Anda di halaman 1dari 4

Tugas : Tutorial 3

Pokjar : Ponpes SAQA


Jurusan : Administrasi Bisnis Kelas 3B
MK/Kode : Penngantar Ilmu Politik
Nama : AHMAD JAMARUDDIN

1. Jelaskan prinsip pembagian kekuasaan dalam pemerintahan demokrasi!


2. Jelaskan terkait badan eksekutif yang ada di Indonesia!
3. Jelaskan tugas dan contoh lembaga legislative
4. A. Apa yang dimaksud dengan hak menguji(Yudical Review) dan siapakah
lembaga yang berhak melakukannya?

1. Sistem pembagian kekuasaan negara Republik Indonesia membedakan atas tiga


hal yaitu eksekutif, legislatif, dan yudikatif
Kekuasaan legislatif sebagai pembuat undang-undang, (MPR DPR)
eksekutif untuk melaksanakannya, (Presiden dan Wakil Presiden)

2. Badan eksekutif adalah badan yang melaksanakan kebijakan-kebijakan yang


telah ditetapkan oleh badan legislatif. Pengertian ini berlandaskan teori yang
mengenai pembagian kekuasaan. Badan eksekutif terdiri dari Kepala Negara seperti
Presiden atau Raja, dengan dibantu oleh sejumlah menteri yang tergabung dalam
lembaga yang disebut kabinet. Di negara yang menganut sistem pemerintahan
presidensial, maka badan eksekutif dipimpin oleh seorang presiden dan dibantu
oleh sejumlah menteri yang bertanggung jawab kepada presiden. Contohnya, di
Indonesia yang menganut sistem pemerintahan presidensial, maka pimpinan badan
eksekutif dipegang oleh Presiden Jokowi dodo. Demikian pula di Amerika Serikat,
badan eksekutif dipimpin Presiden Joe Biden . Di negara tetangga, Filipina,
pimpinan eksekutif dipegang oleh Presiden Rodrigo Duterte. Jumlah anggota badan
eksekutif umumnya jauh lebih kecil dibandingkan jumlah anggota badan legislatif,
yakni sekitar 20 sampai 30 orang anggota badan eksekutif, sedangkan anggota
badan legislatif dapat mencapai beberapa ratus anggota.
Di negara yang menganut sistem pemerintahan parlementer, badan eksekutif
dipimpin oleh seorang perdana menteri yang dibantu pula oleh sejumlah menteri
yang menjalankan tugas sehari-hari. Sebagai contoh misalnya, Inggris yang
memiliki bentuk negara kerajaan, sedangkan sistem pemerintahan yang dianut
adalah parlementer dan dipimpin oleh Perdana Menteri (saat ini Boris Johnson)
sebagai pimpinan eksekutifnya.

3. Tugas Lembaga Legislatif


Lembaga legislatif memiliki tugas membuat UUD , dan adapun contoh lembaga
legislatif tersebut meliputi, DPD, DPR, dan MPR.
Tugas DPD
DPD atau Dewan Perwakilan Daerah memiliki beberapa tugas, diantaranya:
1. Mengajukan rancangan UUD yang memiliki kaitan dengan otonomi daerah serta
bertugas dalam mengawasi pelaksanaanya.
2. Memberi pertimbangan kepada kepala negara yaitu Presiden terkait RUU APBN.
3. Memeriksa hasil keuangan negara dari pihak BPK.
4. Memberi pertimbangan kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dalam memilih
BPK.
Tugas DPR
DPR atau Dewan Perwakilan Rakyat, memiliki beberapa tugas, diantaranya:
1. Bertugas memegang kekuasaan dalam hal pembentukan UUD.
2. Bertugas memberi persetujuan kepada kepala negara yaitu Presiden terkait
dengan peraturan pemerintah yang sudah ditetepkan oleh Presiden sebelumnya
sebagai ganti dari UU.
3. Sebagai pemberi persetujuan kepada kepala negara, untuk menyatakan perang,
berdamai, dan menyatakan persetujuan untuk pembuatan perjanjian dengan negara
lain.
4. Sebagai pemberi pertimbangan kepada Presiden tentang pengangkatan duta serta
penempatan duta negara lain, bertugas memberi amnesti serta abolisi, rancangan
UU
APBN.
5. Memberi hasil pemeriksaan keuangan negara dari pihak BPK.
6. Memilih langsung anggota BPK.
7. Memberikan ppersetujuan kepada calon Hakim Agung yang sudah diluluskan
oleh Komisi Yuridis.
8. Bertugas memberi persetujuan kepada Presiden tentang pengangkatan dan juga
persetujuan tentang pemberhentian anggota yudisial.
9. Bertugas mengajukan tiga orang hakim konstitusi.
10. Bertugas dalaam mengusulkan pemberhentian Presiden serta Wakil Presiden.
Tugas MPR
MPR juga mempunyai tugas, seperti DPD dan DPR. Adapun tugas MPR, sesuai
dengan UU pasal 3 ayat 1, yaitu:
1. Mengubah serta menetapkan UUD
2. Bertugas sebagai pelantik Presiden dan Wakil Presiden.
3. Bertugas dalam hal memberhentikan Presiden dan wakilnya pada masa
jabatannya sesuai dengan UUD.
Selain tugas, MPR juga mempunyai Hak, yaitu
1. Memberi usul perubahan paasal UUD,
2. Dapat menentukan sikap serta pilihan dalam pengambilan keputusan,
3. Berhak memilih dan dipilih
4. Berhak membela diri
5. Hak Imunitas, Protokoler juga Keuangan dan administrasi.

4. A. Tinjauan Yudisial” (hak uji materil) merupakan kewenangan lembaga


peradilan untuk menguji kesahihan dan daya laku produk-produk hukum yang
dihasilkan oleh ekesekutif legislatif maupun yudikatif di hadapan konstitusi yang
berlaku. Pengujian oleh hakim terhadap produk cabang kekuasaan legislatif
(legislative act) dan cabang kekuasaan eksekutif (executive act) adalah konsekuensi
dari dianutnya prinsip 'checks and balances' berdasarkan doktrin pemisahan
kekuasaan (separation of power). Karena itu kewenangan untuk melakukan 'judicial
review' itu melekat pada fungsi hakim sebagai subjeknya, bukan pada pejabat
lain. Jika pengujian tidak dilakukan oleh hakim, tetapi oleh lembaga parlemen,
maka pengujian seperti itu tidak dapat disebut sebagai 'judicial review', melainkan
'legislative review'.
Ada dua mahkamah yang memiliki wewenang dalam melakukan pengujian materi
yaitu Mahkamah Konstitusi (MK) dan Mahkamah Agung (MA). Dasar hukum
pembagian kewenangan MK dan MA dalam uji materi terkutip dalam Pasal 24C
ayat (1) UUD, Pasal 28 ayat (1) UU MA, dan Pasal 31 ayat (1) UU 3/2009.
Uji materi di MK mencakup pengujian UU terhadap UUD 1945 dan menyelesaikan
sengketa kewenangan lembaga yang diatur UUD. Selain itu uji materiil MK juga
mencakup pemutusan pembubaran partai politik dan penyelesaian perselisihan
mengenai pemilihan umum. Sementara itu cakupan kewenangan MA dalam uji
materi adalah memeriksa dan memutuskan permohonan kasasi, penyelesaian
sengketa kewenangan mengadili, permohonan peninjauan kembali putusan
pengadilan, serta menguji peraturan perundang-undangan dibawah UU terhadap
UU.

B. Lembaga kehakiman baru yang memiliki wewenang yang sangat penting dalam
hak uji materiil dan mekanisme checks and balances adalah Mahkamah Konstitusi.
Berdasarkan Pasal 24 C perubahan ketiga Undang Undang Dasar 1945, wewenang
mahkamah konstitusi di antaranya:
1. Mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk
menguji Undang-Undang terhadap Undang-Undang Dasar (judicial review).
2. Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan
oleh Undang-Undang Dasar.
3. Memutus pembubaran partai politik.
4. Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.
5. Wajib memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran
oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut Undang Undang Dasar.

Anda mungkin juga menyukai