Makalah Kelompok 5 PLB
Makalah Kelompok 5 PLB
KELOMPOK 5
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabb al-‘alamin segala puji hanya milik Allah Rabb seluruh alam, yang telah
memberikan rahmat, hidayah serta pertolongan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini,
sholawat serta salam selalu tercurah limpah kepada Nabi junjungan kita Nabi Muhammad saw,
beliau adalah manusia paling sempurna di muka bumi ini, membawa ridha-Nya, tak lupa kepada
para keluarganya, para sahabat, para tabi’in, dan semoga kepada kita selaku umat-Nya.
1. Allah SWT
Dari semua kebaikan yang telah diberikan, semoga Allah SWT dapat membalasnya. Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, maka penulis
mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan yang akan datang.
Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan juga untuk perkembangan ilmu
pengetahuan khususnya Hukum pidana Islam. Amin Yaa Rabb al-‘alamin
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I ............................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................... 2
BAB II ............................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN .............................................................................................................................. 3
D. Pembiasaan Berkebun Untuk Anak Sesuai dengan Tahapan Usia nya ...................................... 7
PENUTUP ..................................................................................................................................... 11
KESIMPULAN ............................................................................................................................. 11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengelolaan lingkungan belajar pada makalah ini difokuskann kepada lingkungan belajar
di tempat berkebun. Selain pada lingkungan berkebun, ada banyak lingkungan lain yang bisa
digunakan sebagai lingkungan belajar. Lingkungan belajar selain harus menyesuaikan
kebutuhan sang anak, pendidik juga harus memastikan keadaan lingkungan tersebut aman
untuk anak.
Lingkungan belajar yang dilaksanakan bisa dilakukan diluar kelas. Hal ini membantu
anak mendapatkan pengalaman belajar yang lebih nyata. Membuat anak bisa mengeskplorasi
lebih banyak dan lebih bebas lagi karena anak merasakan langsung atmosfer yang berbeda
dari pembelajaran yang dilakukan di dalam ruangan kelas.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Berkebun
3
B. Belajar Melalui Berkebun
Berkebun dalam arti sempit yaitu menanam dikebun. Kebun dalam pengertian di
Indonesia adalah sebidang lahan, biasanya ditempat terbuka yang mendapat perlakuan
tertentu oleh manusia, khususnya sebagai tempat tumbuh tanaman. Kata kebun juga dipakai
untuk menyebut pekarangan dan tanaman. kebun dapat merupakan suatu pekarangan, namn
tidak selalu demikian. Keseluruhan atau sebagian kebun dapat ditata menjadi taman.
Berkebun merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak. Dengan berkebun,
anak mengenal hal baru, secara tidak langsung diajarkan mengenai keajaiban ilmu
pengetahuan seperti siklus hidup tanaman dan bagaimana intervensi manusia dapat
mematahkan atau membuat lingkungan. Anak-anak akan mendapat pengalaman bagi dirinya
sendiri tentang keajaiban hidup melalui benih, dan bagaimana dirinya turut berperan di
dalamnya. Kegiatan berkebun memberi kesempatan pada anak untuk melatih kesabaran,
memupuk tanggung jawab, membangun emosi dan empati. Melalui pemahaman proses
tumbuh tanaman, anak dapat memacu pembelajaran aspek kognitif terkait fenomena alam
dan berjalannya siklus mahluk hidup.
Anak usia di atas 3 hingga 5 tahun sudah bisa diajarkan untuk menanam sendiri.
Alternatif jenis tanaman yang baik untuk anak adalah yang cepat tumbuh dan menghasilkan,
seperti tomat dan wortel yakni sekitar 1 sampai 3 bulan sejak masa tanam hingga masa
panen. Jadwal penyiraman, pembersihan gulma dan pemupukan juga perlu disediakan
dengan tampilan yang mudah dipahami anak. Orang tua juga berperan dalam mengingatkan
jadwal atau memberi penghargaan kepada anak atas usaha yang dilakukannya selama
merawat tanamannya. Ketika masa panen, sebaiknya anak dibiarkan memanen sendiri.
Dengan demikian anak juga belajar bersabar, bertanggung jawab, dan belajar menghargai
proses. Bahkan saat tanamannya mati, mereka juga belajar untuk menerima kehilangan. Hal
ini baik untuk membangun emosinya.
Metode Berkebun Metode berkebun yang digunakan adalah bertahap sesuai tingkat
pemahaman anak, dan bersifat pembiasaan. Dimulai dengan metode konvensional (dengan
tanah sebagai media), kemudian dapat dilanjutkan dengan metode yang lebih sulit seperti
hidroponik sederhana. Sistem yang digunakan merupakan;
4
1. Bersifat pembiasaan
2. Memberi kesempatan anak untuk memilih jenis tanaman sendiri
3. Tanaman cepat tumbuh
4. Jadwal perawatan mudah dipahami anak, menuntut rutinitas
5. Orang tua, guru, atau pendamping dapat berperan dalam pengerjaan, tetapi
sebaiknya proses dilakukan sendiri oleh anak.
5
3. Berkebun bisa jadi aktivitas fisik buat anak
Simpan tabletnya, matikan TV nya, bawa sekop dan benihnya, dan ajaklah anak
untuk berkebun. Menanam, menyiram, dan memanen sayuran tidak membuat anak
berkeringat, tapi setidaknya anak bisa meninggalkan alat elektroniknya. Artinya
semakin banyak aktivitas fisik selama masa pertumbuhan dan perkembangannya,
akan semakin meningkatkan kemampuan motoriknya.
Ahli Mikrobiologi, Brett Finlay mengatakan dalam bukunya Let Them Eat Dirt
bahwa di dalam tanah ada banyak mikroba yang tidak berbahaya tapi justru bakteri
ini bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh anak. Jika kekebalan tubuh anak
meningkat artinya ia tidak mudah terserang penyakit dan hal ini sangat baik bagi
perkembangan anak. Jadi kita sebagai orang tua tak perlu takut saat anak harus
bermain dengan kotoran tanah dan teriknya sinar matahari.
Mengajarkan lingkungan pada anak bisa dimulai sejak dini dan dimulai dari hal
terkecil. Berkebun adalah salah satunya. kita bisa mengenalkan bentuk cacing,
kupu-kupu, bahkan beragam jenis ulat bulu. Selain itu kenalkan bahwa tumbuhan
juga mahluk hidup yang punya beragam jenis dan fungsi. Berikan edukasi pada
anak bahwa semua mahluk di dunia ini sudah menempati fungsinya masing-masing
sebagai ekosistem.
6
D. Pembiasaan Berkebun Untuk Anak Sesuai dengan Tahapan Usia nya
Letakkan wadah di dekat jendela agar mendapat paparan sinar matahari yang
cukup. “Ini adalah cara paling mudah untuk mulai berkebun,” kata Rebecca. Anak
akan melihat kecambah tumbuh dalam waktu seminggu. Setelah kecambah cukup
tinggi, pindahkan ke pot berisi tanah, dan letakkan di pekarangan.
Tak apa-apa jadi kotor. “Berikan ia sekop kecil, dan biarkan ia menggali tanah
untuk menggemburkannya, atau bahkan mencari cacing,” menurut Rose Judd-
Murray, spesialis berkebun dari National Gardening Association. Cara ini akan
mengajarkan anak agar tidak tumbuh menjadi anak yang mudah jijik.
7
anak yang melakukan ini!). Kemudian, sebarkan bibit tanaman rambat di sekitar
kayu, misalnya kacang panjang. Lihatlah dalam beberapa minggu kecambah tumbuh
dan melilit batang kayu.
Gunakan kalender, anak yang masih duduk di bangku prasekolah akan belajar
konsep waktu, sekaligus kesabaran, lewat kegiatan berkebun ini. Gunakan kalender
untuk menandai hari ia mulai menanam, hari benih berkecambah, dan waktu panen.
Agar anak lebih bersemangat, dan membuat momen ‘menunggu’ ini lebih
berharga, berikan sedikit ‘penghargaan’ dengan mengajak ia menempelkan stiker
atau tanda centang di hari-hari ketika ia membantu menyiram tanaman atau
membersihkan rumput di sekitar tanaman. Pilih tanaman yang tepat, Agar tingkat
keberhasilan lebih tinggi, pastikan Anda memilih sayuran yang mudah tumbuh,
seperti lobak, wortel, dan selada. Atau, bisa juga kita membelikan benih yang sudah
cukup besar dibandingkan ukuran jari-jari anak, misalnya bunga matahari dan kacang
polong.
Pilih sayuran yang cepat dipanen. Agar hasil panen bisa segera dinikmati oleh
anak, mulailah dengan tanaman sayuran kecil yang bisa segera dimakan, misal baby
bokchoy, selada air, dsb. Rasa keberhasilan anak-anak biasanya akan terpacu, begitu
hasilnya lebih cepat terlihat.
Baca buku cerita berkebun. Membaca buku tentang berkebun dan membuat
kebun anak semirip mungkin dengan gambar dan foto di buku akan menyenangkan
ia. Dua buku favorit: The Carrot Seed oleh Ruth Krauss dan To Be Like the Sun oleh
Susan Marie Swanson.
Pilih area di pekarangan yang terpapar sinar matahari, dan semaikan bibit
wortel atau biji bunga matahari di tanah atau wadah (pastikan memilih tempat yang
cukup lebar karena bunga matahari dapat tumbuh hingga 4 meter!). Anak yang masih
TK akan takjub dengan betapa tinggi si bunga matahari tumbuh.
8
E. Dampak Positif dan Dampak Negatif dari Berkebun
Adapun dampak negatif dari berkebun ialah ketika kita tidak berkebun. Berkebun
merupakan upaya untuk penghijauan dunia atau melestarikan dunia. Di zaman modern
seperti sekarang ini banyak pembangunan besar-besaran yang dilakukan baik di kota maupun
di kampung.
Banyak dilakukan penggundulan hutan untuk mendirikan perusahaan dan pabrik-
pabrik yang di daerah yang masih asri karena sumber daya alam nya masih melimpah namun
dengan ada nya ini membuat ketidak seimbangan ekosistem yang ada pada hutan atau
9
perkebunan. Bahkan kampug terpencil banyak yang tergusur karena keserakahan para
pembisnis yang membutuhkan lahan dan menghabiskan sumber daya alam namun tidak
memikirkan bagaimana cara sumber daya alam bisa di daur ulang seperti minyak bumi yang
tidak bisa di daur ulang.
Ketika anak sedari usia dini tidak dikenalkan kepada berkebun atau menanam
tumbuhan maka akan memperburuk keadaan bumi dan ekosistem bumi adapun yang
memungkinkan memicu bencana alam diantara nya;
1. Longsor
2. Banjir
3. Kehilangan sumber daya alam
4. Ekosistem yang tidak seimbang
5. Pencemaran udara
6. Pencemaran air
Kemudian dengan sedikitnya tanaman yang di tanam akan memicu pencemaran udara
maupun air karena banyak nya limbah yang tidak dapat dicerna oleh bumi itu akan sangat
memperburuk ekosistem dunia.
Jika tidak ditanamkan kepada anak sikap peduli terhadap lingkungan salah satunya
dengan berkebun maka lingkungan disekitar akan dipenuhi oleh gedung-gedung pencakar
langit yang menjulang tinggi. Akan terjadinya kesetidak imbangan bumi, kekeringan longsor,
gempa bumi, global warming dan sebagainya. Itu disebabkan karna tidak adanya tumbuhan
yang dapat menyuburkan tanah yang menjadi tempat tinggal kita.
10
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Tujuan dari pembelajaran berkebun ini untuk mengenalkan anak betapa penting nya
lingkungan sekitar dan bahwa manusia hidup berdampingan dengan alam. Yang berarti
apabila tidak ada keseimbangan diantara kedua nya maka akan memicu dampak negatif.
Upaya – upaya yang dilakukan untuk penghijauan dunia bisa di aplikasikan kepada
anak usia dini namun harus menyesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan sang anak.
Pada dasarnya anak usia dini berkembang secara bertahap dan berbeda beda oleh karena itu
pendidik harus menyesuaikan nya.
Pendekatan awal kepada anak usia dini akan terbawa hingga anak berusia dewasa
terlebih memori pada masa golden age nya akan sangat mempengaruhi perkembangan nya.
Dengan penanaman hal-hal baik sedari kecil maka akan menjadi pembiasaan hingga anak
tumbuh dewasa.
11
DAFTAR PUSTAKA
12