Anda di halaman 1dari 6

Uji Korosi pada Logam Besi (Fe) dengan Larutan Citric Acid, Air sabun, dan Larutan

Garam
Agrilvy Purba, Angelica Xaviera Tamara, Celine Audyta Berlian, Fanny Anggita
Febrianingrum, Ikhsan Syawalandra Nul Hakim
Departemen kimia, fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam
Universitas Negeri Malang

ABSTRAK
Korosi merupakan peristiwa perkaratan. Definisi korosi adalah peristiwa oksidasi
logam oleh gas oksigen yang ada di udara membentuk oksidanya. peristiwa ini biasanya
terjadi didalam paku yang berbahan dasar besi sebagai akibat interaksi dengan lingkungan
sekitarnya. Dalam tulisan ini disajikan hasil percobaan tentang analisa ketahanan korosi
pada paku besi. Metode yang digunakan dalam percobaan ini yaitu meletakkan paku pada
gelas plastik yang diberi berbagai macam larutan. Kemudian mengamati perubahan pada
cairan dan paku tersebut selama beberapa hari. Dengan variabel responnya adalah massa
paku yang hilang. Dari percobaan ini diperoleh bahwa paku yang dimasukkan dalam larutan
nitric acid memiliki laju korosi yang paling cepat
kata kunci: korosi, besi, paku
ABSTRACT
Corrosion is a rusting event. The definition of corrosion is the oxidation of metal by
oxygen gas in the air to form the oxide. This event usually occurs in iron-based nails as a
result of interaction with the surrounding environment. This paper presents the
experimental results on the analysis of corrosion resistance on iron nails. The method used
in this experiment is to place a nail in a plastic cup which is given various kinds of
solutions. Then observe changes in the liquid and nails for several days. The response
variable is the mass of the missing nails. From this experiment, it was found that the nails
which were put in a nitric acid solution had the fastest corrosion rate
Keywords: Corrosion, iron, nail

A. TUJUAN
1. Mengetahui proses perkaratan yang terjadi pada paku.
2. Mengetahui reaksi kimia yang terjadi pada paku.
3. Mengetahui pengaruh larutan citric acid, larutan sabun, dan larutan garam terhadap
korosi pada berbagai jenis paku.
4. Mengetahui pengaruh perbedaan variabel waktu dan udara pada percobaan korosi paku.

B. DASAR TEORI
Korosi pada logam merupakan suatu hal yang tidak asing bagi kita, sering kita
menjumpai benda yang terbuat dari logam mengalami korosi. Oleh karena itu, korosi
menjadi salah satu perhatian bagi mahasiswa. Korosi adalah kerusakan material sebagai
akibat dari interaksinya dengan lingkungan. Salah satu contoh logam yang mudah terkorosi
adalah besi, Besi adalah salah satu dari banyak jenis logam yang penggunaannya sangat luas
dalam kehidupan sehari-hari. Namun kekurangan dari besi ini adalah sifatnya yang sangat
mudah mengalami korosi. Padahal besi yang telah mengalami korosi akan kehilangan nilai
jual dan fungsi komersialnya. Ini tentu saja akan merugikan sekaligus membahayakan.
Proses perkaratan pada besi dapat berlanjut terus sampai seluruh bagian dari besi hancur.
Hal ini disebabkan oksida-oksida besi yang terbentuk pada peristiwa awal korosi akan
menjadi katalis (autokatalis) pada peristiwa korosi selanjutnya. Reaksi korosi pada besi
dapat dituliskan sebagai berikut:

Fe(s) + H2O(l) + ½O2(g) → Fe(OH)2(s)

Ferro hidroksida [Fe(OH)2] yang terjadi merupakan hasil sementara yang dapat
teroksidasi secara alami oleh air dan udara menjadi ferri hidroksida [Fe(OH) 3], sehingga
mekanisme reaksi selanjutnya adalah:

4Fe(OH)2(s) + O2(g) + 2H2O(l) → 4Fe(OH)3(s)

Ferri hidroksida yang terbentuk akan berubah menjadi Fe 2O3 yang berwarna merah
kecoklatan yang biasa kita sebut karat. Reaksinya adalah:

2Fe(OH)3(s) → Fe2O3(s) + 3H2O(l)

Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu yang
berasal dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan meliputi kemurnian
bahan, struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur kelumit yang ada dalam bahan, teknik
pencampuran bahan dan sebagainya. Faktor lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara,
suhu, kelembaban, keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya. Bahan-
bahan korosif (yang dapat menyebabkan korosi) terdiri atas asam, basa serta garam, baik
dalam bentuk senyawa anorganik maupun organik.

C. ALAT DAN BAHAN


Alat: Bahan:
1. Beaker glass 250 ml 1. 6 paku payung kecil
2. 6 Cawan petri 2. 6 paku kayu besar
3. Plastic wrap 3. 6 paku beton
4. Tisu 4. 6 paku payung besar
5. Kertas label 5. Larutan Citric Acid (sitrun)
6. Air Sabun
7. Larutan Garam Dapur

D. PROSEDUR KERJA
a) Uji oksidasi logam dengan larutan citric acid, larutan sabun, dan larutan garam
dalam keadaan terbuka.

Pada percobaan uji korosi dalam keadaan terbuka, yang pertama kami lakukan
adalah menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan, selanjutnya dimasukkan paku ke
dalam 3 cawan petri yang diberi label 1,2, dan 3 masing-masing cawan petri terdapat 4
jenis paku yang berbeda, setelah itu menambahkan larutan citric acid pada cawan petri 1,
air sabun pada cawan petri 2, dan larutan garam pada cawan petri 3. setelah itu diamati
dan dicatat perubahan yang terjadi pada paku.

b) Uji oksidasi logam dengan larutan citric acid, larutan sabun, dan larutan garam
dalam keadaan tertutup.

Pada percobaan uji korosi dalam keadaan tertutup, yang pertama kami lakukan
adalah menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan, selanjutnya dimasukkan paku ke
dalam 3 cawan petri yang diberi label 1,2, dan 3 masing-masing cawan petri terdapat 4
jenis paku yang berbeda, setelah itu menambahkan larutan citric acid pada cawan petri 1,
air sabun pada cawan petri 2, dan larutan garam pada cawan petri 3, segera tutup cawan
petri dengan menggunakan plastic wrap agar tidak terkontaminasi dengan udara, setelah
itu diamati dan dicatat perubahan yang terjadi pada paku.

E. HASIL DAN PEMBAHASAN


Perlakuan Sebelum Reaksi Setelah Reaksi

- Larutan - Dimasukkan - Larutan citric Pada kondisi terbuka:


Citric Acid paku kedalam acid tidak - Timbul
- Paku Beton, larutan citric berwarna gelembung, sesaat
Paku Kayu acid masing- - Paku berwarna ketika paku
Besar, Paku masing 1 paku silver dimasukkan,
Payung setelah 1 minggu
Kecil, Paku warna larutan
Payung berubah menjadi
Besar hitam-kemerahan
dan warna paku
berubah menjadi
abu-kehitaman.

Pada kondisi tertutup:


- Timbul
gelembung, sesaat
ketika paku
dimasukkan,
setelah 1 minggu
warna larutan
berubah menjadi
kuning-kehitaman
dan warna paku
berubah menjadi
abu-kehitaman.

- Larutan - Dimasukkan - Larutan garam Pada kondisi terbuka:


Garam paku kedalam dapur tidak - Setelah 1
Dapur larutan garam berwarna minggu tidak
- Paku Beton, dapur masing- - Paku berwarna terjadi
Paku Kayu masing 1 paku silver perubahan pada
Besar, Paku warna larutan
Payung dan warna paku
Kecil, Paku berubah menjadi
Payung coklat
Besar
Pada kondisi tertutup:
- Setelah 1
minggu tidak
terjadi
perubahan pada
warna larutan
dan warna paku
berubah menjadi
coklat

- Air Sabun - Dimasukkan - Air sabun Pada kondisi terbuka:


- Paku Beton, paku kedalam berwarna hijau - Setelah 1
Paku Kayu air sabun - Paku berwarna minggu tidak
Besar, Paku masing-masing silver terjadi
Payung 1 paku perubahan pada
Kecil, Paku warna larutan,
Payung warna paku
Besar berubah menjadi
coklat.

Pada kondisi tertutup:


- Setelah 1
minggu tidak
terjadi
perubahan pada
warna larutan,
warna paku
berubah menjadi
coklat.

Paku besi mengalami korosi ketika direndam kedalam larutan citrun, larutan garam
dan larutan sabun. Hal ini disebabkan :
- Larutan citrun merupakan larutan asam, dimana asam memiliki tingkat oksidasi yang
tinggi sehingga paku besi teroksidasi oleh larutan citrun. Larutan asam akan
menyebabkan percepatan pengaratan besi (Fe) dengan meningkatkan ion H⁺ dalam
rangkaian reaksi, yang menghasilkan ion besi (Fe³⁺) yang mudah bereaksi dengan
oksigen di air (H₂O) menjadi Fe₂O₃ atau karat. Percobaan pada cawan tertutup
oksidasi yang terjadi lebih lambat karena reaksi dengan oksigen lebih sedikit sehingga
karat yang dihasilkan lebih sedikit dibandingkan dengan cawan yang terbuka.

4Fe(s) + 302(g) + 12H⁺(aq) → 4Fe³⁺(aq) + 6H₂O(l)

- Larutan sabun merupakan larutan basa yang dapat mempercepat terjadinya korosi.
Kontak langsung antara air dan udara menyebabkan terjadinya korosi pada paku besi.
Percobaan pada cawan tertutup oksidasi yang terjadi lebih lambat karena reaksi dengan
oksigen lebih sedikit sehingga karat yang dihasilkan lebih sedikit dibandingkan dengan
cawan yang terbuka.

4Fe(s) + 302(g) + 6H₂O(l) → 4Fe³⁺(aq) + 12OH-(aq)

- Pada larutan garam, terdapat kandungan air (H₂O) dan kandungan oksigen dalam
larutan yang menyebabkan korosi dan proses korosi yang terjadi dipercepat oleh
kandungan NaCl yang bersifat elektrolit. Percobaan pada cawan tertutup oksidasi yang
terjadi lebih lambat karena reaksi dengan oksigen lebih sedikit sehingga karat yang
dihasilkan lebih sedikit dibandingkan dengan cawan yang terbuka.

F. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa paku besi
dapat mengalami korosi pada larutan citric acid, larutan garam dan larutan basa. Yang
menyebabkan terjadinya korosi adalah kontak langsung antara oksigen dan air sedangkan
adanya elektrolit dan H+ dari asam dapat mempercepat terjadinya reaksi korosi. Ketika
percobaan dilakukan dalam cawan yang tertutup, korosi yang terjadi lebih lambat dan karat
yang dihasilkan lebih sedikit dibandingkan dengan percobaan yang dilakukan di dalam
cawan yang terbuka.

G. SARAN
Pada praktikum yang dilakukan, hendaknya dalam melakukan penutupan cawan petri
dilakukan dengan benar sehingga tidak ada celah untuk masuknya oksigen ke dalam cawan.
Dan pastikan paku yang digunakan untuk praktikum adalah paku yang baru (paku yang
tidak berkarat). Lalu, lakukan pencatatan data setiap hari secara berturut-turut dengan waktu
yang sama. Setiap melakukan praktikum diharapkan untuk dapat memperhatikan prosedur
kerja serta memperhatikan keselamatan kerja. Selain itu, diusahakan untuk memperbanyak
referensi guna memudahkan kita baik dalam melakukan praktikum maupun dalam
penyusunan laporan praktikum

H. DAFTAR PUSTAKA
Academia.edu. (2016). Analisa Laju Korosi pada Paku. Diakses pada 25 November 2022,
dari https://www.academia.edu/31017540/Analisa_Laju_Korosi_Pada_Paku
Jones, D.A. (1992). Principle and Prevention of Corrosion. New York: Maxwell Mcmillan.
Mplk.politanikoe.ac.id. ( 2022) . Korosi dan Pencegahan Korosi. Diakses pada 25
November 2022, dari https://mplk.politanikoe.ac.id/index.php/program-studi/28-
matakuliahkimiadasar/kimia-dasar/842-korosi-dan-pencegahan-korosi
Speight, J. G. (2014). Oil and Gas Corrosion Prevention. Gulf Professional Publishing.
Titania, N., Khairafah, M.E., Sembiring, M.S., & Hutabarat, L.N. (2022). Indonesian
Journal of Chemical Science and Technology. Corrosion Factors on Nail. 05(1), 47
– 50. e-ISSN : 2622-4968, p-ISSN : 2622-1349

I. LAMPIRAN

Paku dan Larutan Citric Paku dan Larutan Garam Paku dan Air Sabun dalam
Acid dalam Keadaan dalam Keadaan Terbuka Keadaan Terbuka setelah 1
Terbuka setelah 1 Minggu setelah 1 Minggu Minggu

Paku dan Larutan Citric Paku dan Larutan Garam Paku dan Air Sabun dalam
Acid dalam Keadaan dalam Keadaan Tertutup Keadaan Tertutup setelah 1
Tertutup setelah 1 Minggu setelah 1 Minggu Minggu

Anda mungkin juga menyukai