Anda di halaman 1dari 9

PRATIKUM KIMIA

JUDUL : KOROSI / PERKARATAN

Gelas I ( Terbuka ) Gelas II ( Terbuka ) Gelas III ( Tertutup ) Gelas IV ( Terbuka )

Larutan garam/Air garam Minyak Goreng Air Mineral Air Mineral

ALAT DAN BAHAN

Alat : * 4 buah gelas plastik/gelas bekas minuman mineral

* 4 batang paku (besi) yang baru/belum berkarat

Bahan : * larutan garam (1 sendok makan garam dalam 1 gelas air)

* Minyak goreng ½ gelas ( sesuai terendam paku)

* Air biasa/air hujan

Langkah kerja :

1. siapkan 4 buah gelas plastik/gelas minuman mineral beri no 1 , 2, 3, 4,5

2. isi gelas 1 dengan larutan garam,masukkan paku, gelas terbuka (seperti gambar diatas)

3. isi gelas 2 dengan minyak goreng,gelas terbuka

4. isi gelas 3 dengan air dan masukkan paku,gelas ditutup pakai plastik ikat dengan karet agar
tidak ada udara masuk

5. isi gelas 4 dengan air masukkan paku,gelas terbuka

6. amatilah setiap hari ,lalu catat hasl pengamatan dalam tabel berikut

7. foto pratikum yang anda lakukan

8. Buatlah kesimpulan dari praktikum korosi yang anda lakukan


Format laporan praktikum korosi

Disusun oleh :

Nama : Akmal mahmudi

Kelas : XII IPA 1

Judul : praktikum korosi /perkaratan pada besi

Tujuan : melihat proses terjadinya korosi (cepat ,lambat atau tidak terjadi korosi)/perkaratan pada
besi

Latar Belakang:

Korosi merupakan fenomena alamiah yang terjadi pada material logam, dimana korosi merupakan
proses kerusakan material karena reaksi kimia atau elektrokimia dengan lingkungannya. Lingkungan
yang dimaksud dapat berupa lingkungan asam, udara, embun, air tawar, air laut, air danau, air sungai
dan air tanah Sama halnya dengan dengan tulang manusia yang menjadi rapuh karena penuaan, logam
yang terkorosi juga menjadi rapuh akibat proses perkaratan. Menurut catatan sejarah, konsep dasar
korosi moderen diawali pembuatan sel korosi oleh galvanik. Konsep ini kemudian berkembang dan
digunakan untuk menjelaskan fenomena korosi basah dan fenomena korosi kering seperti yang terjadi
pada pada batas butir.

Landasan teori :

Pengertian Korosi/Perkaratan Besi

Korosi adalah kerusakan atau kehancuran material akibat adanya reaksi kimia di sekitar
lingkungannya. Secara umum, korosi dibedakan menjadi korosi basah dan korosi kering. Korosi
disebabkan adanya faktor kimia fisika, metalurgi, elektrokimia dan termodinamika.

Larutan korosif yang dapat mengalirkan arus listrik, mengandung ionion.

Agar korosi dapat terjadi, keempat elemen tersebut harus ada. Jika salah

satu dari keempat elemen itu tidak ada, maka korosi tidak akan terjadi. Reaksi

korosi yang akan terjadi adalah :

Anoda : 4Fe → 4Fe2+ + 8e (oksidasi)

Katoda : 4H2O + 2O2 + 8e → 8 OH (reduksi)

4Fe2+ + 8OH → 4Fe(OH)2

4Fe(OH)2 + O2 → 2Fe2O3 . 2H2O (karat)

2H+ + 2e → H2 gas (suasana asam)

Proses Terjadinya Korosi

Proses terjadinya korosi merupakan proses elektrokimia. Elektrokimia adalah proses terjadinya reaksi
redoks (reduksi oksidasi) secara spontan. Contohnya, korosi pada besi akan membentuk oksida besi
(Fe2O3.xH2O). Besi akan teroksidasi oleh oksigen dari udara dan akan membentuk korosi.
Persamaan reaksi yang berlangsung adalah sebagai berikut.

Faktor Faktor Yang Mempercepat Korosi

Terjadinya korosi bisa berlangsung secara cepat maupun lambat. Hal itu dipengaruhi oleh faktor-
faktor berikut.

1. Air dan kelembapan udara

Air dan kelembapan udara memegang peranan penting pada proses terjadinya korosi. Semakin tinggi
kadar uap air di sekitar logam, semakin mudah logam mengalami korosi. Jika logam berada di daerah
yang memiliki kadar air rendah, seperti di gurun, proses terjadinya korosi akan berjalan lebih lambat.
Oleh karena itu, simpanlah besi-besi di rumahmu di tempat yang kering dan tidak lembap agar besi
tidak mudah berkarat.

2. Elektrolit

Elektrolit merupakan tempat atau media yang menjadi tempat berlangsungnya transfer muatan. Hal itu
mengakibatkan oksigen di udara lebih mudah mengikat elektron. Contohnya air hujan yang bersifat
asam dan air laut yang bersifat asin mampu menjadi media pemercepat korosi. Tak heran jika besi-
besi yang ada di lingkungan pabrik lebih cepat mengalami korosi karena terkena paparan senyawa
asam.

3. Permukaan logam yang tidak rata

Ternyata, bentuk permukaan logam juga berpengaruh pada kecepatan korosi. Logam yang
permukaannya tidak rata akan mudah mengalami korosi. Hal itu diakibatkan oleh terbentuknya kutub-
kutub muatan di permukaan logamnya. Kutub muatan tersebut ada yang berperan sebagai anoda dan
katoda. Jika kamu memiliki logam di rumah, jangan lupa untuk selalu membersihkannya dan sesekali
kondisikan agar logam bisa tetap licin. Dengan begitu, logam tidak akan mudah mengalami korosi.

4. Terbentuknya sel elektrokimia

Terbentuknya sel elektrokimia ini dilatarbelakangi oleh adanya dua permukaan logam yang saling
bersinggungan. Jika permukaan logam yang bersinggungan memiliki perbedaan potensial elektroda,
maka akan terbentuk sel elektrokimia. Saat terbentuk sel elektrokimia, logam dengan potensial
elektron lebih rendah akan melepaskan elektron, sehingga terjadi oksidasi. Nah, oksidasi inilah
penyebab utama korosi.

Cara Mencegah Korosi/Perkaratan Besi


1. Mengontrol atmosfer agar tidak lembab dan banyak oksigen, misalnya dengan membuat
lingkungan udara bebas dari oksigen dengan mengalirkan gas CO2.

2. Mencegah logam bersinggungan dengan oksigen di udara dan juga air. Pencegahan ini dilakukan
dengan cara sebagai berikut:

A. Mengecatnya

Lapisan cat mencegah kontak langsung besi dengan oksigen dan air. Hanya jika cat tergores atau
terkelupas, maka korosi mulai terjadi dan dapat menyebar di bawah cat yang masih utuh. Contoh yang
menggunakan teknik ini adalah pada kapal, jembatan dan mobil.

B. Memberi oli atau minyak

Lapisan oli bisa mencegah kontak langsung besi dengan oksigen dan air dan harus dioleskan secara
berkala. Contoh yang menggunakan teknik ini adalah pada bagian bergerak dari mesin, seperti mesin
mobil.

C. Memberi lapisan plastik

Lapisan plastik mencegah kontak langsung besi dengan oksigen dan air. Hanya jika plastik terkelupas,
korosi mulai terjadi. Contoh yang menggunakan teknik ini adalah pada barang-barang dapur, seperti
rak pengering.

D. Galvanisasi

Galvanisasi yaitu melapisi logam dengan seng (contohnya atap seng). Lapisan seng (Zn) dapat
mencegah kontak langsung logam dengan oksigen dan air. Disamping itu, Zn yang teroksidasi ,emjadi
Zn(OH)2 dapat bereaksi lebih lanjut dengan CO2 di udara membentuk lapisan oksida
Zn(OH)2.xZnCO3 yang sangat kuat. Apabila lapisan Zn tergores, Zn masih dapat melindungi besi
karena Zn (Eo=-0,76 V) lebih mudah teroksidasi dibanding Fe (Eo=-0,44 V). Contoh cara mencegah
korosi dengan teknik ini adalah pada besi penopang untuk konstruksi bangunan dan jembatan.

E. Elektroplating

Elektroplating adalah pelapisan logam dengan logam lain menggunakan metode elektrolisis. Sebagai
contoh, pelapisan dengan logam nikel (veernikel), krom (contohnya: kran air), timah (misalnya kaleng
makanan), dan timbal (contohnya pipa air minum).

F. Pelapisan krom/Cr

Lapisan Cr mencegah kontak langsung logam dengan oksigen dan air. Di samping itu, Cr teroksidasi
membentuk lapisan oksida Cr2O3 yang sangat kuat sehingga dapat melindungi logam Fedi bawahnya.
Apabila tergores, lapisan Cr masih dapat melindungi besi karena Cr (Eo= -0,74V) lebih mudah
teroksidasi dibanding Fe (Eo= -0,44 V).

G. Pelapisan timah/Sn

Lapisan Sn dapat mencegah kontak langsung logamdengan oksigen dan air. Akan tetapi, Sn (Eo= -
0,14 V) kurang reaktif dibanding Fe (Eo= -0,44 V). Jadi, apabila lapisan Sn tergores, maka besi di
bawahnya mulai korosi.
H. Sherardizing

Sherardizing adalah mereaksikan logam dengan asam fosfat sehingga permukaan logam tertutup
dengan fosfat (Fe3(PO4)2). Sebagai contoh, badan mobil.

3. Perlindungan Katodik

Perlindungan katodik dilakukan dengan cara menghubungkan logam yang akan dilindungi dengan
logam lain yang mempunyai potensial elektrode yang sangat rendah (biasanya Mg). Ketika terjadi
oksidasi, logam yang dilindungi akan segera menarik elektron dari logam pelindung sehingga oksidasi
akan berlangsung pada logam pelindung tersebut. Oleh karena logam pelindung teroksidasi, maka
lama-kelamaan dapat habis dan harus selalu diganti dengan yang baru secara periodik.

TABEL HASIL PENGAMATAN

Hari Gelas 1 Gelas 2 Gelas 3 Gelas 4


1 Tidak terjadi apa apa Tidak terjadi apa apa Tidak terjadi apa apa Tidak terjadi apa apa

2 Paku mengalami Tidak terjadi apa apa Paku mulai berkarat pada Paku mulai berkarat pada
perkaratan dan mulai sebelah sisi, sedang kan pada sebelah sisi, sedang kan
menguning sisi yang lain masih belum. sisi yang lain masih
belum.
3 Kuningan pada paku Tidak terjadi apa apa Paku mulai berkarat pada Paku mulai berkarat pada
tersebut mulai rontok dan semua sisi dan mulai semua sisi dan mulai
menghasilkan endapan menguning. menguning.
karat.

4 Sama seperti hari Tidak terjadi apa apa Kuningan pada paku mulai Kuningan pada paku
sebelumnya rontok dan menghasilkan mulai rontok dan
endapan karat, seperti di menghasilkan endalan
larutan NaCl. karat, seperti di laruran
NaCl.

5 Sama seperti hari Tidak terjadi apa apa Sama seperti hari Sama seperti hari
sebelumnya sebelumnya sebelumnya
FOTO/DOKUMENTASI

Hari Pertama

HARI KELIMA
KESIMPULAN

Berdasarkan dari percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :

Pada gelas NaCl lebih cepat mengalami endapan karat dibandingkan pada gelas/botol yang
lain, lalu pada gelas yang berisikan minyak tidak terjadi perubahan

Atau reaksi pada zat tersebut, lalu pada gelas yang berisi kan air hujan lebih lambat
mengalami korosi atau perkaratan di bandingkan pada larutan NaCl, pada

Gelas yang berisikan air hujan juga lebih lambat mengalami endapan karat dibandingkan
gelas yang berisikan NaCl.

Anda mungkin juga menyukai