Dongeng Terpendek Karya AESOP
Dongeng Terpendek Karya AESOP
Suatu hari Rubah ingin berbuat usil kepada seekor bangau. Ia mengundang Bangau untuk
datang ke pesta ulang tahunnya.
“Hai. kawan. Maukah kau datang ke pesta ulang tahunku nanti malam?” ajak Rubah.
“Tentu saja, Rubah. Aku akan datang ke sana.” jawab Bangau dengan senang hati, sebab baru
kali ini Rubah mengundangnya, padahal mereka sudah berteman cukup lama.
Rubah pun mempersilakan Bangau untuk masuk dan menikmati hidangan yang telah tersedia.
Ah, Bangau amat kesulitan saat menyantap sup itu. Tetapi, ia berusaha untuk tenang dan
mencoba menghabiskan sup yang telah disediakan itu.
Ia amat senang karena rencananya berhasil. Rubah memakan sup itu dengan mudah,
sedangkan Bangau tak dapat meminum setetes pun sup itu. Bangau hanya bisa menyentuh air
supnya.
Betapa kecewanya Bangau, karena ia telah dipermalukan di depan binatang lainnya. Bangau
langsung pergi meninggalkan rumah Rubah. Ia merasa telah dipermainkan oleh Rubah.
Keesokan harinya, giliran Bangau yang mengajak makan bersama Rubah. Ia mengundang
Rubah dengan ramah.
Bangau telah menyiapkan ikan gurami yang lezat. Ikan itu sengaja ditaruh di dalam guci yang
amat tinggi, sehingga Rubah akan kesulitan saat memakannya.
“Selamat datang di rumahku. Aku telah membuatkanmu masakan yang enak,” sambut
Bangau.
Olala, alangkah terkejutnya Rubah. Ikan gurami itu ada di dalam guci yang ujungnya sangat
sempit. Rubah hanya bisa menjilat mulut guci, tanpa bisa memakan ikan gurami itu.
Rubah pun menjadi amat marah. Ia beranjak pergi dari rumah Bangau. Dengan tenang,
Bangau berkata, “Ini adalah balasan untukmu, binatang yang suka mempermainkan binatang
lain. Kini, kau tahu bagaimana rasanya dipermainkan.”
Namun, Rubah tak menghiraukan perkataan Bangau. Dengan cepat, ia berlari sembari
menahan malu.
Pesan moral dari Dongeng Terpendek Karya ini adalah jangan mempermainkan orang, karena
kamu sendiri pasti tidak suka dipermainkan.