Ileus Obstruktif
Disusun oleh:
Pembimbing:
dr. Justin Ginting, Sp.Rad
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................2
BAB I...............................................................................................................3
PENDAHULUAN............................................................................................3
1.1 Latar Belakang............................................................................................3
BAB II..............................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................5
2.1 Anatomi Usus.....................................................................................................5
2.2 Pemeriksaan Radiologi..............................................................................13
2.2.1 Foto Polos Abdomen..........................................................................................13
2.2.2 CT-Scan Abdomen............................................................................................17
2.2.3 USG.....................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................21
2
BAB I
PENDAHULUAN
Ileus adalah gangguan pasase isi usus yang merupakan tanda adanya
obstruksi usus akut yang segera memerlukan pertolongan atau tindakan.
Gangguan pasase usus dapat disebabkan oleh obstruksi lumen usus yang
disebut ileus obstruktif atau oleh gangguan peristaltik yang selanjutnya disebut
sebagai ileus paralitik.
Obstruksi intestinal merupakan kegawatan dalam bedah abdominalis yang
sering dijumpai dan merupakan 60% - 70% dari seluruh kasus gawat abdomen.
Gawat perut dapat disebabkan oleh kelainan di dalam abdomen berupa
inflamasi, dan penyulitnya, ileus obstruktif, iskemik, dan perdarahan. Sebagian
kelainan dapat disebabkan oleh cedera langsung atau tidak langsung yang
mengakibatkan perforasi saluran cerna atau perdarahan.
Setiap tahunnya 1 dari 1000 penduduk dari segala usia didiagnosa ileus. Di
Amerika diperkirakan sekitar 300.000-400.000 menderita ileus setiap
tahunnya. Di Indonesia tercatat ada 7.059 kasus ileus paralitik dan obstruktif
tanpa hernia yang dirawat inap dan 7.024 pasien rawat jalan pada tahun 2004
menurut Bank data Departemen Kesehatan Indonesia.
Metode pencitraan yang dapat digunakan untuk mendiagnosis ileus adalah
foto polos abdomen 3 posisi, Foto Thorax, USG, CT-scan, serta MRI.
Pemeriksaan penunjang yang sering dipakai untuk penyakit ileus adalah foto
polos abdomen 3 posisi. FPA mempunyai tingkat sensitivitas 66% pada
obstruksi usus halus, sedangkan 84% pada obstruksi kolon. Foto polos
abdomen dapat dilakukan dalam 3 posisi, yaitu: Tiduran terlentang (supine),
sinar dari arah vertikal dengan proyeksi antero posterior (AP); Duduk atau
setengah duduk atau berdiri kalau memungkinkan, dengan sinar horizontal
3
proyeksi AP; Tiduran miring kekiri (Left Lateral decubitus = LLD ), dengan
sinar horizontal proyeksi AP.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Duodenum
duodenum juga merupakan batas akhir dari saluran cerna atas. Dimana
saluran cerna dipisahkan menjadi saluran cerna atas dan bawah oleh
5
Duodenum pars Ascendens
abdomen dan disebut dengan radix mesenterii. Pada bagian akhir dari
6
flora normal dalam intestinum crassum kembali ke intestinum tenue,
7
Usus besar merupakan tempat dimana air diabsorbsi dari sisa-sisa yang
yang tidak dapat dicerna dari cairan chyme, mengubahnya menjadi feses
defekasi terjadi. Usus besar terdiri dari cecum, apendik, colon ascenden,
transversum, desenden, sigmoid, rektum dan anal canal. Usus besar dibedakan
Taenia coli bermula dari base apendik sebagai lapisan longituinal tebal
dan berpisah membentuk tiga ikatan. Taenia berjalan sepanjang usus besar,
longitunal yang mengelilingi rektum. Karena taenia lebih pendek dari usus,
begitu jelas, kira-kira mempunyai panjang dan lebar 7,5 cm, berlokasi
pada kuadran kanan bawah, dimana berjalan pada inferior fosa iliakan ke
8
pertemuan dari ileum terminal dan sekum. Bila distensi dengan feses atau
sekum dapat terlepas dari fossa iliaka, tetapi biasanya terikat pada dinding
abdomen lateral oleh satu atau lebih lipatan dari lipatan sekal dari
peritoneum. Ileum terminal memasuki sekum secara oblik dan per bagian
9
posteromedial dari inferior sekum ke pertemuan ileosekal. Apendik
berikatan dengan sekum dan bagian proksimal dari apendik. Posisi dari
b. Colon
desenden, dan sigmoid yang berurutan satu sama lain dalam sebuah
lengkungan. Colon berjalan pertama pada sisi kanan dari usus halus, dan
berjalan superior dan anterior dari usus halus, kek kiri, dan inferior
kembali.
Colon asenden merupakan bagian kedua dari usus besar. Colon tersebut
melintas secara superior pada sisi kanan dari cavitas abdomen dari sekum
ke lobus kanan dari hepar, dimana berbelok ke kiri pada fleksura colica
dextra (fleksura hepatika). Colon asenden lebih sempit dari sekum dan
dan pada sisi nya, bagaimanapun, kurang lebih 25% dari manusia memiliki
asenden dan fleksura kolika kanan berasal dari cabang arteri mesenterika
superior, ileokolika dan arteri kolika dextra. Anastomosis arteri – arteri ini
dan dengan cabang dextra dari arteri kolika media, pertama dari serial
10
arkade anastomosis yang dilanjutkan oleh kolika sinistra dan arteri
ileokolika dan nodul limfa colika dextra, dan dari nodul limfa mesenterika
superior.
paling panjang, dan bagian paling mobile pada usus besar. Colon
superior, lebih akut, dan sedikit bebas dibandingkan fleksura kolika dextra.
Hal tersebut berjalan anterior ke bagian inferior dari ginjal kiri dan
berada pada inferior dari krista iliaka dan berlekatan atau bergabung
dengan dinding posterior dari bursa omentalis. Suplai darah dari colon
suplai darah arteri dari arteri kolika dextra dan sinistra. Aliran vena dari
11
colon transversum berasal dari nodul limfatik kolika media, dimana
kolika sinistra dan fossa iliaka sinistra, dimana berlanjut dengan colon
sigmoid. Peritoneum menutupi colon pada bagian anterior dan lateral dan
melintasi pada sisi anterior dari batas lateral ginjal kiri. Seperti pada colon
aspek lateralnya.
segmen S3, dimana bergabung dengan rektum. Akhir dari taenia coli, kira-
dan inferior dari bifurkasio dari pembuluh iliaka komunis ke aspek anterior
dari sakrum. Pada ureter kiri dan pembagian dari arteri komunis iliaka
12
sinistra berjalan secara retroperitoneal, posterior ke apeks dari akar
yaitu :
antero-posterior (AP)
Hal – hal yang dapat dinilai pada foto – foto di atas ialah:
13
1. Posisi terlentang (supine)
pelembungan (bulging).
radioopak.
Normal
14
menebal dan menempel membentuk gambaran vertebra dan muskulus
yang sirkuler menyerupai kosta. Tampak air fluid level pendek-pendek
berbentuk seperti tangga yang disebut step ladder appearance karena
15
membentuk gambaran vertebra dan muskulus yang sirkuler menyerupai
kosta. Gambaran penebalan usus besar yang juga distensi tampak di
tepi abdomen. Tampak gambaran air fluid level pendek-pendek
berbentuk seperti tangga yang disebut step ladder appearance karena
cairan transudasi berada dalam usus halus yang terdistensi dan air fluid
level panjang-panjang di kolon.
16
CT–Scan harus dilakukan dengan memasukkan zat kontras
dan lokasi dari obstruksi. CT lebih sensitif daripada radiografi dan akan
meliputi:
luar
torsio
titik tetap
17
Menebal dan meningka tka n atenuasi dinding usus
Halo atau tanda target
Pneumatosis intestinalis
Gas vena portal
Cairan terlokalisasi atau perdarahan di mesenteries
18
2.2.3 USG
(pola lipatan mukosa tinggi terdapat di jejunum, tidak ada di ileum), dan
Kehilangan peristaltik
19
o Gas mural
20
DAFTAR PUSTAKA
3. Sinicrope, Frank A., et. al. Ileus and bowel obstruction, October 2013,
th edition. Available at:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18847534
21