Anda di halaman 1dari 5

Nama : Elis widywati

Nim : 152212018

A. Issue Etik yang terjadi antar Bidan dengan Klien, Keluarga, Masyarakat
Contoh kasus :
Seorang klien hamil 39 minggu dating keseorang bidan dengan keluhan perutnya terasa
mules dan sakit sejak 5 jam yang lalu. Setelah dilakukan pemeriksaan dalam, didapatkan
hasil pembukaan empat dan janin dalam letak sungsang. Kemudian bidan menyarankan
agar dirujuk ke rumah sakit, karena kondisi tersebut di luar kewenangan bidan dan janin
tersebut sebaiknya dlakukan melalui operasi. Namun keluarga klien terutama suami
menolak dengan alasan tidak mempunyai biaya untuk membayar operasi. Bidan telah
berusaha memberikan penjelasan bahwa tujuan dilakukan rujukan demi keselamatan
janin dan juga ibunya, namun jika tetap tidak mau dirujuk akan sangat membahayakan
janin dan juga ibunya. Keluarga bersikeras agar bidan mau menolong persalinan tersebut,
apapun yang akan terjadi. Sebenarkan bidan tidak yakin bisa berhasil menolong
persalinan dengan keadaan letak sungsang seperti ini. Oleh karena keluarga tetap
memaksa, akhirnya bidan pun menuruti kemauan klien serta keluarga untuk menolong
persalinan tersebut. Persalinan berjalan sangat lama karena kepala janin tidak bisa keluar.
Setelah bayi lahir ternyata bayi sudah meninggal. Akhirnya keluarga menyalahkan bidan,
mereka beranggapan bidan tidak bisa bekerja secara profesional dan berita itu pun
tersebar di masyarakat bidan tersebut kemudian di anggap sangat lamban dan tidak sesuai
prosedur dalam melakukan tindakan.
Konflik :
keluarga terutama suami menolak untuk dirujuk ke rumah sakit dan melahirkan secara
operasi dengan alasan tidak punya biaya untuk membayar operasi.
Isu :
dimata masyarakat, bidan dianggap tidak professional dan tidak sesuai prosedur dalam
memberikan pelayanan. Selain itu, masyarakat juga menilai bahwa bidan tersebut dalam
menangani pasien dengan ekonomi rendah sangat lambat atau membeda-bedakan antara
pasien yang ekonomi atas dengan ekonomi rendah.
Dilema :
Bidan merasa kesulitan untuk memutuskan tindakan yang tepat untuk menolong
persalinan resiko tinggi. Persalinan letak sungsang seharusnya tidak boleh dilakukan oleh
bidan sendiri dengan keterbatasan alat dan kemampuan medis. Seharusnya ditolong oleh
dokter spesialis obstetric ginekologi, tetapi akhirnya ia putuskan untuk menolong
persalinan itu sendiri dengan alasan desakan dari keluarga klien. Kondisi ini membuat
bidan merasa kesulitan membuat keputusan, apakah harus memaksa pasien dirujuk atau
menerima paksaan keluarga yng memelas dan memohon bantuan dalam kesulitan
mereka.

B. Issue Etik yang terjadi antara Bidan dengan Teman Sejawat


Kasus :
disuatu desa yang tidak jauh dari kota dimana diseda tersebut ada dua orang bidan ”A”
dan bidan “B” yang sama-sama memiliki BPM dan ada persaingan dintara dua bidan
tersebut.
Pada suatu hari datang seorang pasien yang akan melahirkan di BPM bidan “B” yang
lokasinya tidak jauh dari BPM bidan “A”. setelah dilakukan pemeriksaan ternyata
pembukaan masih belum lengkap dan bidan “B” menemukan letak sungsang dan bidan
tersebut tetap akan menolong persalinan tersebut meskipun mengetahui bahwa hal
tersebut melanggar wewenangnya sebagai bidan demi mendapatkan banyak pasien untuk
bersaing dengan bidan “A”.
sedangkan bidan “A” mengetahui hal tersebut. Jika bidan “B” tetap akan menolong
persalinan tersebut, bidan “A” akan melaporkan bidan “B” untuk menjatuhkan bidan “B”
karena dianggap melanggar wewenang profesi bidan.
Isu moral : seorang bidan melakukan persalinan normal.
Konflik moral :
Menolong persalinan sungsang untuk mendapatkan pasien demi persaingan atau
dilaporkan oleh bidan “A”
Dilema moral :
I. Bidan “B” tidak melakukan pertolongan persalinan sungsang tersebut namun
bidan kehilangan suatu pasien.
II. Bidan “B” menolong persalinan tersebut tetapi akan dijatuhkan oleh bidan “A”
dengan dilaporkan ke lembaga yang berwewenang.

C. Issue Etik Bidan dengan Team Kesehatan Lainnya


Kasus :

Seorang ibu berusia 28 tahun diantar suaminya datang ke seorang bidan dengan
keluhan perutnya sakit dan terjadi pendarahan. Suami pasien mengatakan bahwa
istrinya hamil sekitar empat bulan, istrinya jatuh dikamar mandi dan kemudian
terjadi pendarahan. Bidan kemudian melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan
memberikan pertolongan pertama seperti memasang infus dan lain sebagainya. Bila
menjelaskan pada keluarga, bahwa istrinya kemungkinan besar mengalami
keguguran jadi ia harus dirujuk ke rumah sakit untuk di lakukan kuret. Namun, suami
pasien menolak saran bidan dan meminta bidan saja yang melakukan

kuret, dengan alasan rumah sakit cukup jauh dan perdarahan semakin banyak. Selang
dua hari pasien tersebut mengalami perdarahan lagi, kemudian keluarga dibawah ke
rumah sakit. Dokter menanyakan kepada suami tentang riwayat terjadinya perdarahan
pada istrinya. Suami menjelaskan bahwa tiga hari yang lalu istrinya mengalami
keguguran dan dikuret oleh bidan. Kemudian dokter medatangani bidan tersebut yang
akhirnya menjadikn timbulnya masalah berkepanjangan antara bidan dan dokter.
Isu etik :
Bidan melakukan tindakan malpraktik.
Konflik :
bidan melakukan kuret yang seharusnya kewenangan dokter, dokter tidak terima
tindakan tersebut. Akhirnya terjadilah konflik antara ibu bidan dengan dokter
tersebut.
Dilema :
bidan khawatir jika tidak segera dilakukan tindakan, maka nyawa pasien akan
terancam. Dan jika dilakukan tindakan kuret bidan merasa melanggar kode etik dan
melakukan tindakan di luar wewenangnya.
D. Issue Etik yang terjadi antara Bidan dan Organisasi Profesi
Kasus :
Seseorang ibu hamil merasa sangat puas dan sengan dengan pelayanan seorang
bidan., sehingga ia rutin melakukan pemeriksaaan kehamilannya dan berencana akan
melahirkan ditempat bidan tersebut. Namun hasil pemeriksaaan bidan menunjukan
bahwa kondisi medis ibu berisiko untuk persalinan pervaginam, karena ibu memiliki
riwayat hipertensi dan anemia. Hal ini berbahaya bagi keselematan ibu dan janin.
Bidan tersebut telah mengetahui resiko buruk tersebut, yaitu terjadinya perdarahan
pada ibu dan gawat janin. Akan tetapi ia lebih mementingkan egonya sendiri karena
takut kehilangan komisinya dari pada
dirujuk ke rumah sakit. Setelah janin lahir ibu mengalami perdarahan hebat, sehingga
kejang-kejang dan meninggal. Saat berita itu terdengar organisasi profesi (IBI), maka
IBI memberikan sanksi yang setimpal dari kecerobohan bidan yang berakibat fatal.
Sebagai gantinya, izin praktek (BPM) bidan A dicabut dan dikenakan denda sesuai
dengan pelanggaran tersebut.
Isu :
Terjadi malpraktik dan pelanggaran wewenang bidan
Dilemma :
Warga yang mengetahui hal tersebut segera melaporkan kepada organisasi profesi
dan diberikan penanganan.

Anda mungkin juga menyukai