Anda di halaman 1dari 8

Nama : Enjelita Maharani N.

Prodi/NIM : Ilmu Hukum/043273928

Tanggal Pengumpulan /Pengerjaan : 22-23 Oktober 2020 (guna menghindari


plagiarism)

Materi Soal Diskusi :

1. Apakah makna sumber hukum? sumber hukum apa yang paling dominan
(penting)  di Indonesia yang mengikuti sistem hukum eropa kontinental
(civil law system)?
2. Jelaskan lingkup berlakunya hukum menurut seorang ahli, berikan contoh-
contohnya?

Jawab:

Assalamualaikum,
Izin menjawab dari pertanyaan diskusi sesi 4 diatas, dari modul virtual yang saya baca dan pahami serta
artikel yang saya dapat maka saya akan menjabarkan jawaban saya dibawah ini:

1.Sumber hukum adalah segala sesuatu yang dapat melakukan aturan hukum, menimbulkan aturan
hukum, dan tempat ditemukannya aturan hukum.
Sumber hukum yang paling dominan (penting) diIndonesia yang mengikuti sistem hukum eropa
kontinental (civil law system) adalah Undang-Undang Dasar 1945, karena Undang-Undang bersifat
terikat kepada penduduk suatu daerah tersebut. Undang-Undang adalah sebuah keputusan tertulis
sebagai hasil kerja antara pemegang kekuasaan eksekutif dan legislatif yang berisi sebuah aturan tingkah
laku yang terikat secara umum. Setelah Undang-Undang tersebut berlaku maka setiap orang dianggap
telah mengetahui Undang-Undang dan dengan itu maka ia akan terikat oleh Undang-Undang tersebut.
Undang-Undang adalah salah satu karakteristik pada hukum eropa kontinental, sehingga dapat dapat
disimpulkan bahwa Undang-Undang mengikuti Sistem Hukum Eropa Kontinental (civil law system).

2.Lingkup berlakunya hukum  pidana menurut waktu adalah seseorang melakukan


perbuatan (feit) pidana sedangkan perbuatan tersebut belum diatur atau belum diberlakukan ketentuan
yang bersangkutan, maka hal itu tidak dapat dituntut dan sama sekali tidak dapat dipidana. Yang ada
dalam Asas Legalitas (nullum delictum nula poena sine praevia lege poenali) Terdapat dalam Pasal 1 ayat
(1) KUHP. "Tidak dapat dipidana seseorang kecuali atas perbuatan yang dirumuskan dalam suatu aturan
perundang-undangan yang telah ada terlebih dahulu." Dikemukakan oleh Anselm von Feuerbach dalam
teori : “vom psychologishen zwang (paksaan psikologis)” dimana adagium : nullum delictum nulla poena
sine praevia lege poenali yang mengandung tiga prinsip dasar :         
*     Nulla poena sine lege (tiada pidana tanpa undang-undang)                           
*     Nulla Poena sine crimine (tiada pidana tanpa perbuatan pidana)         
*     Nullum crimen sine poena legali (tiada perbuatan pidana tanpa undang-undang pidana yang terlebih
dulu ada).

Contohnya:
Seseorang (A) yang dalam todongan senjata dipaksa memalsukan Surat Keterangan Sahnya Hasil Hutan
(SKSHH), untuk mengangkut kayu yang berasal dari kawasan hutan, dan ia tidak dapat berbuat lain,
maka walaupun perbuatan memalsukan SKSHH merupakan tindak pidana kehutanan yang memenuhi
rumusan Pasal 88 ayat (1) huruf b Undang Undang Nomor 18 tahun 2013 tentang Pencegahan dan
Pemberantasan Perusakan Hutan, sudah seharusnyalah perbuatan orang tersebut (A) dapat dimaafkan
karena ia berbuat demikian batinnya tertekan oleh penodong. sehingga dapat dikatakan si A tidak
memiliki kesalahan.

Asas  tiada pidana tanpa kesalahan dalam perundang undangan di Indonesia terdapat dalam Pasal 6 ayat
(1) Undang Undang RI  Nomor 48 tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman bahwa "Tidak seorang pun
dapat dijatuhi pidana, kecuali apabila pengadilan karena alat pembuktian yang sah menurut undang-
undang, mendapat keyakinan bahwa seseorang yang dianggap dapat bertanggung jawab, telah
bersalah atas perbuatan yang didakwakan atas dirinya."

Referensi:
Modul Virtual PTHI Sesi 4 "Sumber Hukum dan Penggolongan Hukum".
http://kitabpidana.blogspot.com/2012/04/ruang-lingkup-berlakunya-hukum-pidana.html?m=1.

Mohon maaf apabila masih terdapat kesalahan dan kekurangan dalam jawaban saya, mohon dapat
dikoreksi kembali dan bimbingan dari bapak sangat berarti penting bagi saya. Terimakasih
Wassalamualaikum.1. Makna sumber hukum

Menurut Sudikno Mertokusumo :


1. Sebagai asas hukum, merupakan permulaan hukum, misal kehendak tuhan, akal, jiwa bangsa,
dll
2. Menunjukkan hukum-hukum terdahulu yg memberikan bahan-bahan kepada hukum yang
sekarang berlaku : hukum Prancis dan Romawi.
3. Sebagai sumber berlakunya yg memberi kekuatan berlaku secara formal kepada peraturan
hukum (penguasa, masyarakt)
4. Sebagai sumber mengenal hukum, misalnya dokumen, UU, buku, dll.
5. Sebagai sumber terjadinya hukum, sumber yang menimbulkan hukum. misalnya : historis,
filosofis, sosiologis.

Bentuk-bentuk sumber hukum dalam arti formal dalam sistem hukum Civil Law berupa
peraturan perundang-undangan, kebiasaan- kebiasaan, dan yurisprudensi. Dalam rangka
menemukan keadilan, para yuris dan lembaga-lembaga yudisial maupun quasi-judisial merujuk
kepada sumber-sumber tersebut. Dari sumber-sumber itu, yang menjadi rujukan pertama dalam
tradisi sistem hukum Civil Law adalah peraturan perundang-undangan. Negara-negara penganut
civil law menempatkan konstitusi pada urutan tertinggi dalam hirarki peraturan perundang-
undangan. Semua negara penganut civil law mempunyai konstitusi tertulis.12
Dalam perkembangannya, sistem hukum ini mengenal pembagian hukum publik dan hukum
privat. Hukum publik mencakup peraturan-peraturan hukum yang mengatur kekuasaan dan
wewenang penguasa/negara serta hubungan-hubungan antara masyarakat dan negara (sama
dengan hukum publik di sistem hukum Anglo-Saxon). Hukum Privat mencakup peraturan-
peraturan hukum yang mengatur tentang hubungan antara individu-individu dalam memenuhi
kebutuhan hidup demi hidupnya.
Apabila suatu putusan hakim menjadi sumber hukum putusan semacam itu menjadi hukum
yurisprudensi atau hukum hakim

Jadi Indonesia mengikuti hukum yang dominan dari hukum Civil Law adalah
menggunakan Undang-Undang Dasar 1945,doktrin, dan hukum kebiasaan atau adat istiadat
disetiap daerah masing-masing.
 

2. Lingkup berlakunya hukum menurut seorang ahli yaitu

Menurut Sudikno Mertokusumo :Sebagai sumber berlakunya peraturan hukum secara formal
yaitu kepada penguasa, masyarakt.contohnya : historis, filosofis, sosiologis,dokumen, UU, buku,
Perundang-undangan (statute)Kebiasaan (custom) Traktat(treaty) /Perjanjian , Pendapat Para
Sarjana (doctrin), Yurisprudensi

Sumber-sumber hukum adalah segala yang menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai


kekuatan yang bersifat memaksa, yakni aturan-aturan yang apabila dilanggar memiliki sanksi
yang tegas.

Sumber Hukum terbagi 2 yaitu Sumber Hukum Material dan Formal.

1. Sumber-Sumber Hukum Material dapat ditinjau dari berbagai sudut, contoh sudut filsafat,
sejarah, sosial, ekonomi, dll.

a. Dari segi ekonomi mengatakan yang menyebabkan timbulnya hukum adalah kebutuhan-
kebutuhan ekonomi dalam masyarakat.

b. Dari segi sosial menyatakan sumber-sumber hukum ialah peristiwa yang terjadi di dalam
masyarakat

2. Sumber-Sumber Hukum Formal yaitu

a. Undang-Undang
Undang-undang seringkali disebut sebagai Sumber Hukum utama atau yang paling sering
diidentikan sebagai Sumber Hukum itu sendiri. Bahkan seringkali ada pemahaman salah yang
menganggap hukum sama dengan undang-undang.

b. Kebiasaan

Kebiasaan ialah perbuatan manusia yang tetap dilakukan berulang-ulang dalam kurun waktu
tertentu. Apabila suatu kebiasaan tertentu diterima oleh masyarakat, dan kebiasaan itu selalu
berulang-ulang dilakukan sedemikian rupa, sehingga tindakan yang berlawanan dengan
kebiasaan itu dirasakan sebagai pelanggaran perasaan hukum, maka dengan demikian timbulah
suatu kebiasaan hukum, yang oleh pergaulan hidup dipandang sebagai hukum.

c. Traktat (treaty)

Apabila terdapat kesepakatan (konsensus) antar setidaknya 2 orang tentang suatu hal dan
kemudian mengadakan perjanjian, maka sebagai akibat perjanjian ini adalah bahwa pihak-pihak
yang bersangkutan terikat pada isi perjanjian tersebut.

d. Yurisprudensi (Keputusan Hakim)

Yurisprudensi atau Pengumuman Keputusan Hakim dalam persidangan yang terjadi sebelumnya
menjadi salah satu bahan pertimbangan hakim dalam memutuskan suatu perkara yang serupa.

e. Doktrin (Pendapat Para Ahli)

Pendapat para sarjana hukum yang ternama juga mempunyai pengaruh dalam pengambilan
keputusan hakim. Tentu saja Pendapat Ahli ini adalah pendapat oleh orang yang kepakarannya
telah diakui.

Sumber hukum yang dominan di Indonesia yaitu Undang-Undang. Undang-Undang bersifat


mengikat kepada penduduk suatu daerah tertentu. Undang-Undang merupakan keputusan tertulis
sebagai hasil kerjasama antara pemegang kekuasaan eksekutif dan legislatif yang berisi aturan
tingkah laku yang mengikat secara umum. Undang-Undang memiliki konsep yang sama dengan
Hukum Eropa Kontinental, sehingga dapat dikatakan Undang-Undang mengikuti sistem Hukum
Eropa Kontinental.

Lingkup berlakunya hukum menurut seorang ahli

Otje Salman, S.H dilihat pada kenyataan sehari-hari di lingkungan masarakat mengartikan atau
memberi arti pada hukum terlepas dari apakah itu benar atau keliru, sebagai berikut:

 Hukum sebagai ilmu pengetahuan, diberikan oleh kalangan ilmuan.


 Hukum sebagai disiplin, diberikan oleh filosof, teoirtis, dan politis.
 Hukum sebagai kaidah, diberikan oleh filosof, orang yang bijaksana
 Hukum sebagai lembaga sosial, diberikan oleh filosof, ahli sosiologi hukum.
 Hukum sebagai tata hukum, diberikan oleh DPR. Dan eksekutif.
 Hukum sebagai petugas, diberika oleh tukang becak dan kaki lima
 Hukum sebagai keputusan penguasa, diberikan oleh para atasan dan bawahan dalam
suatu instansi dan lembaga negara.
 Hukum sebagai proses pemerintahan, diberikan oleh anggota dan pinpinan exsekutif.
 Hukum sebagai tindak atau prikelakuan ajeg,diberikan oleh anggota dan pemuka
masarakat.
 Hukum sebagai sarana sistem pengendalian sosial, diberikan oleh para pembentuk dan
pelaksana hukum

1.
- Apakah makna sumber hukum?
 
Sumber hukum adalah segala apa saja (sesuatu) yang menimbulkan aturan-aturan yang
mempunyai kekuatan mengikat dan bersifat memaksa, yakni aturan-aturan yang kalau dilanggar
mengakibatkan sanksi yang tegas dan nyata bagi pelanggarnya.
Meskipun pengertian sumber hukum dipahami secara beragam, sejalan dengan pendekatan yang
digunakan dan sesuai dengan latar belakang dan pendidikannya, secara umum dapat disebutkan
bahwa sumber hukum dipakai orang dalam dua arti. Arti yang pertama untuk menjawab
pertanyaan “mengapa hukum itu mengikat ?” Pertanyaan ini bisa juga dirumuskan “apa sumber
(kekuatan) hukum hingga mengikat atau dipatuhi manusia”.
Pengertian sumber dalam arti ini dinamakan sumber hukum dalam arti material. Kata sumber
juga dipakai dalam arti lain, yaitu menjawab pertanyaan “dimanakah kita dapatkan atau temukan
aturan-aturan hukum yang mengatur kehidupan kita itu ?” Sumber dalam arti kata ini dinamakan
sumber hukum dalam arti formal”. Secara sederhana, sumber hukum adalah segala suatu yang
dapat menimbulkan aturan hukum serta tempat ditemukannya aturan-aturan hukum.
Macam Macam Sumber Hukum
Sebagaimana diuraikan diatas ada dua sumber hukum yaitu sumber hukum dalam arti material
dan formal.
Sumber Hukum Material
Sumber hukum material adalah faktor yg turut serta menentukan isi hukum. Dapat ditinjau dari
berbagai sudut misalnya sudut ekonomi, sejarah, sosiologi, filsafat, agama, dll. Dalam kata lain
sumber hukum material adalah faktor-faktor masyarakat yang mempengaruhi pembentukan
hukum (pengaruh terhadap pembuat UU, pengaruh terhadap keputusan hakim, dsb).
Atau faktor yang ikut mempengaruhi materi (isi) dari aturan-aturan hukum, atau tempat dari
mana materi hukum itu diambil. Menurut Ultrecht : Perasaan atau keyakinan hukum individu dan
masyarakat ( public opinion ) yang menjadi determinan material membentuk hukum ( material
determinan van de….) dan menentukan isi hukum. Sumber hukum material ini merupakan faktor
yang membantu pembentukan hukum.
Faktor-faktor tersebut adalah :
Faktor idiil
Faktor idiil adalah patokan-patokan yang tetap mengenai keadilan yang harus ditaati oleh para
pembentuk UU ataupun para pembentuk hukum yang lain dalam melaksanakan tugasnya.
Faktor Kemasyarakatan.
Faktor kemasyarakatan adalah hal-hal yang benar-benar hidup dalam masyarakat dan tunduk
pada aturan-aturan yang berlaku sebagai petunjuk hidup masyarakat yang bersangkutan.
Contohnya struktur ekonomi, kebiasaan, adat istiadat, dll.
Dalam berbagai kepustakaan hukum ditemukan bahwa sumber hukum material itu terdiri dari
tiga jenis yaitu menurut (van Apeldoorn) :
Sumber Hukum Historis (rechtsbron in historischezin) yaitu : tempat kita dapat menemukan
hukumnya dalam sejarah atau dari segi historis. Sumber hukum ini dibagi menjadi dua,yaitu :
Sumber hukum yg merupakan tempat dapat ditemukan atau dikenal hukum secara historis :
dokumen-dokumen kuno, lontar, dll.
Sumber hukum yg merupakan tempat pembentuk UU mengambil hukumnya.
Sumber Hukum Sosiologis (rechtsbron in sociologischezin) yaitu : merupakan faktor-faktor yang
menentukan isi hukum positif, seperti misalnya : keadaan agama, pandangan agama, kebudayaan
dsbnya.
Sumber Hukum Filosofis (rechtsbron in filosofischezin) sumber hukum ini dibagi lebih lanjut
menjadi dua :
Sumber isi hukum; disini dinyatakan isi hukum asalnya darimana.
Ada tiga pandangan yang mencoba menjawab pertanyaan ini yaitu :
Pandangan Theocratis, menurut pandangan ini hukum berasal dari Tuhan.
Pandangan hukum Kodrat, menurut pandangan ini isi hukum berasal dari akal manusia.
Pandangan mazhab hostoris, menurut pandangan isi hukum berasal dari kesadaran hukum.
Sumber kekuatan mengikat dari hukum yaitu mengapa hukum mempuyai kekuatan mengikat,
mengapa kita tunduk pada hukum.
Sumber Hukum Formal
Sumber hukum formal adalah sumber hukum dengan bentuk tertentu yang merupakan dasar
berlakunya hukum secara formal. Jadi sumber hukum formal merupakan dasar kekuatan
mengikatnya peraturan-peraturan agar ditaati oleh masyarakat maupun oleh penegak hukum
( cause efficient and law ).
Apa beda antara undang-undang dengan peraturan perundang-undangan?
Undang-Undang dibuat oleh DPR dengan persetujuan Presiden.
Peraturan perundang-undangan dibuat berdasarkan wewenang masing-masing pembuatnya,
seperti PP, dll atau Peraturan Perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang dibentuk oleh
lembaga negara atau pejabat yang berwenang dan mengikat secara umum (Pasal 1 ayat 2 UU No.
10 tahun 2004).

- sumber hukum apa yang paling dominan (penting) di Indonesia yang mengikuti sistem
hukum eropa kontinental (civil law system)?
 
Secara umum sistem hukum dibagi menjadi dua, yaitu Eropa Kontinental ( civil law system) dan
Anglo Saxon (common law system). Fajar Nurhardianto dalam jurnal Sistem Hukum dan Posisi
Hukum Indonesia (2015) mengatakan Civil law system adalah bentuk-bentuk sumber hukum
dalam arti formal. Dalam sistem hukum Civil Law berupa peraturan perundang-undangan,
kebiasaan, dan yurisprudensi. Negara-negara penganut Hukum Eropa Kontinental menempatkan
konstitusi pada urutan tertinggi dalam hirarki peraturan perundang-undangan.
Diambil dari buku Pengantar Hukum Indonesia (1997) karya Dedi Soemardi, sistem hukum
Eropa Kontinental berkembang di negara-negara Eropa daratan dan sering disebut Civil Law.
Semua aturan berasal dari kodifikasi hukum yang berlaku di Kekaisaran Romawi pada masa
pemerintyahan Kaisar Justinianus abad VI sebelum masehi.
Negara-negara penganut sistem hukum eropa kontinental antara lain negara Perancis, Jerman,
Belanda dan bekas jajahan Belanda seperti Indonesia dan Jepang. Pada putusan pengadilan
berdasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku menjadi keputusan pengadilan
yang bersifal fleksibel tergantung hakim yang memutuskan berdasarkan fakta yang ada.
Contohnya UUD 45, Tap MPR, UU atau Perpu, Peraturan Pemerintah, Perpres, MA, dan lain-
lain.
Tidak menganut sistem juri karena negara tersebut menganut faham bahwa orang awam yang
tidakl tahu hukum tidak bisa ikut andil atau menentukan nasib seseorang. Putusan hakim yang
menentukan berdasarkan fakta sumber dan saksi-saksi yang mendukung. Memiliki sistem
perjanjian yang disebut the receipt rule, yaitu perjanjian terbentuk ketika penerimaan terhadap
suatu penawaran sampai ke pemberi tawaran. Misalnya, seseorang membatalkan suatu kontrak
perjanjian dengan cara mengirimkan emai atau surat fax ke perusahaan tertentu, maka perjanjian
pembatalan akan sah ketika surat diterima oleh pemilik perusahaan. Hal-hal yang terdapat di
Hukum Eropa Kontinental juga dianut oleh sistem hukum Indonesia.

2. Jelaskan lingkup berlakunya hukum menurut seorang ahli, berikan contoh-contohnya?

Lingkup berlakunya hukum menurut seorang ahli yaitu


Menurut Sudikno Mertokusumo :Sebagai sumber berlakunya peraturan hukum secara formal
yaitu kepada penguasa, masyarakt.contohnya : historis, filosofis, sosiologis,dokumen, UU, buku,
Perundang-undangan (statute)Kebiasaan (custom) Traktat(treaty) /Perjanjian , Pendapat Para
Sarjana (doctrin), Yurisprudensi

Sumber dan Referensi;


- BMP ISIP 4130 Pengantar Ilmu Hukum/PTHI, Modul 6 & 7
- https://www.dosenpendidikan.co.id/sumber-hukum/
- https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/27/161655069/apa-itu-sistem-hukum-eropa-
kontinental?page=all
- https://heart.lezzat.id/jelaskan-lingkup-berlakunya-hukum-menurut-seorang-ahli-berikan-
contoh-contohnya/
Sumber:
Soerojo Wignjodipoero, 1983, Pengantar dan Asas-asas Hukum adat, Jakarta, Gunung Agung,
hlm. 27-31

https://media.neliti.com/media/publications/132702-ID-sistem-hukum-dan-posisi-hukum-
indonesia.pdf
 
Delianoor Nandang Alamsyah, 2020, Ilmu Hukum/PTHI, Tanggerang selatan; Universitas
Terbuka

sumber;heart.lezzat.id

Anda mungkin juga menyukai