Anda di halaman 1dari 28

Belajar Masak di

Australia
arip hidayat
Contents
Pengantar .............................................................................................................................................. 2
Study in australia .................................................................................................................................. 3
Opportunity ............................................................................................................................................ 5
Student visa ........................................................................................................................................... 6
Syaratnya........................................................................................................................................... 7
Prosesnya........................................................................................................................................ 12
Biaya kuliah di CDU ......................................................................................................................... 14
Biaya Hidup ...................................................................................................................................... 15
Regulasi bekerja ............................................................................................................................. 17
Kenapa ambil Certificate III commercial cookery ........................................................................... 18
Proses Belajar ................................................................................................................................ 19
Peralatan Sekolah .......................................................................................................................... 21
Practical........................................................................................................................................... 22
Theory .............................................................................................................................................. 23
Suka dan duka ................................................................................................................................. 24
Advantages and disadvantage ...................................................................................................... 26

1
Pengantar

Setelah tulisan pertama published tentang pengalaman gue work and holiday di
Australia selama setahun dengan total pendapatan 680 juta dan segudang kisah. Kini kembali
hadir buku tentang perjuangan gue tinggal di Australia menggunakan student visa.
Galau di Indonesia mau ngapain dan setelah mempertimbangkan bahwa gue bisa
banyak memiliki banyak uang dan jauh lebih berkembang dengan tinggal di luar negri, membuat
gue mantap untuk lanjut study di kota Darwin, NT, Australia.
Certificate III Commercial Cookery, Certificate IV Comercial Cookery dan Diploma of
Hospitality Management menjadi pilihan belajar. Pendidikan akan gue tempuh selama dua
tahun setengah dengan biaya kuliah 14.000 pertahun (biaya pertahun selalu naik).
Ibarat kata, tak ada gading yang tak retak. Gue sangat menyadari dengan segala
keterbatasan ini, karya ini jauh dari kata sempurna, jadi mohon maaf apabila kurang berkenan.
Semoga dari tulisan ini, ada inspirasi yang mengalir dan bisa amemberikan motivasi
bagi kalian yang juga sedang merajut masa depan di bidang apapun.
Banyak cara meraih kehidupan yang lebih baik. Bagi gue yang penting adalah selalu
melakukan improvment pada diri sendiri dan mencari peluang sesuai kapasitas diri.

2
Study in australia

Gue pernah putus sekolah. Setelah kelas 6 SD,

Orang tua tidak mampu membiayai sekolah karena

mereka baru memulai usaha kerupuknya di

Karawang, Jawa Barat. Di tahun berikutnya ibu

bersikeras mendaftarkan gue ke SMP. Ada

perasaan kurang percaya diri, bahkan gue takut

bertemu teman SD yang sekolah di SMP yang sama.

Gue gagal masuk SMK negri. Rasanya makin

tambah kurang percaya diri sama keberuntungan

diri. Akhirnya kuliah di SMK swasta jurusan mesin

otomotif, entahlah itu ilmu nempel di gue atau kaga.

Gue sih lupa, apa yang sudah dipelajari.

Lanjut kuliah di Karawang yang tak jauh dari rumah.

Isunya Universitas Singaperbangsa ini akan jadi universitas negri. Kenyataanya gue menjadi

mahasiswa terakhir yang mendapatkan ijazah dari Universitas tersebut saat masih berstatus

swasta. Teman gue yang skripsinya masih keteteran belum kelar malah mendapatkan ijazah

berstatus negri. Gue lulus sebagai sarjana ekonomi.

Banyak sih hal-hal yang membuat gue kurang percaya diri, tapi itu yang mendorong gue untuk

lebih maju dan bisa bersaing dengan orang lainya. Sehingga gue berusaha untuk bekerja keras

lagi, berusaha berbuat hal yang positif lagi agar bisa mengejar ketertinggalan.

Backpacker, sebuah kata yang menurut gue adalah kunci/jendela pintu hidup. Gue mulai

melakukan petulangan mandiri ini sejak 2013 ke 5 negara di Asia tenggara, seorang diri dan

pertama kali naik pesawat. Dari sinilah gue seperti mendapatkan power untuk makin

3
berkembang lagi. Ternyata jalan-jalan ke luar negri dengan cara backpacker-an ini bagus

sekali, banyak benefitnya.

Dari grup Backpacker Dunia pula gue mendapatkan info tentang work and holiday visa. “ok, gue

ingin merasakan tinggal di luar negri, gajinya gede pula. Gue bisa backpackeran ke banyak

tempat nantinya dengan uang yang didapat.” Work and holiday mengajarkan gue banyak hal

tentang budaya kerja di Australia. Tak ada niat kembali kuliah, tapi nampaknya memiliki sejarah

hidup di Australia cukup beneficial (secara materi utamanya).

Akhirnya gue bisa mengenyam pendidikan di Darwin, Norhtern territory, Australia. Pendidikan

gue sebelumnya kebanyakan theory. Kali ini, Gue ambil kuliah yang bisa menambah skill.

Karena gue suka banget kerja di kitchen, jadi pilihanya adalah Commercial cookery.

Pertimbangan lainya adalah karena Biaya kuliah yang affordable.

Beruntunganya, semua student di Australia diberikan kesempatan untuk bekerja, meski

dengan limited hours (40 jam perdua minggu). Jadi, harus pintar memanage uang agar biaya

kuliah terbayar dan masih bisa bayar biaya hidup. Sedangkan saat school holiday, boleh bekerja

sebanyaknya alias unlimited.

4
Opportunity

Di tempat kerja, gue bertemu banyak orang

dari berbagai negara. paling banyak orang

philipina, India, China, Hongkong, Korea,

dan Nepal. Kebanyakan dari mereka,

berangkat dengan modal student visa atau

visa kerja sampai akhirnya mendapatkan

permanent residence visa.

Ratusan juta telah mereka keluarkan demi

tinggal di Australia sampai akhirnya

mereka berhasil mendapatkan status yang

diinginkan dan tinggal di negara ini

layaknya penduduk lokal. Keuntungan

materi tentu mereka dapatkan.

Ketika orang lain berbondong-bondong dan bersusah payah untuk bisa tinggal di Australia.

Kenapa kalian terus banyak berpikir? Mulailah cari kemungkinan bagaimana bisa masuk dan

akhirnya berkarir di negara ini. Cari informasi yang logis dan sesuaikan kapasitas diri,

kemudian cari jalanya. Jangan ditunda lagi, semakin ditunda, semakin rumit nantinya.

Jangan kalah dengan negara lain, setidaknya ketika kelak kamu berhasil, akan banyak

perbuatan baik yang bisa dilakukan. Akan banyak peluang yang bisa diraih. Gak usah ragu lagi!!

Banyak orang yang memulai petualanganya sebagai student dan kemudian mereka apply untuk

permanent residence. Banyak juga yang akhirnya mengganti kewarganegaraanya. So,

mungkin kamu tertarik.

5
Student visa

Jika kamu ingin pergi ke luar negri, yang paling penting adalah memiliki pasport. Pasport

merupakan bukti identitas yang diakui secara international. Dokumen ini wajib dibawa.

Pembuatan passport sebaiknya lakukan sendiri, biayanya juga murah. Syarat dan prosesnya

bisa dilihat di internet. Mau e-passport atau bukan, semuanya bisa digunakan.

Selain itu tidak semua negara memperbolehkan WNI untuk bebas masuk ke negaranya hanya

dengan membawa pasport di tangan. Kamu bisa cek mengenai; negara-negara bebas visa bagi

Indonesia, visa on arrival untuk indonesia, atau negara-negara yang membutuhkan visa untuk

berkunjung.

Untuk Australia sendiri, WNI harus mengajukan visa terlebih dahulu ke kedutaan besar

Australia. Pemerintah Australia memiliki banyak pilihan visa sesuai yang dibutuhkan si

pelamar. Masing-masing visa juga memiliki requarement tersendiri dan semuanya jelas

terpampang di website mereka.

Nah buat kalian yang sekarang sedang memikirkan untuk kuliah di Australia dan ingin banyak

bertanya tentang lika-likunya mendapatkan student visa, atau ingin berdiskusi tentang student

visa. Gue bisa saranin untuk mencek persyaratan yang dibutuhkan dan mulai mencicilnya. Jika

semua sudah bisa terpenuhi, langkah selanjutnya berdialog lebih serius dengan agent

pendidikan yang bisa membantu mengurusi proses student visa dan urusan sekolahmu.

Di bawah ini adalah syarat yang gue urus ketika apply student visa.

6
Syaratnya

Berikut ini adalah dokumen yang gue berikan saat apply student visa;

1. KTP
2. Passport
3. Ijazah SMK dan Kuliah
4. IELTS
Setiap jurusan kuliah, ada standar requrement yang diminta oleh sekolah. Gue
harus memiliki nilai IELTS minimal 5.5 poin. IELTS memang perlu waktu ekstra
untuk belajar. Gue juga sempat stress untuk mengejar nilai tersebut, padahal untuk
mendapatkan poin sebanyak itu tidak perlu high english skill.
Gue sempat belajar di kampung Inggris, Pare, Kediri untuk mengetahui lebih dalam.
Meski singkat, Pare cukup membantu juga. Apalagi gue bisa membangun
pertemanan dengan anak-anak muda yang sedang mengejar mimpi mendapatkan
beasiswa kuliah di berbagai negara.
5. Transkip Nilai (SMK dan kuliah)
6. Akta Lahir
7. Kartu Keluarga
8. Slip gaji
Semua slip gaji yang gue dapatkan saat bekerja di restoran dilampirkan untuk
memperkuat alasan kenapa ingin kuliah pada jurusan Cookery.
9. Surat Izin Usaha Perorangan /Slip Gaji orang tua
Bukti ini membantu memperkuat dari mana sumber dana orang tua. Bagaimanapun
mereka merupakan penjamin keberlangungan aktifitas gue di OZ. Pemerintah juga
selektif dan akan melihat profil diri kita secara lengkap. Agar negara mereka tetap
aman dan damai.
10. Tanda Daftar Perusahaan
TDP hanya bukti tambahan saja sebenarnya agar lebih meyakinkan bahwa orang tua
gue memiliki usaha sendiri.
11. Bukti keuangan
Bisa menggunakan tabungan sendiri, orang tua atau anggota keluarga yang masih
dalam satu KK. Bukti keuangan juga memiliki standar yang harus dipenuhi. Misalnya
harus memiliki dana untuk biaya hidup pertahun + biaya kuliah pertahun + biaya
lainya (tiket pesawat kepulangan).

7
Agent meminta gue melampirkan dana minimal 350 juta rupiah yang terdiri dari ;
200 juta biaya hidup + 140 juta biaya kuliah + 20 juta biaya tiket kepulangan.
12. Statment of purpose
Surat ditulis oleh gue sendiri tentang penyataan singkat diri dan alasan kenapa gue
sekolah. Setelah beberapa kali mencoba menulis, si Uni mengirimkan format
penulisan SOP. Gue perlu merombak dan mengikuti format itu.
13. Surat pernyataan dukungan dari orang tua
Surat ini juga ditulis sendiri dan ditanda tangani oleh pihak yang menjadi penjamin
atau orang yang bukti keuanganya gue lampirkan (ibu gue).

Tipsnya bikin list dari syarat di atas, terus ceklis syarat mana aja yang sudah kamu penuhi. Jadi
secara mudah, kamu sudah tahu apa aja syarat yang harus dipenuhi. Syarat-syarat tambahan
sebaiknya diskusikan dengan agent pendidikan.

Dibawah gue lampirkan beberapa contoh dokumen:

8
STATEMENT OF PURPOSE

My name is Arip Pudin Hidayat. I was born on April 7th, 1991. I am Indonesian. I was
currently living in Karawang, West Java, Indonesia. I surely want to study general english in
Navitas Darwin and then continue to study certificate III commercial cookery in Charles Darwin
University. Previously, I have ever lived in Darwin by work and holiday visa, so I attempted to
earn much money to pay the tuition and my parents willing to sponsor me for other expenses.

I studied about engineering in high school in SMK Bina Karya 2 Karawang. Then, I
continued my study about business management in Universitas Singaperbangsa Karawang. I
graduated as bachelor of economic in 2015. While, my hobby is traveling, I have been traveling
abroad since 2012. I also really wanted to study abroad someday.

I have been working in my family business (culinary business) as manager until now. In
2015, my parent allowed me to go to Darwin. I worked as kitchen hand in 21 Café, Airport Tavern,
FreeSpirit Resort Caravan Park and I worked as Sushi Chef in Sushi Izu Palmerston.

Consciously, I was more likely loved to work in the kitchen when I was working in some
workplaces throughout a year. I was impressively comfort with the culture, circumstances and
hospitality. My boss and peers taught me patiently. Apparently, I got my passion. In contrast,
though I was fast learner, but my English skill was poor. Unfortunately, I could not do some jobs
which need intensively communication such as teller or waiter.

Moreover, I require more education about culinary. I decided to study in Charles Darwin
University for one year, because I think I used to live there and I will be more comfortable in
Darwin. Darwin is like my second home town, the weather as same as in Indonesia. I also have
some friends who was like family.

I have been interesting to be entrepreneur since I was studying in university. So, after
study in Australia, I hope I can manage my family business professionally and I will open my own
restaurant or culinary business in Indonesia. Perhaps, I could have good carrier as
international chef later on. The important thing I hope that study abroad will improve my
expertise and give me wonderful experience as international student. Study abroad is one of my
dream, when I saw the tuition was slightly affordable, I was more believe that I could reach it.

I declare that the particulars given above are true and correct in every detail. I
understand that incorrect or misleading statements may result in refusal of my admission
and/or student visa application.

Signature ……………………………………………. Date …………………………………………….

9
Financial Sponsorship Declaration
TO WHOM IT MAY CONCERN

I am Engkus Kusnadi. Resident of Indonesia do solemnly and sincerely declare as follows:

That I am sponsoring my Son, Known as Arip Pudin Hidayat. Resident of Indonesia and will be

undertaking further studies in Certificate IV Commercial Cookery and Diploma of Hospitality

Management at Charles Darwin University for roughly three years and I shall provide him with full

financial support during his stay in Australia which Includes tuition fee of AUD 14,000 per annum and

living expenses of AUD 19,830 per annum.

Engkus Kusnadi

(+628522222222220)

10
Karawang, 10 February 2017

Visa Section

Australian Embassy

Dear Sirs/Madam,

With this letter, I would like to inform you that I am the undersigned :

Name : Eti

Occupation : House Wife

Relation : Mother

Would like to certify that :

Name : Arip Pudin Hidayat

Passport No. : A4700000

Relationship : Son

He is planning to have study in Charles Darwin University on July 2017.

All kind of expenses during the study above purpose are fully covered by my personal account.

Kindly grant his necessary visa(s) in order to have study in your country. Your kind assistance will be
very highly appreciated.

Sincerely Yours,

(Eti)

11
Prosesnya

Dalam proses mendapatkan visa gue dibantu oleh Nona Fitria yang bekerja di agen pendidikan

bernama StudyNet. Gue mengenal dia dari grup work and

holiday visa Indonesia. Dia juga pernah merasakan WHV dan

dia ingin membantu siapapun yang ingin lanjut sekolah di

Australia.

Saat gue tanyakan mengenai fee, dia dengan jelas mengatakan bahwa fee akan mereka

dapatkan dari sekolah. Jadi tidak dibebankan kepada calon student. “wah lega dong rasanya.”

Selain itu, Nona membantu mentranslate semua dokumen yang diperlukan. Sehingga, gue

hanya perlu mengirimkan semua scan dokumen yang diminta.

Gue perlu beribu-ribu bilang terima kasih kepada Nona, karena dia sangat sabar dan bener-

bener mau diskusi dengan gue tentang rencana study ini. Sekalipun kita belum pernah ketemu,

tapi rasa percaya itu tumbuh dengan sendirinya.

Baik Nona ataupun gue, selalu make sure mengenai proses aplikasi ini sampai tahap mana.

Apakah perlu melengkapi dokumen tertentu, apakah surat pernyataan yang dibuat itu sudah

sesuai, dan lainya. Kalau kita serius ingin sekolah, memfollow up kapan saja juga perlu.

Kemungkinan Nona sibuk dan kamu belum dapat jawaban, sehingga perlu bertanya.

Jadi biaya yang pertama gue keluarkan adalah tentang pengurusan dokumen, biaya scan ke

warnet, print beberapa lembar dokumen. Gak mahal sih.

Biaya berikutnya adalah tuition fee untuk satu semester di awal. Untuk mengajukan visa

student, kita harus melampirkan Confirmation-of-Enrolment dari CDU. Untuk mendapatkan

CoE ini Nona mendapatarkan gue ke CDU dan gue diminta membayar biaya kuliah setahun serta

membeli asuransi.

12
Jurusan gue tahun 2017 masih mematok harga $7000 per semester dan biaya asuransi atau

OSHC $1428 untuk setahun. Setelah membayar, gue akan menerima surat pernyataan

penerimaan mahasiswa. Surat ini yang kemudian dilampirkan untuk mengajukan student visa.

Pengajuan visa dilakukan dari Sydney. Nona meminta uang pembayaran visa sebesar $500.

Gue tinggal duduk manis di rumah tanpa pusing harus apply visa.

Masuklah email dari Australian Goverment berupa undangan untuk melakukan medhical

check-up. Ada beberapa rumah sakit yang direkomendasikan. So, biaya transportasi ke

Jakarta dan juga biaya med-chek sebesar 1.200.000.

Setelah semua proses itu selesai. Visa granted dan tinggal siapin diri untuk pergi ke Australia.

13
Biaya kuliah di CDU

Tahun 2017 persemester bayaranya sebesar $7000. Di semester kedua mengalami kenaikan

menjadi $7400. Biaya kuliah bisa dilihat di website sekolah.

Biaya kuliah itu sudah termasuk semua bahan baku praktek dan semua resources perkuliahan.

Gue hanya perlu membeli satu set pisau dan seragam.

Terima kasih kepada Kharis Kurniadi, senior whv yang juga melanjutkan kuliah di CDU yang

telah menyumbangkan beberapa seragam.

Biaya kuliah di Australia memang terkesan mahal. Tapi, coba hitung atau pertimbangkan

kembali tentang keuntungan yang bisa didapat. Menurut gue sekalipun biayanya ratusan juta

pertahun. At least setiap bulan gue masih bisa nabung dan jauh lebih besar dari pada gue kerja

dengan posisi bagus di Indonesia.

“sudah cape-cape kerja, duitnya dipake bayar kuliah.” Pemikiran ini selalu ada dalam otak gue.

Karena gaji yang harusnya bisa disimpan, harus dipake untuk biaya kuliah. Sayang banget kan.

Kalau pemikiran selalu seperti itu, ya sampai kapanpun semua niat sekolah gak akan terwujud.

Memang biayanya mahal, tapi menurut gue cukup masih menguntungkan ketimbang tinggal di

Indonesia. Dengan upaya yang sama, belum tentu mendapatkan hasil yang sama. Bahkan sisa

semua biaya yang sudah dikeluarkan untuk sekolah dan hidup, masih bisa menabung yang

mungkin nilai sebanyak itu jauh lebih sulit dikumpulkan ketika tinggal di Indonesia.

Kuliah di Australia juga memungkinkan kita mendapatkan sertifikasi atau ijazah dari luar negri

yang memungkinkan kita bisa bekerja australia atau di berbagai negara. Bagus kan.

14
Biaya Hidup

Dengan student visa yang sudah di tangan dan tujuan sekolah sudah ada. Gue langsung mencari

penerbangan yang cukup affordable. Gue berkunjung ke Sydney terlebih dahulu, untuk berlibur

dan ingin bertemu dengan Nona dan kawan-kawan. Setelah seminggu liburan, gue terbang ke

Kota Darwin. Kota yang sebelumnya pernah gue tinggali juga selama setahun, saat work and

holiday pada 2016.

Akomodasi

Di Darwin atau bisa juga secara general. Biaya penginapan mulai dari $100-150 perminggu dan

mostly share room, dengan biaya segitu. Ada juga yang dapat private, namun jarang sekali. Gue

sendiri tinggal di sebuah flat yang disewa oleh Bobby (Student juga). Ada ruang tamu yang dapat

disekat dan separately bisa dijadikan kamar.

Ruangan tersebut sangat luas untuk menampung semua barang-barang gue yang seabreg-

abreg. Perminggu gue harus membayar $100. Kamarnya tidak memiliki AC, hanya sebuah fan.

Tapi gue bukan tipe anak rujit, jadi fine-fine saja.

Setahunan gue tinggal bareng bobby dan memutuskan pindah ke city shared room bareng

orang lain. Kalau sendiri harganya 160-180 exclude power bill (setiap 3 bulan bayar, totalnya

akan di split ke semua penghuni) atau 200-230 all included. Sedangkan harga berdua bisa jadi

260-300 aja all included or some places are excluded all bills.

Transportasi a

Gue menyadari bahwa mobilitas gue bakal cukup padat. Posisi rumah juga membuat gue harus

consider tentang transportasi publik. “gue harus naik beberapa kali bus, gue juga harus

persiapan beberapa puluh menit sebelumnya ketika ambil bus.” Ditambah gue juga harus kerja

untuk bayar kuliah.

15
Akhirnya gue membeli mobil teman seharga $6000. Toyota yaris hatchback keluaran tahun

2009. Bukan gue belagu beli mobil yang agak mahalan. Gue pernah punya mobil ford tahun 1991

(mobilnya dikeluarkan sama seperti saat gue dilahirkan). Harga beli mobilnya dan perbaikan

saat rusak, jatohnya jadi mahal. Sedangkan saat dijual kembali tentu aja harganya gak bisa

seharga total yang sudah gue keluarkan, belum lagi modelnya udah jadul. “Asu banget kan.”

Kalau punya kendaraan di Autralia, pemilik diharuskan membayar regristrasi kendaraan. Bisa

dibaya per enam bulan ataupun pertahun. Nah setahun sekali sebelum bayar tagihanya. Si

mobil harus lulus uji kelayakan dari bengkel. Artinya mobil harus masuk ke bengkel yang mau

mengeluarkan surat pernyatan layak itu. Kelayakan ini juga tergantung dari kondisi kendaraan.

Iya kalau bengkelnya baik, kalau nggak. Kita diminta memperbaiki ini itu. Udah mah bayar

bengkel, ditambah lagi bayar rego. Ini yang kadang jadi dilema.

Jika sebuah mobil belum berusia 10 tahun, masih dinyatakan layak. Jadi tinggal membayar

regonya saja. Jadi gue gak perlu masukin mobil ke bengkel untuk minta suratnya sampai 2019

nanti.

Grocery

Seminggu sekali setidaknya belanja kurang lebih $100. Harga-harga kebutuhan sebenarnya

affordable dan gak jauh beda dengan harga di indonesia. beras, susu, roti, telur dan lainya.

Mungkin yang mahal adalah harga sayuran dan buah aja. Maklum kalau di sini belanja gak bisa

diketeng.

Untuk berhemat, kamu bisa ambil makanan di tempat kerja. Kalau closing banyak makanan sisa

atau beberapa tempat kerja memperbolehkan kamu makan apapun yang dimau. Nah ada

beberapa bulan saking sibuknya gue pengen nasi pun ambil dari tempat kerja. Hampir gak

pernah masak.

16
Regulasi bekerja

Dalam dua minggu kita diperbolehkan bekerja selama 40 jam. Misalnya begini, minggu pertama

kerja 15 jam, di minggu kedua kita boleh kerja 25 jam, namun di minggu ketiga harus kembali

bekerja 15 jam dan minggu berikutnya 25 jam. Jadi akumulasi perdua minggunya harus 40 jam.

Agar lebih mudah, setiap minggu dihitung 20 jam saja. Hal ini berlaku untuk semua student. Gue

diperbolehkan kerja sebanyak-banyaknya tanpa limitation, saat ada libur kuliah nasional.

Setiap wilayah bagian Australia memiliki rule yang berbeda.

Seperti halnya work and holiday, kerjaan yang banyak diambil adalah kerjaan casual; waiter,

cook, housekeeping, cleaning, dan lainya. Bahkan ada yang bisa magang di bidang yang relate

sama perkuliahan.

Mendapatkan pekerjaan juga hanya dengan selembar CV saja. Karena gue memiliki

pengalaman tinggal di Darwin, tempat kerja gue yang sebelumnya. Mau menerima kembali gue

untuk bekerja. Gue akan membahas khusu kenapa gue bertahan bekerja di sana.

Tidak semua student beruntung mendapatkan pekerjaan. Banyak sekali gue mendengar

tentang bagaimana strugelnya beberapa teman kuliah dalam mendapatkan pekerjaan.

Menurut gue ini tergantung diri masing-masing, ada yang mungkin belum menemukanya, ada

juga yang tidak bisa mengikuti tuntuntan cara kerja Australia dan mungkin melihat attitude diri

ketika bekerja.

Pekerjaan itu terkadang gampang dicari, namun bisa lama atau tidaknya di suatu pekerjaan

adalah karena upaya kita. Jika upaya kita sudah maksimal dan benar-benar memuaskan, bos

mana yang gak suka, manajer mana yang gak suka, rekan kerja mana yang gak suka. Dan itu

berlaku sebaliknya. Ketika kita kurang mendapatkan sesuatu, berarti ada hal yang perlu

ditingkatkan dalam diri kita.

17
Kenapa ambil Certificate III commercial cookery

Ada yang namanya SOL (occupation list) yang menjadi patokan kenapa student mengambil

jurusan tersebut. Pasti pada akhirnya mereka yang kuliah di NT menginginkan Permanent

Residence. Gue juga tidak memungkiri kalau menjadi PR tentu akan menguntungkan. Namun,

gue lebih ke Nothing to lose aja lah ya.

Asalkan gue bisa bertahan di Australia beberapa tahun lagi, menabung dan mengunmpulkan

uang untuk modal dalam beberapa tahun.

Gaya hidup gue juga akan terpenuhi dengan tinggal di luar negri. Sekalipun ada beban bayar

kuliah, rasanya gue masih bisa nabung banyak untuk traveling ke luar negri, ngegym, koleksi

peralatan masak, dan membeli tanah di kampung halaman. Untuk urusan hobi pun bisa mulai

gue seriuskan seperti vlogging, writting, dan singing. Hahahhaa

Bagaimana gue gak bersyukur dengan apa yang gue alami sekarang ini.

Gue juga gak akan menyangka kalau sudah melangkah sejauh ini. Untuk bermimpi sekolah di

Australi pun tidak ada sema sekali. Sampai work and holiday menjadi batu loncatan gue untuk

menabung dan akhirnya mendapatkan modal untuk kuliah.

Gue selalu yakin kalau upaya diri dalam berusaha meningkatkan kemampuan bisa memberikan

rasa exited dan antusias untuk mencari tahu. Proses ini yang akan membukakan dan

mengarahkan jalan tersebut.

Bukan gue tidak mengakui ada jasa orang tua. Gue hanya ingin memberikan gambaran ke kalian

bahwa 100 persen yang gue lalui ini tanpa orang tua ketahui, bahkan sama sekali tidak

membebani pikiran mereka tentang keinginan gue. Mereka tak pusing mikirin biaya kuliah,

bagaimana apply visa gue, bagaimana gue dapat kerjaan. Semua itu gue coba usaha sendiri.

Jika gue bisa, kalian juga pasti bisa.

18
Proses Belajar

Belajar tidak hanya praktik, tapi juga theory. Proporsinya bisa 20-30 persen theory dan sisanya

praktik.

Kuliah akan dimulai dari jam 8.30 am hingga 4.30 pm. Terkadang lebih dari jam 4.30 pm jika

banyak item yang harus dibuat.

Certificate III commerial Cookery ditempuh selama 2 semester atau satu tahun. Gak terasa

sama sekali kalau dalam setahun gue sudah menyandang status sebagai Cook. Jika

dipadatkan, sebanarnya kuliah masak ini sangat singkat sekali. Bayangkan dua minggu kuliah,

dua minggu off. Dalam satu minggu hanya digunakan 5 hari, senin sampai jum’at. Berati dalam

sebulan di kampus hanya 10 hari. Jadi dalam satu semester totalnya 60 hari saja. (cek suka dan

duka)

Dosen gue seorang chinese yang masa kecilnya mengenal bos gue sekarang. Antonio begitu

well prepare dan bersih ketika mendemokan masak. Dia juga seorang yang memiliki value

hidup bagus, memiliki banyak pengalman, sehingga ketika dia mengatarkan materi ada value-

value yang disampaikan dan bisa berpengaruh terhadap apa yang student akan rasakan di

masa depan.

Di awal-awal ada Jacob yang baru mengajar. Beberapa student mengeluh tentang caranya

mengajar. Gue sih santai saja dan selalu berusaha melihat dia dari sisi positif. Dia kenapa bisa

jadi dosen, tentunya sudah memiliki banyak pengalaman di industri ini. Sehingga gue selalu

mendapatkan respon baik denganya.

Dosen favorit katanya Jason. Lebih santai belajarnya. Sayangnya dia tidak mengajar di kelas

kami.

19
Setiap materi perkuliahan akan dibagi berdasarkan block-block unit. Gue sebagai student yang

biasa aja gak pernah tahu saat ini ada block apa, unit apa? Pokoknya asal semuanya lancar.

Yasudah lah ya.

Sebelum masuk ke materi baru misalnya dari poultry ke meat. Kita akan diberikan beberapa

dokumen yang telah di print tentang materi tersebut. Sebagian materi akan dibahas setelah

kegiatan praktik atau ada hari khusus membahas materi tersebut.

Materi tambahan lainya seperti tentang healts and safety work yang menjelaskan bagaimana

kerja sehat dan aman, work with others, how to be coach, dan lainya.

Jangan ditanya kalau gue pinter mengenai teory. Gue banyak mengalami strugle ketika

menghadapi teori. Makanya di setiap

teory test pasti gue selalu ngulang.

Namun saat praktek lancar-lancar aja.

gampang kok belajarnya. Asal kuliah,

asal mau dengerin, pasti lulus.

Sebelum tes dimulai, hari sebelumnya

dosen membahas pertanyaan yang akan

muncul. Semua jawaban untuk ujian

besok itu ada di kertas-kertas yang

seperti gue lampirkan itu.

20
Peralatan Sekolah

Sekolah memberikan semua fasilitas dan bahan perkuliahan. Akan tetapi student harus

membeli peralatan dasar sendiri seperti satu set pisau dan juga uniform kuliah.

Saat masa orientasi, ada beberapa toko yang menjual peralatan dapur membuka stand di

kampus. Mereka menawarkan semua kebutuhan sekolah. Harganya pun tak jauh beda,

tergantung dari isi paketnya. Sepatu dan seragam dijual terpisah. Tinggal menyesuaikan

berapa banyak yang kamu butuhkan.

Suatu ketika ada temen gue kancingnya bajunya warna hitam. Dosen gue kasih tau kalau semua

student hanya boleh menggunakan seragam putih, seragam hitam digunakan oleh quliafied

chef aja.

21
Practical

Masih banyak yang berpikiran bahwa kuliah gue ini sangat mahal. Padahal jika dibandingkan

dengan jurusan lainya, justru paling terjangkau. Banyak teman gue yang mengambil jurusan

dengan biaya kuliahnya mahal, bahkan dua kali lipat.

Jika dilihat dari kegiatan kuliah yang kebanyakan praktek. Gue bisa mengatakan kalau kuliah

gue ini masih sangat murah. Bayangkan semua bahan baku untuk memasak sudah disediakan,

peralatan memasak pun lengkap. Setelah memasak, makanan boleh dibawa pulang atau

dibuang. Dalam sehari bisa memasak tiga atau empat menu makanan.

22
Theory

Dosen juga menjelaskan banyak hal

ketika mendemokan sebuah menu

masakan saat praktik. Apabila masih

ada waktu tersisa, biasanya

digunakan untuk mengulas teori.

Terkadang dalam satu minggu ada 1-2

assesment teori dan praktik.

Sebelum assesment, dikelas ada

semacam membahas apa saja yang

akan keluar di pertanyaan esok

harinya. Cukup mudah memang,

karena pertanyaan yang dibahas saat

ini hampir mirip dengan pertanyaan

yang akan keluar di kertas assesment.

Cuma, saking begonya gue dan gak mau banyak belajar pasti banyak yang salah jawab. Jika

salah beberapa pertanyaan atau kurang komplit, dosen akan memanggil satu persatu lalu

mencoba menjelaskan dan bertanya kembali. Si mahasiswa diminta unutk mengkoreksinya.

Sama sekali tidak sulit sebenarnya. Ini tergantung masing-masing orang yang mau belajar atau

tidak.

23
Suka dan duka

Gue jarang kumpul extra bareng temen. Pertemanan yang terjalin hanya sebatas di kelas dan

social media. Jarang sekali ada suka dukanya tentang pergaulan ini.

Dalam masa belajar yang paling gue sesali adalah tidak mencurahkan waktu untuk benar-

benar belajar teori. Sekalipun semua ujian telah gue lewati, namun tetap merasa lack of

knowledge. Di setiap assesment teori gue gak pernah mendapatkan hasil 100 persen. Selalu

ada yang perlu dikoreksi, bahkan sampai ada yang harus mengulang ujian. Padahal

pertanyaanya sama sekali tidak sulit.

Assesment practical sendiri dilalui dengan baik. Satu kali saja gue harus mengulang karena

Bread Roll yang over propped. Sehingga tidak mengembang saat proses pengovenan.

Setiap berangkat ke kampus gue selalu terkantuk-kantuk di jalan. Belum lagi demo masak

yang diberikan dosen memakan waktu lebih panjang, karena ada beberapa penjelasan

tambahan yang muncul saat proses memasak. Sepanjang hari harus berdiri mendengar dan

menyaksikan dosen mendemokan masakan. Badan jauh lebih capek jika dibandingkan bekerja

di restoran meski banyak mengangkat beban.

Sedikit duka juga ketika ada project grup dimana gue diberi teman-teman yang memiliki

attitude kurang baik. Menjelang akhir kuliah ada yang namanya restoran service dimana

sekolah akan menerima tamu beneran untuk menikmati masakan. Gue mendapati dua teman

pria yang setiap saat sering kena omel dosen. Bayangkan!! Kisah selanjutnya akan gue tulis

terpisah.

Suka lainya adalah bertemu dengan orang lain dari berbagai kelas. Ada kelas international dan

lokal.

Jadwal kuliah yang telah gue jelaskan di atas mengenai 2 weeks study and 2 weeks off menjadi

duka sebenarnya. Ketika off tidak banyak yang bisa dilakukan karena student juga dibatasi jam

24
kerajanya. Selain itu tidak banyak tempat kerja yang bisa memberikan kerja di beda-beda

roster atau jadwal. Misalnya ketika off diperbolehkan kerja pagi, sedangkan kalau ada kuliah ya

kerja malam.

Tapi bisa menjadi suka juga sebenarnya, karena batas kerja yang diperbolehkan itu 40 jam per

dua minggu. Sehingga saat kuliah gak harus banyak kerja dan kerja banyak saat tidak ada

kuliah. Kembali lagi, ada gak perusahaan yang fleksible mau memberikan roster semacam itu.

Sepengalaman gue, tempat kerja juga mau mempertimbangkan tetang kondisi kamu ini jika

kamu memang bisa diandalkan.

25
Advantages and disadvantage

Paling jelas sih gue bisa apply

graduated visa selama jenis

pekerjaan gue ini masih ada di

occupation list. 1.5 tahun setelah

kuliah bisa kerja unlimitedly. Jangka

panjangnya bisa apply permanent

residence visa.

Menurut gue sekalipun gak

mendapatkan permanent residence

setidaknya bisa coba peruntungan

mendapatkan work visa yang berarti bisa tinggal di Australia selama dua sampai empat tahun

lagi. Certificate yang dimiliki juga MUNGKIN bisa digunakan untuk mendapatkan pekerjaan di

negara lainya.

Bagi kamu yang suka traveling dan suka pekerjaan casual, menjadi chef bisa menjadi pilihan

yang cukup asik. Bisa kerja di berbagai negara.

Kehidupan yang dijalani di Australia juga jauh lebih menyenangkan dengan difasilitasi banyak

hal. Sebagai student tentu gak bisa nabung banyak seperti halnya orang yang mendapatkan

work and holiday visa atau work visa. Tapi jauh lebih baik dan masih bisa menabung dari pada

kerja di Indonesia dengan upaya yang sama.

Kesempatan tinggal di Australia memberikan keleluasaan untuk bergaul dengan banyak orang

dari berbagai negeri.

26
Penutup

Terima kasih kepada ALLAH SWT yang telah memberikan gue banyak kesempatan baik dalam

hidup ini. Kemudian kepada orang tua yang financially gak bisa mendukung banyak, namun gue

tau kalau setiap nafasnya selalu ada suport berupa doa baik.

Terima kasih kepada orang-orang yang selalu membagikan kebaikan dalam hal apapun.

Sharing hal-hal yang bisa membuat orang lain terinspirasi. Tak ada kata kecil atau besar, bisa

jadi hal apapun dapat mengubah hidup orang.

Terima kasih kepada kalian yang mau meluangkan waktu membaca. Jika ada tulisan yang

dianggap menyombongkan diri atau obviously kurang baik. Mohon dimaafkan karena that is no

on my purpose. Gue sangat outspoken. Jika berkenan silahkan kirim masukan dan kritikan, bisa

dikirim melalui media social atau email aripudin45@gmail.com

Tulisan ini belum berakhir, akan ada tulisan lagi dimana gue akan membahas perkuliahan yang

gue lalui.

Mohon doanya agar tidak malas dalam pembuatanya.

Semoga kalian juga memaksimalkan apapun kesempatan yang ada. terus menggali potensi diri

dimanapun, di daratan manapun. Semoga segalanya menjadi kebaikan buat banyak orang.

Terima kasih guys!!!!

27

Anda mungkin juga menyukai