Anda di halaman 1dari 57

1.

KELOMPOK
Bibit Harianto
5 ACC 116 001
2. Yuliana Kristy ACC 116 007
3. Ami Yulia Contesa ACC 116 009
4. Maria Anasthasia Winanti ACC 116 018
5. Liza Daracha Soechi ACC 116 037
6. Irjan Toro
Percobaan : Titik Beku Larutan
Buku: kimia kelas XII (semester 1) oleh Maestro the
garden of education

TUJUAN: Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui


adanya zat terlarut terhadap titik beku
larutan.

BAHAN:
ALAT: •Larutan NaCl 1 m
•Tabung reaksi kecil (5 buah) •NaCl 2 m
•Gelas kimia plastik 1 liter •Urea 1 m
(1 buah) •Urea 2 m (masing-masing 5
•Termometer (-10°C-110°C) mL)
•Pengaduk •Es batu 2 kg
•Garam dapur kasar 0,5 kg
LANGKAH KERJA

 Buatlah campuran pendingin yang terdiri dari campuran es


batu dan garam dapur kasar didalam gelas kimia plastik.
 Isikan 5 mL air aquadest ke dalam tabung reaksi kecil.
 Isikan ke dalam 4 tabung reaksi yang terpisah masing-
masing 5 mL larutan NaCl 1 m, NaCl 2 m, Urea 1 m, dan
urea 2 m.
 Masukkan kelima tabung tersebut kedalam campuran
pendingin. Biarkan sampai membeku (ditandai dengan air
yang keruh).
 Bila sudah terjadi pembekuan, angkat dari campuran
pendingin kemudian aduk-aduk sampai sebagian mencair.
 Kemudian ukurlah suhunya dan masukkan kedalam tabel
pengamatan.
KRITERIA:
Bahan Kriteria
NaCl Zat terlarut elektrolit
Urea Zat terlarut nonelektrolit
Es Batu Campuran pendingin
Garam dapur Campuran Pendingin

KESIMPULAN:
Adanya zat terlarut berpengaruh kepada titik beku larutan.
Semakin banyak zat terlarut, maka penurunan titik beku larutan
semakin besar. Sebaliknya, semakin kecil zat terlarut, maka
penurunan titik beku semakin kecil.
Percoba Kriteria data Bahan
Kesimpulan Data Bahan Kriteria/fungsi
an baik alternatif
Titik Adanya zat banyak Banyak zat NaCl, Es  NaCl sebagai  KCl
Beku terlarut zat terlarut, batu, garam zat terlarut sebagai
Larutan berpengaruh terlarut, penurunan dapur. elektrolit, zat
kepada titik penuruna titik beku terlarut
beku larutan. n titik larutan  urea sebagai elektrolit,
Semakin beku semakin zat terlarut  gula
banyak zat larutan besar dan nonelektrolit, sebagai
terlarut, maka semakin sedikit zat zat
penurunan besar terlarut,  Es batu terlarut
titik beku penurunan sebagai nonelektr
larutan titik beku campuran olit
semakin semakin kecil. pendingin,
besar.
Sebaliknya,  garam dapur
semakin kecil sebagai
zat terlarut, campuran
maka pendingin.
penurunan
titik beku
semakin kecil
Percobaan : Korosi pada Besi
Buku: kimia kelas XII, penulis Budi Utami, dkk (BSE)

TUJUAN: Mempelajari proses korosi pada besi

ALAT DAN BAHAN:


•Tabung reaksi
•Paku
•Kapas
•Kawat Mg
•Air
•Minyak tanah
•Larutan H2SO4
•Kawat Cu
LANGKAH KERJA

1. Siapkan 5 tabung reaksi, kemudian masukkan ke dalam


masing-masing tabung sebatang paku besi.
2. Masukkan ke dalam tabung reaksi:
3. Air hingga setengahnya
4. Minyak tanah setengahnya
5. Kapas yang dibasahi asam
6. Kawat Mg yang dililitkan pada pakunya
7. Kawat Cu yang dililitkan pada pakunya
8. Simpan kelima tabung reaksi tersebut selama 3 hari,
kemudian amatilah hasilnya.
KRITERIA
Bahan Kriteria
Kawat Mg Logam
Air Zat yang menyebabkan korosi
Minyak Tanah Pelapis oksida
Larutan H2SO4 Zat yang menyebabkan korosi
Kawat Cu Logam yang tidak me
Paku (Fe) Logam yang mengalami korosi

KESIMPULAN:
Korosi terjadi karena adanya satu pengaruh lingkungan terhadap suatu
benda, dan ada beberapa faktor yang menyebabkan korosi terjadi,
adapun faktornya adalah udara, air, jenis pereduksi, jenis logam, ada
atau tidaknya lapisan oksida
Korosi pada Korosi terjadi Terjadi korosi Terjadi korosi Kawat Mg, air,  Kawat Mg sebagai
Besi karena adanya pada besi pada besi minyak tanah, logam,
satu pengaruh Larutan H2SO4,
lingkungan Kawat Cu, Paku  air sebagai zat
terhadap suatu (Fe) yang
benda, dan ada menyebabkan
beberapa faktor korosi,
yang
menyebabkan  minyak tanah
korosi terjadi, sebagai pelapis
adapun faktornya oksida,
adalah udara, air,
jenis pereduksi,  Larutan H2SO4
jenis logam, ada sebagai zat yang
atau tidaknya menyebabkan
lapisan oksida korosi,

 Kawat Cu sebagai
logam yang tidak
mengalami korosi,

 Paku (Fe) sebagai


logam yang
mengalami korosi.
Percobaan: SEL ELEKTROLISIS
Buku: Johari, J.M dan M. Rachmawati. Kimia SMA dan
MA kelas XII

TUJUAN : Mengamati reaksi yang terjadi pada reaksi


elektrolisis, terutama pada elektroda (katoda
dan anoda).
BAHAN:
ALAT: •Larutan CuSO4 (aquades +
•Power supply CuSO4)
•Statif •Larutan KI (aquades + KI)
•Tabung pipa U •Larutan NaCl (aquades +
•Elektroda karbon 2 buah NaCl)
•Penjepit buaya 2 buah •Larutan KBr (aquades + KBr)
•Gelas kimia •Fenolftalein (PP) → indikator
•Pipet tetes basa dengan trayek pH 8,3 –
10,00
LANGKAH KERJA:

• Menyiapkan alat dan bahan.


• Membersihkn pipa U sampai benar-benar bersih dan kering.
• Memasang pipa U pada statif.
• Memasukan larutan KI pada pipa U hingga diperkirakan elektrode
bisa tercelup.
• Memasang ujung penjepit buaya ke elekktrode C.
• Memasang ujung penjepit buaya lain ke power supply arus DC
• Meneteskan indikator PP 2 tetes pada larutan disetiap mulut pipa
U.
• Memasukkan kedua elektrode karbon pada setiap mulut pipa U
hingga tercelup pada larutan.
• Menghidupkan power supply dimulai dari voltase yang
terendah.
• Menaikan voltase secara bertahap.
• Mengamati dan mencatat apa yang terjadi pada kedua
elektrode.
• Mengamati larutan KI dengan larutan CuSO4 dengan cara
membuang larutan KI kemudian mencuci bersih pipa U lalu
mengeringkannya.
• Mengulangi langkah 4-12 sampai semua larutan (larutan NaCl,
KBr, CuSO4) selesai dielektrolisis.
• Mencuci alat dan mengembalikannya ke tempat semula.
KRITERIA:

Bahan Kriteria
Larutan CuSO4 Larutan elektrolit
Larutan KI Larutan elektrolit
Larutan NaCl Larutan elektrolit
Larutan KBr Larutan elektrolit
Fenoftelein (pp) Indikator

KESIMPULAN:
Dalam penelitian elektrolisis larutan KI, CuSO4, NaCl, dan KBr dapat diamati
beberapa tanda terjadinya elektrolisis. Timbulnya gas dapat diamati melalui adanya
gelembung udara dan ciri khas warna tersebut. Adanya basa dapat diamati melalui
timbulnya warna merah muda sampai keunguan (indikator pp). Adanya endapat juga
dapat diamati dengan timbulnya endapan logam di elektroda.
Sel Dalam penelitian Adanya Adanya • Larutan • Larutan CuSO4  Indikator
Elektrolisi elektrolisis gelembung, gelembung, CuSO4 (aquades + alami
s larutan KI, terjadi terjadi perubahan (aquades CuSO4) sebagai seperti
CuSO4, NaCl, dan perubahan warna, terbentuk + CuSO4) larutan elektrolit bunga
KBr dapat warna, endapan dan • Larutan KI • Larutan KI kembang
diamati beberapa terbentuk terjadi pengikisan (aquades (aquades + KI) sepatu
tanda terjadinya endapan pada logam + KI) sebagai larutan
elektrolisis. dan terjadi elektroda dan • Larutan elektrolit
Timbulnya gas pengikisan NaCl • Larutan NaCl
dapat diamati pada logam (aquades (aquades +
melalui adanya elektroda + NaCl) NaCl) sebagai
gelembung udara dan • Larutan larutan elektrolit
dan ciri khas KBr • Larutan KBr
warna tersebut. (aquades (aquades + KBr)
Adanya basa + KBr) sebagai larutan
dapat diamati • Fenolftalei elektrolit
melalui n (PP) → • Fenolftalein (PP)
timbulnya warna indikator → indikator basa
merah muda basa dengan trayek
sampai keunguan dengan pH 8,3 – 10,00
(indikator pp). trayek pH sebagai indikator
Adanya endapat 8,3 –
juga dapat 10,00
diamati dengan
timbulnya
endapan logam
di elektroda.
Percobaan : UJI KELARUTAN DAN KETIDAKJENUHAN
LEMAK/MINYAK
Buku: Johari, J.M dan M. Rachmawati. Kimia SMA dan MA kelas XII

TUJUAN : Menentukan kelarutan dan ketidakjenuhan


lemak/minyak.

BAHAN:
•Minyak kelapa
ALAT: •Mentega
•Tabung reaksi •Larutan KOH
•Pipet tetes •Larutan HCl encer
•Gelas ukur 5 mL •Air brom
•Kertas saring •Aquades
•Aseton
•Alkohol
LANGKAH KERJA
Kelarutan lemak dan minyak:
 Larutkan minyak goreng dan mentega dalam air, aseton dan
alkohol. Larutan yang diperoleh pada tahap ini jangan dibuang.
 Teteskan satu tetes larutan pada percobaan diatas pada kertas
saring. Kemudian biarkan kering. Amati noda minyak yang
terbentuk.
Uji untuk ketidak jenuhan
 Tambahkan perlahan-lahan air brom kedalam minyak goreng,
margarin, dan mentega tetes demi tetes. Kocoklah campuran reaksi
tersebut setiap kali setelah penambahan brom. Teruskan
penambahan air brom sampai warna air brom tidak berubah.
bandingkan jumlah air brom yang oleh masing-masing lemak dan
minyak tersebut.
KRITERIA: Bahan Fungsi
Minyak kelapa Lemak cair
Mentega Lemak padat
Larutan KOH Basa kuat
Larutan HCl Asam kuat
Air brom Pelarut anorganik
Aquadest Pelarut
Aseton Pelarut organik
Alkohol Pelarut organik
KESIMPULAN:

Dari percobaan tersebut, dapat ditentukan sifat fisika dari


lemak/minyak . Dimana lemak dan minyak tidak dapat larut dalam air
tapi dapat larut dalam pelarut organik misalnya eter, aseton, alcohol,
benzena, dietil eter (pelarut organik)Selain mempunyai sifat fisika,
lemak dan minyak juga mempunyai sifat kimia yang antara lain:
Reaksi hidrogenasi: Lemakcair (minyak) dapat dipadatkan dengan
menjenuhkan ikatan rangkapnya, yaitu melalui reaksi
hidrogenasi.

Reaksi hidrolisis: Lemak dan minyak dapat mengalami reaksi hidrolisis


menghasilkan alcohol dan asam lemak.

Reaksi penyabunan: Reaksi lemak dan minyak dengan suatu basa kuat seperti
NaOH atau KOH menghasilkan sabun. Oleh karena itu,
reaksinya disebut reaksi penyabunan (saponifikasi).
Pada pembuatan sabun, juga terbentuk gliserol sebagai
hasil sampingan.
Percobaan : UJI PROTEIN
Buku: Johari, J.M dan M. Rachmawati. Kimia SMA dan
MA kelas XII

TUJUAN :
1. Menguji 5 bahan makanan dengan 3 jenis uji protein.
 Tes biuret

 Tes xantoproteat

 Tes timbah (II) asetat

2. Mengetahui adanya ikatan peptida.


3. Mengetahui adanya inti benzena.
4. Mengetahui adanya ikatan belerang.
ALAT DAN BAHAN
 Telur
 Gelatin
 Kapas
 Susu
 Agar-agar
 Kertas saring yang telah ditetesi timbal (II) asetat
 Larutan Cu(SO4)2 1 %
 Larutan NaOH
 Larutan HNO3 pekat
 Larutan NaOH 6 M
 Larutan CH3COOH 3 M
 Tabung reaksi 10 mL (15 buah)
 Spriritus
 Penangas air
LANGKAH KERJA

Tes Biuret
1. 1 mL larutan putih telur dimasukkan ke dalam tabung
reaksi, lalu ditambahkan 3 tetes larutan Cu(SO4)2 1 %.
2. Tambahkan 1 mL larutan NaOH 0,1 M.
3. Amati perubahan yang terjadi.
4. Ulangi langkah-langkah tersebut dengan menggunakan
bahan yang berbeda (susu, agar-agar, gelatin, kapas).
Bila ada bahan yang tidak mudah larut, panaskan
beberapa menit lalu dinginkan.
Tes Xantoproteat
1. 1 mL larutan putih telur dimasukkan pada tabung reaksi,
lalu ditambahkan 3 tetes HNO3 pekat dan panaskan
selama 2 menit pada penangas. Amati perubahannya.
2. Setelah dingin, ditambahkan larutan NaOH 1 M setetes
demi setetes hingga terjadi perubahan.
3. Ulangi langkah-langkah tersebut dengan menggunakan
bahan yang berbeda (susu, agar-agar, gelatin, kapas).
Bila sampel berupa padatan, tambahkan air terlebih
dahulu 5-10 tetes sebelum direaksikan.
Tes Timbal (II) Asetat
1. Dimasukkan larutan NaOH 6 M ke dalam tabung reaksi
sebanyak 1 mL, lalu masukkan larutan putih telur 1 mL.
Panaskan selama 2 menit, setelah dingin tambah
(asamkan) dengan 2 mL CH3COOH 3 M.
2. Tabung ditutupi dengan kertas saring yang telah ditetesi
timbal (II) asetat. Panaskan tabung tersebut, amati
perubahan yang terjadi.
3. Ulangi langkah-langkah tersebut dengan menggunakan
bahan yang berbeda (susu, agar-agar, gelatin, kapas).
Bahan-bahan tersebut tidak perlu dilarutkan dahulu. Jika
sampel berupa padatan, tambahkan air 1 mL.
KRITERIA
Bahan Kriteria
Telur Objek penelitian
Gelatin Objek penelitian
Kapas Objek penelitian
Susu Objek penelitian
Agar-agar Objek penelitian
Timbal (II) asetat Penentu belerang
Larutan CuSO4 Penentu ikatan peptida
Larutan NaOH Basa alkali
Larutan HNO3 pekat Bahan penguji cincin benzene
Larutan CH3COOH Asam
KESIMPULAN:
1. Pada bahan uji putih telur, susu, gelatin, dan agar-
agar terdapat ikatan peptida di bahan tersebut.
Kapas tidak memiliki ikatan peptida.
2. Pada bahan uji putih telur, susu, dan agar-agar
memiliki inti benzena (warna orange). Kapas tidak
memiliki inti benzene.
3. Pada bahan uji putih telur dan susu memiliki
kandungan sulfur di dalamnya. Sementara agar-agar,
gelatin, dan kapas tidak memiliki kandungan sulfur.
Percobaan: REAKSI REDOKS

Tujuan: Mengamati peristiwa reaksi redoks.

Alat dan Bahan


• Tabung reaksi + rak • Lempeng logam Zn
• Larutan Na2S2O3 0,2 M
• Ampelas
• Larutan KMnO4 0,1 M
• Gelas kimia 100 mL • Larutan H2C2O4 0,1 M
• Gelas ukur 100 mL dan 10 mL • Larutan H2SO4 2 M
• Pipet tetes • Larutan AgNO3 0,1 M
• Larutan I2 0,05 M
• Lempeng logam Cu
Cara Kerja
 Reaksi antara KMnO4, H2SO4, dan H2C2O4
 Isi tabung reaksi dengan 2 mL larutan KMnO4 0,1 M.
 Tambahkan 10 tetes H2SO4 2 M ke dalamnya.
 Panaskan hingga suhu 60℃ kemudian teteskan larutan
H2C2O4 0,1 M tetes demi tetes hingga terjadi
perubahan warna.
 Reaksi antara I2 dan Na2 S2O3
 Isi tabung reaksi dengan 2 mL larutan I2 0,05 M.
 Tambahkan tetes demi tetes larutan Na2S2O3 0,2 M
sampai terjadi perubahan warna.
 Reaksi antara Cu dan AgNO3
 Isi sebuah tabung reaksi dengan 5 mL larutan AgNO3 0,1
M.
 Ampelaslah logam Cu hingga mengilap dan bentuk
menjadi spiral.
 Masukkan logam Cu berbentuk spiral ke dalam larutan
AgNO3.
 Reaksi antara Zn dan H2SO4
 Isi sebuah tabung reaksi dengan 5 mL larutan H2SO4 2 M.
 Masukkan sepotong logam Zn yang telah diampelas
hingga mengilap ke dalamnya.
Reaksi Kriteria
KMnO4 + H2SO4 + H2C2O4 Perubahan warna
I2 + Na2C2O3 Perubahan Warna
Cu + AgNO3 Perubahan massa endapan
Zn + H2SO4 Perubahan massa endapan

Kesimpulan: peristiwa reaksi redoks akan terjadi


apabila mengalami perubahan suhu, perubahan
warna dan terbentuknya endapan.
Percobaan: REAKSI REDOKS SPONTAN

Tujuan: Mengamati reaksi redoks spontan.

Alat dan Bahan


 Gelas kimia 500 mL

 Termometer

 50 mL larutan CuSO4 0,1 M

 50 mL larutan ZnSO4 0,1 M

 Lempeng logam Zn dan Cu


Cara Kerja
 Siapkan dua gelas kimia, beri nomor I dan II.
 Masukkan 50 mL larutan CuSO4 0,1 M ke dalam gelas
kimia I.
 Masukkan sepotong lempeng logam zink ke dalamnya.
 Ukur suhu awal dan suhu selama reaksi berlangsung.
 Masukkan 50 mL larutan ZnSO4 0,1 M ke dalam gelas
kimia II.
 Masukkan sepotong lempeng logam tembaga ke
dalamnya.
 Ukur suhu awal dan suhu selama reaksi berlangsung.
 Catat semua perubahan yang terjadi.
Reaksi Kriteria
I Perubahan Suhu
(Larutan CuSO4 + Zn)

II Perubahan Suhu
(Larutan CuSO4 + Cu)

Kesimpulan:
Peristiwa reaksi redoks spontan akan terjadi apabila
mengalami perubahan suhu dan mengalami reaksi
dengan sendirinya.
Percobaan: KEREAKTIFAN LOGAM
ALKALI TERHADAP AIR
Tujuan: Mengamati reaksi logam alkali dengan air.

Alat dan Bahan


 Logam natrium

 Logam kalium

 Cawan petri

 Akuades

 Kertas saring

 Kertas lakmus merah

 Pisau

 Penjepit logam
Cara Kerja
 Keluarkan logam natrium (Na) dari tempat penyimpanannya.
 Keringkan logam Na dari minyak tanah menggunakan saring.
 Iris logam Na sebesar biji jagung menggunakan pisau.
 Isi cawan petri dengan akuades, volume air separuh dari tinggi
cawan petri.
 Dengan menggunakan penjepit logam, masukkan irisan logam Na
ke dalam cawan petri berisi air. amati reaksi yang terjadi.
 Uji air dengan kertas lakmus merah.
 Catat semua peristiwa yang terjadi.
 Ulangi langkah kerja nomor 1-7. Logam kalium (K).
Reaksi Kriteria
I Perubahan Suhu
(Larutan CuSO4 + Zn)

II Perubahan Suhu
(Larutan CuSO4 + Cu)

Kesimpulan: Peristiwa kereaktifan logam alkali


terhadap air akan terjadi apabila mengalami
perubahan suhu dan warna.
Percobaan: SENYAWA ION NITROGEN

Tujuan: Menyelidiki reaksi gas nitrogen dengan logam


magnesium melalui pembakaran logam magnesium.

Alat dan Bahan


 Cawan porselen

 Kertas ampelas

 Botol semprot 200 mL

 Kertas lakmus 2 lembar

 Pita magnesium 20 cm
Cara Kerja
 Bersihkan pita magnesium dengan ampelas sampai
mengilat.
 Bakarlah pita magnesium dalam cawan porselen
(salah satu ujung menonjol ke luar cawan).
 Setelah hasil pembakaran itu dingin, tetesi (2 tetes)
dengan air. Ciumlah bau gas yang terbentuk. Lalu,
periksalah gas itu dengan kertas lakmus merah
basah.
 Tambahkan sedikit air ke dalam cawan porselen dan
ujilah larutannya dengan kertas lakmus merah.
Reaksi Kriteria
Mg(s) + H2O(l) Bau (dari gas) dan pH

Kesimpulan: peristiwa senyawa ion nitrogen akan


terjadi apabila menimbulkan bau dan pH.
Percobaan: SENYAWA KOMPLEKS
Tujuan: Menentukan banyak ligan NH3 yang mengelilingi ion
Cu2+ dalam ion kompleks amin tembaga (II).

Alat dan Bahan


 Rak tabung reaksi

 Tabung reaksi 14 buah

 Pipet tetes

 Larutan CuSO4 0,5 M

 Larutan NH3 0,5 M

 Larutan NH3 pekat

 Larutan (NH4)SO4
Cara Kerja
Percobaan I
 Masukkan dua tetes larutan CuSO4 0,5 M dalam tabung
reaksi.
 Tambahkan 10 tetes larutan (NH4)SO4 1 M.

 Amati perubahan yang terjadi.

Percobaan II
 Masukkan 1 mL larutan CuSO4 0,5 M ke dalam tabung reaksi
yang lain.
 Tambahkan NH3 pekat tetes demi tetes sampai 5 tetes.

 Amati perubahan yang terjadi.


Percobaan III
 Masukkan ke dalam 12 tabung reaksi masing-

masing 2 tetes larutan CuSO4 0,5 M dan 2 tetes


larutan (NH4)SO4 1 M.
 Tambahkan pada tiap-tiap tabung reaksi tersebut

berturut-turut 1, 2, 3, ..., 12 tetes larutan NH3 0,5


M.
 Perhatikan intensitas warna larutan.
Reaksi Kriteria
Larutan CuSO4 + larutan Perubahan Warna
(NH4)SO4
Larutan CuSO4 + NH3 pekat Perubahan Warna

Kesimpulan: Peristiwa senyawa kompleks akan terjadi


apabila larutan mengalami perubahan warna.
Senyawa Larutan CuSO4 Membentuk 1.tidak bisa Larutan CuSO4 -
kompleks + larutan senyawa membentuk = ion logam
(NH4)2SO4 kompleks senyawa atau ion pusat
tidak dapat kompleks NH3 = ligan
membentuk (NH4)2SO4 =
2.Membentuk
senyawa garam
senyawa
kompleks
kompleks dari
sedangkan
larutan CuSO4 +
larutan CuSO4
NH3 →
+ NH3
[Cu(NH3)4]4-
membentuk
senyawa
kompleks
Percobaan: SIFAT OKSIDA UNSUR-UNSUR
PERIODE TIGA
Tujuan: Mengamati sifat-sifat oksida dari unsur-unsur

Alat dan Bahan


 Natrium oksida Indikator universal
 Magnesium oksida Tabung reaksi
 Silikon (IV) oksida Pembakar spiritus
 Sulfur dioksida Penjepit tabung reaksi
 Larutan asam nitrat
Spatula
 Larutan natrium hidroksida
Sumbat tabung reaksi
Pipet volume
 Akuades
Cara Kerja
Reaksi oksida unsur periode tiga dengan air.
 Isi tabung reaksi dengan 5 mL akuades. Masukkan
sedikit serbuk natrium oksida ke dalam akuades.
 Segera tutup tabung reaksi dengan sumbat dan
kocok.
 Tambahkan dua tetes indikator universal dan catat pH
larutan yang terbentuk.
 Ulangi cara kerja a-c, ganti natrium oksida dengan
magnesium oksida, silikon (IV) oksida, dan sulfur
dioksida.
Reaksi oksida unsur periode tiga dengan larutan asam nitrat
dan natrium hidroksida.
 Sediakan dua buah tabung reaksi, isi setiap tabung
dengan sedikit serbuk natrium oksida.
 Tambahkan 5 mL larutan asam nitrat ke dalam tabung
reaksi pertama dan 5 mL larutan natrium hidroksida ke
dalam tabung reaksi kedua.
 Jepit tabung reaksi kemudian panaskan perlahan-lahan
setiap tabung reaksi di atas pembakar spiritus.
 Amati kelarutan natrium oksida pada setiap pelarut dalam
tabung reaksi, catat hasilnya.
 Ulangi cara kerja a-d, ganti serbuk natrium oksida dengan
magnesium oksida, silikon (IV) oksida, dan sulfur dioksida.
Reaksi oksida unsur periode tiga dengan akuades
Reaksi Kriteria
Na2O Perubahan pH, kelarutan
MgO dan endapan.
SiO2
SO2
Reaksi oksida unsur periode tiga dengan larutan
asam nitrat dan natrium hidroksida

Reaksi Kriteria
Na2O Perubahan pH,
MgO kelarutan dan endapan.
SiO2
SO2
Kesimpulan:
Peristiwa pada percobaan sifat oksida unsur-unsur
periode tiga akan terjadi apabila mengalami
perubahan pH, kelarutan dan endapan.
Percobaan: REAKSI PENGENALAN
ALKOHOL
Tujuan: Membuktikan adanya senyawa alkohol.

Alat dan Bahan


 Gelas kimia

 Pinset

 Alat potong

 Alkohol absolut

 Logam natrium

 Akuades

 Kertas lakmus biru

 Kertas lakmus merah


Cara Kerja

 Masukkan 10 mL alkohol absolut ke dalam gelas kimia. Uji


alkohol tersebut dengan kertas lakmus merah dan biru,
amati dan catat perubahan yang terjadi.
 Masukkan logam natrium sebesar biji kedelai ke dalam
gelas kimia berisi alkohol. Amati dan catat perubahan
yang terjadi.
 Tambahkan 10 mL akuades ke dalam gelas kimia yang
berisi alkohol (setelah logam natrium habis bereaksi). Uji
dengan kertas lakmus biru dan merah. Amati dan catat
perubahan yang terjadi. Bandingkan hasilnya dengan
hasil pada langkah 1.
Reaksi Kriteria

Alkohol + Na Perubahan pH

Kesimpulan:
Peristiwa pada percobaan reaksi pengenalan
alkohol akan terjadi apabila terjadi perubahan
pH.
Reaksi Senyawa Bereaksi Membentuk reaksi Alkohol = -
pengen alkohol dengan 2R-OH + 2Na → sampel
alan terbukti ada logam 2R-ONa + H2 Natrium =
alkohol saat Na bahan
bereaksi penguji/
dengan Na pengidenti
mengalami fikasi
perubahan
warna
Percobaan: POLIMER

Tujuan: Mengamati penampilan polimer termoplas dan


termoset setelah direndam pada air, digores dan
dibakar.

Alat dan Bahan


 7. Botol Yakult
 1. Pisau
 8. Kepala lampu
 2. Air
 3. Korek Api  9. Selang air
 4. Mainan Mobil-mobilan  10. Tali tambang
 5. Wadah minyak rambut  11. Ban mobil mainan
 6. Gantungan pakaian  12. Botol Mizone
 13. Pistol mainan
 14. Serok sampah  21. Wadah Jangka
 15. Kabal  22. Kaca plastik
 16. Melamin  23. Baskom
 17. Paralon  24. Tali untuk nyemat
 18. Kipas angin  25. Bola mainan
 19. Stopkontak
 20. Wadah Lateks
Cara Kerja
 Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk
pengamatan.
 Cuci polimer termoplas dan termoset yang
digunakan untuk pengamatan.
 Kemudian polimer termoplas dan termoset
dikeringkan.
 Selanjutnya polimer termoplas dan termoset itu
digores, diletakkan di air, dan dibakar.
 Amati yang terjadi pada polimer termoplas dan
termoset setelah digores, diletakkan di air, dan
dibakar.
Reaksi Kriteria
Polimer termoplas dan Perubahan warna asap,
termoset ada/tidak adanya
lelehan, perubahan
warna api dan bau.

Kesimpulan:
Peristiwa pada percobaan reaksi polimer akan
terjadi apabila pada reaksi mengalami perubahan
warna asap, ada/tidak adanya lelehan, perubahan
warna api dan bau.

Anda mungkin juga menyukai