Anda di halaman 1dari 5

Elemen

Copyright
Story by Babang pro

Episode 4

Wuuzz… peluru bius itu menancap di paha harimau itu. Adi juga tidak mau
ketinggalan dia menekan pelatuk pada pistolnya, dan tepat mengenai harimau ke
2. Tapi, saat aku hendak menembak harimau ke 3, tiba-tiba harimau itu
menyadari ke dua temannya sudah pingsan. Dan ada yang sedang
mengawasinya.
Harimau ke tiga itu melihat sekeliling, lalu berlari kencang. Aku dan Adi yang
melihat itu, langsung menaiki papan terbang dan mengejar harimau itu. Aku
mengarahkan pistol biusku ke harimau itu, dan saat peluru itu hampir
mengenainya, harimau itu malah berbelok ke kanan. Dan peluruku malah
mengenai salah satu pohon di hutan itu.
Aku dan Adi mangikuti pergerakan harimau itu, dan harimau itu malah terpojok
di antara batu batu. Adi tidak menyia nyiakan kesempatan itu, dia segera
menekan pelatuk pistolnya. Dan tepat sesaran, harimau ke 3 itu jatuh pingsan
saat peluru bius itu menancap di tubuhnya.
Akhirnya setelah membius harimau ke tiga aku dan Adi menemui Ily. Ternyata
Ily memperhatikan kami dari tadi. Setelah kami menemui Ily, Ily mengambil
sebuah alat dari saku celananya. Lalu Ily menekan salah satu tombol pada
alatnya lalu mengarahkannya pada harimau ke 3. Harimau ke tiga itupun
terangkat, ternyata alat yang di pegang ily adalah lalat untuk mengangkat
sesuatu.
Dari situlah Ily menjelaskan bahwa teknologi di kerajaan langit adalah yang
paling maju di antara Bumi dan kerajaan Air (Ocean monument). Setelah
mengangkat semua harimau kami kembali ke rumah Falkro. Setelah sepagi itu
kami berburu harimau, kami mengantuk padahal kami menaiki papan terbang.
Mungkin karna efek perjalanan yang membuat kami mengantuk.
Akhirnya kami berdua tertidur, sementara Ily dan Falkro mencoba menjinakan
harimau ke 2 yang kebetulan siuman (sadar dari pingsan/semacamnya). Setelah
sekitar 1 jam menjinakan harimau ke 2 akhirnya mereka berhasil menjinakannya.
Setelah di jinakan ternyata harimau itu seperti kucing rumahan yang lucu. Kami
bangun sekitar jam 3 sore.
Ily menjelaskan semuanya, dan setika Ily sedang menjelaskan harimau ke 1
bangun. Dan Falkro segera menahannya, kami yang terkejut langsung membantu
Falkro. Menjinakan harimau ini ternyata hanya membutuhkan waktu sekitar
setengah jam. Kami berhasih menjinakan harimau ke 1. Tinggal harimau ke 2
yang masih belum siuman, kami bertiga menunggu berjam – jam. Tapi harimau
ke 2 belum kunjung siuman.
Akhirnya karna sudah menjelang tengah malam sekitar jam 10:47 aku dan Adi
tertidur di kamar, sebelah kamar Falkro. Sekarang yang terjaga hanya Ily dan
Falkro. Falkro tidak tidur, karna mungkin saja jika dia tidur Ily tidak bisa
menanganiny sendiri. Akhirnya harimau ke dua siuman sekitar jam 00:17 dan,
harimau ke 2 ini lah yang memakan waktu yang paling lama untuk
menjinakannya.
Setelah memakan waktu 1-2 jam akhirnya harimau itu berhasil di jinakan. Aku
dan Adi akhirnya terbangun sekitar jam 05:00 pagi. Aku dan Adi bersih bersih diri,
Falkro memberikan sepasang pakayan kepada Aku dan Adi. Awalnya aku mengira
itu hanya baju biasa berwarna polos, tapi saat aku memakainya sambil
membayangkan baju yang ku inginkan, baju itu berubah secara otomatis menjadi
baju yang aku inginkan.
Dan lebih hebatnya lagi, baju itu bisa membersihkan dirinya sendiri, sehingga
tidak perlu di cuci. Setelah kami menjalankan rutinitas pagi, kami mulai belajar
mengendarai harimau. Ily mengambilkan pelana untuk masing masing harimau,
dan memakaikannya. Ily sangat cepat mahir menunggangi harimaunya, karna Ily
adalah lulusan akademi kerajaan langit.
Ketika aku hendak mencoba menunggangi harimaunku, tiba-tiba harimau itu
menunduk perlahan. Aku kaget dan refleks melangkah mundur. Lalu, Falkro
menjelaskan bahwa semua makhluk di kerajaan langit ini tahu bahwa aku adalah
keturunan yang diwarisi kekuatan Elemen. Akhirnya setelah merasa lebih tenang,
aku perlahan menaiki harimau.
Setelah aku naik harimau ku mendengus, seperti mamastikan aku sudah siap
atau belum. Aku mengusap kepala harimauku menandakan aku sudah siap.
Setelah aku mengusap kepala harimauku, harimau ku mulai berlari Bagai angin,
harimau ku berlari sangat cepat.
Ily juga tidak mau ketinggalan, dia langsung menaiki harimaunya. Hanya dalam
hitungan menit, Ily bisa membiasakan diri dengan harimaunya begitu pula
sebaliknya. Tinggal tersisa Adi, dia yang paling lama membiasakan diri dengan
harimaunya. Berkali kali dia terjatuh dari harimaunnya.
“apakah kita tidak bisa menaiki papan terbang seperti yang tadi pagi?” Adi
mendengus sebal.
“kau harus santai Adi….” Ujar Ily sambil membantu Adi berdiri.
“aku sudah santai, hanya harimau ini yang tidak mau ku naiki” Adi bangun dari
jatuhnya, dan mulai mencoba lagi.
Akhirnya sudah hampir setengah hari ini kami berlatih menunggangi harimau.
Siang harinya, setelah kami makan Falkro mengajak kami ke ruang perlengkapan
kompetisi untuk esok hari.
Kami memasuki ruangan senjata, dan mulai memilih milih. Aku mulai berkeliling
mencari senjata, begitu juga Adi dan Ily. Aku berfikir sambil melangkah, aku
memikirkan senjata apa yang akan aku pakai saat kompetisi nanti. Saat aku
berkeliling aku melihat sebuah pedang, lalu aku mengambilnya dan mulai
mencobanya.
Di sisi lain, Ily dan Adi juga sedang memilih milih. Ily mengambil sesuatu dari
lemari, bentuknya seperti tombak tapi anehnya lebih pendek. Mungkin jika di kira
kira, ukurannya sekitar setengah meter. Adi juga sempat kebingungan, tapi
akhirnya dia memilih senjata yang mirip seperti pisau, tapi ujungnya seperti ujung
tombak.
Senjata itu bergagang kecil, sepanjang 15 cm. berhubung senjata itu berukuran
kecil jadi Falkro mengizinkan Adi mengambil 3 buah. Setelah kami memilih milih
senjata, kami memilih pakayan. Tapi di ruangan itu hanya memiliki satu jenis
pakayan berwarna biru dongker/nafy, kehitaman. Jadi mau tidak mau kami harus
memilih pakayan itu.
Kami bertiga menoba pakayan berwarna biru biru itu. Lengkap dengan sepatu
hitam. Ternyata pakayan itu sudah di desain ringan, bersirkulasi udara yang
sangat baik. Sehingga jika pakayan itu basah, akan cepat kering. Juga dilengkapi
dengan teknologi anti gores. Yang jika kita tergores atau terpukul sesuatu,
teknologi inilah yang akan meredam rasa sakit itu. Sepatunya juga ringan, dan di
lengkapi teknologi pelampung kecil seukuran sepatu.
Setelah kami memilih pakayan, kami berlatih menggunakan senjata masing
masing. Aku terkejut ketika tombak perak milih Ily memanjang 2 kali lipat.
Ternyata tombak perak milik Ily memiliki teknologi memanjang sesuai keinginan
penggunanya, dan tentu ada batasnya.
Pedangku juga tak kalah sepesial, setelah di jelaskan falkro pedangku bisa di
salurkan kekuatan Elemen. Senjata Adi juga memiliki kelebihan, yaitu jika senjata
itu di lempar kecapatannya akan bertambah 3 kali lipat. Setelah kami bertiga
berlatih sepanjang siang sampai menjelang maghrib, kami beristirahat sekitar
jam 06:000.
Karena besok kompetisi itu akan di mulai besok, jadi kami memutuskan untuk
tidur lebih awal. Esok harinya kami bertiga bersiap untuk berkompetisi mencari
bintang yang pertama kali jatuh ke kerjaan langit. Berhubung kompetisi itu di
mulai siang hari, kami menyusun rencana sebelum kompetisi.
Falkro juga banyak membantu kami, dia bisa mengetahui di mana petunjuk
pertama akan muncul. Falkro memberi kami sebuah catatan kecil berisi tulisan
untuk menemukan petunjuk pertama. Dalam catatan kecil itu tertulis, pergi ke
barat dan temukan bunga teratai emas di seruling tidak berkesudahan.
Setelah aku membacakan catatan kecil itu, kondisi lenggang sejenak kami
bertiga memikirkan maksud dari catatan kecil itu.
“apakah di luar sana ada tertai emas Ily?” Tanya ku memecah keheningan
“kami belajar tentang jenis jenis tumbuhan di aka demi. Tapi aku belum pernah
mendapat pelajaran entang teratai emas.” Jawab Ily serius.
“lalu, apa maksudnya dengan seruling tak berkesudahan?” Tanya Adi.
“aku tidak tahu pasti tentang itu, tapi itu bukan seruling sungguhan. Pasti ada
hal lain yang tak berkesudahan.” Jawab Ily.
Kami diam sejenak sambil memikir kan jawaban dari petunjuk itu. Kami
berdiskusi banyak hal. Sampai sekitar jam 11:00 kami bersiap menuju kerajaan
langit, tempat kompetisi itu di mulai.
Masing masing kami membawa ransel dan senjata masing masing dan bersiap
untuk berangkat. Sebelum kami berangkat, Falkro mendadak memberikan
informasi bahwa masing masing kelompok peserta kompetisi itu akan menuju ke
sana lewat portal.
Dan portal itu akan terbuka dengan sendirinya sesuai waktunya. Akhirnya
setelah kami mengetahui informasi itu, kami menunggu portal itu terbuka.
Setelah menunggu sekian lama, akhrnya portal tersebut terbuka.
Setelah portal itu terbuka, kami bergegas menaiki harimau masing masing dan
memasuki portal.
“para hadirin yang terhormat, ini lah peserta terakhir kita. Beri tepuk tangan
yang meriah untuk peserta ke..7” terdengar suara keras dari halaman kerajaan
langit.
Saat kami ke luar portal, kami di sambut dengan suara itu dan tepuk tangan
para penonton. Di sebelah kiri kami, terdapat 6 kelompok peserta kompetisi
lainnya. Mereka semua mengendarai hewan tunggangan masing masing. Mereka
terlihat berani dan sangat siap, pasti melewati latihan yang panjang.

Penasaran bagai mana petualangan khairu dalam kompetisi itu? Tunggu episode
selanjutnya dari Elemen story eps 5

bersambung…..

Anda mungkin juga menyukai