Bahan Ajar Pelatihan Pengolahan Produk Perikanan
Bahan Ajar Pelatihan Pengolahan Produk Perikanan
PENGOLAHAN
PRODUK
PERIKANAN
PENYUSUN :
Arzianingsih, S.Pi
M. Thoyyib Habibie, S.Pi
Sri Ahdyanti, S.Pi
Hardawiansyah, S.Pi
Edi Sulman, S.Pi
PENYULUH PERIKANAN
DINAS PERIKANAN SUMBAWA BARAT
SATMINKAL BBRBLPP-GONDOL
2022
Kata Pengantar
S
Peraturan
alah satu butir tugas pokok penyuluh perikanan yang tertuang dalam
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :
PER/19/M.PAN/10/2008 tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Perikanan dan
Angka Kreditnya adalah melaksanakan kegiatan penyuluhan dengan menerapkan
metode penyuluhan perikanan yang diantaranya adalah Demonstrasi Cara dan
Demonstrasi Hasil. Demonstrasi Cara identic dengan pemberian contoh secara
nyata kepada sasaran penyuluhan mengenai langkah demi langkah dalam
melakukan/menerapkan sebuah teknologi sedangkan Demonstrasi Hasil lebih
kepada pemberian contoh yang nyata terhadap pelaku utama tentang
keberhasilan yang dicapai setelah menerapkan teknologi tertentu yang kita
suluhkan.
Di dalam pelaksanaan kedua jenis metode penyuluhan perikanan ini tentu
saja tidak cukup hanyak mengetahui perbedaan kedua jenis metode tersebut,
namun juga tidak cukup hanya mengetahui perbedaan kedua jenis metode
tersebut, namun juga memerlukan pemahaman mengenai jenis-jenis, kriteria, teknik
pelaksanaan serta manfaat dan hambatan dalam melaksanakan Demonstrasi Cara
dan Demonstrasi Hasil.
Bahan ajar ini disusun untuk memberikan pengetahuan kepada para
pembaca mengenai metode penyuluhan perikanan demonstrasi cara dan
demonstrasi hasil sehingga diharapkan para pembaca akan mampu melaksanakan
kedua jenis metode penyuluhan perikanan tersebut. Di dalam petunjuk ini juga
disampaikan beberapa pembaca sekalian dalam menerapkan metode penyuluhan
perikanan demonstrasi cara maupun demonstrasi hasil.
ii
iii
PENYULUH PERIKANAN SUMBAWA BARAT
DAFTAR ISI
COVER........................................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR................................................................................................................ ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................................iii
PENDAHULUAN....................................................................................................................... 1
PELAKSANAAN DEMONTRASI CARA............................................................................. 3
Surimi ........................................................................................................................................ 4
Pempek Ikan .......................................................................................................................... 10
Bakso Tenggiri ...................................................................................................................... 13
Cendol Rumput Laut ............................................................................................................ 19
Cendol Ikan ............................................................................................................................. 22
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
PENYULUH PERIKANAN SUMBAWA BARAT
1
iii
PENDAHULUAN
P enyuluhan Kelauatan dan Perikanan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta
pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam
mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumberdaya lainnya sebagai upaya
untuk meningkatkan produkutivitasnya, efesien usaha, pendapatan dan kesejahteraannya serta
meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Kegiatan penyuluh
perikanan meliputi pendidikan, penyuluhan perikanan, pengembangan penyuluhan,
pengembangan profesi dan penunjang kegiatan penyuluhan kelautan dan perikanan.
penyuluhan dilaksanakan dengan berpedoman pada programa penyuluhan, penyuluhan juga
dilakukan dengan menggunakan pendekatan partisifatif melalui mekanisme kerja dan metode
yang disesuaikan dengan kebutuhan serta kondisi pelaku utama dan pelau usaha.
Tujuan
1. Meningkatkan pengetahuan pembaca tentang jenis-jenis, kriteria, tahapan
pelaksanaan pengolahan produk perikanan untuk didemontrasi cara dan
demontrasi hasil;
2. Meningkatakan pengetahuan pembeca tentang contoh-contoh teknologi
tepat guna yang dapat diterapkan dalam pelaksanaan demontrasi cara dan
demontrasi hasil;
PELAKSANAAN
DEMONTRASI CARA
b. Tahapan
Pengolahan
1.
1. Pendahuluan
juga dapat disebut sebagai olahan daging cincang yang lemak dan kandungan nitrogen lainnya dari
telah mengalami beberapa kali proses pencucian yang daging ikan sehingga dihasilkan surimi tanpa
dimaksudkan untuk menghilangkan komponen yang bau, rasa dan warna serta memiliki kekutan
larut air seperti protein, sarkoplasma, darah dan enzim. gel yang baik. Proses pencucian surimi
Produksi surimi secara komersial dibuat dengan dilakukan dengan cara mencampur air dan
menggunakan alat pemisah mekanik untuk memisahkan daging lumat kemudian digerakkan secara
daging lumat ikan dari tulang dan kulit, diikuti dengan mekanis. Jumlah air yang digunakan dan
pencucian (sampai 3 kali pencucian) dengan air atau banyaknya siklus pencucian ditentukan oleh
larutan garam. Proses pencucian bertujuan untuk jenis ikan dan mutu surimi yang diinginkan.
menghilangkan sebagian besar komoenen larut dalam Pada umumnya pencucian surimi dilakukan
air, darah (pigmen), penyebab bau pada lemak. Setelah sebanyak 3-4 kali selama 10 menit dengan
itu pencucian terakhir, daging lumat dipress untuk perbandingan air ikan yaitu 3 : 1 atau 4 : 1.
menghilangkan air yang tersisa lalu dicampur dengan Pada beberapa ikan, pada pencucian
cryoprotectant yang tepat untuk mencegah denaturasi terakhir biasanya ditambahkan garam (0.2%)
protein selama penyimpanan beku. dalam air pencucian. Proses pencucian yang
Pada dasarnya, hampir semua daging bisa dijadikan dilakukan pada pembuatan surimi pada
surimi. Hal pertama yang dilakukan sebelum membuat dasarnya dilakukan untuk meningkatkan sifat
surimi adalah membuat daging lumat atau minced fish. elastik daging ikan, tetapi perlu juga
Daging giling yang digunakan untuk pembuatan surimi diperhatikan pengaruhnya terhadap nilai gizi
sebaiknya memiliki diameter 3 mm hingga 5 mm. ikan secara keseluruhan kadar air,
Sebelum daging dipress, daging harus dibersihkan dari pengawasan suhu pembekuan dan
tulang, kulit dan darah. Ukuran dan tekstur dari daging penyimpanan serta kondisi penanganan dan
giling ikan juga akan memberikan pengaruh pada distribusi. Penentuan mutunya dilakukan
kualitas minced fish. Surimi yang baik adalah surimi dengan mengukur kekuatan gel dan
yang memiliki warna putih, rasa yang baik (khas ikan), penilaian organoleptik yaitu uji lipat dan uji
dan kemampuan gel yang kuat. gigit.
Pada proses pembuatan surimi hal yang paling penting
yang perlu diperhatikan adalah tahap pencucian.
Pencucian merupakan tahap paling penting dalam
pembuatan surimi agar dapat dihasilkan surimi dengan
kualitas yang baik.
4
2. Peralatan yang digunakan 5
untuk Proses Pembuatan
Surimi
P engolahan surimi dapat dilakukan secara manual dengan proses batch (sebagian-sebagian)
dan secara mekanisasi dengan proses kontinyu. Perbedaan cara pembuatan surimi akan
menyebabkan perbedaan dalam jenis peralatan yang digunakan. Peralatan yang digunakan
pada proses batch yaitu alat pemisah daging (meat bone separator),
wadah,timbangan,pisau,cutting board (talenan), sendok, trays, saringan kasa nilon, alat
pengepres, alat pencampur (grinder, mixer, silent cutter). Sedangkan peralatan yang
digunakan pada proses kontinyu adalah alat pemisah daging ( meat bone separator ), tangki
pembilasan (leaching tank), penyaring (rotary sieve), alat pengepres (continous screw press),
alat penapis (strainer) dan alat pencampur (grinder/ mixer/ silent cutter ). Berikut ini adalah
beberapa jenis peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan surimi
1) Alat Pemisah Daging (meat bone separator) Meat bone separator adalah alat yang
digunakan untuk memisahkan daging dari kulit, duri/tulang pada proses secara mekanis,
sedangkan secara manual dapat dilakukan dengan cara memfillet ikan atau mengerok
daging i kan dengan menggunakan sendok. Prinsip kerja meat bone separator adalah dengan
melewatkan ikan pada celah kecil antara silinder berlubang dan conveyor belt. Dengan
adanya tekanan dari belt maka daging ikan akan terpisah dan masuk melalui lubang-lubang
kecil pada silinder, sedangkan kulit dan duri/tulang terbuang mengikuti gerakan conveyor
belt. Mesin meat bone separator bekerja secara otomatis menggunakan listrik. Dalam
penggunaannya, kita tinggal menyiapkan ikan sudah dibersihkan dan dikeluarkan isi perutnya
kemudian memasukkannya ke dalam mesin. Ikan yang masuk ke dalam mesin akan diproses
secara cepat. Tulang dan bagian ikan yang tidak diinginkan akan dibuang, sedangkan daging
yang sudah bersih akan dikeluarkan di tempat terpisah. Selama alat ini bekerja akan
menimbulkan panas, maka sebaiknya mesin didinginkan dengan es agar ikan tetap dalam
keadaan dingin (prinsip pengolahan selalu dalam rantai dingin).
2) Tangki Pembilasan Pada pengolahan dengan skala industri besar tahap pembilasan
dilakukan secara mekanis dengan peralatan berupa tangki pembilasan ( leaching tank ),
saringan berputar ( rotary sieve ), alat pengepres (continous screw press) yang dirangkai
dalam satu mesin proses. Proses leaching dilakukan di tangki pencucian atau leaching tank
dan air dibuang melalui lubang pembuangan pada bagian bawah tangki dengan cara
membuka kran. Leaching tank dilengkapi dengan pengaduk yang secara terus menerus dan
secara otomatis berputar selama proses leaching. Pada proses leaching secara manual
dilakukan dalam wadah, bisa berupa baskom plastik atau stainlesssteel. Utuk proses
pengadukan bisa menggunakan sendok atau alat sejenisnya. Air hasil pencucian dibuang
dengan cara menyaring daging ikan menggunakan kasa nilon.
3) Penyaring Penyaringan bertujuan untuk membuang air yang digunakan saat proses
pembilasan (leaching). Pada proses secara mekanis digunakan alat rotary sieve sebagai
penyaring. Alat ini terdiri dari silinder yang dapat berputar sambil menyaring kelebihan air.
Pada proses secara manual digunakan kain batis atau kain kasa nilon sebagai penyaring.
Kain batis adalah kain halus tipis tembus cahaya. Kain ini terbuat dari bahan polyester atau
nilon. Penyaringan dilakukan dengan cara menuang lumatan daging ikan. Untuk
mempercepat proses penyaringan maka kain kasa nilon digoyang-goyang sehing ga memud
ahk an air keluar melalui l ub ang -lubang kain kas a.
4) Pengepres Pada proses pengepresan surimi hasil akhir yang diharapkan adalah keluarnya
air dari produk ketika proses pengepresan dilakukan. Ada beberapa alat yang bisa digunakan
pada proses ini. Pada proses secara mekanis digunakan continous screw press sebagai alat
pengepres. Prinsip kerja adalah lumatan daging ikan yang berasal dari rotary sieve masuk ke
dalam wadah pada alat continous screw press. Kemudian alat silinder berputar ini melakukan
pengepresan sehingga menghilangkan kelebihan air yang tersisa setelah proses penyaringan.
Pada proses secara manual tahap pengepresan dilakukan dengan alat pengepres hidrolik
atau sentrifugal, yaitu lumatan daging ikan dibungkus dalam kasa nilon penyaring, kemudian
diletakkan di atas alat ini dan ditutup pagan pada bagian atas, kemudian secara perlahan
pengepres diturunkan sehingga menekan lumatan daging ikan untuk menghilangkan air yang
tersisa. Pengepresan secara manual juga bisa menggunakan mesin spinner. Mesin spinner
adalah suatu alat peniris yang digunakan untuk meniriskan atau mengurangi kadar minyak
atau kadar air pada produk. Sistem kerja mesin ini yaitu dengan cara deoling (putaran)
dengan kecepatan tertentu. Dari proses perputaran tersebut minyak atau air akan keluar
melalui lubang pembuangan. Dengan proses tersebut kadar minyak atau kadar air produk
akan berkurang secara signifikan.
5) Alat Penapis (strainer) Alat ini digunakan untuk menghilangkan sisa-sisa sisik, jaringan
ikan, duri-duri halus yang mungkin masih terdapat pada produk akhir setelah proses
pengepresan. Strainer merupakan alat yang terpisah dari rangkaian alat pencucian
(leaching). Sehingga pada proses secara batch dapat menggunakan alat ini jika ada. 6)
Grinder/mixer/silent cutter/food processor/meat mixer Grinder, mixer dan silent cutter
digunakan untuk melakukan pencampuran lumatan daging ikan dengan gula dan poliphospat.
Alat ini dilengkapi dengan pengaduk sehingga dapat mencampur adonan sampai merata.
Pada meat mixer, dilengkapi tabung es yang menghambat panas yang ditimbulkan mesin.
Alat ini juga dapat digunakan dalam proses pengolahan produk-produk lanjutan dari surimi
(fish, jelly product).
Daging ikan disaring pada setiap selesai proses pembilasan (leaching), kemudian proses leaching diulang
lagi sampai 3 kali. Pada bilasan atau leaching terakhir, ditambahkan garam sebanyak 0,2 atau 0,3 %.
Penambahan garam bertujuan untuk memudahkan menghilangkan air dari daging ikan. Pembilasan yang
lebih dari 3 kali biasanya memberikan hasil yang kurang baik karena kemungkinan terjadi denaturasi
protein dan hilangnya rasa alami karena banyak komponen daging ikan yang terbuang bersama air
pembilas.
6) Pengepresan dan Pemberian Bahan Tambahan Pengepresan dilakukan untuk menghilangkan sisa air
sehingga kadar air pada produk akhir adalah 80 - 85 %. Bagian ikan yang digunakan pada tahap
pengepresan adalah daging halus dan serat halus. Pada proses manual, pengepresan dilakukan
menggunakan kain saring dan alat pengepres berupa pengepres hidrolik atau spinner. Pada proses
kontinyu digunakan continuos screw press. Pada alat ini, daging ikan dipress dengan cara diputar dan
didorong maju dalam saringan semacam screw yang berlubang-lubang. Lumatan daging ikan yang
dihasilkan selanjutnya ditambahkan 3 - 4 % gula/sukrosa/sorbitol dan 0 ,2 - 0, 3 % polifosfat. Gula
berfungsi sebagai bahan krioprotektif dan polifosfat sebagai bahan pengikat air untuk mempertahankan
daya ikat air (water holding capacity). Pencampuran dapat dilakukan dengan alat grinder, mixer, food
processor atau silent cutter.
7) Pembekuan Tahapan yang dilakukan setelah pemberian bahan tambahan adalah mencetak dan
mengemas surimi. Proses pencetakan surimi bisa dilakukan dengan menggunakan pan/ loyang segi empat
yang ukurannya disesuaikan dengan plastik pengemas primer. Surimi dibentuk di atas pan/loyang sambil
dipadatkan. Satu blok surimi komersial biasanya beratnya 10 kg/blok. Setelah itu blok surimi dibekukan
dalam contact plate freezer atau air blast freezer.
2. Peralatan
1. I Buah Food Prosesor
2. 1 buah Pengadon
3. 2 Buah Sendok Makan
4. 1 Buah Baskom untuk membuat adonan pempek
5. 1 buah mangkok
6. 1 buah keranjang plastik/bumbu untukmeniriskan pempek setelah direbus
7. 1 set panci untuk merebus pempek
8. 1 buah saringan untuk menyaring saus
9. 1 buah spatula/sendok kayu
10. 1 buah wajan + serok + susuk
11. 1 set kompor gas
10
PENYULUH PERIKANAN SUMBAWA BARAT
3. Proses Pengolahan Pempek
Bahan Adonan :
500 Gram Daging ikan lumat
50 Gram Terigu
350 Gram Tapioca
300 Ml Air
2-3 Siung Bawang putih
1 Sdm Gula pasir
2 Sdm Minyak sayur
2 Sdm Garam Halus
11
PENYULUH PERIKANAN SUMBAWA BARAT
Cara Membuat Pempek :
Campur tepung terigu, gula putih, garam, bawang putih dan air;
Masak di atas api sambil diaduk hingga menjadi bubur kental. Angkat dan
dinginkan kemudian sisihkan;
Masukkan daging ikan ke dalam bubur, uleni hingga rata Masukkan ke
dalam bubur tepung aduk hingga rata;
Masukkan tapioka sedikit demi sedikit sambil diuleni hingga menjadi
adonan yang licin dan mengkilap;
Bagi adonan menjadi beberapa bagian (tergantung besar kecilnya yang
akan dibentuk). Bentuklah masing-masing bagian menjadi lenjeran, adaan,
atau kapal selam sesuai selera;
Masukkan pempek yang sudah dicetak ke dalam air mendidih yang telah
diberi minyak sayur;
Rebus hingga matang (mengapung) 8. Angkat dan tiriskan;
12
PENYULUH PERIKANAN SUMBAWA BARAT
PENYULUH PERIKANAN SUMBAWA BARAT
Tenggiri
3. B A K S O
1. Pendahuluan
Iperikanan
kan sebagai salah satu sumber protein hewani, komoditi hasil
yang memiliki sifat cepat busuk (perisable). Sumber
pembusuk yang ada pada ikan terutama disebabkan oleh
kegiatan bakteri dan enzim yang terdapat dalam tubuh ikan.
Sifat ikan yang cepat busuk mengakibatkan ikan tidak dapat di
konsumsi di tempat yang jauh dari tempat produksi untuk
mencegah hal itu perlu di lakukan usaha pencegah berupa
pengawetan dan pengolahan.
13
14
Bakso ikan merupakan produk yang mudah rusak karena kandungan gizi yang
tinggi. Bakso yang beredar di pasaran banyak yang menggunakan pengawet yang di
larang oleh pemerintah karena berbahaya bagi kesehatan manusia yang
mengkonsumsinya. Bakso yang tidak diberi pengawet hanya tahan 12 jam. Pemberian
asap cair dapat memperpanjang masa simpan bakso sampai dengan 6 hari
Bakso ikan tenggiri dengan penambahan tepung tapioka dibuat untuk
mengoptimalkan pemanfaatan hasil laut (ikan) sebagai salah satu bahan pangan
bernilai gizi tinggi sehingga dapat dijadikan alternatif produk atau jajanan yang
menarik sehat dan ekonomis. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penelitian ini
dilakukan untuk mendapatkan produk olahan bakso ikan tenggiri dengan konsentrasi
tepung tapioka melalui uji organoleptik sehingga mendapatkan cita rasa yang gurih
dan layak dikomsumsi dan bernilai ekonomis.
15
PENYULUH PERIKANAN SUMBAWA BARAT
3. Proses Pengolahan Bakso
Tenggiri
Cara Membuat
Sambal Bakso :
1. Cabai rawit dan bawang putih
direbus1-2 menit kemudian dihaluskan
dengan blender.
2. Tambhakan perasan jeruk nipis,
garam, gula dan sedkit air.
4.
Cendol
rumput laut
1. Pendahuluan
C endol rumput laut merupakan
salah satu diversifiksi pengolahan
rumput laut. Proses pengolahanya mudah dengan menggunakan
peralatan yang sederhana. Sebagai bahan utama adalah rumput
laut yang dibuat bubur melalui cara perebusan dan penghalusan
menggunakan blender, sesudah itu ditambahkan bahan-bahan
tambahan lain seperti garam, susu bubuk, tepung sagu, tepung
beras dan pasta pandan dan selanjutnya pencetakan. Produk ini
dapat dimakan sebagai makanan jajanan9kuliner) dan enak
disajikan dalam keadaan dingin.
2. Peralatan
1. Timbangan
2. Ember Plastik
3. Baskom
4. Panci perebusan
5. Pengaduk kayu
6. Cetakan cendol
7. Blender
8. Kompor
19
PENYULUH PERIKANAN SUMBAWA BARAT
Bahan Cendol :
1. Rumput Laut (Basah)/agar-agar kertas : 500 gr
2. Tepung sagu : 250 gr
3. Susu bubuk : 50 gr
4. Garam : 0,5 sdt
5. Pasta pandan : secukupnya
6. Air : 1, 5 liter
7. Es Batu secukupnya
8. Air kapur sirih : 2 sdm
Bahan Saus :
1. Gula merah : 0,5 Kg
2. Gula Pasir : Secukupnya
3. Santan : 2 ltr (dari 1 butir kelapa)
4. Garam secukupnya
5. Daun pandan secukupnya
PENYULUH PERIKANAN SUMBAWA BARAT
21
iKaN
PENYULUH PERIKANAN SUMBAWA BARAT
5. CENDOL
Bahan Cendol :
1. 100 gr Daging ikan
2. 250 gr Tepung Beras
3. 50 gr Tepung Kanji
4. 3 sdm Air Perasan Lemon
5. 7 sdt Pasta Pandan
6. 1400 ml Air
7. Es Batu Secukupnya
Bahan Saus :
1. 450 gr Gula Merah
2. 1200 ml Santan/Buah Kelapa
3. 1 sdt Garam halus
4. 50 gr Gula Pasir
5. 8 Lbr Daun Pandan
6. 450 ml air
7. Toping nangka yang sudah dipotong
22
PENYULUH PERIKANAN SUMBAWA BARAT
Cara Membuat
Saus Santan :
1. Masak santan dengan api kecil
sambildiaduk aduk pelan-pelan
2. Tambahkan 4 lembar daun pandan
Tambahkan garam halus aduk terus
hingga ada bui pada santan jangan
sampai mendidih
3. Angkat santan dan dinginkan
4. Masak air dengan api kecil
tambahkan gula merah aduk hingga
gula merah larut tambahkan gula
pasir
5. Tambahkan 4 lembar daun pandan
Jika sudah mendidih matikan
kompor dan dinginkan
6. Siapkan wadah saji beri cendol ikan kemudian saus gula merah lalu santan dan
beri toping potongan daging nangka
23
DAFTAR
PUSTAKA
22
PENYULUH PERIKANAN SUMBAWA BARAT