Anda di halaman 1dari 4

Nama : Yaya Sunarya

NIM : 042188951

TUGAS 3
HUKUM TATA NEGARA

Soal No 1
Kekuasaan penyelenggaraan pemerintahan presiden yang bersifat umum adalah
kekuasaan menyelenggarakan administrasi negara. Tugas dan wewenang yang
termasuk adalah tugas wewenang administrasi di bidang keamanan dan ketertiban
umum, menyelenggarakan tata usaha pemerintahan mulai dari surat menyurat
sampai kepada dokumentasi dan lain-lain, administrasi negara di bidang pelayanan
umum, dan administrasi di bidang penyelenggaraan kesejahteraan umum.
1. Selain kekuasaan penyelenggaraan yang dimiliki presiden tersebut di atas,
presiden juga memiliki kekuasaan penyelenggaraan pemerintahan yang bersifat
khusus. Berikan analisis Anda.

Jawab :
Kekuasaan penyelenggaraan pemerintah dibedakan atas :
a. Kekuasaan penyelenggaraan pemerintah yang bersifat umum adalah
menyelenggarakan administrasi Negara, yang tugas dan wewenangnya dapat
dikelompokan dalam beberapa golongan yaitu :
1) Tugas dan wewenang administrasi di bidang keamanan dan ketertiban
umum
2) Tugas dan wewenang menyelenggarakan tata usaha pemerintah mulai dari
surat menyurat sampai kepada dokumentasi dan lain-lain
3) Tugas dan wewenang administrasi Negara di bidang pelayanan umum
4) Tugas dan wewenang administrasi di bidang penyelenggaraan kesejahteraan
umum
b. Kekuasaan penyelenggaraan pemerintah yang bersifat khusus adalah
penyelenggaraan tugas dan wewenang pemerintah yang secara konstitusional
ada pada Presiden pribadi yang memiliki sifat prerogative (di bidang
pemerintahan), seperti Presiden sebagai pimpinan tertinggi Angkatan perang,
hubungan luar negeri, dan hak memberi gelar dan tanda jasa.

2. Apakah kekuasaan presiden dalam membuat undang-undang termasuk dalam


kekuasaan menyelenggarakan pemerintahan.

Jawab :
Kekuasaan Presiden dalam membuat undang-undang termasuk dalam Kekuasaan
Pengaturan. Kewenangan membentuk pouvoir reglementair dimiliki oleh kepala
Negara yang dilaksanakannya secara bebas, dengan tujuan untuk menjalankan atau
secara harfiah untuk mengatur bekerjanya suatu UU dan untuk melaksanakannya
sebaik-baiknya. UU hanya memuat garus besar sedangkan detailnya dimuat dalam
delegated legislation.
Soal No 2
Bagir Manan mengemukakan bahwa wewenang kekuasaan kehakiman dapat
berbeda antara sebuah negara dengan negara lainnya disebabkan oleh beberapa
kemungkinan, yaitu perbedaan berdasarkan kewenangan melakukan mengadili
suatu perkara, perbedaan berdasarkan kewenangan menguji peraturan perundang-
undangan dan tindakan pemerintah, dan perbedaan berdasarkan kewenangan
kepenasihatan.

1. Berikan analisa Anda perbedaan kewenangan mengadili dalam suatu perkara


Jawab :
1) Perbedaan berdasarkan kewenangan mengadili suatu perkara Kewengan
mengaduli dibedaka dalam mengadili dalam tingkat pertama, mengadili dalam
tingkat pertama dan terakhir, dan mengadili dalam tingkat banding. Mengadili
dalam tingkat pertama merupakan kewenangan asli (original power) badan
peradilan tingkat pertama. Tidak semua pengadilan memiliki kewenangan
mengadili tingkat pertama dan terakhir yang dikenal dengan istilah forum
previlagiatum. Kewenangan mengadili dalam tingkat banding dapat berbeda
antara satu Negara dengan Negara yang lainnya. Pada Negara tertentu,
pengadilan tertentu diberikan kewenangan sebagai pengadilan banding seperti
Indonesia, Pengadilan Tinggi merupakan pengadilan banding bagi peradilan
umum setelah diadili di Pengadilan Negeri, sedangkan pada Negara yang
mengguanakan common law system, tidak dikenal pemeriksaan kasasi, maka
pengadilan banding adalah pengadilan tertinggi pada Negara tersebut, seperti
di Amerika Serikat, Suprame Court merupakan pengadilan banding, selain
Court of Appeal.
2) Perbedaan berdasarkan kewenangan melakukan pemeriksaan pada tingkat
kasasi Sistem kasasi adalah sistem yang diguankan pada Negara-negara yang
menggunakan civil law system. Kasasi berarti membatalkan atau pembatalan.
Dalam pemeriksaan kasasi, badan kekuasaan kehakiman tertinggi (MA) hanya
memeriksa apakah badan kekuasaan kehakiman tingkat yang lebih rendah telah
secara tepat dan keliru atau salah menerapkan ketentuan hukum dalam suaru
perkara yang diputus.
3) Perbedaan berdasarkan kewenangan menguji peraturan menguji peraturan
perundag-undangan dan tindakan pemerintah Kewenangan menguji UU
terhadap UUD pertama kali dilakukan pada kasus Marbury vs Madison, yang
menguji UU terhadap UUD, dan terhadap hal tersbut terdapat dua pendapat
yaitu pandangan yang beranggapan bahwa judicial review merupakan
kekuasaan otomatis MA dan pandangan yang beranggapan bahwa jucial review
merupakan kekuasaan yang merdeka (bebas) dari MA.
4) Perbedaan berdasarkan kewenangan kepenasihatan Tidak semua Negara
memberikan wewenang kepenasiahatan kepada kekuasaan kehakiman.
Amerika Serikat merupakan contoh Negara yang tidak memberikan wewenang
kepenasihatan kepada kekuasaan kehakiman, sedangkan pada Negara tertentu,
seperti Indonesia, kekuasaan kehakiman memiliki kewenangan kepenasihatan.
2. Berikan analisis Anda apakah sistem kasasi hanya berlaku pada negara dengan
system pemerintahan civil law system.
Jawab :
Suatu realitas bahwa sistem hukum di dunia dihadapkan kepada sebuah
keberbedaan. Keberbedaan ini disebabkan faktor sejarah negara penjajah terhadap
daerah-daerah bekas jajahannya. Di dalam garis besarnya terdapat dua sistem
hukum.
Pertama, sistem Common Law (Anglo Saxon) adalah sistem yang berlaku di
Inggris dan negara-negara bekas daerah jajahannya. Di dalam sistem hukum ini
terdapat tiga karakteristik yaitu yurisprudensi sebagai sumber hukum utama,
dianutnya system preseden (doktrin stare decicis) dan terdapatnya adversary
systemdalam peradilannya. Dengan sistem ini, maka hukum yang berlaku adalah
hukum tidak tertulisatau hukum kebiasaan yang berkembang melalui putusan-
putusan pengadilan. Hakim menggunakan staredecicis atau keputusan hakim
terdahulu untuk perkara yang sejenis sebagai dasar pembenaran keputusan.
Kedudukan hakim terbatas memeriksa dan memutuskan hukumnya, sementara juri
yang memeriksa kasus untuk dapat menentukan dan memutuskan bersalah dan
tidaknya terdakwa atau pihak yang berpekara. Keterlibatan juri menunjukkan
bahwa keadilan tidak bergantung sepenuhnya kepada lembaga peradilan tetapi
menjadi bagian integral kehadiran masyarakat dalam proses penegakannya.
Kedua, sistem hukum Civil Law (Eropa Kontinental)adalah sistem hukum yang
berlaku di negara-negara bekas daerah jajahan Belanda. Indonesia sebagai negara
jajahannya, maka berdasar asas konkordansi berlakulah Civil Law. Di dalam sistem
ini terdapat tiga ciri khas sistem hukum yaitu hukum itu adalah yang dikofikasikan,
hakim tidak terikatsistem preseden (doktrin stare decicis) dan hakim berpengaruh
besar mengarahkan dan memutuskan perkara (inkuisitorial). Dalam system inilah,
hakim terikat undang-undang dalam memutuskan perkara yang ditanganinya. Hal
ini berarti kepastian hukum hanya ada itu bentuk dan sifatnya tertulis.Kedudukan
hakim sangatlah sentral, karena hakim memeriksa langsungmateri kasus yang
ditangani, menentukan bersalah dan tidaknya terdakwa atau pihak yang sedang
berperkara, sekaligus menerapakan hukumannya. Untuk itu, maka tidak dikenal juri
di dalam sistem ini. Hal ini menjadikan tanggung jawab hakim lebih berat, karena
hakim harus memeriksa fakta-fakta hukum, menentukan kesalahan serta
menerapakan hukuman dan sekaligus menjatuhkan putusannya yang di duga
bersalah dan harus dihukum. Berbedanya kedua sistem hukum itu menjelaskan
keberbedaan. Di Common Law kelenturan penerapan hukum terjadi, karena hakim
tidak harus selalu berpegang teguh kepada hukum tertulis. tetapi dapat
menggunakan hukum yang berkembang di masyarakat (hukum kebiasaan) sebagai
bagian dari proses menjatuhkan putusanya. Berpegang yurisprudensi hakim, maka
terbentuk aturan yang tidaklah harus bergantung eksekutif dan legisilatif
(sebagaimana di Indonesia) tetapi melalui keputusan dapat dijadikan sumbernya
hukum. Yurisprudensinya keputusan itu tidak berdiri sendiri, tetapi dengan
mendengarkan rasa keadilan menurut juri. Hakim tetap berpegang kepada
ketentuan dan menilai apa yang dilanggarnya, tetapi keputusan salah dan tidak tetap
berada di tangan para juri, sehingga yang terjadi adalah kombinasi hakim dan juri
yang berbeda latar belakangnya membuat keputusannya. Hakim tidak lagi menjadi
tunggal menjadikan hitam dan putihnya dalam menjatuhkan putusan di dalam sisten
hukum ini. Doktrin stare decicismengandung arti bahwa dalam memutuskan suatu
perkara, seorang hakim harus mendasarkan putusannya kepada prinsip hukum yang
sudah ada dalam putusan hakim lain dari perkara sejenis yang sebelumnya
(preseden). Selain itu, prinsip ini dapat menciptakan hukum baru yang dapat
menjadi pegangan bagi hakim-hakim lain untuk menyelesaikan perkara sejenis.
Artinya, dalam hal ini hakim berfungsi tidak hanya sebagai yang menetapkan dan
menafsirkan peraturan-peraturan hukum saja. Dalam hal ini, hakim sangat berperan
besar membentuk seluruh tata kehidupan masyarakat. Hakim mempunyai
wewenang yang sangat luas untuk dapat menafsirkan peraturan hukum yang
berlaku. Hakim dapat menjatuhkan putusan sesuai kebiasaan atau melaksanakan
asas ini dengan sepenuhnya. Dengan kekuasaan hakim yang luas, maka hakim dapat
membentuk hukum baru melalui penafsirannya. Hakim dapat membuat norma atau
aturan berdasarkan detak keadilan masyarakat dengan yurisprudensinya.
Kedudukan juri dalam sistem ini menjadi sentral di dalam menegakan keadilan. Hal
ini, karena keadilan yang sesungguhnya ada dan hidup itu berada di masyarakat.
Sistem juri mempunyai kelebihan dibanding dengan sistem peradilan di Indonesia,
dimana sistem ini lebih mengutamakan keterlibatan masyarakat sebagai unsur
sosial yang berdaulat, serta membatasi kekuasaan dan ketergantungan
pemerintahan yang dijalankan melalui hakim dan penuntut umum. Penggunaan juri
berlaku dalam sistem berlaku baik perkara pidana maupun perdata. Juri dipilih dari
komunitas warga masyarakat (tokoh-tokoh masyarakat setempat) dan bukan ahli
hukum diharapkan originalitas dalam menjatuhkan putusan menjadi berlaku
obyektif. Untuk itu, juri akan mempertimbangkan bukti dan kesaksian dalam
menentukan pertanyaan-pertanyaan tentang kejadian sementara hakim biasanya
aturan untuk menggali pertanyaan-pertanyaan hukum.

Anda mungkin juga menyukai