OBSTRUKSI INTESTINAL
Dosen Pengampu: Sri Mulyani, S. Kep., Ns., M. Kep
Disusun oleh:
Selvi Firginia Pramesti (2021200028)
Segala puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT Tuhan yang Maha Esa atas
berkat dan rahmatnya, kami dapat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen yang
kemudian dilanjutkan dengan penyusunan makalah dengan judul “Keperawatan Medikal
Bedah Obstruksi Intestinal”
DAFTAR ISI
JUDUL HALAMAN......................................................................................................................I
DAFTAR ISI..................................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................2
A. Latar Belakang.....................................................................................................3
B. Tujuan..................................................................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORI................................................................................................II
A. Anatomi Fisiologi Obstruksi Intestinal....................................................................5
B. Pengertian Obstruksi Intestinal................................................................................6
C. Etiologi Obstruksi Intestinal ...................................................................................7
D. Manifestasi Klinis Obstruksi Intestinal...................................................................8
E. Patofisiologi Obstruksi Intestinal............................................................................9
F. Pathway Obstruksi Intestinal...................................................................................10
G. Komplikasi Obstruksi Intestinal..............................................................................11
H. Penatalaksanaan Medis Obstruksi Intestinal...........................................................12
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN...............................................................................III
A. Pengkajian.................................................................................................................13
B. Diagnosa...................................................................................................................14
C. Perencanaan/Intervensi.............................................................................................15
D. Implementasi.............................................................................................................16
E. Evaluasi.....................................................................................................................17
BAB IV PENUTUP.............................................................................................................IV
A. Kesimpulan..............................................................................................................18
B. Saran........................................................................................................................19
C. Daftar pusaka...........................................................................................................20
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ileus adalah gangguan/hambatan pasase isi usus yang merupakan tanda adanya
obstruksi ususakut yang segera membutuhkan pertolongan atau tindakan. Ileus ada 2
macam yaitu ileus obstruktif dan ileus paralitik. Ileus obstruktif atau disebut juga ileus
mekanik adalah keadaan dimana isi lumensaluran cerna tidak bisa disalurkan ke distal
atau anus karena adanya sumbatan/hambatan mekanik yang disebabkan kelainan
dalam lumen usus, dinding usus atau luar usus yang menekan atau kelainan
vaskularisasi pada suatu segmen usus yang menyebabkan nekrosesegmen usus
tersebut. Sedangkan ileus paralitik atauadynamicileus adalah keadaan dimana usus
gagal/ tidak mampu melakukan kontraksi peristaltik untuk
menyalurkan isinya akibat kegagalan neurogenik atau hilangnya peristaltik usus tanpa
adanya obstruksi mekanik.
B. Tujuan
a) Tujuan Umum
Setelah melakukan asuhan keperawatan diharapkan penulis dapat meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan dalam menerapkan asuhan keperawatan yang bermutu
pada pasien dengan Obstruksi Intestinal
b) Tujuan Khusus.
Tujuan khusus yang ingin dicapai penulis setelah pelaksanaan asuhan keperawatan
adalah:
1. Mampu memahami tentang konsep dasar asuhan keperawatan Obstruksi Intestinal
2. Mampu melaksanakan pengkajian dalam memberikan asuhan keperawatan
Obstruksi Intestinal
3. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan Obstruksi Intestinal
4. Mampu merencanakan tindakan keperawatan Obstruksi Intestinal
5. Mampu mengimplementasikan rencana asuhan keperawatan Obstruksi Intestinal
6. Mampu mengevaluasi hasil asuhan keperawatan yang telah di berikan Obstruksi
Intestinal
7. Melakukan pendokumentasian Obstruksi Intestinal
BAB II
TINJAUAN TEORI
Ileus adalah gangguan/hambatan pasase isi usus yang merupakan tanda adanya obstruksi
ususakut yang segera membutuhkan pertolongan atau tindakan. Ileus ada 2 macam yaitu ileus
obstruktif dan ileus paralitik. Ileus obstruktif atau disebut juga ileus mekanik adalah keadaan
dimana isi lumensaluran cerna tidak bisa disalurkan ke distal atau anus karena adanya
sumbatan/hambatan mekanik yang disebabkan kelainan dalam lumen usus, dinding usus atau
luar usus yang menekan atau kelainan vaskularisasi pada suatu segmen usus yang
menyebabkan nekrosesegmen usus tersebut. Sedangkan ileus paralitik atauadynamicileus
adalah keadaan dimana usus gagal/ tidak mampu melakukan kontraksi peristaltik untuk
menyalurkan isinya akibat kegagalan neurogenik atau hilangnya peristaltik usus tanpa adanya
obstruksi mekanik.
1. Obstruksi sederhana
Obstruksi usus halus merupakan obstruksi saluran cerna tinggi, artinya disertai
dengan pengeluaran banyak cairan dan elektrolit baik di dalam lumen usus bagian oral dari
obstruksi, maupun oleh muntah. Gejala penyumbatan usus meliputi nyeri kram pada perut,
disertai kembung. Pada obstruksi usus halus proksimal akan timbul gejala muntah yang
banyak, yangjarang menjadi muntah fekal walaupun obstruksi berlangsung lama. Nyeri bisa
berat dan menetap. Nyeri abdomen sering dirasakan sebagai perasaan tidak enak di perut
bagian atas. Semakin distal sumbatan, maka muntah yang dihasilkan semakin fekulen.
Tanda vital normal pada tahap awal, namun akan berlanjut dengan dehidrasi akibat
kehilangan cairan dan elektrolit. Suhu tubuh bisa normal sampai demam. Distensi
abdomendapat dapat minimal atau tidak ada pada obstruksi proksimal dan semakin jelas
padasumbatandi daerah distal. Bising usus yang meningkat dan “metallic sound” dapat
didengar sesuai dengan timbulnya nyeri pada obstruksi di daerah distal.
2. Obstruksi
disertai proses strangulasi Gejalanya seperti obstruksi sederhana tetapi lebih nyata dan
disertai dengan nyeri hebat. Hal yang perlu diperhatikan adalah adanya skar bekas operasi
atau hernia. Bila dijumpai tanda-tanda strangulasi berupa nyeri iskemik dimana nyeri yang
sangat hebat, menetap dan tidakmenyurut, maka dilakukan tindakan operasi segera untuk
mencegah terjadinya nekrosis usus.
3. Obstruksi mekanis
Di kolon timbul perlahan-lahan dengan nyeri akibat sumbatanbiasanya terasa di
epigastrium. Nyeri yang hebat dan terus menerus menunjukkanadanya iskemia atau
peritonitis. Borborygmusdapat keras dan timbul sesuai dengannyeri. Konstipasi atau obstipasi
adalah gambaran umum obstruksi komplit. Muntahlebih sering terjadi pada penyumbatan
usus besar. Muntah timbul kemudian dan tidakterjadi bila katup ileosekal mampu mencegah
refluks. Bila akibat refluks isi kolon terdorong ke dalam usus
halus, akan tampak gangguan pada usus halus. Muntah fekalakan terjadi kemudian. Pada
keadaan valvula Bauchini yang paten, terjadi distensi hebat dan sering mengakibatkan
perforasi sekum karena tekanannya paling tinggi dandindingnya yang lebih tipis. Pada
pemeriksaan fisis akan menunjukkan distensi abdomen dan timpani, gerakan usus akan
tampak pada pasien yang kurus, dan akanterdengarmetallic soundpada auskultasi. Nyeri yang
terlokasi, dan terabanya massamenunjukkan adanya strangulasi.
Pada obstruksi kolon dapat terjadi dilatasi progresif pada sekum yang berakhir Dengan
perforasi sekum sehingga terjadi pencemaran rongga perut dengan akibat peritonitis umum.
A. Pengkajian
1. Identitas pasien: nama, umur, jenis kelamin, alamat, agama, status, dan
Pendidikan atau pekerjaan pasien
2. Keluhan utama: faktor utama yang mendorong pasien mencari pertolongan ke
rumah sakit
3. Riwayat penyakit sekarang
4. Riwayat penyakit dahulu: penyakit yang pernah dialami pasien
5. Riwayat penyakit keluarga: apakah ada anggota keluaga yang menderita
penyakit-penyakit yang disinyalir sebagai penyakit efusi pleura
6. Perkajian ll pola fungsional gorden: pola persepsi, pola nutrisi, eliminasi, pola
aktivitas dan latihan, pola tidur dan istirahat, pola hubungan dan peran, pola
persepsi dan konsep diri, pola kognitif, pola seksual, pola koping, dan pola
nilai kepercayaan
B. Diagnosa
Pada anamnesis obstruksi tinggi sering dapat ditemukan penyebab misalnya Berupa
adhesi dalam perut karena pernah dioperasi atau terdapat hernia. Gejala umum berupa syok,
oliguri dan gangguan elektrolit. Selanjutnya ditemukan meteorismus dan kelebihan cairan
diusus, hiperperistaltis berkala berupa kolik yang disertai mual dan muntah. Kolik tersebut
terlihat pada inspeksi perut sebagai gerakan usus atau kejang usus dan pada auskultasi
sewaktuserangan kolik, hiperperistaltis kedengaran jelas sebagai bunyi nada tinggi. Penderita
tampakgelisah dan menggeliat sewaktu kolik dan setelah satu dua kali defekasi tidak ada lagi
flatusatau defekasi. Pemeriksaan dengan meraba dinding perut bertujuan untuk mencari
adanyanyeritumpul dan pembengkakan atau massa yang abnormal. Gejala permulaan pada
obstruksi kolonadalah perubahan kebiasaan buang air besar terutama berupa obstipasi dan
kembung yang kadang disertai kolik pada perut bagian bawah. Pada inspeksi diperhatikan
pembesaran perut yang tidak pada tempatnya misalnya pembesaran setempat karena
peristaltis yang hebat sehingga terlihat gelombang usus ataupun kontur usus pada dinding
perut. Biasanya distensiterjadi pada sekum dan kolon bagian proksimal karena bagian ini
mudah membesar. Dengan stetoskop, diperiksa suara normal dari usus yang berfungsi (bising
usus). Padapenyakit ini, bising usus mungkin terdengar sangat keras dan bernada tinggi, atau
tidakterdengar sama sekali. Nilai laboratorium pada awalnya normal, kemudian akan terjadi
hemokonsentrasi, leukositosis, dan gangguan elektrolit. Pada pemeriksaan radiologis, dengan
posisi tegak, terlentang dan lateral dekubitus menunjukkan
A. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
A. Kesimpulan
Obstruksi usus (mekanik) adalah keadaan dimana isi lumen saluran cerna tidak Bias
disalurkan ke distal atau anus karena ada sumbatan/hambatan yang disebabkan kelainan
dalamlumen usus, dinding usus atau luar usus yang menekan atau kelainan vaskularisasi pada
suatusegmen usus yang menyebabkan nekrosissegmen usus tersebut. Obstruksi usus halus
dapat disebabkan oleh adhesi, hernia inkarserata, neoplasma, intususepsi, volvulus, benda
asing, kumpulan cacing askaris, sedangkan obstruksi usus besar penyebabnya adalah
karsinoma, volvulus, divertikulum Meckel, penyakit Hirschsprung, inflamasi, tumor jinak,
impaksi fekal.Gejala penyumbatan usus meliputi nyeri krampada perut, disertai kembung.
Bisingusus yang meningkat dan “metallic sound” dapat didengar sesuai dengan timbulnya
nyeri padaobstruksi di daerah distal. Gejala umum berupa syok, oliguri dan gangguan
elektrolit. Kolikdapat terlihat pada inspeksi perut sebagai gerakan usus atau kejang usus dan
pada auskultasisewaktu serangan kolik, hiperperistaltis kedengaran jelas sebagai bunyi
nada tinggi. Usus dibagian distal kolaps, sementara bagian proksimal berdilatasi. Usus yang
berdilatasi menyebabkan penumpukan cairan dan gas, distensi yang menyeluruh
menyebabkan pembuluhdarah tertekan sehingga suplai darah berkurang (iskemik), dapat
terjadi perforasi. Gambaranradiologi dari ileus berupa distensi usus dengan multiple air fluid
level, distensi usus bagianproksimal, absen dari udara kolon pada obstruksi usus halus.
Tujuan utama penatalaksanaan adalah dekompresi bagian yang mengalami Obstruksi untuk
mencegah perforasi. Tindakan operasi biasanya selalu diperlukan.
B. Saran
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien obstruksi intestinal sebaiknya
lebih tanggap dalam memberi tindakan keperawatan secara cepat dan tepat serta memberikan
penyuluhan tentang penyakit. Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien
haemoroid sebaiknya lebih tanggap dalam memberi tindakan keperawatan secara cepat dan
tepat serta memberikan penyuluhan tentang penyakit.
DAFTAR PUSTAKA