Anda di halaman 1dari 5

Tugas 1

Pertanyaan:

1. Bagaimana peran dan fungsi pajak berdasarkan artikel di atas! Jelaskan fungsi pajak dan
mengapa pemerintah harus memungut pajak?
2. Pendekatan fungsi pajak apa yang lebih diutamakan berdasarkan artikel di atas?
3. Menanggapi artikel di atas, bagaimana kebijakan pemerintah yang mendukung
tercapainya sasaran fungsi penerimaan pajak?
4. Berdasarkan artikel di atas, bagaimana sistem pemungutan pajak di Indonesia?
5. Apa yang dimaksud dengan tax avoidance dan tax evasion? Hal apa yang
melatarbelakangi terjadinya tax avoidance dan tax evasion?

Jawaban:

1. Peran Pajak:

1. Sebagai Anggaran (Budgeter)

Pungutan pajak merupakan salah satu sumber pemasukan untuk keuangan negara yang kemudian
digunakan oleh pemerintah untuk membiayai pengeluaran dan pembangunan negara tersebut.

2. Sebagai Regulator

Peranan pajak yang kedua adalah untuk mengatur. Maksudnya, pajak digunakan sebagai sebuah
alat untuk mengatur serta melaksanakan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah
dalam bidang-bidang khusus, seperti bidang ekonomi serta bidang sosial.

3. Menstabilkan kondisi ekonomi dari suatu negara

Pajak dapat berperan pula sebagai stabilitas, artinya pajak dapat membantu menstabilkan kondisi
ekonomi dari suatu negara. Dalam peranan yang ketiga ini, pajak memiliki fungsi yang dapat
digunakan pula sebagai stabilitas keuangan negara. (peran ini yang dimaksudkan saat pandemi
covid-19 berlangsung)

4. Sebagai redistribusi pendapatan

Peranan pajak yang terakhir adalah sebagai redistribusi pendapatan, artinya pajak memiliki peran
sebagai penerimaan negara melalui pajak yang telah digunakan untuk membiayai pengeluaran
serta pembangunan negara tersebut. Sehingga, dapat membuka kesempatan kerja guna
meningkatkan pendapatan masyarakat yang tinggal di negara itu.

Fungsi pajak
1. Fungsi anggaran
Pajak adalah sumber pendapatan paling besar di banyak negara. Manfaat pajak untuk
membiayai semua pengeluaran negara seperti gaji pegawai negeri, gaji tentara, pembayaran
utang pemerintah, dan membiayai pembangunan.
2. Fungsi regulasi
Pajak juga digunakan pemerintah sebagai pengaturan kebijakan negara atau yang biasa
disebut kebijakan fiskal. Beberapa kebijakan fiskal antara lain penggunaan pajak bea masuk
untuk menekan impor.
3. Fungsi stabilitas
Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan kebijakan yang
berhubungan dengan stabilitas harga. Sehingga inflasi dapat dikendalikan. Caranya bisa
dengan mengatur peredaran uang di masyarakat, pemungutan pajak, penggunaan pajak yang
efektif dan efisien. (fungsi ini yang dimaksudkan saat pandemi covid-19 berlangsung)
4. Fungsi pemerataan Pajak adalah digunakan untuk menyesuaikan dan menyeimbangkan
antara pembagian pendapatan dengan kebahagiaan dan kesejahteraan masyarakat, termasuk
pembagian antar pemerintah daerah..

Alasan Negara Memungut Pajak dari Warga Negaranya


1. Mendorong Pembangunan Ekonomi
Alasan pertama mengapa negara memungut pajak dari warga negaranya adalah untuk
mendorong pertumbuhan dan pembangunan ekonomi negara. Sebuah negara tentu harus mampu
mengelola negaranya sendiri tanpa campur tangan negara lain. Dalam pengelolaan ini,
dibutuhkan dukungan finansial yang kuat agar terhindar dari campur tangan pihak lain.

Oleh karena itu, perlu adanya dukungan dan partisipasi aktif warga negaranya untuk membantu
pengelolaan ini salah satunya yakni dengan adanya pajak. Dengan pemungutan pajak,
pemerintah bisa mendapatkan sumber pendanaan yang berkelanjutan untuk program sosial dan
investasi publik.

2. Bentuk Bela Negara


Membayar pajak juga menjadi salah satu bentuk bela negara yang bisa dilakukan oleh setiap
warga negara. Melansir dari laman resmi kemhan.go.id, keterlibatan warga negara dalam
membayar pajak merupakan usaha pembelaan negara untuk memberikan kontribusi secara tidak
langsung demi peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan bangsa.

Bela negara tidak selalu harus mengangkat senjata dan turun ke medan perang. Lebih dari itu,
pembelaan negara bisa direalisasikan melalui pengabdian sesuai dengan porsi sebagai warga
negara.

3. Menopang Kedaulatan Negara


Mengapa warga negara harus membayar pajak juga karena pajak dapat menjadi penopang
kedaulatan negara dalam pengelolaan sumber daya yang dimiliki. Pajak merupakan satu bentuk
partisipasi aktif warga negara untuk menopang kedaulatan negaranya.

Sebagai bangsa yang mandiri, sebuah negara harus memiliki ketahanan fiskal yang kuat. Salah
satu faktor utama yang menopang ketahan fiskal sebuah negara adalah pajak dari warga
negaranya. Indonesia menjadi salah satu negara yang menjadikan pajak sebagai sumber utama
penerimaan negara.

Oleh karena itu, tanpa adanya pajak, negara akan kesulitan untuk berdiri sendiri mengelola
kekayaan dan sumber daya yang dimiliki. Itulah mengapa pajak menjadi sangat penting bagi
sebuah negara, salah satunya Indonesia.

2. Fungsi Mengatur atau Regulator

Fungsi utama pajak dalam pembangunan ekonomi yang kedua adalah sebagai regulating atau
memiliki fungsi mengatur.Maksudnya, pajak digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan
tertentu. Pajak memiliki peranan yang penting dalam fungsi satu ini, yaitu untuk mendorong
penyaluran dana dari simpanan pribadi menjadi investasi pribadi.

Contohnya, pemerintah dapat memberikan fasilitas pajak agar dapat mendorong investor-
investor untuk dapat menyalurkan dananya yang ia simpan ke bentuk investasi atau dapat disebut
sebagai penanaman modal.

Bentuk dari fasilitas pajak tersebut dapat berupa tax holliday serta tax allowance, fasilitas pajak
yang dimaksud dapat disebut pula sebagai insentif pajak.Fungsi mengatur ini dapat disebut pula
sebagai fiscal policy atau kebijakan fiskal, dalam fungsi mengatur ini terdapat fungsi fiskal yang
terdiri dari tiga fungsi utama, yaitu fungsi alokasi, fungsi distribusi serta fungsi stabilisasi.

Sedangkan yang berkaitan dengan artikel tersebut, yaitu fungsi alokasi :

Fungsi alokasi

Fungsi alokasi ini merupakan fungsi untuk melakukan alokasi sumber dana yang akan atau telah
digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat negara tersebut.
Contohnya, pajak dapat digunakan untuk menambah jumlah tenaga medis yang tidak
memadai saat terjadi pandemi covid-19.

Fungsi alokasi ini digunakan oleh pemerintah apabila pasar tidak memproduksi barang maupun
jasa, sehingga pemerintah perlu melakukan intervensi dengan cara menyediakan barang publik,
contohnya seperti membangun jembatan, pelabuhan maupun pembangunan lain dan pengeluaran
yang dilakukan demi kepentingan publik.

Dalam fungsi alokasi ini, pungutan pajak merupakan sumber dana yang dinilai paling efektif
untuk membiayai pengadaan barang publik. Selain itu pengadaan barang publik yang didanai
oleh pajak memiliki kelebihan-kelebihan, seperti cetak uang, pinjaman dari luar negeri, pinjaman
dari dalam negeri serta dapat menjual cadangan devisa negara.

3. Tindakan pemerintah agar penerimaan APBN dari pajak dapat tercapai adalh sebagai berikut.

• memperluas basis pajak. Perluasan ini bisa dilakukan dengan meningkatkan jumlah wajib
pajak (WP). Peningkatan jumlah WP ini bisa dilakukan dengan melakukan penyisiran.
• mengoptimalkan kontribusi sektor-sektor yang selama ini menjadi penyumbang
penerimaan, seperti sektor manufaktur maupun sektor perdagangan besar
• pemerintah harus bisa untuk mulai mengurangi belanja perpajakan yang tidak efektif
dengan lebih selektif dan terukur dalam memberikan fasilitas pajak.
• penerimaan pajak juga bisa dinaikkan dengan melakukan penegakan hukum pajak.

4. Sistem pemungutan pajak di Indonesia diantaranya:

1. Official Assessment System

Sistem pemungutan pajak ini memberikan wewenang kepada pemerintah untuk menentukan
besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak. Dengan demikian, wajib pajak pada sistem ini
bersifat pasif karena hanya menunggu penyampaian utang pajak yang diteapkan oleh institusi
pemungut pajak. Ciri-ciri dari sistem pemungutan pajak official assessment adalah: Pemerintah
berwenang menentukan besarnya pajak terutang. Wajib pajak bersifat pasif. Utang pajak timbul
setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh pemerintah. Contohnya, pajak bumi dan bangunan
(PBB) di mana pemerintah menerbitkan surat ketetapan pajak yang berisi rincian besaran PBB
terutang setiap tahunnya

2. Self Assessment System

Sistem pemungutan pajak ini memberikan wewenang, kepercayaan, tanggung jawab kepada
wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri besaran
pajaknya kepada pemerintah. Bagaimana sistem pemungutan pajak di Indonesia, karena besaran
pajak terutang ditetapkan oleh wajib pajak, maka peran pemerintah atau institusi pemungut pajak
hanya mengawasi melalui serangkaian tindakan pengawasan atau penegakkan hukum. Ciri-ciri
dari sistem pemungutan pajak self assessment adalah: Wewenang untuk menentukan besarnya
pajak terutang ada pada wajib pajak. Wajib pajak bersifat aktif. Pemerintah tidak ikut campur
dan hanya mengawasi. Contohnya, pajak pembelian barang (PPN) dan pajak penghasilan (PPh)
dimana wajib pajak wajib melaporkan PPh dan PPN ke pemerintah melalui sistem administrasi
online oleh pemerintah.

3. With Holding System

Sistem pemungutan pajak ini memberikan wewenang kepada pihak ketiga untuk memotong dan
memungut besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak. Sistem pemungutan pajak ini disebut
juga dengan jenis pajak potong pungut dan dinilai adil bagi masyarakat. Ciri-ciri dari sistem
pemungutan pajak with holding system adalah: Pihak ketiga berwenang menentukan besarnya
pajak terutang. Menerbitkan bukti potong atau bukti pungut bagi wajib pajak yang sudah
melunasi pajak terutang. Contohnya, pemotongan penghasilan karyawan oleh bendahara instansi
di mana bukti pemotongan tersebut akan dilampirkan bersama Surat Pemberitahuan Tahunan
(SPT) PPh atau SPT Masa PPN.
5. Tindakan penghindaran pajak yang dilakukan oleh wajib pajak dapat secara ilegal maupun
legal. Secara ilegal yaitu dengan tax evasion sedangkan tindakan secara legal dengan tax
avoidance.

Tax evasion sendiri merupakan suatu pelanggaran dalam perpajakan dalam melakukan skema
penggelapan pajak yang dilakukan oleh wajib pajak untuk mengurangi jumlah pajak yang harus
dibayarkan, bahkan beberapa wajib pajak sama sekali tidak membayar pajak terutang yang harus
dibayarkan melalui cara-cara yang ilegal.

Sebagai contoh dalam kasus penggelapan pajak yang sudah lumrah dilakukan adalah misalnya
wajib pajak tidak melaporkan sebagian atau seluruh penghasilannya ke dalam SPT ,
membebankan biaya-biaya yang tidak seharusnya dijadikan pengurangan dalam penghasilan
yang bertujuan untuk meminimalkan beban pajak, serta memperbesar biaya dengan cara fiktif.

Menurut Defiandry Taslim Praktisi dan akademisi perpajakan menyebutkan bahwa tax evasion
merupakan usaha-usaha kecil untuk memperkecil jumlah pajak yang terutang atau dengan kata
lain menggeser beban pajak yang terutang dengan melanggar ketentuan-ketentuan pajak yang
berlaku.

Sedangkan, tax avoidance adalah upaya penghindaran pajak secara legal karena tidak
bertentangan dengan ketentuan perpajakan karena metode dan teknik yang digunakan dengan
memanfaatkan kelemahan-kelemahan yang ada dalam undang-undang dan peraturan perpajakan
untuk dapat memperkecil jumlah pajak terutang (Pohan, 2016)

Salah satu faktor yang menjadi penyebab perusahaan melakukan tindakan penghindaran pajak
adalah profitabilitas yang dapat dilihat dari Return on Asets (ROA). Tingkat profitabilitas
perusahaan yang semakin tinggi mempengaruhi tingginya tingkat penghindaran pajak. Hal ini
terjadi karena perusahaan yang memiliki laba besar akan lebih mudah memanfaatkan celah
dalam mengelola biaya pajaknya (Dewinta & Setiawan, 2016).

Faktor selanjutnya adalah leverage yang merupakan rasio pengukur seberapa jauh perusahaan
menggunakan hutang dalam membiayai aktivitas operasinya.Tingginya tingkat leverage akan
mempengaruhi tingginya jumlah pendanaan dari utang yang menimbulkan beban bunga dan
beban bunga akan mempengaruhi berkurangnya biaya pajak (Dharma & Ardiana, 2016).

Ukuran perusahaan menjadi faktor ketiga dalam perusahaan untuk melakukan tindakan
penghindaran pajak. Ukuran perusahaan yang semakin besar akan mempengaruhi tingginya
tingkat penghindaran pajak agar mencapai penghematan beban pajak yang maksimal (Darmawan
& Sukartha, 2014).

Faktor keempat adalah intensitas aset tetap. Semakin tinggi aset tetap akan mempengaruhi biaya
depresiasi yang semakin tinggi sehingga nilai pajak yang dibayar berkurang. Berarti semakin
tinggi jumlah aset, perusahaan cenderung tidak melakukan penghindaran pajak (Adisamartha &
Noviari, 2015).

Faktor yang terakhir adalah pertumbuhan penjualan. Peningkatan pertumbuhan penjualan akan
membuat perusahaan mendapat profit yang tinggi jadi perusahaan akan melakukan praktik
penghindaran pajak (Dewinta & Setiawan, 2016).

Dalam tax avoidance pemerintah sudah mengeluarkan ketentuan untuk menanggulangi


terjadinya praktik penghindaran pajak, seperti ketentuan anti thin capitalization, yaitu upaya
wajib pajak mengurangi beban pajak dengan cara memperbesar pinjaman dan bukan menambah
modal untuk dapat membebankan biaya bunga dan mengecilkan laba. Hal ini diatur dalam UU
PPh pasal 18 ayat 1 dan PMK No.169/PMK.03/2015 tentang Penentuan Besarnya Perbandingan
antara Utang dan Modal Perusahaan untuk Keperluan Perhitungan Pajak Penghasilan.

Sedangkan dalam tax evasion DJP sebagai otoritas pajak di Indonesia melakukan penegakan
hukum bagi pelanggar hukum khususnya penggelapan pajak seperti penegakan hukum ringan
dan penegakan hukum berat. Penegakan hukum ringan dikenakan kepada pelanggaran hukum
yang bersifat administrasi yaitu berupa bunga atau denda. Sedangkan penegakan hukum berat
dikenakan kepada tindak pidana perpajakan, sanksi yang dikenakan adalah sanksi pidana

SUMBER REFRENSI : BMP HUKUM PAJAK DAN ACARA PERPAJAKAN

Anda mungkin juga menyukai