Wa0244.
Wa0244.
Yang diampu oleh Ibu Dosen Dr. Hj. Siti Musawwamah, M. Hum.
FAKULTAS SYARIAH
2022
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalahyang berjudul Peradilan
Agama sebagai Peradilan Islam dan Peradilan Negaraini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata
kuliah Sejarah Peradilan IslamSelain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentangSejarah Peradilan Islambagi pembaca dan penyusun.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Hj. Siti Musawwamah, M. Hum.
selaku dosen di mata kuliah Sejarah PeradilanIslamyang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangunkan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
WassalamualaikumWr. Wb
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
BAB IPENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................................2
A. PengertianPeradilan Agama.......................................................................................................2
B. Peradilan Agama Sebagai Peradilan Islam.................................................................................2
C. Peradilan Agama sebagai Peradilan Negara...............................................................................4
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................6
A.Kesimpulan....................................................................................................................................6
B. Saran.............................................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................7
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari Peradilan Agama?
2. Bagaimana peradilan Agama sebagai Peradilan Islam?
3. Bagaimana Peradilan Agama sebagai Peradilan Negara ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Peradilan Agama
2. Untuk mengetahui Bagaimana peradilan Agama sebagai Peradilan Islam
3. Untuk mengetahui Bagaimana Peradilan Agama sebagai Peradilan Negara
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PengertianPeradilan Agama
Peradilan adalah tugas atau fungsi menegakkan hukum dan keadilan
yang dibebankan kepada pengadilan. Pengadilan adalah organisasi atau badan
yang menjalankan tugas dan fungsi peradilan tersebut. Peradilan Agama
bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara
antara orang-orang yang beragama Islam di bidang perkawinan, waris, wasiat,
hibah, wakaf, zakat, infaq, shadaqah, dan lain-lain. Sedangkan peradilan
agama adalah sebutan (literatur) resmi bagi salah satu di antara empat
lingkungan Peradilan negara atau kekuasaan kehakiman yang sah di indonesia.
Tiga lingkungan lainnya adalah peradilan umum, peradilan militer, dan
peradilan tata usaha negara.
Dasar hukum peradilan agama dalam Undang-Undang Dasar 1945
adalah diatur oleh Pasal 24 yang pada ayat (1) menjelaskan bahwa kekuasaan
kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan
peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Undang – Undang Nomor 7
Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana diubah terakhir kalinya
denganUndang - UndangNomor 50 Tahun 2009, yang dalam Pasal 2
menegaskan bahwa peradilan agama merupakan salah satu pelaksana
kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan yang beragama Islam
mengenai perkara perdata yang diatur dalam undang - undang. Selanjutnya,
dalam Pasal 2 ayat (1) menerangkan bahwa kekuasaan kehakiman di
lingkungan peradilan agama dilaksanakan oleh pengadilan agama dan
pengadilan tinggi agama.1
2
prinsip-prinsip kesamaan dengan peradilan agama di Indonesia, semua itu
disebabkan karena hukum Islam itu tetap satu dan berlaku atau dapat
diberlakukan di mana pun yakni bukan hanya untuk satu bangsa atau suatu
negara tertentu saja, di mana pun di dunia ini. Untuk menghindari kekeliruan
pemahaman, apabila yang dimaksud adalah “Peradilan Islam di Indonesia”
maka cukup digunakan istilah peradilan agama.2
Peradilan agama di Indonesia merupakan peradilan Islam yang
menjalankan fungsi peradilan bagi masyarakat Muslim di Indonesia.
Sebagaimana dikemukakan oleh Mahmud Saedun Awang Othman, 3peradilan
Islam pada masa awal berdirinya di negara Islam memiliki karakteristik
berikut:
1. Hukum yang diterapkan adalah syariat Islam, karenanya
pengadilan Islam sering disebut sebagai pengadilan syariat,
mahkamah syarih, atau mahkamah syar’iyah;
2. Qadhiatau Hakim diberi kewenangan penuh dan independen
dalam memutus perkara;
3. Peradilan Islam memiliki kewenangan yang komprehensif,
mencakup Semua jenis perkara perdata. Memperhatikan hal
tersebut di atas, makadapat dipahami bahwa umat Islam sangat
menghendaki penyelesaian sengketanya didasarkan pada
ketentuan dalam syariat Islam. Ber-Islam secara kaffah adalah
melaksanakan nilai-nilai ajaran Islam, bahkan untuk
penyelesaian sengketa sekalipun. Inilah ratiolegis mengapa
umat Islam sejatinya sangat menghendak ipenyelenggaraan
proses peradilan menurut ajaran hukum Islam (syariat).
3
namun sekaligus sebagai lembaga peradilan resmi negara yang diberi
kewenangan tertentu.
4
di bawah pimpinan Mahkamah Agung lebih spesifiknya di bawah Direktorat
Jenderal Badan Peradilan Agama untuk terus berbenah dengan meningkatkan
mutu sumber daya manusia beserta sarana dan prasarana menuju peradilan
yang modern berkelas dunia. Keberadaan dan kedudukan Peradilan Agama
yang sudah kokoh dalam sistem hukum di Indonesia sekarang ini harus
disertai dengan bukti kepada masyarakat dan warga Negara Indonesia bahwa
Pengadilan Agama sebagai bagian dari sistem hukum Indonesia dapat
memberikan pelayanan prima kepada masyarakat termasuk kesiapan dalam
menyelesaikan sengketa ekonomi syariah yang sudah menjadi kewenangan
baru Pengadilan Agama.4
4
A.Havizh Martius, Peradilan Agama Dalam Sistem Hukum Indonesia, 64-65
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peradilan adalah tugas atau fungsi menegakkan hukum dan keadilan yang
dibebankan kepada pengadilan. Pengadilan adalah organisasi atau badan yang
menjalankan tugas dan fungsi peradilan tersebut. Peradilan Agama bertugas dan
berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara antara orang-orang yang
beragama Islam di bidang perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infaq,
shadaqah dan lain-lain.
B. Saran
Semoga dengan selesainya makalah ini, bisa menambah wawasan,
pengetahuan tentang Peradilan Agama sebagai Peradilan Islam dan Peradilan Negara.
Penyusun sangat mengharapkan respon dari para teman-teman mahasiswa ataupun
dosen yang mungkin ingin memberikan saran demi perbaikan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat untuk para pembaca khususnya bagi penyusun sendiri.
Aamin Ya Rabbal alamin.
6
DAFTAR PUSTAKA
Sebagaimana dikutip oleh Rifyal Ka’bah dan dikutip kembali oleh Tim Penyusun, ibid.