Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH LABORATORIUM

RADIOLOGI
PEMERIKSAAN ABDOMEN

DISUSUN OLEH :

Nama : Ishry Ahsani Aulia Askar

Nim : P119074

Kelas : B

INSTRUKTUR LAB :

ADE FUADKRIZAL CIPOETRA AMD.RAD

POLITEKNIK KESEHATAN MUHAMMADIYAH MAKASSAR

PRODI DIII RADIOLOGI

2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul “PEMERIKSAAN ABDOMEN”

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada guru
Bahasa Indonesia kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Makassar,4 Juni 2020 

Ishry Ahsani Aulia Askar


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................

DAFTAR ISI............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................................
B. Rumusan Masalah.......................................................................................
C. Tujuan Pembahasan....................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

1. Definis Abdomen Polos................................................................................


2. Prinsip Pemeriksaan Abdomen....................................................................
3. Macam - Macam Pemeriksaan Foto Polos Abdomen.................................
4. Teknik Pemeriksaan Abdomen....................................................................
5. Anatomi Abdomen........................................................................................
6. Patologi Abdomen........................................................................................

BAB III PENUTUP

Kesimpulan.............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Abdomen (perut) merupakan suatu bagian tubuh yang menyerupai rongga


tempat beberapa organ tubuh yang penting, yaitu lambung, usus, hati, limpa, dan
ginjal. Bentuk abdomen yang normal adalah simetris, baik pada orang gemuk
maupun orang kurus. Abdomen menjadi besar dan tidak simetris pada beberapa
keadaan, misalnya kehamilan, tumor dalam rongga abdomen, tumor ovarium,
atau tumor kandung kemih. Abdomen dapat membesar setempat, misalnya
pembengkakan hati, ginjal, limpa, atau kantung empedu. Permukaan abdomen
normal tampak halus, lembut dengan kontur datar, melingkar, atau cekung.
Apabila ada pembesaran, kulit abdomen menjadi tegang, licin, dan tipis. Pada
keadaan setelah distensi berat, kulit abdomen menjadi berkeriput, dan pada
keadaan ikterik, kulit abdomen akan tampak kuning. gerakan abdomen berkaitan
dengan aktivitas pernapasan, yaitu mengempis pada saat ekspirasidan gembung
pada saat inspirasi. Gerakan ini menjadi berlawanan bila terjadi kelumpuhan
diagfragma. Selain gerakan yang berkaitan dengan pernapasan tersebut,
denyutan dapat terlihat pada dinding abdomen, yaitu pada daerah epigastrium
khususnya pada orang yang kurus. Aoabila ada tumor aorta, denyutan aorta
akan dihantarkan oleh tumor tersebut kedinding abdomen.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi foto polos abdomen?
2. Bagaimana prinsip pemeriksaan abdomen?
3. Apa saja gambaran patologis pada foto polos abdomen?
4. Bagaimana teknik pemeriksaan foto polos abdomen?
5. Apa saja anatomi dan patologi pada abdomen?

C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui Definisi dari foto polos abdomen
2. Mengetahui prinsip pemeriksaan dari foto polos abdomen
3. Mengetahui macam-macam pemeriksaan foto polos abdomen
4. Mengetahui teknik pemeriksaan foto polos abdomen
5. Mengetahui anatomi dan patologi pada abdomen
BAB II

PEMBAHASAN

1. Definisi Abdomen
Bagian tubuh berupa rongga perut yang berisi alat pencernaan bagian di
antara sekat rongga badan dan pinggul (perut bagian bawah) bagian tubuh di
belakang dada (toraks) pada antropoda
2. Prinsip Pemeriksaan Abdomen
Sinar-X adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis dengan
gelombang radio, panas, cahaya dan ultra violet, tetapi dengan panjang
gelombang yang sangat pendek. Gelombang /sinar elektromagnetik terdiri atas :
listrik, radio , inframerah, cahaya, ultraviolet, sinar-X, sinar gamma, dan sinar
kosmik. Sinar-X bersifat heterogen,panjang gelombangnya bervariasi dan tidak
terlihat.
Sinar-X mempunyai beberapa sifat fisik, yaitu :
 Daya tembus
 Pertebaran
 Penyerapan
 Efek fotografik
 Fluoresensi
 Ionisasi
 Efek biologis

Untuk pembuatan sinar-X diperlukan sebuah tabung roentgen hampa udara


dimana terdapat elektron- elektron yng diarahkan dengan kecepatan tinggi
pada suatu sasaran (target). Dari proses tersebut diatas terjadi suatu keadaan
dimana energi elektron sebagian besar diubah menjadi panas (99%) dan
sebagian kecil 1%) diubah menjadi sinar-X.

3. Apa saja gambaran patologis pada foto polos abdomen?


A.Gambaran udara bebas intraperitoneum
Foto toraks tegak dan foto dekubitus kiri abdomen sangat sensitif
untukmendeteksi udara bebas intraperitoneum dalam volume kecil (<5
ml).Penyebab tersering gambaran ini adalah perforasi usus akibat luka
tautrauma tembus, dan infark dinding usus.
Pada foto toraks tegak, udara berbentuk bulan sabit tampak dibawahdiafragma.
Udara subdiafragmatik harus dibedakan dengan pneumotorakssubpulmonal.
Bila tidak yakin apakah terdapat udara bebasintraperitoneum atau tidak,
foto dekubitus kiri pada abdomen bagian atasakan menunjukkan udara bebas
dalam bentuk bulan sabit dengan densitasrendah disebelah lateral dari tepi
lateral lobus kana hati. Pada fototerlentang abdomen, udara bebas sulit
dideteksi. Ada dua tanda yang dapatmembantu : tanda Rigler, yaitu adanya gas
di dinding usus sisi manapun,dan tanda garis ligamentum falsiform hepatis yang
terbentuk di kuadrankanan atas oleh udara bebas.

Gambar 2.7. Foto terlentang abdomen menunjukkan udara bebasintraperitoneum.


Perhatikan ligamentum falsiforme di kuadran kanan atasdan gambaran kedua sisi
dinding usus di bagian tengah.

Gambar 2.9. Foto ini menegaskan adanya udara bebas subdafragmapada foto
toraks
tegak.
B.Gambaran gas di luar usus
Gas dapat dideteksi di dinding kandung empedu pada kolesistitisemfisematosa dan di
dalam lumen kandung empedu bila terdapat fistuladengan usus atau bila terdapat
anastomosis dengan percabangan bilier.Gas berada di dalam parenkim ginjal
disebabkan oleh pielonefritisemfisematosa. Hal ini biasanya akibat infeksi ginjal berat
oleh E. Colipada penderita diabetes.

Gambar 2.10. Gas bebas perirenal dan renal pada penderita diabetes yangmengalami
infeksi E. Coli pada ginjalnya
C.Gambaran gas intramural
Gas di dalam dinding usus tampak sebagai bayangan lusen linear di dalamdinding
usus. Ini biasanya disebabkan oleh infark dinding usus. Pada bayi-bayi prematur, gas
intramural dapat terlihat pada keadaan necrotizingenterocolitis (NEC). Pada bayi-bayi
ini juga sering terdapat gas di dalam vena porta.
Gambar 2.11. Pandangan setempat kolon pada bayi prematurmenunjukkan udara
intramural yang disebabkan oleh NEC.
D.Obstruksi usus
Diagnosis obstruksi usus dibuat secara klinis dan ditegakkan dengan fotopolos. Foto
terlentang, tegak, dan dekubitus abdomen biasanya diperlukan.Penyebab tersering
obstruksi usus halus adalah adhesi akibat pembedahansebelumnya, peritonitis,
apendisitis, hernia inkarserata, intusepsi, volvulus,kelainan kongenital berupa stenosis
atau atresis, tumor, dan batu empeduyang masuk ke dalam usus. Terlepasnya batu
empedu pada lumenintestinal dapat menimbulkan keadaan seperti ileus dan disebut
sebagaigallstone ileus yang pada pencitraan menunjukan gambaran seperti
ileusobtruktif namun tanpa disertai air fluid levels yang signifikans danbiasanya
ditemukan batu radiopak yang berasal dari batu empedu.Gambaran radiologis obstruksi
usus pada foto polos abdomen diantaranya adalah :
a)Single bubble appearance
Terjadi pada kondisi kelainan kongenital hipertrofi pilorus, yakniadanya hipertrofi
pada lapisan sirkular otot pilorus, terbatas padalingkaran pilorus dan jarang
berlanjut ke otot gaster. Pada fotopolos abdomen tampak adanya single bubble
appearance, yaituterdapat satu gelembung udara akibat pelebaran lambung.
Gambar 2.12. Atresia pylorum pada neonatus.
Foto supine menunjukkan gambaran distensi dari lambung dantidak adanya gas
dalam usus (single bubble appearance).

b)Double bubble appearance


Terjadi pada kondisi kelainan kongenital obstruksi duodenumberupa
atresia, stenosis, atau malrotasi, pankreas anuler ataumembran duodenum.
Pada foto polos abdomen tampak adanyadouble bubble appearance, yaitu
pelebaran duodenum danlambung secara bersamaan dan tidak tampak udara
mengisi usushalus dan kolon.
Gambar 2.13. Foto supine abdomen pada neonatus dengan atresiaduodenum
menunjukkan adanya double bubbles apperance :distensi dari lambung (S) dan
duodenum proksimal (D).

c ) Coiled spring appearance


Terjadi pada kondisi intususepsi atau invaginasi yangmenggambarkan
masuknya segmen proksimal usus (intueuseptum)ke dalam lumen usus distal
(intususepiens). Paling sering seringterjadi di daerah ileokolika, tetapi dapat juga
yeyuno-ileal, dankolokolika. Pada foto polos abdomen tampak tanda obstruksi
usushalus berupa bayangan seperti sosis di bagian tengah abdomen danbayangan per
mobil (coiled spring appearance).

Gambar 2.14. Coiled spring appearance pada usus halus.

d) Herring bone sign


Terjadi pada kondisi ileus obstrukstif. Ileus obstruktif merupakanpenyumbatan
intestinal mekanik yang terjadi karena adanya dayamekanik yang bekerja atau
mempengaruhi dinding usus sehinggamenyebabkan penyempitan atau penyumbatan
lumen usus. Haltersebut menyebabkan pasase lumen usus terganggu.Penebalan
dinding usus halus yang terdilatasi akibat pengumpulangas dalam lumen usus
memberikan gambaran herring boneappearance pada foto polos abdomen, karena
dua dinding usushalus yang menebal dan menempel membentuk gambaran
vertebra(dari ikan), dan muskulus yang sirkular menyerupai kostanya.
Gambar 2.15.Herring bone appearance
e)Step ladder appearance
Terjadi pada kondisi ileus obstruksi. Foto polos abdomen sangatbernilai dalam
menegakkan diagnosa ileus obstruksi. Sedapatmungkin dibuat pada posisi tegak
dengan sinar mendatar. Posisi datar perlu untuk melihat distribusi gas, sedangkan sikap
tegakuntuk melihat batas udara dan air serta letak obstruksi. Secaranormal lambung
dan kolon terisi sejumlah kecil gas tetapi padausus halus biasanya tidak tampak.
Pada foto polos abdomen tampak gambaran air fluid level yangpendek-pendek
dan bertingkat-tingkat seperti tangga disebut jugastep ladder appearance karena cairan
transudasi berada dalam usushalus yang mengalami distensi.

Gambar 2.16. Step ladder appearance


f ) Coffee bean sign
Terjadi pada kondisi kelainan kongenital volvulus, yaknipemuntiran usus
yang abnormal dari segmen usus. Volvulus diusus halus agak jarang ditemukan.
Biasanya volvulus didapatkan dibagian ileum dan kolon. Pada foto polos abdomen
tampakgambaran patognomonik berupa gambaran segmen sekum yangamat besar
berbentuk ovoid di tengah perut yang disebut coffeebean sign. Gambaran ini
merupakan gambaran khas volvulus dariusus (sigmoid).

Gambar 2.17. Coffee bean sign pada volvulus sigmoid.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada foto polos abdomen kondisi obstruksi usus adalah
:
1.Posisi terlentang (supine). Gambaran yang diperoleh yaitupelebaran usus di
proksimal daerah obstruksi, penebalan dindingusus, gambaran seperti duri ikan (herring
bone appearance).
2.Posisi setengah duduk atau berdiri. Gambaran radiologisdidapatkan adanya
air fluid level dan step ladder appearance.

E.Batu radioopak
Gambaran radioopak pada foto polos abdomen merupakan tanda
adanyakalsifikasi berupa batu. Gambaran batu ini biasanya terjadi pada
kondisinefrolithiasis, ureterolithiasis, vesicolithiasis, kolelithiasis, dan kolelistitis.Foto
polos abdomen dapat menentukan besar, macam dan lokasi baturadioopak. Penilaian
batu ginjal pada foto polos abdomen yang pentingdiperhatikan adalah : jumlah,
densitas, bayangan batu, lokasi, komplikasi(obstruksi, parut ginjal, atau pembentukan
striktur), terjadinya anomali,dan nefrokalsinosis.
Berdasarkan opasitasnya batu pada traktus urinarius dibagi menjadi tiga :batu
opak (batu kalsium), batu semiopak (batu magnesium-amonium-fosfat atau MAP), dan
batu radiolusen (batu asam urat dan batu sistin).Batu radiolusen adalah batu dengan
kandungan kalsium yang minimalsehingga tidak dapat dilihat pada foto polos abdomen
yang biasanyamengandung komponen asam urat. Dalam keadaan demikian dapat
dilakukan pemeriksaan CT scan polos tanpa media kontras untukmengevaluasinya.
Batu pada traktus urinarius biasanya bersifat multilayer dan permukaannyadapat
kasar atau halus. Batu pada vesica urinaria lebih bulat denganpermukaan regular
sedangkan batu pada ureter atau uretra biasanyaberbentuk irregular. Kadang-kadang
dijumpai batu yang mengisi danmenyerupai pelviocalices ginjal yang disebut staghorn
stone. Batu kecildan halus yang dijumpai pada calices minores kedua ginjal dijumpai
padakelainan yang disebut nephrocalcinosis.

Gambar 2.18. Bayangan Radioopak pada Nefrolithiasis dan Vesicolithiasis.

Batu pada kandung empedu dan salurannya biasa dijumpai pada kuadrankanan atas
dan biasanya berbentuk poligonal. Foto polos abdomenbiasanya tidak memberikan
gambaran yang khas karena hanya sekitar 10-15% batu kandung empedu yang bersifat
radioopak. Kadang kandungempedu yang mengandung cairan empedu berkadar
kalsium tinggi dapatdilihat dengan foto polos. Pada peradangan akut dengan kandung
empeduyang membesar atau hidrops, kandung empedu kadang terlihat sebagaimassa
jaringan lunak di kuadran kanan atas yang menekan gambaranudara dalam usus besar,
di fleksura hepatica.
Gambar 2.19. Bayangan batu empedu kalsium di dalam lumenkandung empedu yang
berasal dari endapan kalsium karbonat.
F.Cairan bebas intraperitoneal
Akumulasi dari cairan bebas intraperitoneal di abdomen merupakan
tandaadanya suatu ascites. Penyebab ascites antara lain : hipoproteinemia,sirosis
hepatik, CHF, pankreatitis, keganasan dengan metastase peritoneal,limfoma, dan
sumbatan vena cava inferior.
Gambar 2.20. Foto polos abdomen dengan ascites tanpa adanya massaatau
kalsifikasi.

Pada foto polos abdomen dalam posisi supine akan tampak gambaransebagai berikut :
a) Usus akan tampak melayang di dalam cairan ascites.
b) Abdomen berbentuk bulging.
c) Gambaran abu-abu atau ground-glass appearance karena kontrasberkurang dan
warna abu-abu yang disebabkan hamburan sinarradiasi dari cairan di dalam
abdomen.
d) Bayangan liver, garis psoas, ginjal tampak kabur karena adanyacairan di sekitar
organ tersebut.
e) Peningkatan hemidiafragma kanan dan kiri.

4. Teknik Pemeriksaan Abdomen Polos


Pada foto polos abdomen terdapat 3 posisi
1. Proyeksi AP posisi supine
2. Proyeksi Duduk atau Setengah duduk atau berdiri dengan sinar horizontal AP
3. Proyeksi LLD dengan sinar horizontal AP
Adapun yang akan dibahas yaitu PROYEKSI AP POSISI SUPINE berfungsi
untuk memperlihatkan ada/tidaknya penebalan/distensi pada kolon yang
disebabkan karena massa atau gas pada kolon itu.
 Persiapan Alat dan Bahan :
a. Pesawat Sinar-X
b. Marker R/L
c. Grid
d. Kaset dan Film ukuran 35 x 43 cm atau 30 x 40 cm
e. Gonad Shield atau Apron

 Persiapan Pasien :
Instruksikan pasien agar melepaskan seluruh benda-benda logam pada
daerah abdomen untuk menghindari gangguan pada gambar dan memakai
perlindungan untuk daerah gonad

PROYEKSI AP

PP : -Pasien supine atau tidur terlentang

-Lengan pasien diletakkan disamping tubuh dan kaki di atur lurus

-MSP tubuh berada di pertengahan meja

PO : -Atur kaset agar batas kaset pada diafragma dan batas bawah pada
simfisis pubis dan crista iliaca berada di pertengahan

-Pastikan Pelvis tidak terjadi rotasi (Kedua SIAS berjarak sama di


sisinya)

CR : Tegak lurus film

CP : Pertengahan SIAS atau setinggi L-3

FFD : 90 – 120 cm

Faktor Eksposi : kV = 70 - 80 , mAs = 20 - 25


Kriteria Radiograf :

 Tampak garis batas dari liver, spleen, kidney dan udara di dalam lambung
dan usus
 Tidak ada rotasi dari abdomen (prosesus spinosus tampak pada
pertengahan vertebra, crista illiaca simetris, batas bawah costae kanan &
kiri berjarak sama terhadap vertebra)
 Tampak dinding lateral abdomen dan properitoneal fat
 Tampak muskulus psoas  dibawah liver dan kidney
 Tampak Marker
5. Anatomi Radiografi Abdomen

Keterangan :

A. Diafragma C. Lambung

B. Esofagus D. Kaliks kiri


E. Pankreas J. Kandung kencing

F. Kolon desenden K. Apendiks

G. Kolon transversum L. Sekum

H. Usus halus M. Illium

I. Kolon sigmoid N. Kolon asenden

O. Kandung empedu

P. Liver

Q. Lobus kanan

R. Lobus kiri

6. Patologi Abdomen
 Peritonitis, merupakan radang pada peritoneum yang sangat berbahaya sebagai
komplikasi dari penyebaran infeksi yang terjadi pada organ-organ abdomen
seperti appendicitis, salphingitis, rupture, saluran cerna, luka tembus abdomen.
 Obstruksi usus, merupakan penyumbatan usus yang terjadi karena adanya daya
mekanik dan mempengaruhi dinding usus sehingga mengakibatkan penyempitan
atau penyumbatan lumen usus.
 Preumo peritoneum, merupakan adanya udara di dalam rongga peritoneum,
 Editis Ulseratif, merupakan penyakit dimana daerah yang luas dari usus besar
meradang dan mengalami ulserasi
 Volvulus, disebut juga torsi merupakan pemutaran usus dengan mesenterium
sehingga poros.
 Tumor / neoplasma adalah kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel
yang tumbuh terus menerus secara tidak terbatas, tidak terkoordinasi dengan
jaringan sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh (Dr. Kristanto)
 Ulkus atau tukak yaitu terjadi apabila sebagian permukaan tulang jaringan hilang
sedang sekitarnya meradang. Bisa terjadi di kulit atau alat dalam seperti
lambung dan usus (Dr. Kristanto).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Foto polos abdomen adalah suatu pemeriksaan abdomen tanpa
menggunakan kontras dengan sinar-X yang menggambarkan struktur dan organ
di dalam abdomen. Daya tembus sinar-X yang berbeda-beda dengan benda
yang dilaluinya. Benda-benda yang mudah ditembus sinar X akan memberi
bayanganhitam (radiolusen). Benda-benda yang sukar ditembus sinar X akan
memberibayangan putih (radioopak).Tujuan pemeriksaan foto polos abdomen
adalah untuk melihat distribusigas dalam abdomen, udara bebas dalam
abdomen, massa atau jaringan lunakabnormal, dan kalsifikasi di dalam
abdomen.
B. Saran
Abdomen dilakukan pada lini pertama sebelum pemeriksan lanjutan
dilakukan.Pada kasus-kasus yang sulit perlu untuk dilakukan pemeriksaan
penunjang lainseperti Barium enema, Colon in loop, USG, dan CT scan.
DAFTAR PUSTAKA

https://firzandinata.wordpress.com/2012/02/17/teknik-radiografi-abdomen-3-

posisi-abdomen-akut/

http://catatanbreckhelie.blogspot.com/2015/10/teknik-pemeriksaan-abdomen-3-

posisi.html

Rasad, Sjahriar. 2010. Radiologi Diagnostik Edisi kedua. Jakarta : FKUI

1.Bell, G.A 1986. Basic Radiographic Positioning and Anatomy, BailliereTindall,

England2.Purnomo, Basuki B. 2011. Dasar-Dasar Urologi Edisi Ketiga.

Malang :Sagung Seto3.Price, S. A. 2000. Patofisiologi Konsep Klinis proses-

proses penyakit.Jakarta :

Anda mungkin juga menyukai