Anda di halaman 1dari 4

LAYANAN SEDASI PASIEN DEWASA

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


00 1/2

Ditetapkan oleh Direktur,


PROSEDUR Tanggal Terbit :
TETAP
Dr. Sandi iljanto, M.P.H

PENGERTIAN Prosedur tindakan sedasi pada pasien dewasa yang meliputi


penerimaan, perencanaan, persiapan, pemantauan sedasi dan
perawatan pasca sedasi.

TUJUAN 1. Mengoptimalkan keadaan pasien pra, intra, dan pasca


sedasi
2. Mempertahankan kondisi dan keselamatan pasien
selama tindakan sedasi.
3. Peningkatan kualitas layanan anastesi
KEBIJAKAN Surat keputusan direktur RSU HGA Nomor
617/SK-DIR/RSHGA/VI/2016 tentang pedoman pelayanan
anastesiologi dan terapi intensif di RSU Hasanah Graha Afiah
PROSEDUR 1. Tahap Pra sedasi
a. Keputusan jenis tindakan sedasi yang akan
dilakukan berdasarkan dari temuan kunjungan pra
anastesi oleh dokter anastesiologi
b. Persiapan sedasi dilakukan di rumah berdasarkan
instruksi klinik pre operatif atau di ruang rawat inap
berdasarkan instruksi saat kunjungan pra anstesi
c. Sebelum tindakan sedasi sedang dan dalam di
mulai, dokter atau perawat anastesi memberikan
penjelasan dan edukasi serta diminta persetujuan
tindakan medis dalam informed concent oleh pasien
atau keluarga
d. Dokter atau perawat anastesi melakukan evaluasi
ulang perencanaan dan persiapan sedasi
2. Tahap Intra Sedasi
a. Dokter atau perawat anastesi melakukan evaluasi
ulang kelengkapan status pasien, obat-obatan,
peralatan anastesi, monitoring pasien, troli
emergensi dan peralatan resusitasi. Dilakukan
pemasangan infus, oksigen(bila diperlukan) dan alat
monitoring berdasarkan daftar tilik kesiapan
anastesi
b. Pada pemberian sedasi sedang dan dalam yang
memiliki risiko terkait potensi jalan nafas, maka
dilakukan pemantauan, persiapan serta manajemen
tatalaksana jalan nafas oleh dokter atau perawat
anastesi
c. Dokter perawat anastesi bersama perawat
melakukan proses sign in.
d. Dokter atau perawat anastesi melakukan penilaian
pra sedasi untuk menilai kesiapan pasien menjalani
posedur sedasi
e. Seluruh tim yang terlibat melakukan proses time
out, kemudian prosedur invasife dapat di mulai.
f. Dokter atau perawat anastesi melakukan
pemantauan yang berkesinambungan selama proses
sedasi berlangsung dan bereaksi cepat terhadap
segala kondisi pasien akibat tindakan sedasi
g. Apabila dilakukan pemeriksaan radiodiagnostik
dengan resiko, maka tim yang terlibat diwajibkan
memakai apron
h. Semua kondisi pasien selama sedasi dicatat dalam
status anastesi dan di dokumentasikan dalam rekam
medis
3. Tahap pasca Sedasi
a. Setelah pembedahan/prosedur invasif selesai,
kedalaman sedasi pasien harus tetap dipantau dan
dicatat
b. Dokter atau perawat anastesi melakukan proses
sign out
c. Sebelum masuk ke ruang pulih, dokter atau perawat
anastesi menilai kembali tanda vital pasien
d. Setibanya di ruang pulih, dilakukan serah terima
pasien dari dokter perawat anastesi dengan tim/staf
ruang pulih. Petugas ruang pulih mencatat waktu
kedatangan pasien
e. Selama pasien berada di ruang pulih dilakukan
pemantauan sampai pulih sepenuhnya dari sedasi
f. Dokter atau perawat anastesi mengidentifikasi
keadaan pasien bila terjadi keadaan sedasi
berkepanjangan akibat komplikasi atau pemulihan
sedasi lambat. Bila terjadi keadaan sedasi
berkepanjangan, maka dokter anastesi membuat
rencana pengelolaan keperawatan pasien
selanjutnya dan bila di perlukan pasien dapat
langsung di pindahkan keruang intensif
g. Dokter atau perawat anastesi menginformasikan
kepada perawat bila pasien sudah pulih dan siap di
pindahkan ke ruang rawat inap atau dapat di
pulangkan. Waktu pemindahan pasien di ruang
pulih dicatat oleh petugas ruang pulih.
h. Dokter anastesi harus menginformasikan mengenai
rencana perawatan pasien pasca sedasi kepada
pasien dan keluarga pasien. Sebelum meninggalkan
ruang pulih dinilai kembali apakah pasien dapat di
transport ke ruang rawat inap. Bila perlu di pasang
alat monitoring selama transportasi pasien jika
kondisi pasien tidak stabil.
i. Semua proses pasca sedasi harus terdokumentasi
dan dimasukkan ke dalam rekam medis pasien.
UNIT TERKAIT 1. Rawat inap
2. Unit kamar operasi
3. IGD
4. ICU

Anda mungkin juga menyukai