Anda di halaman 1dari 4

Anggota Kelompok:

Amelia Febriola D. (XII-7/04)

Auriga Nuriel Amara (XII-7/07)

Fauzan Aulia Rachman (XII-7/15)

M. Alzam Mauladana R. (XII-7/18)

LAPORAN PERCOBAAN FAKTOR KOROSI PADA PAKU

No. Objek Foto dan Hasil Pengamatan Kesimpulan


Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3 Hari ke-4 Hari ke-5 Hari ke-6
1. Paku Paku
diamplas mengalami
dalam perubahan
gelas warna setiap
mineral harinya
kosong walaupun
(wadah tidak terlalu
terbuka terlihat
dan (korosi).
kering)
2. Paku Paku
diamplas mengalami
dalam perubahan
gelas warna
mineral menjadi
berisi air lebih gelap
kran dan (korosi).
terbuka

3. Paku Paku
diamplas mengalami
dalam perubahan
gelas warna yang
mineral signifikan
berisi disertai
cuka dan perubahan
terbuka warna air
cuka yang
semakin
oranye.
(korosi)
4. Paku Paku
diamplas mengalami
dalam perubahan
gelas warna
mineral menjadi
berisi lebih gelap
larutan dan air
garam sedikit lebih
dan keruh
terbuka (korosi).
5. Paku Paku tidak
diamplas mengalami
dalam perubahan
gelas warna (tidak
mineral terjadi
berisi korosi).
larutan
sabun dan
terbuka
6. Paku Paku tidak
diamplas mengalami
dalam perubahan
gelas warna (tidak
mineral terjadi
berisi korosi).
minyak
goreng
dan
terbuka
7. Paku Paku tidak
diamplas mengalami
diletakkan perubahan
dalam warna (tidak
gelas terjadi
mineral korosi).
berisi air
mendidih
langsung
ditutup

Kesimpulan:

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi korosi adalah oksigen, air, tingkat keasaman (pH),
elektrolit, dan permukaan logam yang tidak rata. Paku yang telah diamplas terlebih dahulu berfungsi
agar korosi dapat diamati dengan lebih mudah karena permukaan logam yang tidak rata memudahkan
terjadinya kutub-kutub muatan. Pengaruh oksigen dan air telah dibuktikan pada percobaan gelas 1 dan
2. Keduanya sama-sama mengalami korosi, namun perubahan pada gelas 2 lebih jelas sebab gelas 2
menanggung dua faktor korosi, yaitu air dan oksigen, sedangkan gelas 1 hanya terpengaruh oleh satu
faktor saja.

Pengaruh pH dibuktikan pada percobaan gelas 3 dan 5. Untuk besi, laju korosi rendah pada
pH antara 7 hingga 13 dan laju korosi akan meningkat pada pH < 7 dan pada pH > 13. Artinya,
larutan cuka (asam) memiliki pH < 7 sehingga laju korosi meningkat dan larutan sabun memiliki pH
antara 7-13 sehingga laju korosi rendah. Pengaruh elektrolit dibuktikan pada percobaan gelas 4 yang
berisi paku dalam larutan garam. Elektrolit (asam atau garam) merupakan media yang baik untuk
terjadinya transfer muatan yang mengakibatkan elektron lebih mudah diikat oleh oksigen di udara
sehingga korosi dapat terjadi. Gelas 7 tidak mengalami korosi dan terakhir, ketika paku dimasukkan
ke dalam minyak goreng (gelas 6) maka tidak akan terjadi korosi, karena minyak goreng melindungi
besi dari air sehingga korosi akan sulit terjadi.
LAPORAN PERCOBAAN PENCEGAHAN KOROSI PADA PAKU

No. Objek Foto dan Hasil Pengamatan Kesimpulan


Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3 Hari ke-4 Hari ke-5 Hari ke-6
1. Paku Bagian
diamplas + paku yang
dicat dilapisi cat
tembok tembok
dalam gelas tidak
mineral mengalami
berisi air korosi.
kran
2. Paku Bagian
diamplas + paku yang
dicat besi dilapisi cat
aluminium besi tidak
dalam gelas mengalami
mineral korosi.
berisi air
kran
3. Paku Paku
diamplas + mengalami
dilapisi perubahan
minyak warna
goreng menjadi
dalam gelas gelap
mineral (terjadi
berisi air korosi).
kran
4. Paku Bagian
diamplas + paku yang
dililiti dililiti
kawat kawat
tembaga tembaga
dalam gelas mengalami
mineral korosi
berisi air
kran
5. Paku Bagian
diamplas + paku yang
dililiti dililiti
aluminium aluminium
dalam gelas tidak
mineral mengalami
berisi air korosi.
kran
6. Paku Bagian
diamplas + paku yang
dililiti seng dililiti seng
dalam gelas tidak
mineral mengalami
berisi air korosi.
kran
Kesimpulan:

Pelapisan atau pelilitan suatu hal terhadap paku akan mengurangi laju korosi. Namun hanya
ada beberapa cara pencegahan yang dapat memaksimalkan pengurangan laju korosi serta
memaksimalkan fungsi pakai, yaitu dilapisi cat besi dan dililit bahan yang tipis seperti aluminium atau
seng. Tujuan utama pelapisan dan pelilitan paku ini adalah untuk menghindarkan kontak langsung
paku dengan oksigen maupun air.

Gelas 1 dan 2 sama-sama tidak mengalami korosi di bagian yang dilapisi cat. Namun paku
yang dilapisi cat tembok, airnya lebih keruh karena cat tembok tidak diperuntukkan paku besi. Di
samping itu, pelapisan paku dengan minyak goreng (gelas 3) kurang berdampak pada pencegahan
korosi. Kemungkinan hal ini disebabkan karena setelah dimasukkan ke dalam air, minyak goreng
yang menjadi pelapis paku tidak bisa mempertahankan posisinya dan akhirnya meluruh. Kemudian
dari gelas 4, 5, dan 6, pencegahan korosi berhasil dilakukan dengan melilitkan paku dengan
aluminium (gelas 5) dan seng (gelas 6). Sedangkan bagian paku yang dililiti tembaga tetap mengalami
korosi.

Anda mungkin juga menyukai