Modul III Pertemuan Ke - 5
Modul III Pertemuan Ke - 5
SEDERHANA
3.1 Zat Murni
Istilah zat murni sebenarnya bukanlah sesuatu istilah baru bagi anda, namun
sebagai pengantar materi ini, maka anda diminta untuk mengasah lebih spesifik. Jadi zat
murni merupakan zat yang mempunyai komposisi kimia yang tetap pada semua
bagiannya (uniform) seperti; air, nitrogen, helium, CO2. Anda juga perlu ketahui
bahwa uniform yang dimaksudkan disini adalah bahwa komposisi zat kimia dalam zat
tersebut merata. Sedangkan tetap adalah dari jaman kapanpun sampai kapanpun
komposisi kimianya tidak berubah. Zat murni juga dapat terdiri dari beberapa zat yang
penting, dimana zat-zat pembentuk zat murni tersebut juga harus uniform seperti; udara
(campuran N2, O2, CO2 dan lain –lain). Persyaratan sebagai zat murni tidak perlu hanya
satu jenis saja, tetapi dapat berupa campuran zat asal dengan fasa yang berbeda seperti;
campuran uap air dan air, tetapi campuran antara minyak dengan air bukan merupakan
zat murni karena tidak dapat bercampur secara homogen. Satu komponen zat (H2O, N2,
CO2), dan multi komponen (CO2+O2, udara), satu fasa seperti; cair, padat, gas sedangkan
multifasa seperti; air + es, air + udara).
Zat murni dapat terwujud dalam fasa padat, fasa cair, atau fasa gas. Fasa padat
mempunyai struktur molekul dengan jarak antar molekul paling kecil dan gaya ikat antar
molekul paling besar, molekul tidak bergerak, pada temperatur tinggi, ikatan antara
molekul melemah. Fasa cair mempunyai gaya ikat yang lebih kecil, dan fasa gas gaya
ikat antar molekul paling kecil. Posisi molekul pada fasa padat relatif tetap, pada fasa cair
molekul bergerak secara oscilasi, dan pada fasa gas jarak antara molekul sangat besar,
molekul-molekul bergerak bebas tidak beraturan dan saling bertabrakan satu sama
lainnya.
Mencair Menguap
Padat Cair Uap
Membeku Mengembun
2
Keadaan 4; air pada tekanan, (P)=1 atm,
temperatur, (T) = 100℃. Pada saat air telah
berubah semuanya menjadi uap. Kondisi ini
disebut uap jenuh (Saturated vapor) dimana
dengan menghilangnya sumber panas dapat
menyebabkan terjadinya pengembunan kembali
sebagian uap menjadi air (kondensasi).
Gambar 3.3. Diagram perubahan fasa cair – gas pada zat murni
Dari sifat tersebut di atas dapat digambarkan diagram perubahan fasa suatu zat
murni secara lengkap, yaitu pada semua lingkup keadaan untuk zat murni tersebut.
3
Contoh diagram perubahan fasa lengkap tersebut diperlihatkan pada Gambar 3.4 (a)
dengan koordinat P-v dan Gambar 3.4 (b) untuk koordinat T-v. Garis fasa berbentuk
lengkungan tajam pada bagian atasnya, garis disebelah kiri adalah garis liquid jenuh dan
garis disebelah kanan adalah garis uap jenuh.
Titik puncaknya merupakan titik kritis, dimana di atas titik tersebut kondisi fasa kondisi
liquid dan gas bersamaan. Keadaan titik kritis untuk zat murni air terjadi pada tekanan
Pcr = 22,09 MPa, dan temperatur Tcr = 374,14℃. Daerah diantara garis liquid jenuh
dengan garis uap jenuh adalah daerah terjadinya campuran antara fasa cair dan fasa gas.
Garis putus-putus pada diagram Gambar 3.4 (a) menunjukkan lintasan proses
penguapan zat murni pada tekanan konstan P1 dan P2 (dengan P2 > P1 ), dan terlihat
bahwa lintasan proses penguapan pada tekanan P2 terjadi pada temperatur lebih tinggi
dari pada lintasan pada temperatur P1 . Garis a-b menunjukkan pemanasan pada fasa
liquid sampai mencapai titik cair jenuh di b. Sedang pada garis b-c terjadi proses
penguapan yang terjadi pada temperatur konstan dan tekanan konstan, dengan fasa
diantara titik b dan titik c adalah kondisi campuran antara liquid dan gas. Pada titik b
adalah 100% liquid, sedang pada titik d adalah 100% fasa gas. Selanjutnya garis c-d
menunjukkan pemanasan lanjutan dari uap, sehingga kondisi uapnya disebut uap panas
lanjut (superheated steam). Panas yang dibutuhkan untuk pemanasan air pada garis a-b
dan pemanasan uap pada garis c-d disebut panas sensibel, sedang panas yang diperlukan
untuk proses penguapan pada garis b-c disebut panas laten. Terlihat pada Gambar 3.4
bahwa semakin tinggi tekanan fluida (juga temperaturnya), semakin pendek garis
penguapan (garis b-c untuk tekanan P1) sehingga semakin kecil panas laten yang
4
dibutuhkan. Garis putus-putus pada Gambar 3.4 (b) adalah garis isothermis pada diagram
penguapan dengan koordinat P-v.
Temperatur jenuh suatu zat murni tergantung pada tekanan mana perosesnya
berlangsung, dimana semakin besar tekanannya maka temperatur semakin tinggi,
begitupun sebaliknya.
Gambar 3.5 Diagram T-v dari perubahan fasa pada peroses tekanan konstan sebuah zat
murni pada berbagai tekanan (nilai numerik untuk air).
Apabila titik-titik cairan jenuh (superheated liquid) dihubungkan maka didapatkan kurva
cairan jenuh (saturated iquid), dan apabila titik-titik uap jenuh (saturated vapor)
dihubungkan maka diperoleh kurva uap jenuh (saturated vapor line) dimana titik temu
antara kedua kurva disebut titik kritis (critical point).
5
Gambar 3.6a diagram T-v sebuah zat murni
6
Gambar 3.6c diagram P-T sebuah zat murni