Kegiatan ini terdiri atas empat komponen penting, yaitu : pemantapan mutu internal
(PMI), pemantapan mutu eksternal (PME), verifikasi, validasi, audit, dan pendidikan dan
pelatihan.
pemeriksaan yang tepat. Kegiatan ini mencakup tiga tahapan proses, yaitu pra-analitik,
pengambilan dan penanganan spesimen, kalibrasi peralatan, uji kualitas air, uji kualitas
reagen, uji kualitas media, uji kualitas antigen-antisera, pemeliharaan strain kuman, uji
oleh pihak lain di luar laboratorium yang bersangkutan untuk memantau dan menilai
dilaksanakan oleh pihak pemerintah, swasta atau internasional dan diikuti oleh semua
laboratorium, baik milik pemerintah maupun swasta dan dikaitkan dengan akreditasi
diperoleh dari penyelenggara harus dicatat dan dievaluasi untuk mempertahankan mutu
pemeriksaan.
3. Verifikasi
dalam melakukan kegiatan laboratorium mulai dari tahap pra-analitik, analitik sampai
dikeluarkan.
5. Audit
Audit adalah proses menilai atau memeriksa kembali secara kritis berbagai
kegiatan yang dilaksanakan di laboratorium. Audit ada dua macam, yaitu audit internal
Audit internal dilakukan oleh tenaga laboratorium yang sudah senior. Penilaian
sering terjadi.
Audit eksternal bertujuan untuk memperoleh masukan dari pihak lain di luar
membandingkan berbagai metode, prosedur kerja, biaya dan lain-lain merupakan salah
imunologi klinik, atologi anatomi dan atau bidang lain yang berkaitan dengan
akan didapatkan data ilmiah yang tajam untuk digunakan dalam menghadapi masalah
yang diidentifikasi melalui pemeriksaan klinis dan merupakan bagian esensial dari data
diagnosis awal yang dibuat berdasarkan riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik.
Analisis laboratorium juga merupakan bagian integral dari penapisan kesehatan dan
1. Menyaring berbagai penyakit dan mengarahkan tes ke penyakit tertentu misalnya
dengan urinalisis ditemukan bilirubin dan urobilin positif yang berarti ikterus, maka tes
2. Menegakkan atau menyingkirkan diagnosis misalnya anemia, malaria, tbc, DM.
3. Memastikan diagnosis dari diagnosis dugaan, misalnya tifoid, hepatitis B, HIV.
6. Menentukan tahap penyakit, misalnya penyakit kronis: tbc paru, sirosis hati.
8. Membantu menentukan rawat inap, misalnya observasi tifoid, observasi leukemia.
9. Membantu dalam menentukan terapi atau pengelolaan dan pengendalian penyakit,
12. Menghindari kesalahan terapi dan pemborosan obat setelah ditemukan diagnosis.
15. Membantu menentukan pemulangan pasien rawat inap, misalnya bila hasil
16. Membantu dalam bidang kedokteran kehakiman, misalnya tes untuk membuktikan
perkosaan.
pelayanan kesehatan. Karena kedudukan yang penting itulah maka tanggung jawab
Dinamika Globalisasi
Usaha pelayanan kesehatan saat ini baru dalam keadaan transformasi yang
cepat untuk memenuhi permintaan dan kebutuhan masyarakat yang meningkat terus
menerus. Selain pentingnya peran dan kedudukan laboratorium klinik dalam upaya
dan teknologi di bidang kedokteran laboratorium serta pesatnya arus informasi, tingkat
Hasil pemeriksaan laboratorium klinik yang terbaik adalah apabila tes tersebut
teliti, akurat, sensitif, spesifik, cepat, tidak mahal dan dapat membedakan orang normal
dari abnormal.
Teliti atau presisi adalah kemampuan untuk mendapatkan nilai yang hampir
sama pada pemeriksaan yang berulang-ulang dengan metode yang sama. Namun teliti
Tepat atau akurat adalah kemampuan untuk mendapatkan nilai yang sama atau
mendekati nilai biologis yang sebenarnya (true value), tetapi untuk dapat mencapainya
diperiksa. Secara teoritis tes dengan sensitifitas tinggi sangat dipilih namun karena nilai
normalnya sangat rendah misalnya enzim dan hormon, atau tinggi misalnya darah
samar, dalam klinik lebih dipilih tes yang dapat menentukan nilai abnormal.
Contoh :
Guaiac tes untuk menentukan darah samar dalam feses lebih dipilih daripada benzidin
atau orthotoluidin tes yang lebih sensitive. Dalam keadaan normal kedua tes terakhir
dapat positif karena + 3cc darah samar terdapat dalam faeses, sedangkan tes pertama
Tes KED dan CRP sensitive untuk perubahan abnormal tetapi tidak spesifik untuk
penyakit tertentu.
Spesifik adalah kemampuan mendeteksi substansi pada penyakit yang
diperiksa dan tidak dipengaruhi oleh substansi yang lain dalam sampel tersebut,
spesifisitas sebaiknya 100% hingga tidak ada positif palsu (false positive).
Contoh :
Pewarnaan Ziehl Nelson sputum, biakan Lowenstein Jensen dan PCR untuk tbc paru
dan 98%. Tes yang baik adalah bila sensitivitas dan spesitifitasnya 100% atau
mendekati 100%.
Cepat berarti tidak memerlukan waktu yang lama dan lekas diketahui oleh dokter
yang merawat.
Tidak mahal dan tidak sulit, artinya dapat dimanfaatkan oleh banyak
Pada umumnya untuk tes saring diperlukan tes yang sensitif, cepat dan tidak
mahal, sedangkan untuk diagnosis pasti diperlukan tes spesifik yang biasanya lebih
akurat dan cepat serta jaminan kualitas hasil pemeriksan laboratorium akan
menghemat pembiayaan, baik untuk diagnosis, terapi maupun lama rawat inap.
rentang normal berdasarkan umur dan jenis kelamin, dan dokter menginterpretasi hasil
tersebut lebih jauh dengan melihat faktor spesifik lain (mis. diet, aktivitas fisik,
(lebih dari 2 SD), maka dianggap menyimpang. Penyebab variasi hasil pemeriksaan
1. Pengambilan spesimen, seperti : antikoagulan, variasi fisiologis pasien (puasa dan tidak
puasa, umur, jenis kelamin, latihan fisik, pengobatan, kehamilan, konsumsi tembakau,
2. Perubahan spesimen, seperti : suhu, pH, lisis, bekuan darah lama tidak dipisahkan dari
serum, dsb. Perubahan bisa terjadi di dalam laboratorium atau selama pengiriman ke
laboratorium.
3. Personel. Faktor personel yang dapat menimbulkan variasi yang besar pada hasil
laboratorium misalnya :
o Kesalahan administrasi, tertukar dengan pasien lain, kesalahan menyalin pada formulir
hasil
o Suhu tidak sesuai dengan suhu yang dianjurkan untuk penentuan tes.
o Reagensia yang tidak baik, tidak murni, rusak atau kadaluwarsa. Bahan standard kurang
6. Kesalahan acak (random error). Variasi hasil yang tidak dapat dihindarkan apabila
Manajemen Mutu
merupakan produk yang dihasilkan. Hasil pemeriksaan yang dikeluarkan harus dapat
ialah program pemantapan mutu, pengecekan dengan nilai baku, penggunaan metode,
alat, reagen dan prosedur yang benar untuk melihat ketelitian, keakuratan, sensitifitas
dan spesitifitas pemeriksaan hingga menghasilkan hasil yang secara klinis dapat
dipercaya.
Program kontrol kualitas ekstralab atau Pemantapan Mutu Eksternal (PME) ialah
dipercaya kebenarannya.
Hasil yang baik juga menunjukkan mutu laboratorium tersebut baik, termasuk semua
yang berkaitan dengan tes yaitu dokter, teknisi, metode, reagensia, peralatan dan
sarana lainnya. Di pihak lain, mutu laboratorium klinik yang baik menunjukkan
o Penerapan manajemen mutu pelayanan laboratorium, seperti akreditasi, ISO 9001
(Quality Management System), ISO 15189 yang merupakan perpaduan ISO 9001
bermutu diperlukan strategi dan perencanaan manajemen mutu yang didasari Quality
laboratorium, perlu merencanakan dan memilih jenis metode, reagen, bahan, alat,
Membuat pedoman, petunjuk dan prosedur tetap yang merupakan acuan setiap
Mengukur kinerja pada tiap tahap siklus tes laboratorium: pra analitik, analitik dan
hasil yang dapat diterima secara konsisten, jadi lebih berfungsi untuk mencegah
o Manajemen proses : turn around time (waktu tunggu), STAT atau cyto, pelaporan hasil,
pemeliharaan alat
Programm.
o Keselamatan kerja : kecelakaan jarum suntik (needle stick injury), kimiawi & biologis.
Dengan melakukan QI, penyimpangan yang mungkin terjadi akan dapat dicegah dan
setiap laboratorium harus dapat memberikan data hasil tes yang teliti, cepat dan tepat.
Dalam proses pengendalian mutu laboratorium dikenal ada tiga tahapan penting,
yaitu tahap pra analitik, analitik dan pasca analitik. Pada umumnya yang sering sering
diawasi dalam pengendalian mutu hanya tahap analitik dan pasca analitik yang lebih
mendapat perhatian.
dari total kesalahan laboratorium, sementara kesalahan analitik 25%, dan kesalahan
pasca analitik 14%. Proses pra-analitik dibagi menjadi dua kelompok, yaitu : pra-analitik
PERSIAPAN PASIEN
laboratorium bagi pasien. Dokter dibantu oleh paramedis diharapkan dapat memberikan
informasi mengenai tindakan apa yang akan dilakukan, manfaat dari tindakan itu, dan
persyaratan apa yang harus dilakukan oleh pasien. Informasi yang diberikan harus jelas
agar tidak menimbulkan ketakutan atau persepsi yang keliru bagi pasien. Pemilihan
jenis tes yang kurang tepat atau tidak sesuai dengan kondisi klinis pasien akan
menghasilkan interpretasi yang berbeda. Ketaatan pasien akan instruksi yang diberikan
oleh dokter atau paramedis sangat berpengaruh terhadap hasil laboratorium; tidak
diikutinya instruksi yang diberikan akan memberikan penilaian hasil laboratorium yang
tidak tepat. Hal yang sama juga dapat terjadi bila keluarga pasien yang merawat tidak
Ada beberapa sumber kesalahan yang kurang terkontrol dari proses pra-analitik
yang dapat mempengaruhi keandalan pengujian laboratorium, tapi yang hampir tidak
dapat diidentifikasi oleh staf laboratorium. Ini terutama mencakup variabel fisik pasien,
seperti latihan fisik, puasa, diet, stres, efek posisi, menstruasi, kehamilan, gaya hidup
(konsumsi alkohol, rokok, kopi, obat adiktif), usia, jenis kelamin, variasi diurnal, pasca
transfusi, pasca donasi, pasca operasi, ketinggian. Karena variabel tersebut memiliki
pengaruh yang kuat terhadap beberapa variabel biokimia dan hematologi, maka gaya
hidup individu dan ritme biologis pasien harus selalu dipertimbangkan sebelum
pengambilan sampel.
sebagai berikut :
Kondisi baik : tidak lisis, segar/tidak kadaluwarsa, tidak berubah warna, tidak berubah
Identitas pasien harus ditulis dengan benar (nama, umur, jenis kelamin, nomor rekam
medis, dsb) disertai diagnosis atau keterangan klinis. Periksa apakah identitas telah
ditulis dengan benar sesuai dengan pasien yang akan diambil spesimen.
Tanyakan persiapan yang telah dilakukan oleh pasien, misalnya diet, puasa.
Tanyakan juga mengenai obat-obatan yang dikonsumsi, minum alkohol, merokok, dsb.
alkohol, pasca transfusi, dsb. Catatan ini nantinya harus disertakan pada lembar hasil
laboratorium.
1. Peralatan
bersih, kering
tidak retak/pecah, mudah dibuka dan ditutup rapat, ukuran sesuai dengan
volume spesimen
2. Antikoagulan
pemeriksaan yang diminta. Volume darah yang ditambahkan juga harus tepat.
diperlukan, seperti :
Darah vena umumnya diambil dari vena lengan (median cubiti, vena cephalic,
atau vena basilic). Tempat pengambilan tidak boleh pada jalur infus atau
Darah arteri umumnya diambil dari arteri radialis (pergelangan tangan), arteri
Darah kapiler umumnya diambil dari ujung jari tengah atau jari manis tangan
bagian tepi atau pada daerah tumit 1/3 bagian tepi telapak kaki pada bayi.
Spesimen untuk pemeriksaan biakan kuman diambil dari tempat yang sedang
Spesimen untuk pemeriksaan GO diambil 2 jam setelah buang air yang terakhir
Spesimen dahak untuk pemeriksaan BTA diambil pagi hari setelah bangun tidur
Spesimen darah untuk pemeriksaan profil besi diambil pada pagi hari dan
PENGAMBILAN SPESIMEN
1. Tehnik atau cara pengambilan. Pengambilan spesimen harus dilakukan dengan benar
o Seluruh sampel harus masuk ke dalam wadah (sesuai kapasitas), jangan ada yang
o Wadah harus dapat ditutup rapat dan diletakkan dalam posisi berdiri untuk mencegah
spesimen tumpah.
o Memindahkan spesimen darah dari syringe harus memperhatikan hal-hal seperti
berikut :
hemolisis.
Untuk pemeriksaan kultur kuman dan sensitivitas, pemindahan sampel ke dalam media
Pastikan jenis antikoagulan dan volume darah yang ditambahkan tidak keliru.
Sediakan wadah yang bersih, kering, tidak terkontaminasi oleh bahan apapun, mudah
Untuk mendapatkan specimen clean catch diperlukan cara pembersihan lebih sempurna :
Mulut uretra dibersihkan dengan sabun dan kemudian membilasnya sampai bersih.
Penderita wanita harus lebih dulu membersihkan labia minora, lalu harus
Perempuan yang sedang menstruasi atau yang mengeluarkan banyak secret vagina,
Bagian luar wadah urine harus dibilas dan dikeringkan setelah spesimen didapat dan
Masukkan sampel ke dalam wadah yang bersih, kering, tidak terkontaminasi oleh bahan
apapun, dapat ditutup rapat, dapat dibuka dengan mudah dan bermulut lebar.
o Menampung spesimen dahakPenting untuk mendapatkan sekret bronkial dan bukan
Sediakan wadah yang bersih, kering, tidak terkontaminasi oleh bahan apapun, mudah
dibuka, mudah ditutup, dan bermulut lebar. Untuk pewarnaan BTA, jangan gunakan
wadah yang mengandung bercak lilin atau minyak, sebab zat ini dapat dilihat sebagai
Sebelum pengambilan spesimen, penderita diminta berkumur dengan air, bila mungkin
gosok gigi terlebih dulu. Bila memakai gigi palsu, sebaiknya dilepas dulu.
Pada saat pengambilan spesimen, penderita berdiri tegak atau duduk tegak
Penderita diminta untuk menarik nafas dalam 2 – 3 kali kemudian keluarkan nafas
bersamaan dengan batuk yang kuat dan berulang kali sampai dahak keluar.
Dahak yang dikeluarkan langsung ditampung dalam wadah dengan cara mendekatkan
wadah ke mulut.
Amati keadaan dahak. Dahak yang memenuhi syarat pemeriksaan akan tampak kental
Tutup wadah dengan rapat untuk menghindari kontaminasi dari udara dan secepatnya
dikirim ke laboratorium.
o Protein (termasuk enzim) , Ca2+, laktat , fosfat, dan Mg2+ meningkat
o PPT dan APTT mungkin memendek karena pelepasan tromboplastin jaringan ke dalam
sirkulasi darah
2. Pemompaan menyebabkan kalium, laktat, glukosa, dan Mg2+ meningkat, sedangkan
pH menurun
3. Pengambilan darah terlalu lama (tidak sekali tusuk kena) dapat menyebabkan :
o kreatinin, fosfat, LDH, SGOT, SGPT, Hb, Hmt, lekosit, trombosit, eritrosit menurun pada
5. Homogenisasi darah dengan antikoagulan yang tidak sempurna atau keterlambatan
6. Hemolisis dapat menyebabkan peningkatan K+, Mg2+, fosfat, aminotransferase, LDH,
Pemberian identitas pasien dan atau spesimen adalah tahapan yang harus
dilakukan karena merupakan hal yang sangat penting. Pemberian identitas meliputi
wadah spesimen. Keduanya harus cocok sama. Pemberian identitas ini setidaknya
memuat nama pasien, nomor ID atau nomor rekam medis serta tanggal pengambilan.
Untuk spesimen berisiko tinggi (HIV, Hepatitis) sebaiknya disertai tanda khusus
pemeriksaan.
2. Apabila spesimen tidak memenuhi syarat agar diambil / dikirim ulang.
3. Pengiriman spesimen disertai formulir permintaan yang diisi data yang lengkap.
Pastikan bahwa identitas pasien pada label dan formulir permintaan sudah sama.
o Penurunan kadar natrium ( Na+ ), glukosa darah, angka lekosit, angka trombosit.
Unsur-unsur yang berbentuk dalam urine (sediment), terutama sel-sel eritrosit, lekosit, sel
Urat dan fosfat yang semula larut akan mengendap, sehingga menyulitkan pemeriksaan
Kadar glukosa mungkin menurun dan kalau semula ada, zat-zat keton dapat
atau tas khusus yang tebuat dari bahan plastik, gabus (styro-foam) yang dapat ditutup
PENANGANAN SPESIMEN
Patuhi cara pengambilan spesimen dan pengisian tabung yang benar
Segera pisahkan plasma atau serum dari darah dalam tabung lain, tempeli label
PENYIMPANAN SPESIMEN
Penyimpanan spesimen dilakukan jika pemeriksaan ditunda atau spesimen akan
Lama penyimpanan harus memperhatikan, jenis pemeriksaan, wadah dan stabilitasnya
Sampel yang dicairkan (setelah dibekukan) harus dibolak-balik beberapa kali dan
Menyimpan spesimen dalam lemari es dengan suhu 2-8ºC, suhu kamar, suhu -20ºC, -
Untuk jenis pemeriksaan yang menggunakan spesimen plasma atau serum, maka
Selalu ada beberapa orang yang terlibat dalam proses pra-analitik, yaitu pasien,
laboratorium; mereka semua berbagi tanggung jawab terhadap mutu bahan spesimen
analis dan dokter laboratorium harus selalu ditingkatkan dalam bentuk komunikasi
langsung, telepon, atau media lainnya. Lebih baik kalau laboratorium dapat membuat
oleh bagian lain. Pedoman tersebut harus ditinjau ulang oleh supervisor laboratorium.
dapat dipisahkan dari pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Pada saat ini
meningkat dan sudah mengarah pada spesialisasi dan subspesialisasi. Semakin pesat
meningkat. Di lain pihak pelayanan Rumah Sakit yang memadai, baik di bidang
sangat perlu untuk menerapkan sebuah standar mutu untuk menjamin kualitas
UU No. 23 / 1992 tentang kesehatan menjadi landasan hukum yang kuat untuk
Donabedian ada 3 variabel yang dapat digunakan untuk mengukur mutu, yaitu :
1. Input (struktur), ialah segala sumber daya yang diperlukan untuk melakukan pelayanan
kesehatan, seperti SDM, dana, obat, fasilitas, peralatan , bahan, teknologi, organisasi,
input yang bermutu pula. Hubungan input dengan mutu adalah dalam perencanaan dan
2. Proses, ialah interaksi professional antara pemberi layanan dengan konsumen (pasien /
3. Output/outcome, ialah hasil pelayanan kesehatan, merupakan perubahan yang terjadi
yang tepat. Salah satu pendekatan mutu yang digunakan adalah Manajemen Mutu
Menurut Sulistiyani & Rosidah (2003) konsep TQM pada mulanya dipelopori oleh
W. Edward Deming, seorang doktor di bidang statistik yang diilhami oleh manajemen
organisasi masa kini untuk memperbaiki otputnya, menekan biaya produksi serta
proses, seluruh pegawai, termasuk pemakai produk dan jasa juga supplier. Quality
berarti proses komunikasi vertikal dan horizontal, top-down dan bottom-up, guna
Sianipar (1997) adalah menggunakan konsep dari Creech, yaitu suatu pendekatan
manajemen yang merupakan suatu sistem yang mempunyai struktur yang mampu
memenuhi bahkan melebihi harapan pelanggan. Terdapat lima pilar Manajemen Mutu
kesempurnaan suatu produk atau jasa. Sedangkan mutu pelayanan laboratorium klinik
menggunakan potensi sumber daya yang tersedia secara wajar, efisien dan efektif serta
diberikan secara aman dan memuaskan sesuai dengan norma, etika, hukum, dan sosial
masyarakat konsumen.
kegiatan yang komprehensif dan integral yang menyangkut struktur, proses dan
outcome secara obyektif, sistematik dan berlanjut, memantau dan menilai mutu dan
berhasil guna.
sumber daya yang ada, termasuk di dalamnya adalah penatalaksanaan logistic dan
pemberdayaan SDM.
kontrol kualitas (quality control), Pemantapan Mutu Internal (PMI), Pemantapan Mutu
Eksternal (PME)
kuesioner.
Identifikasi masalah merupakan bagian sangat penting dari seluruh proses siklus
o Terdapat penyimpangan antara hasil yang dicapai (output) dengan standar yang adab.
Kendali Mutu (GKM) atau dengan program Problem Solving for a Better Hospital
(PSBH) yang tengah digalakkan oleh Manajemen Rumah Sakit. Pendekatan kegiatan