah memberikan bantuan, doa dan dukungannya
yang terus mengalir tanpa henti setiap detiknya.
3. Ibu Dr. Ir. Dian Retno Sawitri, M.T selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Dian Nuswantoro.
4. Bapak M Ary Heryanto, S.T., M.Eng. selaku Ketua Program Studi S1
Teknik Elektro Universitas Dian Nuswantoro.
5. Bapak Aries Jehan Tamamy M.Sc.Eng selaku Dosen Pembimbing Kerja
Praktek Universitas Dian Nuswantoro.
6. Bapak Ubaedi Susanto, selaku General Manajer yang telah berkenan
mengizinkan penulis melaksanakan kerja praktek di PT. PJB UBJ O&M

ii
PLTU Rembang.
7. Bapak Maridjo, selaku Supervisor Senior Har Listrik dari pihak PT. PJB
UBJ O&M PLTU Rembang.
8. Bapak Moh Yahya, selaku pembimbing kerja Praktek dari pihak PT. PJB
UBJ O&M PLTU Rembang.
9. Bapak yosi, Pak Supri, selaku pemberi saran dan masukan kepada penulis.
10. Mbak ifa, selaku Staff Perpustakaan yang telah memberikan arahan dan
semangat untuk menyelesaikan laporan Kerja Praktek ini.
11. Teman-teman seperjuangan kerja magang di PT. PJB UBJ O&M PLTU
Rembang.

Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu dalam lembar
yang terbatas ini, semoga Tuhan Y.M.E berkenan membalas budi semua pihak yang
telah membantu dalam menyusun laporan ini. Penulis menyadari bahwa laporan Kerja
Praktek lapangan ini masih banyak kekurangan, baik dari segi materi atupun dari segi
lainnya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca agar laporan praktek kerja lapangan ini bisa lebih baik
lagi.

Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca umumnya
dan penyusun khususnya.

Rembang, 24 Juli 2020

Penulis

iii
RINGKASAN
Sistem eksitasi pada generator di PT.PJB UBJ O&M PLTU REMBANG oleh
Muhammad Irvan Rudiyanto, dibimbing oleh Aries Jehan Tamamy M.Sc.Eng.

PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang adalah sebuah Unit Bisnis Jasa Operasi
dan Pemeliharaan milik PT PLN yang dikelola oleh PT Pembangkit Jawa-Bali. PT PJB
UBJ O&M PLTU Rembang dimulai dengan adanya pelaksanaan proyek percepatan
Pembangkit Tenaga Listrik berbahan bakar batubara. Proses singkat pembangkitan
energi listrik pada PLTU dimulai dari pemanasan air untuk mendapatkan uap
bertekanan tinggi yang kemudian dialirkan untuk memutar turbin generator. Generator
berfungsi mengubah tenaga mekanik yang dihasilkan oleh turbin menjadi tenaga listrik.
Tenaga mekanik yang dimaksud bisa didapatkan dari tenaga uap. Prinsip kerja
generator berdasarkan hukum faraday yakni apabila suatu penghantar diputarkan
didalam sebuah medan magnet sehingga memotong garis garis gaya magnet maka pada
ujung penghantar tersebut akan timbulkan ggl (garis gaya listrik) yang mempunyai
satuan volt. Ada struktur kumpaaran pada mesin sinkron yaitu kumparan medan pada
rotor yang mengalirkan penguat pada DC dan sebuah kumparan jangkat pada stator
tempat dibangkitnya GGL aarus bolak balik. Kumparan DC pada medan magnet yang
berputar dihubungkan pada sumber listrik DC luar melalui slipring dan sikat arang.

Saat generator diputar, pilot exciter yang memiliki permanent magnet pada
rotor (fieled) coilnya akan membangkitkan tegangan AC. Power ini kemudian akan
menjadi sumber power untuk AVR (Automatic Voltage Regulator). AVR (Automatic
Voltage Regulator) merupakan suatu peralatan yang terpasang dalam sistem
penguatan. Eksitasi generator berfungsi sebagai unit / peralatan pengendali tegangan
keluaran generator bekerja secara otomatis dalam arti tanpa campur tangan pihak luar
(manusia).

Kata kunci : PLTU PJB, Pembangkit, Generator, Eksitasi generator.

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................ i

KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii

RINGKASAN .............................................................................................................. iv

DAFTAR ISI ................................................................................................................. v

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. viii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ ix

BAB I ............................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 2

1.3 Batasan Masalah .................................................................................................. 2

1.4 Tujuan Kerja Praktek ........................................................................................... 2

1.5 Metodologi Penulisan .......................................................................................... 3

BAB II ........................................................................................................................... 4

2.1 Profil Perusahaan PT. PJB UBJ O&M PLTU Rembang ..................................... 4

2.2 Visi, Misi, dan Motto Perusahaan ...................................................................... 5

2.2.1 Visi Perusahaan ....................................................................................... 5

2.2.2 Misi Perusahaan .................................................................................... 5

2.2.3 Motto Perusahaan ................................................................................. 5

2.3 Sejarah Singkat Perusahaan ................................................................................. 6

2.4 Struktur Organisai ................................................................................................ 8

v
2.4.1 Tugas dan Wewenang Masing-masing Devisi ......................................... 9

2.5 Proses Produksi PLTU Rembang ...................................................................... 11

2.5.1 Siklus Produksi Listrik............................................................................. 11

2.5.2 Sistem Bahan Bakar (Batu Bara) ............................................................ 12

2.5.3 Proses Pembakaran dan Flue gas system ............................................... 15

2.5.4 Siklus Uap dan Air .................................................................................. 17

2.6 Lokasi Dan Layout PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang ................................. 21

BAB III ....................................................................................................................... 25

PENEMPATAN KERJA PRAKTEK ......................................................................... 25

3.1 Uraian Kegiatan ................................................................................................. 25

3.2 Pengertian dan tujuan pemeliharaan .................................................................. 26

3.2 JENIS-JENIS PEMELIHARAAN..................................................................... 27

3.2.1 Preventive Maintenance....................................................................... 27

3.2.2 Prediktif Maintenance ......................................................................... 28

3.2.3 Reaktif Maintenance ............................................................................ 29

3.2.4 Proaktif Maintenance .......................................................................... 30

3.2.5 Corrective Maintenace ......................................................................... 31

BAB IV ....................................................................................................................... 32

4.1 Generator ........................................................................................................... 32

4.1.1 Fungsi Dan Kontruksi Komponen generator........................................ 32

4.2 Generator di PLTU Rembang ............................................................................ 34

4.3 Sistem eksitasi generator ................................................................................... 38

4.3.1 Sistem Pengaturan Tegangan.......................................................................... 40

vi
4.3.2 prinsip kerja sistem eksitasi ............................................................................ 42

4.3.3 Fungsi AVR .................................................................................................... 44

4.3.4 Jenis-jenis AVR .............................................................................................. 44

4.3.5 Bagian bagian utama AVR ............................................................................. 45

4.3.6 Pemeliharaan AVR ......................................................................................... 50

BAB V......................................................................................................................... 55

PENUTUP ................................................................................................................... 55

5.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 55

5.2 Saran .................................................................................................................. 55

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 55

vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang ......................................................... 4
Gambar 2.2 Logo PT PJB ............................................................................................. 6
Gambar 2.3 Stuktur Organisasi PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang .......................... 8
Gambar 2.4 Alur Produksi Listrik pada PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang ........... 12
Gambar 2.5 Siklus Bahan Bakar ................................................................................. 13
Gambar 2.6 Susunan burner pada masing masing corner ........................................... 16
Gambar 2.7 Siklus pembakaran dan flue gas system .................................................. 17
Gambar 2.8 Siklus Uap dan Air .................................................................................. 18
Gambar 2.9 Lokasi PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang ........................................... 21
Gambar 2.10 Layout PLTU Rembang ....................................................................... 22
Gambar 4.1 Name Plat Generator PLTU Rembang ................................................... 34
Gambar 4.2 Letak Ruangan Generator .......................................................... 37
Gambar 4.3 Letak Ruangan Generator .......................................................... 37
Gambar 4.4. Generator Penguatan Bebas.................................................................... 38
Gambar 4.5. Prinsip Eksitasi Statis ............................................................................. 39
Gambar 4.6 .................................................................................................................. 40
Gambar 4.7. Blok diagram sistem eksitasi pengaturan terbuka .................................. 41
Gambar 4.8. Sistem pengaturan tegangan generator terbuka ...................................... 42
Gambar 4.9 .................................................................................................................. 42
Gambar 4.10. Konstruksi AC Exciter ......................................................................... 46
Gambar 4.11. Konstruksi AC Exciter ......................................................................... 46
Gambar 4.12. Konstruksi Rotating Rectifier ............................................................... 48
Gambar 4.13. Konstruksi Permanent Magnet Generator (PMG) ................................ 49

viii
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 KERANGKA ACUAN (KP-B1) ....................................................... 59


LAMPIRAN 2 LOG HARIAN (KP-B2) .................................................................... 60
LAMPIRAN 3 LEMBAR BIMBINGAN KERJA PRAKTIK (KP-B3)..................... 62
LAMPIRAN 4 FORMULIR PENILAIAN KERJA PRAKTIK (KP-B4) .................. 63
LAMPIRAN 5 FORMULIR PENILAIAN KERJA PRAKTIK (KP-B5) .................. 64
LAMPIRAN 6 FORMULIR PENILAIAN (KP-C1) .................................................. 65
LAMPIRAN 7 FORMULIR PENILAIAN (KP-C2) .................................................. 66
LAMPIRAN 8 DAFTAR HADIR (KP-C3) ............................................................... 67
LAMPIRAN 9 SURAT SELESAI KP ..................................................................................68

ix
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Perkembangan industri di Indonesia ini cukup pesat, sehubungan dengan hal


itu, perguruan tinggi sebagai tempat yang menghasilkan sumber daya manusia
berkualitas, berkepribadian mandiri dan memiliki kemampuan intelektual yang
baik harus semakin meningkatkan mutu output nya.
Universitas Dian Nuswantoro merupakan salah satu perguruan tinggi di
indonesia berupaya untuk mengembangkan sumber daya manusia dan iptek guna
menunjang pembangunan industri. Output dari Universitas Dian Nuswantoro
diharapkan siap untuk dikembangkan ke bidang yang sesuai dengan
spesifikasinya. Seiring dengan upaya tersebut kerjasama di bidang industri perlu
umtuk ditingkatkan, dalam hal ini bisa dilakukan dengan jalan studi kerja praktek.
Sementra itu Praktek Kerja Lapangan yang telah menjadi mata kuliah wajib
di jurusan Teknik Elektro – Progam studi Teknik Elektronika Universitas Dian
Nuswantoro dipandang sebagai manifestasi terjalinnya hubungan antara dunia
kerja dengan perguruan tinggi. Wawasan Mahasiswa mengenai dunia kerja yang
berkaitan dengan industrialisasi sangat diperlukan. Hal ini dikarenakan kebutuhan
energi yang semakin meningkat oleh industri-industri maka diperlukan
pengembangan lebih lanjut oleh mahasiswa mengenai sumber energi dan
effesiensi sistem kelistrikan di Indonesia.
Dengan syarat kelulusan yang telah ditetapkan mata kuliah Praktek Kerja
Industri telah menjadi salah satu faktor pendorong utama bagi tiap-tiap mahasiswa
untuk mengenal dan mengaplikasikan ilmu dan pengetahuannya pada aplikasi
praktik di dunia kerja.

1
1.2 Rumusan Masalah

Menyangkut bidang yang dipilih untuk di pelajari dalam Praktek Kerja


Industri di PT. PLTU PT. PJB UBJOM PLTU Rembang, maka ada beberapa
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah Fungsi generator?
2. Bagaimana system eksitasi Generator?

1.3 Batasan Masalah


Agar penulis tidak terlalu melebar dari tujuan yang akan dicapai, maka
ditentukan batasan masalah. Adapun batsan masalahnya sebagai berikut

1. Pembahasan laporan ini hanya meliputi fungsi sistem eksitasi


Generator.
2. Pembahasan laporan ini hanya meliputi perawatan rutin yang dilakukan
di PT. PJB UBJ O&M PLTU Rembang dan perawatan ketika terjadi
gangguan.

1.4 Tujuan Kerja Praktek

Kerja Industri adalah sebagai kurikulum wajib yang harus dilaksanakan oleh
mahasiswa program studi Teknik Elektro Universitas Dian Nuswantoro pada semester
6 atau 7. Dan mahasiswa diharapkan dapat menambah wawasan serta pengetahuan
tentang dunia kerja dan mampu untuk beradaptasi dan berinteraksi dengan baik di suatu
perusahaan selama mengikuti kegiatan Kerja Praktek. Selain itu mahasiswa juga
diharapkan mendapatkan relasi-relasi dari pihak perusahaan supaya mahasiswa lebih
mudah untuk bersosialisasi dengan dunia luar selain dunia pendidikan.

Dengan adanya kegiatan di luar kampus dalam rangka kerja praktek di


perusahaan, maka kegiatan Praktek Kerja Industri ini diharapkan dapat mencapai
tujuan:

2
1. Untuk menerapkan dan membandingkan antara teori dan praktikum
yang didapat dibangku perkuliahan dengan praktek diperusahaan.

2. Agar mahasiswa dapat mengetahui dunia kerja yang sesungguhnya dan


dapat bersosialisasi terhadap dunia kerja.
3. Agar mahasiswa mendapat pengalaman, baik ilmu maupun kedisiplinan
didunia industri.
4. Meningkatkan hubungan baik antara Universitas Dian Nuswantoro dan
dunia kerja atau industri, sehingga diharapkan mahasiswa dari
Universitas Dian Nuswantoro mempunyai kemampuan yang lebih dan
benar-benar sesuai dengan keadaan dilapangan kerja atau industri.

1.5 Metodologi Penulisan


Setelah melaksanakan, mahasiswa dituntut dan diwajibkan untuk menyusun
laporan. Laporan tersebut berisi hal-hal yang dipelajari selama Praktek Kerja Industri
di perusahaan. Untuk keperluan tersebut, dilakukan pengumpulan data untuk dibahas
dalam laporan ini. Metode yang digunakan dalam Praktek Kerja Industri kali ini adalah:

1. Observasi Lapangan
Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui secara lebih dekat
obyek/sasaran kerja yang akan dikerjakan dan membiasakan diri untuk
berinteraksi dengan orang lain.
2. Metode Wawancara
Adalah salah satu cara mendapatkan data yang dibutuhkan dengan
bertanya langsung kepada teknisi atau engeneering yang bersangkutan
dengan bidang yang di pilih.
3. Studi Literatur
Sebagai sarana untuk melengkapi data-data melalui literatur dan buku-
buku yang ada pada perusahaan menyangkut bidang yang di pilih untuk di
pelajari.

3
BAB II

TINJAUAN SISTEM

2.1 Profil Perusahaan PT. PJB UBJ O&M PLTU Rembang

Nama Perusahaan : PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang (PT Pembangkit Jawa-
Bali Unit Bisnis Jasa Operation and Maintenance
Pembangkit Listrik Tenaga Uap Rembang)
Alamat Perusahaan : Jalan Raya Semarang-Surabaya KM. 130 Sluke Rembang
Jawa Tengah.
Jenis Produk : Produk yang dihasilkan dari PT PJB UBJ O&M Rembang
adalah Listrik.

Gambar 2.1 PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang


Sumber: PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang

4
2.2 Visi, Misi, dan Motto Perusahaan

2.2.1 Visi Perusahaan

Visi dari PT. PJB UBJ O&M PLTU Rembang adalah Menjadi perusahaan
terpercaya dalam bisnis pembangkitan terintegrasi dengan standar kelas dunia.

2.2.2 Misi Perusahaan

Misi dari PT. PJB UBJ O&M PLTU Rembang yaitu:

a. Memberi solusi dan nilai tambah dalam bisnis pembangkitan terintegrasi

untuk menjaga kedaulatan listrik nasional.

b. Menjalankan bisnis pembangkitan secara berkualitas, berdaya saing dan

ramah lingkungan.

c. Mengembangkan kompetensi dan produktivitas Human Capital untuk

pertumbuhan yang berkesinambungan

2.2.3 Motto Perusahaan

“Produsen Listrik Terpercaya Kini dan Mendatang”

Makna: Produsen listrik terpercaya mengandung pengertian bahwa PJB


merupakan perusahaan pembangkit tenaga listrik yang andal dengan EAF yang
tinggi, EFOR yang rendah dengan harga produksi sangat kompetitif. Kini dan
mendatang mengandung pengertian bahwa pembangkit PJB andal dengan
harga produksi yang kompetitif bukan hanya saat ini saja, tetapi selamanya.

5
Gambar 2.2 Logo PT PJB
Sumber: PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang

2.3 Sejarah Singkat Perusahaan


PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang adalah sebuah Unit Bisnis Jasa Operasi
dan Pemeliharaan milik PT PLN yang dikelola oleh PT Pembangkit Jawa-Bali. Sebuah
Perusahaan pembangkitan tenaga listrik yang berkantor pusat di Desa Trahan dan
Leran, Kecamatan Sluke sekitar 22 Km sebelah timur kota Rembang, Kabupaten
Rembang.

Sejarah PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang dimulai dengan adanya


pelaksanaan proyek percepatan Pembangkit Tenaga Listrik berbahan bakar batubara
berdasarkan pada Peraturan Presiden RI Nomor 71 Tahun 2006 tanggal 05 Juli 2006
tentang penugasan kepada PT PLN (Persero) untuk melakukan Percepatan
Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik berbahan bakar batubara. Perpres ini
menjadi dasar bagi pembangunan 10 unit PLTU di Jawa dan 25 unit PLTU di luar Jawa
Bali atau dikenal dengan nama proyek Percepatan Listrik 10.000 MW.

Proyek tersebut bertujuan untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional yang


diperkirakan mengalami kenaikan permintaan, meningkatkan mutu dan keandalan
sistem penyediaan penyaluran, pelayanan listrik kepada konsumen serta
mengantisipasi kenaikan harga minyak dunia yang selama ini digunakan sebagai bahan
bakar, sehingga dapat menekan biaya produksi listrik.

Dalam pelaksanaan pembangunan proyek PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang


dengan kapasitas 2x315 MW ini ditunjuk PT PLN (Persero) Jasa Manejemen

6
Konstruksi untuk melaksanakan supervise selama periode konstruksi, sesuai surat
penugasan Direksi PT PLN (Persero) No.00255/121/DIRKIT/2007

Operasi unit 1 dilaksanakan pada akhir tahun 2010 dan untuk unit 2 mulai
beroperasi awal tahun 2011.

7
2.4 Struktur Organisai

Gambar 2.3 Stuktur Organisasi PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang


Sumber : PT. PJB UBJ O&M PLTU Rembang

8
2.4.1 Tugas dan Wewenang Masing-masing Devisi
PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang dipimpin oleh seorang General
Manager (pimpinan tertinggi) dengan lima manajer yang memimpin divisinya,
yaitu manajer operasi, manajer pemeliharaan, manajer enginnering & quality
assurance, manajer keuangan & administrasi dan manajer logistic.

1. Pimpinan Tertinggi 3( General Manager)

Pimpinan tertinggi memiliki tugas utama mengelola pembangkit tenaga listrik.


Dengan rincian tugas sebagai berikut:

a. Menjabarkan tugas pokok, target tahunan, target kinerja.


b. Mengimplementasikan dan mengevaluasi Kebijakan, program,
Proses, dan Prosedur.
c. Mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan jasa O&M.
d. Meningkatkan kesiapan SDM.
e. Memberikan rekomendasi kepada Direksi dan Manajemen
untuk meningkatkan kinerja UBJOM rembang.
f. Membuat laporan secara berkala yang mencakup progres,
pencapaian target, keberhasilan dan kendala kendala
pengelolaan O&M sebagai bahan masukan dan pengambilan
keputusan lebih lanjut.
2. Manajer Operasi

Manajer operasi memiliki tugas mengelola kebijakan operasi yang meliputi:

a. Kinerja operasi.
b. Pengoperasian pembangkit.
c. Penjualan energi, manajemen bahan bakar.

9
d. Melakukan inovasi untuk memastikan agar produksi tenaga
listrik mencapai sasaran kontrak kinerja operasi yang
ditetapkan.
3. Manajer Pemeliharaan

Tugas manajer pemeliharaan memiliki kewenangan sebagai berikut:

a. Merencanakan, memonitor dan mengendalikan rencana


anggaran.
b. Pelaksanaan pemeliharaan rutin dan non rutin untuk
memastikan kesiapan dan keandalan unit.
4. Manajer Enjiniring & Quality Assurance

Manajer enjiniring memiliki kewenangan sebagai berikut

a. Melakukan evaluasi, analisis dan perbaikan penyelenggaraan


pembangkitan listrik meliputi sistem dan prosedur, resources
dan SDM untuk memastikan produksi listrik yang efisien.
b. Melaksanakan program SMK3, SML, sistem manajemen mutu
dan manajemen resiko.
5. Manajer Keuangan & Administrasi

Manajer administrasi memiliki tugas memastikan pelaksanaan fungsi


Administrasi Unit Bisnis Jasa O&M PLTU Rembang agar berjalan dengan
baik, efektif dan efisien guna mendukung keberhasilan organisasi dalam
mencapai tujuan dan sasaran Unit Bisnis Jasa O&M PLTU Rembang yang telah
ditetapkan sesuai dengan kontrak kinerja yang ditetapkan oleh Direksi

6. Manajer Logistik

Manajer Logistik memiliki tugas melakukan manajemen logistik yaitu


mengurus sistem untuk mengawasi proses arus dari logistik dari mulai
penyimpanan, pengantaran yang strategis untuk material, bahan-bahan atau

10
suku cadang, dan juga barang jadi atau produk akhir agar dapat mencapai tujuan
dan sasaran Unit Bisnis Jasa O&M PLTU Rembang yang telah ditetapkan
sesuai dengan kontrak kinerja yang ditetapkan oleh Direksi.

2.5 Proses Produksi PLTU Rembang

2.5.1 Siklus Produksi Listrik

PLTU Rembang dirancang untuk memproduksi listrik menggunakan batubara


LRC (Low Rank Coal) dan MRC (Medium Rank Coal) sebagai bahan bakar utama.
HSD (High Speed Diesel) sebagai bahan bakar pemantik pada awal penyalaan dengan
bantuan udara panas bertekanan. Panas hasil pembakaran digunakan untuk
memanaskan air hingga menghasilkan uap yang digunakan untuk memutar turbin.
Putaran turbin tersebut digunakan untuk memutar generator hingga menghasilkan
listrik. Untuk lebih jelasnya, alur produksi listrik di PLTU Rembang dapat dilihat pada
Gambar 2.4

11
Gambar 2.4 Alur Produksi Listrik pada PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang

Pada Gambar 2.4 terdapat beberapa siklus yang dapat dijelaskan pada sub
bab berikut ini.

2.5.2 Sistem Bahan Bakar (Batu Bara)

Agar proses terus berjalan, pasokan batu bara harus selalu tersedia, sedangkan
batubara tersebut didatangkan dari Kalimantan melalui jalur laut. Sehingga dibutuhkan
sistem yang dapat menampung batubara agar pasokannya tetap tersedia untuk
pembangkitan. Didalam siklus batubara terdapat dua proses yang masing – masing
memiliki opsi lajur yang dilalui, yaitu:

1. Proses loading merupakan proses pengisian.


2. Proses unloading merupakan proses pembongkaran.

12
Gambar 2.5 Siklus Bahan Bakar

Setiap batu bara yang ada di PLTU Rembang dipasok oleh supplyer melalui
jalur laut menggunakan tongkang. Proses pembongkaran tongkang dilakukan di Jetty
menggunakan Ship Unloader. Ship Unloader yang ada di PLTU Rembang dilengkapi
4 drum wire – rope trolley. Prinsip kerjanya yaitu mengangkut batu bara dari kapal
tongkang atau kapal pengangkut batu bara menggunakan grab kemudian di unload
material batu bara ke hopper ship unloader yang kemudian di umpankan ke belt
conveyor. Belt conveyor pada siklus ini digunakan untuk memindahkan batu bara dari
tongkang menuju coal yard ataupun menuju unit.

Belt Conveyor (BC) yang ada di PLTU Rembang terdapat 10 belt conveyor yang
memiliki fungsi masing – masing. BC 1 bekerja pada area ship unloader ke junction
tower 1. Junction tower (JT) merupakan bangunan yang berisi komponen diverter gate
yang terdapat pada. two/three way chute yang berfungsi untuk membagi dan mengubah
aliran batubara. BC2 mengalirkan batubara dari JT1 ke JT2. BC 3 terdapat 2 bagian
yaitu BC 3A dan BC 3B yang saling sejajar memiliki head di JT5 dan tail di crusher
house yang melewati JT2, dan JT6. BC 5 mengalirkan batubara dari JT2 ke JT4. BC
6 memiliki head di JT5 dan tail di stacker reclaimer yang melewati JT4. Stacker

13
reclaimer merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan batubara dari jetty (ship
unloader area) ke coal yard (disebut stacking), maupun dari coal yard ke coal bunker
(disebut reclaiming) melalui belt conveyor. Kapasitas coal yard pada PLTU Rembang
adalah untuk coal yard 1 (live stock pile) yaitu 59.200 ton dan coal yard 2 (dead stock
pile) yaitu 341.320 ton. JT7 mengalirkan batu bara dari JT2 ke thelescopic chute.
Thelescopic chute merupakan alat bantu pembongkaran batubara pada dead stock pile
yang ada di coal yard. BC 8 bekerja pada area JT6 dan reclaimer hopper. Reclaimer
hopper merupakan alat yang berfungsi untuk memindahkan batubara dari coal yard ke
coal bunker yang terletak pada dead stock pile dan hanya digunakan sebagai alternatif
untuk supply batubara ke coal bunker apabila coal handling tak dapat menyuplai dari
stacker reclaimer maupun tak dapat direct unloading dari ship unloader. BC 9A/9B
bekerja pada area crusher house ke JT7. Crusher house yang ada di PLTU Rembang
berisi crusher dan vibrating grizzly feeder. Crusher berfungsi untuk menghancurkan
batu bara yang akan masuk kedalam coal bunker menjadi lebih kecil sehingga akan
memudahkan kerja mill pulverizer dalam menggerus batu bara. Crusher yang terdapat
pada PLTU Rembang memiliki tipe ring granulator dengan kapasitas 700 ton/jam
mampu menghancurkan batu bara dengan ukuran diatas 3 cm menjadi berukuran
dibawah 3cm. Penggerak utama crusher memiliki daya 400 KW 1500 Rpm dengan
kecepatan putar rotor 720 Rpm. Vibrating grizzly feeder berfungsi untuk menyeleksi
batu bara. Batu bara yang sudah memiliki ukuran kurang dari 3 cm akan lanjut menuju
coal bungker. Untuk ukuran batu bara yang lebih besar dari 3 cm akan diarahkan ke
crusher untuk dihancurkan menjadi lebih kecil. Vibrating grizzly feeder yang ada di
PLTU Rembang memiliki kapasitas 1100 TPH dengan kapasitas motor 2 x 22 KW
dengan masing – masing 1000 Rpm. BC 10A/10B mengalirkan batu bara dari JT7 ke
tripper. Tripper berfungsi untuk mengarahkan batu bara ke coal bunker. Coal bunker
merupakan tempat penampungan batu bara sementara sebelum memasuki mill
pulverizer dengan melalui coal feeder. Pada PLTU Rembang, setiap unit terdapat 5
coal bunker untuk menyuplai 5 mill pulverizer. Setiap coal bunker yang dimiliki PLTU
Rembang mempunyai kapasitas 8 jam produksi

14
2.5.3 Proses Pembakaran dan Flue gas system
Proses pembakaran dan flu gas system dimulai batubara keluar dari coal
pulverizer sampai sisa debu pembakaran keluar dari stack menuju udara atmosfer.
Pertama – tama batubara yang ditampung pada coal bunker keluar menuju coal feeder.
Coal feeder berfungsi mengatur laju pemakaian batubara sebelum digerus oleh
pulverizer. Setelah digerus oleh pulverizer, batubara yang serupa serbuk halus tersebut
dibawa ke burner oleh primary air melalui pipa – pipa primary air heater. Saat awal
proses pembakaran, batubara tidak langsung menjadi bahan bakar utama tetapi dipatik
terlebih dahulu menggunakan high speed diesel (HSD) yang dikeluarkan melalui oil
gun. Pada pembakaran juga dibutuhkan uadara pembakaran (secondary air) yang
berasal dari force draft fan dan ditampung sementara pada wind box. Setelah proses
pembakaran diatas 30% atau memiliki load 100MW, maka HSD akan dimatikan mulai
dari layer paling atas (layer E). Tiap proses pematian oil gun HSD tiap layer, dilakukan
penyalaan burner batubara secara bersamaan dari layer yang paling bawah (layer A).
Pada proses pembakaran tersebut burner diarahkan pada sudut tertentu sehingga dapat
membentuk bola api (fire ball).

15
Gambar 2.6 Susunan burner pada masing masing corner
Sumber : PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang

Sisa pembakaran batubara ada yang turun kebawah dinamakan bottom ash, dan
ada yang terbang mengikuti udara pembakaran disebut fly ash. Fly ash memiliki
kandungan yang dapat membahayakan kesehatan, maka dari itu digunakan
electrostatic precipitator untuk menangkap fly ash. Setelah fly ash berkurang sekitar
98%, flue gas tersebut dibuang ke udara atmosfer melalui stack atau chimney.
Sedangkan untuk bottom ash yang turun ke bawah diangkut menggunakan Submerger
Scrapper Conveyor dan ditampung dalam bottom ash cylo. Begitu juga dengan fly ash
yang telah disaring atau ditangkap menggunakan electrostatic precipitator akan
ditampung pada fly ash cylo dengan transfer menggunakan udara kompresor.

16
Gambar 2.7 Siklus pembakaran dan flue gas system
Sumber : PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang

2.5.4 Siklus Uap dan Air


Air merupakan bagian yang sangat penting di dalam proses pembangkitan
listrik tenaga uap. Fungsi di dalam PLTU adalah sebagai media penyalur energi dari
proses pembakaran batubara untuk menguapkan air menjadi uap kering yang
digunakan untuk memutar turbin dan turbin akan memutar generator yang akan
menghasilkan listrik. dalam proses air yang digunakan harus memiliki kualitas yang
dibutuhkan agar proses pembangkitan listrik agar maksimal. Maka dari hal tersebut
terdapat proses pengkondisian air laut menjadi air demin yang sesuai dengan yang
dibutuhkan untuk diuapkan di dalam boiler menjadi uap panas lanjut. Siklus air
didalam sistem air utama PLTU dibagi menjadi 2 bagian, yaitu air pengisi dan air
penambah.

17
Gambar 2.8 Siklus Uap dan Air
Sumber : PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang

Air penambah merupakan air yang ditambahkan untuk mengisi sistem air
tertutup apabila levelnya berkurang. Air penambah berasal dari air laut hasil filtrasi
menggunakan saringan pantai, bar screen, trashrack, dan traveling bar screen untuk
menghilangkan kotoran yang terbawa ketika dipompa oleh sea water pump menuju
clorination. PLTU rembang memiliki 4 buah sea water pump. Di dalam clorination
plant air laut ditambahkan zat klorin yang bertujuan untuk menghilangkan biota laut
yang lolos dari filtrasi. Air laut hasil clorination akan masuk ke dalam destilation plant
untuk menghilangkan kadar garam dari air tersebut menjadi raw water. Destilation
plant PLTU Rembang memiliki kapasitas 2 x 3000 t/d dengan desain tekanan -1/+0.05
bar g dengan temperatur 90oC efisiensi 0.85. selanjutnya raw water ditampung kedalam
raw water tank yang berkapasitas 2000 m3/h untuk memenuhi kualitas air pengisi
boiler atau demin water yang memiliki conductivity ≤ 1μ/Cm, kadar Chlorida (Cl) ≤
100 ppb, ferro (Fe) ≤50 ppb, SiO2 ≤ 20 ppb. Untuk air yang tidak memenuhi kualitas,

18
air tersebut akan di tampung di waste water treatment plant untuk dinetralkan sebelum
dibuang kembali ke laut. Ketika kualitas demin water terpenuhi, demin water akan
disimpan kedalam demin water tank yang berkapasitas 2 x 1500 KL. Ketika level dari
air hasil kondensasi untuk siklus tertutup berkurang, maka akan ditambahkan demin
water, penambahan tersebut terjadi didalam condensate storage tank yang berkapasitas
110 m3.

Siklus air pengisi merupakan siklus air pengisi steam drum yang berasal dari
sirkulasi tertutup air dan uap. Siklus bermula dari condensate pump yang mengalirkan
air condensate menuju dearator dengan melewati beberapa komponen lain.
Diantaranya adalah condensate polishing yang berisi resin anion dan kation dengan
desain tekanan 3.5 Mpa dengan temperatur 60oC untuk menangkap kotoran yang
terkandung didalam air kondensat yang berasal dari korosi jalur air dan kebocoran
kondensor. Selanjutnya melaui gland steam condenser dengan luasan 110 m3
digunakan untuk melapisi atau menghalangi uap yang keluar dari celah – celah sudu
turbin dengan cara menyemprotkan uap bertekanan 0.0915 MPa yang berasal dari
steam header kemudian dikondensasikan kondensor dan digunakan untuk
memanaskan air kondensat bertekanan 4.3 MPa sebelum masuk ke deaerator.
Selanjutnya air kondensat akan memasuki pemanasan awal didalam low preasure
heater (LPH) yang berbentuk shell and tube dengan memanfaatkan panas dari bypass
uap low pressure turbine. PLTU Rembang memiliki 4 LPH setiap unitnya, yaitu
LPH#8 dengan heating surface 950 mm, LPH#7 dengan heating surface 650 mm,
LPH#6, dan LPH#5 dengan heating surface 600 mm. Selanjutnya air kondensat masuk
kedalam deaerator untuk menghilangkan O2 didalamnya dengan cara menyemprotkan
uap dari intermediate pressure turbine. Deaerator PLTU Rembang memiliki volume
160 m3 dengan kapasitas output 1080 t/h pressure 1 MPa dengan temperatur 350oC.
Selanjutnya air pengisi tersebut masuk boiler feed pump (BFP) untuk dipompakan
kedalam boiler. BFP PLTU Rembang memiliki 3 buah setiap unitnya. 2 berjenis yaitu
BFPT yang di gerakkan oleh uap boiler dan 1 MBFP yang di gerakkan oleh motor.

19
Semua memiliki kapasitas 410 m3/h kecepatan 1480 r/min. Sebelum masuk boiler air
mengalami pemanasan awal lanjut di dalam high preassure heater (HPH) dengan
memanfaatkan bypass uap panas dari high preassure turbine. HPH PLTU rembang
berjenis shell and tube berjumlah 3 buah dengan HPH#3 heating surface sebesar 1080
mm, HPH#2 heating surface 1400 mm dan pada HPH#1 heating surface sebesar 1260
mm. Air yang masuk boiler dengan temperatur 277oC bertekanan 17,9 MPa.
Selanjutnya air tersebut masuk steam drum untuk dipanaskan dan dipisahkan air
dengan uap. Air akan turun melewati down comers dan dipanaskan lagi di dalam wall
tube yang berkapasitas 138 m3 dan uap akan dilewatkan ke superheater. Di dalam
superheater uap basah yang berasal dari steam drum akan dipanaskan hingga menjadi
uap kering. Superheater memiliki bagian – bagian untuk meningkatkan suhu uap secara
bertahap. Yang pertama adalah ceiling superheater, low temperature superheater
memanaskan dengan temperatur 455oC untuk menghasilkan uap kering dengan
temperatur 430.5oC – 431.8oC. Selanjutnya larger platen superheater uap kering
dipanaskan dengan temperatur 466.5oC – 468.2oC untuk menghasilkan uap panas
432.8oC – 436.7oC. Selanjutnya real platen superheater melakukan pemanasan
508.1oC – 508.5oC hingga menghasilkan uap panas 492oC – 497.2oC. dan yang terakhir
adalah high temperature superheater yang menghasilkan uap kering final 537.7oC –
538.9oC bertekanan 17.4 MPa. Uap panas final tersebut akan diekspansikan kedalam
HP turbine yang memiliki 8 tingkat dengan tekanan turun menjadi 40 kg/cm2 dengan
temperatur 300oC. Uap panas hasil HPH harus masuk kedalam reheater di boiler
kembali untuk menaikkan entalpinya dan temperaturnya agar menjadi 500oC kembali
untuk diekspansikan kembali kedalam intermediate pressure turbine menjadi
bertekanan 10 kg/cm2 dengan temperatur 300oC, dan langsung diekspansikan kembali
menjadi bertekanan 56 mmHg (vacum) suhu 40oC. Selanjutnya uap tersebut
dikondensaiskan di condenser. Condenser PLTU Rembang memiliki model N-13760
dengan kapasitas steam flow 618 ton/h dan circulating water flow 48500 m3/h. Proses
kondensasi uap tersebut menggunakan sistem pendinginan air terbuka dari temperatur
30oC menjadi 37oC. Sistem air terbuka ini dipompa oleh circulating water pump

20
(CWP). CWP PLTU Rembang berjumlah 4 buah untuk 2 buah condenser pada 2 unit
yang masing – masing CWP memiliki kapasitas head total 18 m input power 1.8 MW.
Rotating speed 425 rpm dengan efisiensi 86% dengan menggunakan pendinginan
bertingkat (oli mendinginkan bearing, oli didinginkan air demin yang disirkulasi) pada
bearing CWP akan melewati debris filter untuk proses penyaringan agar air pendingin
kondensor tidak merusak tube – tube condenser, air pendingin akan dibuang kelaut
dengan sisi yang berjauhan dari sisi inlet air pendingin, dan untuk uap air dari low
preassure heater akan berubah menjadi air kondensat lalu masuk kedalam condensate
storage tank untuk melanjutkan siklus tertutup.

2.6 Lokasi Dan Layout PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang


PLTU Rembang terletak di Desa Leran dan Desa Trahan, Kec.Sluke, Kab.
Rembang pada koordinat 110°-111°30’ BT dan 6°30’-7° LS. Lokasi PT PJB UBJ
O&M PLTU berjarak sekitar 137 km dari Semarang ke arah timur dan menghadap ke
utara Laut Jawa serta berjarak sekitar 600 meter dari jalan utama pantai utara Jawa
Tengah bagian timur.

Gambar 2.9 Lokasi PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang


Sumber : https://www.google.com/maps/

21
Gambar 2.10 Layout PLTU Rembang
Sumber : PT. PT. PJB UBJ O&M PLTU Rembang

Keterangan :

1. Turbine
2. Generator
3. Deaerator Bay
4. Boiler
5. Central Control Building
6. ESP
7. ESP Building
8. Chimney
9. Demin Tank

22
10. Raw Water Tank
11. Water Treatment Plant
12. Desalination Plant
13. Switchyard
14. Substation Control Building
15. HSD Tank
16. Out Fall
17. Jetty
18. Pump it & Pump House
19. Inlet Channel
20. Electro Chlorination Plant
21. Fire Fighting Pump House
22. Fire Station
23. Workshop & Storage
24. Masjid
25. Kantin
26. Administration Building
27. Domestic Sewage Treatment Plant
28. Parkir
29. Ash Pound
30. Deaerator
31. Coal Yard
32. Discharge Channel
33. Dead Coal Yard
34. Coal Run OFF Pound
35. Auxiliary Boiler
36. Hydrogen Plant
37. Bottom Ash Silo
38. Fly Ash Silo

23
39. Coal Crusher House
40. Coal Handling Control Building
41. Seal Pit
42. Generator Transformer
43. Intake Pipe
44. Shelter
45. Junction Tower Conveyor & Belt conveyor

24
BAB III

PENEMPATAN KERJA PRAKTEK


3.1 Uraian Kegiatan
Kegiatan magang dilakukan pada hari Senin – Jum’at. Jam kerja, Senin –
Jum’at : 07.30 – 16.00. Berikut ada lah kegiatan harian yang dilakukan selama
Kerja Praktek :

No Tanggal Uraian/Catatan/Perubahan

1 17 Juni 2019 Mengurus Administrasi

2 18 Juni 2019 Pengarahan Safety Induction

3 19 Juni 2019 Pengarahan Safety Induction

4 20 Juni 2019 Study Literature di perpustakaan

5 21 Juni 2019 Penempatan Di Har Listrik

6 24 Juni 2019 Perkenalan bagian di HAR Listrik

7 25 Juni 2019 Mengganti filter pada seal oil System

8 26 Juni 2019 Pemberian materi Single Line oleh Supervisor

9 27 Juni 2019 Keliling ke Unit

10 28 Juni 2019 Study Literature di Workshop

11 1 Juli 2019 Study Literature di Workshop

12 2 Juli 2019 Mengganti Skun pada Motor Water Pump

25
13 3 Juli 2019 Belajar Mandiri

14 4 Juli 2019 Perbaikan Trafo

15 5 Juli 2019 Mengurus Izin UAS

16 8 s/d 19 Juli 2019 Izin UAS

17 22 Juli 2019 Mengurus Perpanjangan ijin Kp

18 23 Juli 2019 Safety induction

19 24 Juli 2019 Konsultasi Laporan Kerja Praktek

20 25 Juli 2019 Konsultasi Laporan Kerja Praktek

21 26 Juli 2019 Pengarahan Dari pembimbing

22 29 Juli 2019 sharing laporan KP

23 30 Juli 2019 Sharing dengan mentor di uit Genertaor

24 31 Juli 2019 Sharing dengan mentor di uit Genertaor

25 1 Agustus 2019 Penyusunan Laporan Kerja Praktek

26 2 Agustus 2019

3.2Pengertian dan tujuan pemeliharaan

Pemeliharaan adalah proses kegiatan pemeliharaan yang meliputi rangkaian


tahapan kerja yang teratur, mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
pengendalian, penelitan dan pengembangan [1].

Tujuan Pemeliharaan adalah sebagai berikut :

26
1. Meningkatkan kehandalan dan kinerja pembangkitan
2. Mendayagunakan Aset dan Sumber Daya Pembangkitan dengan perilaku biaya
paling efektif dan efisien
3. Menerapkan metoda kerja terbaik yang tersedia untuk mencapai pemeliharaan
dengan standar tinggi.
4. Mendayagunakan sistem monitoring (real-time) yang efektif untuk
pengontrolan dan penilaian kerja pemeliharaan
5. Meningkatkan pelaksanaan pemeliharaan prediktif dan preventif untuk
menurunkan tingkat kerusakan peralatan dan biaya-biaya terkait
6. Menciptakan lingkungan kerja yang melibatkan pegawai dari segi
kekuatannya, loyalitasnya, produktifitasnya, dan pengembangan yang
berkelanjutan.

Aktifitas pemeliharaan pada unit pembangkit bertujuan untuk:


1. Mengembalikan Performance Mesin
2. Memperbaiki Efisiensi
3. Meningkatkan Faktor Ketersediaan (Availability Improvement)

Meningkatkan kehandalan (Reliability Improvement

3.2 JENIS-JENIS PEMELIHARAAN

3.2.1 Preventive Maintenance


Preventive maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang
dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang tidak terduga dan
menemukan kondisi atau keadaan yang dapat menyebabkan fasilitas produksi
mengalami kerusakan pada waktu proses produksi. Jadi, semua fasilitas produksi yang
mendapatkan perawatan (preventive maintenance) akan terjamin kontinuitas kerjanya
dan selalu diusahakan dalam kondisi atau keadaan yang siap dipergunakan untuk setiap
operasi atau proses produksi pada setiap saat. Tujuan dari preventive

27
maintenance adalah untuk mencapai suatu tingkat pemeliharaan terhadap seluruh
pralatan produksi agar memperoleh suatu kualitas produk yang optimum [1], kegiatan
pada preventive biasanya meliputi:

• Inspeksi kegiatan pemeliharaan periodik untuk memeriksa kondisi


komponen peralatan produksi.
• Pemeliharaan berjalan/sering disebut Running maintenance merupakan
kegiatan pemeliharaan tanpa menghentikan peralatan yang sedang
beroperasi.
• Penggantian komponen yang kecil merupakan pemeliharaan yang
menggantikan komponen kecil saja.
• Shutdown Maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan ketika alat
produksi sedang offline/sedang berhenti memproduksi.

1. Manfaat preventive maintenance


• Memperkecil overhaul (turun mesin).
• Mengurangi kemungkinan reparasi berskala besar.
• Mengurangi biaya kerusakan/pergantian mesin.
• Memperkecil kemungkinan produk-produk yang rusak.
• Meminimalkan persediaan suku cadang.
• Memperkecil hilangnya gaji–gaji tambahan akibat penurunan mesin
(overhaul).
• Menurunkan harga satuan dari produk pabrik.

3.2.2 Prediktif Maintenance

Adalah sebuah proses yang membutuhkan teknologi dan skill SDM, yang
memadukan dan menggunakan semua dat dianogsa dan kinerja, sejarah keruskan, data
operasi, dan data desain yang tersedia, untuk membuat keputusan entang kegitan
pemrliharaan terhadap sebuah peralatan kritikal.

28
Pemeliharan Prediktif mengacu pada konsep kulva kerusakan”bathtup”, dimana
sebuah peralatan akan memiliki resiko kegagalan yang tinggi pada masa awal dan ahkir
operasi [1].

Berikut adalah contoh-contoh aplikasi yang mengacu pada metode


pemeliharaan prekdiktif ;

• Thermography
• Oil Analysis
• Ultrasonic Analysis
• Partial Discharge Analysis
• Motor Analysis
Kelebihan ;
• Meningkatkan umur operasional komponen(availability)
• Memungkinkan menghilangkan tindakan-tindakan yang bersifat korektif
• Mengurangi downtime peralatan atau proses
• Kualitas produk yang baik
• Meningkatkan kualitas kerja dan keselamatan lingkungan
• Meningkatkan moral kerja
• Menghemat energy
• Lebih hemat 8%-12% terhadap pemeliharaan preventif
Kekurangan ;
• Meningkatkan investasi untuk peralatan diagnostic
• Menaikan investasi untuk pelatihan staff
• Potensi penghematan tidak bias segera dilihat oleh manajemen

3.2.3 Reaktif Maintenance

Adalah keadaan dimana sebuah kegagaln terjadi tanpa diketahui sebelunya, dan
kita be-reaksi untuk segera memperbaikinya.

29
Reactive maintenance bersifat sangat mengganggu (disruptive), paling banyak
memakan biaya dan tidak efektif [1].

Kelebihan ;

• Biaya rendah
• Tidak memerlukan banyka pegawai

Kekurngan ;

• Biaya bertambahkarena downtime peralatan yang tidak direncanakan.


• Biaya pekerja bertambah, terutama jika diperlukan lembur.
• Biaya mencakuo juga perbaikan atau penggantian peralatan.
• Berpotensi memberikan kerusakan peralatan/proses sekunder akibat
kegagalan suatu peralatan.
• Pemakaina sumber daya manusia yang tidak efesien.

3.2.4 Proaktif Maintenance

Adalah proses pencegahan yang menyebabkan terjadinya kerusakn, melakukan


identifikasi melalui preventive maintenance oleh teknisi dan penyebab yang memicu
siklus kerusakan untuk menjamin agar asset terus menerus bekerja memenuhi fungsi
yang diharapkan, dalam konteks operasinya saat ini [1].

PAM menekankan pada kebutuhan analisis pemeliharaan dengan menjawab 7


pertayaan dasar sbb;
1. Apa fungsi peralatan?
2. Standard prestasi kaitannya dari asset pada konteks operasinya saat ini?
3. Dengan cara apa dia gaal memenui fungsi yang di harapkan?
4. Apa penyebab dari kegagalan fungsinya?
5. Apa pengaruh dari setiap kegaalan?
6. Apa yang dilakukan untuk mencegah setiap kegagalan?
7. Apa yang harus dilakukan bila pencegahan yang cocok tidak ditemukan?

30
Kelebihan ;
• kegagalan peraltan yang tiba-tiba.
• Memungkinkan untuk Bisa jadi merupakan program pemeliharaan yang
paling efesiensi.
• Mengurangi biaya karena adnya pengurangan kegiatan pemeliharaan atau
overhaul yamg tidak diperlukan.
• Meminimalisirnfrekuensi overhaul
• Mengurangi kemungkinan focus kegiatan pemeliharaan pada komponen-
kompone kritis.
• Meningkatkan reliability komponen.
• Root Cause Analysis dilakukan secara korporat.
Kekurangan ;
• Dapat memberikan biaya startip, training, maupun yang singnifikan’
• Saving tidak bias segera dilihat oleh manajemen

3.2.5 Corrective Maintenace

Kerusakan atau kegagalan suatu peralatan yang tidak direncanakan tersebut


ditemukan oleh bidang operator disaat operator melakukan pengecekan. Setelah itu
bidan operator melaporkan ke CCR (Control Center Room) untuk dibuatkan SR
(Service Request) yang nantinya Service Request tersebut diterbitkan oleh bidang
rendal HAR menjadi WO (Work Order). Setelah penerbit Work Order, bidang
prmeliharaan berkoordinasi dengan bidang CCR untuk melakuna perbaikan pada suatu
peralatan tersebut. Setelah bidang CCR mengizinkan perbaikan maka berkoordinasi
kembali dengan bidang K3 dan PTW. Demikian kesimpulan singkat alur Corrective
Maintenance [1].

31
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Generator
Secara umum Generator berfungsi mengubah tenaga mekanik yang dihasilkan
oleh turbin menjadi tenaga listrik. Tenaga mekanik yang dimaksud bisa didapatkan dari
tenaga air, tenaga angin, tenaga panas bumi, tenaga matahari, tenaga diesel, tenaga gas,
tenaga uap, dan tenaga nuklir. Prinsip kerja generator berdasarkan hukum faraday
yakni apabila suatu penghantar diputarkan didalam sebuah medan magnet sehingga
memotong garis garis gaya magnet maka pada ujung penghantar tersebut akan
timbulkan ggl (garis gaya listrik) yang mempunyai satuan volt. Ada struktur
kumpaaran pada mesin sinkron yaitu kumparan medan pada rotor yang mengalirkan
penguat pada DC dan sebuah kumparan jangkat pada stator tempat dibangkitnya GGL
aarus bolak balik. Kumparan DC pada medan magnet yang berputar dihubungkan pada
sumber listrik DC luar melalui slipring dan sikat arang [2].

4.1.1 Fungsi Dan Kontruksi Komponen generator


A. Komponen Stator
1. Stator Frame

Generator frame didesain explosion safe yaitu frame dapat bertahan bila terjadi
ledakan internal karena terjadi percampuran hydrogen dengan udara, sehimgga ledakan
tidak melukai manusia, merusak peralatan ataupun bangunan. Dalam kondisi beroprasi
udara tidak akan bisa masuk dalam generator karena tekanan hydrogen didalam
generator lebih tinggi dari tekanan atmosfir oleh karena itu operasi generator dikatakan
aman sepanjang purity dan hydrogen selalu dijaga [2].

2. Stator Frame Mountin

32
Merupakn tempat dimana stator diikat dengan frame berupa pegangan yang
cukup utuk meredam adanya vibrasi karena tarikan kutub rotor dengan stator core
sehingga getaran yang dialami oleh pondasi bias diredam seminimal mungkin.

3. Stator Core
Terdiri dari plat silicon dengan loses rendah divamish dan disatukan dengan
building bold trought bold.

4. Terminal Generator
Main lead bushing terletak dalam gas tight lead box yang ada dibawah frame
pada ujng eksiter. Ada 6 bushing pada leadbox, 3 digunakan sebagai main lead untuk
output generator yang dihubungkan generator transformer sedangkan 3 lainnya
digunakan untuk netral.

B. Komponen Rotor
1. Rotor shaft
Rotor shaft diuat dari baja yang mengandung chromiu, nikel, molybdenum,dan
vandium

2. Rotor cool

Rotor cool terbuat dari trmbaga berlubang sebagai jalur hydrogen untuk
mendinginkan rotor coll. Rotor coll harus didesain kuat menghadapi rotasi dan termal
expansion. Saat star dan sutdown maupun perubahan generator,lilitan dari rotor akan
bergerak relatife terhadap strukturnya .

3. Bearing
Lower bearing terdiri dari rumah dengan dudukan spherical,dengan 2 bantalan
simetris yang dapa t bergerak sehingga menjaga bearing dan poros rotor bebas dari
tekanan akibat defleksi poros ataupun misalignment.

33
4. Gland Seal Ring
Sistem glan seal dilengkapi dua aliran oil yaituhydrogen SIDE untuk aliran
pada sisi luar. Masing masing memiliki independent sirkuit . Kedua oil masuk melalui
kaup pressure equalizing untuk mengendalikam trkanan masuk sehingga diharapakn
tidak ada pertukaran kedua oil tersebut pada gland seal. Sifat dar hydrogen sideseal oil
jenuh dengan hydrogen sedangkan air side seal oil jenuh dengan udara sehingga dengan
tiada pertukaran antara keduanya, kecil kemungkinan hydrogrnt bocor keluar atau
udara masuk ke generator.

4.2 Generator di PLTU Rembang


Di PLTU Rembang ini terdapat 2 unit generator yang beroperasi dengan jenis
generator sinkron. Generator yang digunakan pada PLTU Rembang adalah merek
Dongfang Electric model QFSN-300-2- 20B tipe Self-Shunt Static Excitation H2O-H2-
H2 Cooled Generation Unit. Gambar 3.1 berikut ini merupakan gambar name plate
generator pada PLTU Rembang

Gambar 4.1 Name Plat Generator PLTU Rembang


Sumber : PT. PT. PJB UBJ O&M PLTU Rembang

34
Dari penjelasan Name Plate Generator pada gambar 3.1 dapat dijabarkan
sebagai berikut :

Tabel 4.1 Penjelasan Name Plate pada Generator


NO Point Keterangan Penjelasan
QFSN-300- Q Bersumber dari turbin
1 Type F Kode Generator
2-20B
Pendingin stator
S
menggunakan air
Pendingin rotor
N
menggunakan H2
Rating daya yang
30
0 dihasilkan 300MW
2 Jumlah kutubnya 2
Rating tegangan yang
20
dihasilkan 20Kv
Eksitasinya berasal
B dari
generator itu sendiri
Kapasitas maksimal yang dapat
2 Capacity 353 MVA
dicapai dari proses produksi
daya
pada generator adalah 353 MVA
Rating daya aktif yang
3 Output 300 MW dihasilkan
dari generator adalah 300 MW
Stator Besar tegangan di stator sebesar
4 20 Kv 20
Voltage
Kv
Stator Arus yang mengalir pada stator
5 10189 A
Current sebesar 10189 Ampere
Power Faktor daya dari output daya
6 0,85
Factor generator sebesar 0,85

35
Frekuensi yang dihasilkan dari
7 Frequency 50 Hz
generator sebesar 50 Heartz
Kecepatan putaran rotor
8 Speed 3000 rpm generator
sebesar 3000 putaran per menit
Insulation Batas suhu maksimal pada
9 F
Class kumparan di generator 155o C
Hydrogen Tekanan pendingin hidrogen
10 0,30 Mpa yang
Pressure
diberikan ke dalam generator
Max Tekanan maksimal pendingin
11 0,35 Mpa
Hydrogen hidrogen yang diberikan ke
Pressure dalam
Generator
Winding Generator ini menggunakan
12 Y
Connection hubungan Y untuk kumparannya
Cooling Water Besar aliran air yang dialirkan
13 Flow of stator 45 m3/h sebagai pendingin stator sebesar
winding
45m3/h
Cooling Water
Pressure of Stator
Winding Besar rating tekanan air sebagai
14 0,20 MPa pendingin stator sebesar 0,20 MP

15 Field 2075 A Medan magnet generator yang


Current dihasilkan sebesar 2075 Ampere

16 MFG Date 2008.9 Generator ini diproduksi pada


bulan September tahun 2008

17 MFG No HD186-1- Nomor produksi generator ini


12 adalah HD186-1-12

Standar spesifikasi dari


International Electrothecnical
Code Commission untuk mesin
18 IEC60034-3 keceatan tunggal, 3 fasa, motor

36
induksi dengan 2,4 kutub atau 6
kutub.

Dan dibawah ini akan ditampilkan beberapa gambar letak ruangan generator di
PLTU Rembang :

Gambar 4.2 Letak Ruangan Generator


Sumber : PT. PT. PJB UBJ O&M PLTU Rembang

Gambar 4.3 Letak Ruangan Generator


Sumber : PT. PT. PJB UBJ O&M PLTU Rembang

37
4.3 Sistem eksitasi generator
Generator merupakan peralatan yang berfungsi untuk membangkitkan listrik
atau mengkonversikan energi mekanik menjadi energi listrik. Didalam proses
pembangkitannya, sebuah generator membutuhkan adanya sumber medan magnet.
Medan magnet ini dapat diperoleh dari magnet permanen ataupun induksi magnet
listrik, dengan cara mengalirkan sumber tegangan searah kedalam kumparan rotornya.
Dalam hal demikian, diperoleh generator dengan penguatan bebas seperti diperlihatkan
pada gambar 4.4 dibawah [3].

- Rf

Vf If G Ea vt

+
Ia

Gambar 4.4. Generator Penguatan Bebas.


Dari gambar 1.1, menunjukkan bahwa besar tegangan lawan (ggl lawan) yang
dibangkitkan generator sepenuhnya tergantung dari besar kecilnya arus medan (If) atau
tegangan medan (Vf).

Untuk mengeluarkan sumber tegangan dc ke dalam kumparan medan (rotor) dapat


dilakukan dengan dua cara, yaitu :
a. Statik.
b. Dinamik.

38
Statik eksitasi

Yang dimaksud dengan statik eksitasi adalah cara untuk mendapatkan medan
magnit pada rotor agar terjadi ggl induksi pada kumparan stator, dimana sumber
tegangan dc tidak bergerak (statik / tidak ikut berputar ). Sehingga didalam statik
eksitasi membutuhkan cincin geser (slipring) dan sikat arang sebagai media
penghubung antara bagian yang berputar (rotor) dengan bagian yang diam (sumber
tegangan DC / batterai).

Contoh dari statik eksitasi ini diperlihatkan dalam gambar 4.5

Main Generator
Slip Ring

Field Armature
3 Phase AC CT PT

DC
Regulator

AC
Regulator
AUX : Input

*Alternatively From Auxiliary Bus

Gambar 4.5. Prinsip Eksitasi Statis

Dinamik eksitasi Yang dimaksud dengan dinamik eksitasi adalah cara untuk
mendapatkan medan magnet pada rotor agar terjadi ggl induksi pada kumparan stator

39
dimana sumber tegangan dc ikut bergerak/berputar (dinamis). Sehingga dalam eksitasi
dinamik tidak membutuhkan sikat arang maupun slipring, karena sumber dc-nya ikut
berputar.

Sistem yang demikian disebut juga Brushless Excitation System ( Sistem eksitasi tanpa
sikat ). Contoh dari sistem ini diperlihatkan pada gambar 4.6.

Rotating Structure
Pilot Exciter Main Generator

AC Exciter
Armature Field Armature
N

S
Armature
CT PT

Field

Regulator Manual Control


AUX input

Gambar 4.6. Sistem Eksitasi Dinamik

4.3.1 Sistem Pengaturan Tegangan.


Telah disebutkan diatas bahwa untuk mengatur tegangan keluaran atau terminal
generator diperlukan eksitasi. Sehingga eksitasi generator berfungsi untuk mengatur
tegangan agar tetap berada pada batas-batas tegangan yang diinginkan akibat adanya
perubahan beban.

40
Berdasarkan loop pengaturan maka dapat dibedakan menjadi dua sistem, yaitu :
a. Sistem pengaturan terbuka ( Open Loop ).

b. Sistem pengaturan tertutup ( Close Loop ).

Sistem Pengaturan Terbuka

Pada sistem ini tegangan generator yang diinginkan secara langsung diatur dari
inputnya (masukannya) setiap saat bila terjadi penyimpangan pada tegangan generator
yang diakibatkan oleh gangguan atau perubahan beban, maka inputnya diatur secara
manual, hingga didapatkan tegangan generator yang konstan.

Block diagram dari sistem ini diperlihatkan pada gambar 4.7. Sedang aplikasi pada
sistem pengatur tegangan generator diperlihatkan pada gambar 4.8.

R (s) = Referensi Masukan

R (s) G (s) C (s) G (s) = Forward Elemen.

C (s) = Output.

Gambar 4.7. Blok diagram sistem eksitasi pengaturan terbuka

Exiter Field Rheostat

Exiter AC
EX
Shunt Field Gen

41
Gambar 4.8. Sistem pengaturan tegangan generator terbuka
Untuk mengatur tegangan generator agar selalu konstan, maka arus medan diatur
secara manual dengan menggeser-geser tahanan geser ( Rsh ).

Sistem Pengaturan Tertutup

Sistem pengaturan tertutup ini lebih dikenal dengan istilah Feed Back Control
System (sistem kendali umpan balik). Dimana setiap saat sinyal output generator
diumpankan balik, untuk dibandingkan dengan sinyal referensi masukan guna
memperkecil sinyal kesalahan ( error ). Sehingga output (tegangan) generator tetap
berada pada batas-batas yang diinginkan.

Berarti pada sistem ini tegangan generator dapat dijaga secara otomati, tanpa
bantuan tenaga dari luar sistem tersebut. Block diagram dari sistem ini diperlihatkan
pada gambar 4.9.

R (s) G (s) C (s)

H (s)

Gambar 4.9. Block diagram sistem pengaturan tertutu

4.3.2 prinsip kerja sistem eksitasi


Saat generator diputar, pilot exciter yang memiliki permanent magnet pada
rotor (fieled) coilnya akan membangkitkan tegangan AC. Power ini kemudian akan
menjadi sumber power untuk AVR (Automatic Voltage Regulator). AVR (Automatic
Voltage Regulator) merupakan suatu peralatan yang terpasang dalam sistem
penguatan. Eksitasi generator berfungsi sebagai unit / peralatan pengendali tegangan
keluaran generator bekerja secara otomatis dalam arti tanpa campur tangan pihak luar
(manusia).

42
Komponen Sistem Ekstasi

Untuk membangkitkan medan magnet pada rotor diperlukan arus searah (DC)
yang diairkan kekumparan motor yang disebut penguat. Piranti yang berfungsi untuk
memasok arus penguat ini disebut eksiter. Pada prinsipnya terdapat dua macam system
eksitasi brushles dan system eksitasi statis arus penguat aliran kekumparan rotor
melalui slipring.

1. Excitation Transformer
Excitation Transformer berfungsi untuk mengambil daya dari
output generator untuk digunakan arus penguat pada rotor. Excitation
Transformer ini dihubugnkan ke AVR [4].

2.AVR
AVR ( Autimatic Voltage Regulator) berfungsi untuk
menyearahkan sumber AC 3 fasa dari excitation transformer menjadi
DC dan menggendalikan arus penguat tersebut pada generator [5].

3.Brushu Exciter
Komponen Ini berfungsi untuk mentransferkan arus dari VR ke
rotor coll melalui sikat arang. Karena dalam kondisi beroperasi sikat
arang bergesek terus menerus dengan slip rimgs sehingga sikat arang
akan terkikis maka diperlukan pergantian sikat arang secara berkala.

4.Stator Cooling Water


Air pendingin stator coil brasal dari air demineralisasi yang
kemudian ditreatment kembali agar memiliki counductivity yang
rendah sekitar0.1us/cm

5. Insulated Phase Busduct (IPB)

43
IPB berfungsi untuk menghubungkan terminal generator
kegenerator transformer , PT/SA dan excitation transformer. IPB

4.3.3 Fungsi AVR


Fungsi AVR (Automatic Voltage Regulator) antara lain :

a. Mengatur tegangan keluaran generator agar tetap konstan (stabil).

b. Mengatur besarnya daya reaktif.

c. Mempertinggi kapasitas pemuatan (Charging Capacity) saluran transmisi tanpa


beban dengan mengendalikan eksitasi.

d. Menekan kenaikan tegangan pada pembuangan beban (Load Rejection).

e. Menaikkan batas daya stabilitas peralihan.

Karena mempunyai fungsi seperti tersebut diatas, maka AVR harus mempunyai sifat
antara lain:

a. Mudah dikendalikan.

b. Dapat mengendalikan dengan stabil.

c. Mempunyai respon / tanggapan yang cepat.

d. Tegangan yang dikendalikan harus sama dengan tegangan yang diinginkan dan
diperoleh dari AVR.

4.3.4 Jenis-jenis AVR


Berdasarkan cara penyediaan dayanya, jenis AVR yang digunakan pada sebuah
unit pembangkit dapat dibedakan menjadi 3, antara lain :

a. AVR type Magnetic Amplifier ( penguat magnet ).

b. AVR type Static Excitation System ( eksitasi static ).

c. AVR type Brushless Excitation System ( eksitasi tanpa sikat arang ).

44
4.3.5 Bagian bagian utama AVR

Konstruksi AVR

Dalam pembahasan bagian-bagian utama dan konstruksi AVR disini akan


dibatasi pada konstruksi AVR tanpa sikat, karena dalam perkembangannya sistem
eksitasi tanpa sikat yang paling banyak digunakan pada unit-unit pembangkit dewasa
ini. Sistem eksitasi tanpa sikat ini dilengkapi dengan air cooler sebagai pendingin dan
udara disirkulasikan oleh fan yang ditempatkan pada ujung poros AC eksiter dan PMG
[6].

45
Gambar 4.10. Konstruksi AC Exciter

AC Exciter

AC Exciter adalah jenis yang sama dengan generator sinkron konvensional tapi
mempunyai tipe jangkar berputar dan frekuensi tinggi. Rotor AC exciter ditempatkan
pada poros yang sama dengan rotating rectifier. Kumparan jangkar adalah 3 phasa
terhubung Y dan diisolasi yang diperkuat dengan pengujian tergangan tinggi [7].

Gambar 4.11. Konstruksi AC Exciter


Rotating Rectifier

Rotating rectifier terdiri dari rectifier wheel (didalamnya ditempatkan silicon


diode) dan fuse (serta resistor). Rangkaian rotating rectifier diindikasikan : 1S-8P-6A

dimana :

46
a) 1S menyatakan jumlah seri silicon diode,
b) 8P menyatakan jumlah paralel silicon diode yaitu 8, dan
c) 6A menyatakan jumlah cabang yaitu 6, yang juga adalah rangkaian penyearah
gelombang penuh 3 phasa.

Jadi dalam sistem rotating rectifier ini digunakan 48 buah silicon diode atau 24
pasang (forward polarity dan reverse polarity). Forward polarity ke posisi plus dan
reverse polarity ke posisi minus. Gambar 4.12 memperlihatkan rangkaian rotating
rectifier. Fuse dihubungkan seri dengan silicon diode agar dapat menonaktifkan bagian
yang berhubungan sekiranya terjadi kegagalan pada diode. Jika fuse putus, fuse
indikator akan terbuka karena gaya sentrifugal dan kondisi ini dapat dengan mudah
diperiksa dengan stroboscope.

47
Gambar 4.12. Konstruksi Rotating Rectifier

Permanent Magnet Generator.

Permanent Magnet Generator (PMG) adalah generator sinkron yang sistem eksitasinya
menggunakan magnet permanen, umumnya PMG berkapasitas kecil. Pada sistem
eksitasi tanpa sikat ini digunakan PMG sebagai penyedia daya untuk eksitasi AC

48
Exciter dan komponen regulator. PMG terdiri dari magnet permanen berputar dan
jangkar yang diam digulung untuk output 3 phasa. Magnet telah distabilkan selama
pembuatan PMG untuk mencegah perubahan tegangan output akibat hubung singkat
pada system [8].

Gambar 4.13. Konstruksi Permanent Magnet Generator (PMG)

49
4.3.6 Pemeliharaan AVR
Pemeliharaan pada peralatan-peralatan AVR dimaksud untuk mengetahui
kerusakan secara dini bagian-bagian dan sistem AVR agar dapat menjamin operasi
yang aman dari operasi generator. Dengan pemeliharaan yang teratur dapat
memberikan suatu masukan, untuk menganalisa dalam mengatasi terjadinya gangguan
pada sistem AVR dengan cepat dan tepat. Ada 4 macam pemeriksaan pada AVR :

a. Pemeliharaan Harian.
b. Pemeliharaan Mingguan.
c. Pemeriksaan Unit Stop.
d. Pemeliharaan Tahunan ( Unit Overhoul ).

Pemeliharaan harian

Pemeliharaan harian dilaksanakan pada bagian pengukuran (parameter)


indikator dari sistem pendinginan ruangan AVR (fan motor bagi AVR yang tidak
ditempatkan diruang AC), bila fan tidak operasi agar dioperasikan fan yang menjadi
cadangannya, dan lain-lain.

Parameter yang diperhatikan pada saat pemeliharaan harian adalah sebagai berikut :
a) Posisi motor 90E.
b) Posisi motor 70E
c) Daya aktif generator ( P ).
d) Daya reaktif generator ( Q ).
e) Tegangan terminal generator ( VT ).
f) Tegangan exciter ( VF ).
g) Arus exicter ( IF ).
h) Indikator meter dari sistem penyalaan ( Firing ).
i) Indikator dari sumber tegangan DC untuk sistem alarm dan kontrol.

50
Pemeliharaan Mingguan

Pemeliharaan mingguan dilaksanakan pada :

1. Sistem Slip Rings (bagi yang ada) meliputi :

a) Kondisi bunga api dan sikat arang.


b) Panjang sikat arang.
c) Tekanan sikat arang.
d) Pemerataan arus pada sikat arang.
2.Base Adjuster 70E

Pembersihan kotoran debu pada rangkaian resistance dengan menggunakan


elektro contact cleaner ( jika memungkinkan ).

3. Voltage Adjuster 90R

Pembersihan kotoran debu pada rangkaian resistance dengan menggunakan


elektro contact cleaner ( jika memungkinkan ).

Pemeriksaan Unit Stop

Pada kondisi unit stop, dapat dilaksanakan pemeliharaan meliputi pada bagian AVR
dari panelnya meliputi :

a) Item pada pemeliharaan mingguan.


b) Pembersihan debu/kotoran pada bagian AVR dan panelnya yang dapat
dijangkau oleh vacum cleaner.
c) Pemeriksaan sambungan-sambungan terminal kabel atau baud tap pada
resistor terhadap yang kendor dan kelainan yang ada.
Pemeliharaan Tahunan.

Pemeliharaan tahunan biasanya dilaksanakan bersamaan pada saat unit di overhold


dengan waktu cukup lama. Bagian AVR yang diperlukan meliputi :

51
1. Motor Voltage Adjuster ( 90R )

a) Ukur panjang sikat arang, ganti bila sikat arang kurang dari 7 mm (batas
minimum 5 mm ).
b) Karakteristik motor dengan injeksi tegangan DC.
c) Kondisi minyak pelumas, bila kurang tambah dengan minyak yang
sama atau ekivalen.
d) Periksa Kondisi gearbox
e) Kebersihan dari debu dan lain-lain.
f) Sambungan terminal yang kendor bila ada kencangkan.
2. Motor Base Adjuster ( 70E )

a) Ukur panjang sikat arang, ganti bila sikat arang kurang dari 7 mm (batas
minimum 5 mm ).
b) Karakteristik motor dengan injeksi tegangan DC.
c) Kondisi minyak pelumas, bila kurang tambah dengan minyak yang
sama atau ekivalen.
d) Periksa Kondisi gearbox
e) Kebersihan dari debu dan lain-lain.
f) Sambungan terminal yang kendor bila ada kencangkan.
3. Panel AVR dan Modul-modul Card

a) Kebersihan dari debu dan kotoran lian.


b) Sambungan terminal kabel dari konektor yang kendor.
c) Card-card diperiksa dengan pemeriksaan visual terhadap komponen-
komponen yang mengalami perubahan warna atau tanda lain yang
asing.
d) Bila menemukan kelainan pada card, jika mungkin diadakan pengujian
karakteristik pada card dan sebagainya.
e) Dan lain-lain.
4. Pemutus penguat ( field Breaker )

52
a) Kebersihan dari debu dan kotoran lain.
b) Pemeriksaan pada kontak tetap dan kontak dari ke ausan, gunakan
amplas halus bila ada kontak yang aus.
c) Pemeriksa bagian-bagian yang mungkin menjadi kendor bila ada
kencangkan.
5. Rotating Diode ( Dioda Berputar )

a) Kebersihan dari debu dan kotoran lain.


b) Pemeliharaan visual pada fuse, dioda dan lainya dari perubahan warna
atau tanda lain yang asing.
c) Mengukur tahanannya dengan injeksi dengan tegangan arus DC (
dengan batere 12 V atau sumber DC standard).
6. Fan Motor Pendingin ( Bila Ada )

a) Motor di overhoul.
b) Kebersihan dari debu dan kotoran lain.
c) Pemeriksaan visual pada dudukan motor, blower dan bagian
pengarahnya.
d) Bila terdapat yang berkarat dapat dilaksanakan pengecatan.
7. Exciter dan alat bantu

a) Kebersihan dari debu dan kotoran lain.


b) Sambungan terminal kabel yang kendor.
c) Pemeriksaan visual terhadap perubahan warna atau tanda tanda lain
yang asing.
d) Dan lain-lain.
8. Sumber Daya AC dan DC

a) Kebersihan dari debu dan kotoran lain.


b) Sambungan terminal kabel yang kendor.
c) Pemeriksaan visual terhadap perubahan warna dari komponen-
komponen semi-konduktor atau tanda-tanda lain yang asing.

53
d) Untuk sumber daya yang kecil dapat dites karakteristiknya. Terutama
sumber daya DC untuk kontrol card-card.

54
BAB V

PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan kegiatan Kerja Praktek dan menyelesaikan laporan dapat
diperoleh kesimpulan bahwa kegiatan Kerja Praktek merupakan sarana yang tepat bagi
siswa untuk menambah pengetahuan dan ketrampilan yang belum ditemui sebelumnya.
Kegiatan Praktik Kerja ini juga dapat meningkatkan efisisnsi proses pendidikan dan
membekali mahasiswa pengelaman kerja yang berguna mempersiapkan siswa untuk
menjadi calon tenaga kerja yang berkualitas dalam menghadapi globalisasi yang penuh
dengan persaingan.

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan yang didapat maka dapat


disimpulkan sebagai berikut :

1. Generator merupakan komponen atau alat terpenting untuk sistem


pembangkit karena dengan generatorlah yang mengubah dari energi gerak
(mekanik) menjadi energi listrik (elektrik)
2. Sistem eksitasi adalah sistem pasokan listrik DC sebagai penguatan pada
generator listrik atau sebagai pembangkit medan magnet, sehingga suatu
generator dapat menghasilkan energi listrik dengan besar tegangan keluaran
generator bergantung pada besarnya arus eksitasinya
3. Dalam generator terdapat system eksitasi yang berfungsi untuk
membangkitkan listrik atau mengkonversikan energi mekanik menjadi
energi listrik. Didalam proses pembangkitannya, sebuah generator
membutuhkan adanya sumber medan magnet. Medan magnet ini dapat
diperoleh dari magnet permanen ataupun induksi magnet listrik, dengan
cara mengalirkan sumber tegangan searah kedalam kumparan rotornya

55
5.2 Saran

1. Perawatan (maintenance) harus sering dilakukan agar keandalan dari mesin


mejadi lebih baik dan mempunyai kinerja yang optimal.
2. APD (Alat Pelindung Diri) sangat diperlukan seperti helm proyek, safety shoes,
earplug, masker, dan pakaian PDL saat ke local area karena banyaknya alat-
alat berat, debu, dan kebisingan.
3. Diharapakan agar bisa menjalin komunikasi yang baik dengan pihak institusi
kami setelah Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini selesai.

56
DAFTAR PUSTAKA
[1] B. Kho, “Jenis-jenis Maintenance (Perawatan) Mesin/Peralatan Kerja,” April,
vol. 20, p. 2017, 2016.

[2] A. A. MARIO, “OPTIMALISASI PERAWATAN GENERATOR DIKAPAL


MT. KAHAYAN PT. PELUMIN,” KARYA TULIS, 2019.

[3] H. D. Laksono and A. Febrianda, “Analisa Performansi Tanggapan Tegangan


Sistem Eksitasi Generator Terhadap Perubahan Parameter,” J. Nas. Tek. Elektro,
vol. 4, no. 1, 2015.

[4] N. W. Priambodo, B. B. S. D. A. Harsono, and B. S. Munir, “Root Cause


Analysis of Transformer and Generator Stator Failure on Hydropower Plant in
Indonesia,” in 2018 10th International Conference on Information Technology
and Electrical Engineering (ICITEE), 2018, pp. 428–431.

[5] A. Raikhani, M. Ali, and D. Ajiatmo, “Desain Optimal Automatic Voltage


Regulator Pada Pembangkit Listrik Mikro Hidro Menggunakan Fuzzy Logic
Controller,” J. Intake J. Penelit. Ilmu Tek. dan Terap., vol. 7, no. 1, pp. 30–39,
2016.

[6] A. Nurdin, A. Azis, and R. A. Rozal, “Peranan Automatic Voltage Regulator


Sebagai Pengendali Tegangan Generator Sinkron,” J. Ampere, vol. 3, no. 1, pp.
163–176, 2018.

[7] M. Tartibi and A. Domijan, “Optimizing ac-exciter design,” IEEE Trans. energy
Convers., vol. 11, no. 1, pp. 16–24, 1996.

[8] J. E. Rucker, J. L. Kirtley, and T. J. McCoy, “Design and analysis of a permanent


magnet generator for naval applications,” in IEEE Electric Ship Technologies
Symposium, 2005., 2005, pp. 451–458.

57
58
Nomor AB056335 Rembang, 28 Mei 2019
Sifat Biasa
Lampiran
Kepada
Dekan Fakultas Teknik Universitas Dian Nuswantoro
JI. Nakula 1 no 5-11 Semarang 50131
Telp: (024)3555628

Perihal Psnyampaian Persetujuan Permohonan Izin Kezja Prakgk Industri


Univers"rtsa Dian Nuswantoro
Menindaklanjuti surat Dekan Fakultas Teknik Universitas Dian Nuswsntoro:
Nomor : 601/A.30/UDN-08JV/2016
Tanggal : 23 April 2019
Perihal : Permohonan Keqa Praktik
Pada prinsipnya kami dapat menyetujui pelaksanaan Kerja Praktik untuk 3 (Tiga) Mahasiswa
UDINUS mulai 17 Juni 2019 s/d 19 Julti 2019 den an rta:
No Nama Nomor Induk Program SNdi i Penempatan
1 Aldivan Restu S |Ell.2016.00748
2 M. Irvan Rudiyanto E11.2018.00757 i Teknik Elektro Har Listrik
3 Dinar Pangestu R E11.2016.00759
Adapun ketentuan pelaksanaan kerja praktik adalah sebagai berikut:
1. Semua peserta wajib mengikuti ketentuan dan sturan yang berlaku di lingkungan PT PJB
UBJ O&M PLTU Rembang.
2. Semua peserta tidak dTperkenankan untuk mengambll dan menggandakan data dari
PCA-aptop Perusahaan tanpa aeizin pembimbing lapangan dan dilarang mengambil
gambar/berfoto/selfie pada Daerah Tertutup dan Daerah Terlarang.
3. Semua peserta wajib memiliki Asuransi Jiwa (BPJS Ketenagakeqaan atau asuransi Iain
sejenis yang memberikan perlindungan kecelakaan kerja).
Menyerahkan atau membawa materai 6000 sebanyak 2 Mbar.
Semua peserta wajib membawa Foto Copy Tanda Pengenal (KTP/SIM/KTA) sejumlah 2
Tembar.
6. Semua peseña wajib menyediakan dan memakai alat keselamatan & pelindung diri (Pakaian
Dinas Lapangan, Ssfety Helmet wanna kuning, Safety Shoes, Safety Goggle dan Ear Rug).
7. Pembagian kelompok akan dilakukan sesuai ketentuan di PT PJB UBJ O&II PLTU Rembang.
8. Hari aktif PKL adalah hari Senin - Jumat, Pukul 07.30 - 16.00 WIB.
9. Data dan informasi yang didapat selama PKL di PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang hanya
diperbolehkan digunakan untuk kepentingan pendidikan dan keilmuan.
10. Setelah berakhimya periode kerja Praktik, bagi Mahasiswa S1fD3 diwajibkan
mempresentasikan hasil kerja praktik ke Manajemen UBJOM Rembang.
11. Menyerahkan laporan yang telah disahkan oleh PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang dan
UDINUS.
Untuk ketenNan nomor 3 - 5 wajib sudah disiapkan dihari pertama Kerja praktik di UBJOM
Rembang.

Demikian disampaikan, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

GENE L MANAGER UBJ O DAN M PLTU REMBANG

UBAEDI USANTO

PT PJB UNIT BISNIS JASA 0&M PLTU REMBANG


JI. Roya Semarang Surabaya KB 1N Studs Rezubang Sg272 - ktdonesia
Telp : 62-295-d652779 Fax: 62-2g5-45s2792
Nomor AB056335 Rembang, 28 Mei 2019
Sifat Biasa
Lampiran
Kepada
Dekan Fakultas Teknik Univsrsitas Dian Nuswantoro
JI. Nakula 1 no 5-11 Semarang 50131
Telp: (024)3555628

Perihal Psnyampaian Persetujuan Permohonan izin Kerja Praktik Industri


Universitas Dian Nuswantoro
Menindaklanjuti surat Dekan Fakultas Teknik Universitas Dian Nuswantoro:
Nomor : 801/A.30/UDN-08/IV/2019
Tanggal : 23 April 2019
Perihal : Permohonan Kerja Praktik
Pada prinsipnya kami dapat menyetujui pe)aksanaan Kerja Praktik untuk 3 (Tiga) Mahasiswa
UDINUS mulai 17 Juni 2019 s/d 19 Juli 2019 den an rta:
No Nam e Nomor Induk Program Studi I Penempatan
1 Aldivan Restu S E11.2016.00748
2 M. Irvan Rudiyanto E11.2016.00757 Teknik Elektro Har Listrik
3 Dinar Pangestu R E11.2016.00759
Adapun ketentuan pelaksanaan kerja praktik adalah sebagai berikut:
1. Semua peserte wajib mengikuti ketentuan dan aturan yang berlaku di lingkungan PT PJB
UBJ O&M PLTU Rembang.
2. Semua peserta adak diperkenankan untuk mengambil dan menggandakan data dart
PC/Laptop Perusahaan tanpa seizin pembimbing iapangan dan dilarang mengambil
gambar/berfoto/selfie pada Daerah Tertutup dan Daerah Terlarang.
3. Semua peserta wajib memiliki Asuransi Jiwa (BPJS Ketenagakeqaan atau asuransi Iain
sejenis yang memberikan perlindungan kecelakaan kerja).
4. Menyerahkan atau membawa materai 6000 sebanyak 2 lembar.
5. Semua peserta wajib membawa Foto Copy Tanda Pengenal (KTP/SIM/KTA) sejumlah 2
tembar.
6. Semua peserta wajib menyediakan dan memakai alat keselamatan & pelindung diri (Pakaian
Dinas Lapangan, Safety Helmet wanna kuning, Safety Shoes, Safety Goggle dan Ear Plug).
7. Pembagian kelompok akan dilakukan sesuai ketentuan di PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang.
8. Hari aktif PKL adalah hari Senin - Jumat, Pukul 07.30 - 16.00 WIB.
9. Data dan informasi yang didapat selama PKL di PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang hanya
diperbotehkan digunakan untuk kepentingan pendidikan dan keilmuan.
10. Setelah berakhimya periode Kerja Praktik, bagi Mahasiswa S1fD3 diwajibkan
mempresentasikan hasil kerja praktik ke Manajemen UBJOM Rembang.
11. Menyerahkan laporan yang telah disahkan oleh PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang dan
UDINUS.
Untuk ketentuan nomor 3 5 wajiiz sudah diaiapkan dihazi pertama Ketja praktik di UBJOM
Rembang.

p r disampaikan, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

ANAGER UBJ O DAN M PLTU REMBANG

USANTO

PT PJB UNP BiSNlS JASA 0&M PLTU REMBANG


JI. Raya Samarang Sumbapa KB 1% Sltdze Rembang 50272 -Indonesia
Tefp : 62-295-4552779 Fax • S2-2g9-4552M2
LAMPIRAN

61
Lampiran 1 Kerangka Acuan (KP-B1)

62
Lampiran 2 Log Harian (KP-B2)

63
64
Lampiran 3 Lembar Bimbingan Kerja Praktik (Kp-B3

65
Lampiran 4 Formulir Penilaian Kerja Praktik (KP-B4)

66
Lampiran 5 Formulir Penilaian Kerja Praktik (KP-B5)

22
23
22
23

90

67
Lampiran 6 Formulir Penilaian (KP-C1)

68
Lampiran 7 Formulir Penilaian (KP-C2)

69
Lampiran 8 Daftar Hadir (KP-C3)

70
Lampiran 9 Surat Selesai KP

71

Anda mungkin juga menyukai