Anda di halaman 1dari 6

PELAKSANAAN PEMILIHAN PRESIDEN DI INDONESIA

DAN AMERIKA SERIKAT


Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai apa perbedaan pelaksanaan pemilu
presiden di Amerika Serikat dan Indonesia akan kita bahas terlebih dahulu, apa yang
dimaksud dengan perbandingan hukum tata negara dan bagaimana tujuan didalamnya,
sehingga menjadi salah satu acuan dalam melakukan sebuah analisis yang akan
dilakukan. Sistem yang dibangun di dalam negara satu tidak sama selalu sama dengan
sistem ketatanegaraan yang dibangun di dalam negara lainnya, bahkan dalam batas
tertentu perbedaan tersebut sering bersifat diametral antara satu dengan yang lainnya.
Pada titik inilah perbandingan hukum tata negara menjadi sangat penting. perbandingan
hukum tata negara dapat dilakukan dengan membandingkan beberapa hukum tata negara
yang ada atau hanya mengadakan perbandingan antara beberapa hukum tata negara
positif saja. Kemudian ada dua istilah yang digunakan dalam lingkup ilmu perbandingan
hukum tata negara, yaitu perbandingan hukum dan hukum perbandingan, perbedaan ini
adalah hal yang sangat wajar dalam dunia hukum di Indonesia dikarenakan memang ada
keterkaitan dengan istilah yang digunakan di Eropa Kontinental yaitu :
a. Vergelijkendrecht (Belanda)
b. Vergeleichendes (Jerman)
c. Droit Compare (Prancis)

sehingga dalam hal ini perbandingan hukum tata negara adalah kegiatan untuk
membandingkan antara dua atau lebih mengenai sistem ketatanegaraan dari negara negara
yang ada di dunia untuk mengetahui persamaan dan perbedaan antara hukum tata negara
yang dianut oleh negara negara yang diberbandingkan dengan menggunakan metode dan
penyelidikan yang sistematis, setelah mengetahui arti dari perbandingan hukum tata
negara maka langkah selanjutnya akan dijelaskan mengenai proses pemilihan umum di
Amerika Serikat dan Indonesia.

1. Pemilu Presiden di Amerika Serikat


Setiap empat tahun sekali, pemilihan umum presiden Amerika Serikat
dilaksanakan pada hari selasa setelah senin pertama pada bulan November. Pemilihan
umum ini, negara bagian menyelenggarakan pemilihan primer atau kaskus untuk memilih
calon kandidat yang akan bersanding pada konvensi nasional penetuan nominasi, dimana
dominasi partai akan dipilih. Pemilihan primer dan kaskus pernegara bagian ini biasanya
dilaksanakan antara januari dan juni, diikuti oleh konvensi nasional yang diselenggarakan
pada musim panas sebelum hari pemilihan umum presiden.
Semenjak tahun 1970 an nama kandidat presiden yang terpilih sebagai nominasi
dari partai partai besar telah diketahui sebelum konvensi dimulai karena kandidat
kandidat ini mengumpulkan sebagian besar dari delegasi sebelum selesainya musim
pemilihan primer dan kaskus, hasilnya konvensi ini biasanya bersifat seremonial. Bagian
penting dari konvensi partai mencakup pidato utama oleh ketua partai, pengumuman
kandidat wakil presiden yang dipilih oleh nominal terpilih, pengumuman suara yang
diberikan oleh delegasi negara bagian, dan penandatanganan “platform”(sebuah dokumen
yang yang menyatakan posisi partai dalam beberapa isu tertentu) partai. Sebagai sebuah
ajang politik yang disiarkan di televise, sekaligus permulaan kampanye pemilihan umum,
konvensi ini adalah kesempatan bagi partai untuk mempromosikan nominasi mereka, dan
hal-hal yang membedakan mereka dengan partai lainnya.
Presentase jumlah pemilih yang memenuhi syarat yang memilih dalam pemilihan
selalu berganti dari satu pemilihan ke pemilihan lainnya, namun penggunaan hak pilih
secara umum bahkan dalam pemilihan umum presiden lebih rendah jumlahnya di
Amerika Serikat dibandingkan di kebanyakan negara demokrasi, sejak 1960, penggunaan
hak pilih di Amerika Serikat secara umum mengalamipenurunandari 64% (1960) menjadi
hanya menjadi sedikit di atas 50% (1996), walaupun mengalami peningkatan kembali
pada pemilihan umum ketiga terakhir. Terdapat beberapa alasan bagi penggunaan hak
pilih yang secara komparatif rendah di Amerika Serikat. Berbeda dengan negara
demokrasi lainnya, seorang pemilih harus mendaftarkan diri agar memnuhi syarat sebagai
pemilih, sebuah proses yang terkadang berbeda di suatu negara bagian dengan negara
bagian lainnya. Penjelasan lain adalah karena memilih tidaklah wajibuntuk dilakukan,
tidak seperti di beebrapa negara lain. Karena banyaknya pemilihan umum yang harus
dilaksanakan untuk mengisikurang lebih satu juta jabatan pemerintahan di seantero
negara, kepenatan pemilih terhadap pemilhan umum dapat juga mengakibatkan
rendahnya penggunaan hak pilih.
Data statistic menunjukan bahwa penggunaan hak pilih dapat menurun saat
masyarakat merasa cukup terpuaskan oleh situasi politik, atau saat jejak pendapat
memproyeksikannya, sebuah kemenagan yang tak terelakan bagi suatau kandidat.
Sebaliknya penggunaan hak pilih dapat mengikat saat persaingan antar para kandidat
terlihat sangat ketat, atau saat isu isu yang terdapat pada surat adalah isu-isu yang
kontroversial.
Dari penjelasan secara singkat tersebut dapatlah dijadikan menjadi beberapa
tahapan dalam pemilihan umum presiden di Amerika Serikat antara lain :
a. Tahapan Nominasi
Nominasi adalah dukungan resmi partai politik kepada calon presiden.
Pada awalnya proses nominasi dilakukan melalui caucus di partai Negara bagian.
System caucus ini memberikan legitimasi kepada bos-bos partai untuk tetap
mempertahankan dan mengendalikan pengaruhnya atas partai politik yang
dipimpinnya.
b. Tahapan Konvensi
Konvensi adalah gelar acara nasional yang telah diselenggarakan sejak
tahun 1830an. Hingga sampai saat ini, kegiatan konvensi ini merupakan upaya
untuk tetap mempertahankan fungsi partai sebagai satu-satunya organisasi
penentu calon  presiden. Konvensi berakhir pada hari keempat dan tahapan
selanjutnya yaitu tahapan kampanye pun telah menunggu para calon wakil
presiden untuk bersaing dengan calon-calon presiden dari partai oposisi.
c. Tahapan Kampanye
Dalam tahapan kampanye ini ada beebrapa faktor yang mempengarihi
berhasil atau tidaknya pasangan calon tersebut, antara lain:
1. Citra dan Kepribadian Calon Presiden.
2. Antara Isu dan Proposal.
3. Kelebihan Calon yang Sedang Menjabat (incumbent).
4. Peran Media massa dalam Kampanye.

Hal hal tersebutlah yang menjadi penenti dalam masa kampanya bakal
calon presiden di Amerika Serikat, shingga tahapan tersebut merupakan tahapan
yang tidak dapat disepelekan, dikarenakan hal tersebut sangatlah pokok dalam
penyuksesan calon presiden di Negara Amerika Serikat.

d. Electoral College System


Fase pemungutan suara oleh Majelis Pemilihan, dimana Presiden dan
Wakil Presiden secara resmi dipilih. Di fase ini dikenal dengan sistem Electoral
College, terdiri dari popular votes dan electoral votes. Kandidat presiden yang
mendapatkan  popular votes, belum tentu memenangkan pemilu. Karena masih
ada electoral votes. Dimana meskipun popular votesnya lebih tinggi, apabila pada
tahap electoral votes nya lebih rendah, kandidat tersebut dinyatakan kalah.
Singkatnya, yang meperoleh electoral votes yang lebih tinggi lah yang
memenangkan pemilihan  presiden di Amerika Serikat. Hal ini pernah terjadi pada
pemilu presiden tahun 2000. (Bush vs Gore).
2. Pemilu Presiden Di Indonesia.
Mekanisme pemilihan umum presiden di Indonesia telah diatur dialam konstitusi
negara tersebut, dan kemudian di jelaskan kembali di dalam Undang Undang No. 7 TAhu
2017 tentang Pemilihan Umum, yang mana sebagai penjabaran dari UUD NRI 1945. Tata
cara atau prosedur pemilihan presiden dan waki presiden menurut Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 setelah amandemen ke IV yaitu :
a. Presiden dan wakil presiden dipilih langsung dalam satu pasangan secara
langsung oleh rakyat (pasal 6A ayat (1) UUD NRI 1945.
b. Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden diusulkan oleh partai politik atau
gabungan partai politik peserta pemilihan umum sebelum pelaksanaan pemilihan
umum (pasal 6A ayat 2).
c. Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang mendapatkan suara lebih dari
lima puluh persen dari jumlah suara dalam pemilihan umum dengan sedikitnya
dua puluh persen suara di setiap propinsi yang tersebar di lebih dari setengah
jumlah propinsi di Indonesia, dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden (pasal
6A ayat 3).
d. Dalam hal tidak ada pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden terpilih, dua
pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua dalam
pemilihan umum dipilih oleh rakyat secara langsung dan pasangan yang
memperoleh suara rakyat terbanyak dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden.
(pasal 6A ayat 4).
e. Tata cara pelaksanaan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden lebih lanjut diatur
dalam Undang-undang (pasal 6A ayat 5). Kemudian al inilah yang menjadi
landasan hukum untuk adanya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 Tentang
Pemilihan Umum, yang mana mengatur secara rinci mengenai pemilihan umum
dari legislatif hingga eksekutif.
f. Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun dan
sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali
masa jabatan (pasal 7).

Kemudian mengenai syarat yang harus dimiliki oleh calon presiden dan wakil
presiden dijelaskan didalam pasal 169 dan 170 Undang Undang Nomor 7 TAhun 2017
Tentang Pemilihan Umum, dijelaskan secara rinci didalamnya mengenai prasyarat yang
harus dipenuhi oelh calon presiden dan wakil presiden jika ingin menjadi calon presiden
dan wakil presiden Republik Indonesia. Kemudian mengenai pelaksanaan secara teknis
Indonesia memiliki lembaga pelaksananya yaitu Komisi Pemilihan Umum yang menjadi
lembaga pelaksana pemilu satu satunya, dan independen, yang nantinya aka nada
lembaga serupa di daerah daerah yang akan menjadi pelaksana tugas KPU di daerah,
yang pertanggung jawabnnya tetap satu yaitu di KPU, sehingga dalam hal mekanisme
pelaksanaan pemilu di Indoneisa akan dilaksanakan oleh Komisi Pemilihan Umum,
kemudian jika didalam pelaksanaannya terdapat permasalahan yang muncul maka ada
lembaga Bawaslu, yang menjadi lembaga pengawas pelaksanaan pemilu, sehingga segala
sesuatu permasalahn dapat dilaporkan kepada bawaslu. Jika nantinya didalam hasil
peilihan umum terdapat sengketa maka dapat diselesaikan didalam lembaga Mahkamah
Konstitusi yang memiliki kewenangan dalam menyelesaikan sengketa pemilihan umum
sesuai Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Undang
Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi.

Dengan demikian bahwa, tujuan dari kedua negara tetap sama yaitu
dilaksanakannya pemilu presiden ini untuk menjaga kestabilan kondisi negara tersebut,
dan juga untuk menjamin hak konstitusional warga negara dalam menyampaikan
suaranya dalam hal ini dalam pemilihan umum, karena kedua negara tersebut baik
Indonesia maupun Amerika Serikat mrupakan dua negara yang sangat kental dengan
sistem Demokrasinya yaitu menjunjung tinggi kedaulatan rakyat, atau biasa disebut oelh
Abraham Linclon demokrasi adalah dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Kemudian
daripada itu, sistem pemilihan dan implemetasi kedua negara tersebut sangat berbeda
dalam pemilihan presidennya, ini disebabkan karena bentuk negara yang berbeda, yaitu
Indonesia dengan kesatuannya dan Amerika Serikat dengan Federalnya, mesipun sistem
pemerintahannya sama yaitu sistem presidensial tetapi hal tersebut tidak menjamin untuk
pelaksanaan ketatanegaraannya sama

Anda mungkin juga menyukai