Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 1

HUKUM PERSAINGAN USAHA

Di era pandemi covid-19 saat ini masyarakat mulai beralih kepada transaksi jual beli secara
online. Sehingga terjadi peningkatan transaksi melalui e-commerce. Sejumlah layanan e-
commerce menerapkan promo-promo yang mampu menarik pihak konsumen. Pemberian diskon
besar-besaran hingga promo gratis ongkos kirim dengan minimal pembelian Rp. 0 menjadi daya
tarik yang mampu mengalihkan perhatian pihak konsumen untuk bertransaksi pada e-
commerce yang memberlakukan promo tersebut.

Pertanyaan:

1. Berdasarkan artikel diatas, silakan saudara telaah dari sudut pandang persaingan usaha,
apakah terjadi dugaan praktik monopoli atau tidak. Jelaskan disertai dasar hukum!

JAWABAN :

Teknologi berkembang semakin canggih telah merubah sebagian besar pola hidup
manusia. Semakin tinggi kebutuhan hidup juga menyebabkan masyarakat memiliki
kegiatan yang padat di berbagai tempat yang berbeda. Mobilitas yang cukup tinggi
terkadang menyebabkan masyarakat menggunakan gadget untuk saling berinteraksi.
Indonesia sebagai salah satu negara yang juga mengalami pandemi Covid19 sejak awal
Maret 2020 merasakan dampak yang besar di semua sektor kehidupan terutama sektor
ekonomi. Virus Covid-19 yang begitu mematikan, yang menyerang saluran pernafasan
dapat mudah menular kepada siapa saja. Hal ini terutama cepat terjadi kepada seseorang
yang daya tahan tubuhnya lemah. Oleh sebab itu pemerintah harus berfikir keras
bagaimana mengantisipasi meluasnya penyebaran virus itu, termasuk di wilayah Kota
Bekasi. Semakin meningkatnya angka penularan virus Covid-19 di Indonesia membuat
pemerintah mengambil kebijakan agar seluruh masyarakat Indonesia menerapkan untuk
menjaga jarak sosial atau yang sering kita kenal social distancing.
Pada intinya Undang-Undang Anti Monopoli dirancang untuk mengoreksi
tindakan-tindakan dari kelompok pelaku ekonomi yang menguasai pasar. Karena dengan
posisi dominan maka mereka dapat menggunakan kekuatannya untuk berbagai macam
kepentingan yang menguntungkan pelaku usaha. Sehingga dengan lahirnya Undang-
Undang Anti Monopoli maka ada koridor-koridor hukum yang mengatur ketika terjadi
persaingan usaha tidak sehat antara pelaku-pelaku usaha. Persaingan usaha tidak sehat
pertama yakni kartel atau hambatan horizontal adalah suatu perjanjian tertulis ataupun
tidak tertulis antara beberapa pelaku usaha untuk mengendalikan produksi, atau
pemasaran barang atau jasa sehingga diperoleh harga tinggi. Kartel pada gilirannya
berupaya untuk memaksimalkan keuntungan pelaku usaha yang mana kartel merupakan
suatu hambatan persaingan yang paling banyak merugikan masyarakat, sehingga di
antara Undang-Undang Monopoli di banyak negara kartel dilarang sama sekali. Hal ini
karena kartel dapat merubah struktur pasar menjadi monopolistic.

Rule of reason dapat diartikan bahwa dalam melakukan praktik bisnisnya pelaku
usaha (baik dalam melakukan perjanjian, kegiatan, dan posisi dominan) tidak secara
otomatis dilarang. Akan tetapi pelanggaran terhadap pasal yang mengandung aturan rule
of reason masih membutuhkan suatu pembuktian, dan pembuktian ini harus dilakukan
oleh suatu majelis yang menangani kasus ini yang dibentuk oleh KPPU (Komisi
Pengawas Persaingan Usaha) , kelompok pasal ini dapat dengan mudah dilihat dari teks
pasalnya yang dalam kalimatnya selalu dikatakan sehingga dapat mengakibatkan
terjadinya praktek monopoli atau persaingan usaha tidak sehat. Pengaturan dalam Pasal
17 Undang-undang Nomor 5 tahun 1999 adalah sebagai berikut: (1) “Pelaku usaha
dilarang melakukan penguasaan atas produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa
yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak
sehat.
2. Berikan pendapat saudara, Bagaimana iklim persaingan usaha dalam konteks hukum
ekonomi di masa pandemi covid-19?

JAWABAN :

Pandemi covid 19 membuat dunia usaha mengalami situasi tidak menentu


terutama dari sektor UMKM. Berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah untuk
mendukung eksistensi UMKM. Pelaksanaan hukum persaingan usaha dengan Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1999, dan UndangUndang Nomor 20 Tahun 2008 tentang usaha
kecil dan menengah harus tetap diwujudkan. Dalam rentang waktu kurang lebih 2 (dua)
tahun, Indonesia dilanda Pandemi Covid-19, yang hampir seluruh dunia juga
mengalaminya. Virus corona atau corona disease 2019 (Covid-19) telah membuat
perekonomian khususnya Indonesia terkena dampak terutama dalam bidang Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dan sektor lainnya yang berkaitan langsung
dengan bidang tersebut. Hal ini terkait adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
yang menyebabkan masyarakat harus tetap tinggal di rumah dan membatasi kegiatan
sosial lainnya. Secara umum aturan ini menentukan tindakan-tindakan yang baik yang
harus dilakukan dan tindakan buruk yang harus dihindari demi menjaga keselamatan
bersama. Pemerintah dalam upaya untuk membangkitkan kembali ekonomi nasional di
tengah pandemic menerbitkan beragam regulasi dengan tujuan agar roda perekonomian
nasional kembali bergerak ke arah positif. Khusus bidang UMKM Pemerintah
mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2021 (PP Nomor 7 Tahun 2021)
tentang Kemudahan, Perlindungan, dan Pemberdayaan Koperasi dan UMKM dengan
tujuan agar ekonomi khususnya bidang usaha kecil dan mikro dapat tumbuh kembali.

Persaingan usaha yang sehat merupakan salah satu indikator pertumbuhan


ekonomi nasional. Kondisi ekonomi Indonesia saat ini dapat dilihat dari perkembangan
dunia usaha. Majunya suatu negara terletak pada bidang usaha, sehingga hukum
persaingan usaha hadir untuk memberikan penataan, dan jaminan bagi dunia usaha untuk
terus bisa berjalan di masa pandemi Covid-19. Untuk itu salah satu tujuan dari lahirnya
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 (UU Nomor 5 Tahun 1999) adalah mewujudkan
iklim usaha yang kondusif melalui pengaturan persaingan usaha yang sama bagi pelaku
usaha besar, pelaku usaha menengah dan pelaku usaha kecil, sehingga demokrasi
ekonomi sebagaimana dalam sila ke tiga (3) Pancasila dan maksud dari Pasal 33 UUD
sehingga mampu memberikan keadilan, dan kesempatan berusaha bagi semua kalangan.
al yang pertama adalah melemahnya daya beli khusus rumah tangga sehingga ekonomi
menjadi sangat berdampak kepada industri pasar, sedangkan industri pasar yang besar
didominasi oleh sektor ekonomi. Pasar yang sukses dalam menciptakan regulasi itu
adalah pasar yang mampu menciptakan daya beli yang tinggi. Karena regulasi daya beli
itu memberikan pengaruh sekitar 60% terhadap naiknya sebuah ekonomi. Dampak kedua
adalah pandemi Covid-19 ini menimbulkan adanya ketidakpastian tentang kapan akan
berakhir. Hal ini mengakibatkan investasi juga ikut melemah dan berimplikasi terhadap
berhentinya sebuah usaha. Dampak ketiga adalah pelemahan ekonomi sehingga
menyebabkan harga komoditas turun. Akibat dari dampak tersebut adalah Pemerintah
telah melakukan tindakan cepat, misalnya program vaksinasi, program pemulihan
ekonomi nasional, Bantuan Langsung Tunai (BLT), dan bantuan modal Usaha Kecil
Menengah (UKM)/UMKM. Selain langkah tersebut, Pemerintah harus mengeluarkan
kebijakan demi memberikan stimulus bagi perekonomian melalui pemanfaatan teknologi,
penguatan, pengaturan dan pengawasan sektor keuangan, serta pengembangan pasar
modal domestik.

3. Jika terjadi dugaan praktik monopoli pada kasus di atas, lalu pendekatan apa yang dapat
digunakan untuk membuktikannya. Analisislah oleh saudara dengan disertai dasar hukum
yang berlaku.

JAWABAN :

Persaingan usaha pada masa sekarang ini cenderung sangat kompetitif. Pelaku
usaha yang tidak mampu menciptakan inovasi atau pembaruan-pembaruan dalam hal
pelayanan akan sangat mudah tersingkir oleh pelaku usaha lain yang mampu
menciptakan inovasi untuk menarik minat konsumen. Di era sekarang ini, masyarakat
sedang menikmati layanan – layanan yang dapat diakses secara instan melalui ponsel
mereka. Untuk itu, banyak sekali layanan yang berbasiskan digital yang telah
menggantikan layanan konvensional di era sebelumnya, salah satunya adalah layanan
yang disediakan contohnya dengan Pemberian diskon besar-besaran hingga promo gratis
ongkos kirim dengan minimal pembelian Rp. 0 sehingga E-Commerce sebagai wadah
bagi terlaksananya program flash sale merupakan suatu platform jual beli yang dapat
diumpamakan sebagai suatu pasar. E-Commerce merupakan suatu pasar yang bersifat
sempurna, sebab setiap pelaku usaha memiliki keleluasaan untuk masuk atau keluar dari
platform tersebut. E-Commerce sebagai pasar yang bersifat sempurna mampu
menciptakan persaingan usaha yang kompetitif sebab melibatkan banyak penjual, banyak
pembeli, serta tidak ada pembatasan mengenai penjualan produk sejenis.

Sumber :
- Jurnal Praktik Flash Sale Pada E-Commerce Ditinjau Dari Ketentuan Predatory Pricing
Dalam Hukum Persaingan Usaha
- Jurnal Implementasi Hukum Persaingan Usaha di Masa Pandemi bagi UMKM di Kota
Makassar
- https://www.pn-palopo.go.id/index.php/berita/artikel/222-persaingan-usaha-tidak-sehat-
dalam-tinjauan-hukum

Anda mungkin juga menyukai