Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komunikasi merupakan rangkaian proses pengalihan informasi dari satu

orang kepada yang lainnya dengan maksud tertentu. Pengalihan informasi tersebut

dapat berupa pesan verbal maupun non verbal dengan menggunakan saluran

sesuai kebutuhan (Sumadiria, 2014). Proses pengalihan informasi inilah yang

dinamakan dengan proses komunikasi. Komunikasi merupakan aspek terpenting

di segala bidang kehidupan, termasuk bidang kesehatan. Komunikasi pada bidang

kesehatan dikenal dengan istilah komunikasi kesehatan.

Komunikasi kesehatan merupakan suatu seni dan teknik penyebarluasan

informasi kesehatan yang bermaksud untuk mempengaruhi serta memotivasi

individu, ataupun lembaga yang mengatur perhatian terhadap kesehatan. Menurut

Health Communication Partnership’s M/MC Health Communication Material

Database, komunikasi kesehatan meliputi informasi tentang pencegahan penyakit,

promosi kesehatan, kebijaksanaan pemeliharaan kesehatan, regulasi bisnis dalam

bidang kesehatan, yang sejauh mungkin mengubah dan membaharui kualitas

individu dalam suatu komunitas atau masyarakat dengan mempertimbangkan

aspek ilmu pengetahuan dan etika (Liliweri, 2013).

Salah satu ruang lingkup komunikasi kesehatan adalah promosi kesehatan

(Liliweri, 2013). Promosi kesehatan merupakan suatu program yang

memanfaatkan jasa komunikasi untuk menyukseskan kesehatan masyarakat

melalui pemberian informasi kesehatan. Informasi kesehatan sangat diperlukan

1
oleh masyarakat, sebab fenomena kesehatan sekarang di Kota Padang cukup

mengkhawatirkan. Hal tersebut dibuktikan dengan beberapa peningkatan data

statistik berbagai penyakit berbahaya di Kota Padang, diantaranya penyakit

Tuberkulosis dan HIV/AIDS. Penyakit Tuberkulosis (TB) disebabkan oleh infeksi

bakteri Mycobacterium Tuberculosis. Menurut data profil dinas kesehatan kota

padang, penyakit Tubercolosis ini cukup memperlihatkan peningkatan khususnya

pada tahun 2017 dengan jumlah 2.029 temuan kasus TB seperti yang terlihat pada

tabel 1. Temuan terakhir dinas kesehatan kota Padang pada Mei 2018 lalu bahwa

kasus TB berkisar pada 545 kasus1

Tabel 1. Trend Jumlah Kasus TB di Kota Padang

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kota Padang 2017

Peningkatan ini juga terjadi pada kasus HIV & AIDS yang disebabkan

oleh infeksi virus Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem

kekebalan tubuh sehingga menyebabkan penderita mengalami penurunan

ketahanan tubuh. Penyakit ini membuat penderitanya sangat mudah untuk

terinfeksi berbagai macam penyakit lain. Pada tahun 2017 kasus AIDS meningkat
1
https://dinkes.padang.go.id/read/225-

2
menjadi 93 orang yang dapat dilihat pada tabel 2. Kasus HIV yang meningkat dari

300 orang pada tahun 2016 menjadi 370 pada tahun 20172. Menurut Kepala DKK

Padang melalui Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

(P2P) bahwa pada tahun 2018 ini, data yang dikumpulkan dari bulan januari

hingga maret 2018 terdapat sekitar 50 kasus HIV3

Tabel 2. Trend Kasus Kematian AIDS Kota Padang

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kota Padang 2017

Berbagai peningkatan kasus berbahaya tersebut, berkaitan dengan

kurangnya informasi kesehatan yang mereka akses. Hal ini juga disampaikan oleh

(Liliweri, 2013) yang menyatakan bahwa berbagai penyakit yang diderita individu

maupun masyarakat pada umumnya berasal dari ketidaktahuan atau

kesalahpahaman tentang informasi kesehatan yang mereka akses. Menurut laporan

kesehatan RI tahun 2017 menyatakan bahwa hanya 20% remaja berusia 15-24

tahun mengetahui informasi tentang HIV, sehingga hal ini memungkinkan anak

untuk melakukan perilaku yang menyebabkan Infeksi Menular Seks (IMS) atau

2
Profil Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2017
3
https://utusanindo.com/2018/05/30/triwulan-

3
HIV/AIDS4. Hasil penelitian (Easter, 2014) dalam jurnal komunikasi,

menunjukkan hasil penelitian bahwa Wanita Penjaja Seks (WPS) sebagai orang

yang bertipe skeptik dapat menerima informasi dari luar dengan cara persuasif

agar dapat berfungsi sebagai peer educator. Hal ini bertujuan untuk mengurangi

HIV/AIDS dengan cara menyediakan kondom serta memberikan edukasi kepada

sesamanya untuk dapat merubah perilaku. Hasil ini menunjukkan bentuk

sosialisasi dari pemerintah kepada WPS membuat mereka memahami bahwa

dengan menggunakan kondom, maka penyakit HIV/AIDS dapat dikurangi.

Kurangnya informasi serta ketidaktahuan masyarakat tentang kesehatan

membuat tidak ada jalan lain untuk menyukseskan kesehatan kecuali dengan

memanfaatkan jasa komunikasi, salah satunya yaitu dengan melakukan program

promosi kesehatan yang maksimal. Program promosi kesehatan merupakan

program yang sangat strategis untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

melalui pemberian informasi kesehatan untuk melakukan perilaku hidup bersih

dan sehat dalam kehidupan sehari-hari. Promosi kesehatan merupakan tindakan

yang terdapat pada preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif

(rehabilitasi), sehingga masyarakat diperlukan untuk mendapatkan informasi agar

mencegah munculnya berbagai penyakit serta mendapatkan informasi yang jelas

pada saat pengobatan, terutama penyakit berbahaya seperti TB dan HIV/AIDS

yang semakin meningkat. Pemerintah Kota Padang bahkan memperkuat promosi

kesehatan melalui pembangunan komunikasi antarpetugas dan masyarakat5

Beberapa penelitian terkait promosi kesehatan pada umumnya meneliti di

sebuah puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat), sedangkan program promosi

4
http://lifestyle.okezone.com/read.2018/11/30/481/1984968
5
https://sumbar.antarnewes.com/berita/223923

4
kesehatan tidak hanya menjadi tanggung jawab puskesmas saja, namun juga

rumah sakit. Menurut UU nomor 44 tahun 2009 mengatakan bahwa rumah sakit

merupakan institusi yang menyediakan layanan seperti rawat inap, rawat jalan

serta pendidikan kesehatan.

Pada peraturan perundang-undangan tersebut, dapat dinyatakan bahwa

setiap rumah sakit harus dilaksanakan upaya peningkatan kesehatan, sehingga hal

ini juga menjadi tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh RSUP

Dr.M.Djamil Padang sebagai Rumah Sakit Umum Pusat yang berada di Provinsi

Sumatera Barat. RSUP Dr.M.Djamil Padang telah berhasil meraih akreditasi

paripurna dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) pada 15 maret 20166,

menjadi rumah sakit yang telah meraih akreditasi paripurna tentu perlu melakukan

pembangunan kesehatan masyarakat, sebab menurut peraturan perundang-

undangan kementerian kesehatan No 44 tahun 2009 bahwa rumah sakit yang

terakreditasi paripurna meliputi upaya peningkatan kesehatan promotif, preventif,

kuratif dan rehabilitatif.

RSUP Dr.M.Djamil terletak di Jalan Perintis Kemerdekaan Nomor 14D,

Sawahan Timur, Padang. Berada di Ibukota Provinsi Sumatera Barat menjadikan

rumah sakit ini sebagai rumah sakit acuan bagi rumah sakit umum daerah lainnya.

Berdasarkan prapenelitian yang peneliti lakukan pada 21 Januari 2019 kepada

penanggung jawab instalasi promosi kesehatan terkait program promosi

kesehatan. Beliau menjelaskan bahwa promosi kesehatan di rumah sakit diwadahi

oleh sebuah instalasi, yaitu instalasi promosi kesehatan dan pemasaran. Kegiatan

promosi kesehatan tersebut khusunya ditujukan pada pasien, kerabat pasien,

6
https://www.harianhaluan.com/news/detail/55086

5
pengunjung serta para petugas rumah sakit. Salah satu promosi kesehatan yang

dilakukan yaitu penyuluhan kesehatan di Rumah Sakit yang dilakukan oleh para

ahli yang sesuai dengan keahliannya, seperti dokter, perawat, apoteker, ahli gizi

dan fisioterapi, biasanya penyuluhan tersebut dilakukan secara langsung kepada

pasien baik pasien rawat inap maupun rawat jalan. Promosi kesehatan juga

dilakukan dengan media, salah satunya media cetak seperti leaflet, spanduk, dan

banner yang dapat dibaca oleh pasien terkait informasi tersebut.

Instalasi promosi kesehatan di RSUP Dr.M.Djamil menjadi salah satu unit

yang mewadahi dan bertanggung jawab pada setiap promosi kesehatan di rumah

sakit. Unit yang mewadahi promosi kesehatan di RSUP DR.M.Djamil berbentuk

sebuah instalasi memang masih baru, namun promosi kesehatan ini telah diwadahi

sejak dahulu dengan penamaan yang berbeda, seperti tim PKRS (Promosi

Kesehatan Rumah Sakit) sesuai dengan kebutuhan rumah sakit saat itu. RSUP

DR.M.Djamil telah meraih akreditasi paripurna, sehingga promosi kesehatan di

rumah sakit lebih diutamakan lagi, oleh karena itu saat ini unit promosi kesehatan

telah dibentuk menjadi sebuah instalasi dengan berbagai program promosi

kesehatan serta lebih meningkatkan sarana dan prasarana promosi kesehatan,

seperti membangun ruang pojok promosi kesehatan.

Instalasi promosi kesehatan di RSUP DR.M.Djamil Padang bertanggung

jawab terhadap berbagai kasus kesehatan yang meningkat ditengah masyarakat,

seperti kasus TB dan HIV/AIDS yang saat ini menunjukkan peningkatan setiap

tahunnya. Berdasarkan kondisi tersebut, instalasi promosi kesehatan perlu

mengambil andil dalam hal tersebut. Melalui gambaran yang ditemukan di RSUP

M.Djamil Padang, maka penelitian ini akan mengangkat permasalahan penelitian

6
mengenai implementasi promosi kesehatan pada instalasi promosi kesehatan di

RSUP Dr.M.Djamil Padang khususnya pada promosi kesehatan dalam

menanggulangi penyakit TB dan HIV.

1.2 Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang tersebut, dijelaskan bahwa promosi kesehatan

berada di bawah instalasi promosi kesehatan dan pemasaran, namun pada

penelitian ini, peneliti akan lebih fokus terhadap promosi kesehatan saja, terutama

pada promosi kesehatan yang ditujukan pada pasien rawat jalan. Dalam hal ini

peneliti akan melihat bagaimana proses komunikasi yang dilakukan instalasi

promosi kesehatan yang berkerjasama bersama para PPA (Profesional Pemberi

Asuhan) dalam mempromosikan penyakit TB dan HIV/AIDS, serta melihat

hambatan komunikasi dan menganalisis strategi komunikasi yang dilaksanakan

dalam promosi kesehatan mengenai penyakit TB dan HIV/AIDS.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti dapat merumuskan

permasalahan penelitian yaitu “Bagaimana Implementasi Komunikasi

Kesehatan pada Instalasi Promosi Kesehatan di RSUP Dr.M.Djamil Padang

dalam Menanggulangi Penyakit TB dan HIV/AIDS”

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui proses komunikasi dalam promosi kesehatan penyakit TB dan

HIV/AIDS.

2. Mengetahui hambatan komunikasi dalam promosi kesehatan penyakit TB

dan HIV/AIDS.

7
3. Menganalisis strategi komunikasi promosi kesehatan penyakit TB dan

HIV/AIDS.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Akademis

a. Penelitian ini diharapakan dapat memperkaya bahan referensi serta sumber

bacaan tentang komunikasi kesehatan terkait promosi kesehatan terutama

untuk konsentrasi manajemen komunikasi di Jurusan Ilmu Komunikasi,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Andalas.

b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan bagi peneliti

selanjutnya dengan kajian yang sama namun permasalahan yang berbeda.

1.5.2 Manfaat Praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan ide dan pertimbangan

untuk Rumah Sakit Dr.M.Djamil Padang khususnya instalasi promosi

kesehatan di RSUP Dr.M.Djamil Padang.

b. Penelitian ini juga diharapkan dapat menyumbangkan ide bagi rumah sakit

lainnya yang memiliki permasalahan yang sama dengan penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai