Anda di halaman 1dari 94

Cerita Dongeng Hewan : Kura-Kura Balap Lari

Dengan Kelinci
Suatu pagi, di sebuah hutan, kelinci dan kura-kura bertemu dekat sebuah sungai. Mereka
berjemur dan mengobrol. Kelinci mulai membangga-banggakan dirinya sendiri.

"Kura-kura, kau tahu? Aku adalah pelari tercepat di dunia," kata kelinci sombong.

Kura-kura tidak suka mendengar kesombongan kelinci. "Benarkah? Kurasa aku pun bisa
mengalahkanmu adu lari." timpalnya.

Kelinci tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan kura-kura. "Jalanmu saja sangat


lambat, mana bisa kamu berlari cepat," kata kelinci.

"Eh, sembarangan. Ayo kita buktikan. Temui aku besok di sini! Aku akan memakai bulu
putih di kepalaku agar kau bisa melihatku berlari di antara rumput yang tinggi itu. Kita adu
lari melewati empat bukit. Siapa yang mencapai bukit keempat lebih dulu, dia yang
menang. Bagaimana? Kau berani?" tantang kura-kura.

Kelinci semakin tertawa terbahak-bahak, "Hahaha, baiklah jika itu maumu. Akan kubuktikan
bahwa aku pelari tercepat di dunia. Bukan kau."

"Oke! Aku juga akan buktikan," kata kura-kura mantap. Sebenarnya kura-kura tahu ia tidak
akan menang adu lari melawan kelinci. Tapi, ia ingin memberi pelajaran kepada kelinci
yang sombong.

Akhirnya, sang kura-kura pulang ke rumahnya dan menyiapkan sebuah siasat. Ia pun
mengumpulkan keluarganya. Saudara-saudaranya tersebut diharuskan memakai bulu putih
di kepala mereka dan mengambil posisi di jalur lomba lari. Ada yang bersiap di lembah, ada
yang bersiap di atas bukit, dan ada di tempat lain yang sudah ditentukan. Sementara, ia
sendiri bersiap di bukit keempat.

Keesokan harinya, kelinci datang ke pinggir sungai dengan percaya diri. Ia melihat bulu
putih di antara rumput yang tinggi. "Wah, kelihatannya kura-kura sudah siap," pikir kelinci.

"Siap, awas, mulai!" teriak kelinci. Kelinci pun segera berlari menuju bukit pertama.
Sementara, Kura-kura tertinggal jauh di belakang.
Saat kelinci hampir mencapai bukit pertama, ia kaget melihat kura-kura sudah berada di
atas bukit. Tidak radar bahwa ia sedang dikerjai kura-kura, kelinci menambah kencang
larinya dan berhasil mendahului kura-kura di atas bukit pertama. Namun, saat menuruni
bukit, kelinci kembali melihat kura-kura sudah berada di lembah.

Kelinci semakin mempercepat larinya menyusul kura-kura di lembah. Tapi, menjelang bukit
kedua, lagi-lagi kelinci mendapati kura-kura telah mendahuluinya berada di atas sana.
Begitu seterusnya hingga di lokasi ketiga. Kelinci selalu mendapati kura-kura telah ada di
depannya, di sepanjang jalur lomba.

Cerita Dongeng Hewan

Akhirnya, kelinci sudah tinggal sedikit lagi mencapai bukit keempat. Ia yakin bisa
mengalahkan kura-kura yang sudah tertinggal di lembah ketiga. Tapi, betapa terkejutnya
kelinci saat melihat kura-kura sudah duduk bersantai di bukit keempat.

"Aku menang, aku menang," seru kura-kura kegirangan. Akhirnya, kura-kura menang
karena kecerdikannya. Kelinci pun hanya bisa kebingungan dan malu.

Pesan Moral dari cerita dongeng hewan : Kura-kura balap lari dengan Kelinci adalah
jangan jadi anak yang sombong dan jangan sekali-kali menganggap remeh orang lain.
kamu akan malu kalau ternyata orang lain yang kamu anggap remeh itu lebih pintar
darimu.
Dongeng Anak Jepang : Kisah Shiro Anjing
Penemu Harta Karun
Dahulu kala, di sebuah desa, hiduplah seorang bapak tua yang baik hati. Ia mempunyai
tetangga seorang bapak tua yang jahat.

Bapak tua yang baik mempunyai seekor njing bernama Shiro. Ia sangat menyayangi Shiro.
Sebaliknya, tetangganya yang jahat sangat benci pada Shiro. Ia sering melempari Shiro
dengan batu.

Suatu hari, Shiro menggonggong di halaman belakang rumah bapak tua yang baik. Bapak
tua yang baik mendatanginya. Shiro mulai menggali tanah.

"Apakah kau ingin aku membantumu menggali?" tanya bapak tua yang baik. Lalu, ia
mengambil sekop dan ikut menggali. Tidak lama kemudian, ia menemukan peti harta karun
berisi emas dan permata yang banyak sekali. Ia pun berterima kasih kepada Shiro.

Bapak tua yang jahat ternyata mengintip kejadian tersebut. Ia juga ingin mendapatkan harta
karun seperti tetangganya itu. Kesokan harinya, ia meminjam Shiro.

"Tentu saja engkau boleh meminjam Shiro jika bisa bermanfaat untukmu," kata bapak tua
yang baik.

Bapak tua yang jahat membawa Shiro ke halaman belakang rumahnya. "Sekarang, carikan
aku harta karun juga," perintah bapak tua jahat kepada Shiro. "Atau aku akan memukulmu,"
ancamnya.
Dongeng Anak Jepang

Shiro pun mulai menggali di suatu tempat. Si bapak tua jahat mengikat Shiro dan
meneruskan menggali di tempat yang digali Shiro. Tapi, ia tidak menemukan harta karun,
justru mendapat sampah yang berbau busuk. Itulah balasan bagi orang yang jahat dan
suka menyiksa binatang.

Pesan moral dari Dongeng Anak Jepang adalah rawat dan sayangi binatang
peliharaanmu. Jadilah orang yang baik. Orang yang baik akan mendapatkan anugerah
dari Tuhan.
Dongeng Amerika Serikat : Asal Muasal
Kantung Tupai
Suatu malam, Induk tupai sedang bermain dengan anak-anaknya. Tiba-tiba, datang
kelelawar besar dan menculik anak-anak tupai. Kelelawar membawa anak-anak tupai ke
sarang mereka di gua.

Induk tupai menangis sedih. Saat itu, serigala yang kebetulan lewat mendengar tangisan
Induk tupai.

"Ada apa, Ibu Tupai?" tanya serigala.

"Kelelawar telah menculik anakku," kata induk tupai.

"Aku akan menyelamatkan anakmu," kata serigala yang merasa kasihan kepada induk
tupai.

Induk tupai menunjukkan gua sarang kelelawar. Serigala pun masuk ke gua itu. Tidak lama,
ia keluar lagi sambil berlari. Tubuhnya penuh bekas gigitan kelelawar. "Maafkan aku, Ibu
Tupai. Aku tidak mampu menyelamatkan anak-anakmu," kata serigala.

Menangis lah Induk tupai lagi karena sedih.

Saat itu, kelinci mendengar tangisan induk tupai. Akhirnya, ia menghampiri induk tupai.

"Aku akan menyelamatkan anakmu," kata kelinci setelah mendengar cerita induk tupai.

Kelinci pun masuk ke sarang kelelawar. Tapi, seperti serigala, kelinci pun lari keluar dengan
tubuh terluka bekas gigitan kelelawar. "Maafkan aku, Ibu Tupai. Aku tidak bisa
menyelamatkan anak-anakmu," kata kelinci kesakitan.

Induk tupai semakin mengkhawatirkan nasib anak-anaknya. Serigala dan kelinci yang gesit
pun tidak bisa menghindari gigitan kelelawar dan menyelamatkan anak-anaknya.

Lalu, kura-kura datang menghampirinya. "Aku akan membebaskan anak-anakmu," kata


kura-kura.
Kura-kura pun segera masuk ke dalam gua. Ribuan kelelawar menyerang kura-kura dari
atas. Tapi, gigi mereka tidak bisa melukai tempurung kura-kura yang keras. Perlahan tapi
pasti, kura-kura akhirnya bisa menyelamatkan anak-anak tupai.

Kemudian, kura-kura keluar dari gua dan membawa anak-anak tupai pada induknya. Lalu,
kura-kura merobek perut Induk tupai dan menyimpan anak-anak tupai itu di dalam perut
Induk tupai.

Dongeng Amerika Serikat

"Simpanlah bayimu di kantong ini agar tidak diculik kelelawar," kata kura-kura. Sejak saat
itu, tupai Amerika mempunyai kantong di perutnya.

Pesan moral dari Dongeng Amerika Serikat : Asal Usul Kantung Tupai adalah tolong-
menolonglah di antara sesama. Orang yang paling kuat belum tentu mau menolong
orang lain. Hanya orang yang berhati mulialah yang mau menolong orang lain.
Dongeng Anak Amerika Serikat : Kisah Jack
dan Batang Jagung
Suatu hari, Jack pergi ke ladang jagung. Dia ingin melihat apakah pohon jagungnya sudah
tumbuh atau belum. Tidak lupa Jack juga membawa tangga ke ladang.

Sesampainya di ladang, Jack melihat batang jagung yang besar dan tinggi. Jack langsung
menyandarkan tangga ke batang jagung.

Kemudian, dia mulai memanjat. Ketika sampai di puncak, Jack bisa melihat seluruh ladang
jagung.

Ketika Jack ingin turun, ternyata batang jagung itu sudah bertambah tinggi. Sedangkan
tangga berada jauh di bawah. Batang jagung itu tumbuh dengan cepat.

Jack berusaha menebang batang jagung. Tapi, setiap kali ditebang, batang itu kembali
tumbuh dengan cepat. Jack tidak pernah berhasil turun sampai tanah.

Dongeng Anak Amerika Serikat


"Tolong...tolong!," teriak Jack ketakutan.

Ayah Jack yang mendengar teriakan putranya langsung keluar ke ladang jagung. Dia
melihat Jack ada di atas batang jagung yang sangat tinggi.

Ayah Jack kemudian memanggil para tetangga.

"Kita tebang saja batang jagung ini beramai-ramai," usul ayah Jack.

Mereka pun segera memotong batang jagung. Namun, semakin berusaha dipotong, batang
itu justru tumbuh semakin tinggi.

Akhirnya,ayah Jack dan para tetangga menyerah. Mereka meninggalkan Jack sendirian di
atas batang jagung.

Jack berteriak memanggil mereka. Namun, tidak ada yang mendengar suaranya. Jack pun
hanya bisa duduk dan menangis.

Tangisan Jack makin lama makin keras. Ibu Jack yang mendengar hal itu segera
menghampiri Jack.

"Jack! Jack! Ayo bangun! Kau hanya bermimpi! Makanya, jangan tidur terlalu sore," kata ibu
sambil mengguncan-guncang pundak Jack.

Jack pun terbangun. Dia lega karena tadi hanyalah mimpi. Jack segera bangun, lalu mandi.
Sejak saat itu, Jack tidak mau lagi tidur terlalu sore.

Pesan moral yang dapat di petik dari Dongeng Anak Amerika Serikat adalah Disiplin
Waktu. Tidurlah pada waktunya. Jangan tidur terlalu sore karena bisa membuat badan
lemas dan sulit tidur di malam harinya.
Dongeng Sebelum Tidur dari Australia : Kisah
Anak Jujur dan Apel Merah
Kitty adalah anak gadis yang miskin. Ayahnya sudah lama meninggal. Kini, dia tinggal
berdua dengan ibunya yang sakit-sakitan.

Ketika berangkat sekolah, Kitty berjalan melewati toko buah. Di sana, dia melihat setumpuk
apel merah.

"Oh, segarnya apel-apel itu! Seandainya aku bisa membelinya untuk ibu, pasti ibu akan
sangat senang," pikir Kitty sedih.

Kitty berharap memiliki uang agar bisa membeli apel itu.

Ketika pulang sekolah, Kitty menemukan sebuah dompet di jalan. Dompet itu berisi banyak
uang.

"Uangnya banyak sekali. Bagaimana kalau aku mengambilnya sedikit untuk membeli apel?"
pikir Kitty.

Tapi, dia mengurungkan niatnya. "Itu namanya mencuri. Ibu pasti sangat sedih kalau tahu
anaknya mencuri," kata Kitty.

Kitty lalu melihat ke sekelilingnya. Tidak jauh darinya, ada seorang bapak sedang berjalan
kaki. Kitty pun berlari menghampiri bapak itu.

"Permisi, Bapak menjatuhkan dompet ini di jalan," kata Kitty.

Bapak itu sangat berterima kasih pada Kitty. Ketika Kitty hendak pergi, bapak itu
memanggilnya.

"Tunggu, Nak. Ambillah ini sebagai hadiah. Aku senang ada anak jujur sepertimu," katanya
sambil menyerahkan uang pada Kitty.

Kitty pun sangat senang. Setelah mengucapkan terima kasih, Kitty pergi ke toko buah. Di
sana, dia sibuk memilih apel yang paling besar.
Dongeng Sebelum Tidur Australia

Penjaga toko itu merasa kasihan melihat Kitty yang lusuh.

"Kau ingin apel ini, Nak? Ambillah, kau tidak usah membayarnya," kata penjaga toko.

"Wah, benarkah? Terima kasih banyak," kata Kitty senang.

Kitty lalu bergegas pulang. Sesampainya di rumah, dia memberikan apel dan uang itu pada
ibunya. Kitty pun menceritakan apa yang terjadi.

Ibunya memeluk Kitty dengan bangga sambil berkata, "Kau lihat kan, Nak? Kejujuran selalu
berbuah manis. Seperti apel ini."

Kepribadian yang dapat dipetik dari Dongeng Sebelum Tidur Australia adalah Jujur.
Jadilah anak yang jujur. Kita tidak boleh mengambil apa yang bukan milik kita.
Cerita Fiksi Pendek Anak Anak : Penyihir Dan
Burung Bulbul (Jerman)
Di dalam hutan ada sebuah kastil tua. Kastil itu ditinggali oleh seorang penyihir jahat. Pada
siang hari, penyihir itu mengubah dirinya menjadi seekor burung hantu. Penyihir itu sangat
pandai memanggil para binatang. Binatang-binatang akan datang ke kastilnya saat penyihir
itu membuat suara-suara indah seperti nyanyian burung.

Binatang yang datang ke kastilnya tidak akan pernah bisa kembali lagi. Binatang-binatang
itu dijadikan makanan oleh penyihir jahat tersebut.

Saat ada orang yang mendekat ke kastilnya, orang itu tidak akan pernah bisa kembali lagi.
Penyihir itu akan menyihirnya menjadi seekor burung bul-bul. Sudah ada ribuan burung bul-
bul yang ada di dalam kastil penyihir itu. Burung-burung itu dikurung di dalam sangkar.

Suatu hari, seorang gadis dan tunangannya sedang berjalan-jalan di dalam hutan.
Tunangannya mengingatkan gadis itu agar jangan mendekat ke kastil si penyihir. Namun,
ada suara indah yang terdengar dari sana. Gadis dan tunangannya itu tak sadar telah
berada di depan kastil si penyihir.

"Kenapa kita ada di depan kastil penyihir? Rupanya penyihir itu telah membuat kita datang
ke sini," ucap tunangan gadis itu.

"Lalu apa yang harus kita lakukan?" tanya sang gadis.

Mereka sama sekali tak bisa bergerak. Saat itulah seekor burung hantu tiba di tempat
mereka berada. Burung hantu itu adalah penyihir jahat. Ia langsung mengubah dirinya
menjadi seorang penyihir.

Penyihir itu sangat suka dengan si gadis. "Kau gadis yang sangat canti
Cerita Fiksi Pendek Anak Anak

k," ujarnya."Kau akan aku ubah menjadi burung bul-bul yang cantik."

Tunangan gadis itu tak bisa berbuat apa-apa. Dia menyaksikan sendiri gadis itu berubah
menjadi burung bul-bul. Penyihir langsung memasukkan burung bul-bul tersebut ke dalam
sangkar.

"Lepaskan gadis itul" seru tunangan sang ladis.

Penyihir itu hanya terkekeh. Ia amat senang nemiliki burung bul-bul yang cantik. Ia akan
menaruh burung bul-bul itu di dalam kastilnya.

"Burung ini akan menemaniku. Lebih baik kau pergilah, daripada mati di sini," ancam si
Penyihir.

Penyihir itu lalu mengucapkan mantra, dan sejurus kemudian si pemuda bisa bergerak
kembali. Si Penyihir mengusir pemuda itu dari kastilnya. Pemuda itu sangat sedih. Ia tak
bisa berbuat apa-apa saat gadis tunangannya dibawa oleh penyihir jahat itu.

Pemuda itu lalu pergi meninggalkan kastil. Ia akan mencari cara untuk membebaskan
tunangannya dari cengkeraman penyihir. Ia kembali ke desanya. Kembali
menggembalakan domba-domba miliknya seperti biasanya. Setiap hari pemuda itu selalu
memikirkan gadis yang sudah disihir menjadi burung bul-bul. Ia melihat dari kejauhan kastil
penyihir itu.

"Aku pasti bisa menemukan cara untuk mengalahkan penyihir itu," gumam pemuda
tersebut.
Pemuda itu terus saja memandangi kastil penyihir jahat. Ingin sekali ia pergi ke sana, lalu
membebaskan tunangannya. Tapi, sampai saat ini ia belum menemukan caranya.

Saat sedang menggembalakan domba-dombanya, pemuda itu tertidur. Ia bermimpi


menemukan sekuntum mawar yang berwarna merah darah. Di tengah kelopak mawar,
terdapat mutiara besar yang indah.

"Bunga mawar berwarna darah inilah yang akan mengalahkan penyihir itu.” ucap sebuah
suara.

Pemuda itu seketika terbangun dari tidurnya. Ia amat bahagia, meskipun mimpi itu belum
tentu menunjukkan kebenaran.

Cerita Fiksi Pendek Anak Anak German

"Aku harus mencari bunga mawar itu," ucap si pemuda. Kemudian ia pergi ke dalam hutan.
Mencari bunga mawar berwarna merah darah. Namun, tak jua ia menemukannya.
Meskipun begitu, ia tak putus asa. Sebab hanya itulah satu-satunya harapan yang ia punya.

Pada hari ke sembilan, pemuda itu berhasil mendapatkan apa yang ia cari. Betapa
bahagianya ia. Setelah bersusah payah, bunga berwarna merah darah berhasil
ditemukannya. Di tengah kelopak bunga itu ada air yang membentuk seperti mutiara.

"Sepertinya inilah bunga yang aku cari," ucap pemuda itu. Ia pun Iangsung memetiknya. Ia
ingin segera membawanya ke kastil penyihir jahat.
Usai memetik bunga berwarna merah darah itu, si pemuda langsung menuju ke kastil
penyihir. Ajaib, sesampainya di depan kastil, pemuda itu tetap bisa berjalan.Tak seperti
dulu saat ia berada di sana bersama tunangannya.

Pemuda itu segera masuk ke dalam kastil penyihir. Olala... sungguh kaget pemuda itu.
Rupanya ada ribuan burung bul-bul di dalam kastil tersebut. Burung-burung itu adalah
jelmaan manusia yang disihir oleh penyihir jahat.

Penyihir itu sedang asyik memberi makan burung-burung tersebut. Ia sangat kaget saat
mengetahui pemuda itu sudah berada di dalam kastilnya.

Pemuda itu memperhatikan setiap burung bul-bul. Ia jadi bingung, burung mana yang
merupakan jelmaan gadis tunangannya. Tiba-tiba, si penyihir mengambil sebuah sangkar
berisi burung bul-bul. Si Pemuda menduga kuat burung di dalam sangkar itulah yang
merupakan jelmaan tunangannya.

Si Penyihir mencoba menyihir pemuda tersebut. Namun, sihirnya sama sekali tak mempan.
Malah penyihir itu yang tiba-tiba menghilang. Rupanya, bunga mawar itu telah membuat
penyihir lenyap tak berbekas.

Alangkah senang hati pemuda itu. Ia langsung menempelkan bunga mawar itu pada
sangkar gadis tunangannya. Seketika gadis itu berubah menjadi manusia kembali. Setelah
itu, ia menyentuhkan bunga mawar itu ke setiap sangkar. Ajaib! Burung-burung itu kembali
berubah menjadi manusia.

Ada ribuan manusia di sana. Mereka mengucapkan terima kasih kepada pemuda itu.
Sebab berkat jasanya, mereka bisa berubah kembali menjadi manusia.

Setelah itu pemuda tersebut membawa gadis tunangannya kembali. Akhirnya mereka hidup
bahagia di kampung halaman mereka.

Pesan moral dari Cerita Fiksi Pendek Anak Anak : Penyihir Dan Burung Bulbul
(Jerman) adalah

1. Tak ada usaha yang sia-sia. Jika berusaha keras melakukannya, pasti akan ada
hasil yang bisa diraih.
2. Bantulah teman saat sedang mengalami kesulitan. Meskipun kau harus bekerja
keras untuk mencari caranya.
Cerita Dongeng Singkat Persahabatan Tupai
Dan Ikan Gabus
Alkisah, hiduplah seekor tupai dan seekor ikan gabus di danau di daerah Kalimantan Barat.
Di antara keduanya terjalin persahabatan yang erat.

Berat soma dipikul, ringan sama dijinjing. Apabila si Tupai kesusahan, si Ikan Gabus
menolongnya. Begitu pula, jika si Ikan Gabus dilanda kesedihan, maka si Tupai menghibur
hatinya.

Pada suatu hari si Ikan Gabus terserang penyakit. Si Tupai dengan setia menunggu
temannya yang sakit. Beberapa hari belakangan ini, badannya begitu lemah, si Ikan Gabus
tidak mau makan. Dengan kondisi lemah Si perut yang kosong, tentulah penyakit akan sulit
disembuhkan. Si Tupai berusaha membujuknya untuk makan, meski sedikit saja. Rupanya,
si Ikan Gabus hanya mau makan dengan hati ikan Yu.

Berat hati si Tupai mendengar permintaan si Ikan Gabus. Hal ini merupakan sesuatu yang
mustahil. Ikan Yu termasuk binatang paling ganas di lautan. Ikan tersebut hanya hidup di
lautan lepas. Menimbang-nimbang itu semua, hatinya sedih mengingat kondisi sahabatnya
yang terus melemah. Akan tetapi, kehilangan satu sahabat merupakan kerugian yang tak
bisa tergantikan dengan apapun. Akhirnya, ia pun pergi mencari ikan Yu.

Dengan segenap pikirannya, si Tupai mencari akal bagaimana caranya ia mendapatkan


hati ikan Yu. Akhirnya ia menemukan ide untuk sampai di ke dalaman laut lepas dan
bertemu dengan ikan Yu.

Si Tupai meloncat-loncat dari satu pohon ke pohon lainnya. Ia hinggap di pohon kelapa
yang batangnya menjorok ke laut. Pelan-pelan digigitnya sebutir kelapa sampai tercipta
lubang yang cukup besar. Setelah airnya habis, ia masuk ke dalam buah kelapa itu.
Kemudian dari dalam kelepa, ia menggerogoti tangkai buah kelapa itu hingga terlepas.
Segala ketakutan tidak dihiraukannya. Ia berani menghadapi bahaya besar demi
kesembuhan sahabatnya.
Cerita Dongeng Singkat Persahabatan Tupai

Singkat cerita, buah kelapa itu jatuh tercebur ke laut lepas. Ombak laut yang berdebur
dengan kerasnya mengempaskan buah kelapa itu sampai ke tengah, Seketika itu juga,
seekor ikan Yu besar mengejar buah kelapa yang terombang-ambing oleh gelombang.
Dengan rakus, ia menelan biji kelapa yang dikiranya makanan. Buah kelapa langsung
masuk ke perut ikan tanpa dikunyah dahulu. Si Tupai keluar dari lubang kelapa dan
mengigiti hati ikan Yu. Ikan Yu sangat kesakitan dan badannya terbawa arus menuju
pantai. Setelah sekian lama menggelapar, ikan Yu tiba di pantai dalam kondisi kehabisan
tenaga. Tidak lama kemudian ikan Yu pun mati.

Si Tupai berhasil keluar dari perut ikan Yu dengan membawa hati ikan Yu. Dengan penuh
rasa suka cita dibawanya hati Ikan Yu ke tempat sahabatnya, si ikan Gabus. Ikan Gabus
merasa senang dengan kedatangan Tupai yang membawa hati ikan Yu. Tanpa ditunggu
lama ikan Gabus memakan hati ikan Yu yang terlebih dahulu disiapkan oleh si Tupai.

Sungguh ajaib, tidak lama setelah memakan hati Ikan Yu, si Ikan Gabus perlahan
kondisinya membaik dan akhirnya sembuh seperti sediakala. Ia sangat gembira dan
berterimakasih kepada sahabatnya. Kemudian ia meloncat-loncat dalam telaga. Sungguh
bahagia hatinya memiliki seorang sahabat sejati. Sejak scat itu, persahabatan mereka
terjalin begitu kuat. Si Ikan Gabus berjanji akan membantu dengan sepenuh hati, apabila
suatu saat si Tupai dilanda musibah yang sama.

Pesan moral dari Cerita Dongeng Singkat Persahabatan Tupai Dan Ikan Gabus adalah
persahabatan sejati merupakan harta yang tak ternilai harganya. Kesetiaan dan
kesungguhan hati menolong sesama, akan memberikan kebahagian. Maka, jagalah
persahabatan dengan ucapan dan tindakan yang baik.
Dongeng Fabel Terbaru : Keledai Pertama Di Cina (Cina)

dongeng cerita rakyat19 Agustus 2017 510 views

★★★★★
Dahulu, tak ada satu pun keledai di Cina. Hingga seorang saudagar membawanya dari
negeri seberang. Pedagang itu merawat keledai dengan baik. Setiap hari, ia selalu
memberikan makanan terbaik kepada keledai itu Namun, lama-kelamaan ia berpikir bahwa
keledai itu sama sekali tak berguna. Selama ini si Pedagang selalu bekerja seharian,
sedangkan keledai itu hanya menunggu makanan yang enak darinya. Lagi pula, terkadang
pedagang itu juga terlalu lelah untuk merawat keledai itu.

"Lebih baik kulepaskan kau ke hutan," ujar pedagang itu.

Cerita Pendek Rakyat Cina Keledai Pertama Di Guizhou

Pedagang itu lalu melepaskan keledainya ke hutan. Di hutan, si keledai terus berjalan.
Kadang-kadang ia makan rumput yang ada di sekitarnya.

Seekor harimau melihat keledai itu. Ia merasa takut, sebab sebelumnya tidak pernah
melihat binatang seperti itu.

"Mungkin saja itu adalah titisan dewa," ujar Harimau.


Harimau terus saja mengawasi keledai. Ia sama sekali tak mengeluarkan suaranya. Ia
penasaran, seperti apa sebenarnya hewan yang Baru ia lihat itu.

"Sebenarnya dari mana datangnya binatang aneh itu?" gumam Harimau.

Tidak lama kemudian, Keledai meringkik. Harimau tertawa mendengar ringkikan Keledai. Ia
merasa itu adalah ringkikan binatang yang lemah.

"Lebih baik aku dekati dia," ujar Harimau.

Harimau mengaum dengan suaranya yang ganas. Keledai kaget melihat Harimau. Bahkan,
ia ketakutan. Tetapi, Keledai tak lari. Ia yakin, kalau dirinya lari, Harimau akan tetap
mengejarnya.

Harimau mulai mendekati Keledai. Ia bahkan mulai menyenggol tubuh Keledai.

"Rupanya kau hanya hewan biasa," ujar Harimau.

Keledai marah. Ia pun menendang Harimau. Namun, Harimau malah tertawa.

"Aku pikir kau binatang yang kuat. Rupanya hanya tubuhmu saja yang besar. Tetapi, kau
adalah hewan lemah," ucap Harimau.

Keledai mendengus kesal. Ia lalu pergi dari hadapan Harimau. Begitu setiap harinya.
Hingga Harimau mengetahui, bahwa dirinya ternyata jauh lebih kuat dari Keledai.

Pesan moral dari adalah jangan takut untuk mengenal hal baru. Belajarlah agar tahu
banyak
Dongeng Sebelum Tidur : Gajah Yang Baik
Hati

Dongeng Sebelum Tidur Gajah Yang Baik Hati

Suatu hari ada seekor Gajah. Tubuhnya tinggi, besar dan gemuk. Belalainya sangat
panjang dan kuat. Sepasang gading yang besar dan kokoh. Gajah itu sangat baik hati. Ia
selalu memberikan makanan kepada binatang-binatang yang kelaparan. Dan ia pun selalu
memberikan pertolongan kepada mereka yang kesusahan. Baik binatang yang besar
maupun binatang kecil seperti tikus dan semut.

Pada suatu hari. Gajah mengadakan perjalanan yang sangat jauh, ia berkeliling hutan dan
bertemu dengan Harimau yang sedang kesakitan. Karena terkena pohon yang yang jatuh.
‘’Gajah… gajah…., tolong aku!’’ kata Harimau menahan rasa sakit.

Mendengar teriakan Harimau. Gajah itu langsung mengangkat pohon yang menghimpit
tubuh Harimau dengan belalainya.

‘’Terima kasih kawan!’’ ucap Harimau ‘’Seandainya kamu tidak segera datang menolongku,
mungkin aku sudah mati karena tertindih pohon yang sangat besar. Sekali lagi terima kasih
Gajah.’’

‘’Kamu harus bersyukur karna masih bisa selamat dan hanya mengalami luka ringan.’’ Kata
Gajah.

‘’Ya kamu benar Gajah. Rasanya tidak mungki ada binatang lain yang sanggup
menolongku untuk mengangkat pohon sebesar itu. Selain kau.’’
‘’Sudahlah kita hidup harus saling tolong menolong.’’

Meskipun Gajah memiliki kekuatan yang tidak dimiliki oleh binatang lain tetapi Gajah tetap
rendah hati. Tidak menyombongkan diri. Gajah pun pergi meneruskan perjalanannya.

Tidak jauh dari tempat Harimau. Gajah bertemu seekor Kancil yang sedang asyik
menikmati mentimun di kebun Pak Tani. ‘’Perutku sekarang sudah kenyang. Aku harus
segera mencari air untuk minum.’’

Si Kancil segera meninggalkan kebun itu. Ia berjalan kearah sungai untuk minum. Setelah
berjalan sampai disungai, ia tidak mendapatkan air sedikitpun. Air sungai kering sehingga
tidak ada air yang dapat ia minum untuk membasahi tenggorokannya yang mulai kering.

Kancil berkeliling hutan untuk mencari air minum. Kancil merasa kecewa karena pada saat
tiba di pinggir rawa dan tepi danau tidak mendapatkan air sedikitpun. Satu-satunya yang
belum ia kunjungi adalah sebuah kolam besar yang berada di tengah hutan.’’Sekarang aku
harus segera pergi ke kolam yang besar itu. Mungkin saja disana masih banyak air yang
bisa ku minum. Mungkin disana aku mendapatkan air minum yang segar!’’katanya dalam
hati.

Setelah beberapa saat si Kancil berjalan melewati pohon-pohon jati. Sampailah di kolam
itu. ‘’Ternyata benar dugaanku. Masih ada air di kolam ini’’ gumam si Kancil.

Sebenarnya kolam itu sangat kecil dan cukup dalam ketika musim hujan. Tetapi karena
musim kemarau air kolam tersebut tinggal separo sehingga terlihat seperti kolam yang
besar. Tanpa berpikir panjang si Kancil langsung terjun kedalam kolam. Ia merasa sangat
gembira karena mendapatkan air minum. Ia minum dengan sepuas-puasnya.
Tenggorokkanya sudah basah dan tenaganya sudah pulih kembali. Badanya kini menjadi
segar.

Adik-adik yang baik fabel dongeng sebelum tidur gajah yang baik hati akan bersambung di
cerita anak selanjutnya, jangan sampai ketinggalan yah
1. Kumpulan Cerita Rakyat Legenda
Nusantara : Asal Mula Pulau-Pulau di
Tobelo

Kumpulan Cerita Rakyat Asal Mula Pulau-Pulau di Tobelo

Imam Jafar Nuh adalah penguasa Kesultanan Ternate yang hidup pada zaman dahulu.
Sultan Jafar beristrikan seorang hidadari dari Kahyangan yang kecantikan wajahnya tidak
ada yang menandinginya.

Pada suatu hari datanglah adik permaisuri Sultan Jafar Nuh dari Kahyangan. Gajadean
namanya. Ia bermaksud menjenguk kakaknya. Beberapa saat tinggal di istana Kesultanan
Ternate, Gajadean merasa betah. Akhirnya, Gajadean bahkan enggan kembali ke
Kahyangan. Mendapati sikap adik iparnya itu Sultan Jafar Nuh lantas berkehendak
mengangkat Gajadean sebagai sangaji (artinya : Penguasa suatu wilayah yang berada di
hawah kekuasaan kesultanan atau kerajaan)

Kata Sultan Jafar Nuh, "Aku hendak mengangkatmu sebagai sangaji di Tobelo. Engkau
berhak menyandang gelar selaku sultan."

"Terima kasih, Kanda," jawab Gajadean,

"Namun yang perlu engkau perhatikan, sebag ai sangaji engkau berkewajiban


nnenyerahkan upeti ke Kesultanan Ternate seperti halnya para sangaji lainnya."

Gajadean menyatakan kesanggupannya untuk mematuhi pesan Sultan Jafar Nuh. Tidak
herapa lama kemudian Gajadean pun menuju Tobelo dan segera membenahi daerah
kekuasaan barunya itu. la mendirikan sebuah istana yang megah dan memperkuat
pertahanan tobelo dengan mengangkat para prajurit juga menunjuk dua orang yang telah
ternama kesaktian dan ketangguhannya selaku kapitan. Keduanya adalah Kapitan
Metalomo dan Kapitan Malimadubo. Dalam pemerintahan Gajadean yang adil dan
bijaksana, Tobelo pun menjadi daerah yang maju. Rakyat Tobelo lebih makmur dan
sejahtera dibandingkan sebelumnya. Rakyat Tobelo sangat menghormati dan mematuhi
perintah Gajadean. Terlebih-lebih mereka juga mengetahui jika sangaji mereka itu berasal
dari Kahyangan.

Sesuai janji yang diucapkannya pada Sultan Jafar Nuh, setiap tahun Gajadean senantiasa
mengirimkan upeti ke Kesultanan Ternate. Upeti itu berupa beras, kelapa, dan hasil
pertanian lainnya. Gajadean langsung memimpin penyerahan upeti itu.

Syandan, Gajadean kembali memimpin penyerahan upeti ke Kesultanan Ternate. Setelah


menyerahkan upeti, Gajadean berniat kembali ke Tobelo. Sangatlah marah Gajadean
ketika mendapati terompah2 yang semula dikenakannya tidak lagi ada di tempatnya
semula. la telah memerintahkan pengawal dan prajurit pengiringnya untuk mencari, namun
terompah kesayangannya itu tidak juga ditemukan. Tanpa lagi mengenakan alas kakinya,
Gajadean kembali pulang ke Tobelo. Ia sangat yakin, Sultan Jafar Nuh telah mengambil
terompah kesayangannya. Ia sangat marah dan ingin membalas perlakuan kakak iparnya
yang diyakininya mengambil terompah kesayangannya itu.

Setibanya di Tobelo, Gajadean terus memikirkan terompah indah kesayangannya itu.


Setiap kali la memikirkan, kebenciarnya pada Sultan Jafar Nuh kian membesar.
Dendamnya pada kakak iparnya itu kian menjadi-jadi. Tersulut oleh dendam dan
kemarahannya. Gajadean lantas memerintahkan segenap rakyat Tobelo untuk
mengumpulkan kotoran mereka dan memasukkannya pada guci-guci besar. Perintah
tersebut sesungguhnya membuat rakyat Tobelo keheranan, kebingungan, dan serasa tidak
habis mengerti. Namun demikian, mereka patuh menjalankan perintah Sultan Gajadean
tersebut.

Selama setahun segenap rakyat Tobelo mengisi guci-guci besar itu dengan kotoran mereka
yang bau lagi menjijikkan tersebut. Hingga waktu penyerahan upeti ke Kesultanan Ternate
pun tiba. Gajadean kembali ke Kesultanan Ternate untuk menyerahkan upeti. Bukan beras,
kelapa, dan aneka hasil pertanian rakyat Tobelo seperti biasanya yang dikirimkan ke
Kesultanan Ternate, melainkan guci-guci besar berisi kotoran rakyat Tobelo.

Seperti tidak menyimpan dendam dan kemarahan, Gajadean berbincang-bincang akrab


dengan Sultan Jafar Nuh setibanya ia di Kesultanan Ternate. Setelah penyerahan upeti itu
selesai, Gajadean beserta rombongan Tobelo pun meminta diri untuk kembali ke Tobelo.

Sepeninggal Gajadean, Sultan Jafar Nuh memerintahkan prajurit-prajuritnya untuk


membuka upeti dari Tobelo sebelum disimpan di lumbung kerajaan. Betapa terperanjatnya
Sultan Jafar Nuh setelah mendapati isi guci-guci besar itu. Seketika itu kemarahannya pun
meluap. Ia merasa kehormatannya selaku sultan sangat dilecehkan adik iparnya.

"Ini sebuah penghinaan!" seru Sultan Jafar Nuh dengan kemarahan meninggi. "Secara
nyata Gajadean dan rakyat Tobelo telah meruntuhkan kehormatanku dan Kesultanan
Ternate. Penghinaan dan pelecehan kehormatan ini harus dibalas! Kita akan gempur
Tobelo untuk menunjukkan kehormatan dan kewibawaan Kesultanan Ternate!"

Peperangan antara Kesultanan Ternate dan Tobelo pecah, berlangsung sangat sengit.
Seiring berlalunya sang waktu, semakin sengit peperangan itu. Dengan mengerahkan
siasat dan strategi perang tertentu, akhirnya Kesultanan Ternate dapat mengalahkan
kekuatan Tobelo pendukung Sultan Gajadean.

Setelah mengalami kekalahan, kekuatan Tobelo menjadi centang-perenang. Sebagian dari


mereka terpaksa harus berlari ke dalam hutan untuk menyelamatkan diri. Sebagian yang
lain harus bersembunyi di bukit dan gunung untuk menghindarkan diri dari serangan
prajurit-prajurit Kesultanan Ternate. Sultan Gajadean pun turut mengungsi. Entah
mengungsi ke mana adik ipar Sultan Jafar Nuh tersebut hingga keluarga maupun para
prajurit Tobelo kemudian yang berusaha mencarinya tidak menemukannya. Berbagai usaha
telah dilakukan, namun keberadaan Sultan Gajadean tidak ditemukan.

Kapitan Metalomo dan Kapitan Malimadubo segera menggalang kekuatan. Keduanya tetap
berniat menegakkan pemerintahan di Tobelo. Karena keberadaan Sultan Gajadean tidak
juga diketemukan, keduanya memimpin pemerintahan Tobelo secara sementara. Hingga
akhirnya mereka semua kembali ke Tobelo setelah kekuatan prajurit Kesultanan Temate
kembali pulang.
Sultan Gajadean tetap juga tidak ditemukan dan juga tidak kembali ke Tobelo. Kapitan
Metalomo dan Kapitan Malirnadubo beserta rakyat Tobelo lantas bersepakat untuk
menentukan sultan baru sebagai pengganti Sultan Gajadean. Secara utuh mereka
bersepakat menunjuk Kobubu, anak lelaki Sultan Gajadean, menjadi sultan Tobelo yang
baru. Keadaan di Tobelo pun berangsur-angsur membaik setelah Kobubu menjalankan
pemerintahannya.

Syandan pada suatu hari, Mama Ua, anak perempuan Sultan Gajadean, pergi ke pantai
dengan diiringi dayang-dayang dan juga para prajurit pengawal. Setibanya di pantai, Mama
Ua melantunkan sajak:

Papa Ua nyao deo

Kabunga manyare-nyare

Toma buku molitebu

(Orang yang tidak berkeluarga, seperti ikan di tepi pantai, di pinggir pantai di kaki gunung)

Keajaiban pun terjadi setelah Mama Ua mengakhiri sajaknya. Mendadak muncullah


gugusan pulau di depan wilayah Tobelo. Pulau-pulau itu membentang dari wilayah Mede
hingga di depan wilayah Tobelo.

Pesan Moral dari Kumpulan Cerita Rakyat Legenda Nusantara Asal Mula Pulau-Pulau
di Tobelo adalah Suatu masalah hendaklah diselidiki baik-baik dan kemudian dicarikan
jalan keluarnya secara baik-baik. Kecerobohan dalam memutuskan sesuatu dapat
menyebabkan munculnya masalah baru yang jauh lebih besar dampak buruknya.

2. Kumpulan-Kumpulan Cerita Rakyat : Legenda Pulau


Nusa
Kumpulan Cerita Rakyat Legenda Nusantara Pulau Nusa

Tersebutlah seorang lelaki bernama Nusa. Ia tinggal di pinggir Sungai Kahayan bersama
istri dan adik iparnya. Nusa setiap hari menggarap sawah dan juga menangkap ikan untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Suatu ketika terjadi musim kemarau yang terus berkepanjangan. Sungai dan mata air
mengering. Aneka tanaman merenggas dan layu. Seperti halnya warga lainnya, Nusa
merasakan kesulitan yang sangat dalam musim kemarau yang berkepanjangan itu.
Tanaman di sawahnya layu dan mati, diapun kesulitan untuk mencari ikan di sungai yang
surut airnya itu. Nusa pun berkehendak untuk pindah ke daerah lain yang masih
mempunyai sumber air untuk mendapatkan kehidupan yang lebih balk. Setelah menyiapkan
bekal secukupnya, Nusa mengajak istri dan adik iparnya untuk berangkat. Dengan menaiki
sebuah perahu kecil, mereka menuju hilir Sungai Rungan.

Perjalanan mereka menuju hilir Sungai Rungan itu tidak dapat lancar mereka lakukan.
Sebatang pohon besar yang tumbang menghalangi laju perahu mereka. Satu-satunya cara
agar mereka dapat meneruskan perjalanan adalah memotong batang pohon besar itu.
Nusa dan adik iparnya segera bekerja memotong batang pohon itu dengan kapak. Sangat
besar batang pohon itu hingga Nusa dan adik iparnya harus bekerja keras selama berjam-
jam. Akibatnya, Nusa merasa lapar yang sangat. Nusa berkehendak mencari makanan di
hutan untuk menghemat bekal mereka yang tidak seberapa. Nusa lalu mengajak adik
iparnya menuju hutan.

Nusa menemukan telur yang cukup besar. Sekitar dua kali ukuran telur angsa. Nusa tidak
mengetahui telur apa yang ditemukannya itu. Ia kemudian merebus telur itu dan
memakannya sendirian karena istri dan adik iparnya tidak mau memakannya. Istrinya
bahkan menyarankan agar Nusa tidak memakan telur itu. Namun, Nusa tetap bersikeras
untuk memakannya.

Di tengah malam, Nusa terbangun dari tidurnya. Ia merasakan tubuhnya gatal luar biasa. Di
sekujur tubuhnya juga terlihat bintik- bintik kemerah-merahan. Nusa telah menggaruk
bagian-bagian tubuhnya, namun tidak juga mereda rasa gatal yang dirasakannya. Segera
dibangunkannya istri dan adik iparnya untuk membantunya menggaruk. Namun demikian,
Nusa tetap merasa gatal. Berbagai cara telah dilakukan, tetap juga rasa gatal yang
dirasakan Nusa itu tidak juga berkurang. Adik ipar Nusa yang kebingungan lantas mencari
bantuan ke perkampungan terdekat.

Keesokan paginya tubuh Nusa mengalami perubahan yang sangat mengejutkan. Bintik-
bintik berwarna kemerah-merahan di sekujur tubuh Nusa telah berubah menjadi sisik-sisik.
Tubuh Nusa dari bagian perut hingga kaki telah juga memanjang hingga menyerupai
bentuk naga. Hanya bagian wajah hingga dadanya saja yang masih menyerupai manusia.
Dalam keadaan seperti itu Nusa pun berujar pada istrinya, "Aku rasa, semua yang terjadi
pada diriku ini bermula dari telur yang kumakan. Telur itu tentu telur naga. Sungguh, aku
menyesal karena tidak mendengarkan nasihatmu. Namun, bagaimanapun halnya,
penyesalanku tidak lagi berguna. Tuhan telah menakdirkan aku menjadi naga. Aku harus
menerima takdirku ini"

Istri Nusa hanya bisa bersedih hati mendapati kejadian yang menimpa suaminya.
Sementara warga yang dimintai tolong adik ipar Nusa akhirnya berdatangan. Mereka
terheran-heran mendapati wujud Nusa tanpa bisa melakukan suatu tindakan apapun untuk
menolong Nusa.

Di hadapan semuanya, Nusa berpesan, malam nanti akan turun hujan yang sangat lebat
disertai angin badai yang dahsyat. Guntur dan petir akan sambar-menyambar: Air sungai
Rungan akan meluap hingga membanjiri daerah-daerah di sekitar sungai Rungan itu. Nusa
juga berpecan agar istrinya, adik iparnya, dan juga segenap warga mengungsi ke daerah
yang aman. Nusa lantas meminta agar tubuhnya yang telah berubah menjadi naga dengan
panjang lebih dari tiga kali pohon kelapa itu digulingkan ke sungai. Ia tidak tahan dengan
terik panas sinar matahari. Naga jelmaan Nusa itu lantas berenang menuju muara Sungai
Kahayan.
Pesan Nusa terbukti benar. Pada malam harinya keadaan di daerah itu persis seperti yang
dipesankan Nusa. Hujan turun sangat deras, angin badai dahsyat menerjang, diiringi guntur
dan petir yang sambung-menyambung. Permukaan Sungai Rungan terus meninggi dengan
cepat. Banjir pun terjadi. Ketinggian air di daerah itu bahkan melebihi tingginya pepohonan.
Istri Nusa, adik ipar Nusa, dan warga yang mendengarkan pesan Nusa dapat selamat
setelah mengungsi di tempat yang aman.

Banjir besar di Sungai Rungan menyebabkan tubuh Nusa terbawa arus hingga akhirnya ia
tiba di Sungai Kahayan. Sebelum menuju lautan luas, Nusa berkehendak berdiam di
sebuah teluk yang dalam. Ia pun memangsa ikan-ikan yang berada di teluk itu. Ikan-ikan
yang berdiam di muara Sungai Kahayan itu menjadi cemas dengan kehadiran Nusa.
Dengan nafsu makannya yang luar biasa, para ikan khawatir, Nusa akan memangsa
mereka semua. Para ikan lantas bertemu dan berunding untuk mencari cara agar terbebas
dari malapetaka yang diakibatkan Nusa itu. Ikan saluang tampil dengan rencananya yang
akhirnya disetujui oleh para ikan.

Ikan saluang lalu menghampiri Nusa untuk mewujudkan rencananya. Ia sebutkan kepada
Nusa, bahwa di laut luas ada seekor naga besar yang hendak menantang Nusa. Katanya,
"Tuan Naga, naga di laut itu ingin mengadu kesaktian dengan Tuan untuk membuktikan
siapa naga terkuat."

Nusa sangat geram mendengar laporan ikan saluang. "Seberapa besar naga di taut itu?"
tanyanya.

"Sesungguhnya naga itu tidak sebesar Tuan Naga," jawab ikan saluang. "Namun
keberaniannya sungguh luar biasa tinggi. Ia sangat terusik dengan kehadiran Tuan Naga di
muara Sungai Kahayan ini. Menurut kabar yang saya dengar, naga itu tengah menuju ke
muara Sugai Kahayan ini untuk menyerang Tuan Naga!"

Bertambah-tambah kegeraman Nusa. Ingin segera didatanginya naga itu dan mengadu
kekuatan dengannya. Namun, ikan saluang menyarankan agar Nusa menunggu saja di
muara Sungai Kahayan itu. "Hendaklah Tuan Naga menyimpan tenaga untuk menghadapi
naga besar itu di tempat ini. Jika Tuan Naga mencarinya di Laut luas, bisa jadi Tuan Naga
akan ketelahan. Bukankah naga itu bisa
mengalahkan Tuan Naga jika Tuan Naga ketelahan?"

Nusa setuju dengan saran ikan saluang. Berhari-hari Nusa terus menunggu kedatangan
naga besar dari taut dengan sikap waspada. Selama menunggu itu ia tidak berani tidur. Ia
khawatir naga di laut itu akan menyerangnya ketika ia tengah tertidur. Karena telah berhari-
hari tidak tidur, Nusa menjadi sangat mengantuk. Tertidurlah ia tak lama kemudian.

Ketika mengetahui Nusa tertidur, ikan saluang mendekati ekor Nusa. Berteriaklah ia
sekeras¬kerasnya, "Bangun Tuan Naga! Musuhmu telah datang! Musuhmu telah datang!"

Nusa terperanjat mendengar teriakan ikan saluang. Cepat ia memutarkan kepalanya.


Gerakannya yang tiba-tiba itu membuat air sungai bergolak-golak. Ia menyangka
bergolaknya air sungai itu disebabkan kedatangan musuhnya yang akan menyerangnya.
Padahal, bergolaknya air itu disebabkan oleh gerakan ekornya sendiri. Nusa langsung
menyerang. Digigitnya ekornya sendiri yang disangkanya musuhnya itu hingga ekornya
terputus!

Nusa menjerit kesakitan ketika ekornya putus. Ikan saluang segera memanggil ikan-ikan
lainnya untuk menggigiti luka pada tubuh Nusa. Nusa yang tidak berdaya kian kesakitan
akibat gigitan ikan-ikan itu. Kekuatan tubuhnya terus melemah dan ia pun akhirnya tewas
setelah kehabisan darah. Seluruh ikan terus memangsa dagingnya hingga hanya tersisa
tulang-belulang Nusa.

Tulang-belulang Nusa akhirnya tertimbun oleh lumpur dan tanah. Aneka pepohonan
kemudian tumbuh di tempat itu hingga akhirnya terbentuk sebuah pulau. Warga menyebut
pulau di muara Sungai Kahayan itu dengan nama Pulau Nusa.

Pesan Moral dari Kumpulan-Kumpulan Cerita Rakyat : Legenda Pulau Nusa adalah kita
hendaklah mendengarkan saran dan nasihat orang lain demi kebaikan diri kita sendiri.
Orang yang keras kepala dengan mengabaikan saran kebaikan akan merasakan kerugian
sendiri di kemudian hari.

3. Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara Indonesia :


Legenda Batu Menangis
Cerita Rakyat Legenda Nusantara Batu Menangis

Syahdan hiduplah seorang janda miskin pada masa lampau, Mak Dasah namanya. Ia
tinggal

di sebuah gubug reyot di pinggir hutan. Mata pencahariannya sehari-hari adalah bekerja di
ladang sempit peninggalan mendiang suaminya. Sepulang dari berladang, Mak Dasah
biasa mencari kayu bakar di hutan. Kayu-kayu bakar itu lantas dijualnya di perkampungan
penduduk yang jauh letaknya dari tempat tinggalnya.

Mak Dasah mempunyai seorang anak gadis. Jelita namanya. Sesuai namanya, wajah Jelita
amatlah cantik. Sayang, Jelita sangat pemalas. Hari-harinya dihabiskannya untuk
berdandan dan bercermin. Ia sangat mengagumi kecantikan dirinya. Meski berulangu kali
Mak Dasah mengingatkan agar dia merubah kelakuannya itu, namun Jelita

enggan menuruti nasihat ibunya. Ia tetap sangat malas, enggan membantu kerepotan
ibunya.

Selain pemalas, Jelita juga sangat manja. Apapun yang dikehendakinya harus dituruti
ibunya. Jika tidak dituruti, Jelita akan marah¬marah. Meski begitu buruk kelakuan anaknya,
Mak Dasah tetap sayang dengan anak perempuannya itu. Meski sangat kerepotan, namun
Mak Dasah akan berusaha sekuat tenaga untuk memenuhi setiap permintaan Jelita.
Namun, Jelita senantiasa meminta dan terus meminta, dia tidak peduli dengan keadaan
ibunya.
Pada suatu hari Mak Dasah mengajak Jelita ke pasar. Jelita mau diajak ke pasar dengan
mem¬berikan syarat, "Aku tidak mau berjalan bersama dengan Ibu. Ibu harus berjalan di
belakangku." Mak Dasah terpaksa menuruti permintaan

anak gadisnya itu.

Jelita berangkat ke pasar dengan mengenakan pakaian terbaru sekaligus terbaik yang
dimilikinya. Ia juga berdandan secantik-cantiknya seperti jika ia hendak menghadiri sebuah
pesta. Ia lantas berjalan di depan ibunya yang mengenakan pakaian lusuh. Ibu dan anak itu
begitu jauh berbeda dalam penampilan hingga orang yang tidak mengenal mereka tentu
tidak akan menyangka jika mereka sesungguhnya ibu dan anak.

Tersebutlah seorang pemuda yang bertanya pada Jelita, "Wahai gadis cantik, apakah
wanita berbaju lusuh yang berjalan di belakangmu itu ibumu?"

Jelita sejenak memandang pemuda yang bertanya padanya Tampan wajah pemuda itu.
Melihat ketampanan pemuda itu, Jelita tiba-tiba merasa sangat malu mengakui Mak Dasah
selaku ibu kandungnya. "Bukan!" katanya. "Ia bukan ibuku, melainkan pembantuku."

Betapa sedih dan sakit hati Mak Dasah ketika mendengar jawaban anak perempuannya.
Dinasihatinya agar Jelita tidak berani lagi berkata seperti itu. "Jelita, anakku. Aku ini ibumu,
orang yang melahirkanmu. Sungguh, sangat durhaka kelakuanmu jika engkau berani
menganggapku sebagai pembantumu! Sadarlah engkau, wahai anakku."

Namun, Jelita tak menganggap nasihat ibu¬nya. Ia bahkan kian menjadi-jadi. Kepada
orang-orang yang bertanya padanya selama dalam perjalanan itu, Jelita senantiasa tegas
menjawab jika perempuan tua yang berjalan di belakangnya itu adalah pembantunya.

Hati dan perasaan Mak Dasah sangat seperti teriris sembilu. Ketika ia tidak lagi dapat
menahan kesakitan hatinya, berdoalah Mak Dasah, kepada Tuhan, "Ya Tuhan, hamba
tidak lagi menahan penghinaan anak harnba ini! benar telah membatu hati anak hamba ini,
karena itu, Ya Tuhan, hukumlah anak hamba durhaka itu menjadi batu!"

Doa Mak Dasah dikabulkan.

Tak berapa lama kemudian kedua kaki Jelita berubah menjadi batu. Jelita sangat takut.
Betapa mengerikannya perasaan yang dialaminya ketika mendapati kedua kaki berubah
menjadi batu. la kian ketakutan mendapati pinggangnya pun berubah membatu. Sadarlah
ia, semua itu terjadi karena kedurhakaan besarnya kepada ibunya. Maka dia pun berteriak-
teriak, "Mak, ampuni aku! Ampuni aku! Ampuni kedurhakaan anakmu ini, Mak"

Namun, semuanya telah terlambat bagi Jelita. Mak Dasah hanya terdiam. Sama sekali Mak
Dasah tidak berusaha mengabulkan permohonan anaknya yang telah berbuat durhaka
terhadapnya. Ia merasa telah cukup mengalami penderitaan yang diakibatkan anaknya itu.
Hingga akhirnya seluruh tubuh Jelita berubah menjadi batu.

Batu jelmaan Jelita itu terus meneteskan air seperti air mata penyesalan yang menetes dari
mata Jelita. Orang-orang yang mengetahtui adanya air yang terus menetes dari batu itu
kemudian menyebutnya Batu Menangis

Pesan Moral Dari Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara Indonesia Batu Menangis adalah
Durhaka terhadap kedua orang tua akan berbuah kemurkaan Tuhan kepada pelakunya.
Kita hendaknya senantiasa menghormati orangtua dan patuh terhadap nasihat mereka.
Koleksi Cerita Rakyat Indonesia : Kisah
Pangeran Suta dan Raja Bayang

Cerita Rakyat Indonesia Kisah Pangeran Suta

Pada zaman dahulu, di Kerajaan Indragiri yang berkedudukan di Japura. Kerajaan Indragiri
yang di pimpin oleh seorang Raja yang sangat bijaksana dan adil bernama Sultan Hasan.
Selama masa pemerintahannya, rakyat hidup dengan damai dan aman. Selain ia seorang
Raja yang sangat arif, ia juga mempunyai seorang Putri yang sangat cantik jelita yang
bernama Putri Halimah. Kerena kecantikannya terkenal sampai keberbagai negeri.

Suatu hari, datanglah seorang Raja yang bernama Raja Bayang. Ia datang ke Kerajaan
Indragiri di temani oleh ketiga orang saudaranya yang bernama Raja Hijau, Raja Mestika
dan Raja Lahis. Keempat Raja tersebut datang dengan pengawal yang sangat gagah
perkasa.

Kedatang mereka ke Kerajaan Indragiri membuat kekacauan dan perilakunya sungguh


tercela. Tindakan mereka dan pasukkannya yang bertindak semena-mena membuat rakyat
sangat ketakutan.

Mendengar keempat Raja tersebut membuat kekacauan dan membuat rakyat resah, Raja
Sultan Hasan sangat sedih dan gelisah. Ia pun segera memanggil seluruh menterinya untuk
bermusyawarah. Raja pun bertanya bagaimana menghadapi Raja Bayang dan pasukannya
tersebut. Semua menteri pun sangat kebingungan. Karena mereka sangat tangguh dan
sudah terbiasa hidup dalam rimba.
Beberapa hari kemudian, Rombongan Raja Bayang di Japura. Raja Hasan sebenarnya
sangat marah karena, Raja Bayang dan pasukannya sudah membuat kekacauan. Namun,
ia tetap menyambutnya dengan sopan dan tidak menunjukkan kemarahannya.

‘’ Raja Bayang! Apa maksud dari kedatanganmu ke Kerajaanku?’’ Tanya Raja Hasan tegas.

‘’ Kedatangan ku kesini , tidak lain untuk meminang Putrimu yang sangat cantik!’’ jawab
Raja Bayang dengan angkuh.

Raja Hasan sangat terkejut mendengar jawaban dari Raja Bayang. Pinangan tersebut
langsung di tolak mentah-mentah. Raja Bayang pun sangat marah dengan penolakkan
Raja Hasan. Wajahnya pun berubah menjadi merah terbakar.

‘’ Hei kau Raja Hasan yang sangat bodoh! kau akan menyesal karena sudah menolak
pinanganku!’’ jawab Raja Bayang dan pergi meninggalkan Istana.

Suatu hari, Raja Bayang kembali dengan pasukannya. Ia pun membawa persenjataan yang
sangat lengkap. Mereka pun segara menyerang Kerajaan Indragiri. Kerajaan Indragiri
diporak-porandakan dalam waktu yang sangat singkat. Raja Hasan pun mengerahkan
seluruh pasukkannya untuk melawan pasukkan dari Raja Bayang. Namun, mereka tidak
mampu menandingi pasukan Raja Bayang yang sangat kuat. Akhirnya, Raja Hasan dan
pasukkannya terpaksa meninggalkan Japura. Dan berembunyi ketempat yang aman
bernama Gaung.

Dalam persembunyianya tersebut, Raja Hasan dan menteri serta para pasukkanya yang
masih selamat berkumpul dan bermusyawarah untuk merebut kembali Kerajaan Indragiri
dari tangan Raja Bayang.

‘’ Baginda! Prajurit banyak sekali yang tewas di tengah pertarungan. Pasukkan kita semakin
sedikit.’’ Kata seorang Menteri yang menghampiri Raja.

‘’ Kau benar, banyak Prajurit tewas dalam pertempuran! Apa yang haru kita lakukan
sekarang?’’ Tanya Raja gelisah.

‘’ Baginda, Hamba pernah mendengar, ada seorang Pangeran yang sangat baik budi
pekertinya dan kemampuannya sangat tidak di ragukan lagi dalam medan pertempuran.’’
Jelas seorang menteri.
‘’ Siapa nama Pangeran tersebut?’’ Tanya Raja Hasan dengan penasaran.

‘’ Kami tidak tahu persis siapa namanya. Namun, kami mendengar orang-orang
menyebutnya Pangeran Suta.’’ Jawan Menteri tersebut.

Setelah berunding. Akhirnya, mereka sepakat untuk mencari Pangeran Suta. Keesokan
harinya. Raja mengutus Datuk Tumenggung, ia pun segera berangkat dengan sebuah
kapal kecil. Berhari-hari berlayar. Akhirnya, Datuk Tumenggung sampai di perairan Jambi.
Ia pun menanyakan keberadaan Pangeran Suta. Ia pun mendapat informasi bahwa
Pangeran Suta berada di Selat Malaka.

Datuk Tumenggung berkeliling setibanya di Selat Malaka untuk mencari Pangeran Suta.
Suatu hari, ia pun berhasil menemukan Pangeran Suta. Datuk Tumenggung pun langsung
menceritakan kesulitan yang di hadapi Kerajaan Indragiri. Setelah menjelaskan panjang
lebar. Akhirnya, Pangeran Suta bersedia untuk membantu Kerajaan Indragiri. Mereka pun
akhirnya berangkat ke Gaung.

Mereka pun akhirnya sampai di Gaung. Kedatangan Pangeran Suta, di sambut dengan baik
oleh Raja Hasan. Keesokan harinya, Pangeran Suta mulai menyiapkan alat-alat untuk
berperang. Ia pun melatih Prajurit Indragiri. Pada awalnya Raja Hasan beserta pasukkanya
berkecil hati untuk menerima kekalahan. Namun, kedatangan Pangeran Suta membuat
mereka kembali bersemangat.

Suatu hari, setelah semua pasukkan siap untuk berperang. Mereka kembali ke Japura
untuk melawan Raja Bayang.

Pertempuran pun terjadi. Pertempuran berlangsung sampai berhari-hari. Kedua Kerajaan


sama-sama kuat. Namun, Pasukkan Raja Bayang mulai kewalahan. Banyak pasukannya
yang tewas dan luka-luka. Akhirnya, Raja Banyang dan ketiga saudaranya memutuskan
untuk bersembunyi kedalam hutan yang lebat. Namun, pangeran Suta tetap
memerintahkan pasukannya untuk menejar mereka.

Melihat pasukan dari Raja Hasan terus mengejar. Mereka terus di buru Pangeran Suta.
Akhirnya, mereka kehilangan tenaga. Mereka pun terluka semakin parah.

Keempat Raja yang sangat sombong tersebut pulang ke negerinya dengan menanggung
rasa malu karena kekalahan. Pangeran Suta kembali ke Japura. Ia pun menemput Raja
Hasan dari Gaung. Raja Hasan sangat berterima kasih, karena Pangeran Suta lah yang
menolongnya dalam kesulitan. Ia pun berniat untuk menikahkan Putrinya dengan Pangeran
Suta.

Mendengar permintaan tersebut, Pangeran Suta sangat senang. Akhirnya, seluruh rakyat
pun sibuk mempersiapkan pernikahan Pangeran Suta dan Putri Raja Hasan. Mereka sibuk
membersihkan istana. Acara pernikahan pun berlangsung dengan sangat meriah.
Pangeran Suta akhirnya, menjadi Raja Japura. Pangeran Suta dan Putri hidup sangat
bahagia. rakyat pun kembali aman, damai dan makmur.

Pesan moral dari Cerita Rakyat Indonesia : Kisah Pangeran Suta adalah jangan jadi
anak nakal yang suka mengganggu orang lain. Orang yang yang baik dan suka
membantu akan disukai oleh semua orang.
Contoh Cerita Rakyat Nusantara : Kambing
Tua yang Bijaksana

Contoh Cerita Rakyat Nusantara Kambing Tua yang Bijaksana

Pada suatu hari, Induk Kambing mengajak anaknya untuk mencari makan bersama.
Namun, tiba-tiba datanglah seekor Serigala menerkam sang anak dan segera
membawanya pergi dari pandangan sang Induk. Induk Kambing hanya menangis dan
menangis.

Akhirnya, ia pergi menemui Kambing Tua yang sangat bijaksana untuk meminta nasihat.

‘’ Tuan, anakku baru saja di terkam oleh Serigala. Bagaimana aku dapat menyelamatkan
anakku?’’ kata Induk Kambing menangis

Kambing Tua pun terus berpikir dan berpikir. Akhirnya, ia pun mendapatkan sebuah ide.
Kambing Tua pergi ke sebuah tebing yang sangat tinggi dan mulai memanjatnya. Pada
awalnya, ia pun terjatuh. Tapi, lama-lama ia pun berhasil memanjatnya.

Di atas tebing, ia tidak menemukan rumput. Ia hanya melihat lumut. Ia pun mencoba
memakannya. Pada awalnya, makanan tersebut terasa aneh untuk di makan. Namun, lama
kelamaan Kambing Tua pun terbiasa untuk memakannya.

Ia pun segera kembali kerumah, dan pada keesokan harinya. Ia pun mengajak para
Kambing untuk tinggal di tebing. Ia juga mengajarkan mereka bagaimana caranya
memanjat. Tidak menunggu waktu yang terlalu lama. Akhirnya, para Kambing tinggal di
tebing tersebut.
Pada suatu hari, Serigala keluar dari sarangnya. Perutnya terasa sangat lapar. Ia pergi
mencari makanan favoritnya, yaitu daging Kambing segar. Namun, ia sangat terkejut
karena tidak menemukan satu ekor Kambing di padang rumput tempat biasa ia menangkap
makanan favoritnya tersebut.

‘’ Pergi kemana semua Kambing ini?’’ Serigala bertanya pada dirinya sendiri.

Ia pun melanjutkan perjalanan untuk mencari para Kambing tersebut. tiba-tiba, ia melihat
para Kambing di atas sebuah tebing.

‘’ Apa yang sedang kalian lakukan di atas tebing?’ Tanya Serigala.

‘’ Kami semua sekarang tinggal disini! Dan sekarang kamu tidak dapat memakan kami satu
persatu. Cukup anakku yang menjadi makanan trakhirmu!’’ jawab Induk Kambing.

Serigala pun mencoba untuk memanjat tebing tersebut. Tapi, usahanya sia-sia. Ia selalu
terjatuh dan terjatu. Melihat usaha Serigala yang selalu gagal untuk memanjat. Para
Kambing pun menertawakan Serigala.

Karena merasa di ejek oleh para Kambing tersebut. ia pun menyuruh Kambing-kambing
untuk turun dari tebing.

‘’ Cepatlah turun. Di sini banyak sekali rumput segar.’’ Kata Seigala marah dan menggeram.

‘’ Kau saja yang memakan rumput segar tersebut. makanan itu lebih cocok untuk mu.’’ Kata
Kambing tua, dan di sambut tawa seluruh Kambing.

Serigala sangat marah. Ia pun mencoba kembali untuk memanjat tebing. Namun, usahanya
tetap sia-sia. Akhirnya, ia pun dengan perasaan marah dan kecewa ia pergi meninggalkan
tempat tersebut. para Kambing tetap tinggal padang rumput. Dan tidak pernah di ganggu
Serigala lagi, karena Serigala berpikir para Kambing tetap tinggal di atas tebing tersebut.

Pesan moral dari Contoh Cerita Rakyat Nusantara : Kambing Tua yang Bijaksana
adalah gunakan pikiran yang jernih untuk bisa memecahkan masalah. Selain itu untuk
mencapai tujuan yang besar kadang kita memang harus berjuang dan berkorban terlebih
dahulu.
Contoh cerita rakyat pendek NTT : Kisah Bete
Dou
Dikisahkan, ada seorang gadis jelita, putri seorang raja, bernama Putri Bete Dou, di
Kerajaan Nusa Tenggara Timur. Ia hidup seorang diri di rumah pohon di dalam hutan.
Suatu malam ia kedatangan tamu tak diundang.

"Siapa di luar? Ada apa gerangan datang ke mari?" Tanya Putri dari balik pintu. "Aku putra
raja Kerajaan Loro. Namaku Mare Loro," jawab Mare Loro.

"Suaramu sangat merdu, aku senang mendengarnya. Bolehkah aku masuk?" lanjut Mare
Loro penuh kekaguman dan harapan.

Putri Bete Dou merasa melayang perasaannya dipuja puji oleh seorang putra raja. Pintu
dibuka dan sejenak terdiam kaku seperti tersihir pesona wajah masing-masing.

Mereka berkenalan don sepakat untuk bertemu lagi. Hari demi hari hati mereka semakin
terpikat dan keakraban pun terjalin. Sampai pada akhirnya jalinan kasih terjadi di antara
mereka. Kesungguhan cinta mereka pun kemudian berujung pernikahan tanpa
sepengetahuan orang tua masing-masing. Mare Loro selalu mengunjungi istrinya di rumah
pohon setiap menjelang senja dan pulang kembali ke istana di pagi hari.

Suatu hari ayah Mare Loro jatuh sakit, sehingga tidak dapat mengunjungi istrinya sebulan
lamanya. Suatu ketika kakak Manek Bot datang ke rumah pohon. Tanpa sengaja melihat
pakaian laki-laki tergantung di dinding. Menek Bot sangat terkejut.

"Baju siapakah ini? Laki-laki mana yang berani menyentuhmu?" hardik Manek Bat.

"Ampun Kakanda. Itu baju suami adinda, Mare Loro, putra raja Kerajaan Loro. Kami telah
menikah." Putri Bete Dou berusaha menjelaskan.

Manek Bot sangat terkejut dengan jawaban adiknya, bagai disambar petir di siang bolong.
Wajahnya memerah dengan tubuh sedikit bergetar menahan marah.
Contoh cerita rakyat pendek NTT

"Turunlah Bete Dou, Kau telah membuat malu kerajaan!" teriak Manek Bot. Putri Bete Dou
turun. Baru sampai di anak tangga kesatu, tendangan keras membuatnya tersungkur ke
tanah. Putri Bete Dou meregang nyawa. Manek Bot sangat terkejut.

Apa yang dialami Putri Bete Dou terasa oleh Mare Loro dan segera menemuinya. Ketika
tiba di rumah pohon sang istri sudah tidak bernyawa lagi.

Dengan kesaktiannya ia membawa serta jenazah istrinya terbang ke Kerajaan Low. Manek
Bot tersentak dan tidak percaya melihat laki-laki muda tampan membawa terbang jenazah
adiknya.

Setiba di istana, Mare Loro mengobati istrinya. Kesaktian Mare Loro dan kemurahan Sang
Maha Pencipta menghidupkan kembali Putri Bete Dou. Mereka berdua pun menyadari
segala kesalahan, mohon ampun dan minta restu kedua orang tua. Pertama mereka
mendatangi orang tua Mare Loro. Mereka diampuni dan direstui, karena telah berkata jujur
dan menyadari kesalahan. Kemudian mereka berangkat menuju Kerajaan Wefulan,
menemui orang tua Putri Bete Dou.

"Ampuni Ananda, Ayahanda dan Ibunda." Putri Bete Dou dan Mare Loro langsung bersujud
di kaki kedua orang tua Putri Bete Dou.

"Restuilah pernikahan kami," lanjut Putri Bete Dou.

"Ampuni Adinda wahai Kakanda. Adinda sadar telah melukai hati Kakanda..." Putri Bete
Dou pun beringsut menghampiri kakaknya dan memohon maaf. Raja Wefulan dan
permaisuri iba melihat kesungguhan putrinya. Raja dapat merasakan cinta Putri Bete Dou
dan Mare Loro sangat tulus. Restu pun diberikan. Demikian juga Manek Bot tidak lagi
memendam amarah dan benci kepada adiknya. Semenjak itu, kebahagian telah menjadi
milik mereka bersama.

Pesan moral dari Contoh cerita rakyat pendek NTT : Kisah Bete Dou adalah berpikir
sebelum bertindak akan membawa kebahagiaan dan keselamatan. Restu orangtua adalah
pembawa kebahagiaan dan keselamatan.
Cerita Rakyat dari Yogyakarta : Asal Mula
Gunung Merapi
Konon, Pulau Jawa memiliki tanah yang miring dan tidak rata. Untuk itu, para dewa di
khayangan ingin menyeimbangkan Pulau Jawa dengan meletakkan sebuah gunung di
tengah Pulau Jawa. Akhirnya, diputuskan untuk memindahkan Gunung Jamurdipa yang
letaknya di Pantai Selatan ke daerah sekitar perbatasan Kabupaten Sleman, Boyolali, dan
Klaten.

Di tempat akan diletakkannya Gunung Jamurdipa, tinggallah dua orang empu sakti
pembuat keris bernama Empu Rama dan Empu Pamadi.

Dalam membuat keris, mereka tidak pernah menempa besi menggunakan palu atau
landasan logam, tetapi langsung dengan tangan dan paha mereka sebagai alasnya.

Kemudian, para dewa mengutus Batara Narada dan Dewa Penyarikan untuk menemui
kedua empu tersebut dan meminta mereka untuk pindah dari sana agar tidak tertindih oleh
gunung yang baru.

Kedua utusan khayangan itu turun ke bumi. Mereka menyampaikan pesan para dewa
kepada kedua empu tersebut.

"Terima kasih atas kedatangan kalian, tetapi mohon maaf kami tidak bisa pindah dari sini,
karena jika kami berpindah-pindah itu tidak baik bagi kualitas keris buatan kami," jawab
Empu Rama.

Batara Narada dan Dewa Penyarikan mencoba kembali menasihati kedua empu, "Namun,
jika hal ini tidak kalian dilakukan, Pulau Jawa akan semakin miring:"

Kedua empu sakti ini tetap pada pendirian mereka dan menolak untuk pindah.

Hal ini membuat Batara Narada dan Dewa Penyarikan marah. Terjadilah pertengkaran
yang dilanjutkan dengan pertarungan di antara keempatnya.

Kesaktian Empu Rama dan Empu Pamadi lebih tinggi, Batara Narada dan Dewa
Penyarikan dapat terpukul mundur.
Dewa-dewa di khayangan murka ketika Batara Narada dan Dewa Penyarikan pulang
dengan tangan hampa.

"Kedua empu itu memang keras kepala! Kalau begitu, kita tidak usah memperhitungkan
mereka. Segera tiupkan Gunung Jamurdipa sekarang juga!" perintah Batara Guru.

Dewa Bayu lalu meniup Gunung Jamurdipa, sehingga terempas dan jatuh tepat di atas
perapian kedua empu tersebut. Empu Rama da Empu Pamadi tewas tertindih gunung
tersebut. Perapian tempat kedua empu tersebut kemudian berubah menjadi kawah.
Akhirnya, gunung tersebut disebut dengan Gunung Merapi, karena letaknya persis di lokasi
perapian kedua empu pembuat keris itu.

Catatan yang bisa dipetik berdasarkan Cerita Rakyat dari Yogyakarta : Asal Mula
Gunung Merapi adalah gunung merapi yang berada di bagian tengan pulau jawa ini
merupakan gunung teraktif di Indonesia. kawasan hutan di sekitar puncaknya menjadi
kawasan taman nasional gunung merapi sejak tahun 2004

Cerita Rakyat Yogyakarta : Asal Usul Gubug Rubuh

Di Daerah Istimewa Yogyakarta ada sebuah dusun yang bernama Gubukrubuh. Letaknya di
wilayah Kabupaten Gunung Kidul. Ada cerita di balik nama dusun tersebut yang
berhubungan dengan sebuah kejadian pada masa lalu.

Saat itu, Kerajaan Majapahit dipimpin oleh Prabu Brawijaya V. Salah satu permainsurinya
bernama Putri Campa yang merupakan persembahan dari Kerajaan Tiongkok. Oleh karena
adanya pertentangan di dalam kerajaan, Prabu Brawijaya V mengasingkan Putri Campa
yang ketika itu sedang mengandung anaknya. Prabu Brawijaya V meminta putra dari salah
satu selirnya, Arya Damar, untuk menikahi Putri Campa dan membawanya pergi. Beberapa
bulan setelahnya, Putri Campa melahirkan seorang anak laki-laki dari hasil perkawinannya
dengan Prabu Brawijaya V yang kemudian dikenal dengan nama Raden Patah.

Kemudian, Putri Campa menikah dengan Arya Damar dan memperoleh seorang putra
bernama Raden Kusen. Ketika dewasa, Raden Kusen dan Raden Fatah pergi berguru
kepada Sunan Ampel di Surabaya. Setelah itu, dengan menyembunyikan jati dirinya,
Raden Kusen pergi ke Kerajaan Majapahit dan mengabdi di sana.
Kecakapan perilakunya membuat Raden Kusen dipercaya menjadi Adipati Terung di
Kerajaan Majapahit. Sementara itu, Raden Patah berhasil membuka sebuah pesantren
bernama Glagahwangi di Jawa Tengah.

Suatu saat, Raden Kusen mengajak saudara tirinya, Raden Patah, menemui Prabu
Brawijaya V. Kemudian, mereka menceritakan siapa mereka sebenarnya kepada Prabu
Brawijaya V

"Raden Patah ini adalah putra Baginda dari Putri Campo, sedangkan

hamba adalah anak tiri sekaligus cucu Baginda dari Arya Damar," ujar Raden Kusen.

Semula, Prabu Brawijaya V tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Namun, akhirnya
kedua orang ini dapat meyakinkannya. Lalu, Raden Patah diangkat menjadi Bupati
Glagahwangi yang sudah berganti nama menjadi Demak.

Dalam waktu singkat, di bawah kepemimpinan Raden Patah, Demak berubah menjadi
wilayah yang maju dalam perdagangan. Pelabuhannya menjadi tempat singgah pedagang-
pedagang muslim. Pada perkernbangannya, Raden Patch dapat memperluas
kekuasaannya dengan menaklukkan Semarang.

Raden Patah juga menyerang Kerajaan Majapahit dengan niat mengislamkan ayahanda
dan para pengikutnya. Namun, niatnya ini ditentang oleh Sunan Ampel. Raden Patah lalu
mengurungkan niatnya. Ketika Sunan Ampel meninggal dunia, keinginan tersebut muncul
kembali.
Cerita Rakyat dari Yogyakarta Asal Usul Gubug Rubuh

la berhasil menaklukkan Kerajaan Majapahit den mengislamkan penduduknya. Namun,


ayahanda dun pengikutnya melarikan diri karena tidak ingin diislamkan oleh putranya.

Saat pasukan Prabu Brawijaya V melarikan diri sampai ke wilayah Gunung Kidul, Raden
Patah terus melakukan pengejaran. Di pedalaman, pasukan Prabu Brawijaya V bermaksud
bersitirahat di sebuah gubuk untuk melepas lelah. Namun, ternyata pasukan Raden Patah
telah lebih dulu sampai di sana. Mereka berhasil menyergap pasukan Prabu Brawijaya V,
tetapi Prabu Brawijaya V berhasil melarikan diri.

Di gubuk tersebut Raden Patah membimbing pasukan ayahandanya untuk memeluk Islam.
Mereka diajarkan salat den ajaran-ajaran Islam lainnya. Sementara itu, Prabu Brawijaya V
melarikan diri sampai di pantai sebelah selatan Gunung Kidul. Ia putus asa dan tidak
melanjutkan lagi pelariannya. Prabu Brawi jaya V pun mengakhiri hidupnya di tempat itu.

Oleh masyarakat, daerah tempat pasukan Parabu Brawi jaya V memeluk agama Islam
dinamakan Gubukrubuh. Gubuk berarti rumah dan rubuh berarti rubuhnya badan ketika
sujud dalam salat.

Pesan moral cerita rakyat dari Yogyakarta Asal Usul Gubug Rubuh adalah Kita tidak
boleh, memaksakan sesuatu kepada orang lain. Segala sesuatu akan lebin baik jika
dilakukan dengan kesadaran.
Cerita Rakyat Jogja : Asal Usul Kali Gajah
Wong
Dahulu, ketika Kerajaan Mataram pernah berpusat di Kotagede, sebelah tenggara Kota
Yogyakarta. Kerajaan ini dipimpin oleh Sultan Agung yang mempunyai ribuan prajurit,
pasukan berkuda, pasukan gajah, dan abdi dalem.

Di antara abdi dalemnya, ada seorang laki-laki bernama Ki Sapa Wira yang bertugas
merawat gajah Sultan yang benama Kyai Dwipangga. Setiap hari, Kyai Dwipangga
dimandikan di sungai dekat Keraton Mataram. Gajah yang berasal dari negeri Siam
(Thailand) ini sangat menurut dan diperlakukan lembut oleh Ki Sapa Wira.

Pada suatu hari, Ki Sapa Wira tidak dapat menjalankan tugasnya memandikan Kyai
Dwipangga. Maka, ia meminta adik iparnya, Ki Kerti Pejok, untuk menggantikannya. "Kerti,
tolong mandikan Kyai Dwipangga. Aku tidak bisa, karena tanganku sedang sakit," kata Ki
Sapa Wira.

"Baiklah, tetapi bagaimana kalau Kyai Dwipangga tidak mau kusuruh berendam, Kang?"
tanya Ki Kerti

“Biasanya, aku tepuk kaki belakangnya dan kutarik buntutnya," jawab Ki Sapa Wira.

Ki Kerti Pejok mengangguk tanda mengerti. Ki Kerti pun berangkat bersama Kyai
Dwipangga. la tak lupa membawa dua buah kelapa untuk makan si gajah.

Sebuah kelapa dilemparkan ke Kyai Dwipangga Iangsung ditangkap gajah itu dengan
belalainya. Setelah dipecahkan di batu besar, kelapa itu Iangsung dilahapnya. Begitu juga
kelapa kedua.

Belum selesai Kyai Dwipangga menyantap kelapa kedua, Ki Kerti sudah menyuruh Kyai
Dwipangga untuk berjalan lagi.

Di sungai, Ki Kerti menyuruh Kyai Dwipangga untuk berendam. Ki Kerti pun mulai
memandikan gajah itu dengan menggosok badannya menggunakan daun kelapa. Setelah
bersih barulah digiringnya lagi kembali ke Keraton.
"Besok tolong mandikan lagi ya. la harus dimandikan setiap hari!" ujar Ki Sapa Wira ketika
Ki Kerti dan Kyai Dwipangga tiba. "Tetapi, jangan di kali sebelah hilir ya."

Cerita Rakyat Jogja Asal Usul Kali Gajah Wong

Keesokan harinya, Ki Kerti kembali menjemput Kyai Dwipangga. Saat itu cuaca mendung,
tetapi tidak turun hujan. Ternyata, sungai tempat biasa memandikan Kyai Dwipangga airnya
surut.

"Ah, mana mungkin bisa memandikan gajah di sini, berendam saja tidak bisa!" pikir Ki Kerti.
la pun membawa Kyai Dwipangga ke hilir.

"Nah, di sini lebih dalam. Biar kumandikan di sini saja. Dasar Sultan yang aneh, kenapa
selama ini tidak dimandikan di sini saja. Airnya lebih besar!" gerutu Ki Kerti sambil
menggosok Kyai Dwipangga.

Tiba-tiba banjir bandang datang dari arah hulu. Ki Kerti berteriak-teriak minta tolong sambil
melambai-lambaikan tangannya. la hanyut dan tenggelam bersama Kyai Dwipangga ke
Laut Selatan dan meninggal dunia.

Untuk mengingat kejadian tersebut, Sultan Agung menamakan sungai itu kali Gajah Wong,
karena menghanyutkan gajah dan orang (wong). Kali ini terletak di sebelah timur
Yogyakarta.

Pesan moral dari Cerita Rakyat Jogja : Asal Usul Kali Gajah Wong adalah jangan
mengabaikan atau meremehkan kata-kata orang lain.
Cerita Rakyat Roro Jonggrang | Dongeng
Candi Prambanan dari Yogyakarta
Dahulu kala, di Desa Prambanan, ada sebuah kerajaan yang dipimpin oleh Prabu Baka. la
memiliki seorang putri yang sangat cantik bernama Roro Jongrang.

Suatu ketika, Prambanan dikalahkan oleh Kerajaan Pengging yang dipimpin oleh Bandung
Bondowoso. Prabu Baka tewas di medan perang. Dia terbunuh oleh Bandung Bondowoso
yang sangatb sakti.

Bandung Bondowoso kemudian menempati Istana Prambanan. Melihat putri dari Prabu
Baka yang cantik jelita yaitu Roro Jongrang, timbul keinginannya untuk memperistri Roro
Jongrang.

Roro Jonggrang tahu bahwa Bandung Bondowoso adalah orang yang membunuh ayahnya.
Karena itu, ia mencari akal untuk menolaknya. Lalu, ia mengajukan syarat dibuatkan 1.000
buah candi dan dua buah sumur yang dalam. Semuanya harus selesai dalam semalam.

Bandung Bondowoso menyanggupi persyaratan Roro Jonggrang. Ia meminta pertolongan


kepada ayahnya dan mengerahkan balatentara roh-roh halus untuk membantunya pada
hari yang ditentukan. Pukul empat pagi, hanya tinggal lima buah candi yang belum selesai
dan kedua sumur hampir selesai.

Mengetahui 1.000 candi telah hampir selesai, Roro Jonggrang ketakutan.

"Apa yang harus kulakukan untuk menghentikannya?" pikirnya cemas membayangkan ia


harus menerima pinangan Bandung Bondowoso yang telah membunuh orangtuanya.
Cerita Rakyat Roro Jonggrang Dongeng Candi Prambanan

Akhirnya, ia pergi membangunkan gadis-gadis di Desa Prambanan dan memerintahkan


untuk menghidupkan obor-obor dan membakar jerami, memukulkan alu pada lesung, dan
menaburkan bunga-bunga yang harum. Suasana saat itu menjadi terang dan riuh.
Semburat merah memancar di langit dengan seketika.

Ayam jantan pun berkokok bersahut-sahutan. Mendengar suara itu, para roh halus segera
meninggalkan pekerjaan. Mereka menyangka hari telah pagi dan matahari akan segera
terbit. Pada saat itu hanya tinggal satu sebuah candi yang belum dibuat.

Bandung Bondowoso sangat terkejut dan marah menyadari usahanya telah gagal. Dalam
amarahnya, Bandung Bondowoso mengutuk Roro Jonggrang menjadi sebuah arca untuk
melengkapi sebuah buah candi yang belum selesai.

Batu arca Roro Jonggrang diletakkan di dalam ruang candi yang besar. Hingga kini, candi
tersebut disebut dengan Candi Roro Jonggrang. Sementara itu, candi-candi di sekitarnya
disebut dengan Candi Sewu (Candi Seribu) meskipun jumlahnya belum mencapai 1.000.

Pesan moral dari Cerita Rakyat Roro Jonggrang | Dongeng Candi Prambanan adalah
jangan memaksakan kehendak kita kepada orang lain, hormati apa yang menjadi
keinginan orang lain. Kita pun tidak akan suka jika dipaksa mengerjakan pekerjaan yang
tidak kita sukai.
1. Cerita Rakyat Fabel Nusantara Domba Kecil Dan Anjing
Gunung

Cerita Rakyat Fabel Nusantara Domba Kecil Dan Anjing Gunung

Suatu hari seorang gembala domba muda meninggalkan dombanya di sebuah padang
rumput yang di pagari oleh kayu untuk menghalangi mereka dari serangan kawanan anjing
gunung, merasa tenang dan aman akan dombanya pengembala itu pulang ke rumahnya
dan dia terkejut melihat seekor Domba kecil tertinggal dari kawanannya.

Lalu pengembala itu menempatkan domba kecil itu di atas sebuah atap gubuk yang terbuat
dari jerami padi, domba kecil itu berteriak memanggil ibunya namun karena jarak dari atap
gubuk ke padang rumput sangat jauh suara domba kecil itu tidak terdengar oleh ibunya.
Tapi teriakannya itu terdengar oleh seekor anjing gunung yang sedang mencari mangsa,
anjing itu segera mengikuti arah suara teriakan itu berasal sambil memperhatikan keadaan
anjing gunung itu melihat seekor domba kecil yang berdiri di atas atap gubuk.

Anjing gunung itu segera meloncat-loncat untuk menggapai atap gubuk itu namun dia tidak
berhasil, anjing gunung itu terus berusaha sekuat mungkin mencoba dan terus mecoba
meskipun gagal. Akhirnya anjing gunung itu lelah dan menyerah dia hanya bisa menatap
dan terus menggonggong ke arah domba kecil itu berharap domba kecil itu kaget dan jatuh
dari atap.

Namun domba kecil itu malah menyeringai kepada sang anjing gunung domba kecil itu lalu
mengejek anjing gunung yang mencoba menangkapnya namun tidak mampu
melakukannnya, Domba kecil itu terus mengejek karena berada di atas atap dan disitulah
timbul keberanian. Meskipun domba kecil itu tidak mau mengejek sang anjing gunung itu.

Anjing gunung itu memperhatikan tingkah laku domba kecil itu dengan sangat marah dan
dia berkata kepada domba kecil itu “Kuperhatikan dari tadi kau mengejeku aku
mendengarnya dengan sangat baik ruapanya kau sangat senang berada di atap sana”.
Kata sang anjing gunung.

“Aku tidak akan dendam padamu domba kecil karena jika bukan atap gubuk itu yang
menyelamatkan hidupmu coba saja kau banyangkan ketika berada di atas tanah mungkin
bukan ejekan yang akan kau katakana kepadaku”. Sang anjing gunung berkata kepada
domba kecil.

Akhirnya sang anjing gunung itupun pergi meninggalkan domba kecil itu disaat itu domba
kecil berpikir dan merenungkannya dalam hati apa yang telah dia lakukan kepada sang
anjing gunung adalah perbuatan yang tidak baik “Aku telah mengejek sang anjing gunung
itu karena aku berada di atas atap gubuk yang terbuat dari jerami ini, jika aku berada di
atas tanah dengan sang anjing gunung itu mungkin memang benar apa yang dikatakan
olehnya”. Domba kecil menggerutu dalam hati.

Sang domba itu menyesali perbuatannya dan domba kecil itupun berjanji tidak akan
mengulanginya.

Pesan Moral dari Cerita Rakyat Fabel Nusantara Domba Kecil dan Anjing Gunung
adalah ketika kita memiliki kelebihan, hendaknya kita tidak menyombongkannya.
2. Cerita Rakyat Fabel Nusantara Dua Tupai Dan
Seekor Ular Pohon

Cerita Rakyat Fabel Nusantara Dua Tupai Dan Seekor Ular Pohon

Di suatu kebun yang rindang berdekatan dengan daerah pertanian, terdapat pohon duren
yang sangat besar serta rindang, pohon itu selalu berbuah dengan sangat melimpah,
pohon itu adalah pohon yang paling tinggi di antara pohon-pohon lainnya.

Pada suatu pagi yang cerah ketika mentari menyinari kebun tersebut terlihat 2 ekor tupai
sedang berlari dari satu dahan ke dahan lain, meloncat dari satu pohon ke pohon yang lain,
mencari sebuah pohon yang rindang dan tinggi untuk dijadikan sarang mereka, dua ekor
tupai tersebut melihat pohon duren yang sangat tinggi dan rindang.

Kedua tupai itu mulai mendekati pohon tersebut dari arah yang berlawanan, mereka sangat
menginginkan pohon duren itu dijadikan sarangnya, setelah beberapa saat kedua tupai itu
sampai di pohon duren tersebut. Kedua tupai itu saling berhadapan, salah satu tupai itu
marah dia berbicara kepada tupai yang ada didepannya “Hei apa yang kau lakukan disini,
ini adalah sarang ku?”

Kemudian tupai yang berhadapan dengannya menjawab dengan berbohong “Ini adalah
sarangku, bukan sarangmu aku sejak dulu sudah tinggal di pohon ini”.

Kedua tupai itu saling memperbutkan pohon itu untuk dimilikinya, mereka adalah dua tupai
yang sombong dan suka berbohong. Pada akhirnya tupai itu berkelahi barang siapa salah
satu dari mereka kalah, maka dia harus meninggalkan pohon itu dan jangan kembali, dan
yang menang akan menjadi pemilik pohon tersebut.

Di pohon tersebut mereka berkelahi, mencakar menggigit dari dahan kedahan yang lain,
ketika mereka sibuk berkelahi di dahan lain terlihat sosok samar-samar mengamati
perkelahian tersebut, sosok itu bersembunyi di dahan yang penuh dengan dedaunan,
ternyata sosok itu adalah seekor ular pohon yang badannya berukuran lebih besar dari
pada ukuran tubuh tupai, warnanya hijau dan tubuhnya sangat panjang. Ular itu senang
ketika melihat dua ekor tupai sedang berkelahi, sambil mendesis dia berkata “Dasar dua
tupai bodoh dan sombong, mereka memperebutkan sebuah pohon hingga berkelahi, dan
tidak menyadari kehadiranku disini”.

Lalu ular itu melata berpindah tempat dengan tanpa disadari oleh kedua tupai itu, dia mulai
mencari tempat yang sangat pas untuk menyerang, setelah menemukan tempat itu ular
tersebut diam seolah olah tidak bergerak dan sekilas ular itu serupa dengan hijaunya daun,
ular itu menunggu dengan sabar untuk menyerang salah satu tupai tersebut.

Di dahan lain ke dua tupai itu terus berkelahi, akhirnya salah satu dari mereka mengaku
kalah, tubuh tupai yang kalah tersebut terlihat berdarah darah, dan kelelahan. Lalu tupai
yang menang dari perkelahian tersebut berkata “Hai tupai lemah, kini kau sudah
mengetahui akulah paling hebat disini, akulah jagoannya”. dengan sombong dia mengusir
tupai yang kalah itu sambil mengangkat badannya “Pergilah tupai lemah, disini adalah
sarangku dan akulah pemenangnya”.

Dengan sombong dan angkuh tupai itu bersuara seolah-olah dialah yang paling hebat,
sambil tertawa dia melihat tupai yang kalah dalam perkelahian itu pergi. Namun dia tidak
menyadari kehadiran sang ular yang sudah siap menyerang tupai sombong itu, ternyata
tempat tupai itu berada di belakang sang ular, tak ingin membuang kesempatan, ular itu
mengkerutkan tubuhnya lalu dia membuka mulutnya lebar-lebar terlihat ke dua gigi
depannya yang sangat lancip, seketika itu sang ular menggigit tupai tersebut, tupai itu
mencoba melepaskan diri dari ular tersebut namun apa daya bisa ular itu telah
melumpuhkan badannya.
Ketika itu tupai yang telah kalah dari perkelahian melihat kejadian tadi, dia hanya
tersenyum sambil meninggalkan tempat itu. Dia sadar jika dia selalu sombong dan angkuh
dia akan bernasib tidak baik seperti tupai itu.

Pesan Moral dari Cerita Rakyat Fabel Nusantara Dua Tupai Dan Seekor Ular Pohon
adalah Keserakahan dan kesombongan akan berakibat buruk bagi kita

3. Cerita Rakyat Fabel Nusantara Kambing yang Nakal

Cerita Rakyat Fabel Nusantara Kambing yang Nakal

Di sebuah desa yang tentram dan damai desa yang berada tepat dibalik sebuah gunung
yang menjulang tinggi, terdapat seorang peternak kambing yang memiliki banyak sekali
kambing. Kambing-kambing itu dirawat dengan sangat baik mereka terlihat sangat sehat
dengan badan yang gemuk diantara kambing kambing itu ada seekor kambing yang
badannya sangat besar dengan tanduk besar dan kuat bulunya sangat tebal dan terlihat
gagah.

Pada suatu hari peternak itu melepaskan kambing-kambingnya ke padang rumput luas dan
hijau, kambing kambing itu memakan rereumputan yang sangat segar namun ketika
mereka sedang asyik salah satu kambing yaitu kambing yang sangat besar dengan
tanduknya yang besar membuat kambing lainnya berlarian kambing besar itu menanduk-
nanduk kambing lainnya agar mereka tidak memakan rerumputan di padang itu. Hal itu
tidak diketahui oleh pemilik kambing tersebut karena ketika kambing-kambing itu
digembalakan di padang peternak itu meninggalkannya dan pada sore hari baru peternak
itu menggiring kambing-kambingnya ke kandang.

Dikala sore itu kambing besar itu masih saja menanduk-nanduk kambing lainnya sambil
mengunyah rumput di mulutnya, barulah hal itu diketahui oleh sang peternak lalu peternak
itu menggiring kambing-kambingnya ke kandang namun ketika di kandang petani itu
membawa tali dan pasak yang besar. Petani itu mengalungkan kambing besar itu kepatok
yang telah disiapkan olehnya.

Kambing itu tidak terlihat menyesal dengan perbuatannya malah dia mencoba melepaskan
diri dari pasak itu dengan menarik-narik pasak itu. Akhirnya kambing besar itupun mampu
melepaskan diri sambil menggantung tali dan patok di lehernya, dia mempertontonkan
kepada kambing-kambing lainnya bahwa dia bangga akan apa yang telah dia lakukan.

Esok harinya peternak itu kembali ke kandang untuk memeriksa dan menggiring kambing-
kambingnya ke padang rumput, dia kaget ketika pintu kandang dibuka ternyata kambing
besar itu melepaskan diri dari patok yang mengikatnya. Peternak itu membawa kambing
besar dan kambing-kambing lainnya ke padang rumput namun kambing besar itu di ikatkan
kepada patok yang lebih besar dan lebih berat lagi supaya kambing itu tidak lepas dari
ikatannya dan tidak mengganggu kambing lainnya yang sedang makan.

Setelah selesai mengikat kambing besar itu peternak itu meninggalkan ternaknya, kambing
besar itu mulai menggerak-gerakan lehernya menarik-narik patok yang telah ditancapkan
ke tanah dengan sekuat tenaga. Akhirnya patok itu lepas dan kambing besar itu terlepas
dari ikatannya kambing itu berlarian kesana kemari sambil menggusur-gusur patok besar
dia memperlihatkannya kepada kambing lainnya dengan penuh kebanggaan. Salah satu
kambing berkata kepada kambing besar itu “Kau sangat bangga berlarian kesana kemari
sambil menunjukan kalung patok yang melingkar di lehermu itu, padahal kalung dan balok
itu adalah simbol kenakalan mu yang sering menanduk-nanduk kambing lainnya, lebih baik
bangga karena perbuatan baik bukan bangga karena perbuatan nakal”.

Pesan Moral dari Cerita Rakyat Fabel Nusantara Kambing yang Nakal adalah
Janganlah kita berbangga hati dengan hal-hal buruk.
4. Cerita Rakyat Fabel Nusantara Kucing di Kandang
Ayam

Cerita Rakyat Fabel Nusantara Kucing di Kandang Ayam

Seekor kucing sedang tidur di sebuah kandang ayam yang dipenuhi oleh jerami kering saat
itu dalah dikala matahari hampir terbenam dimana para ayam kembali pulang dari kebun
tempat mereka mencari makanan. Kucing itu tidur dengan sangat pulasnya padahal kucing
itu tau bahwa tempat itu adalah bukan miliknya melainkan tempat untuk seekor ayam.
Hingga pada saat ayam telah tiba di kandangnya ayam itu kaget melihat seekor kucing
sedang tertidur pulas dan tenang.

Ayam itu kemudian membangunkan kucing itu perlahan supaya kucing itu tidak kaget dan
mencakar dirinya namun ketika kucing itu bangun kucing itu sangat kesal telah
dibangunkan dari tidurnya dia menggeram dan mencoba mengusir ayam itu ayam itu
berkokok sambil mengusir sang kucing namun kucing itu lebih marah karena sang ayam
berusaha mengusirnya.

Sang ayam berkata kepada sang kucing “Hei kucing kenapa kau menempati tempat tidurku
kenapa kau tidak tidur saja di tempat tidurmu?”.

Kucing menjawab “Siapa bilang ini tempat tidurmu siapapun yang tidur duluan di tempat ini
adalah miliknya. Cepat pergi dari sini kau hanya menggangguku sedang tidur!”
Sang ayam menjawab “Ini adalah tempat tidurku tempat ini dibuat khusus untukku kau
malah mengaku ini milikmu, bahkan kau malah memarahiku dan mengusirku itu adalah
perbuatan yang sangat tidak bijaksana!”.

“Apa kau ingin aku pergi dari tempat ini enak saja kau ini aku akan tetap disini dan jika kau
mencoba mengusirku aku akan menerkammu”.

Lalu dengan kesal sang ayam mengalah dan keluar dari kandang dia memilih mencari
tempat diluar untuk tidur setelah beberapa saat dia menemukan pohon yang dahannya
tidak terlalu tinggi lalu mencoba bertengger di dahan itu dan mencoba tidur dsana.

Beberapa saat kemudian pemilik kandang ayam itu datang menghampiri kandangnya ketika
dia masuk ke kandang ayam itu dia tidak melihat ayamnya berada dikandangnya dia hanya
melihat seekor kucing yang sedang tidur pulas. Lalu dia mencari ayamnya itu dia mencari
ayam itu di dekat kebun dan akhirnya dia menemukan ayamnya sedang bertengger di
dahan pohon yang tidak terlalu tinggi.

Ayam itu dia bawa ke kandangnya dan sekaligus membawa sebuah ranting kecil, setelah
itu dia masuk ke kandang dan langsung memukul kucing yang sedang tertidur pulas itu.
Ketika kucing itu dipukul kucing itu langsung terbangun dan lari terbirit-birit karena takut
dipukul lagi oleh pemilik ayam itu. Kemudian ayam itu diletakan dikandangnya.

Disisi lain kucing itu berpikir bahwa jika kita mengambil tempat milik orang lain kita akan
mendapatkan balasan yang setimpal. Kucing itu kini pergi mencari tempat untuk tidur
namun tempat itu bukan milik hewan lainnya.

Pesan Moral dari Cerita Rakyat Fabel Nusantara Kucing di Kandang Ayam adalah
janganlah mengakui hak milik orang lain menjadi hak milik kita.
5. Cerita Rakyat Fabel Nusantara Rubah Yang Rakus

Cerita Rakyat Fabel Nusantara Rubah Yang Rakus

Seekor rubah pergi berburu disebuah rawa yang penuh dengan hewan-hewan lain sedang
mencari makanan seperti burung-burung yang sangat menyukai ikan-ikan kecil. Rubah itu
mengendap-mendap mencari seekor burung besar untuk dijadikan makanannya di bawah
bayang-bayang rumput rawa rubah itu bergerak sekaligus mengamati mangsanya tidak
jauh dari tempat rubah itu berjalan munculah dari udara seekor burung bangau yang ukuran
tubuhnya yang sangat besar kepalanya panjang dan bulunya berwarna putih kakinya
panjang sehingga burung bangau itu terlihat tinggi dan menawan ketika mendarat dia
melihat kebeberapa arah untuk memastikan tempat itu tidak dihuni hewan seperti rubah
namun burung bangau itu tidak melihat kehadiran rubah yang bersembunyi pada rumput
rawa yang tinggi.

Rubah itu mulai mendekati dengan perlahan-lahan dan hampir-hampir langkahnya sama
sekali tidak mengeluarkan suara sedikitpun terlebih lagi suara yang terdengar pada saat itu
adalah suara kicauan burung yang hadir di rawa itu. Rubah itu sampai pada posisi untuk
menangkap burung bangau itu kemudian dia meloncat namun ketia dia meloncat burung
bangau itu kaget dan mematuk kepala rubah itu sambil terbang menghidari serangan rubah
itu akhirnya burung itu berhasil lolos dari tangkapan sang rubah.

Rubah itu gusar karena mangsanya telah mematuk dirinya dan pergi kemudian rubah itu
pergi meninggalkan tempat itu dia berjalan mencari makanan tiba-tiba dia mencium bau
daging dari arah kejauhan rubah itu mengikuti bau tersebut hingga akhirnya sampai pada
tempat bau itu tercium .
Ternyata bau itu adalah tumpukan daging hasil perburuan beberapa serigala. Rubah itu
melihat serigala memakan daging dengan lahapnya hingga air liurnya menetes rubah itu
mencari kesempatan untuk menyelinap dan mencuri daging besar untuk dia makan.

Beberapa saat rubah itu diam memperhatikan para serigala memakan santapannya hingga
mereka lupa akan kehadirannya, disaat itulah rubah itu segera menyelinap dan menggigit
daging yang cukup besar untuk dirinya tanpa disadari oleh para serigala dia berlari ke arah
sungai yang tenang. Ketika rubah itu merasa aman dia berjalan dengan wajah terlihat
gembira. Saat rubah itu melewati sungai yang tenang dengan berjalan di atas pohon
tumbang yang melintang dengan santainya rubah itu berjalan namun dia kaget ketika rubah
itu melihat kearah sungai yang tenang.

Rubah itu melihat bayangan dirinya di sungai yang tenang itu rubah itu mengira
bayangannya adalah rubah lain padahal itu adalah bayangannya sendiri. Rubah itu
melihatnya dengan sangat gusar karena banyangannya terlihat menggigit daging yang
lebih besar dari dirinya hingga dia ingin sekali merebut daging itu. Lalu rubah itu
menjatuhkan daging dimulutnya dan berharap bisa mengambil daging lebih besar dari
bayangannya. Namun setelah rubah itu melepaskan daging dari mulutnya dia melihat
bayangannya sendiri tidak lagi menggigit daging besar.

Rubah itu sadar bahwa itu hanyalah bayangannya rubah itu menysesal atas apa yang
dilakukannya tadi. “Padahal baru saja aku mendapat makanan kini hanya karena aku iri
pada bayanganku sendiri aku menjatuhkan makananku”. Sesal sang rubah.

Pesan Moral dari Cerita Rakyat Fabel Nusantara Rubah Yang Rakus adalah
keserakahan dan iri dengki adalah sifat buruk yang akan membawa kerugian untuk diri
kita
Kumpulan Dongeng Tentang Hewan :
Si Kancil Yang Mati
Suatu hari. Penduduk lereng Gunung Merapi sangat cemas, karena puncak gunung itu
mengeluarkan awan panas. Mereka sangat khawatir jika gunung akan meletus. Para
penduduk langsung pergi ke Juru Kunci Gunung Merapi.

‘’ Mbah, apakah gunung akan segera meletus dan kita semua harus mengungsi?’’ Tanya
penduduk.

‘’ Tidak, janga khawatir. Aku belum melihat tanda-tanda gunung akan meletus.!’’ Jawab
sang juru kunci

Dongeng Tentang Hewan Si Kancil Yang Mati

Lama kelamaan situasi semakin gawat. Gunung mulai mengeluarkan asap dan lava panas.
Udara di lereng gunung pun berubah menjadi sangat panas, banyak hewan yang turubn
gunung. Mereka berlarian mencari udara segar termasuk Kancil. Penduduk langsung
mendatangi Juru Kunci.

‘’ Bagaimana sekarang Mbah?’’

‘’ Sekarang kalian boleh mengungsi ke tempat yang aman. Sebenarnya gunung ini hanya
mengeluarkan letusan-letusan kecil.’’

Penduduk berbondong-bondong mulai mengungsi. Kancil pun turun dari gunung untuk
menyelamatkan diri dari lahar pana. Kancil terus berjalan menjahi gunung. Kancil masuk ke
perkampungan penduduk, dan seorang anak kecil melihat Kancil.

‘’ Pak. Sepertinya itu Kancil! ayo kita tangkap.’’


Anak kecil memberitahukan Pak Tani dan mengajak kawan-kawannya menangkapnya. Jika
mereka dapat menangkap Kancil, mereka akan jadikan gulai.

Fabel Cerita Rakyat si kancil sedang asik menyantap mentimun

Kancil yang cerdik mulai berlari kesana-kemari. Anak-anak dan Pak Tani mengejarnya
sambil berteriak-teriak. Kancil sangat panik dan ketakutan. Semakin banyak anak-anak
yang mengejarnya. Ia sangat bingung, akhirnya Kancil masuk ke dalam rumah kosong.

Anak-anak dan Pak Tani langsung masuk kerumah itu dan mereka langsung mengepung
Kancil. Kancil tidak bisa meloloskan diri.

‘’ Bagaimana aku bisa melarikan diri, sepertinya kali ini mereka akan berhasil membuat
gulai.’’ Desisnya putus asa dan pasrah.

Mereka pun langsung menangkap dan Kancil di ikat di belakang rumah Pak Tani. Kancil
berusaha untuk meloloskan diri. Namun, ikatannya sangat kuat. Kancil terus mencari akal.
Sementara Pak Tani sibuk mengasah pisau dan merebus air. Ia sangat senang karena aka
makan gulai Kancil.

Tapi entah apa yang terjadi. Tiba-tiba Kancil tergeletak dan banyak Lalat yang
mengerubutinya. Anak-anak dan Pak Petani sangat terkejut melihat kancil tergeletak.

‘’ Apakah Kancil mati pak?’’ Tanya salah satu anak.

‘’ Sepertinya iya.’’ Jawab Pak Tani

Pak Tani dan Anak-anak merasa sangat kecewa melihat Kancil mati dan di kerubuti lalat.
Karena mereka tidak boleh meyembelih dan memakan hewan yang sudah mati atau
menjadi bangkai
Akhirnya, mereka membawa Kancil ke tepi sungai. Binatang cerdas itu langsung di lempar
ke tengah sungai. Anak-anak yang ikut membuang bangkai Kancil mulai menggerutu..

‘’ Gagal deh makan gulai,padahal aku ingin sekali memakannya. Pasti rasanya enak
sekali.’’

Setelah Kancil hanyut agak jauh terbawa arus sungai. Kancil mulai menggeliat dan
berenang ke tepi. Ternyata Kancil tadi hanya pura-pura mati, untuk meloloskan diri. Agar
aksinya berhasil, ia sengaja mengundang para Lalat agar mengerubutin tubuhnya.

Kancil memang hewan yang sangat cerdik. Dengan akalnya dia berhasil menyelamatkan
diri.

Pesan moral dari Dongeng Tentang Hewan : Si Kancil Yang Mati adalah selalu gunakan
akal dan pikiran disetiap saat. Pada saat suasana yang genting jangan panik dan
gunakan akal pikiran dengan tenang untuk menyelamatkan diri.
Dongeng Tentang Hewan : Rubah
Menolong Kuda Tua
dongeng cerita rakyat15 Agustus 2016 1201 views

★★★★★
Hai adik-adik selamat membaca Dongeng Tentang Hewan : Rubah Menolong Kuda Tua
yaa.. Semoga dongeng di bawah bermanfaat untuk kalian, karena akan ada pesan tersirat
yang akan kalian dapatkan nanti..

Tersebutlah seekor kuda yang sudah tua milik seorang petani. Sewaktu masih muda, kuda
itu menjadi andalan petani dalam menyelesaikan berbagai pekerjaan, misalnya
mengangkut hasil panen dan membawanya ke pasar. Jasa-jasa kuda tua itu begitu besar.
Namun, saat ini ia sudah tidak bisa apa-apa karena usia telah melemahkan tenaganya.

Petani merasa terbebani oleh keberadaan kuda itu. Ia sudah lupa dengan jasa-jasa kuda di
masa lalu. Ketika kekesalannya memuncak karena terus-terusan dibebani kuda, maka ia
pun berkata kasar kepada kuda itu, "Pergilah dan jangan kembali sebelum kau lebih kuat
dari singa!"

Kuda pergi dengan hati yang teramat sedih. Ia berjalan ke arah hutan, hendak mencari
tempat tinggal di sana dan menikmati masa tuanya. Dalam perjalanan itu, ia bertemu
dengan seekor rubah.

"Hai kuda," sapa rubah. Ia terheran-heran melihat kuda tampak begitu sedih. "Apa yang
terjadi?" tanya rubah.

"Aku diusir tuanku," jawab kuda dengan suara lirih. "Padahal sewaktu masih muda dulu,
aku selalu bekerja keras untuknya. Kini aku tidak bisa tinggal lagi di rumah itu. Petani hanya
mau menerimaku lagi jika aku lebih kuat dari singa."

Rubah merasa prihatin mendengar cerita singa. Ia ingin membantunya. Dan kebetulan
sekali, tiba-tiba sebuah ide cemerlang terlintas di benaknya. Ia berkata kepada kuda,
"Tenang saja, aku akan membantumu!"
"Tapi bagaimanan caranya?"

"Kau ikuti saja perintahku," jawab rubah, percaya diri.

Dongeng Tentang Hewan Rubah Menolong Kuda Tua

Sekarang kau berbaringlah di sini dan berpura-pura mati," jelas rubah. Kemudian ia pun
menjelaskan rencananya kepada kuda. Seketika wajah kuda berubah cerah. Ia pun
langsung melaksanakan perintah pertama rubah, yakni berbaring dan berpurapura mati.

Selanjutnya rubah pergi menemui singa. Ia berkata kepada raja hutan itu, "Singa, di sana
ada kuda yang mati. Dagingnya pasti enak sekali! Kudengar kau suka daging kuda."

"Di mana?" tanya singa. Air liurnya menetes membayangkan daging kuda.

"Ayo ikut aku!" seru rubah. Ia pun berlari ke tempat berbaringnya kuda. Singa mengikutinya.
Setibanya di sana, mata singa berbinar-binar tatkala melihat seekor kuda yang sudah
tergeletak tak berdaya.

"Ini kudanya," tunjuk rubah. "Tapi, di sini tidak nyaman untuk menyantap kuda ini.
Sebaiknya kau membawanya ke sarangmu saja, Singa."
"Hmm... benar juga katamu," sahut singa, mengangguk-angguk. "Tapi, aku tidak bisa
membawanya. Kuda ini terlalu besar.

"Aku akan membantumu," rubah berkata dengan yakin. "Berbaringlah! Aku akan
mengikatkan ekor kuda ini ke badanmu sehingga engkau bisa membawanya ke sarangmu."

Singa setuju. Kemudian ia pun berbaring di dekat kuda. Kemudian rubah mengikatkan ekor
kuda ke keempat kaki singa, bukan ke badannya. Akibatnya, singa tidak bisa bergerak.

"Hei kuda, bangunlah!" seru rubah kepada kuda. " Bawalah singa ini ke tuanmu!"

Kuda bangun, dan kemudian menggeret singa ke rumah tuannya. Singa tidak bisa berbuat
apa-apa, sebab keempat kakinya terikat kuat.

Ia hanya bisa meraung-raung marah.

Setibanya di rumah petani, kuda berkata kepada tuannya, "Aku pulang membawa singa,
Tuan. Aku bisa mengalahkan singa. Itu berarti aku lebih kuat daripada singa."

Petani terkagum-kagum dengan kehebatan kuda. Ia menyesal sekali karena sempat


mengusir kuda yang dulu telah begitu berjasa. Ia meminta maaf kepada kuda. Akhirnya
kuda pun tinggal lagi di rumah petani. Ia hidup dengan tenteram dan menikmati hari tuanya
dengan bahagia di sana.

Pesan Dongeng Tentang Hewan : Rubah Menolong Kuda Tua di atas adalah :

Jika kita melihat teman sedang bersedih, maka hiburlah dia. Tanyakanlah sebab kenapa
ia sedih. Bantulah ia sesuai dengan kemampuan kita. Menolong orang lain merupakan
tindakan yang sangat terpuji, dan kita perlu melakukannya dalamkehidupan sehari-hari.
Dongeng Sebelum Tidur Untuk Anak : Kisah
Keledai dan Kuda
Pada zaman dahulu di Yunani, hiduplah seorang petani yang memiliki dua hewan, yakni
kuda dan keledai. Kuda milik pak tani tampak begitu rupawan. Petani merawatnya dengan
baik dan penuh kasih sayang. Ia memberinya makanan yang lezat dalam jumlah yang
banyak. Tidak heran jika kuda memiliki tubuh yang besar dan gagah. Namun sayang, ia
tumbuh menjadi hewan yang sombong.

Sementara itu, keledai tidak begitu terurus. Tubuhnya dekil dan kurus. Ia bekerja membantu
pak tani siang dan malam. Menu makannya pun seadanya saja. Meski demikian, ia tetap
bersyukur dan selalu rajin bekerja. Ia juga jarang sekali mengeluh.

Pada suatu pagi yang cerah, petani sedang bersiap-siap untuk berangkat ke kota sebelah.
Ia hendak menjual hasil panennya. Ia mengajak kuda dan keledai. Keledai membawa hasil
panen yang sangat berat, sementara kuda tidak membawa apa-apa. Di punggung kuda
hanya dipasang sebuah pelana yang sangat ringan.

Sebenarnya keledai hampir tidak pernah mengeluh meskipun pekerjaannya sehari-hari


sangat berat. Namun, kali itu ia merasa bebannya terlalu berat sehingga ia kesulitan
membawanya sendiri. Ia merasa tubuhnya tidak akan kuat berjalan hingga ke kota sebelah
jika harus membawa sendirian beban seberat itu.
Dongeng Sebelum Tidur Untuk Anak Kisah Keledai

"Wahai kuda, maukah engkau membantuku?" tanya keledai. Si kuda hanya melirik dengan
angkuhnya. Keledai lalu berkata, "Aku lelah sekali. Jika aku harus membawanya sendiri,
maka niscaya aku akan ambruk dan tidak bisa lagi melanjutkan perjalanan. Jika itu terjadi,
nanti kau terpaksa menggantikanku membawa seluruh beban ini."

"Ah, dasar kau binatang malas!" kuda yang sombong itu malah menghardik keledai,
padahal keledai sudah berbicara baik-baik. "Jangan mengeluh! Aku bukan kuda pembawa
beban, jadi jangan berharap aku akan membantumu. Sudah, kerjakan saja tugasmu itu."

Keledai hanya diam. Ia tidak mau bertengkar dengan kuda. Ia lebih memilih untuk
melanjutkan pekerjaannya itu dengan sekuat tenaga. Namun, bagaimanapun, kemampuan
tubuhnya terbatas. Di tengah perjalanan, ia terjatuh dan tidak kuat lagi berdiri. Ia terlalu
lelah. Petani terpaksa menitipkan keledai itu di rumah seorang warga. Keledai bisa
memulihkan tubuh dan beristirahat dengan tenang di sana.

Petani memindahkan seluruh beban yang sebelumnya dibawa keledai ke pungung kuda.
Tidak ada pilihan lain, ia harus menggunakan kudanya untuk mengangkut beban-beban itu.
Kuda merasa kesal sekali karena harus melakukan tugas yang seharusnya dilaksanakan
oleh keledai.
Dongeng Sebelum Tidur Untuk Anak Kisah Keledai dan Kuda

"Duh, beban ini berat sekali," keluh kuda. Sebelumnya ia tidak pernah membawa beban
seberat itu. Dan pada dasarnya ia memang tidak pernah bekerja berat. Karena itulah
perjalanan kali itu begitu menyiksa dirinya. Ia berjalan sambil terus mengeluh sambil
menyesali keputusannya tidak mau membantu keledai.

"Seandainya tadi aku mau berbagi beban dengan keledai, pasti kejadiannya tidak akan
seperti ini," batin kuda, menyesal.

Setelah melalui perjalanan yang sangat melelahkan bagi kuda, sampailah mereka semua di
tempat tujuan. Kuda mengeluh seluruh tubuhnya sakit. Baru kali ini ia harus bekerja
sekeras itu. Dalam hati, ia berjanji untuk tidak sombong lagi dan kelak akan bersedia
berbagi beban dengan keledai.

Pesan moral dari Dongeng Sebelum Tidur Untuk Anak : Kisah Keledai adalah

Hindarilah sikap sombong, sebab kesombongan hanya akan membuat kita dijauhi teman.
Hikmah lainnya yang bisa kita petik dari kisah ini adalah jika ada orang yang
membutuhkan bantuan, maka jangan segan untuk membantunya, tentunya semampu kita.
Dongeng Anak Spanyol : Kisah Mogu dan
Pohon Pengetahuan
Mogu anak yang rajin belajar. Dia selalu mencari tahu tentang ilmu pengetahuan.

Suatu hari, Mogu tersesat di hutan. Ketika sedang mencari jalan pulang, dia melihat sebuah
pohon. Pohon itu dapat berbicara.

"Aku adalah pohon pengetahuan. Banyak orang yang mencariku, namun tidak berhasil.
Hanya orang baik yang bisa menemukanku. Kemarilah, aku akan mengajarimu berbagai
macam pengetahuan," kata pohon itu.

Akhirnya, Mogu banyak belajar dari pohon pengetahuan. Mogu tumbuh menjadi pemuda
yang memiliki pengetahuan luas.

Setelah banyak belajar, Mogu pergi mengembara. Dia ingin menggunakan pengetahuannya
untuk membantu orang lain.

Suatu hari, Mogu melamar bekerja di istana. Sebelumnya, dia harus mengerjakan ujian
terlebih dulu. Mogu pun lulus dengan nilai bagus.

Raja sangat kagum dengan kepandaian Mogu. Dia lalu menguji Mogu. Raja menyuruh
Mogu membuat api tanpa memakai pemantik api

Mogu lalu mengumpulkan setumpuk daun kering. Setelah itu, dia mengeluarkan cermin
cembung. Mogu memantulkan sinar matahari ke daun kering menggunakan cermin
cembung.

Tidak lama kemudian, daun kering itu terbakar. Raja pun semakin kagum pada Mogu.

Raja lalu bertanya, "Aku pernah mendengar tentang pohon pengetahuan. Apakah kau tahu
tempatnya di mana? Kalau tahu, bawalah aku ke sana."

"Baiklah, hamba akan mengantar Baginda ke tempat pohon pengetahuan," jawab Mogu.
Akhirnya, Mogu dan raja pergi ke hutan. Sesampainya di depan pohon pengetahuan, raja
bertanya, "Bagaimana caranya supaya aku menjadi raja yang bijaksana?"

"Caranya dengan selalu mendengar isi hati rakyat, selalu berbuat adil, dan tidak mudah
berprasangka buruk," jawab pohon pengetahuan.

Raja pun menuruti pesan pohon pengetahuan. Kini, raja semakin bijaksana. Rakyatnya
hidup dengan aman dan bahagia.

Pesan moral yang bisa di petik dari Dongeng Anak Spanyol : Mogu dan Pohon
Pengetahuan adalah Rajin Belajar. Tuntutlah ilmu setinggi-tingginya. Kita bisa belajar
dari mana saja dan dari siapa saja.
Cerita Dongeng Inggris : Kisah Guliver di
Negeri Manusia Kecil
Guliver sangat suka berlayar. Suatu hari, Guliver berlayar ke tempat yang jauh. Di tengah
perjalanan, kapalnya diterjang badai. Kapalnya hancur dan Guliver terlempar ke laut.

Setelah terbawa ombak, Guliver terdampar di pantai dalam keadaan pingsan.

Ketika sadar, tubuhnya sudah diikat dengan tali kecil. Di sekelilingnya juga banyak prajurit
kecil.

"Jangan bergerak!" kata seorang prajurit.

"Siapa kau sebenarnya? Dari mana asalmu? Apa yang kau lakukan di sini?" tanya prajurit
itu lagi.

"Namaku Guliver dan berasal dari Inggris. Kapalku tenggelam dan aku terdampar di sini,"
jawab Guliver.

Para prajurit kecil lalu membawa Guliver ke hadapan raja. Sesampainya di istana, Guliver
menceritakan apa yang terjadi.
"Baiklah, kau boleh tinggal di sini. Tapi kau harus berbuat baik," kata raja.

Suatu hari, raja mendapat kabar kalau negerinya akan diserang. Pasukan musuh sangat
kuat. Raja pun kebingungan bagaimana cara melawannya.

"Aku akan membantu melawan mereka, Tuanku," kata Guliver.

Guliver lalu pergi ke pelabuhan. Di sana, sudah berjajar kapal-kapal musuh. Guliver
langsung pergi ke arah kapal itu.

Musuh pun menyerang Guliver dengan panah. Tapi, Guliver berhasil menangkisnya dengan
mudah.

Guliver berhasil mengumpulkan kapal-kapal musuh kemudian menghancurkannya.


Musuhpun ketakutan. Mereka berjanji tidak akan menyerang lagi.

Suatu hari, Guliver menemukan kapal besar di tepi pantai. Itu adalah kapalnya yang rusak.
Guliver lalu memperbaiki kapal itu. Tidak lupa, para prajurit juga ikut membantu.

Akhirnya, kapal selesai diperbaiki. Guliver pun siap pulang ke lnggris.

"Sampai jumpa lagi, teman-teman kecil," kata Guliver.

"Sampai jumpa Guliver, sampai bertemu lagi," kata para manusia kecil.

Pesan moral dari Cerita Dongeng Inggris : Guliver di Negeri Liliput adalah tolong-
menolong. Jika kita ditolong seseorang, jangan lupa untuk rnembalas kebaikan mereka.
Cerita Dongeng Anak Jerman Terpopuler :
Legenda Putri Duyung di Danau Mummelsee
Di puncak pegunungan Black Forrest, Jerman, terdapat sebuah danau. Danau itu dihuni
keluarga putri duyung.

Para putri duyung sangat tertarik dengan kehidupan manusia. Setiap malam, mereka
mengunjungi desa yang tidak jauh dari danau.

Saat itu, di desa akan diadakan pesta pernikahan. Para gadis desa sedang sibuk membuat
gaun pengantin. Putri duyung pun ikut membantu.

Sambil menjahit, para putri duyung bercerita kisah-kisah dari negeri dongeng. Tentang raja,
pangeran, putri, dan peri.

Lonceng di menara berbunyi sebelas kali. Itu tandanya para putri duyung harus kembali ke
danau.

"Wah, sudah jam sebelas. Kami harus segera pulang," kata seorang putri duyung.

"Aku mohon jangan pulang dulu. Ceritakanlah dongeng yang lain," kata seorang gadis
desa.

"Maafkan kami, tapi ayah akan marah kalau kami terlambat pulang," kata putri duyung lagi.

Begitulah. Setiap malam, para putri duyung datang ke desa. Mereka akan kembali pulang
pukul sebelas malam.

Suatu hari, seorang pemuda mengubah jam di menara. Jam itu baru berbunyi ketika pukul
dua belas malam.

Setelah lonceng menara berbunyi, Para putri duyung segera bergegas pulang.
Sesampainya di danau, ayah mereka sangat marah karena anak-anaknya pulang
terlambat.
Cerita Dongeng Anak Jerman

Sang ayah menghukum mereka. Dia mengirim air bendungan ke lembah tempat desa itu
berada. Desa itu pun tenggelam. Sedangkan, lembah itu berubah menjadi danau yang
besar.

Danau itu kini bernama Danau Mummelsee. Menurut cerita warga, putri duyung kadang
masih terlihat di danau. Jika ada manusia yang melihat putri duyung, manusia itu akan
terkena sihir dan ikut masuk ke dalam danau.

Kepribadian yang dapat diambil dari Cerita Dongeng Anak Jerman : Putri Duyung di
Danau Mummelsee adalah patuh Nasihat Orangtua. Kita harus mematuhi nasihat
orangtua. Semua orangtua pasti menginginkan kebaikan bagi anak-anaknya.
Cerita Dongeng Binatang dari Portugal : Kakak
Beradik dan Seorang Pelaut
Suatu hari, ada kakak beradik bermain ke rumah pak pelaut. "Bolehkah kami ikut pergi ke
laut?" tanya kakak beradik itu.

"Tentu saja boleh. Tapi, sekarang aku sedang sibuk. Bantulah aku menganyam tali ini,"
kata pak pelaut.

Pak pelaut mempersilahkan mereka masuk ke dalam rumah. Pak pelaut lalu mengajarkan
mereka menganyam. Setelah itu dia pergi.

Sebelum pergi, pak pelaut berpesan agar mereka terus menganyam tali. Tetapi setelah pak
pelaut pergi, sang kakak justru berlari ke tepi jendela rumah.

"Wah, lautnya kelihatan dari sini! Kemarilah, Dik!" panggil sang kakak.

"Aku tidak bisa. Aku harus menganyam tali ini," sahut adiknya.

"itu dia perahunya! Kemari, lihatlah, Dik!" kata sang kakak lagi.

"Aku tidak bisa. Aku harus menganyam tali ini." sahut adiknya.

Tidak lama kemudian, pak pelaut datang. Dia bertanya apa saja yang dilakukan kakak
beradik itu selama dia pergi.

"Aku melihat-lihat ke luar jendela. Di luar terlihat ada laut dan perahu," jawab sang kakak.

"Aku menganyam tali ini seperti yang Bapak suruh," kata sang adik.

"Baiklah, kalau begitu aku hanya akan mengajakmu saja untuk pergi melaut," kata pak
pelaut pada sang adik.

"Lalu bagaimana dengan aku? Aku lebih tua dan lebih pintar daripada dia. Seharusnya aku
juga ikut melaut," kata sang kakak.
Cerita Dongeng Binatang

"Mungkin kau memang lebih tua dan lebih pintar, tapi adikmu lebih patuh. Aku menyuruhmu
menganyam tali, tapi kau malah melihat-lihat laut. Bagaimana jika nanti di laut aku
menyuruhmu mendayung, tapi kau justru memancing? Kita bisa celaka di laut," kata pak
pelaut.

Sang kakak pun menyesali perbuatannya. Dia hanya bisa memandang iri adiknya yang
diajak pergi ke laut.

Kepribadian yang bisa dipetik dari Cerita Dongeng Binatang dari Portugal adalah Bisa
Dipercaya. Jika seseorang memberi tugas padamu, lakukan dengan baik. Jika kamu
dapat menyelesaikan tugas dengan baik, orang lain akan senang padamu.
Cerita Dongeng Binatang : Fabel Kisah Semut
Dan Gajah
Dahulu kala di sebuah hutan sangat rimba. Hiduplah bermacam-macam binatang, dari yang
paling kecil seperti Semut dan binatang yang paling besar seperti Gajah.

Gajah sangat angkuh, ia mengakui dirinya paling kuat. Gajah binatang yang di segani di
hutan tersebut karena berhasil mengalahkan Harimau si raja hutan. Gajah dengan mudah
mengalahkan Harimau, dengan belalainya yang panjang, Harimau diangkat timggi-tinggi
dan di banting ke tanah. Karena dapat mengalahkan Harimau, Gajah mengaku sebagai
pengusa hutan rimba yang baru.

Gajah sangat sombong. Karena badannya yang sangat besar, ia berpikir dapat
mengalahkan semua binatang. Ia menyepelekan hewan-hewan yang berada di hutan.
Karena kesombongan itu, ia tidak di senangi oleh hewan-hewan lainnya.

Pada suatu hari, Gajah mengadakan suatu sayembara, siapapun yang dapat
mengalahkannya, ia berhak menggantikannya sebagai Raja hutan.

Sayembara itu di sambut sangat antusias dari berbagai binatang. Terutama binatang buas
yang suka memangsa binatang kecil yang tidak berdaya.

Sayembara yang dinanti sudah tiba. Semua bintang berkumpul. Termasuk binatang yang
besar seperti. Harimau, Badak, Landak, dan Beruang. Namun, pada saat mereka melihat
Gajah, mereka merasa takut untuk melawannya. Semua binatang tidak ada yang berani
berhadapan dengan binatang raksasa itu.

Cerita Dongeng Binatang Fabel Semut Dan Gajah


Melihat tidak ada seekor pun yang dapat mengalahkannya. Kesombongannya pun sangat
meningkat. Gajah pun menakut-nakuti hewan lainya dengan menjulurkan belalainya yang
panjang di depan semua hewan. Ia merasa paling kuat dan di takuti semua hewan.

Ketika Gajah menunjukan kesombongannya. Tiba-tiba turunlah seekor Semut dari batang
pohon.

‘’ Aku ingin mengikuti sayembara ini! Bolehkan aku ikut?’’ Tanya Semut dengan ramah.

‘’ Hei kau hewan kecil! Kau bukan lawanku. Kau aka melawanku yang sebesar ini?
Tubuhmu saja tidak ada sebesar ujung ekorku.!’’ Jawabnya sambil tertawa.

Mendengar ucapan Gajah, Semut pun merasa kesal. Namun, ia tetap rendah hati.

‘’ Baiklah Gajah, sekarang kau boleh smbong di hadapanku. Namun, kau belum pernah
merasakan gigitanku bukan?’’ jawabnya.

Gajah pun mulai marah mendengar yang di ucapkap Semut. Ia langsung masuk kedalam
arena pertarungan.

‘’ Majulah hei kau Semut!’’ kata sang Gajah.

Dengan gagah berani Semut maju ke dalam arena. Pertempuran terjadi sangat tidak
seimbang. Semut di injak-injak Gajah dengan sangat mudah. Namun, Semut yang cerdik
dan berani itu mencari kesempatan. Tanpa Gajah sadari, Semut berhasil naik ke atas
punggung Gajah yang besar itu. Kesempatan itu tidak di sia-siakan oleh si kecil Semut.
Semut hatu kelemahan Gajah terletak pada telinga yang besar dan lebar itu. Perlahan-
lahan ia masuk ke lubang telinga Gajah. Semut mulai menggerogoti isi telinga Gajah. Gajah
mulai merasa kesakitan. Tubuhnya yang sangat besar itu berguling-guling di atas tanah
karena menahan kesakitannya. Gajah berusaha mengeluarkan Semut itu dari telinganya.
Namun, usahanya sia-sia.

‘’ Ampun Semut! Aku mengaku bersalah.’’ Teriak Gajah. Heban besar itu mulai menyerah.

Mendengar teriakan Gajah, ia merasa sangat kasihan. Semut keluar dari lubang telinga.
‘’ Mangkannya hidup tidak boleh sombong dan angkuh. Kamu besar. Namun, ada lagi yang
lebih besar. Sekarang kamu kuat. Namun, ada yang lebih kuat dari kamu. Kekuatan tenaga
tidak selalu dapat menolong. Namun, kecerdikan otak selalu di atas segalanya.’’ Ujarnya.

Gajah hanya terdiam. Ia merasa sangat malu, hewan-hewan lain hanya menyaksikan
kekalahan Gajah dan tertawa dan bersorak-sorak. Salah satu binatang yang turut
menonton pertarungan member komentar.

‘’ Mangkannya jangan suka meremehkan hewan lainnya. Semut, memang binatang yang
sangat kecil. Namun, Semut adalah pahlawan yang dapat mengalahkan kesombongan dan
keangkuhan.’’

Pesan moral dari Cerita Dongeng Binatang : Fabel Semut Dan Gajah adalah sehebat-
hebatnya kita pasti ada orang lain yang memiliki keahlian yang lebih tinggi. Kelebihan
yang kita miliki jangan membuat kita sombong dan lupa diri. Justru harus rendah hati
dan bersyukur.
Cerita Hewan : Hari Istimewa Gogo Dugong
Semua pasti punya hari spesial. Pada hari yang spesial itu, kita berharap agar apapun
berjalan dengan lancar dan tercapai semua mimpi yang dirajut dan jauh-jauh hari.
Begitupun dengan Gogo Dugong. Beberapa hari lagi adalah ulang tahunnya. Untuk itu, dia
mengundang seiuruh sahabatnya untuk datang menghadiri pesta yang ia buat.

Segala persiapan telah dipikirkan matangmatang dan dilakukan dari jauh-jauh hari.
Pokoknya Gogo Dugong ingin agar semua yang istimewa ada di pestanya. Tetapi, Gogo
Dugong lupa. Selain persiapan, dia juga harus menjaga kesehatannya menjelang pesta
ulang tahun. Gogo Dugong terlalu asyik sehingga melalaikan kesehatannya sendiri.

"Beristirahatlah sebentar. Aku yang akan mengawasi segala sesuatunya selagi kau
beristirahat," ujar Lili Kuda Laut.

Tetapi Gogo menolak. Hingga akhirnya pada hari terakhir persiapan, ia jatuh sakit. Ia
mencoba untuk menguatkan diri.Tapi sia-sia saja. Fisiknya sudah tidak kuat lagi.

"Kau tidak boleh telat makan seperti ini lagi, Gogo," ucap Dokter Gurita sambil menulis
resep.

"Apa aku besok dapat sembuh? Besok adalah hari ulang tahunku," ucap Gogo Dugong,
sedih sekaligus khawatir.

"Aku tidak janji, sebab keadaanmu sungguh lemah," sahut Dokter Gurita.

Benar saja. Bahkan untuk turun dari ranjang pun, Gogo Dugong sangat kesulitan. Hari itu ia
sangat sedih dan hanya bisa menangis karena persiapannya sia-sia.

Keesokan harinya, tiba-tiba....


Dongeng Fabel Cerita Hewan Terbaik Dunia

"Selamat uiang tahun, Gogo Dugong!" seru teman-temannya sambil membawa kue. Gogo
Dugong melongo.

"Teman-teman, pestanya batal karena aku sakit. Kenapa kalian datang kemari?"

"Tentu saja untuk merayakan ulang tahunmu. Meski tidak ada pesta, tapi bukan berarti hari
ini tidak lagi jadi hari istimewamu," ucap Lili Kuda Laut.

Gogo Dugong sangat bahagia merayakan ulang tahunnya kali ini. Ternyata teman-
temannya begitu perhatian kepadanya. Ini mungkin akan jadi ulang tahun terbaiknya, meski
tidak ada gemerlap lampu pesta.

Pesan moral dari Cerita Hewan : Hari Istimewa Gogo Dugong adalah hal yang
sederhana bukan berarti tidak istimewa. Dengan dukungan dari keluarga dan teman-
teman, semua menjadi begitu istimewa walaupun sederhana dan terkesan apa adanya.
Dongeng Fabel : Nyanyian Pemanggil Hujan

Kupu-kupu berteman dengan para peri. Dia senang membantu para peri menyeiesaikan
tugasnya. Tetapi, dari semua peri, ia paling suka dengan Peri Aleida si peri Hujan.

Ketika Peri Aleida bernyanyi, "Syalalalaa... bim... b,im..." sejurus kemudian hujan turun
dengan derasnya. Peri Aleida menari-nari di tengah guyuran air hujan.

Fio Kupu-kupu ingin sekali menjadi seperti Peri Aleida. Suatu hari, Peri Aleida menitipkan
tongkat hujannya kepada Fio Kupu-kupu karena dia hendak berendam di anak sungai.

Entah mengapa Fio Kupu-kupu ingin mencoba hal yang dilakukan oleh Peri Aleida. Dia
ingin menurunkan hujan. Dia berpikir bahwa selama ini ia telah begitu banyak melihat Peri
Aleida memanggil hujan, jadi ia merasa bisa menirunya.

"Syalalalaaa... bim... bim...” senandung Fio Kupu-kupu.

Hujan mulai turun dengan deras. Baru beberapa saat, sayap Fio Kupu-kupu sudah lepek
dan tidak bisa diterbangkan. Fio Kupu-kupu berniat menghentikan hujan.

"Syalalalaa...” ucap Fio Kupu-kupu sambil mengayunkan tongkat Peri Aleida.

Namun, tongkat Peri Aleida tiba-tiba tidak berfungsi. Padahal, hujan turun semakin deras.
Fio Kupu-kupu panik.Tapi untunglah Peri Aleida segera datang. Sayapnya tidak mudah
basah oleh air karena dia adalah peri hujan.

"Kemarikan tongkatnya, Fio.” ucap Peri Aleida.

Di tangan Peri Aleida, hujan langsung berhenti. Fio Kupu-kupu yang sayapnya basah
dipapah oleh Peri Aleida.

"Maafkan aku telah berbuat kesalahan fatal seperti ini, Peri Aleida," ucap Fio Kupu-kupu,
menyesal.

"Tidak apa-apa, Fio. Dulu aku juga pernah berbuat kesalahan semacam itu. Bahkan sampai
menyebabkan banjir. Yah, paling tidak kau bisa belajar dari kesalahan itu," sahut Peri
Aleida, bijak.
Sejak hari itu, Fio Kupu-kupu masih tetap suka hujan.Tapi ia tidak mau lagi menyentuh
tongkat dan bersenandung memanggil hujan layaknya Peri Aleida.

Pesan moral dari Dongeng Fabel : Nyanyian Pemanggil Hujan adalah pengalaman
adalah guru terbaik.
Cerita Fabel : Kisah Kerajaan Tikus
dan Kucing
dongeng cerita rakyat3 Januari 2015 No comment 4646 views

★★★★★

Cerita Fabel Kisah Raja Tikus Mezra

Dahulu di Pakistan terdapat sebuah rawa bernama Dawran. Rawa itu ratusan kilometer
panjangnya. Di tengah rawa tersebut terdapat sebuah kota bernama Aydazinum. Kota itu
memiliki banyak hal menarik. Penduduknya sangat sejahtera hingga bisa mendapatkan
apapun yang mereka inginkan.

Di dalam kota itu ada seekor tikus bernama Mezra yang dinobatkan sebagai Raja Tikus di
wilayah tersebut. Kekuasaan Mezra bahkan meluas hingga ke desa-desa dipinggir kota.
Untuk membantunya dalam memimpin para tikus, dia dibantu oleh tiga orang penasehat
yang cerdas dan pemberani.

Suatu hari para penasehat berkumpul dengan sang raja tikus untuk membicarakan
berbagai masalah yang terjadi di sekitar kerajaan mereka. Di tengah perbincangan, Mezra
Raja Tikus berkata,” Apakah mungkin membebaskan diri kita dari teror kucaing? Kita sudah
sangat lama di tindas oleh para kucing itu.”

“Meski kita hidup nyaman dan memiliki banyak kesenangan dalam hidup, ketakutan kita
terhadap kucing telah melenyapkan semua kenikmatan tersebut. Saya harap kalian bisa
memberi saran bagaimana mengatasi masalah ini. Apa yang kalian pikir harus kita
lakukan?”

“Saran saya.” Ujar penasehat pertama.” Adalah mengumpulkan sebanyak mungkin lonceng
kecil dan mengalungkan bel itu ke leher setiap kucing sehingga kita dapat mendengar
mereka datang dan memiliki waktu untuk bersembunyi di lubang-lubang kita.”

Raja menoleh ke penasehat kedua dan berkata.” Bagaimana menurut kamu tentang
sarannya itu.”

“Saya pikir itu sarang yang kurang baik.” Ujar penasehat kedua.” Siapa yang berani
memasang lonceng di leher kucing meskipun kepada seekor anak kucing?”

“Menurut saya, kita harus mengungsi untuk sementara waktu ke desa. Ketika kota kosong,
kucing akan mencari di kota lain yang banyak tikusnya. Sehingga ketika kucing sudah tidak
ada di kota kita, kita dapat kembali dengan aman.” Lanjut penasehat kedua.

Mezra, sepertinya masih kurang puas dengan ide dari penasihat kedua. Dia lalu menoleh
ke penasehat ketiga yang dikenal paling cerdas dan bijaksana.” Menurutmu bagaimana
dengan saran tersebut.”
Tiga Penasehat Tikus Sedang Menyusun Rencana

Penasehat ketiga menggeleng.” Saya tidak setuju. Jika kita meninggalkan kota dan tingal di
desa, bagaimana bisa kita pastikan kucing-kucing itu akan menghilang, yang saya tahu
sebagian besar kucing di kota ini menjadi peliharaan para pemiliknya. Andaipun mereka
pergi ke kota lain, tidak ada jaminan bahwa mereka tidak akan kembali. Yang lebih penting
adalah tentang keselamatan para tikus. Kehidupan di desa jauh lebih berat dibandingkan
dengan di kota. Disana bukan hanya hidup para kucing liar tetapi banyak binatang liar lain
yang juga memangsa bangsa kita, beberapa diantaranya ular dan burung elang.”

“Saya setuju dengan pendapatmu itu.” Ucap sang Raja.” Lalu apa menurutmu jalan keluar
yang terbaik untuk masalah ini.”

“Saya berpendapat satu rencana yang paling masuk akal dan dapat kita lakukan. Raja
harus memanggil seluruh tikus di kota dan memerintahkan mereka membangun lorong di
dalam rumah-rumah orang kaya yang menghubungkan ke semua ruang dalam rumah.”

“Lalu kita masuk ke terowongan itu, tapi kita tidak akan menyentuh makanan manusia.
Tugas kita hanya merusak pakaian, tempat tidur dan karpet mereka. Ketika melihat
kerusakan itu, orang kaya akan berpikir, ‘Wah satu kucing sepertinya tidak cukup untuk
mangatasi banyak tikus disini.’ Dan dia pasti akan menambah satu lagi kucing peliharaan.”
Ujar penasehat ketiga.

“Begitu kucing ditambah, kitapun menambah jumlah kerusakan. Dia pasti akan menambah
satu kucing lagi, lalu kitapun menambah kerusakan hingga tiga kali lipatnya. Manusia yang
cerdas tentu akan berpikir, ‘hei kerusakan hanya sedikit ketika aku memiliki satu kucing.
Kini ketika aku memiliki banyak kucing kerusakan dirumahku semakin bertambah parah.”

“Jika orang tersebut mengurangi jumlah kucingnya kitapun akan mengurangi jumlah
kerusakan di rumah tersebut. Orang tersebut pasti berpikir, ‘aneh sekali’. Dia lalu akan
menyingkirkan satu kucing lain. Kita mengikuti dengan mengurangi tingkat kerusakan. Dan
akhirnya tentu saja dia akan menyingkirkan satu lagi kucing yang tersisa.”

“Saat itu merupakan waktu kita untuk mengherntikan merusak barang-barang orang kaya
itu. Tentu para orang kaya akan berpikir. ‘Wah ternyata bukan tikus yang merusak
rumahku, malainkan kucing.” Mereka tentu akan bercerita kepada orang lainnya. Karena
mereka orang kaya tentu saja pengaruh mereka akan sangat besar untuk masyarakat di
kota ini. Dan nantinya kucing akan diburu dan justru akan dimusnahkan.”

Raja Mezra pun mengikuti saran penasehat ketiga. Butuh waktu tidak terlalu lama hingga
tidak ada satupun kucing berada di kota tersebut. Bila mereka melihat lubang di pakaian
mereka, orang-orang tetap yakin bahwa itu adalah ulah kucing.

Kini, jika itu terjadi, mereka pasti berkata.” Seekor kucing pasti telah menyelinap ke rumah
tadi malam. Seekor kucing pasti mengendap-endap di kota tadi malam.” Dengan cara itu,
para tikus benar-benar berhasil membebaskan diri dari rasa takut terhadap kucing.

Pesan yang bisa diambil dari Cerita Fabel Kisah Kerajaan Tikus dan Kucing adalah
untuk mencapai sesuatu kadang kita harus melakukan hal yang tidak biasa.
Cerita Hewan Singkat Rubah dan
Kucing Karkal
dongeng cerita rakyat23 Maret 2015 No comment 4341 views

★★★★★
Fabel Cerita Hewan Singkat Rubah dan Kucing Karkal ini kakak ambil kumpulan fabel
dunia. Semoga dengan membaca fabel kali ini adik-adik bisa mengambil pesan moral
didalamnya.

Seekor Burung Merak sedang berjalan dengan anggunnya di tempat terbuka, Burung
Merak itu melebarkan ekornya dengan sangat bangga seolah-olah Burung merak itu
memperlihatkannya kepada semua hewan yang sedang berada disana. Burung merak itu
melenggok kesana kemari sambil menari dan bahkan burung merak itu tidak sadar sedang
di perhatikan oleh seekor Rubah merah yang mengendap-ngendap mendekati burung
merak itu, rubah merah itu menunggu kesempatan terbaik untuk menangkap burung merak
besar dan gemuk itu dan memakan dagingnya yang lembut.

Cerita Hewan Singkat Rubah dan Kucing Karkal

Setelah beberapa saat rubah itu menunggu kini sang burung merak berjalan mendekati
sang rubah merah disitulah sang rubah merah menerkam sang burung, tiba-tiba dari arah
yang berlawanan seekor Rubah hitam menerkam burung merak itu, ternyata bukan hanya
rubah merah yang memperhatikan burung merak itu. Rubah merah sangat marah pada
sang rubah hitam dan tidak berpikir panjang rubah merah itu mencakar dan menggigit
tubuh sang rubah hitam, rubah hitam itu tidak menerima perlakuan sang rubah merah
“Kenapa kau menerkam mangsaku” Tanya sang rubah merah dengan kesal “Burung Merak
itu adalah hewan buruanku” Tegas sang Rubah, akhirnya mereka berdua saling berkelahi
dan meninggalkan burung merak yang tergeletak karena cengkraman kedua hewan
tersebut.

Sang Rubah Merah dan Sang Coyote Hitam bertarung dengan sangat sengit mereka saling
mencakar dan menggigit mereka bertarung dengan waktu yang cukup lama. Salah satu dari
mereka tidak ada yang mau mengalah meskipun mereka terlihat sangat kelelahan, dan
setelah mereka bertarung kini tubuh mereka penuh dengan luka-luka dan mereka tidak
mampu bergerak lagi mereka hanya tergeletak kelelahan. Pada saat itu muncul dari
kejauhan seekor kucing karkal mendekati burung merak itu, dengan santainya dia
menggigit burung merak itu dan membawanya ke atas pohon namun sebelum kucing karkal
itu membawa burung merak itu dia berkata :”Betapa bodohnya kalian saling berkelahi
memperebutkan seekor burung merak hingga tubuh kalian penuh luka dan setelah
berkelahi dengan hebatpun apa yang kalian hasilkan, bahkan makanan yang kalian
perebutkan akan aku ambil”. Kucing karkal itu memanjat pohon dan memakan daging
merak yang lembut itu dibawah terlihat dua ekor hewan yang kelelahan hanya terpaku dan
menyesal karena perbuatannya.

“Jika kita mau saling berbagi mungkin kita masih bisa merasakan lembutnya daging burung
merak itu”. Celetuk sang rubah merah “Ya aku juga berpikiran hal yang sama dengan mu,
kita terlalu egois memikirkan diri kita sendiri sehingga kita tidak mendapatkan apapun”. kata
sang rubah hitam. Kedua hewan tersebut kini bangun dan meninggalkan tempat itu kembali
kesarangnya masing-masing, mereka harus puas luka di sekujur tubuh mereka dan perut
mereka yang kosong.

Pesan Moral Cerita Hewan Singkat Rubah dan Kucing Karkal adalah utamakan
musyawarah dan penyelesaian secara kekeluargaan untuk menyelesaikan permasalahan
dibandingkan harus dengan kekerasan dan permusuhan. Perdamaian dan persatuan
akan membawa solusi bagi permasalahan yang ada.
Contoh Cerpen Anak Dari Legenda Nusa
Tenggara Timur : Kisah Suri Ikun
Konon dahulu kala di Pulau Timor, hiduplah seorang petani dengan istrinya. Mereka
memunyai empat belas anak. Tujuh orang anak laki-laki dan tujuh orang anak perempuan.
Sehari-hari Pak Tani bekerja di kebun. Belakangan ini, tanaman di kebunnya dirusak oleh
babi hutan.

Ketujuh anak lelakinya ditugaskan Pak Tani menjaga kebun secara bergiliran. Di depan
ayahnya, ketujuh anak tersebut menyatakan kesanggupannya. Namun, keenam saudara
laki-lakinya sangat penakut dan pendengki, kecuali Suri Ikun. Setiap ada babi yang hendak
merusak tanaman, saudara-saudaranya tidak bertindak apa pun.

Berbeda dengan Suri Ikun yang memiliki watak pemberani dan baik hati. Apabila
didengarnya dengusan babi, ia segera memanah si perusak tanaman itu. Seketika itu juga,
hewan itu jatuh tersungkur ke tanah dan mati. Suri Ikun membawanya pulang ke rumah
saat saudara-saudaranya menunggu di rumah.

Saudara-saudaranya merasa iri dengan tangkapan yang dibawa Suri Ikun. Dengan sedikit
mencibir, kakak tertua membagi-bagikan daging hewan tersebut. Mestinya Suri Ikun yang
memperoleh bagian yang lebih banyak karena itu adalah hasil tangkapannya, tetapi karena
kedengkian saudara-saudaranya, ia hanya memperoleh bagian kepalanya.

Suatu hari si kakak mengajak Suri Ikun untuk mencari gerinda ayahnya yang tertinggal di
hutan. Ketika itu hari sudah gelap. Mereka berjalan di tengah kegelapan. Namun, di tengah
perjalanan, si kakak meninggalkannya. Ia sengaja mengambil jalan lain dan pulang ke
rumah. Sementara itu, Suri Ikun berjalan terus hingga masuk ke tengah hutan. Ia tidak
menyadari apa yang terjadi.

Sesampainya di tengah hutan, hantu-hantu yang suka memakan manusia itu langsung
menangkapnya. Kemudian, Suri Ikun ditawan di dalam sebuah gua. Ia tidak langsung
dimakan, tetapi dibiarkan hidup lebih lama dan diberi makanan, agar lekas gemuk. Pada
saatnya akan menjadi makanan lezat yang berdaging.
Cerita Rakyat Singkat Suri Ikun dan Dua Burung

Keadaan di dalam gua begitu gelap, hanya ada celah kecil, sehingga hanya seberkas sinar
yang dapat masuk ke dalam gua. Dari celah tersebut, Suri Ikun dapat melihat dua ekor
anak burung yang kelaparan. Melihat hal itu, Suri Ikun iba hati dan membagi separuh
makanannya dengan kedua anak burung tersebut. Singkat cerita, kedua anak burung
tersebut telah tumbuh menjadi burung yang sangat besar dan kuat. Mereka merasa
berhutang budi pada kebaikan Suri Ikun yang telah memberinya makan. Mereka ingin
membebaskan Suri Ikun dari tawanan hantu-hantu hutan.

Ketika hantu-hantu itu membuka pintu gua, dua burung besar yang telah bersiap di
belakang pintu dan langsung menerjangnya. Beberapa kali terjangan, hantu-hantu tersebut
terkapar tidak berdaya. Terbukalah jalan untuk membawa Suri Ikun keluar dari gua.
Kemudian, pintu dibuka lebar dan mereka menerbangkan Suri Ikun keluar gua sampai jauh
dan akhirnya hinggap di atas sebuah bukit. Kedua burung tersebut ternyata bukan
sembarang burung. Mereka memiliki kekuatan gaib sebagai burung titisan dewa. Berkat
kekuatan gaib yang dimiliki kedua ekor burung tersebut,

dalam sekejap terciptalah istana disertai pengawal dan pelayannya. Suri Ikun sangat takjub
dan merasa ingin tinggal di istana di atas bukit tersebut. Akhirnya, Suri Ikun memutuskan
untuk tinggal dan menetap di bukit. Suri

Ikun hidup berbahagia, telah menemukan tempat tinggal yang nyaman, dan terbebas dari
kedengkian saudarasaudaranya.
Pesan moral dari Contoh Cerpen Anak Dari Legenda Nusa Tenggara Timur : Kisah Suri
Ikun adalah ppertolongan Tuhan akan datang kepada orang yang baik dan selalu
berprasangka baik. Pertolongan bisa datang kapan saja dan melalui cara yang tidak
disangka-sangka. Apa yang terjadi harus selalu disikapi dengan sabar dan tidak pernah
dendam.
Cerita Dongeng dari Rusia : Legenda Gadis
Katak
Seorang pemuda termenung di pinggir sungai. Tiba-tiba seekor katak melompat ke
hadapannya. Katak itu sebenarnya seorang gadis cantik yang terkena kutukan nenek sihir.

Cerita Dongeng dari Rusia

"Apa gerangan yang membuatmu murung?" kata si katak.

"Aku disuruh ibuku mencari calon istri yang bisa menenun. Tapi, tidak ada wanita yang mau
denganku," kata si pemuda sedih.

"Jangan gundah. Kalau engkau mau menjadikan aku istri, aku akan menenun untukmu,"
kata katak.

"Bagaimana bisa? Engkau hanya seekor katak," kata si pemuda.

"Percayalah padaku," kata si katak.

Pemuda itu berpikir sesaat. "Baiklah, aku akan menjadikanmu istri," katanya.

Ia pun membawa pulang katak itu dan menceritakan pada ibunya bahwa akan menikahi
katak itu.

Ibunya tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan anaknya.

"Bagaimana bisa manusia menikah dengan katak. Lagipula, mana mungkin katak bisa
menenun," kata ibunya.
"Biarkan aku menenun dalam kamarmu sendirian," bisik katak pada si pemuda.

Pemuda itu melakukan permintaan katak. Satu jam kemudian, ia masuk lagi ke kamarnya.
Betapa kagetnya ia melihat baju hasil tenunan katak yang indah.

Singkat cerita, si pemuda pun menikahi si katak. Para tamu tertawa melihat ada manusia
menikahi seekor katak. Namun, saat janji suami-istri diucapkan, tiba-tiba katak berubah
menjadi gadis yang sangat cantik.

Ternyata, kutukan terhadap katak bisa hilang jika ia menikah dengan manusia. Sejak saat
itu, mereka pun hidup bahagia selamanya.

Pesan moral dari Cerita Dongeng dari Rusia : Gadis Katak adalah jangan menganggap
remeh sesuatu. Berbuat baiklah kepada seluruh makhluk Tuhan. Tuhan akan
menolongmu jika hatimu tulus dan mau bekerja keras.

Anda mungkin juga menyukai