Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGANTAR BAKTERIOLOGI TUMBUHAN


“Uji Patogenisitas Bakteri Patogen Tanaman Dengan Berbagai

Metode Inokulasi”

OLEH:

NAMA : RIFKI AFRIANSYAH

NIM : D1F121034

KELAS : PTP-A

ASISTEN : MUHAMMAD SYAHRUL

JURUSAN/PROGRAM STUDI PROTEKSI TANAMAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2022
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Salah satu faktor yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit pada tanaman

adalah adanya kontaminasi terhadap mikroorganisme. Mikroorganisme utama

yang dapat menyebabkan penyakit adalah bakteri. Walaupun bakteri dapat

menimbulkan penyakit, namun ada juga bakteri yang menguntungkan bagi

manusia. Adanya ilmu pengetahuan tentang adanya suatu bakteri yang dapat

menyebabkan penyakit pada tanaman, menyebabkan para peneliti mencoba

mengkembangbiakkan bakteri tersebut dalam sebuah media. Dalam membuktikan

penyebab suatu penyakit, diperlukan metode pembuktian, karena diagnosis

penyakit tanaman berdasarkan gejala saja belum memadai atau tidak cukup. Salah

satu metode yang dapat dilakukan adalah metode inokulasi. Diagnosis penyakit

yang benar diperlukan untuk merekomendasikan cara pengendalian yang tepat dan

juga diperlukan dalam suatu survei penyakit tanaman.

Pengisolasian merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan

mikroba tertentu dari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni. Manfaat

dilakukannya kultur murni adalah untuk menelaah atau mengidentifikasi mikroba.

termasuk penelaahan ciri-ciri kultural, morfologis, fisiologis, maupun scrologis,

yang memerlukan suatu populasi yang terdiri dari satu macam mikroorganisme

saja.

Perkembangan suatu penyakit pada tumbuhan inang didukung oleh tiga

faktor, yaitu inang yang rentan, patogen yang virulen dan lingkungan yang

mendukung. Palogen terbukti memiliki daya virulensi yaitu keberhasilan untuk


menyebabkan suatu penyakit sebagai ekspresi dari patogenisitas. Gejala layu dan

rontok pada daun seiring dengan perkembangan bercak dapat diduga sebagai

akibat dari substansi- substansi yang disekresikan oleh patogen dalam mekanisme

penyerangannya untuk melumpuhkan inang. Kelompok-kelompok utama

substansi yang disekresikan patogen ke dalam tubuh tumbuhan yang

menyebabkan timbulnya penyakit, baik langsung atau tidak langsung adalah

enzim, toksin, zat pengatur tumbuh, dan polisakarida.

Patogenisitas adalah kemampuan untuk menimbulkan penyakit. Istilah

virulensi digunakan sebagai ukuran tingkat patogenisitas, dan kini lebih bersifat

kualitatif dari pada kuantitatif. Patogenesis dari suatu infeksi bakteri meliputi

proses infeksi dan mekanisme- mekanisme yang menyebabkan timbulnya gejala

penyakit. Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dilakukan praktikum

tentang Uji Patogenisitas Bakteri Patogen Tanaman Dengan Beragai Metode

Inokulasi.

1.2. Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah dari praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan uji patogenesitas?

2. Bagaimana hasil dari uji patogenesitas dari patogen tanaman dengan teknik

pelukaan?
1.3. Tujuan dan kegunaan

Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan uji patogenesitas

2. Untuk mengetahui hasil uji patogenesitas dari patogen tanaman dengan teknik

pelukaan

Adapun kegunaan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui penyebab

penyakit dengan cara mengisolasi dan mengidentifikasi patogen yang

menyebabkan penyakit pada tumbuhan.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Masalah penyakit merupakan kendala utama karena dapat merugikan usaha

budidaya seperti kematian total, penurunan produksi dan penurunan kualitas air.

Penyakit pada tanaman timbul karena adanya interaksi yang tidak seimbang antara

lingkungan, tanaman, dan organisme penyebab penyakit. Serangan penyakit bakterial

dapat mengakibatkan kematian hingga 50- 100%, bahkan dapat menurunkan mutu

pengahasilan yang terinfeksi karena adanya borok atau luka, sehingga tidak disukai

konsumen (Sinubu et al., 2022).

Bakteri merupakan salah satu mikroba yang berukuran kecil dan tidak kasat

mata, bakteri adalah organisme bersel tunggal yang bereproduksi dengan cara

sederhana, yaitu dengan pembelahan biner. Bakteri memerlukan beberapa nutrisi

untuk menunjang pertumbuhannya, sehingga dalam bidang mikrobiologi untuk

menumbuhkan dan mempelajari sifat - sifat mikroorganisme, dilakukan rekayasa

lingkungan, yaitu dengan memberikan media pertumbuhan yang memenuhi

kebutuhan nutrisi yang di perlukan oleh bakteri, selain pemenuhan akan nutrisi

kesesuaian lingkungan juga harus di perhatikan (Siti Juariah dan Riska Tiana, 2021).

Uji patogenisitas dilakukan untuk membedakan bakteri patogen dan bakteri

saprofit. Suspensi bakteri yang diduga patogen diinokulasikan pada tanaman inang

bakteri tersebut. Bakteri patogen akan menimbulkan gejala penyakit. Uji

patogenisitas adalah untuk membuktikan bahwa isolat yang didapatkan bisa

menimbulkan gejala yang sama dengan gejala penyakit yang ditemukan sebelumnya

(Fanani et al., 2016).


Uji patogenisitas merupakan salah satu pengujian yang dilakukan untuk

mengetahui seberapa jauh tingkat serangan patogen pada inang tertentu dan pada

inang tersebut dapat menginfeksi atau tidak. Uji patogenisitas dapat dilakukan

dengan berbagai metode. Pada uji patogenisitas bakteri dapat dilakukan dengan

metode inokulasi yaitu dengan pencelupan daun ke suspensi bakteri, penuangan

suspensi ke medium pertumbuhan, dan penyemprotan suspesi ke perakaran tanaman

(Suganda, 2016). Amrulloh et al (2021) mengatakan bahwa Pengujian patogenisitas

dilakukan untuk membuktikkan bahwa sebuah identifikasi yang dilakukan dengan

menginokulasikan ulang bakteri patogen pada tanaman inang yang terserang dengan

jenis kultivar yang sama.

Uji patogenisitas dilakukan terhadap isolat cendawan yang mampu

menghasilkan gejala identik dengan gejala alami penyakit hawar daun.

Menginokulasi bakteri tersebut ke bahan tanaman yang diduga sebagai inang

utamanya, tahapan ini dilakukan dengan metode yang sama dengan tahapan

postulat Koch tanaman contohnya berumur ± 4 bulan penyapihan (Muhammad et

al., 2016).

Metode inokulasi yang paling efektif adalah pelukaan jaringan dan

menempel potongan inokulum. Metode ini menunjukkan masa inkubasi yang

cepat dan perkembangan patogen cepat. Namun metode ini kurang tepat apabila

digunakan untuk penapisan ketahanan terhadap penyakit busuk buah. Hal ini

disebabkan dengan melukai permukaan buah maka ketahanan buah secara alami

akan rusak, dari hasil penelitian pada buah yang tahan dilapangan apabila dilukai

dan ditempel inokulum maka buah tersebut akan terinfeksi. Metode infeksi buatan
dilaboratorium yang berkorelasi dengan ketahanan dilapangan adalah metode

penempelan inokulum tanpa pelukaan jaringan.Untuk keakuratan data maka kedua

metode inokulasi tersebut dapat dilakukan untuk penapisan ketahanan secara

buatan dilaboratorium (Hafsah Siti dan Zuyasna, 2013).

Komponen penting dalam penelitian epidemiologi antara lain adalah

dengan cara menginokulasi tanaman secara buatan. Penelitian mengenai inokulasi

buatan pada tanaman inang perlu dilakukan agar dapat diketahui cara inokulasi

buatan yang tepat dalam menghasilkan periode inkubasi yang lebih cepat serta

persentase kejadian penyakit lebih tinggi (Djaya et al., 2016).


III. METODE PRAKTIKUM

3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Praktikum Pembuatan Medium Biakan di laksanakan di Laboratorium

Proteksi Tanaman Unit Pendidikan, Fakultas Pertanian, Universitas Halu Oleo. Pada

Hari Selasa, 15  November 2022 Pukul 15.30 WITA sampai selesai.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu sampel tanaman sehat

padi, tanaman tomat, kentang, tanaman terong, aquadest steril, alcohol 70%,

Plastik es.

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah jarum ose, beaker glass,

gunting, jarum pentul, cutter, suntik, lampu bunsen, dan kamera handphone.

3.3. Prosedur Praktikum

3.3.1. Inokulasi bakteri patogen pada tanaman Kentang (Solanum Tuberosum)

menggunakan metode penggoresan

Menyiapkan tanaman inang yang akan diinokulasikan, dalam hal ini ialah

umbi kentang yang tidak menunjukan gejala penyakit apapun (sehat), kemudian

menyiapkan cutter yang telah disterilakan terlebih dahulu dengan alkohol, kemudian

semprot umbi kentang yang akan diinokulasi lalu keringkan menggunakan tissue.

Selanjutnya, potong kecil-kecil kentang tersebut dengan ketebalan 0,5 - 1 cm,

letakkan di tegah-tengah cawan, panaskan isolate bakteri yang akan di inokulasikan

diatas Bunsen, dan ambil 1 ose penuh, kemudian goreskan pada permukaan kentang.

Memberikan aquadest steril pada kedua sisi kentang yang diinokulasi dan usahakan
agar aquadest tidak bersentuhan dengan kentang yang diinokulasi. Tutup rapat isolat

dan lakukan pengamatan sampai isolate menunjukkan gejala.


DAFTAR PUSRAKA

Amrulloh MK, Hardian SA, Wiwiek SW. 2021. Karakterisasi fisiologis dan
biokimia penyebab penyakit bakteri pembuluh kayu pada tanaman
cengkeh (Syzygium aromaticum L.) di PT Tirta Harapan. Jurnal Proteksi
Tanaman Tropis. 2(1): 1-7.
Djaya L, Ineu S, Iin R. 2016. Teknik Inokulasi Buatan Clavibacter michiganensis
subsp. sepedonicus, Penyebab Penyakit Busuk Cincin Bakteri, pada
Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.). Jurnal Agricultura. 27(2):66-
71.
Fanani AK, Abadi AL, Aini LQ. 2016. Eksplorasi Bakteri Patogen pada Beberapa
Spesies Tanaman Kantong Senar (Nepenthes sp.). Jurnal HPT. 3(3): 104-
110.
Hafsah S, Zuyasna. 2013. Uji Patogenisitas Beberapa Isolat Penyakit Busuk Buah
Kakao Asal Aceh dan Evaluasi Efektivitas Metode Inokulasi. Jurnal
Agrista. 17(1):42-43.
Muhammad AF, Muhammad HA. 2016. Uji Patogen Hawar Daun pada Tanaman
Kayu Afrika (Maeso Eminii Engl) di Persemaian Permanen BPDAS
Bogor. Jurnal Silvikultur Tropika. 7(2): 115-124.
Siti Juariah dan Riska Tiana. 2021. Media alternatif pertumbuhan staphylococcus
aureus dari biji durian (durio zibethinus murr). Jurnal poltekkes Denpasar.
9(1): 19-25.
Suganda T. 2016. Teknik Pembuatan Tanaman Sakit untuk Tujuan Penelitian.
Yogyakarta. Deepublish.
Wulan V. Sinubu, Reiny A. Tumbo, Suzanne L. Undap, Henky Manoppo, Reni L.
Kreckhoff. 2022. Identifikasi bakteri patogen Aeromonas sp. pada ikan
Nila (Oreochromis niloticus). Kabupaten Minahasa Utara. Kecamatan
Dimembe.
LAMPIRAN

A. Inokulasi bakteri patogen pada tanaman inang menggunakan metode


pelukaan pada akar (Ralstonia solanacearum pada Tanaman Tomat dan
Tanaman Terong).

a b c

Keterangan: (a) Pelukaan pada akar, (b) Penyiraman Cairan bakteri Xanthomonas, (c)
Controlnya air steril(aquades)

B. Inokulasi bakteri patogen pada tanaman inang menggunakan metode


pelukaan pada daun (Ralstonia solanacearum pada Tanaman Tomat).

a b
Keterangan: (a) Pelukaan pada daun tomat dengan cairan isolat pisang, (b) Pelukaan pada daun
tomat dengan cairan isolat singkong.

Anda mungkin juga menyukai