Skripsi
DiajukanuntukMelengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi
Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
(S.Sos)DalamIlmuDakwah dan Komunikasi
Oleh
RINA BADRIYAH
NPM.: 1341040028
Skripsi
Diajukanuntuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi
Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
(S.Sos) DalamIlmu Dakwah dan Komunikasi
Oleh
RINA BADRIYAH
NPM.: 1341040028
Oleh :
Rina Badriyah
berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui, siapakah (di antara kita) yang akan
memperoleh hasil yang baik di dunia ini. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu
v
PERSEMBAHAN
1. Ibunda Mas Zaitun dan Ayahanda Chozinnur yang tercinta, karena jerih payah
2. Kakakku Choiriyah, kakak ipar ku Sulhan, adikku Indah Permata, Leni Fitria,
Kaporina, Umi Afifah, Yunila Sari, Nurani Jayanti, Nia Kurnia, Alsy, Desi,
Sri, Septi, Linda, Aisa, Niar, Yuni, Rara, Isma, Ratna, dan teman-teman
lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, semoga ukhuwah kita
tetap terjaga.
vi
5. Teman-teman Remaja Islam Masjid Al-Mu’awwanah yang telah mensupport
6. Ibu Ummi Utami Selaku Kepala Bagian Tata Usaha BLK Bandar Lampung
vii
RIWAYAT HIDUP
Kec. Lemong, Kab. Pesisir Barat, pada tanggal 20 Agustus 1994, sebagai anak ke-2
dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Chozinnur dan Ibu Mas Zaitun.
Bandar Lampung pada tahun 2000 dan lulus pada tahun 2006, Penulis melanjutkan
sekolah menengah pertama di MTs Mathla’ul Anwar Panjang Bandar Lampung dan
lulus pada tahun 2009, Penulis melanjutkan pendidikan menengah atas di MA.
Mathla’ul Anwar Kedaton Bandar Lampung dan hanya berjalan satu tahun kemudian
lulus pada tahun 2012. Setelah lulus, penulis melanjutkan ke perguruan tinggi
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung dan mengambil jurusan Bimbingan
selain di bangku perkuliahan. Adapun organisasi yang penulis ikuti yaitu sebagai
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrohim,
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Alhamdulillah segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat iman, nikmat
sehat, hidayah dan inayah-Nya serta telah melimpahkan Rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai suatu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana program studi Bimbingan Konseling Islam (BKI) Fakultas
Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.
Ucapan terimakasih tidak lupa penulis sampaikan kepada berbagai pihak yang telah
Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK) Universitas Islam Negeri Raden Intan
Lampung
ix
2. Ibu Hj.Rini Setiawati S.Ag,M.Sos.I dan Bapak Mubasit, S.Ag, M.M selaku
4. Ibu Hepi Reza Zen, SH. MH, sebagai Pembimbing II yang berperan dalam
ini.
6. Ibu Ummi Utami selaku Kepala Bagian Tata Usaha UPTD Balai Latihan
7. Para dosen serta civitas akademika UIN Raden Intan Lampung, khususnya
Semoga apa yang telah bapak dan Ibu dosen berikan kepada penulis bisa
Ilmiah (Skripsi) yang penulis buat ini bisa bermanfaat dan menambah wawasan bagi
pembaca Aamiin.
Rina Badriyah
x
DAFTAR ISI
xi
3. Syarat Profesionalisme ............................................... 42
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 78
B. Saran ..................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Pedoman Wawancara
2. Pedoman Observasi
3. Pedoman Dokumentasi
5. Daftar Nama Peserta didik tahun periode 2016 UPTD BLK Bandar Lampung
6. Daftar Nama Staff, Pegawai dan Instruktur UPTD BLK Bandar Lampung
8. SK Judul Skripsi
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul
maka secara singkat terlebih dahulu akan diuraikan beberapa kata yang terkait
dengan maksud judul ini, penelitian yang akan penulis teliti yaitu “Bimbingan
Pelaksana Tehnik Dinas (UPTD) Balai Latihan Kerja (BLK) Bandar Lampung”.
profesi tertentu, serta membekali diri agar siap memangku jabatan yang telah
dimasuki.1
Bimbingan Karir Islami adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar
dalam proses mencari pekerjaan dan bekerja senantiasa selaras dengan ketentuan
1
Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling Di
Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h.57-58
2
Elfi Mu‟awwanah, Bimbingan Konseling Islami (di Sekolah dasar), (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2009). h.83
2
pemberian bantuan berupa arahan kepada seseorang agar siap menghadapi dunia
diri.4 Kemampuan atau kompetensi merupakan hal yang penting dimiliki guru
agar dapat melaksanakan tugasnya sebagai pendidik dan pengajar secara efektif
Menurut M. Nasir Usman, kemampuan terdiri dari dua unsur, yaitu: yang
bisa dipelajari dan yang alamiah. Pengetahuan dan keterampilan adalah unsur
kemampuan yang bisa dipelajari, sedangkan yang alamiah lazim disebut bakat.6
Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian dari
para petugasnya. Artinya pekerjaan yang disebut profesi itu tidak dapat dilakukan
3
Elfi Mu‟awwanah, Bimbingan Konseling Islami (di Sekolah dasar), (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2009), h. 83
4
Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2007) h.1197
5
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru (Bandung: Remaja
Rosdakarya, cet. 14,1995), h. 1.
6
M. Nasir Usman, Manajemen Peningkatan Mutu Kinerja Guru, Konsep,Teori dan Model
(Jakarta: Cipta Pustaka Media, 2012), h. 118.
3
oleh orang yang tidak terlatih dan tidak disiapkan secara khusus terlebih dahulu
Professional sebagai kata sifat menunjuk kepada dua hal. Pertama, orang
adalah mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan cirri suatu profesi atau
7
Mochamad Nursalim, Pengembangan profesi bimbingan dan konseling, (Jakarta:
Erlangga, 2015), h.12
8
Ibid h. 12
9
Tim Penyusun Kamus , Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007)
10
Loc.Cit. h.12
4
gain or livelihood).11
disadari oleh pelakunya. Seseorang bekerja karena ada sesuatu yang hendak
dicapainya, dan orang berharap bahwa aktivitas kerja yang dilakukannya akan
sebelumnya.12
ini adalah studi/ penelitian yang dilakukan secara kritis untuk melihat secara
mendalam tentang usaha yang dilakukan oleh para instruktur UPTD BLK Bandar
11
Pandji Anoraga, Psikologi kerja, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009). h. 69
12
Op.Cit. h.11
5
berikut :
pekerjaan, serta membekali diri agar siap memangku jabatan yang telah
dimasuki.
2. Bimbingan Karir adalah salah satu alternatif yang diberikan pada peserta
tekuni yakni Bimbingan dan Konseling Islam dan didukung bahan pustaka
yang memadai.
secara finansial. Kemaksimalan potensi dan kemandiran secara finansial ini erat
kaitannya dengan karier atau jenis pekerjaan yang dilakukan. Tak dapat
pengangguran.
6
Artinya, masih banyak juga orang yang belum mencapai karir yang dapat
mungkin, padahal generasi Indonesia saat ini memiliki kualitas terbaik untuk
memasuki pasar kerja Indonesia dan memiliki akses yang luas untuk memperoleh
mendatang.
13
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di sekolah dan madrasah (berbasis integrasi),
(Jakarta: Rajawali Pers, 2013) h.11
7
sekolah tidak akan berhasil secara baik apabila tidak didukung oleh
bimbingan ialah bantuan yang diberikan oleh seseorang, baik laki-laki maupun
perempuan yang mempunyai pribadi baik dan pendidikan yang memadai kepada
bebannya sendiri.”14
kehidupannya.
14
Ibid, h.17
15
Bimo Walgito, Bimbingan dan konseling (Studi dan Karir), (Yogyakarta: C.v. Andi
Offset 2005), hal.194
8
disadari oleh pelakunya. Seseorang bekerja karena ada sesuatu yang hendak
dicapainya, dan orang berharap bahwa aktivitas kerja yang dilakukannya akan
sebelumnya.
Merupakan suatu kenyataan para siswa yang tamat dari SMA maupun
SMP ada yang tidak melanjutkan pendidikannya, karena sesuatu sebab yang tidak
dapat dihindari, misalnya karena kemampuan, biaya tidak ada, ataupun sebab-
sebab yang lain. Karenanya para siswa itu membutuhkan bimbingan yang baik,
bukan semata-mata atas dasar Diploma atau gelarnya, tetapi atas kesanggupannya
pekerjaan. Orang yang sudah puas dengan perolehan tanda lulus atau gelar saja
dan tidak meneruskan proses belajarnya dari praktek bekerja, akan mengalami
kemunduran dalam dunia yang dinamis ini dan akan tertinggal dari yang lain.
juga orang yang menganggur ataupun bekerja pada lapangan pekerjaan yang tidak
16
Ibid . h.195
9
pengalaman kerja dan membuat pilihan pekerjaan yang tepat bagi dirinya.
bimbingan dan konseling agar dapat mempersiapkan karier yang tepat bagi masa
D. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian
Bandar Lampung ?
10
E. Tujuan Penelitian
Bandar Lampung.
F. Kegunaan Penelitian
G. Metode Penelitian
dilaksanakan dapat mencapai hasil yang optimal sesuai dengan yang diharapkan,
1. Jenis Penelitian
lapangan (field research) yaitu suatu jenis penelitian yang berusaha untuk
Adapun data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah yang berkenaan
2. Sifat Penelitian
pengertian ini, maka penelitian yang penulis gagas hanya ditujukan untuk
17
M. Ahmad Anwar, Prinsip-Prinsip Metodologi Research, ( Yogyakarta : Sumbangsih,
1975 ), h. 22
18
Ibid, h. 33
12
a. Populasi
Balai Latihan Kerja Bandar lampung. Populasi dalam penelitian ini yaitu
b. Sampel
menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu, untuk itu sampel
19
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Bina
Aksara, 1998), h.108
20
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2011), Cet.13. h. 81
21
Ibid.
13
di antaranya:
Bandar Lampung.
menjahit, 3 orang.
22
Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, (Bandung : Mandar Maju, 1996),
h.139
23
Ibid., h. 148
14
Metode pengumpul data adalah suatu teknik yang dipakai untuk mencari
data-data yang dibutuhkan dalam membuat skripsi. Dalam pengumpulan data ini
1. Metode Observasi
obyek yang diteliti secara obyektif dan hasilnya akan dicatat secara
lapangan.24
khusus yang diadakan. Observasi ini dibagi menjadi dua, participant dan
24
Lexy moelang, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:Remaja Rosdakarya,
2013), h.174
25
Kartini Kartono, Op.,Cit, h. 142
15
participant dimana penulis turut ambil bagian dalam kehidupan orang yang
antara lain : Nama, pendidikan terakhir, alamat, dan pekerjaan siswa, serta
Lampung.
untuk tujuan praktis maupun ilmiah, terutama untuk penelitian sosial yang
tatap muka dengan maksud tertentu.26 Hasil dari wawancara bisa direkam
26
Imam Suprayogo Tobroni , Metode Penelitian Sosial Agama, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2001), h.172
16
3. Metode Dokumentasi
variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah prasasti,
untuk menghimpun data tentang asal usul siswa, kondisi sarana prasarana,
27
Kartini Kartono, Op.,Cit, h. 270
28
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis,(Jakarta:Rineka Cipta,
1993), h.177
17
I. Analisis Data
analisa yang dilakukan terhadap data yang bukan berwujud angka – angka
menganalisis terhadap sesuatu objek ilmiah tertentu yang bertitik tolak dari
29
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta : Rineka Cipta, 1996), h. 245
30
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif (Analisis Data), (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2010), h. 85
18
kualitatif bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh,
dari rangkaian yang bersifat khusus yang diambil individu kemudian ditarik pada
kesimpulan yang bersifat umum. Dalam hal ini, kesimpulan yang diambil sesuai
Bandar Lampung.
J. Tinjauan Pustaka
sebagai berikut :
karir pada siswa kelas XII SMK Negeri Magelang (kelompok bisnis dan
dengan Judul: “Pengaruh Bimbingan Karir Dan Pola Asuh Orang Tua
terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pola asuh orang tua
yang positif dan signifikan antara bimbingan karir dan pola asuh orang
31
Arifah, Pengaruh bimbingan karir terhadap kemandirian siswa dalam memilih karir pada
siswa kelas XII SMK Negeri Magelang (kelompok bisnis dan managemen), (Semarang : UNES, 2005)
20
sudah berjalan dengan cukup baik. Peserta didik sudah mulai mampu
mengenali gambaran potensi diri yang sesuai dengan diri mereka untuk
penelitian yang ditemukan oleh peneliti, baik dari judul, tempat, maupun masalah
sebelumnya.
32
Yan Partawijaya, Layanan Bimbingan Karir dalam Meningkatkan Potensi Diri Melanjutkan
Masa Depan Pada Siswa SMKN 1 Way Tenong, (Bandar Lampung: UIN Raden Intan Lampung, 2017)
BAB II
A. Bimbingan Karir
1
Hallen A, Bimbingan dan Konseling, ( Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h. 9
22
perkembangan karirnya.
sebagai salah satu kesatuan proses bimbingan yang memiliki manfaat bagi
4
Mbem, [online], tersedia di http://mbem-ntu-aqoe.blogspot.com, diakses Tanggal 27 januari
pukul 09.30
24
Adapun maksud dan tujuan dari Bimbingan Karir adalah sebagai berikut:
oleh dirinya sendiri dan faktor lingkungan, serta mencari jalan untuk
5
Abu Ahmadi, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, ( Jakarta : Rinneka Cipta, 1991), h.172
25
b. Setiap siswa memahami bahwa karir itu adalah sebagai suatu jalan
karirnya.11
6
Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling (Studi dan Karir), CV. Andi Offset, (Yogyakarta:
2005), h.195-196
7
Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan Karir di sekolah-sekolah, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1987),
h.34
8
Ibid.
9
Ibid.
10
Ibid.
11
Ibid.
26
depannya.
12
Ibid.
13
Ibid.
14
Ibid.
27
strategi permainan.15
15
Johan Huizinga, Homo Ludens: Fungsi dan Hakekat Permainan Dalam Budaya, (Jakarta:
LP3ES, 1990), h.39
16
Ibid.
17
Ibid.
18
Ibid.
28
tujuan yang akan dicapai dan penempatan siswa sebagai pelaku karir
19
Mamat Supriatna dan Ilfiandra, Wokshop Bimbingan dan Konseling Politeknik Kesehatan,
“Apa dan Bagaimana Bimbingan Karir”, (Tasikmalaya: UPI, 2006), h. 10
29
manusia.
penanggulangannya; dan
20
Ibid.
21
Donald E. Super, 10 Juli 1910, New York, The Psychology of careers, 1957
30
22
Donald E Super, Thompson, A. S., & Lindeman, R. H. Adult Career Concerns Inventory:
Manual for research and exploratory use in counselling. (Palo Alto, CA: Consulting Psychologists
Press, 1988)
31
23
Irman Hardiarni, Konseling Karir, (Jakarta : Stain Batusangkar Press, 2009), h.130
24
Ibid.
25
Ibid.
26
Ibid.
32
tasks).28
27
Ibid.
28
Ibid.
29
Ruslan Abdul Ghani, Bimbingan Karir, (Bandung: Angkasa, 1997), h.38-39
33
30
Op.Cit, h.38-39
31
Op.Cit, h.38-39
32
Muhammad Thayeb Manrihu, Pengantar Bimbingan dan Konseling Karier, (Jakarta: Bumi
Aksara, 1992), h.71
33
Ibid
34
Ibid
35
Samuel H. Osipow, Theories of Career Development, (New Jersey: The Ohio State University
1983), h.84
34
36
W.S Winkel dan M.M. Sri Hastuti, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan (Edisi
Revisi), ( Jakarta: PT. Grasindo, 2005), h.634
37
Ibid. h.635
35
38
Manrihu, Op.Cit, h.70
36
39
Dewa Ketut Sukardi. Bimbingan Karier di Sekolah-sekolah, (Jakarta:Balai pustaka, 1987),
h.102
37
B. Profesionalisme Kerja
1. Pengertian Profesionalisme
dari para petugasnya. Artinya pekerjaan yang disebut profesi itu tidak dapat
dilakukan oleh orang yang tidak terlatih dan tidak disiapkan secara khusus
atau amatiran.41
40
Mochamad Nursalim, Pengembangan Profesi Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: 2015,
Erlangga), h.12
41
Ibid.
42
Ibid.
38
berikut :
kepentingan publik.45
waktu yang tepat, cermat, dan dengan prosedur yang mudah dipahami
43
Ibid.
44
Ibid.
45
Agus Dwiyanto, Manajemen Pelayanan Publik: Peduli, Inklusif, dan Kolaboratif, (Yogyakarta:
UGM Press, 2011), h.157
46
Sondang P. Siagian, Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja, (Jakarta: Rinneka Cipta, 2009),
h.163
39
pula.49
requirement).50
47
Sedarmayanti, Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja, (Bandung:
CV. Mandar Maju, 2004), h.157
48
Agung, Kurniawan, Transformasi Pelayanan Publik. (Yogyakarta: Pembaharuan, 2005), h.79
49
Pamudji, Ekologi Administrasi Negara, (Jakarta: Bina Aksara, 2005)
50
Korten dan Alfonso S, A Study of Organizational Effectiveness Dalam Amitai Etzioni (Ed).
(New York: Reading on Capability for Development United Nations, 2001)
40
individu yang bekerja sesuai dengan standar moral dan etika yang
51
R. W. Philips, Skinner’s Science Of Dental Material. 9th ed. (Philadelphia : W.B. Saunders
Co, 1991), h.43
52
https://cipluk2bsi.wordpress.com/profesionalisme-kerja-2, diakses Tanggal 10 April 2018
41
adalah ekspresi dari pencurahan diri yang total terhadap pekerjaan. Kedua,
harus mampu membuat keputusan sendiri tanpa tekanan dari pihak lain
(pemerintah, klien dan mereka yang bukan anggota profesi). Setiap ada
dilakukan profesional atau tidak adalah rekan sesame profesi, bukan pihak
luar yang tidak mempunyai kompetensi dalam bidang ilmu dan pekerjaan
organisasi formal dan kelompok kolega informal sebagai ide utama dalam
melaksanakan pekerjaan.53
3. Syarat Profesionalisme
yang tinggi, memiliki sikap tanggung jawab, berfikir sistematis dan logis,
menguasai materi atau tugas yang diberikan, dan menjadi bagian orang-
Lampung
tahun 2008, Pergub nomor 27 tahun 2010, Pergub No.64 tahun 2014 dan
kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas pada dinas daerah Provinsi Lampung
1
Dokumentasi UPTD Balai Latihan Kerja Bandar Lampung, 2017
2
Dokumentasi UPTD Balai Latihan Kerja Bandar Lampung, 2017
44
solusi bagi mereka yang masih belum bekerja karena tidak memiliki
bidang tertentu.
3
Ummi Utami, Kabbag UPTD BLK Bandar Lampung, Wawancara, Tanggal 28 November
2017
4
Achmad Supeno, Kepala seksi Pemasaran dan Kerjasama UPTD BLK Bandar Lampung,
Wawancara, Tanggal 27 November 2017
45
pelatihan;
5
M. Gandi Fasya, Kepala Seksi Pelatihan dan Pengembangan UPTD Balai Latihan Kerja
Bandar Lampung, Wawancara, Tanggal 29 November 2017
46
kebutuhan pasar kerja dan dunia usaha, baik didalam dan diluar
6
Dokumentasi UPTD Balai Latihan Kerja Bandar Lampung, 2017
7
Dokumentasi UPTD Balai Latihan Kerja Bandar Lampung, 2017
47
yaitu :
8
Ummi Utami, Kabbag UPTD BLK Bandar Lampung, Wawancara, Tanggal 28 November
2017
48
mempunyai Visi dan Misi yang harus dilaksanakan. Adapun Visi UPTD
garis komando vertika (ke atas) dan garis komando horizontal (ke bawah)
yang secara singkat dapat dipahami dengan mudah dan sistematis, untuk
9
Dokumentasi UPTD Balai Latihan Kerja Bandar Lampung, 2018
49
Gambar 1
Struktur Organisasi UPTD Balai Latihan Kerja Bandar Lampung
KEPALA
KOORDINATOR
KELOMPOK INSTRUKTUR
RUSLAN DALIMUNTHE, ST, M.M.Pd
NIP. 19580719 198112 1 001
KAJUR LISTRIK KAJUR OTOMOTIF
SUNARDI, ST AMARI, ST
NIP. 19600607 198003 1 003 NIP. 19620113 198603 1
004
KAJUR TEKNIK MEKANIK KAJUR BANGUNAN
ISMAN SUHADI, S.Pd SUPARNO, ST
NIP. 19591219 198003 1 009 NIP. 19590220 198103 1
007
KAJUR TATA NIAGA
SILFA REFNON, SE
NIP. 19600118 198203 2 008
Dalam rangka menunjang tugas pokok dan fungsinya sebagai salah satu
Balai Latihan Kerja Bandar Lampung memiliki sarana dan prasarana, yang
TABEL 1
Sarana UPTD Balai Latihan Kerja Bandar Lampung
NO URAIAN LUAS
1 Tanah 30.000 m2
2 Bangunan kantor 189 m2
3 Gedung tertutup permanen tempat diesel 72 m2
4 Gedung tertutup permanen tempat tabung gas 18 m2
5 Gedung tertutup permanen alat-alat 72 m2
6 Gedung tempat pendidikan aneka kejuruan/aula 386 m2
7 Gedung tempat pendidikan kejuruan listrik 567 m2
8 Gedung tempat pendidikan kejuruan Automotive 630 m2
9 Gedung Garasi Pool Permanen Otomotif 231 m2
10 Gedung kejuruan Teknologi Mekanik 819 m2
11 Gedung tempat pendidikan kejuruan Bangunan 567 m2
12 Gedung tempat pendidikan kejuruan Tata Niaga 504 m2
13 Gedung pos jaga 9 m2
14 Gedung Garasi Pool/ Asrama Siswa. 240 m2
15 Rumah Penjaga Kantor 24 m2
10
Ummi Utami, Kabbag Tata Usaha UPTD BLK Bandar Lampung, Wawancara, Tanggal 27
November 2017
51
NO URAIAN LUAS
16 Rumah Negara Golongan II Tipe C/70m (5 rumah) 350 m2
17 Rumah Negara Golongan II Tipe D/50m (30 rumah) 1.500 m2
18 Mess permanent 144 m2
19 Laboratorium Bahasa 1 Unit lengkap.
20 Rumah Ibadah 36 m2
Sumber : Dokumentasi, UPTD Balai Latihan Kerja Bandar Lampung, 2017
TABEL II
Prasarana UPTD Balai Latihan Kerja Bandar Lampung
NO URAIAN JUMLAH
1 Mesin-mesin dan peralatan pelatihan 1
2 Kendaraan Dinas untuk Mobile Training 1
Unit (MTU) untuk kejuruan Menjahit
3 Kendaraan Dinas untuk Mobile Training 1
Unit (MTU) untuk kejuruan Las Listrik
4 Kendaraan Dinas untuk Mobile Training 1
Unit (MTU) untuk kejuruan Las Listrik
Sumber : Dokumentasi, UPTD Balai Latihan Kerja Bandar Lampung, 2017
Dengan demikian apabila dilihat dari fasilitas yang tersedia di atas, UPTD
Balai Latihan Kerja Bandar Lampung sudah memiliki sarana yang cukup untuk
digunakan dalam kegiatan proses belajar mengajar, meskipun perlu sarana lain
Pelatihan dan Bimbingan karir, artinya keaktifan belajar mengajar terletak pada
kesungguhan dan keahlian dari instruktur itu sendiri. Maka dari itu untuk
mengetahui nama instruktur yang ada di UPTD Balai Latihan Kerja Bandar
TABEL III
Jabatan teknis yang tersedia sesuai tugas dan fungsi UPTD BLK
No Nama Jabatan Fungsional
1. Paulus Suhertian, ST Instruktur
2. Drs. Mitro Hertanto Instruktur
3. Margomino, ST Instruktur
4. Drs. Wagiman Sumadi Instruktur
5. Serafin kristianto, ST, MM Instruktur
6. Ruslan Dalimuthe, ST, MPd Instruktur
7. Arman, ST Instruktur
8. Joko Mantoro, ST Instruktur
9. Ispadani, ST Instruktur
10. Johni FS Instruktur
11. Tarjono, ST Instruktur
12. Suparno, ST Instruktur
13. Suhono, ST Instruktur
14. Ubus Kunadi, ST Instruktur
15. Priono, SH, ST Instruktur
16. Ahmad Rifa’i, SE Instruktur
17. Isman Suhadi, SPd Instruktur
18. Wuryanto Rainerius, SPd Instruktur
19. Sunardi, ST Instruktur
20. Silfa Refnon, SE Instruktur
21. Ismail Mardon, ST Instruktur
22. Suwaji, ST Instruktur
23. Amari, ST Instruktur
24. Joko Pramono, SPd Instruktur
25. Yayah Yushriyah Instruktur
Sumber : Dokumentasi, UPTD Balai Latihan Kerja Bandar Lampung, 2017
bahwa tugas pelatih atau instruktur di UPTD BLK Bandar Lampung adalah :
pelatihan.
11
Sunardi, Instruktur UPTD BLK Bandar Lampung, Wawancara Tanggal 20 April 2018
12
Gandi Fasya, Kasi Pengembangan dan Pelatihan, UPTD BLK Bandar Lampung, Wawancara
Tanggal 20 April 2018
54
tersebut, yang mana proses pelatihan dilaksanakan mulai dari pukul 08.00-15.00
WIB, setiap hari senin sampai jum’at, yang dilatih dan dibimbing oleh pelatih
melihat proses bimbingan karir yang dilaksanakan oleh instruktur BLK adalah
salah satu peserta didik BLK, menurut ibu desi bahwa proses pelatihan dan
Pelatihan dimulai dari jam 8 pagi sampai jam 3 sore, prosesnya mudah
cukup dengan mengumpulkan biodata diri, ijazah, dan pas foto. Bagi saya
cukup menyenangkan mengikuti pelatihan di UPTD BLK karna memang
menjahit merupakan salah satu hobi saya, dan banyak ilmu yang saya
dapat seperti membuat pola, memotong, sampai saya bisa menjahit sendiri,
cara nya mudah saya serap karna dibimbing sekali oleh instrukturnya,
kami dibimbing bukan hanya cara-cara menjahit saja tapi juga dibimbing
untuk berperilaku dan bersikap baik selama pelatihan.14
13
Observasi, UPTD Balai Latihan Kerja Bandar Lampung, Tanggal 27 November 2017
14
Desi Yana, Peserta Didik (alumni) di UPTD BLK Bandar Lampung, Wawancara, Tanggal 8
maret 2018
55
yang masih belum bekerja karena tidak memiliki pengetahuan dan keahlian atau
dan sebagainya. Lalu dibimbing untuk membuat pola atau desain dari pakaian
pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kejuruan yang ada pada umumnya,
mampu bersaing di dunia kerja dan mampu bekerja sesuai dengan bidang
2016/2017 bahwa :
15
Hariyanto, Peserta didik UPTD Balai Latihan Kerja Bandar Lampung, Wawancara Tanggal
12 Desember 2017
56
program yang sistematik, proses, teknik, atau layanan yang dimaksudkan untuk
membantu individu memahami dan berbuat atas dasar pengenalan diri dan
perkembangan karirnya.
dengan minat atau bakat tertentu. Pada kenyataannya, hal tersebut sulit untuk
bimbingan karir, selain waktu untuk kegiatan pelatihan yang menjadi tanggung
Dalam wawancara yang penulis lakukan dengan salah satu alumni UPTD
menjalani karir baru. Tapi pendapatan ilmu dari BLK masih diperlukan
dan dibutuhkan di beberapa mekanik.16
beliau memang ahli dibidang Mekanik. Peserta didik dilatih dan dibimbing untuk
diberikan tersebut cukup baik, karena instruktur yang ditugaskan untuk melatih
bimbingan karir dapat berjalan secara sistematis dan terstruktur serta dapat
konseling, sehingga dalam hal ini tahapan bimbingan karir mengacu pada
1. Pemberian Motivasi
16
Faisal Azudin, Peserta Didik (alumni) di UPTD Balai Latihan Kerja Bandar Lampung,
Wawancara, Tanggal 8 Maret 2018
58
terhadap tugas-tugasnya.
2. Pemberian Materi
sebagian besar melakukan praktek langsung. Hal ini agar para peserta didik
dapat terbiasa bekerja dan cepat menyerap materi pelatihan. UPTD BLK
lebih dari itu para peserta juga diajarkan tentang menejerial sehingga
karena setiap peserta memiliki bakat dan cara yang berbeda dalam
menerima materi.
59
dilaporkan secara berkala kepada kepala UPTD BLK, hal ini berguna
dalam pelatihan tertentu banyak terdapat ibu-ibu yang usia lanjut sehingga
daya serap terhadap materi juga sangat sulit maka dari itu para instruktur
peserta didik.
kemauan dan kerja keras peserta didik dapat menentukan hasil yang akan
17
Gandi Fasya, Kasi Pelatihan dan Pengembangan UPTD Balai Latihan Kerja Bandar
Lampung, Wawancara, 2018
60
maupun nonprofesional.
a. Ceramah
b. Diskusi Kelompok
18
Observasi, UPTD Balai Latihan Kerja, 2017
61
c. Pengajaran Unit
Namun dengan pola ini sudah barang tentu perlu adanya jam
bimbingan karier.
19
Observasi, UPTD Balai Latihan Kerja Bandar Lampung, 2017
62
didik:
20
Observasi, UPTD Balai Latihan Kerja, 27 November 2017
63
berlangsung.22
21
Mansyur Ardiansyah, Peserta didik/alumni di UPTD BLK Bandar Lampung, Wawancara,
Tanggal 4 Maret 2018
22
Observasi, UPTD Balai Latihan Kerja Bandar Lampung, Tanggal 27 November 2017
23
Tuti Hartati, UPTD Balai Latihan Kerja Bandar Lampung, Wawancara Tanggal 23 April
2018
64
diselenggarakan oleh UPTD BLK Bandar Lampung. Selain itu peserta didik
ada pada umumnya, mampu bersaing di dunia kerja dan mampu bekerja sesuai
Peserta didik UPTD BLK dilatih khusus oleh seorang pelatih yang
professional, untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri peserta didik,
dan dengan adanya bimbingan karir di UPTD BLK, peserta didik menjadi
sikap profesionalisme, dalam hal ini Bimbingan Karir mempunyai fungsi untuk
24
Observasi, UPTD Balai Latihan Kerja, Tanggal 27 November 2017
65
memberikan pelayanan mudah, cepat, tepat, dan biaya terjangkau.25 Ciri tersebut
dapat penulis lihat dari para peserta didik UPTD Balai Latihan Kerja Bandar
tinggi, serta saling bekerjasama satu sama lain. Tidak hanya itu, pelayanan yang
Kerja Bandar Lampung, ditunjukkan dalam dua faktor, yaitu sebagai berikut:
1. Faktor Pendukung
25
Jurnal Yesy Andriani, Mahasiswa S1 Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Universitas Mulawarman, Tahun 2016
66
pula kemauan yang kuat dari peserta didik untuk belajar dan menjadi
2. Faktor Penghambat
Lampung
masalah penyesuaian diri dan pemecahan masalah karir yang dihadapi. Dalam
dijelaskan pada Bab II dan data-data lapangan pada Bab III. Bagian ini
Kerja para Peserta didik di Unit Pelaksana Tehnik Dinas (UPTD) Balai
Latihan.
68
setiap hari senin sampai dengan jum’at dari pukul 08.00 WIB hingga pukul
15.00 WIB, proses Bimbingan Karir tersebut berjalan dengan baik, terbukti
dalam daftar hadir peserta didik tidak ada yang absen. Dengan dibimbing oleh
yang ditekuninya.
Fasya selaku Kepala Seksi Pelatihan dan Pengembangan UPTD BLK Bandar
bimbingan karir yang diberikan tersebut adalah salah satu upaya untuk
dunia usaha/industri.
bimbingan karir dapat berjalan secara sistematis dan terstruktur serta dapat
konseling, sehingga dalam hal ini tahapan bimbingan karir mengacu pada
antaranya :
1. Pemberian Motivasi
a. Motivasi Intrinsik
b. Motivasi Ekstrinsik
adanya pengaruh dari keluarga dalam hal ini orangtua, pengaruh dari
adanya dorongan dari orang tua atau keluarga dan dorongan dari teman,
2. Pemberian Materi
sebagian besar melakukan praktek langsung. Hal ini agar para peserta didik
dapat terbiasa bekerja dan cepat menyerap materi pelatihan. UPTD BLK
Bandar Lampung tidak hanya memberikan pelatihan praktek saja namun lebih
dari itu para peserta juga diajarkan tentang menejerial sehingga kedepannya
mereka dapat mengelola usaha sendiri, dalam proses pelatihan ini instruktur
diharuskan peka dengan kemampuan para peserta didik karena setiap peserta
memiliki bakat dan cara yang berbeda dalam menerima materi, pihak UPTD
saat proses pelatihan harus dilaporkan secara berkala kepada kepala UPTD
BLK Bandar Lampung, hal ini berguna dalam penentuan teknik instruktur
ibu-ibu yang usia lanjut sehingga daya serap terhadap materi juga sangat sulit
maka dari itu para instruktur harus mempunyai cara tersendiri untuk
72
baik.
seseorang.
Dalam hal ini penulis berpendapat bahwa bimbingan karir adalah suatu
keputusan bahwa keputusannya adalah yang paling tepat sesuai dengan keadaan
dan tugas konselor tidak hanya sekedar membimbing siswa dalam menentukan
dapat memahami diri dan lingkungannya dalam rangka perencanaan karir dan
langsung terhadap proses bimbingan karir yang berjalan seiring dengan kegiatan
pelatihan di UPTD BLK Bandar Lampung, yang mana bimbingan karir atau
pelatihan dilaksanakan setiap hari senin sampai jum’at, mulai dari pukul 08.00
WIB hingga pukul 15.00 WIB, dan dilatih oleh instruktur yang profesional.
didik memahami bidang yang akan ditekuninya ketika masuk dalam kegiatan
Lampung, lingkungan, dan setiap kejuruan yang ada di Balai Latihan Kerja,
imbalan ekstrinsik kurang. Sikap ini adalah ekspresi dari pencurahan diri yang
pihak lain (pemerintah, klien dan mereka yang bukan anggota profesi). Setiap
ada campur tangan dari luar dianggap sebagai hambatan kemandirian secara
profesional.
profesional atau tidak adalah rekan sesame profesi, bukan pihak luar yang
bimbingan karir sebagai salah satu kesatuan proses bimbingan yang memiliki
diperlukan cara yang tepat. Melalui berbagai pengalaman diri dan pengalaman
orang yang telah sukses, peserta bisa mengambil pelajaran atau bercermin,
untuk coba diterapkan pada diri sendiri. Karena sukses dan prestasi dalam
76
bidang tertentu merupakan suatu akibat dari suatu sebab, begitu pula
sebaliknya.
Dalam hal ini menurut penulis, peserta didik dituntut tegas untuk
memposisikan dirinya, mau berada pada posisi akibat atau penyebab suatu
pilihan yang penuh konsekuensi. Sebagian besar orang yang gagal adalah
memiliki sikap tanggung jawab, berfikir sistematis dan logis, menguasai materi
atau tugas yang diberikan, dan menjadi bagian orang-orang yang profesional di
A. Kesimpulan
oleh UPTD Balai Latihan Kerja Bandar Lampung, yang berusaha memberikan
bantuan kepada peserta didik untuk memecahkan masalah penyesuaian diri dan
sehingga peserta didik dapat memulai usaha mandiri dan dapat memaksimalkan
meningkatkan kepercayaan diri para peserta didik menjadi lebih aktif, menjadi
B. Saran
Lampung perlu adanya susunan kegiatan secara sistematis, yang artinya dalam
maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Rinneka Cipta, Jakarta, 1991.
Donald E Super, Thompson, A. S., & Lindeman, R. H., Adult Career Concerns
Inventory: Manual for research and exploratory use in counseling, Palo
Alto, Consulting Psychologists Press, CA, 1988
Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2007.
Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Gadjah Mada Universitas Press,
Jakarta, 2001.
Huizinga, Johan, Homo Ludens: Fungsi dan Hakekat Permainan Dalam Budaya,
LP3ES, Jakarta, 1990.
Kartono, Kartini Pengantar Metodologi Riset Sosial, Mandar Maju, Bandung, 1996.
M. Nasir Usman, Manajemen Peningkatan Mutu Kinerja Guru, Konsep, Teori, dan
Model, Cipta Pustaka Media, Jakarta, 2012
Philips, R.W, Skinner’s Science Of Dental Material. 9th ed. Philadelphia: W.B.
Saunders Co, 1991.
Peter salim dan yeni salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Modern Press,
Jakarta, 1995.
Sedarmayanti, Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja, CV. Mandar Maju,
Bandung, 2004.
Walgito, Bimo , Bimbingan dan konseling (Studi dan Karir), C.v. Andi Offset,
Yogyakarta, 2005
Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2007
Sawiwati, “Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas 3 SDN 3 Makarti Jaya Tentang
Ciri-ciri Makhluk Hidup Melalui Metode Demonstrasi” Skripsi Sarjana
Pendidikan, (Palembang Perpustakaan UT, 2009)
Ummi Utami, Kepala Bagian Tata Usaha Unit Pelaksana Tehnik Dinas Balai Latihan
Kerja Bandar Lampung
Achmad Supeno, Kepala Seksi Pemasaran dan Kerjasama Unit Pelaksana Tehnik
Dinas Balai Latihan Kerja Bandar Lampung
M. Gandi Fasya, Kepala Seksi Pelatihan dan Pengembangan Unit Pelaksana Tehnik
Dinas Balai Latihan Kerja Bandar Lampung
Sunardi, Instruktur Unit Pelaksana Tehnik Dinas Balai Latihan Kerja Bandar
Lampung
Yayah Yushriyah, Instruktur Unit Pelaksana Tehnik Dinas Balai Latihan Kerja
Bandar Lampung
Desi Yana, Peserta didik Unit Pelaksana Tehnik Dinas Balai Latihan Kerja Bandar
Lampung
Hariyanto, Peserta didik Unit Pelaksana Tehnik Dinas Balai Latihan Kerja Bandar
Lampung
Faisal Azudin, Peserta didik Unit Pelaksana Tehnik Dinas Balai Latihan Kerja
Bandar Lampung
Mansyur Ardiansyah, Peserta didik Unit Pelaksana Tehnik Dinas Balai Latihan Kerja
Bandar Lampung
Tuti Hartati, Peserta didik Unit Pelaksana Tehnik Dinas Balai Latihan Kerja Bandar
Lampung
Ronaldo Munthe, Peserta didik Unit Pelaksana Tehnik Dinas Balai Latihan Kerja
Bandar Lampung
Cica Amelia, Peserta didik Unit Pelaksana Tehnik Dinas Balai Latihan Kerja Bandar
Lampung
Sumber Internet :