Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH STUDI KASUS TENTANG RADIOTERAPI EKSTERNA

COBALT 60 PADA KASUS KANKER PAYUDARA DENGAN AXIAL

FIELD

Dosen pengampu

I Wayan Juliasa, M.Tr. ID

Di Susun Oleh :

ISHRY AHSANI AULIA ASKAR


022205499

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN


TEKNOLOGI RADIOLOGI PENCITRAAN
AKADEMI TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI BALI
(ATRO BALI)
2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyinaran radioterapi untuk kasus kanker payudara dapat

menggunakan empat lapangan penyinaran yaitu dua lapangan

tangensial, supraklavikula, dan axilla. Kanker merupakan penyakit

yang ditandai dengan pertumbuhan dan penyebaran sel abnormal

yang tidak terkontrol. Dalam perkembangannya, sel-sel kanker ini

dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga dapat

menyebabkan kematian. Berdasarkan data WHO, pada tahun 2015

terdapat 8,8 juta kematian yang diakibatkan dengan kanker

sedangkan pada tahun 2016 diperkirakan 252.710 kasus baru dan

invasif kanker payudara di diagnosis di Amerika Serikat dan 63.410

kasus baru kanker payudara in situ (american cancer society,

2017). Berdasarkan data riskesdas tahun 2013, prevalensi kanker

di indonesia mencapai 1,4% atau sekitar 347.792 orang. Berbagai

metode telah di kembangkan untuk mengobati kanker, salah

satunya dengan menggunakan terapi radiasi dan radioterapi.

Berdasarkan internasional agency for research on cancer (IARC),

dari 10.9 juta orang yang didiagnosis menderita kanker di seluruh

dunia tiap tahunnya, sekitar 50% membutuhkan radioterapi.


Menurut data GLOBAN (IARC) tahun 2018 kanker payudara

menduduki urutan pertama secara globar dengan jumlah kasus

baru yaitu sebanyak 30,9% prevalensi kanker payudara di

indonesia untuk kasus baru menempati urutan pertama dengan

angka prevelensi mencapai 16,7% dan untuk kematiannya

mencapai 11,0%. Banyaknya jumlah penderita kanker payudara

dan kasus kematian akibat kanker payudara di indonesia kemudian

ditandai dengan berkembangnya pengobatan kanker. Dokter akan

bekerjasama dengan pasien untuk menentukan rencana

pengobatan. Meskipun pengobatan tiap pasien akan disesuaikan

oleh dokter, pengobatan kanker payudara tergantung dari ukuran

dan letak kanker, daerah penyebaran dan kondisi kesehatan pasien

secara keseluruhan. Salah satunya metode kanker payudara

adalah dengan melakukan terapi dengan menggunakan radiasi

atau radioterapi.

Modalitas penting dalam tatalaksana kanker payudara salah

satunya adalah radioterapi yang dapat diberikan sebagai terapi

kuratif ajuvan dan pelatif (komite penanggulangan kanker nasional).

Pengobatan penyakit kanker menggunakan radiasi dapat dilakukan

dengan radiasi eksterna dan brakhiterapi. Radiasi eksterna pada

umumnya diberikan dengan modalitas linier aceletor (linac) atau


cobalt 60. Dimana radiasi eksterna merupakan metode pemberian

radiasi sumber terletak pada jarak tertentu dari tubuh pasien.

Immobilisasi Pemberian radiasi eksterna pada kanker

payudara perlu memperhatikan letak kanker atau daerah

penyebaran kanker terhadap Organ At Risk (OAR). Menurut

Barsoum, dkk (2014), mengatakan bahwa organ at risk pada

penyinaran radiasi kanker payudara adalah paru-paru, jantung,

spinal cord. Sedangkan menurut Lamart, dkk (2013).

B. Rumusan Masalah

Bagaimana teknik radioterapi pada kasus kanker payudara?

C. Tujuan Permasalahan

Untuk mengetahui teknik radioterapi pada pemeriksaan kanker

payudara.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Workflow Case

Radiasi eksterna pada umumnya diberikan dengan modalitas


Linier Acelerator (Linac) atau Cobalt 60. Dimana radiasi eksterna
merupakan metode pemberian radiasi sumber radiasi terletak pada
jarak tertentu dari tubuh pasien (Susworo,2007). Pemberian radiasi
eksterna pada kanker payudara perlu memperhatikan letak kanker
atau daerah penyebaran kanker terhadap Organ At Risk (OAR).
Menurut Barsoum, dkk (2014), mengatakan bahwa organ at risk
pada penyinaran radiasi kanker payudara adalah paru-paru,
jantung, spinal cord. Sedangkan menurut Lamart, dkk (2013),
esofagus juga menjadi organ yang harus dihindarkan dari sinar
radiasi ketika dilakukan penyinaran pada lapangan penyinaran
supraklavikula dan mammaria interna. Tahapan pelaksanaan
penyinaran radioterapi menurut Beyzadeoglu (2010) adalah
tahapan simulation (imobilisasi, imaging, penentuan lokasi tumor
dan organ at risk), perencanaan penyinaran pada Treatment
Planning System (TPS), set-up, penyinaran radiasi dan quality
control. Tatalaksana penyinaran radioterapi pada pesawat Cobalt
60 ada empat lapangan yang terdiri dari lapangan I-II yaitu
tangensial terhadap dinding dada / payudara, lapangan III yaitu
seluruh fosa supraklavikula, dan lapangan IV aksila (Beyzadeoglu,
2010). Lapangan anterior yang digunakan untuk memasukkan
lapangan nodus pada aksila serta nodus supraklavikula dalam
volume target dan lapangan anterior ini direkomendasikan untuk
radioterapi adjuvant (Barret, 2009). Penyinaran radioterapi yang
direkomendasikan pada kanker payudara yaitu penggunaan
lapangan opposing tangensial ke ipsilateral dari payudara. Jurnal
yang ditulis oleh Stefanovski, dkk (2017), mengatakan bahwa
penggunaan lapangan tangensial yang mencakup daerah payudara
atau dinding toraks menghasilkan cakupan distribusi isodosis yang
jauh lebih baik dan homogenitas dosis dalam target volume dan
membatasi dosis ke paru-paru dan jantung.
B. Modalitas Radioterapi yang digunakan
Modalitas yang digunakan adalah eksterna merupakan jenis
radioterapi yang paling sering digunakan pada kanker paru dengan
sumber radiasi berasal dari mesin linac difokuskan pada lokasi
kanker. Modalitas :
1. Teknik simulator payudara axial field
Sebelum memulai proses simulator, bantalan
payudara, tinol, spidol, plester, dan jangka sorong yang
akan digunakan disiapkan terlebih dahulu oleh
radiografer radioterapi sebelum melakukan proses
simulator.
2. Treatment planning system (TPS)
Proses Treatment Planning System dilakukan secara
3D menggunakan data hasil citra CT Scan. Pasien
dibawa ke radiologi untuk dilakukan CT Scan polos.
Hasil citra CT scan tersebut akan digunakan dokter
untuk melakukan contouring OAR, GTV, CTV, PTV.
3. Teknik penyinaran radioterapi kanker payudara axial field
Sebelum melakukan proses penyinaran radioterapi
dengan pesawat Cobalt 60, radiografer radioterapi
menginput treatment time sesuai perhitungan pada TPS
yaitu 39 s untuk gantry 45 derajat.
C. Alat Immobilisasi Yang Digunakan
1. Teknik Simulator
Teknik simulator dilakukan untuk mensimulasi dan
menentukan area/lapangan penyinaran radioterapi, proses
simulator juga berfungsi untuk menentukan aksesoris apa
saja yang digunakan serta dari proses simulasi ini
diperoleh parameter-parameter yang akan digunakan
pada saat pasien melakukan penyinaran radioterapi, hasil
dari simulator juga akan berfungsi sebagai acuan
fisikawan medis dalam perhitungan di TPS.
2. Verivikasi
Verifikasi merupakan bagian penting dalam
perencanaan radioterapi. Proses verifikasi dilakukan
sebelum dilakukan penyinaran radiasi. Verifikasi
radioterapi merupakan proses untuk memastikan bahwa
volume tumor yang diradiasi adalah sama seperti yang
direncakan (Hoskin, 2010). Verifikasi perlu dilakukan
terlebih dahulu sebelum dilakukan penyinaran, dengan
tujuan untuk memastikan bahwa posisi pasien sebelum
radiasi sama dengan posisi pasien saat perencanaan
radiasi sehingga radiasi dapat diberikan secara akurat.
3. Teknik penyinaran radioterapi
Teknik penyinaran radioterapi pada pasien kasus
kanker payudara dilakukan menggunakan pesawat
teleterapi eksterna Cobalt 60. Pasien kanker payudara
yang disinar menggunakan dua lapangan penyinaran
axial berbeda dengan penyinaran kanker payudara yang
menggunakan dua lapangan penyinaran tangensial.
Batas-batas lapangan penyinaran tangensial berbeda
dengan lapangan axial. Batas-batas lapangan axial
ditentukan dengan mengikuti area tumor primer serta
bekas luka sayatan yang harus masuk pada area
penyinaran, sedangkan lapangan pada tangensial menurut
Beyzadeouglu (2010) yaitu batas superior 2 cm dari batas
atas dari payudara, batas inferior 2 cm di bawah sulkus
inframammary, batas lateral yaitu pada garis midaxillary
atau 2 cm lateral ke jaringan payudara serta batas medial
pada midsternum.
D. Teknik Radiasi Yang Digunakan
Teknik penyinaran radioterapi eksterna Cobalt 60
pada kanker payudara di Instalasi Radioterapi RSUD.
Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto tidak melakukan
proses verifikasi hal ini dikarenakan beberapa alasan.
Alasan yang pertama yaitu, alat penyangga film portal
gammagrafi pada proses verifikasi di Instalasi Radioterapi RSUD. Prof.
Dr. Margono Soekarjo Purwokerto kurang portable untuk memposisikan
alat penyangga agar bisa sesuai arah lapangan penyinaran
untuk teknik tangensial, lateral dan axial. Hal ini berbeda
dengan penggunaan pesawat linac dimana menggunakan
EPID yang langsung menempel pada beam stopper yang
mengikuti pergerakan gantry. Alasan kedua, spesifikasi
alat CR kurang mendukung untuk proses pembacaan
hasil film gammagrafi dimana software pada CR (computed radiografi)
kurang sesuai sehingga menampilkan gambar dengan hasil yang
kurang baik atau terlalu hitam. Alasan ketiga, proses verifikasi ini
membutuhkan waktu pelaksanaan yang lebih lama serta
kurangnya pemahaman petugas radiasi terhadap pentingnya proses
verifikasi sehingga proses ini belum dapat dilaksanakan dengan baik.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Perbandingan Teori dan Jurnal
Didalam teori terapi radiasi memiliki 2 modalitas eksternal terapi, da
internal terapi. Di eksternal terapi memiliki dua modalitas yaitu linac dan
acelator linac yang juga terdiri dari dua energi electron dan foton.
Penggunaan axial field pada kasus kanker payudara merupakan hasil
pertimbangan dokter spesialis onkologi radiasi, dengan
mempertimbangkan lokasi tumor dan organ at risk. Lokasi tumor pada
kasus kanker
payudara dengan axial field ini berada pada pertengahan
dada pasien didaerah sekitar os. Sternum serta tumor berada
pada permukaan tubuh. Penggunaan axial field lebih tepat
daripada penggunaan dua lapangan tangensial karena letak
tumor yang dekat dengan paru kiri dan jantung.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Teknik radioterapi eksterna Cobalt 60 pada kasus kanker
payudara dengan axial field dilakukan menggunakan satu lapangan
penyinaran yaitu axial field dengan teknik SAD (Source Axis Distance).
Tatalaksana radioterapinya dimulai dari konsultasi dengan dokter
spesialis onkologi radiasi, penjadwalan simulator, persiapan pasien
berupa edukasi dan motivasi serta menandatangi informed consent,
proses simulator dengan pesawat floroskopi dan proses penyinaran
eksterna menggunakan pesawat teleterapi Cobalt 60. Teknik
penyinaran dilakukan dengan total dosis yaitu 70 Gy yang diberikan
total 35 kali penyinaran dengan dosis 2 Gy per fraksi.
B. Saran
dilakukan penyinaran kanker payudara dengan lapangan
penyinaran yaitu axial field adalah karena lokasi tumor
berada pada pertengahan tubuh pasien disekitar area Os.
Sternum dan berada pada permukaan tubuh pasien, sehingga
dengan penggunaan axial field ini tumor akan mendapatkan
dosis maksimal 100% adekuat. Penggunaan axial field pada
kasus kanker payudara adalah untuk melindungi organ at risk
yaitu paru-paru dan jantung dari dosis radiasi yang berlebihan.
DAFTAR PUSTAKA
https://repository.poltekkessmg.ac.id/repository/9.%20COVE
%20-%20NASKAH%20PUBLIKASI%20INDONESIA.pdf

Anda mungkin juga menyukai