Anda di halaman 1dari 4

TUGAS LAPORAN BACAAN MATERI SEJARAH KOLONIALISME DI INDONESIA

KELAS REGULER E 2021


ANGGOTA KELOMPOK 6 : 1.MATTHEW SIAHAAN NIM:3213321004
2.WINRA SIANTURI NIM:3213121017
3.JOLY BERUTU NIM:3213121053
4.CRESENSIA SIMANJUNTAK NIM:3213321022
5.DIAN PURBA NIM:3213321018

TUGAS LAPORAN BACAAN MATKUL SEJARAH KOLONIAL(KOLONIAL SPANYOL DI


INDONESIA)

Masuknya bangsa Eropa ke Indonesia pertama kali ditandai dengan kedatangan


bangsa Portugis dan Spanyol pada abad 16 M kemudian diteruskan dengan
kedatangan Belanda yang merupakan negara paling lama menjajah Indonesia,
menyusul Inggris yang juga pernah menjajah Indonesia. Awalnya tujuan
kedatangan bangsa Eropa tersebut hanya sekedar berdagang dan mencari
rempah-rempah. Namun tujuan berdagang dan mencari rempah-rempah berubah
menjadi keinginan menguasai dan memonopoli seluruh perdagangan yang ada
di Indonesia. Kemudian berkembang lagi menjadi menjajah dan memegang
penuh kekuasaan terhadap negara yang didatanginya. Bangsa Spanyol pertama
kali masuk ke Indonesia tepat nya di Maluku pada tahun 1521. Akibat
keserakahan dalam monopoli perdagangan, timbulah perlawanan perlawanan
dari masyarakat setempat. Terbentuknya perjanjian Saragosa pada tahun 1569
membuat Spanyol dengan terpaksa harus angkat kaki dari Maluku. Namun
setelah Spanyol berhasil menaklukkan Portugis pada tahun 1580. Maka seluruh
daerah kekuasaan milik Portugis jatuh ke tangan bangsa Spanyol.
Perjalanan bangsa Spanyol menuju ke Indonesia dimulai dari Ferdinand de
Magelhaens (Magellan) bersama rekannya Juan Sebastian DelCano.
Penjelajahan mereka di mulai pada tahun 1519. Dari Spanyol, Magellan
melewati Samudera Atlantik lalu kemudian sampai ke ujung benua Amerika
atau yang biasa disebut Selat Magelhaens. Dari Selat Magelhaens, mereka
melewati samudera Pasifik dan tiba di pulau Massava yang sekarang disebut
sebagai Filipina. Di Filipina, Magelhaens terbunuh oleh masyarakat lokal. Dan
akhirnya pelayaran selanjutnya dilanjutkan oleh rekannya Juan Sebastian
DelCano. Kemudian, Juan Sebastian DelCano tiba di Maluku tepatnya di Tidore
pada tahun 1521. Setelah dari Maluku ia melewati manado atau tanah
Minahasa. Dalam perjalanan kembali ke Spanyol, mereka melewati Samudera
Hindia, kemudian Tanjung Harapan lalu melewati Samudera Atlantik baru
kemudian sampai Spanyol. Jadi, masuknya saluran kolonialisme bangsa
Spanyol ke Indonesia adalah melalui jalur pelayaran dan perdagangan.
Perjuangan Minahasa Melawan Spanyol
 Ratu Oki berkisar pada tahun 1644 sampai 1683. Waktu itu, terjadi perang
yang hebat antara anak suku Tombatu (juga biasa disebut Toundanow atau
Tonsawang) dengan para orang-orang Spanyol. Perang itu dipicu oleh
ketidaksenangan anak suku Tombatu terhadap orang-orang Spanyol yang ingin
menguasai perdagangan terutama terhadap komoditi beras, yang kala itu
merupakan hasil bumi andalan warga Kali. Di samping itu kemarahan juga
diakibatkan oleh kejahatan orang-orang Spanyol terhadap warga setempat,
terutama kepada para perempuannya. Perang itu telah mengakibatkan tewasnya
40 tentara Spanyol di Kali dan Batu (lokasi Batu Lesung sekarang . Naasnya, di
pihak anak suku Tombatu, telah mengakibatkan tewasnya Panglima Monde
bersama 9 orang tentaranya. Panglima Monde tidak lain adalah suaminya Ratu
Oki. Menurut yang dikisahkan dalam makalah itu, Panglima Monde tewas
setelah mati-matian membela istrinya, Ratu Oki.Menurut P.A. Gosal, dkk.,
dalam masa kekuasaan Ratu Oki, anak suku Toundanow (sebutan lain untuk
anak suku Tombatu atau Tonsawang) yang mendiami
sekitar danau Bulilin hidup sejahtera, aman dan tenteram. ―Atas kebijaksanaan
dan kearifannya
memimpin anak suku Toudanow maka Ratu Oki disahkan juga sebagai Tonaas
atau Balian. Selama kepemimpinnan Ratu Oki, Spanyol dan Belanda tidak
pernah menguasai atau menjajah
anak Toundanow, Perang Minahasa lawan Spanyol
 Para pelaut awak kapal Spanyol berdiam di Minahasa dan bahkan membaur
dengan masyarakat. Mereka menikah dengan wanita-wanita Minahasa, sehingga
keturunan mereka menjadi  bersaudara dengan warga pribumi. Tahun 1643
pecah perang Minaesa Serikat melawan kerajaan Spanyol. dalam suatu
peperangan di Tompaso, pasukan spanyol dibantu pasukan Raja Loloda
Mokoagouw II dipukul kalah, mundur oleh gabungan pasukan serikat Minaesa,
dikejar hingga dipantai tapi Tahun 1694 dalam suatu peperangan di Tompaso,
pasukan Raja Loloda Mokoagouw II dipukul kalah, mundur oleh gabungan
pasukan serikat Minahasa, dikejar hingga ke pantai tapi dicegah
 
dan ditengahi oleh Residen V.O.C. Herman Jansz Steynkuler. Pada tahun 1694
bulan September tanggal 21, diadakanlah kesepakatan damai, dan ditetapkan
perbatasan Minahasa adalah sungai Poigar. Pasukan Serikat Minaesa yang
berasal dari Tompaso menduduki Tompaso Baru, Rumoong menetap di
Rumoong Bawah, Kawangkoan mendiami Kawangkoan bawah, dan lain
sebagainya. Pada pasa pemerintahan kolonial Belanda maka daerah ini semula
masih otonom tetapi lama kelamaan kelamaan kekuasaan para raja dikurangi
dengan diangkatnya raja menjadi pejabat  pemerintahan Belanda, sehingga raja
tinggal menjadi pejabat wilayah setingkat 'camat'.
Tahun 1521 Spanyol Mulai Masuk perairan Indonesia
 Awak kapal Trinidad yang ditangkap oleh Portugal dan dipenjarakan kemudian
dengan bantuan  pelaut Minahasa dan Babontewu dari kerajaan Manado mereka
dapat meloloskan diri. Ke 12  pelaut ini kemudian berdiam dipedalaman
Minahasa, ke Amurang terus ke Pontak, kemudian setelah beberapa tahun
mereka dapat melakukan kontak kembali dengan armada Spanyol yang telah
kembali ke Pilipina. 1522 Spanyol memulai kolonisasi di Sulawesi Utara 1560
Spanyol mendirikan pos di Manado Minahasa memegang peranan sebagai
lumbung beras bagi Spanyol ketika melakukan usaha  penguasaan total terhadap
Filipina. Pada tahun 1550 Spanyol telah mendirikan benteng di Wenang dengan
cara menipu Kepala Walak Lolong Lasut menggunakan kulit sapi dari Benggala
India yang dibawa Portugis ke Minahasa. Tanah seluas kulit sapi yang
dimaksud spanyol adalah tanah seluas tali yang dibuat dari kulit sapi itu.
Spanyol kemudian menggunakan orang Mongodouw untuk menduduki  benteng
Portugis di Amurang pada tahun 1550-an sehingga akhirnya Spanyol dapat
menduduki Minahasa. Dan Dotu Kepala Walak (Kepala Negara) Lolong Lasut
punya anak buah Tonaas Wuri' Muda.  Nama Kema dikaitkan dengan
pembangunan pangkalan militer Spanyol ketika Bartholomeo de
Soisa mendarat pada 1651 dan mendirikan pelabuhan di daerah yang disebutnya
‗La Quimas.‘ Penduduk setempat mengenal daerah ini dengan nama ‗Maadon‘
atau juga ‗Kawuudan.‘ Leta
k  benteng Spanyol berada di muara sungai Kema, yang disebut oleh Belanda,
"Spanyaardsgat, " atau Liang Spanyol. Dr. J.G.F. Riedel menyebutkan bahwa
armada Spanyol sudah mendarat di Kema tepat 100 tahun sebelumnya.Kema
berkembang sebagai ibu negeri Pakasaan Tonsea sejak era pemerintahan
Xaverius Dotulong, setelah taranak-taranak Tonsea mulai meninggalkan negeri
tua, yakni Tonsea Ure dan mendirikan perkampungan- perkampungan baru.
Surat Xaverius Dotulong pada 3 Februrari 1770 kepada Gubernur VOC di
Ternate mengungkapkan bahwa ayahnya, I. Runtukahu Lumanauw tinggal di
Kema dan merintis pembangunan kota ini. Hal ini diperkuat oleh para Ukung di
Manado yang mengklaim sebagai turunan dotu Bogi, putera sulung dari
beberapa dotu bersaudara seperti juga dikemukakan Gubernur Ternate dalam
surat balasannya kepada Xaverius Dotulong pada 1 November 1772. Pergerakan
Mengusir Penjajahan lawan Spanyol
 Minahasa juga pernah berperang dengan Spanyol yang dimulai tahun 1617 dan
berakhir tahun
 
1645. Perang ini dipicu oleh ketidakadilan Spanyol terhadap orang-orang
Minahasa, terutama dalam hal perdagangan beras, sebagai komoditi utama
waktu itu. Perang terbuka terjadi nanti  pada tahun 1644-1646. Akhir dari
perang itu adalah kekalahan total Spanyol, sehingga berhasil diusir oleh para
waranei (ksatria-ksatria Minahasa).

Dampak Spanyol Bagi Ekonomi Indonesia Utara


 Diplomasi para pemimpin pemerintahan Walak mendekati Belanda berhasil
mengusir Spanyol dari Minahasa. Namun konsekwensi yang harus dialami
adalah rintisan jalur niaga laut di Pasifik hasil rintisan Spanyol sejak abad ke-17
terhenti dan memengaruhi perekonomian Sulawesi Utara. Sebab jalur niaga ini
sangat bermanfaat bagi penyebaran komoditi eskpor ke Pasifik. Sejak itupun
pelabuhan Manado menjadi sepi dan tidak berkembang yang turut memengaruhi
pengembangan kawasan Indonesia bagian Timur hingga Pasifik Barat Daya.
Dilain pihak,  pelabuhan Manado hanya menjadi persinggahan jalur niaga dari
Selatan (berpusat di Surabaya, Tanjung Priok yang dibangun oleh Belanda sejak
abad ke-XVIII) ke Asia-Timur melalui lintasan Selat Makassar. Itupun hanya
digunakan musiman saat laut Cina Selatan tidak di landa gelombang ganas bagi
kapal-kapal. Sedangkan semua jalur niaga Asia-Timur dipusatkan melalui Laut
Cina Selatan, Selat Malaka, Samudera Hindia, Tanjung Harapan Atlantik-Utara
yang merupakan pusat perdagangan dunia. Sebagai akibatnya kegiatan
hubungan ekonomi diseputar Laut Sulawesi secara langsung dengan dunia luar
praktis terlantar. Karena penyaluran semua komoditi diseluruh gugusan
nusantara melulu diatur oleh Batavia yang mengendalikan semua jaringan tata-
niaga dibawah kebijakan satu pintu. Penekanan ini membawa derita
berkepanjangan bagi kegiatan usaha penduduk  pedalaman Minahasa.

Anda mungkin juga menyukai