Anda di halaman 1dari 58

SISTEM DAN

ORGANISASI
PANAHAN

Ir. Moh Rizal Barnadi, MM


West Java Coaching Team
ORGANISASI
• Persatuan Panahan Indonesia disingkat PERPANI adalah satu - satunya perkumpulan
Organisasi keolahragaan Panahan Nasional yang berwenang dan bertanggung jawab
mengelola, membina, mengembangkan, dan mengkoordinasikan setiap dan seluruh
pelaksanaan kegiatan olahraga panahan di wilayah hukum Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
• PERPANI dalam melakukan kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan Internasional dapat
berkoordinasi langsung dengan lembaga Internasional keolahragaan terkait.
• PERPANI adalah Organisasi Olahraga Panahan yang tidak berafiliasi dengan kekuatan politik
manapun dan bersifat nirlaba.

PERPANI
Persatuan Panahan Indonesia disingkat PERPANI adalah satu-satunya perkumpulan Organisasi
keolahragaan Panahan Nasional yang berwenang dan bertanggung jawab mengelola, membina,
mengembangkan, dan mengkoordinasikan setiap dan seluruh pelaksanaan kegiatan olahraga panahan
di wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia (AD/ART PERPANI)

12 JULI 1953
SRI PADUKA KGPAA PAKU ALAM VIII

URUTAN ATURAN DI PERPANI


1. ANGGARAN DASAR /AD
2. ANGGRAN RUMAH TANGGA / ART
3. MUNAS / MUNASLUB
4. KETETAPAN RAKERNAS
5. PEDOMAN ORGANISASI / PO
6. SURAT KEPUTUSAN / SK
7. KODE ETIK

STRUKTUR ORGANISASI
1. PB
2. PENGPROV
3. PENGKAB/PENGKOT
4. CLUB

ATLET
Atlet Pemanah adalah olahragawan panahan yang tergabung menjadi anggota PERPANI,
terutama yang mengikuti perlombaan atau pertandingan untuk tujuan prestasi, selanjutnya disebut
“Atlet”. Atlet Panahan adalah pemanah prestasi yang dibina dan dimiliki oleh Klub/ Perkumpulan dan
terdiri dari :
1. Atlet Nasional
2. Atlet Provinsi
3. Atlet Kabupaten/Kota
4. Atlet Klub/ Perkumpulan
PELATIH
Seorang yang memberikan latihan fisik, teknik, taktik, dan mental untuk mencapai tujuan yang
diharapkan dan telah mempunyai sertifikat Pelatihan Panahan dari PERPANI dan/ atau telah
direkomendasi oleh PERPANI

PEMANAH
Individu yang melakukan kegiatan panahan baik untuk kegiatan prestasi maupun untuk kegiatan hobi

KODE ETIK
Seluruh kaidah moral yang ditentukan oleh Perkumpulan Persatuan Panahan Indonesia yang
disebut "Perkumpulan" berdasarkan keputusan Musyawarah Nasional atau Musyawarah Luar Biasa
Perkumpulan dan/atau yang ditentukan oleh dan diatur dalam peraturan perundang-undangan yang
mengatur tentang hal itu dan yang berlaku bagi serta wajib ditaati oleh setiap dan semua anggota
Perkumpulan dan semua orang yang menjalankan/ melaksanakan tugas sebagai anggota meliputi
Stuktur Organisasi, Pengurus, Pelatih, Atlet, Wasit, Director of Shooting, Team Delegate, Penyeleksi
Atlet/Pelatih/Wasit, Penyelenggara Lomba/ Kejuaraan Panahan yang didalamnya meliputi Atlet,
Pemanah, Pelatih dan Pengurus, selanjutnya akan disebut “Klub/ Perkumpulan”.

LARANGAN DALAM KODE ETIK


• Ketua Umum PERPANI di semua tingkatan (PB. PERPANI/ Pengprov/ Pengkab/ Kota) dilarang
merangkap menjadi Pelatih PERPANI di semua tingkatan maupun pelatih di Klub/
Perkumpulan anggota PERPANI.
• Ketua Umum PERPANI di semua tingkatan (PB. PERPANI/ Pengprov/ Pengkab/ Kota) dilarang
merangkap menjadi Wasit PERPANI di semua tingkatan.
• Ketua Umum PERPANI disemua tingkatan (PB. PERPANI/ Pengprov/ Pengkab/ Kota) dilarang
merangkap menjadi Atlet PERPANI.
• Wasit PERPANI di semua tingkatan (PB. PERPANI/ Pengprov/ Pengkab/ Kota) dilarang
merangkap menjadi Atlet.
• Ketua Klub/ Perkumpulan PERPANI dilarang merangkap menjadi Pelatih PERPANI di semua
tingkatan (PB. PERPANI/ Pengprov/ Pengkab/ Kota) maupun pelatih di Klub/ Perkumpulan
anggota PERPANI.
• Atlet, Pelatih, dan Pengurus dilarang menggunakan praktek doping dalam bentuk apapun
sesuai dengan ketentuan anti doping
• Atlet PERPANI di semua tingkatan (Nasional/ Provinsi/ Kabupaten/Kota/ Klub/Perkumpulan)
dilarang merangkap menjadi Pelatih PERPANI di semua tingkatan maupun pelatih di Klub/
Perkumpulan anggota PERPANI.
• Atlet PERPANI di semua tingkatan (Nasional/ Provinsi/ Kabupaten/Kota/ Klub/ Perkumpulan)
dilarang merangkap menjadi Wasit PERPANI di semua tingkatan.
• Atlet Panahan PERPANI dilarang mengikuti seluruh Kejuaraan Panahan yang bukan di bawah/
tidak direkomendasi oleh PERPANI.
• Pengurus, Pemanah/Atlet, Pelatih dan Klub/ Perkumpulan anggota PERPANI dilarang
mempekerjakan dengan sengaja orang yang masih berstatus karyawan/Pelatih di
Klub/Perkumpulan, tanpa persetujuan terlebih dahulu dari Klub/ Perkumpulan yang
bersangkutan.

PENDIRIAN DAN PENDAFTARAN KLUB


• Klub Panahan atau Perkumpulan Panahan adalah Organisasi Panahan yang berada di tengah-
tengah masyarakat atau kelompok masyarakat yang didirikan oleh masyarakat atau kelompok
masyarakat yang memiliki hobby olahraga Panahan.
• Klub Panahan atau Perkumpulan Panahan merupakan wadah / tempat latihan olahraga
Panahan

SYARAT-SYARAT PENDIRIAN KLUB / PERKUMPULAN


PANAHAN
1. Pendiri Warga Negara Indonesia (WNI).
2. Memiliki Akta Notaris atau Akta Pendirian Klub / Perkumpulan.
3. Memiliki kepengurusan Klub / Perkumpulan.
4. Memiliki Pelatih yang memiliki Sertifikat Pelatihan Panahan.
5. Memiliki tempat latihan dengan jarak target minimal 20 (dua puluh) meter dan
mengutamakan faktor keamanan dan apabila tempat latihan atau fasilitas latihan milik pihak
lain maka harus ada Surat Keterangan / Pernyataan tidak keberatan untuk digunakan sebagai
tempat latihan olahraga Panahan.
6. Memiliki Pemanah / Atlet binaan / Hobby minimal 5 (lima) orang.

SYARAT-SYARAT PENDIRIAN KLUB / PERKUMPULAN


PANAHAN YANG BERNAUNG DI BAWAH PERPANI
1. Melampirkan Susunan Pengurus club
2. Memiliki Akta Notaris atau Akta Pendirian Club
3. Melampirkan AD/ART Club yang disahkan oleh Notaris.
4. Dalam AD/ART club wajib mencantumkan kegiatan olahraga / panahan sebagai bagian dari
kegiatan club
5. Apabila dalam Pasal 5 (lima) ayat 4 (empat) tersebut di atas tidak tertuang dalam AD/ART
Club, maka Pengurus Club dapat melakukan perubahan AD/ART tersebut yang disahkan oleh
Notaris dan / atau Pengurus Club membuat surat pernyataan bahwa kegiatan olahraga
panahan sebagai salah satu bagian dari kegiatannya.
6. Memiliki Pelatih yang memiliki Sertifikat Pelatihan Panahan
7. Memiliki tempat latihan dengan jarak target minimal 20 (dua puluh) meter dan
mengutamakan faktor keamanan dan apabila tempat latihan atau fasilitas latihan milik pihak
lain maka harus ada Surat Keterangan / Pernyataan tidak keberatan untuk digunakan sebagai
tempat latihan olahraga Panahan
8. Memiliki Pemanah / Atlet binaan / Hobby minimal 5 (lima) orang.
KEWAJIBAN
• Klub / Perkumpulan Panahan anggota PERPANI Kabupaten / Kota berkewajiban
memberitahukan secara tertulis kepada Pengurus Kabupaten / Kota dan / atau Pengurus
Provinsi, tanpa harus meminta rekomendasi kepada Pengurus Kabupaten / Kota dan atau
Pengurus Provinsi sebagaimana yang dimaksud pada Pasal 8 (delapan) ayat 2 (dua) di atas.
• Klub / Perkumpulan Panahan anggota PERPANI Kabupaten / Kota berkewajiban mematuhi
Peraturan Panita Pelaksana sebagaimana yang dimaksud pada Pasal 8 (delapan) ayat 2 (dua)
di atas dan wajib melaporkan hasilnya secara tertulis kepada Pengurus Kabupaten / Kota dan
• / atau Provinsi selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender setelah event / Kejuaraan
tersebut berakhir.
• Klub / Perkumpulan Panahan anggota PERPANI Kabupaten / Kota wajib menjaga Citra dan
Nama baik Klub / Perkumpulan dan Organisasi PERPANI.
• Klub / Perkumpulan Panahan anggota PERPANI Kabupaten / Kota wajib menjaga Pemanah /
Atlit binaannya untuk tidak menggunakan alat Panahan disembarangan tempat terbuka di luar
area latihan dan area perlombaan.
• Klub / Perkumpulan Panahan anggota PERPANI Kabupaten / Kota wajib melaporkan setiap dan
seluruh aktivitas termasuk perubahan susunan Pengurus dan / atau perubahan domisili klub
/ perkumpulan dan wajib melaporkan daftar Pemanah / Atlet binaannya kepada Pengurus
PERPANI Kabupaten / Kota secara berkala yaitu setiap 3 (tiga) bulan sekali dan ditembuskan
kepada PERPANI Provinsi dan KONI Kabupaten / Kota.

LARANGAN
• Klub / Perkumpulan Panahan anggota PERPANI Kabupaten / Kota dilarang mengikuti kegiatan
/ event / Kejuaraan Panahan yang tidak direkomendasikan oleh PERPANI (Kejuaraan Panahan
Terbuka yang bukan di bawah PERPANI)
• Klub / Perkumpulan Panahan anggota PERPANI Kabupaten / Kota dilarang untuk memutasi
Pemanah / Atlet binaannya dalam satu wilayah Kabupaten / Kota untuk tujuan dan
kepentingan politik menjelang dilaksanakannya Muskab / Muskot atau Muskablub /
Muskotlub.
LONG TERM ATLET
DEVELOPMENT
dan
PSIKOLOGI
PERKEMBANGAN
UNTUK ATLET

Ryan Agung Hendryana


West Java Archery, Coaching Division
PENGERTIAN LTAD
LTAD (Long Term Atlet Development) adalah program pelatihan, kompetisi dan pemulihan (Recovery)
berdasarkan pada usia biologis atlet (tingkat kematangan individu) dan bukan berdasarkan pada usia
kronologis.

MANFAAT PENERAPAN LTAD

Identifikasi mengenai ketrampilan yang harus dicapai seorang atlet pada setiap
tahap pembinaan.

Identifikasi mengenai program dukungan apa saja yang harus dilakukan oleh
setiap stakeholder pada tiap-tiap tahap pembinaan

Panduan untuk memaksimalkan prestasi dengan mengoptimalkan


pemanfaatan kesempatan latihan.

Panduan dalam mengarahkan dan mengintegrasikan latihan dan kompetisi


untuk perkembangan atlet.

Panduan dalam menawarkan program-program apa saja yang sekiranya dapat


memberi pengalaman positif bagi semua partisipan.

TAHAP-TAHAP LTAD
Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3
Active Start Fundamental 1 (6 - 9 Learning to train
tahun) (Fundamental 2)

Tahap 4 Tahap 5 Tahap 6


Training to Train Learning to Compete Training to Compete (“Heat
(“Building the Engine”) (“Challenge of Competition”) of the Battle”)

Tahap 7 Tahap 8 Tahap 9


Learning to Win (“Consistent Winning for a Living Retainment/Active for Life
PERFORMANCE”) (“PERFORMING when it (“Dealing with Adversity”)
Counts”)
Tahap 1: Active Start
Chronological age: Objectives

• Laki-laki 0-6 tahun Bermain dan aktifitas fisik dilakukan secara gembira dan
• Perempuan 0-6 tahun menyenangkan serta menjadi komponen yang penting
dalam kehidupan sehari hari

Pada tahapan ini tidak diperlukan pelatih, idealnya anak-anak mulai dengan kemampuan dasar.
Seperti berjalan, berlari, melompat, berputar, menendang, melempar dan menangkap. Bebarapa
aktifitas juga bisa dilakukan seperti berenang dan senam (gymnastics).

Tahap 2: Fundamental 1
Chronological age: Objectives

• Laki-laki 6-9 tahun Memulai latihan kelincahan, keseimbangan, kordinasi dan


• Perempuan 6-8 tahun kecepatan

• Tahapan awal untuk mengembangkan kecepatan dan fokus pada kelincahan, reaksi dan
kecepatan ke segala arah dan dilakukan dalam waktu kurang dari 5 detik.
• Tahapan ini dilakukan 4 – 10 minggu tergantung dari program yang ada, dan anak diharapkan
ikut dalam berbagai macam jenis olahraga, aktifitas multiskill dan olahraga tim serta belajar
mengambil keputusan dalam bermain.
• Dianjurkan total waktu 10 jam dalam satu minggu 1 – 2 jam dianjurkan untuk melakukan
aktifitas yang general seperti lari, lompat an lempar. Ini akan sangat menolong dan sebagai
penunjang dalam semua aktifitas olahraga

Tahap 3: Learning to train (Fundamental 2)


Chronological age: Objectives

• Laki-laki 9-12 tahun • Melanjutkan pengembangan ABC’s dalam


• Perempuan 8-11 tahun membangun seluruh kemampuan fisik
• Memulai program integrasi komponen fisik,
mental, cognitive dan emosional secara lengkap

• Tahapan yang utama dalam membangun kemampuan anak (laki-laki dan perempuan)
• Membangun kemampuan dasar umum dari fundamental skill
• Memberikan pengantar tentang elemen penunjang laina(warm up, cool down, mobility,
nutrition dan mental skills) untuk menuju kesuksesan prestasi harus dimulai dari tahapan ini.
• Total waktu yang dibutuhkan dalam tahapan ini adalah 11 jam perminggu,
• 2 – 3 sesi latihan kemampuan atletik secara umum dalam seminggu
Tahap 4: Training to Train (“Building the Engine”)
Chronological age: Objectives

• Laki-laki 12-16 tahun • Untuk membangun daya tahan, kecepatan,


• Perempuan 11-15 tahun dan kekuatan
• Untuk membangun kemampuan khusus
kecabangan

• Membangun kecepatan (perempuan: 11-13; dan laki laki: 13-16) tujuan di tahap ini adalan
penekanan pada peningkatan kemampuan anaerobik alaktit power.
• Latihan daya tahan harus dimuali pada masa permulaan PHV. (peaking heigh velocity) dan
latihan aerobic power dimulai saat PHV (deceleration of growth).
• formal weight training diberikan untuk membangun kekuatan umum
• Tahapan ini biasanya berlangsung 4 minggu sampai 10 bulan
• 12 jam per minggu
• 4-7 sessions latihan fisik.
• 3-5 sessions kecabangan.

Tahap 5: Learning to Compete (“Challenge of Competition”)


Chronological age: Objectives

• Laki-laki 16-18 plus • membagun area fisik secara khusus dan


• Perempuan 15-17 plus • memberikan pemahaman tentang kelebihan
dan kekarangan atlet itu sendiri
• implementasi dalam pertandingan
• integrasi antara fisik, mental, cognitive dan
emotional

• Tahap dimana mulai dengan kekhusussan kecabanagn dan pertandingan.


• satu atau dua pertandingan utama dalam satu tahun.
• pelatih harus melakukan apa yang perlu dimodifikasi untuk atletnya.
• mengarahkan atletnya ke cabang yang sesuai dengan kemampuan atletnya
• Speed, strength, aerobic capacity dan power harus disempurnakan sesuai dengan kebutuhan
cabangnya
• perbandinagn latihan dengan pertandingan adalah 90/10
Tahap 6: Training to Compete (“Heat of the Battle”)
Chronological age: Objectives

• Laki-laki 18-21 +/- • optimalisasi kemampuan spesifik untuk


• Perempuan 17-21 +/- kompetisi
• memperbaiki kemampuan khusus
kecabangan
• berkelajutan mengintegrasikan dalam
membangun fisik, mental, cognitive dan
emotional
• mengikuti pertandingan atau kejuaraan,
testing dan monitoring
• Seluruh tipe periodisasi bisa dipakai (satu puncak, dua dan tiga puncak) dalam setahun
• perbandingan latihan dengan pertandingan adalah 90/10
• Lifestyle education sudah mulai diberikan agar atlet mulai belajar menjadi atlet yang
sepenuhnya sebagai persiapan memasuki tahapan yang selanjutnya

Tahap 7: Learning to Win (“Consistent PERFORMANCE”)


Chronological age: Objectives

• Laki-laki 20-23 +/- • memaksimalkan persiapan khusus untuk hasil


• Perempuan 20-23 +/- yang maksimal dalam performa
• memberikan tim pendukung lainya (SC)
• berkelanjutan mengintegraikan fisik, mental,
cognitive dan emotional

• Tahap dimana atlet menjadi “fulltime athlete” dan semua energi dan pengetahuan semua
diarahkan untuk menagawal menjadi excelent pada level yang tinggi.
• Pengayaan dan peningkatan kemampuan taktik, technical, fisik dan mental secara maksimal
sesuai dengan yang dibutuhkan.
• Atlet belajar menjadi atlet secara utuh

Tahap 8: Winning for a Living (“PERFORMING when it Counts”)


Chronological age: Objectives

• Laki-laki 23 +/- • memaksimalkan persiapan khusus untuk


• Perempuan 23 +/- kejuaraan dunia
• optimalisasi latihan, kompetisi, dan
pemulihan dalam mendukung karier
profesional atlet
• mengulangi keberhasilan yang dapat di capai
jika memungkinkan
• bekerja sama dengan tim yang profesional
• rencana pengunduran diri dari kompetisi
• Menggunakan seluruh sistem yang dapat membantu memaksimalkan kemampuan atlet
dalam kompetisi termasuk fisik, monitoring, evaluasi dan testing
• Atlet mulai merencanakan pengunduran diri sebagai atlet menuju “real world”

Tahap 9: Retainment/Active for Life (“Dealing with Adversity”)


Chronological age: Objectives

• Laki-laki berbagai usia persiapan untuk berintegrasi dengan kehidupan social


• Perempuan berbagai usia

Dengan keahlian dan pengetahuannya banyak kesempatan yang dapat dilakukan, menjadi seorang
pelatih, mentoring, administrasi atau offisial dalam sebuah tim

PSIKOLOGI
Pada hakikatnya, psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku seseorang. Jika dikaitkan
dengan olahraga, maka akan mencakup perilaku yang diperlihatkan oleh seseorang ketika sedang
berolahraga.

PSIKOLOGI
PERKEMBANGAN

PSIKOLOGI PSIKOLOGI PSIKOLOGI


KEPRIBADIAN YANG DITERAPKAN BELAJAR
DALAM OLAHRAGA

PSIKOLOGI
KEPRIBADIAN

KONSENTRASI
Konsentrasi merupakan kemampuan individu untuk memusatkan atau fokus perhatian pada suatu
objek dalam periode masa tertentu, dalam konsentrasi individu dituntut untuk mampu
mempertahankan fokus dalam suatu kegiatan sesuai dengan target yang ingin dicapai.

Pada atlet panahan konsentrasi merupakan aspek penting yang harus dimiliki karena sangat
menunjang keberhasilan atlet. Atletharus memiliki konsentrasi tinggi untuk dapat fokus pada target
yang ingin dicapai. Atlet pada semua cabang olahraga membutuhkan konsentrasi untuk berprestasi
tinggi.
MENTAL
Mental merupakan kesiapan seseorang dalam proses-proses kejiwaannya seperti aspek kognitif yang
berhubungan dengan akal atlet dalam keadaan yang disadari ataupun tidak. Persiapan mental pada
atlet merupakan salah satu aspek penting untuk mendapatkan keberhasilan.

Latihan mental adalah suatu program pelatihan yang disusun serta dirancang dengan sistematis agar
atlet dapat menguasai dan juga dapat mempraktikkan keterampilan mental yang berguna untuk
meningkatkan kinerja dalam melakukan aktivitas olahraga untuk memperoleh keberhasilan.

MOTIVASI
Motivasi adalah sumber dari penggerak dan pendorong akan tingkah laku manusia, Motivasi dapat
diartikan sebagai kekuatan dan tenaga pendorong untuk dapat melakukan hal tertentu, motivasi
merupakan dorongan yang memiliki peran sangat kuat dalam menentukan tercapai atau tidaknya
target dalam melakukan aktivitas

M
O
T
MOTIVASI I MOTIVASI
INTRINSIK EKSTRINSIK
V
A
S
I

KEPERCAYAAN DIRI (SELF CONFIDENCE)


Kepercayaan diri adalah salah satu profil keterampilan psikologis yang dimiliki oleh setiap individu dan
memiliki perbedaan antara satu dan lainnya. Kepercayaan diri adalah keyakinan seseorang yang
terkait dengan kemampuan, kebisaan, kekuatan diri untuk dapat melakukan serta memperoleh sukses
dan bertanggung jawab atas apa yang telah ditetapkan pada dirinya.

Tingkat percaya diri atlet berbeda-beda antara satu dengan lainnya, sehingga hal ini perlu mendapat
perhatian dari pelatih.Bagi atlet pemula perlu diberi kesempatan lebih banyak untuk meningkatkan
kepercayaan dirinya dengan mengikuti banyak pertandingan
OPTIMALISASI KEPERCAYAAN DIRI
over confidence

SELF CONFIDENCE lack of confidence

full confidence

KECEMASAN
Kecemasan merupakan ketakutan seseorang yang dihasilkan dari perasaan, ingatan, keinginan serta
pengalaman tertekan yang muncul ke permukaan tanpa kesadaran dari individu tersebut.

Kecemasan merupakan salah satu respon stres. Kecemasan terjadi jika seseorang merasakan respon
emosional yang tidak menyenangkan serta adanya kekhawatiran yang berlebihanakan suatu hal.

Kecemasan merupakan aspek psikologis yang juga mempengaruhi keberhasilan atlet kecemasan
dapat berpengaruh baik dan buruk bagi atlet tergantung bagaimana atlet tersebut mengendalikannya
LONG TERM
DEVELOPMENT

IN SPORT
AND PHYSICAL
ACTIVITY

JABAR ARCHERY COACHING TEAM ADOPTED


DEFINISI LTAD
LTAD merupakan model inklusif yang mendorong anak untuk terlibat dalam aktivitas fisik sepanjang
hayat dengan menghubungkan dan mengintegrasikan program pendidikan jasmani sekolah dengan
program klub olahraga elit dan program olahraga rekreasi di masyarakat.

Konsep pengembangan atlet jangka panjang didefinisikan sebagai "pengembangan kebiasaan


atlet/Partisipan dari waktu ke waktu untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran,
meningkatkan kinerja fisik, mengurangi risiko cedera yang relatif, dan mengembangkan
kepercayaan diri dan kompetensi semua pemuda’’.

LONG-TERM ATHLETE or PARTICIPANT DEVELOPMENT


Pembangunan Jangka Panjang dalam Di seluruh dokumen ini, istilah atlet
Olahraga dan Aktivitas Fisik merupakan digunakan saat mendeskripsikan individu
kerangka kerja untuk perkembangan setiap yang berjuang untuk mencapai potensi
anak, remaja, dan orang dewasa untuk olahraga mereka, sementara atlet dan
memungkinkan partisipasi yang optimal peserta digunakan saat berhadapan dengan
dalam olahragadan aktivitas fisik. Ini anak kecil dan orang dewasa yang terlibat
memperhitungkan pertumbuhan, olahraga dan aktivitas fisik.
pematangan dan perkembangan,
kemampuan melatih, dan penyelarasan
sistem olahraga
PHYSICAL LITERACY
adalah motivasi, kepercayaan diri, kompetensi fisik,
pengetahuan dan pemahaman untuk menghargai
dan bertanggung jawab keterlibatan dalam aktivitas
fisik seumur hidup
DD
PRACTICE AND EQUIPMENT
USIA DI BAWAH 9 TAHUN USIA 10 – 11 TAHUN

• Draw Weight: 8-15 lb. recurve bow / 10- • Draw Weight: 10-20 lb. recurve bow / 10-
20 lb. Compound 25 lb. busur compound
• Volume: 40-72 panah total per sesi • Volume: 50-100 panah / hari total per
• Total waktu latihan 1 jam (pengambilan sesi• Sesi latihan 1-1,5 jam (pemotretan
gambar 25 menit, istirahat 10 menit, 30 menit, istirahat 5 menit, istirahat 30
pengambilan gambar 25 menit) menit, istirahat 10 menit, penembakan 15
• Dapat memperkenalkan konsep seperti menit)
membangun tim, mentalkonsentrasi, • Dapat memperkenalkan konsep seperti
kardiovaskular, koordinasi membangun tim, mentalkonsentrasi,
dankeseimbangan dalam praktik kardiovaskular, koordinasi dan
• Pengantar Mengeksplorasi Kurikulum keseimbangan dalam praktik
Panahan dan JOAD Kegiatan klub akan • Jelajahi Kurikulum Panahan dan Klub
memberikan fondasi yang bagus untuk JOAD akan melakukannya memberikan
tahap ini fondasi yang bagus untuk tahap ini
PRACTICE AND EQUIPMENT
USIA 12 – 13 TAHUN USIA 14 – 15 TAHUN

• Draw weight: 15-24 lb. busur recurve / • Draw Weight: 20-30 lb. recurve / 20-45
15-35 lb. busur Compound lb. Compound
• Volume: 60-150 panah / hari total • Volume: 72-250 panah / hari total
• Sesi latihan 1-2,5 jam per hari • Sesi latihan 1-3 jam per hari
(pengambilan gambar 45 menit, 10 menit (pengambilan gambar 45 menit, 10
istirahat, menembak 45 menit, istirahat menitistirahat, menembak selama 45
10 menit, menembak 45 menit) menit, istirahat 30 menit, menembak
• Tiga sampai lima sesi pelatihan per selama 45 menit, istirahat 10 menit,
minggu melalui Program JOAD pengambilan gambar 45 menit)
• Mungkin termasuk pelatihan mental, • Tiga sampai lima sesi pelatihan per
pelatihan kardiovaskular, dan minggu melalui Program JOAD
koordinasilatihan • Mungkin termasuk pelatihan mental,
pelatihan kardiovaskular, dan
koordinasilatihan

PRACTICE AND EQUIPMENT


USIA 15 – 17 TAHUN

• Berat busur: 30-40 lb. busur recurve / 30-50 lb. busur compound
• Volume: 100-300 panah / hari total
• sesi pelatihan 1-5 jam per hari (1 jam menembak, istirahat 15 menit, menembak 1 jam,
istirahat 30 menit, syuting 1 jam, istirahat 15 menit, syuting 1 jam)
• Mencari kesempatan untuk berkembang lebih jauh keterampilan
• Berpartisipasi dalam pelatihan terfokus yang dipimpin oleh pelatih
• Ikuti jadwal pelatihan berkala
• Berpartisipasi dalam pelatihan khusus memanah
• Menekankan keterampilan kompetisi
• Termasuk mental, kardiovaskular yang disengajadan pelatihan koordinasi• Dapat
memperkenalkan latihan kekuatan
• Memanfaatkan lebih banyak ilmu olahraga terkait informasi seperti nutrisi dan olahraga
psikologi
• Berpartisipasi dalam kamp-kamp pembangunan seperti itusebagai JOAD atau Regional Elite
Development Kamp
PRACTICE AND EQUIPMENT
USIA 17 – 22 TAHUN

• Draw Weight: 32-48 lb. busur recurve / senyawa 35-60 lb. busur
• Volume: 100-400 + panah / hari total
• sesi pelatihan 2-8 jam, 5-6 hari per minggu (1,5 jam menembak, istirahat 20 menit,
menembak 1,5 jam, 60 menit istirahat, 1,5 jam syuting, istirahat 20 menit, 1,5 jam
penembakan)
• Berpartisipasi dalam pelatihan fokus sepanjang tahun yang dipimpin oleh seorang pelatih
• Ikuti jadwal pelatihan berkala
• Berpartisipasi dalam pelatihan khusus memanah
• Menekankan kompetisi dan keterampilan kinerja
• Pelatihan akan mencakup mental, kekuatan, kardiovaskular danpelatihan koordinasi
• Memanfaatkan informasi terkait ilmu olahraga seperti nutrisidan psikologi olahraga

PRACTICE AND EQUIPMENT


USIA 18+

• Draw Weight: 34-50 lb. recurve / 45-60 lb. senyawa


• Volume: 100-400 + panah / hari total
• Pelatihan 2-8 jam 5-6 hari per minggu (Syuting 1,5 jam, istirahat 20 menit, 1,5 jam syuting,
istirahat 60 menit, 1,5 jam syuting, istirahat 20 menit, 1,5 jam penembakan)
• Berpartisipasi dalam memimpin pelatihan sepanjang tahun yang terfokusoleh pelatih elit
• Ikuti jadwal pelatihan berkala
• Berpartisipasi dalam pelatihan khusus memanah
• Menekankan persaingan dan kinerjaketerampilan
• Pelatihan akan mencakup mental, kekuatan,pelatihan kardiovaskular dan koordinasi
• Memanfaatkan informasi yang berhubungan dengan ilmu olahragaseperti nutrisi dan
psikologi olahraga
• Pelatihan harus diorganisir dandicirikan sebagai profesional dan disengaja
PRACTICE AND EQUIPMENT
USIA 21 – 49 TAHUN USIA 50+ TAHUN

• Draw weight: 32-50 lb. compound / 45-60 • Draw Weight: 25-44 lb. compound / 40-
lb. 55 lb.
• Volume: 100-300 panah total • Volume: total 60-200 panah
• Pelatihan yang diimbangi dengan gaya • Pelatihan 1-5 jam, 2-5 hari seminggu
hidup, karier, dan keluarga • Pelatihan yang diimbangi dengan gaya
• Mungkin termasuk mental, kekuatan, hidup, karir dan keluarga
kardiovaskular danpelatihan koordinas • Pelatihan mental diintegrasikan ke dalam
sesi pelatihan
• Mungkin termasuk kekuatan ringan,
kardiovaskular danpelatihan koordinasi
• Pelatihan berkala umumnya difokuskan
pada yang lebih tinggiintensitas, volume
lebih rendah

PRACTICE AND EQUIPMENT


USIA 60+ USIA 70+

• Draw weight: 25-42 lb. senyawa recurve / • Draw Weight: 20-35 lb. recurve / 30-45
35-55 lb. lb. Compound
• Volume: 72-175 panah total • Volume: total 50-120 panah
• Pelatihan 1-4 jam, 1-5 hari per minggu • Pelatihan 1-3 jam, 1-5 hari per minggu
• Pelatihan yang diimbangi dengan gaya • Pelatihan yang diimbangi dengan gaya
hidup, karir dan keluarga hidup, karir dan keluarga
• Pelatihan mental diintegrasikan ke dalam • Pelatihan mental diintegrasikan ke dalam
sesi pelatihan sesi pelatihan
• Dapat mencakup pelatihan kekuatan • Mungkin termasuk pelatihan koordinasi
ringan dan koordinasi • Pelatihan berkala umumnya difokuskan
• Pelatihan berkala umumnya difokuskan pada yang lebih tinggiintensitas, volume
pada yang lebih tinggi intensitas, volume lebih rendah
lebih rendah
KOMPETISI INCLUDE
1. Perkembangan Atlet - Teknik, Psikologi, Pengkondisian, Pelatihan dan Hasil
2. Kepemimpinan - Inisiatif, Pengembangan Karakter, Etika, Pelatihan Diri
3. Tugas - Etika Kerja Profesional, Budaya Tim, Komunikasi
4. Taktis - Ketangguhan dan Ketangguhan Mental, Peralatan dan Kemahiran Tuning
5. Tujuan - Mencapai Sukses di dalam dan di luar Lapangan
ANATOMI
MANUSIA &
METODOLOGI
KONDISI FISIK

Ricky B. Laiyan
SISTEM ANATOMI MANUSIA
ANATOMI
Dasar kata : Ana (Habis atau ke atas) Tomos ( memotong atau mengiris). Ilmu yang mempelajari
susunan tubuh dan bentuk tubuh makhluk hidup. (Decheline & Sukendro, 2019)

Antropotomi n anatomi tubuh manusia (KBBI)

• Sistem rangka (206 tulang, dan sendi yang terkait, tulang rawan dan ligamen)
• Sistem otot
• Sistem peredaran darah
• Sistem pencernaan
• Sistem endokrin (kelenjar yang menghasilkan hormon-hormon)
• Sistem saraf
• Sistem pernafasan
• Sistem reproduksi (proses perkembangbiakan)

A. Sistem Rangka Manusia


1. Tulang
206 buah yang satu sama lainnya saling berhubungan yang terdiri dari:
• tulang kepala yang berbentuk tengkorak (8 buah)
• tulang wajah (14 buah);
• tulang telinga dalam (6 buah);
• tulang lidah (1 buah);
• tulang yang membentuk kerangka dada (25 buah);
• tulang yang membentuk tulang belakang dan gelang pinggul (26 buah);
• tulang anggota yang membentuk lengan (anggota gerak atas) (64 buah);
• tulang yang membentuk kaki (anggota gerak bawah) (62 buah).
2. Sendi
Fungsi sendi merupakan penghubung antar tulang sekaligus penggerak tulang.
Jenis sendi:
• Sendi mati = menghubungkan kedua tulang yang tidak bergerak (tulang tengkorak)
• Sendi kaku = menghubungkan dua tulang yang tidak bergerak atau geraknya
terbatas (sendi tulang belakang)
• Sendi gerak = memiliki ruang dan kemampuan gerak yang lebih luas (terdapat cairan
sinovial untuk lebih memudahkan pergerakan)

Jenis sendi gerak:


• Sendi peluru menggerakkan tulang ke segala arah. (sendi bahu dan sendi pinggul
dengan paha)
• Sendi engsel bergerak seperti gerakan pintu yang dibuka tutup (siku dan lutut)
• Sendi gulung Sendi ini menghasilkan gerakan dua sumbu arah, namun tidak bisa
berotasi. (sendi rahang bawah dan sendi diantara tulang jari)
• Sendi pelana bisa bergerak
ke kanan dan kiri, serta ke
depan dan ke belakang
(sendi ibu jari)
• Sendi putar /sendi pivot.
Karakteristiknya adalah
tulang yang lain membentuk
cincin pada tulang yang
kedua. Gerakan yang bisa
dilakukan adalah gerakan
rotasi pada tulang ulna dan
radius pada lengan.
• Sendi geser bisa melakukan
gerakan bergeser yang
mendatar. Gerakannya
terbatas dan ditandai
permukaan yang halus dan
saling menggeser. Contoh
sendi ini adalah pergelangan
tangan dan pergelangan kaki

3. Tulang Rawan
• Hialin adalah jenis tulang rawan yang paling banyak ditemukan pada tubuh. (laring,
hidung, iga, dan trakea). Dapat ditemukan sebagai lapisan permukaan tulang,
biasanya melapisi persendian dan berfungsi sebagai bantalan. (tulang rawan
artikular)
• Elastis ditemukan pada telinga atau pada epiglotis yang berlokasi di dalam
tenggorokan. Selain itu, jenis yang satu ini juga bisa ditemukan pada hidung dan
trakea.
• Fibrosa jenis yang tergolong paling kuat karena memiliki lapisan serat kolagen yang
tebal dan kuat.
Fungsi:
• Membantu tulang bergerak tanpa menyebabkan timbulnya gesekan.
• Memberikan bentuk pada bagian tubuh tertentu, seperti pada hidung dan telinga.
• Memberikan perlindungan pada tulang demi mencegah tulang bertabrakan satu
dengan yang lainnya.
• Menyokong tubuh pada anak-anak saat belum berganti menjadi tulang biasa.

4. Ligamen
adalah jaringan berserat yang bentuknya
menyerupai pita elastis dan berperan sebagai
penghubung antartulang di dalam tubuh. Jaringan
ini ada di berbagai bagian tubuh, seperti bahu,
lengan, dan lutut
B. Otot
Sistem otot manusia terdiri atas lebih dari 600 otot di dalam tubuh. Otot-otot tersebut
terbentuk dari sel-sel khusus yang disebut sebagai serabut otot
Terdapat tiga jenis otot di dalam tubuh manusia, yakni
• Otot rangka: melekat pada tulang di seluruh tubuh
• Otot polos: melapisi bagian dalam pembuluh darah dan organ
• Otot jantung: hanya terletak di jantung
Fungsi otot
• Menunjang mobilitas atau pergerakan
• Menjaga stabilitas tubuh
• Menjaga postur tubuh
• Menunjang sirkulasi darah
• Membantu sistem pernapasan
• Membantu proses pencernaan
• Membantu proses melahirkan
• Melancarkan buang air kecil
• Menunjang kinerja indra penglihatan
• Melindungi organ
• Mengatur suhu tubuh

C. Peredaran Darah
Sistem peredaran darah juga disebut sebagai
sistem kardiovaskular. Sistem ini adalah bagian
dari kinerja jantung dan jaringan pembuluh darah.
Tugas utamanya adalah mengedarkan oksigen dan
nutrisi ke seluruh sel dan jaringan tubuh

D. Sistem Pencernaan
Saluran pencernaan atau disebut juga dengan
saluran gastrointestinal, adalah saluran yang
memanjang dari mulut hingga ke anus.
Saluran ini berfungsi untuk mencerna,
memecah, dan menyerap zat gizi makanan
untuk dikirimkan melalui peredaran darah.
E. Sistem endokrin (kelenjar yang menghasilkan hormon-hormon)
Sistem endokrin adalah sekumpulan kelenjar dan organ yang memproduksi
hormon. Kelenjar pada sistem endokrin disebut juga sebagai kelenjar endokrin. Contoh Kelenjar
Pituitari menghasilkan Hormon pertumbuhan Growth hormone (GH) atau hormon pertumbuhan
berperan dalam meningkatkan ukuran otot dan tulang.

F. Sistem Saraf
Sistem saraf berfungsi untuk mengatur setiap tindakan yang dilakukan tubuh dengan cara saling
mengirimkan sinyal dari berbagai bagian tubuh. Misalnya, saraf bekerja memberi tahu jantung
untuk berdetak atau memberitahu paru-paru untuk bernapas tanpa kamu sadari. Sistem saraf juga
dibagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf pusat dan saraf tepi.

G. Sistem Pernafasan (respiratori)


Sistem pernafasan pada manusia adalah
sistem menghirup oksigen dari udara serta
mengeluarkan karbon dioksida dan uap
air. Dalam proses pernapasan, oksigen
merupakan zat kebutuhan utama.

H. Sistem Reproduksi (proses perkembangbiakan)


Sistem reproduksi laki-laki adalah serangkaian organ yang terletak di luar tubuh dan di
sekitar panggul seorang laki-laki yang berkontribusi terhadap proses reproduksi. Fungsi utama
langsung dari sistem reproduksi laki-laki adalah untuk menghasilkan sperma untuk fertilisasi ovum
Sistem reproduksi wanita adalah serangkaian organ yang terletak di dalam tubuh dan di
sekitar panggul perempuan, yang bertugas terhadap proses reproduksi.

Mengapa kita harus belajar tentang Anatomi atlet kita?


Untuk memberikan feedback/masukan terhadap teknik yg kita berikan sehingga atlet menampilkan
teknik yang efektif dan efisien

MANFAAT MEMPELAJARI ILMU ANATOMI


• Mempelajari bentuk, lokasi, dan fungsi struktur tubuh
• Mengurangi/menghilangkan resiko cedera yang akan terjadi
• Memberikan feedback terhadap teknik sehingga atlet memampilkan gerakan teknik yang
efektif dan efisien
Tulang yang digunakan ketika memanah

Otot yang digunakan ketika memanah


ANATOMI CABANG OLAHRAGA PANAHAN
https://www.youtube.com/watch?v=oG9Vzggs-rY

ANALISIS KINESIOLOGI GERAK MEMANAH


Pada gerak isometric tangan kiri
1. Otot pada bahu yaitu m. Deltoid (Uper)
2. Otot pada ruas tulang vertebra yaitu m. Trapezius (middle)
3. Otot pada lengan bawah yaitu m. Brachioradialis, m. ekstensor karpi radialis longus, m.
ekstensor karpi radialis brevis, m. ekstensor karpi ulnaris (lower)

Pada gerak shoulder horizontal abduction (tahap menarik)


1. Otot pada bahu yaitu m. Deltoid
2. Otot pada lengan yaitu m. Trisep Brachii
3. Otot pada ruas tulang vertebra yaitu m. Trapezius
4. Otot pada tepi tulang vertebra yaitu m. Latisimus dor

METODOLOGI LATIHAN FISIK


APA ITU LATIHAN?
Menurut Tudor O. Bompa latihan adalah aktivitas olahraga yang sistematik dalam waktu yang lama,
ditingkatkan secara progresif dan individual yang mengarah kepada ciri-ciri fungsi psikologis dan
fisiologis manusia untuk mencapai sasaran yang ditentukan.

Kondisi fisik yang baik merupakan unsur penting dan menjadi fondasi dalam mengembangkan dan
meningkatkan kemampuan fisik, taktik/strategi dan mental atlet.

Kondisi fisik dapat optimal jika dimulai sejak dini, lakukan terus menerus, berjenjang periodik
(kondisi fisik atlet, tahapan latihan, cabor, gizi, fasilitas, lingkungan) yang berpedoman pada prinsip
dan norma latihan secara benar dan baik dalam program terstruktur, terukur dan teratur.
MANFAAT LATIHAN FISIK
1. Memperlancar aliran darah
2. Memperkuat otot jantung dan meningkatkan kapasitas jantung
3. Memperbaiki kelenturan sendi dan kekuatan otot
4. Memperbaiki postur tubuh
5. Mengendalikan berat badan
6. Menurunkan osteoporosis
7. Meningkatkan ketahanan tubuh
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia)

TEORI PRINSIP LATIHAN

A. Pembebanan berlebih,
B. Individualisasi,
C. Kekhususan,
D. Variasi latihan,
Fleck dan Kraemer
E. Detraining.

A. Prinsip Pembebanan Berlebih


• Sistem faali tubuh akan memberi respon terhadap rangsangan yang tepat, rangsangan
yang diterima tubuh berulang-ulang akan menimbulkan adaptasi.
• Latihan yang dijalankan ditingkatkan secara bertahap, dan disesuaikan dengan
kemampuan fisiologis dan psikologis setiap individu si atlet
• Agar prestasi dapat meningkat, harus senantiasa berusaha untuk berlatih dengan
beban kerja yang ada di atas ambang rangsang kepekaannya (threshold of sensitivity).
B. Prinsip Individual
• Individu adalah orang yang berbeda satu dengan yang lain, tidak ada dua orang yang
rupanya persis sama, dan tidak ada pula dua orang yang secara fisiologis maupun
psikologis persis sama. Jadi setiap atlet berbeda dalam kemampuan, potensi, dan
karakteristiknya.
• Faktor-faktor seperti umur, jenis, bentuk tubuh, kedewasaan, latar belakang
pendidikan, lamanya berlatih, tingkat kesegaran jasmaninya, ciri-ciri psikologisnya,
semuanya harus ikut dipertimbangkan dalam mendisain program latihan bagi atlet.
C. Prinsip Spesialisasi
• Prinsip spesialisasi adalah latihan yang khusus untuk satu cabang olahraga mengarah
kepada perubahan fungsional dikaitkan dengan spesifikasi cabang olahraga yang
bersangkutan.
• Spesialisasi adalah proses yang komplek yang didasarkan atas dasar-dasar yang kokoh
dalam pengembangan yang menyeluruh.
D. Prinsip Latihan Variasi
• Prinsip latihan Variasi adalah Latihan yang menggunakan berbagai macam bentuk
bertujuan mengatasi latihan yang panjang pada intensitas tinggi agar tidak monoton
dan membosankan.
• Kemampuan pelatih untuk menciptakan berbagai kemungkinan daya kerja akan
sangat menguntungkan keberhasilan variasi dalam latihan, oleh karena itu seorang
pelatih harus merencanakan programnya secara matang.
E. Prinsip latihan reversibility atau detraining
• Prinsip latihan reversibility/detraining adalah prinsip latihan berkebalikan yang
memiliki pengertian bahwa ketidak aktifan dan tanpa latihan akan menimbulkan
kemunduran,
• Hasil Panelitian: Seseorang selama 4 minggu tanpa latihan akan memberi dampak di
dalam pada oksigen dalam otot kapiler berkurang 8% dan pengamatan 3-12 minggu
tanpa latihan Vo2max turun 9%

Richard Godfrey,
“Detraining – Why a change really is better than a rest”
(http://www.pponline.co.uk/encyc/detraining.htm)

KOMPONEN LATIHAN
Setiap latihan fisik yang diberikan akan berpengaruh terhadap perubahan anatomis, fisiologis,
biomekanis dan psikologis atlet. Agar pengaruhnya positif maka harus diperhatikan hal-hal berikut ini:
• Volume Latihan:
Adalah Jumlah seluruh kegiatan yang dilakukan dalam suatu latihan (kuantitas)
• Intensitas Latihan:
Adalah mutu suatu latihan (kualitas) hal ini bergantung pada kekuatan stimuli syaraf dalam
mengatasi beratnya beban dan kecepatan melakukan suatu gerakan serta intervalnya.
• Density/Kepadatan Latihan
Adalah Frekuensi dimana seorang atlet menerima serentetan stimuli per unit waktu. Dengan
kata lain adalah menyangkut hubungan yang nyata dalam waktu antara kerja dan pemulihan
dari suatu latihan.
• Kompleksitas Latihan
Adalah menyangkut tingkat kerumitan suatu olah gerak dalam latihan, semakin rumit suatu
olah gerak maka akan semakin besar perbedaan individu dan efisiensi mekanika

FISIK (KOMPONEN DASAR KEMAMPUAN BIOMOTOR)


KEKUATAN / STRENGTH
Definisi: Kemampuan menggunakan otot dalam mengatasi suatu tahanan

• General Strength
• Specific Strength
• Maximum Strength
Tipe Strength
• Muscular Endurance
• Power
• Absolute Strength

• General Strength: kekuatan pada keseluruhan sistem otot.


• Specific Strength: kekuatan yang hanya terdapat di otot-otot yang melakukan pergerakan
khusus pada olahraga tertentu.
• Maximum Strength: menunjukkan tenaga terbesar yang dapat dihasilkan oleh sistem
neuromuskular selama kontraksi volunter.
• Muscular Endurance: kemampuan otot yang mampu bekerja dalam periode waktu yang
lama secara terus menerus
• Power: hasil produk dari dua kemampuan antara strength dan speed (kecepatan).
• Absolute Strength: kemampuan atlet untuk mengerahkan tenaga maksimum dari berat
badan sendiri.

Periodisasi Kekuatan
Preparatory Competitive Transition

General Specific Pre-Comp Main Comp Transition


Preparatary Preparatory

Strength Anatomical Max Conversion Maintenance C Compensation


adaptation Strength
-Power

-Muscular
endurance

-both
DAYA TAHAN
Definisi: Kemampuan untuk melakukan kerja dalam jangka waktu yang lama menghadapi kelelahan
Bentuk daya tahan:
• Dayatahan aerobic
• Dayatahan anaerobic
• Dayatahan khusus

Periodisasi Pada Kemampuan Daya Tahan


• Aerobik Endurance
• Aerobic and Anaerobic Endurance (Daya tahan erobik dan anerobik)
• Conversion of specific Endurance (Perubahan dari daya tahan spesifik)
• Specific Endurance (Daya tahan khusus)

Aerobik Endurance
• Tujuannya: meningkatkan kapasitas kerja organisme & efisiensi kardiorespiratori.
(kemampuan kardiovaskular dan pernafasan untuk memasok oksigen ke otot selama
melakukan aktivitas fisik)
• Bentuk latihan: latihan yang mengarah pada peningkatan daya tahan aerobik dan dasar
program aerobik.
• Dasar aerobic > membantu meningkatkan kemampuan kualitas fisik dan mengurangi
kelelahan, serta memulihkan kondisi fisik dengan cepat setelah latihan maupun pertandingan.
• Waktu: 8 – 16 minggu sesuai dengan kebutuhan individu dan spesifikasi dari cabang OR yang
bersangkutan

Aerobik and Anaerobic Endurance (Daya tahan erobik dan anerobik)


• Tujuannya: memberikan latihan selain aerobik yaitu anaerobik di mana latihan tersebut
kurang mendapatkan energi dari sistem aerobik.
• Bentuk latihan: Latihan dengan aktivitas pendek, intensitas dan kecepatan tinggi.
• Waktu: 6 – 8 minggu, bergantung dari kualitas individu dan jenis cabang ORnya.

Conversion of specific Endurance (Perubahan dari daya tahan spesifik)


• Tujuannya: Untuk memperoleh daya tahan khusus dari cabang olahraga bersangkutan.
• Bentuk latihan: Aktivitas latihan dengan intensitas yang tinggi dan waktu yang pendek.
• Waktu: 4 – 5 minggu, di mulai pada saat atlet masuk pada tahap pertandingan.

Specific Endurance (Daya tahan khusus)


• Tujuannya: Meningkatkan latihan teknik, taktik dan strategi untuk mempersiapkan puncak
pertandingan.
• Bentuk latihan: Intensitas latihan ditingkatkan dan mempertahankan kondisi yang sudah
dicapai.
• Dayatahan khusus diberikan bertepatan pada fase pra kompetisi dan kompetisi.
• Metode latihan yang tepat bergantung pada dayatahan khusus pada cabang olahraga dan
kebutuhan dari atletnya

Periodisasi Dayatahan
Preparatory Competitive Transition

General Specific Pre-Comp Main Comp Transition


Preparatary Preparatory

Dayatahan Aerob Aerob & Conv Specific maint


Anaerob Specific Endurance
End

FLEKSIBILITAS / KELENTUKAN
Definisi: Fleksibilitas/ Kelentukan adalah Kemampuan untuk melakukan gerakan dalam ruang sendi,
yang juga ditentukan oleh elastis tidaknya otot-otot, tendon dan ligamen
Hampir semua cabang olahraga membutukannya

MANFAAT FLEKSIBILITAS (Hasil Penelitian)


1. Definisi Mengurangi terjadinya cidera
2. Membantu mengembangkan kecepatan, koordinasi dan kelincahan.
3. Mampu mengembangkan Prestasi
4. Hemat Energy
5. Membantu memperbaiki Sikap Tubuh
(Harsono)

Berikan latihan flexibilitas sesering mungkin

METODE LATIHAN FLEKSIBILITAS


1. Dinamis (dinamic Streching): dianggap tidak efektif
Menggerakan Anggota tubus ecara ritmik
2. Statis (Statis Streching) 20-30”
3. Pasif (Streching Pasif): dianggap efektif.
Menggerakkan anggota tubuh dengan bantuan teman
4. PNF (Kontraksi Rileksasi)/ Proprioceptive Neouromuscular Fasilitation- Hoegen ’88 dianggap
effektif Sebelum diregang otot dikontraksi lebih dahulu, teman membantu meregang
5. SAS (Slow Aktive Streching), hampir sama dengan statis.
PANAHAN
(ARCHERY)

JABAR Archery Coaching Team


PANAHAN
Panahan (Inggris: Archery) adalah salah satu olahraga yang dilakukan dengan cara
menembakkan anak panah dengan bantuan busur untuk mencapai target atau sasaran tembak pada
jarak yang sudah ditentukan. Berdasarkan pembinaan kondisi fisik, ada komponen-komponen fisik
yang lebih spesifik untuk panahan, yaitu daya tahan (endurance), kekuatan (strength), kelenturan
(flexibilitas), dan structure/accuracy. Dengan memiliki kekuatan otot dan daya tahan otot yang baik,
maka akan memberikan keuntungan besar bagi pemanah untuk tampil di puncaknya. Di samping itu,
memanah membutuhkan kekuatan otot tubuh bagian atas dan inti yang menggerakkan kelompok
otot utama.

INDOOR DIVISI PANAHAN OUTDOOR

COMPOUND

RECOURVE

BAREBOW

STANDARD
BOW /
NASIONAL

TEKNIK PANAHAN
Stance (Normal, Open, Closed)
Set

Nocking Hocking Grip

jari telunjuk 10-15% jari tengah 60-70 % jari manis 30-35 %

High Grip Middle Grip Low Grip


Set up

Drawing

Full Draw

ANCHORING

AIMING

HOLDING
Release

Forward release Dead release Sliding release

Follow Through
APA SAJA YANG PERLU DIPERHATIKAN KETIKA LATIHAN
PANAHAAN
NO SAFETY NO ARCHERY

• Lapangan yang aman


• Alat alat panahan
• Alat yang di modifikasi
ALAT PENDUKUNG LATIHAN

LATIHAN MANDIRI
Yang perlu diperhatikan:
• Safety (Internal / Eksteral)
• Warm up dan cooling down
JENIS-JENIS PERLOMBAAN PANAHAN

COMPOUND INDOOR 18 & 25 M RECURVE


50 M 70 M

QUALIFICATION
ELIMINATION
TEAM, INDIVIDUAL, MIX

BAREBOW
STANDAR BOW
50 M
50, 40, 30, 20, 15, 10, 5 M

KEWAJIBAN PESERTA DALAM PERLOMBAAN


• Paham peraturan
perlombaan dan
pertandingan
• Mengikuti teknikal
meeting
• Mengikuti aturan
yang ditetapkan oleh
panitia pelaksana
• Mengikuti jadwal
perlombaan dengan
tepat
APA SAJA YANG HARUS
DIPERHATIKAN
• Memanahkan anak panahnya sebelum atau
sesudah bunyi bel atau sinyal yang diberikan
pada saat latihan atau berlatih
• Keluar dari shooting line dengan anak panah
masih tertancap pada busur
• Menarik narik busur di luar shooting line
• Wasit, scorer dan agen keluar dari blind sebelum
bel 3 beep
• Menarik anak panah dari target tanpa melihat
apakah ada orang dibelakangnya

TATA CARA PERLOMBAAN


IKUTI SIGNAL DARI PIMPINAN PERLOMBAAN
BEL 2X PEMANAH MASUK KE GARIS TEMBAK (Shooting Line)
BEL 1X PEMANAH MENEMBAK
BEL 3X PEMANAH MENGHENTIKAN TEMBAKAN DAN MENGAMBIL ANAK PANAH
WHAT IS THE MATCH PLAY?
• Match Play (babak aduan) adalah tahap kedua dari sebuah kejuaraan: ini terdiri dari dua
tahap lebih lanjut yaitu Babak penyisihan / eliminasi & babak final
• Pemanah akan berhadapan 1 lawan 1 dengan pemanah lain, menurut seeding chart dan
pemenang dari pertandingan berhak melanjutkan ke babak berikutnya
Divisi Recurve Divisi Compound Divisi Nasional / Standard Bow
• Jarak 70m • Jarak 50m • Jarak 40m
• Face target ukuran 122cm • Face target ukuran 80cm • Face target ukuran 80cm
• Menggunakan “set Ring 6 Ring 6
system” • Menggunakan “cumulative • Menggunakan “set system”
• 5 seri 3 anak panah/seri ≥ 6 scoring” • 5 seri 3 anak panah/seri ≥ 6
points wins • Maks. 5 seri dengan 3 anak points wins
panah/serinya

WHAT IS THE TEAM MATCH PLAY?


Divisi Recurve Team Divisi Compound Team Divisi Nasional / Standard Bow
Team
• Jarak 70m • Jarak 50m • Jarak 40m
• Face target ukuran 122cm • Face target ukuran 80cm • Face target ukuran 80cm
• Menggunakan “set Ring 6 Ring 6
system” • Menggunakan “cumulative • Menggunakan “set system”
• 4 seri 6 anak panah/seri scoring” • 4 seri 3 anak panah/seri
120 detik ≥ 5 points wins • Maks. 4 seri dengan 6 anak 120 detik ≥ 5 points wins
panah/seri 120 detik

Divisi Mixed Team


• 4 seri, 4 anak panah/seri 80 detik
• ≥ 5 points wins
COMPOUND BOW
EQUIPMENT

F. Hockiaji
Peralatan compound beragam jenis
• Karakter
• Anatomi pemanah
• kenyamanan

2 Jenis Busur Compound


• Hunting/berburu • Target/turnamen
• ATA < 35 inch • ATA > 36 inch
• DW > 60 Lbs • DW 40/50 & 50/60 lbs
• Speed tinggi • Akurasi tinggi
• Kurang seimbang • Stabil
• Getaran tinggi • Getaran rendah

Mengenal istilah COMPOUND, yang paling sering dibahas adalah:


• ATA atau Axel To Axel yaitu tinggi busur dari ujung ke ujung as cam.
• DL atau Draw Length yaitu panjang tarikan untuk penyesuaian di modul
• DW atau Draw Weight yaitu berat tarikan busur (40-50 dan 50-60 lbs) Let-off besarnya
pengurangan beban saat fulldraw (%) 65, 75, dan 85.
BUSUR COMPOUND
a. Riser
b. Stabilizer mount
c. Cable rod
d. Cable slide/split
e. String stopper/suppression
f. Grip
g. Sight window
h. Limb
i. Pocket limb
j. Bold tiller
k. Cam
l. Module
m. String
Buss/yoke cable
Control cable

Sight / Alat bidik


Seluruh bagian alat membidik:
Scope (housting scope) Pin sight

Lensa Fiber optik Water pass

Peep sight

Nocking point D Loop

Arrow rest
Stabilizer
• Meredam getaran
• Menstabilkan busur
• Membuat form rileks
• Busur menjadi lebih diam saat membidik

Long stabilizer

Short stabilizer

Side bar V bar

Dumpper Weight stabilizer Bow stand / kick stand


Trigger Index fingger

Thumb trigger

Backtension trigger

Resistance

Arm guard Quiver

Bowsling
Arrow
Shaft Point Vanes

Top hat Pin nock Nock

Bow Case
Hard case

Soft case

Binocular Arrow puller


BASIC
TECHNIQUE
COMPOUND

F. Hockiaji
SEQUENCES / URUTAN / FASE / TAHAPAN
FITA MANUAL Coach KIM HYUN TAK KISIK LEE
Level 1 KIM HYUN TAK ARCHERY TOTAL ARCHERY
INSIDE THE ARCHER
PREPARATION Stance Stance
Grip Grip
Hooking Hooking
Mindset
EFFORT PRODUCTION Setup Setup
PERIODE Drawing Drawing
Anchoring Anchoring
Loading/Transfering
Holding
CRITICAL MOMENT Aligment Aiming
Aiming Expansion
Fulldraw Release
Release
FOLLOW THROUGH Follow through Follow through

Sight / Alat bidik


Sikap atau posisi kaki saat berdiri
di atas garis tembak.
Nocking
Memasangkan anak panah ke tali busur
di posisi nock point
• Mengecek kelayakan panah,
nock, vanes, shaft, point sebelum
menembakan anak panah.
• Vanes index selalu menghadap
ke atas
• Nocking point harus benar-benar
masuk dan pas ke nock, tidak
terlalu longgar dan tidak terlalu
sempit

Hooking a triger and gripping the bow


Mengaitkan dan merasakan jari pada trigger setelah trigger terpasang pada tali d-loop, merasakan
telapak tangan di tempelkan pada grip busur

Mindset
Fokus terhadap kesiapan untuk melakukan gerakan memanah
• Mengingat Teknik
• Mengurangi kesalahan dan merasakan akan tepat
sasaran
• Melihat situasi sekitar terutama faktor angin
Set up
Persiapan gerakan tarikan awal
• Merasakan kenyamanan jari pada grip
triger dan telapak tangan pada grip busur
• Penekanan grip triger 20% dengan posisi
sikut sejajar telinga atau pipi
• Tekanan grip busur 20% ke arah depan
posisi tangan agak menekuk.

Drawing
• telapak tangan yang memegang grip
busur sejajar dengan sikut penarik busur.
• Saat busur diangkat tarik nafas
• Angkat setinggi / sejajar dengan mata
atau halis, bahu tidak naik saat
mengangkat busur
• Telapak tangan kiri di grip busur
mendorong busur jari/pergelangan
tangan kanan menarik busur bersamaan
sampai titik nol busur / wall sehingga
terbentuk penekanan tenaga 50% kanan
50% kiri.
• Saat menarik busur buang nafas sampai
masuk anchor lalu bernafas seperti biasa
• saat menarik busur waterpass selalu di
tengah.

Anchoring
• Menjangkarkan tangan
penarik pada bagian dagu atau
rahang
• Tenaga masih fokus di telapak
tangan kiri menekan grip
• pergelangan tangan kanan
ditempelkan di dagu / rahang

Loading / Transfer to holding


• setelah anchor nyaman baru merasakan
kenyamanan di bahu agar lebih rileks
• Tekanan tetap di point grip melalui telapak tangan
kiri jari jemari rileks
• dilengan penarik posisi jari hooking pada triger
• pergelangan tangan rileks tenaga diarahkan ke sikut
lengan kanan
• point to point antara grip dan sikut

Aiming and Expension


Mengarahkan peep kearah scope lalu menempatkan pin sight berada pada titik sasaran pemanah
sambil bersiap-siap untuk melepas anak panah setelah bidikan terkunci
• Saat membidik usahakan fokus pada titik sasaran yang akan dituju/target face. Dari mata ke
peep sight melewati scope terfokus ke sasaran titik bidik, pin sight mengikuti arah tujuan
pemanah ke titik bidik yang dituju.
• Pernafasan seperti biasa saat fokus pada titik bidik sampai pin sight diam di titik bidik, water
pass posisi di tengah-tengah lalu tahan nafas selama 3 detik untuk mengunci bidikan dan
persiapan melepas/merelease anak panah.

Aiming and Expension


Gerakan melepas anak panah setelah
mengunci bidikan dilakukan dengan
gerakan tanpa memerintah untuk melepas
• fokus ke arah bidikan sampai
trigger dengan sendirinya
• “every shoot is suprise shoot”

pemanah akan merasa kaget dikarenakan


pelepasan tanpa disadari.

Follow through Feed back


gerakan lanjutan setelah melepas Sikap mengevaluasi gerakan secara cepat setelah
anak panah untuk mempertahankan melakukan gerakan keseluruhan sebelum memasang anak
posisi memanah sampai anak panah panah kembali, untuk dipersiapkan ke gerakan memanah
itu mengenai sasaran yang akan dilakukan berikutnya dengan fokus dan penuh
konsentrasi.

Anda mungkin juga menyukai