Disusun oleh :
TA. 2019/2020
KATA PENGANTAR
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan masalah 1
C. Tujuan penulisan 1
D. manfaat penulisan 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesipulan 15
G. Saran 15
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Pemeriksaan secara radiologi mampu memberikan informasi secara
radiografi yang optimal baik keadaan anatomis maupun fisiologis dari suatu
organ di dalam tubuh yang tidak dapat di raba dan di lihat oleh mata secara
langsung serta mampu memberikan informasi mengenai kelainan-kelainan
yang mungkin dijumpai pada organ-organ yang akan diperiksa.
Pada saat ini hampir semua organ dan sistem di dalam tubuh kita dapat
diperiksa secara radiologis, bahkan setelah ditemukan kontras media yang
berguna memperlihatkan jaringan organ yang mempunyai nomor atom yang
lebih kecil sehingga kelainan pada organ tersebut dapat didiagnosa.
Pemeriksaan radiologi secara garis besar dibagi menjadi dua bagian yaitu
pemeriksaan radiologi tanpa kontras dan pemeriksaan radiologi yang
menggunakan bahan kontras.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyajikan salah satu
pemeriksaan yang menggunakan bahan kontras yaitu pemeriksaan Colon In
Loop. Pemeriksaan Colon In Loop adalah pemeriksaan secara radiologi yang
menggunakan bahan kontras positif yaitu Barium Sulfat dan bahan kontras
negatif yaitu udara dengan tujuan untuk mengvisualisasikan keadaan colon
atau usus besar yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui anus.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja anatomi colon atau usus besar?
2. Apa itu bahan media kontras dan bagaimana cara kerjanya?
3. Bagaimana teknik pemeriksaan colon in Loop?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui anatomi Colon atau usus besar.
2. Memahami media kontras dan cara kerjanya.
3. Mengetahui dan memahami teknik pemeriksaan colon in loop.
4. Memenuhi tugas Teknik Radiografi II
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Dapat digunakan sebagai tambahan referensi bahan ajar dan keperluan
pendidikan khususnya dibidang radiologi.
2. Manfaat Penulis
Dapat digunakan untuk memperdalam pengetahuan penulis tentang
media kontras pada pemeriksaan radiografi colon in loop
3. Manfaat Pembaca
Menjadi sumber referensi dan informasi bagi orang yang membaca
makalah ini agar mengetahui tentang media kontras pada pemeriksaan
radiografi colon in loop
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 2.1 (Anatomi Colon (Ballinger, W. Philip dan Eugene D. Frank, 2013)
Keterangan gambar :
a. Cecum g. Vermiform appendix
b. Colon Acending h. Ileum
c. Colon Transversum i. Taeni coli
d. Colon Dencending j. Haustra
e. Colon sigmoid k. Anal canal
f. Rectum l. Anus
Struktur usus besar terbagi atas 6 daerah yaitu :
a. Cecum
Merupakan kantong yang terletak di bawah muara Ileum
pada usus besar. Panjang dan lebarnya kurang lebih 6 cm dan
7,5 cm. Saekum terletak pada Fossa Iliaka kanan di atas
setengah bagian Lateralis Ligamentum Inguinale. Biasanya
Saekum seluruhnya dibungkus oleh Peritoneum sehingga dapat
bergerak bebas, tetapi tidak mempunyai Mesenterium.
Terdapat perlekatan ke Fossa Iliaka di sebelah Medial dan
Lateral melalui lipatan Peritoneum yaitu Plika Caecalis,
menghasilkan suatu Kantong Peritoneum Kecil, Recessus
Retrocaecalis.
b. Colon Asenden
Bagian ini memanjang dari Saekum ke Fossa Iliaka
Kanan sampai ke sebelah kanan abdomen. Panjangnya 13
cm, terletak di bawah abdomen sebelah kanan dan di hati
membelok ke kiri. Lengkungan ini disebut Fleksura
Hepatika (Fleksura Coli Dextra) dan dilanjutkan dengan
Colon Transversum.
c. Colon Transversum
Terletak tepat di bagian bawah perut dan menjalar dari kanan
ke arah kiri. Colon Transversum melekat pada perut akibat
adanya kerja dari sekelompok jaringan yang disebut sebagai
Omentum.
d. Colon Desenden
Merupakan bagian dari colon yang terletak pada abdomen
bagian kiri, terletak membujur dari atas ke bawah dari
fleksura lienalis sampai depan ileum dan bersambung hingga
ke colon sigmoid.
e. Colon Sigmoid
Sering disebut juga Colon Pelvinum. Panjangnya
kurang lebih 40 cm dan berbentuk lengkungan huruf S.
Terbentang mulai dari Apertura Pelvis Superior (Pelvic
Brim) sampai peralihan menjadi Rektum di depan Vertebra S-
3. Tempat peralihan ini ditandai dengan berakhirnya ketiga
Teniae Coli dan terletak + 15 cm di atas anus. Colon Sigmoid
tergantung oleh Meso Colon Sigmoideum pada dinding
belakang pelvis sehingga dapat sedikit bergerak bebas
(mobile).
f. Rectum
Bagian ini merupakan lanjutan dari usus besar, yaitu Colon
Sigmoid dengan panjang sekitar 15 cm. Rektum memiliki tiga
Kurva Lateral serta Kurva Dorsoventral. Mukosa Rektum
lebih halus dibandingkan dengan usus besar. Rektum memiliki
3 buah valvula: superior kiri, medial kanan dan inferior kiri.
2/3 bagian distal rektum terletak di rongga pelvik dan terfiksir,
sedangkan 1/3 bagian proksimal terletak dirongga abdomen
dan relatif mobile.
Dalam usus besar juga terdapat Cecum (usus buntu), yaitu bagian
awal usus besar yang berbentuk kantong. Cecum juga berperan dalam
penyerapan nutrisi dan air walaupun tidak signifikan. Pada Cecum terdapat
Appendix (umbai cacing), kemungkinan merupakan sisa-sisa organ tubuh
yang dimiliki nenek moyang manusia (Organ Vestigial). Fungsi umbai
cacing belum diketahui dengan jelas saat ini.
Fungsi usus besar secara umum adalah sebagai berikut :
a. Memindahkan Makanan.
Fungsi pemindahan makanan ini dilakukan oleh sekum. Ketika
makanan yang sudah dicerna memasuki Sekum, maka bagian ini mulai
mengembang untuk menampung makanan tersebut dan
memindahkannya ke bagian inti usus besar.
b. Menyerap Air.
Dalam waktu 24 jam setelah Anda mengkonsumsi makanan,
maka makanan yang telah dicerna di lambung dan usus halus akan tiba
di usus besar. Disinilah ada banyak air yang kemudian diserap.
Penyerapan air dilakukan agar dihasilkannya limbah padat berupa
feses.
c. Menyerap Vitamin.
Di dalam usus besar, terdapat sejumlah bakteri yang hidup dan
menghasilkan banyak vitamin. Diantaranya adalah vitamin K dan
biotin yang kemudian diserap kembali oleh tubuh melalui usus besar.
d. Mengurangi PH atau Keasaman.
Selain menghasilkan vitamin, bakteri yang ada di dalam usus
besar juga memproduksi asam lemak yang menyebabkan kadar
keasaman di dalam usus meningkat. Untuk itu, usus besar berfungsi
menghasilkan larutan alkali yang membantu mengurangi kadar
keasaman sehingga memperoleh keseimbangan pH.
e. Melindungi dari Infeksi.
Usus besar mempunyai lapisan lendir, bermanfaat untuk
melindungi lapisan usus dari bakteri berbahaya yang bisa
menyebabkan infeksi pada usus.
f. Mengeluarkan Kotoran.
Rektum menjalankan fungsi ini. Setelah semua sari-sari
makanan dan air terserap, maka terjadi proses pembentukan tinja padat
atau feses yang kemudian dikeluarkan melalui rektum.
B. Teknik pemasukan media kontras
Colon in loop merupakan teknik pemeriksaan radiologi usus besar
yang dapat menggunakan kontras tunggal dan kontras ganda. Kontras
tunggal dengan menggunakan larutan kontras barium, sedangkan kontras
ganda menggunakan larutan barium dan udara.
pemeriksaan colon in loop kontras ganda media kontrasnya berupa
campuran antara BaSO4 dan udara. Teknik pembuatan kontras ganda
terdiri dari tahap pengisian yaitu larutan barium mengisi lumen colon,
tahap pelapisan waktu unutuk menunggu larutan barium melapisi mukosa
colon, tahap pengosongan dimana sisa larutan barium dalam lumen colon
perlu dibuang sebanyak yang dapat dikeluarkan kembali,tahap
pengembangan disini dilakukan pemompaan udara ke dalam lumen colon,
terakhir tahap pemotretan, stelah seluruh colon mengembang sempurna,
maka dilakukan pemotretan radiografik.
(a) (b)
Gambar 2.2 Media Kontras (a) konras tunggal, (b) kontras ganda
(Ballinger, W. Philip dan Eugene D. Frank, 2013)
Gambar 2.3 Posisi Pasien AP (Ballinger, W. Philip dan Eugene D. Frank, 2013)
(a) (b)
Gambar 2.4 Hasil Radiograf (a) kontras tunggal,(b) kontras ganda
(Ballinger, W. Philip dan Eugene D. Frank, 2013)
h. Kriteria Radiograf :
1) Seluruh usus besar, termasuk bagian lipatan dan
rektum. (Dua IR mungkin diperlukan untuk
pasien hipersensia.)
2) Kolom vertebral di tengah sehingga bagian usus
besar yang naik dan turun disertakan.
Gambar 2.5 Posisi Pasien Proyeksi PA (Ballinger, W. Philip dan Eugene
D. Frank, 2013)
(a) (b)
Gambar 2.6 Hasil Radiograf Proyeksi PA (a) kontras tunggal, (b) kontrs
ganda (Ballinger, W. Philip dan Eugene D. Frank, 2013)
c. CR :
1) Diarahkan 30 sampai 40 derajat ke atas
masukkan garis tengah tubuh kira-kira 2 inci (5
cm) di bawah permukaan dari ASIS
2) Diarahkan untuk masuk ke margin inferior
simfisis pubis saat collimated gambar yang
diinginkan untuk demonstrasi daerah
rektosigmoid
d. Kriteria evaluasi :
1) Area rektosigmoid berada di tengah saat
digunakan IR 24 X 30 cm
2) Area rectosigmoid dengan superimposisi lebih
sedikit dibandingkan proyeksi AP karena dari
angulasi sinar pusat
3) Kolon transversal dan fleksur tidak selalu
termasuk
Gambar 2.8 Hasil Radiograf Proyeksi AP Axial (a) kontras tunggal, (b)
kontras ganda (Ballinger, W. Philip dan Eugene D. Frank, 2013)
(a) (b)
Gambar 2.10 Hasil Radiograf PA Axial (a) kontras tunggal (b) kontras
ganda (Ballinger, W. Philip dan Eugene D. Frank, 2013)
f. Struktur ditampilkan
Posisi LPO paling baik menunjukkan fleksura kolik kanan dan
menaik dan bagian sigmoid dari usus besar
Gambar 2.13 Posisi Pasien Proyeksi AP Oblique (RPO) (Ballinger, W. Philip dan
Eugene D. Frank, 2013)
(a) (b)
Gambar 2.14 Hasil Radiograf AP Oblique RPO (a) kontras tunggal, (b) kontras
ganda (Ballinger, W. Philip dan Eugene D. Frank, 2013)
(a) (b)
Gambar 2.16 Hasil radiograf PA Oblique (RAO) (a) kontras tunggal, (b)
kontras ganda (Ballinger, W. Philip dan Eugene D. Frank, 2013)
Gambar 2.17 Posisi Pasien Proyeksi Lateral (Ballinger, W. Philip dan Eugene
D. Frank, 2013)
(a) (b)
Gambar 2.18 Hasil Radiograf Proyeksi Lateral (a) kontras tunggal,
(b) kontras ganda (Ballinger, W. Philip dan Eugene D. Frank, 2013)
Gambar 2.20 Hasil Radiograf Proyeksi AP (RLD) (Ballinger, W. Philip dan Eugene D.
Frank, 2013)
g. Struktur ditampilkan : menunjukan usus besar yang berisi kontras,
posisi ini palong baik menunjukan sisi
media “atas” dari kolon asendens dan sisi
lateral kolon desendens ketika kolon terisi
udara.
10. Pemeriksaan Radopgraf Proyeksi PA (LLD)
a. Posisi Pasien : Tempatkan pasien pada sisi kiri dengan perut atau
punggung bersentuhan dengan grid vertikal
b. Posisi Objek :
1) pasien berbaring pada penyangga radiolusen,
pusatkan MSP
2) sesuaikan bagian tengah IR pada puncak iliaka
3) pelindung gonad
4) respirasi tangguhkan
c. CR : Horizontal dan tegak lurus terhadap IR untuk
memasuki garis tengah tubuh pada puncak iliaca
d. CP : Berada di MSP tubuh setinggi iliac creasts
e. FFD : 100 cm
Gambar 2.23 proyeksi Lateral LVD (Ballinger, W. Philip dan Eugene D. Frank, 2013)
Gambar 2.25 Hasil radiograf Proyeksi lateral LVD, posisi dekubitus ventral
(Ballinger, W. Philip dan Eugene D. Frank, 2013)
h. Struktur ditampilkan :
Posisi ventral decubitus menunjukkan proyeksi lateral dari isi
kontras usus besar. Posisi ini menunjukkan dengan bagian posterior "atas"
dari titik dua dan paling berharga dalam kontras ganda pemeriksaan (Gbr.
1 7- 1 22).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Usus besar adalah bagian dari sistem pencernaan. Usus besar merupakan
bagian akhir dari proses pencernaan, karena sebagai tempat pembuangan,
maka di usus besar sebagian nutrisi telah dicerna dan di Absorbsi dan
hanya menyisakan zat-zat yang tidak tercerna.
b. Patologi dari colon terdiri dari tumor, Hemoroid interna, Ileus, Colitis,
Divertikel. Sedangkan fisiologinya salah satunya memindahkan Makanan
dan menyerap Vitamin.
B. Saran
Ganong A,C,. 2019. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 17. Jakarta:EGC
Bontranger, P,. Lampignano, P.J. 2014. Radiografi posotion & Related Anatomy
(Belum selsai )