Anda di halaman 1dari 2

SERAH TERIMA PASIEN DARI OK KE RAWAT

INAP

Nomor Dokumen Halaman


Revisi Protap
00/I.Anest/00/05 1-3

Ditetapkan Oleh
Direktur RSSP

Tanggal Terbit
Prosedur Tetap
Agustus 2019

dr.Henrikus Chandra L
NIP.

Tindakan perawat mengambil pasien dari kamar iperasi ke ruangan


perawatan dan menerima serah terima informasi tentang pasien post
Pengertian
operasi dari perawat beda/penata anestesi.

1. Untuk menjamin keamanan dan kelanjutan perawatan pasien yang


diperoleh dari perawat kamar bedah ke ruangan rawat inap.
2. Untuk mencegah potensial komplikasi akibat operasi dan anestesi
Tujuan
3. Untuk mempertimbangkan emosi, psikologis pasien dan
melaksanakannya kecapakan komunikasi.

Dilakukan oleh perawat kamar bedah/penata anestesi dengan perawat


ruangan rawat inap dalam serah terima pasien post operasi di kamar
Kebijakan
operasi.

Prosedur Hasil yang diharapkan:


Pasien yang dipindahkan ke instalasi rawat inap dalam keadaan aman
dan melanjutkan perawatan antara kamar bedah dan ruangan instalasi
rawat inap.

Persiapan alat:
Tempat tidur lengkap, handuk, nierbeken, kertas tissu dan selimut
tebal serta gantung infus, gantungan urine bag dan gantungan cairan
NGT.

Cara kerja:
1. Perawat ruang rawat menjeput pasien setelah ada
pemberitahuan/panggilan dari perawat kamar bedah.
2. Perawat rawat inap menjemput pasien serta menerima status dari
perawat kamar bedah yang mencakup laporan terperinci mengenai
pasien dan kondisinya.
3. Laporan ini meliputi hal sebagai berikut:
a. Prosedur apa yang telah dilakukan
b. Apakah ada drain, infus, saluran intravena dan posisi pasien
c. Informasi mengenai alergi atau tidak dan kondisi medik
sebelumnya.
d. Catatan khusu dari dokter anestesi dan dokter bedah untuk
perawatan post operasi.
4. Perawat yang menerima harus memeriksa keadaan pasien sebelum
membawa pasien ke ruang rawat inap. Bila perawat yang
menerima merasa bahwa pasien belum cukup baik untuk
dipindahkan ke ruangan, pasien harus diobservasi dulu di ruang
pulih sampai keadaan memungkinkan untuk dipindahkan ke ruang
rawat inap.

5. Dalam memindahkan pasien harus diperhatikan pasien setiap saat,


penyekat tempat tidur harus dipasang selama dalam perjalanan ke
ruang rawat.
6. Kalau tidak ada instruksi khusus setiap 30 menit dan 4 jam post
operasi lakukan pengkajian terhadap pasien, kemudian setiap jam
selama 2 jam berikutnya dan kemudian setiap 4 jam. Observasi
post anestesi dan pembedahan secara rutine meliputi pengkajian
berikut ini:
a. Observasi kardiovaskuler yaitu frekuensi dalamnya pernafasan
dan adanya dyspnea atau henti nafas. Amati pergerakan dada
terhadap ekspansi bilateral yang sama dan juga amati warna
kulit serta posisi pasien untuk memberikan ekspansi paru yang
optimum.
b. Amati balutan, drain, sisi/lokasi luka operasi dan kuantitas dan
sifat drainase.
c. Pertahankan pencatatan infus intravena yang akurat, cairan
oral, drainase luka dan stoma, drainase nasogastik, muntah,
urine dan cairan irigasi.
d. Amati pasien terhadap tanda-tanda psikologis yang
menunjukkan nyeri, misalnya: berkeringat, tachikardia,
hipotensi, pucat.
e. Observasi hygiene mulut, apakah bibir pecah-pecah dan
kering.
7. Berikan oksigen pada pasien, bila ada instruksi dokter
8. Kalau kemungkinan ganti posisi pasien, tidur miring setiap 2 jam
9. Berikan antibiotika dan analgetika serta obat-obatan lain sesuai
dengan instruksi dokter.
10. Berikan atensi, informasi dan keyakinan pada pasien dan
keluarganya.

Hal-hal yang harus diperhatikan:


Sangatlah penting untuk langsung mencatat pengkajian setelah pasien
sampai diruangan rawat inap di dalam status pasien, kemudian
laporkan kembali pada akhir tugas (serah terima)

Unit Terkait IBS, Instalasi Rawat Inap Bedah / Non Bedah

Anda mungkin juga menyukai