Anda di halaman 1dari 47

PROF. ACHIR YANI S.

HAMID, MN, DNSC

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA


Terdiri dari dua Tinggal
orang atau lebih bersama
yang terhubungkan dalam satu
kelahiran, rumah tangga
pernikahan, atau
Terikat biologik,
adopsi
psikologik, emosional
Setiap anggota
atau ekonomi yang
saling
mempersepsikan diri
mempengaruhi
bagian dari rumah
secara interaktif
tangga.
dan sirkular
1 2 3 4
5 6 7 8
Setiap anggota Digitalisasi Besarnya dukungan
keluarga sebagai merupakan keluarga tergantung
pada sumber koping,
sub sistem dari tantangan pada
strategi koping dan
sistem keluarga keluarga yang
ketangguhan
memerlukan keluarga (resiliensi
dukungan tiap pada keluarga)
anggota keluarga
• Resiliens berakar pada sumber personal (sifat
kepribadian, kemampuan kognitif dan wawasan),
juga sumber lingkungan (sistem dukungan sosial,
praktik budaya, dan keyakinan spiritual (Jackson et
al, 2007; Martin-Soelch and Schnyder, 2019).

• Resiliensi:
Menyesuaikan diri dalam kesulitan
Mempertahankan keseimbangan
Mengembalikan kendali terhadap lingkungan
Melanjutkan bergerak maju dengan sikap positif
• Pertahanan relatif terhadap pengalaman risiko
psikososial
• Proses dinamis meningkatkan adaptasi positif
dalam konteks kesulitan yang signifikan
• Proses koping terhadap kesulitan, perubahan
atau kesempatan sedemikian rupa yang
menghasilkan identifikasi, fortifikasi, dan
peningkatan kualitas faktor protektif
Kemampuan keluarga untuk tetap bertahan dan
bersama menghadapi krisis dan kesulitan yang
berkepanjangan, kuat dan memiliki sumber.
Internet Addiction

It causes psychological, social and school problems. One


of the psychological impact of internet addiction is the
decreased of quality time with friends and family that can
cause social isolation. This condition can lead to
depression
Internet addiction can be defined as overuse of the Internet leading to
impairment of an individual’s psychological state (both mental and
emotional), as well as their scholastic or occupational and social
interactions.
(PETRA VONDRÁˇCKOVÁ* and ROMAN GABRHELÍK, 2016)
Angka Kejadian Adiksi Gawai/Internet

• Indonesia menempati peringkat ke 5 pengguna internet paling aktif di dunia


(setelah Philippine, Thailand, Sri Lanka dan India).
• 90% anak muda menggunakan internet untuk media sosial.

• Peringkat ke 5 kecanduan internet di dunia, dengan rata-rata 516 menit atau 8


jam 36 menit per hari (2019), 91.2% di rumah dan 66% di sekolah.
• Dialami anak dan remaja khususnya usia 6-19 tahun
Dampak Adiksi Gawai/Internet
Pada Anak & Remaja

Gangguan Fisik Gangguan Gangguan


Perkembangan Psikologis
• Kesehatan Mata
• Masalah tidur Bahasa & Sosial
• Kesulitan • Menunda • Impulsif
konsentrasi Perkembangan • Hiperaktif
• Ketidakseimbang Bicara dan Bahasa • Stress disorder
an Motorik Halus Anak • Depresi
& Kasar • Membatasi
• Gangguan pergaulan sosial
pencernaan • Mengurangi Waktu
Berkualitas Bersama
Keluarga
• Penyimpangan
perilaku melanggar
aturan
Tanda Adiksi Internet/Gawai

• Lebih tertarik berhubungan dengan teman, melalui


daring dibanding tatap muka secara langsung

• Mudah marah apabila waktu daring terganggu

• Kehilangan minat aktifitas yang biasanya dilakukan

• Merahasiakan penggunaan internet

• Menarik diri dari keluarga dan teman


Neuropsikologis Adiksi Gawai
Konsep Utama Deskripsi
Dorongan primitif Insting individu untuk mengejar kenikmatan dan menghindari rasa sakit yg
merepresentasikan beragam motif dan impuls/ dorongan untuk
menggunakan internet

Pengalaman euforik Aktivitas internet menstimulasi sistem saraf pusat individu yang akan
merasa senang dan puas yg mendorong terus menggunakan internet

Toleransi Akibat penggunaan berulang, ambang batas sensorik meningkat untuk


mencapai pengalaman kesenangan yg sama shg menambah waktu dan
hasratnya

Reaksi abstinensi Sindroma fisik dan psikologis terjadi ketika individu berhenti atau setelah
penggunaan internetnya berkurang (disforia, insomnia, ketidakstabilan
emosi, iritabilitas, dsb)

Koping pasif Terbentuk perilaku pasif mengakomodasi lingkungan ketika individu


dihadapkan pada frustrasi atau menerima efek merugikan dari luar

Efek longsoran Termasuk pengalaman pasif yang terdiri atas toleransi dan reaksi
abstinensi dan dorongan kombinasi yang terdiri atas gaya koping pasif
yang didasarkan pada dorongan primitive individu
Peran Keluarga untuk Pengendalian Penggunaan
Internet / Gawai

Monitor kegiatan berselancar internet

Letakkan gawai di ruang keluarga

Gunakan waktu lebih banyak bersama anak

Apabila anak memiliki keterbatasan


dalam berinteraksi sosial, fasilitasi untuk
bersosialisasi

Dorong untuk beraktivitas di luar rumah


Peran Keluarga untuk Pengendalian Penggunaan Internet / Gawai

Perhatikan tanda dan gejala kecanduan


internet/gawai: Pencapaian akademik,
kesehatan, hubungan anak dengan
keluarga
Jika anak menunjukkan tanda-tada adiksi
internet (pemarah, HDR, Depresi) cari
bantuan konseling
Introspeksi aktifitas daring diri sendiri karena
orang tua adalah contoh peran anak

Jangan memutus internet, tetapkan peraturan


kapan boleh on line, untuk apa dan berapa
lama. Harus menyelesaikan kewajiban terlebih
dahulu.
Tipe Dukungan Keluarga

Dukungan fisik
Dukungan Emosional
bantuan terkait dengan Bantuan yang berhubungan
fungsi psikososial dalam dengan peningkatan Kesehatan
hal mengurangi stress dan fisik dan keterampilan dlm
meningkatkan perasaan kehidupan sehari hari anggota
positif keluarga

Material/instrumental Dukungan informasi


Bantuan terkait Bantuan terkait
peningkatanmengakses peningkatanpengetahuan dari
dukungan keuangan yang lisan atau tulisan materi yang
memadai sumber daya dan disajikan baik secara
penyelesaiannya tugas yang online,melalui media cetak, atau
diperlukan. video yang mengarah
kepengambilan keputusan yang
lebih baik (Kyzar, Turnbull, Summers & Gómez, 2012)
Motivasi

Dukungan
Edukasi

Tidak Tahu, Tidak


Mau, Tidak Mampu?
Kegawatan Perilaku Kegawatan Psikiatrik

Beberapa gangguan Perilaku yang


suasana hati (mood mengancam
disorder), proses pikir, keselamatan seseorang
atau perilaku yang dan kesehatan serta
mengganggu kegiatan keselamatan orang lain
hidup sehari hari
Penyebab Kegawatdaruratan Psikiatrik

Biologik atau organik

Lingkungan

Cidera akut

NAPZA dan adiksi lain


PENYEBAB KEGAWATDARURATAN PSIKIATRIK

Biologik atau Organik


❑Sindroma otak organiK
❑Perubahan kondisi fungsi otak
Lingkungan
❑Pengaruh psikososial dan sosiobudaya
❑Apabila terpapar pada kejadian yang menimbulkan stress
akan mengakibatkan perilaku gangguan
❑Faktor sosiologik yang mempengaruhi, kondisi biologic,
perilaku dan respons terhadap stressor dari kegawatdaruratan
PENYEBAB KEGAWATDARURATAN PSIKIATRIK

Cidera akut dan penyakit


❑Penyakit mengakibatkan stress pada mekanisme koping
❑Trauma akut yang menimbulkan stress (Post-traumatic
stress disorder /PTSD)
NAPZA, zat adiktif lain dan
perilaku adiktif
❑Alkohol
❑Merokok
❑Obat & Zat lain
❑Gaset digitalisasi
TANDA DAN GEJALA KEGAWATDARURATAN PSIKIATRIK
Gangguan Tanda dan Gejala Kedaruratan Psikiatrik
Gangguan kesadaran Perhatian mudah teralih dan tidak perhatian, kebingungan,
delirium, stupor dan coma

Gangguan motorik Gelisah, gerakan stereotipik, kompulsif


Gangguan bicara Bicara lambat, akselerasi atau tekanan bicara, neologisme,
echolalia, mutisme
Gangguan Pikir Gangguan kemajuan berpikir, flight of ideas, proses pikir
melamban, pengulangan ide yang sama, Pikiran
sirkumsubstansial/berputar, gangguan isi pikiran (delusi, obsesi,
phobia)
Gangguan suasana ansietas, euphoria, depresi, ekspresi emosi tidak sesuai dengan
perasaan dan afek situasi, dan afek datar
TANDA DAN GEJALA KEGAWATDARURATAN PSIKIATRIK

Gangguan Tanda dan Gejala Kedaruratan Psikiatrik

Gangguan memori/ Amnesia, konfabulasi


Daya ingat

Gangguan orientasi Disorientasi orang, tempat dan waktu

Gangguan persepsi Ilusi, halusinasi

Gangguan intelektual Kesulitan/keterbelakangan dalam belajar


PREDIKTOR PERILAKU KEKERASAN

• Kata kata marah


• Bahasa yang keras
• Kata kata kasar dan kotor
• Agitasi fisik (mengepalkan
tangan, mata melotot)
PENGKAJIAN DAN INTERVENSI

(Pengkajian merupakan bagian dari


Intervensi)
Pastikan klien aman di tempat
penanganan, a.l apakah klien sedang
berupaya bunuh diri aktif, apakah akan
aman selama mengevaluasi klien.
“First SELALU INGAT KESELAMATAN !!!

things first” Cari tahu apa yang digunakannya, dan


tentukan apakah memerlukan irigasi
atau pemeriksaan pendukung lain.
• Gangguan kepribadian anti sosial dan
pengguna NAPZA atau ketergantungan
lebih besar 100X menjadi RPK
PENGKAJIAN dibandingkan populasi umum
RISIKO PERILAKU
KEKERASAN (RPK) • Gangguan jiwa 9X lebih besar daripada
populasi umum khususnya skizofrenia
paranoid dan kondisi disorientasi karena
masalah medik
PENGKAJIAN PRIMER

Mengenalkan diri
anda secara jelas

Amati kesan • Kaji penampilan, sikap tubuh dan pupil mata


• Batasi jumlah orang berada dekat klien
umum • Tetap waspada dengan potensi bahaya

Jalan napas dan • Kaji jalan napas dan evaluasi pernapasan


pernapasan • Berikan intervensi berdasarkan temuan

• Kaji jumlah, kualitas, dan irama nadi


Sirkulasi • Ukur tekanan darah sistolik dan diastolik .
• Evaluasi syok dan perdarahan
PENGKAJIAN RISIKO BUNUH DIRI
(RBD)
➢ Ide akut vs. kronis, pasif vs. aktif, apabila aktif
apakah ada perencanaan? Metode dan motif?
➢ Demografi/Lingkungan,
➢ Faktor risiko/presipitasi: usia, status
pernikahan, jenis kelamin, status bekerja,
riwayat keluarga, hidup sendiri, ada riwayat
RBD, baru mengalami kehilangan orang yang
dicintai, ketersediaan alat untuk bunuh diri
➢ Faktor Klinis: Riwayat RBD sebelumnya,
pengguna NAPZA, penyakit kronis, agitasi,
gangguan jiwa termasuk ansietas berat,
depresi, bipolar, antisosial, tidak berdaya dan
putus asa, apati, gangguan tidur, isolasi sosial,
pernah dirawat dengan gangguan jiwa
➢Gunakan suara yang menenangkan (kalem)
➢Duduk dengan klien
➢Jaga jarak aman, sekitar 1.5 meter
➢Coba bangun hubungan rasa percaya
➢Dengarkan apa yang disampaikan klien
MENGURANGI ➢Ketika memberikan asuhan: langsung, jujur dan
POTENSI RPK DALAM tenang; mempunyai rencana pasti yang akan dilakukan;
KEGAWATDARURATAN selalu damping klien setiap waktu; tunjukkan rasa
tertarik pada riwayat kesehatan klien
PSIKIATRIK
➢Ketika mengkaji lingkungan sekitar: perhatikan potensi
bahaya dan obyek yang dapat digunakan, senjata, zat
kimia; jauhkah obyek berbahaya dari klien
➢Jaga jarak dari klien; hindari kekerasan pada klien dan
jangan menghakimi
➢Apabila diperlukan, psikofarmaka akan sangat
membantu menenangkan klien
IMPLEMENTASI:
Tehnik Komunikasi
➢Awali dengan pertanyaan terbuka
➢Biarkan klien bicara
➢Dengarkan dan tunjukkan bahwa anda
sedang mendengarkannya
➢ Jangan takut untuk diam
➢Jangan berdebat
➢Fasilitasi komunikasi
➢Arahkan perhatian klien

© Craig Jackson/IntheDarkPhotography.com
➢Ajukan pertanyaan dengan menghindari
jawaban “ya” atau “tidak”, tapi gunakan
kata bagaimana dan apa.
➢Sesuaikan pendekatan jika diperlukan
• Upayakan setenang dan selangsung mungkin
• Jauhkan dari gangguan orang
• Duduk dengan sudut 45 derajat
• Pertahankan sikap tidak menghakimi
• Berikan dukungan yang jujur
• Susun rencana tindakan
IMPLEMENTASI: • Dorong aktifitas motoric
Intervensi Krisis • Dampingi klien setiap saat
• Bawa semua oba ke RS
• Jangan mengasumsi bahwa tidak mungkin bisa
bicara dengan klien sampai anda
membuktikannya
• Gunakan tehnologi tempat guna
• Kenali alat pengekang (restraint) yang akan digunakan
• Pastikan cukup staf bersama anda
– Minimum 4 orang terlatih menghadapi klien amuk
IMPLEMENTASI: • Diskusikan rencana tindakan sebelum mulai dan buat
kontrak dengan klien bahwa pengekangan hanya
Pengekangan sementara dengan Tujuan menyelamatkan dirinya dan
(Restraint) Fisik orang lain
– Perhatikan dasar hukum
– Gunakan alat seminimum mungkin
– Jangan langsung bergerak ke klien
• Apabila cara yang menenangkan tidak berhasil,
harus bergerak cepat
–Tahan sikut, lutut dan kepala klien
–Pakaikan alat restraint di 4 ekstremitas
–Posisi telentang yang terbaik
IMPLEMENTASI: • Jangan pernah:
Pengekangan –Mengikan sikut dengan pergelangan tangan jadi
satu
(Restraint) Fisik –Jangan terlalu ketat
• Jika sudah terpasang:
–Jangan lepaskan alat pengekang
–Jangan bernegosiasi, ingatkan kontrak
–Pakaikan masker pada klien yang meludah
IMPLEMENTASI: Pengekangan
(Restraint) Fisik
➢Pantau klien terus menerus
➢Jangan posisikan klien menghadap ke
bawah/tengkurap
➢Cek sirkulasi darah perifer tiap beberapa
menit
➢Dokumentasikan semuanya di catatan
klien
➢Anda mungkin saja harus
mempertahankan diri dari serangan
© Jones & Bartlett Learning. Courtesy of MIEMSS.
• Memberikan pertolongan pertama (Psychological First Aid):
1) memberikan asuhan dan dukungan praktis
2) mengkaji kebutuhan dan hal penting
3) membantu memenuhi kebutuhan dasar
IMPLEMENTASI: 4) memberikan rasa nyaman
Intervensi 5)menolong menghubungkan untuk peroleh informasi,
Keperawatan pada layanan dan dukungan sosial
6) melindungi dari bahaya lebih lanjut
Trauma
• Prinsip:
Look: observasi, perhatikan, lihat tanda dan gejala
Listen: dengarkan keluhan
Link : rujuk dan hubungkan dg sistem pendukung
Keluarga yang Sehat adalah Keluarga yang Tangguh (resiliens)
dan Mampu Memberikan Lingkungan yang nyaman
untuk tumbuh kembang semua anggota keluarga

Anda mungkin juga menyukai