REMAJA LAKI-LAKI
SKRIPSI
OLEH :
PUTRI KAMILA
11860120524
FAKULTAS PSIKOLOGI
PEKANBARU
2022
PERSEMBAHAN
ilmiah ini ku persembahkan untuk diriku sendiri dan kedua orang tuaku,
yang tidak pernah lelah merawat dan mendidikku sedari kecil, motivator
terbesar dalam hidupku yang telah berjuang dengan penuh keikhlasan, yang
Terimakasih kepada :
Special for my mom, you’re the greatest and strongest women in my life who
Thanks my beloved
Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
Kepercayaan Diri Remaja Laki-Laki”. Shalawat dan salam tidak lupa penulis
sampaikan untuk Nabi besar kita yakni Nabi Muhammad SAW yang telah
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Selain itu, untuk memperluas
arahan, bantuan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
1. Bapak Prof. Dr. Khairunnas Rajab, M.Ag., selaku rektor Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau dan pembantu Rektor I,II,III beserta
telah sabar dan ikhlas dalam membimbing proses penyelesaian skripsi ini
dosen Psikologi.
9. Kedua orang tua saya Ayahanda Edy Safrizal dan Ibunda Rosma Dewi
yang telah mnenyayangi, menjaga, dan mendidik penulis tanpa kenal lelah
sejak kecil hingga tumbuh dewasa seperti sekarang ini, serta selalu
selesai.
10. Untuk My Human Apin terimakasih kasih telah sabar menghadapi
dan kebab dikala penulis lagi mengerjakan skripsi di Toko Kopi Kita.
12. Untuk My bestie saya Revina Nurianty terimakasih telah mau disusahkan
15. Kepada teman-teman saya yang telah memotivasi dan menyokong saya
agar bisa menyelesaikan proposal ini dengan cepat, baik dan benar.
sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kata kesempurnaan. Dengan
lingkungan akademik Fakultas Psikologi UIN Suska Riau dan pembaca pada
umumnya.
Pekanbaru, 12 Januari
2022
Peneliti
PUTRI KAMILA
11860120524
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
Putri Kamila
Fakutas Psikologi
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
11860120524@students.uin-suska.ac.id
ABSTRAK
Body shaming adalah tindakan mengomentari dan mengkritik terkait bentuk tubuh
dan penampilan diri sendiri maupun orang lain. Faktor dari tindakan body
shaming adalah hilangnya kepercayaan diri. Penelitian ini bertujuan untuk
mengatahui pengaruh body shaming terhadap kepercayaan diri remaja laki-laki di
SMA Negeri 12 Pekanbaru. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
korelasional. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 373 remaja laki-laki SMA
Negeri 12 Pekanbaru dengan teknik pengambilan sampel proportionate stratified
random sampling. Instrumen yang digunkan dalam penelitian ini adalah skala
kepercayaan dii (Lauster, 2012) dan skala body shaming (BISS (Body Image
Shame Scale) dari Gillbert dan Milles (2002)). Berdasarkan data yang diperoleh
nilai koefisien korelasi sebesar r= -0,129 (p= 0,021 < 0,05) artinya hipotesisi
diterima, hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh body shaming terhadap
kepercayaan diri remaja laki-laki.
Putri Kamila
Faculty of Psychology
Sultan Syarif Kasim State Islamic University Riau
11860120524@students.uin-suska.ac.id
ABSTRACT
Body shaming is the act of commenting and criticizing related to body shape and
appearance of oneself and others. The factor of body shaming is the loss of self-
confidence. This study aims to determine the effect of body shaming on the self-
confidence of teenage boys at SMA Negeri 12 Pekanbaru. This research is a
correlational quantitative research. The number of samples in this study were 373
male adolescents at SMA Negeri 12 Pekanbaru with the sampling technique of
proportionate stratified random sampling. The instruments used in this study were
the self-confidence scale (Lauster, 2012) and the body shaming scale (BISS
(Body Image Shame Scale) from Gillbert and Milles (2002)). Based on the data
obtained, the correlation coefficient value of r = -0.129 (p = 0.021 <0.05) means
that the hypothesis is accepted, this shows that there is an effect of body shaming
on the self-confidence of male adolescents.
PENDAHULUAN
masyarakat dalam mengakses informasi dari setiap media, baik melalui televisi
hingga melalui alat canggih seperti smartphone. Hal ini menjadi dampak
bentuk tubuh dan penampilan ideal baik bagi laki-laki maupun perempuan
(Standarbu & Kvalem dalam Widiasti 2016). Tidak jarang masyarakat, khususnya
remaja yang mendukung adanya suatu standarisasi mengenai citra tubuh ideal dan
menjadikan nilai-nilai tersebut sebagai suatu tuntutan yang harus dipenuhi dengan
sekitarnya.
yang ada dalam diri individu. Tanpa adanya kepercayaan diri akan banyak
menimbulkan masalah pada diri individu. Kepercayaan diri merupakan atribut
yang paling berharga pada diri individu dalam menjalani kehidupan. Dengan
segala potensi dan bakat yang dimilikinya. Namu faktanya masih banyak individu
satunya masa remaja. Masa remaja merupakan proses menuju kedewasaan serta
memahami diri dalam bersosialisasi, mengenal lawan jenis dengan perasaan, dan
mulai mencari jati diri. Menurut Santrock (2007) masa remaja diawali dengan
perubahan fisik yang cepat, tinggi dan berat badan bertambah secara drastis,
dan suara yang makin berat. Pencarian identitas dan kebebasan merupakan ciri
lingkungan sosialnya akan berdampak negatif pada dirinya sendiri, seperti adanya
kasus gangguan makan yang disebabkan oleh keinginan untuk memiliki tubuh
yang ideal dan kurus. Persepsi lingkungan sosial mengenai standarisasi tubuh dan
penampilan ideal adalah perempuan yang bertubuh kurus atau berat dan tinggi
badan ideal. oleh karena itu kebanyakan dari perempuan khawatir akan
remaja. Salah satunya adalah penampilan fisik. Perubahan fisik yang terjadi pada
yang lainnya, itu akan menyebabkan mereka cenderung tidak suka melihat
Pada masa inilah remaja mengalami perubahan secara fisik yang signifikan,
karena akan mengalami masa pubertas yaitu masa dimana menjadi semakin
peduli terhadap bentuk dan bagian tubuh. Misalnya remaja laki-laki cenderung
memperhatikan bidang dada, bentuk perut, dan otot lengan, sedangkan pada
remaja perempuan lebih memperhatiakan pinggul, perut, dan paha. Remaja akan
merasa senang jika berat, bentuk, dan ukuran tubuh yang sesuai standar ideal
yang akhirnya membuat remaja ikut dalam proses mengembangkan citra diri
Menurut Pratiwi (2019) Pada fase remaja ditahap pubertas akan muncul
suatu permasalahan berupa kekerasan secara verbal dari segi bagian tubuh seperti
gendut, kurus atau cungkring, pendek atau tinggi, warna kulit hitam, wajah
berjerawat. Sehingga memungkinkan remaja tidak percaya diri dengan perubahan
kondisi tubuh yang dialami. Seorang remaja yang awal mula memiliki
kepercayaan diri yang tinggi, ketika terjadi penurunan daya tahan fisik akibat
mampu berfikir secara rasional, mampu melakukan sesuatu apapun yang ingin
baru, memiliki pergaulan luas, karena jika remaja tidak memiliki kepercayaan diri
maka ia akan sulit berinteraksi dengan lingkungan baru dan sulit mengendalikan
diri remaja berada pada kategori sedang, 75% kepercayaan diri remaja berada
kepercayaan diri siswa berada pada kategori sangat tinggi, 24,2% kategori tinggi,
37,1% kategori sedang, 22,6% kategori rendah, dan 6,5% kategori sangat rendah
(Setiawan 2020).
Menurut elizabeth Harley (2002) dalam septina (2014) anak laki-laki lebih
percaya diri pada usia 14 tahun (ketika kepercayaan diri berada pada titik
terendah bagi sebagian besar anak perempuan) dan kurang percaya diri pada usia
tersebut tidak mempercayai dirinya atau tidak memiliki harapan teguh bahwa
sikap orang lain itu dapat dipercaya dan dapat diprediksi. Remaja sering
menyalah artikan pengertian percaya diri, dengan adanya penampilan dan gaya
hidup maka tercipta suatu sikap yang disebut percaya diri. Remaja lebih percaya
diri jika mereka telah berpenampilan mewah dan memiliki gaya hidup yang
modern, di mana perilaku ini sudah menjadi suatu tuntutan di kalangan remaja.
serba mewah, membawa HP, merokok dan lain sebagainya. Tingkah laku
bentuk tubuhnya dibanding aspek lain yang ada dalam dirinya, dan kebanyakan
remaja tidak percaya diri ketika bercermin. Pertumbuhan fisik yang dialami
berbagai cara untuk merubah penampilan fisiknya agar sesuai standar ideal
(Setiawan 2020). Reaksi sosial negatif terhadap penampilan dan bentuk tubuh
akan menyebabkan remaja merasa cemas dan tidak percaya diri. Remaja akan
merasa malu apabila tidak memiliki tubuh yang sesuai standar, karena akan
menjadi bahan olokan dari orang-orang disekitarnya atau biasa disebut dengan
Shaming merupakan perasaan malu yang timbul akibat dari suatu kritikan atau
penilaian negatif dari orang lain maupun dari diri sendiri mengenai tidak idealnya
tubuh yang dimilikinya (Damanik, 2018). Banyak individu yang tidak dapat
diri sendiri yang kemudian akan menumbulkan perlakuan body shaming. Body
shaming yang terjadi secara terus menerus terhadap orang lain akan menyebabkan
dampak depresi kepada korbannya karena perasaan yang stress dan tertekan
kondisi fisik yang tidak ideal atau tidak sesuai dengan bentuk tubuh ideal (Eva,
2016)
Berdasarkan hasil survey ZAP Clinic pada tahun 2020 dikutip dari
body shaming. Responden yang berusia 13-22 tahun menjadi korban body
shaming terbanyak dengan persentase yaitu 67,8%. Hasil survey yang dilakukan
Putri, dkk (2018) ditemukan sebanyak 96% siswa SMA pernah menjadi korban
ataupun pelaku body shaming. Sedangkan hasil survey Body Peace Resolution
yang dilakukan oleh Yahoo! Health tahun 2016 menunjukkan bahwa sekitar 94%
Kasus body shaming sangat sering terjadi saat ini, hal ini didukung oleh
fisik berkorelasi paling kuat dengan rasa percaya diri. Penampilan fisik pada
individu sangat memiliki hubungan yang sangat erat dengan kepercayaan diri.
Sehingga individu yang memiliki penampilan fisik yang ideal akan meningkatkan
kepercayaan diri pada dirinya, begitupula sebaliknya. Hal ini sejalan dengan
hubungan yang signifikan antara body shaming dengan citra diri mahasiswa
mengejek mereka gendut maupun kurus sehingga mempengaruhi citra diri yang
negatif dan menjadikan rasa malu serta tidak percaya diri serta tidak mau makan.
Banyak orang yang berfikir bahwa standar ideal mengenai tubuh dan
penampilan hanya berlaku bagi remaja perempuan saja, namun saat ini banyak
juga remaja laki-laki yang merasa gelisah tentang penampilan remaja. Standar
penampilan dan bentuk tubuhnya karena tidak sesuai standar ideal. penelitian
memiliki tingkat kecemasan dan ketakuan yang tinggi terhadap penampilan dan
tubuh remaja, dengan rasa cemas dan takut yang dimiliki tersebut akan membuat
remaja melakukan olahraga, diet ketat, dan bahkan mengkomsumsi obat atau
suplemen agar bisa mendapatkan badan ideal. Dikutip dari Female Kompas,
bagian tubuh laki-laki yang menjadi pusat perhatian adalah lengan dan dada yang
kurang berotot, lingkar perut, bentuk dada, serta kebotakan (Pramartha dan
Siswadi 2015).
Oleh karena itu, banyak laki-laki yang kerap gila melakukan olahraga
ketat seperti nge-gym dan menjadikan protein shake sebagai makanan sehari-hari.
tenang dan menganggap itu sebuah candaan belaka. Menurut Ikhsan Bella
Persada M.Psi., Psikolog yang dilansir dari laman web klikdokter.com itu
mengatakan bahawa dibalik respons tenangnya para laki-laki itu sebenarnya juga
merasakan sakit hati dan stres. Hanya saja, laki-laki sebenarnya punya pengelola
mencari tindakan apa yang bisa dilakukan, dan kadang langsung bersikap
konfrontatif. Misalnya, saat ada yang mengejek, individu tersebut secara tidak
perasaan yang dipendam. Dan orang yang melakukannya pun jadi langsung tahu,
apa yang dilakukan barusan tidak disukai. Di sisi lain, kalau ejekan datang dari
temannya sendiri, mereka juga bisa menerima dengan lebih santai dan
menjadikannya bahan bercandaan. Kalau memang tak suka atau sudah kelewat
Namun ada kalanya jika tindakan tersebut suah berlebhihan dan melewati
atas kesabaran individu, itu akan mempengaruhi psikis para laki-laki. Dan pada
akhirnya, kepercayaan diri yang dimilikinya bisa pun memudar dan bahakan bisa
Body shaming adalah tindakan mengejek pada individu yang tidak sesuai
standar ideal yang telah ditetapkan. Contoh body shaming yaitu mengejek jelek,
pendek, gemuk, mata sipit, pesek, kurus, hitam, dll. Tindakan body shaming tidak
hanya terjadi secara langsung di dunia nyata, namun ada juga terjadi di dunia
maya melalui media sosial. Beberapa figur publik juga mendapatkan tindakan
muka yang mendapat penilian negatif dari netizen karena dianggap tidak pantas.
Banyak netizen yang berkomentar negatif dan mengkritik atas terpilihnya mereka
mejadi duta produk kecantikan tersebut dengan mengomentari “Yang kaya gini
dijadiin BA? Serius nihh? BA skincare itu yang ganteng woy! Harus
goodlooking, yakali modelannya kaya gini! Indonesia krisis influencer fix,” tulis
orang menganggap kondisi fisik atau penampilan individu yang tidak ideal atau
memperhatikan dirinya sama halnya dengan persepsi terhadap dirinya. Pada usia
remaja awal, remaja akan cenderung melihat suatu hal dari sudut pandang orang
lain untuk mendapatkan gambaran apakah suatu hal tersebut baik atau buruk
(Santrock, 2003).
Selain body shaming, faktor-faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri
(2021) dengan judul “Pengaruh Body Shaming Terhadap Self Confidence Siswa
SMA Negeri 1 Batulayar”. Berdasarkan dari analisis data 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 yang diperoleh
sebesar 0,560 sedangkan nilai 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan taraf signifikansi 5% pada df-1= 28
diperoleh 0,374 kenyataan ini menunjukan bahwa nilai 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 yang diperoleh
dalam penelitian ini adalah lebih besar dari pada 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (0,560 > 0,374). Hal ini
ini adalah ada pengaruh body shaming terhadap kepercayaan diri pada siswa kelas
oleh Dela Geofani (2019). Subjeknya adalah wanita karir di pekanbaru sebanyak
100 orang sebagai sampel penelitian. Hasil analisis regresi sederhana diperoleh
Thitung 6,963 lebih besar dibandingkan dengan Ttabel, yaitu sebesar 1,984,
dengan tingkat signifikansi 0,000 lebih kecil dari α = 0,05, sehingga dapat
teman mereka. Tetapi mereka tidak pernah tahu perasaan dari temannya itu.
Tanpa disadari itu sudah masuk pada body shaming walaupun mungkin hanya
sekedar bercanda.
shaming. Untuk remaja yang berinisial DU yang mengalami Body Shaming pada
penampilan rambut yang dimilikinya dia dijuluki udah tua karena memiliki
banyak rambut berwarna putih seperti orang yang sudah tua. DU pernah menjadi
korban Body Shaming saat menduduki bangku sekolah SD dan sempat tidak
Pekanbaru, ada beberapa siswa yang mengalami masalah body shaming. Misalnya
siswa yang memiliki berat badan yang tidak sesuai dengan idealnya merasa tidak
percaya diri untuk bergaul dengan temannya, sehingga dia merasa bahwa dirinya
di kucilkan, ada juga yang di kritik dengan kulit wajah yang hitam sehingga
membuat tidak percaya diri untuk berteman dengan yang lain. Namun kasus body
shaming di sekolah ini belum ada sampe kepada guru BK, masih bercandaan para
siswa di sekolah.
mempengaruhi kepercayaan diri siswa, yang mana dapat memberikan efek trauma
berkepanjangan dan memiliki dampak negatif bagi siswa yang menjadi korban
body shaming, seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa permasalahan ini tidak
bisa dianggap hanya angin lalu karena setiap siswa memiliki kepercayaan diri
yang berbeda-beda. Maka disinilah peran guru dan guru BK sangat diperlukan
serta berperan penting untuk menangani body shaming yang terjadi di sekolah
seperti: a) mendengarkan laporan atau aduan siswa yang menjadi korban body
pelaku body shaming, dan sebagainya. Sejalan dengan Serni dkk (2020)
menyebutkan bahwa “sekolah dan peran guru BK akan sangat berperan penting
tindakan body shaming terhadap kepercayaan diri pada remaja laki-laki. Karena
remaja belum matang dalam berfikir dan tingkah lakunya masih seperti anak-
anak. Dampak dari body shaming dapat menghancurkan kepercayaan diri remaja.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Keaslian Penelitian
variabel penelitian, subjek dan lokasi. Peneliti akan melakukan penelitian tentang
pengaruh penampilan atau bentuk tubuh terhadap kepercayaan diri pada remaja
1. Penelitian Darul Muqomah yang berjudul Pengaruh Body Shaming dan Peer
Hikmah PPPI Jeru Tumpang Malang. Hail penelitia ini menunjukkan bahwa
siswa dengan dukungan sosial teman sebaya yang berada pada kategori tinggi
sebaya siswa siswi kelas 3 SMP NU Al-Hikmah PPPI Jeru Tumpang malang
diri Mahasiswa yang Mengalami Body Shaming” (Haryati et al. 2021). Hasil
sangatlah penting untuk membentuk diri yang postif dalam hal kepercayaan
diri terhadap korban body shaming dengan cara memberikan dukungan, dan
ataupun mengapresiasi tubuh remaja sendiri yang apa adanya atau disebut
(Fatmawati1, dkk 2021). Hasil penelitian ini terdapat hubungan yang kuat
berdampak buruk pada korban karena remaja tidak siap secara mental untuk
merugikan kehidupan, antara lain diejek oleh orang yang bentuk tubuhnya
2022). Penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan body shaming bisa terjadi
pada siapa saja, dan juga memberi pengaruh terhadap kepercayaan diri
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaatt Teoritis
2. Manfaat praktis
menanggapi omongan atau penilain orang lain diluar sana tentang dirinya.
BAB II
KAJIAN TEORI
a. Kepercayaan Diri
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, percaya diri merupakan percaya atas
dan mempunyai kemampuan untuk memiliki serta mencapai segala sesuatu yang
yang berupa keyakinan akan kemampuan diri individu untuk bertindak sesuai
sesuatu yang baik. Anggapan tersebut yang membuat individu tidak pernah
Agama islam sangat mendorong umatnya untuk memiliki rasa percaya diri
yang tinggi. Manusia adalah makhluk ciptaan-Nya yang memiliki derajat paling
tinggi karena kelebihan akal yang dimiliki, sehingga sepatutnya ia percaya
surat Al-Imron Ayat 139 yang artinya: “Dan janganlah kamu (merasa) lemah,
dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu kamu paling tinggi (derajatnya),
kepercayaan diri adalah sikap keyakinan kuat yang ada di dalam diri individu
untuk melakukan apa yang diinginkannya dan sebagai karakteristik individu atas
dan realistis.
b. Optimis
Optimis adalah sikap positif individu yang selalu berpandangan baik
dalam menghadapi segala hal tentang diri dan yakin atas kemampuan diri
sendiri.
c. Objektif
Suatu sikap individu yang mampu melihat dan menerima suatu masalah
dirinya sendiri.
d. Bertanggung jawab
Suatu sikap kesediaan individu akan tingkah laku atau perbuatannya untuk
konsekuensinya.
menggunakan pemikiran yang logis atau yang dapat diterima oleh akal
a. Konsep diri
Menurut Anthony (1992) terbentuknya kepercayaan diri pada diri individu
Harga diri adalah evaluasi individu terhadap dirinya sendiri. Tingkat harga
c. Pengalaman
Pengalaman merupakan kejadian yang pernah di alami oleh individu dan
d. Pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat
b. Body Shaming
Body shaming termasuk dalam kasus bullying secara verbal atau kata-kata,
jadi body shaming diartikan sebagai suatu perilaku mengomentari atau mengkritik
negatif terhadap penampilan atau fisik individu. Menurut Brigitta, Aristarchus &
Ryan, body shaming merupakan salah satu bentuk kekerasan emosional dan
verbal yang seringkali diabaikan oleh pelaku karena umumnya dianggap biasa
membandingkan fisik diri sendiri maupun orang lain yang menimbulkan perasaan
malu dan menyakitkan ketika komentar terkait tubuhnya tersebut tidak sesuai
terhadap penampilan dan bentuk tubuh sendiri maupun orang lain. Individu yang
melakukan body shaming dapat berupa lontaran komentar terkait bentuk fisik
orang lain dan bahkan komentar individu itu sendiri terhadap bentuk fisiknya
sendiri. Body shaming adalah kekhawatiran dan ketakutan akan penilaian tentang
tubuh dan penampilan yang datang dari diri sendiri maupun dari orang lain. Body
bagian tubuh ketika penilaian individu maupun orang lain tidak sesuai dengan
perilaku, pikiran, aktifitas, dan perasaan atau emosi serta situasi menjadi
fisik dan penampilan yang timbul dari kritikan diri sendiri maupun orang lain.
memiliki kondisi fisik dan penampilan yang tidak sesuai dengan standar ideal di
kekhawatiran atau ketakutan individu terhadap komentar atau kritikan dari diri
sendiri maupun dari orang lain terhadap bentuk tubuh atau penampilannya tanpa
sebagai berikut:
Komponen kognitif sosial atau eksternal adalah perasaan malu yang sering
muncul dalam konteks sosial dan kondisi ini mengacu pada pemikiran
individu bahwa orang lain menilai dirinya rendah atau kurang baik.
sendiri (misalnya saya tidak berguna, tidak berharga, jelek, tidak baik,
berikut:
yang gemuk atau plus size. Biasanya orang gemuk sering dihina atau
dengan tubuh kurus. Pada umumnya orang kurus sering diejek dengan
atau datar.
atau lengan. Biasanya orang yang berbulu lebih dianggap orang Arab
4. Warna kulit, bentuk body shaming ini juga umum terjadi. Misalnya
Biasanya orang yang berkulit gelap atau hitam sering di hina atau di
kulit tubuh yang gelap. Dan bagi laki-laki yang memiliki kulit tubuh
yang putih bakal di hina atau di ejek seperti perempuan atau seperti
orang korea.
c. Remaja
d. Pengertian Remaja
Menurut Papalia dan Olds (2001) yang dikutip dari Jahja (2011) masa
remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang
dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada akhir remaja atau awal 20-
an. Masa remaja masa peralihan perkembangan menjadi dewasa berarti sebagian
remaja awal dan masa remaja akhir. Remaja awal, berkisar antara 10-14 tahun
fisik, dan emosional. Masa remaja dibagi menjadi tigas tahap, tahap remaja awal,
remaja madya, dan remaja akhir, yang dimulai dari usia 13 dan 19 tahun.
1. Perkembangan Fisik
Olds, 2001).
2. Perkembangan Kognitif
antara lain:
a. Remaja Awal (Early Adolescence)
Remaja pada tahap ini berusia 10-12 tahun yang masih terheran-
Tahap ini berusia 13-15 tahun. Pada tahap ini remaja sangat
mempunyai sifat yang sama dengan dirinya. Selain itu, tak jarang
remaja pada tahap ini berada dalam kondisi kebingungan karena tidak
tahu harus memilih yang mana seperti sendiri atau ramai-ramai, peka
atau tidak peduli, ideal atau materialis, dan sebagainya. Pada remaja
periode dewasa yang ditandai dengan pencapain lima hal, yaitu: minat
g. Kerangka Berfikir
terpenting dalam rasa percaya diri yaitu yakin dan percaya akan kemampuan diri,
hari, percaya diri merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam menjalani
interaksi dengan orang lain dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.
diri remaja, sebab pendidikan yang ada di keluargalah yang menentukan baik
yang memiliki kepercayaan diri adalah remaja yakin akan kemampuan diri untuk
terutama pada remaja, baik dimedia sosial maupun secara langsung di dunia
terhadap penampilan dan bentuk tubuh sendiri maupun orang lain. Individu yang
melakukan body shaming dapat berupa lontaran komentar terkait bentuk fisik
orang lain dan bahkan komentar individu itu sendiri terhadap bentuk fisiknya
sendiri. Tindakan body shaming seperi mengatakan gendut, kurus, pesek, hitam,
Dampak dari body shaming menimbulkan rasa malu pada individu yang
Namun pelaku body shaming biasanya merasa apa yang dia katakan adalah
dipengaruhi oleh budaya, dimana masyarakat memiliki standar ideal yang harus
dimiliki remaja, media juga selalu menampilkan model yang memenuhi standar
yang telah ditetapkan bagi remaja perempuan maupun laki-laki. Remaja yang
memiliki citra tubuh positif dan cenderung mempunyai gambaran tubuh seperti
yang remaja harapkan dan tidak memiliki harapan yang terlalu besar terkait tubuh
dan penampilannya. Mempunyai tubuh yang ideal adalah impian realistis, artinya
tubuh yang dimiliki remaja sesuai dengan standar ideal itu akan membat remaja
dapat menghargai diri sendiri dan lebih percaya diri terhadap penampilannya.
Remaja yang merasa puas terhadap tubuhnya akan memiliki citra tubuh
dirinya. Beda hal dengan remaja yang tidak merasa puas terhadap tubuhnya dan
selalu beranggapan tubuhnya kurang makan akan membentuk citra tubuh negatif
perkembangan remaja. Pada umunya remaja yang bisa puas dan menerima
kondisi fisik yang apa adanya secara tidak langsung remaja akan memiliki
kepercayaan diri yang tinggi. Karena remaja tersebut sudah merasa dan
menganggap bentuk fisiknya sudah sesuai standar ideal dan juga akan memiliki
citra tubuh yang positif dan baik sehingga memiliki kepercayaan diri yang tinggi.
Berbed[6a dengan individu yang tidak menerima bentuk tubuhnya dan selalu
bertanggung jawab, serta rasional dan berpikir realistis terhadap suatu masalah.
Standar ideal bagi remaja laki-laki memfokuskan pada bentuk tubuh dan
remaja. Remaja yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi lebih mudah
mentalnya agar lebih kuat, tidak suka memamerkan kelebihannya agar dipuji
orang atau masyarakat, dapat mengendalikan dirinya, dan menjadi diri sendiri
realistis terhadap dirinya sendiri, bahwa tidak semua yang diharapkan dapat
berjalan sesuai keinginannya atau dapat berjalan dengan lancar dengan demikian
rasa percaya diri remaja tidak mudah dijatuhkan oleh orang lain dan terhindar dari
tekanan yang didapat dari lingkungannya untuk memiliki tubuh ideal, yaitu
berotot, atletis, dan maskulin karena itu dianggap salah satu cara menunjukkan
tubuhnya agar memenuhi standar ideal dan memilik rasa percaya diri.
Salah satu yang memerlukan adanya kepercayaan diri adalah korban body
shaming. Body shaming menurut Brigitta, Aristarchus & Ryan adalah suatu
karena umumnya di anggap wajar (Gani dan Jalal 2021). Remaja yang mengalami
body shaming berawal dari faktor lingkungan yang menjadikannya bahan candaan
atau lelu con, menertawakan atau menganggap bahwa remaja memiliki kondisi
fisik yang tidak memenuhi standar ideal. Karena hal inilah remaja rentan terkena
perlakuan body shaming jika penampilan atau bentuk tubuhnya tidak memenuhi
standar ideal.
melalui media sosial. Media massa sangat berpengaruh dalam menyebarkan citra
tubuh remaja laki-laki yang menampilkan perut rata berotot, berdada bidang, serta
memiliki otot biseps yang menonjol. Media massa membuat remaja laki-laki
menurutnya lebih baik, dan erat kaitannya dengan ketidakpuasan terhadap bentuk
h. Hipotesis
jawaban yang diberikan didasarkan pada teori yang relevan daripada fakta
dan kerangka berpikir, maka diajukan hipotesis: “Adanya Pengaruh Body Shape
Perception dan Body Shaming Terhadap Kepercayaan Diri Pada Remaja Laki-
Laki”.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
konkrit atau jelas, data penelitian juga berupa angka-angka yang di ukur
menggunakan alat statistik sebagai alat uji perhitungannya yang berkaitan dengan
korelasi adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk menemukan hubungan antar
variabel dan apabila ada, seberapa erat hubungan serta berarti tidaknya hubungan
Pekanbaru.
Dalam penelitian kuantitatif, variabel dibagi menjadi dua kategori yaitu variabel
yang mempengaruhi atau penyebab disebut variabel bebas atau variabel (X), dan
1. Kepercayaan Diri
yang berupa keyakinan akan kemampuan diri individu untuk bertindak sesuai
2. Body Shaming
remaja ketika diri sendiri maupun orang lain memberi komentar atau kritikan
body shaming berdasarkan teori Gillbert & Miles, 2002 yaitu aspek komponen
kognitif sosial atau eksternal dan komponen mengenai evaluasi diri yang
D. Subjek Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek
dengan sifat dan karakteristik tertentu yang ingin diteliti oleh peneliti untuk
11 178
12 185
Total 534
Sumber : Guru BK SMA N 12 Pekanbaru
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian kecil dari jumlah dan karakteristik suatu populasi
(Sugiyono 2019). Dalam penelitian ini untuk menentukan besar sampel penelitian
N
n=
1+ Ne2
Keterangan:
534
n= 2
1+534 (0,05)
534
n=
1+1,335
534
n=
2,335
Sesuai dari hasil yang diperoleh dengan menggunakan rumus slovin, maka
subjek dalam penelitian ini berjumlah 228 orang. Jumlah tersebut akan dibagi
❑ x 193
10 373
178
11 x 193 92
373
195
12 x 193 101
373
Total 193
E. Teknik Sampling
anggota atau unsur yang tidak homogen dan bestrata secara proporsional
(Sugiyono 2019). Teknik ini dilakukan karena populasi dalam penelitian ini
terdiri dari kelas 10, 11, dan 12. Setelah didapatkan jumlah sampel yang
diperlukan pada kelas 10, 11, dan 12 maka peneliti akan menyebarkan skala
(Sugiyono 2019). Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan skala yang terdiri dari skala kepercayaan diri dan skala body
shaming.
memberikan keleluasan bagi subjek untuk menjawab, karena di dalam skala tidak
ada jawaban “benar dan salah” melainkan jawaban yang mendekati atau yang
Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi individu atau kelompok tentang suatu peristiwa (Sugiyono 2019). Skala
Likert ini menggunakan empat alternatif jawaban dan skor yang berbeda-beda:
Tabel 3.3
Tabel Skala Likert
No Aitem Favorable Unfavorable
1. Sangat Sesuai (SS) 4 1
2. Sesuai (S) 3 2
3. Tidak Sesuai (TS) 2 3
4. Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 4
Skala kepercayaan diri (SKD). Skala ini disusun dengan model skala
likert, skala kepercayaan diri ini terdiri dari 23 aitem yang di adaptasi dari
Skripsi Darul Muqomah (2022) dengan nilai reliabilitas alpha 0,807. Skala
sesuai (S), tidak sesuai (TS), sangat tidak sesuai (STS). Semakin tinggi
skor kepercayaan diri yang dimiliki subjek, maka semakin tinggi pula
Tabel 3.4
Blue print Skala Kepercayaan Diri
No Aitem Jmlh
Aspek Indikator
F UF Aitem
Obyektif Memandang kebenaran 9, 1 5 3
sesuai dengan semestinya
Keyakinan akan Bersikap positif terhadap 2, 7, 11, 8 5
kemampuan diri diri sendiri 12
Bertanggung Mampu menanggung 4, 6, 13, 20 5
jawab segala konsekuensi 17
perbuatan
Rasional dan Mampu memahami suatu 15, 18, 22 4
Realistis hal berdasarkan dengan 19
akal dan kenyataan
Optimis Memiliki pandangan baik 3, 10, 21 6
terhadap masa depan 14, 16,
23
Jumlah Aitem 18 5 23
subjek menggunakan skala BISS (Body Image Shame Scale) dari Gillbert
dan Milles (2002). Skala ini disusun dengan model skala likert. Skala
body shaming ini terdiri dari 22 aitem yang telah di adaptasi oleh Nur
sesuai (S), tidak sesuai (TS), sangat tidak sesuai (STS). Semakin tinggi
skor body shaming pada subjek, maka semakin tinggi pula tindakan body
shaming pada subjek, maka semakin rendah pula tindakan body shaming
Tabel 3.5
Blue print Skala Body Shaming
No Aitem Jmlh
Aspek Indikator
F UF Aitem
Komponen Perasaan negatif dan
Kognitif persepsi bahwa citra 1, 6, 8, 10,
Sosial atautubuh dapat menjadi 12, 14, 17, - 8
Eksternal pengawasan negatif dan 20
kritikan orang lain
Komponen Menilai buruk terhadap 2, 3, 4, 5,
Evaluasi Diri diri sendiri yang terfokus 7, 9, 11,
18, 21 14
dari Dalam pada citra tubuh 13, 15, 16,
seseorang 19, 22
Jumlah Aitem 20 2 22
Alat ukur yang akan digunakan di dalam penelitian ini harus diuji cobakan
terlebih dahulu. Uji coba (try out) dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas
Uji coba (try out) dilakukan pada tanggal 15 sampai 27 Mei 2022 dan 30
Mei 2022 denan menyebar skala kepada 100 remaja laki-laki. Alat ukur yang
diuji cobakan untuk mengukur kepercayaan diri adalah skala kepercayan diri dari
Lauster (1992) yang di adaptasi oleh peneliti dari skripi Darul Muqomah (2022)
yang terdiri dari 23 aitem. Sedangkan alat ukur untuk mengukur body shaming
adalah skala yang disusun oleh masrifah (2020) yang adaptasi oleh peneliti
terdiri dari 22 aitem. Setelah di uji coba alat ukurnya, maka akan di nilai dan
1. Uji Validitas
mempunyai arti sejauh mana ketepatan suatu alat tes atau skala dalam melakukan
fungsi pengukurannya. Suatu alat tes yang mempunyai validitas tingi apabila
menghasilkan data alat ukur yang tepat dan akurat sesuai dengan tujuan alat tes
tersebut.
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi (contect
tehadap kelayakan isi tes dengan analisis rasional atau kriteria expert judgment,
aitem selaras dengan fungsi tes. Aitem yang memiliki indeks daya beda baik
subjek pada aspek yang diukur dengan skala bersangkutan (Azwar, 2012). Indeks
daya beda aitem merupakan indikator keselarasan atau konsistensi antara fungsi
≥ 0,30. Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya
bedanya dianggap memuaskan. Namun, apabila jumlah aitem yang lolos tidak
kriteria 0,30 menjadi 0,25. Indeks daya beda aitem dilihat menggunakan bantuan
program komputerisasi SPSS (Statistical of Package for Social Science) 26.0 for
windows.
Setelah dilakukan try out, pada skala kepercayaan diri yang berjumlah 23
aitem yang diuji cobakan terdapat 6 aitem yang gugur dan 17 aitem yang valid
dengan koefisien korelasi aitem total berkisar antara 0,334 sampai 0,687.
Berikut rincian aitem-aitem yang gugur dan valid dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 3.6
Blue Print Skala Kepercayaan Diri (Setelah Try Out)
Aitem Valid Aitem Gugur Jmlh
Aspek Indikator
F UF F UF Aitem
Obyektif Memandang 9,1 - - 5 2
kebenaran
sesuai dengan
semestinya
Keykinan akan Bersikap positif 2,7,11 - - 8 4
kemampuan terhadap diri ,12,
diri sendiri
Bertanggung Mampu 4,13,1 - 6 20 3
jawab menanggung 7
segala
konsekuensi
perbuatan
Rasional dan Mampu 15,18, - - 22 3
Realistis memahami 19
suatu hal
berdasarkan
dengan akal dan
kenyataan
Optimis Memiliki 3,10, - - 21 5
pandangan baik 14,
terhadap masa 16,23
depan
Jumlah 17
Tabel 3.7
Blue Print Skala Kepercayaan Diri Untuk Penelitian
Aitem Jmlh
Aspek Indikator
F UF Aitem
Obyektif Memandang kebenaran sesuai 9,1 - 2
dengan semestinya
Keykinan Bersikap positif terhadap diri 2,7,11,1 - 4
akan sendiri 2
kemampuan
diri
Bertanggung Mampu menanggung segala 4,13,17 - 3
jawab konsekuensi perbuatan
Rasional dan Mampu memahami suatu hal 15,18,19 - 3
Realistis berdasarkan dengan akal dan
kenyataan
Optimis Memiliki pandangan baik 3.10.14. - 5
terhadap masa depan 16.23
Jumlah 17
Pada variabel Body Shaming terdapat 22 aitem yang diuji cobakan.
Terdapat 4 aitem yang gugur dan 18 aitem yang valid dengan koefisien korelasi
Berikut rincian aitem-aitem yang gugur dan valid dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 3.8
Blue Print Skala Body Shaming (Setelah Try Out)
Aitem Valid Aitem Gugur Jmlh
Aspek Indikator
F UF F UF Aitem
Komponen Perasaan negatif 1,6,8,10, - 17 - 8
Kognitif dan persepsi bahwa 12,14,20
Sosial atau citra tubuh dapat
Eksternal menjadi
pengawasan negatif
dan kritikan orang
lain
Komponen Menilai buruk 2,3,4,5,7, - 19 18,21 14
Evaluasi terhadap diri 9,11,13,
Diri dari sendiri yang 15,16,22
Dalam terfokus pada citra
tubuh seseorang
Jumlah 22
Tabel 3.9
Blue Print Skala Body Shaming Untuk Penelitian
Aitem Jmlh
Aspek Indikator
F UF Aitem
Komponen Kognitif Perasaan negatif dan 1,6,10,12, - 7
Sosial atau Eksternal persepsi bahwa citra 14,17,20
tubuh dapat menjadi
pengawasan negatif
dan kritikan orang
lain
Komponen Evaluasi Menilai buruk 2,3,4,5,7, - 11
Diri dari Dalam terhadap diri sendiri 9,11,13,
yang terfokus pada 15,16,19,
citra tubuh seseorang 22
Jumlah 18
3. Uji Reliabilitas
dan sebagainya. Koefisien reliabilitas berkisar mulai dari angka 0,0 sampai 1,0,
akan tetapi pada kenyataannya koefisien reliabilitas sebesar 1,0 tidak pernah
dijumpai. Suatu alat tes yang dapat menghasilkan data yang memiliki tingkat
body shaming mencapai 0,892. Sehingga dapat disimpulkan bahwa alat ukur
Analisi data dilakukan agar data yang telah di peroleh dapat ditafsirkan.
Pada penelitian ini, analisis menggunakan teknik analisis regresi linear sederhana,
yang mana analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh antar variabel yang
program SPSS (Statistical package for social science) for windows Versi 26.0
untuk melihat bagaimana peran tindakan body shaming (X) terhadap kepercayaan
A. Pelaksanaan Penelitian
Diri Remaja Laki-Laki” dimulai dengan pengambilan data uji coba (try out) alat
ukur penelitian pada tanggal 30 mei hingga 06 Maret 2022 yang dilakukan secara
skala yaitu Body Shaming BISS (Body Image Shame Scale) yang berjumlah 22
aitem dan skala Kepecayaan Diri sebanyak 23 aitem. Subjek dalam uji coba (try
out) alat ukur tersebut adalah remaja laki-laki yang rentang usia 15-18 tahun yang
berjumlah 100 subjek. Setelah melakukan uji coba (try out) alat ukur, peneliti
melakukan penelitian pada tanggal 25-27 Juli 2022 dan dilanjutkan pada tanggal
5-9 September 2022 dengan jumlah subjek 228 remaja laki-laki. Peneyebaran
secara langsung ke siswa laki-laki kelas 10, 11, dan 12 SMA N 12 Pekanbaru.
Peneliti bisa mengamati secara langsung proses siswa dalam mengisi kusioner
B. Hasil Penelitian
Table 4.1
Tabel Demografi Subjek Penelitian
228 remaja laki-laki. Usia subjek berkisar antara 14-18 tahun yang didominasi
oleh subjk yang berusia 17 tahun sebesar 35,5% (n=80) selanjutnya diikuti oleh
usia 15 tahun dan 18 tahun yang sama sebesar 21,9% (n=50), lalu untuk usia 16
tahun sebesar 19,3% (n=44), dan usia 14 tahun hanya sebesar 1.8% (n=4).
berkisar 45kg - 54kg yaitu sebesar 39,6% (n=90), selanjutnya berat badan 55kg -
64kg sebesar 25,4% (n=58), berat badan 35kg - 44kg sebesar 13,6% (n=31), berat
badan 65kg - 74kg sebesar 13,1% (n=30), berat badan 75kg - 84kg sebesar 6,4%
(n=15), dan untuk berat badan 85kg - 90kg hanya sebesar 1,7% (n=4).
badan berkisar 170cm - 179cm yakni sebesar 53,0% (n=121), selanjutnya tinggi
badan 160cm - 169cm sebesar 39,5% (n=90), tinggi badan 180cm - 193cm
sebesar 3,5% (n=8), tinggi badan 150cm - 159cm sebesar 2,5% (n=6), dan tinggi
matang yaitu sebesar 84,2% (n=192), selanjutnya warna kulit putih sebesar 11,0%
(n=25), warna kulit hitam sebesar 2,6% (n=6), dan warna kulit kuning langsat
Tabel juga menunjukkan untuk jenis rambut subjek dominan lurus yakni
sebesar 70,6% (n=161), untuk jenis rambut ikal sebesar 27,2% (n=62), dan untuk
Reabillitas Cronbach’s
Variabel Keterangan
Coeficient Alpha
Body Shaming (X) 18 Aitem 0,900 Reliabel
Kepercayaan Diri (Y) 17 Aitem 0,862 Reliabel
Kepercayaan Diri (α Y) sebesar 0,862 lebih besar dari 0,60 maka hasil uji
mengetahui apakah data penelitian tersebut terdistribusi secara normal atau tidak
sehingga data tersebut dapat dianalisis lebih lanjut dengan regresi linear
sederhana. Uji asumsi terdiri daro uji normalitas dan uji linearitas.
a. Uji Normalitas
terdistribusi normal atau tidsk. Model regresi yang baik adalah apabila
0,05. Jika nilai Signifikansi < 0,05 maka nilai residual tidak berdistribusi
Normal.
b. Uji Linieritas
dengan kriteria hasil nilai signifikansi deviation from linierity > 0,05
program SPSS 26.0, hasil pengjian linieritas tercakup dalam tabel berikut:
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Kepercayaan Between (Combined) 1979.364 41 48.277 1.663 .012
Diri * Body Groups Linearity 125.001 1 125.001 4.306 .039
Shaming Deviation from 1854.363 40 46.359 1.597 .021
Linearity
Within Groups 5399.197 186 29.028
Total 7378.561 227
from Linearity sebesar 0,021 > 0,05, maka antara variable bebas dengan
variable terikat linear, maka artinya terdapat hubungan yang linear antara
bantuan program SPSS 26.0 for windows. Adapun hasil dari uji analisis
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1(Constant) 58.573 1.788 32.761 .000
berikut:
Y = α + bX
Y = 58,573 + (-0,078)X
58,573.
5. Uji Hipotesis
Remaja Laki-Laki
a. Jika nilai probabilitas t yaitu Sig < a 0.05 maka ada pengaruh Body
b. Jika nilai t yaitu Sig > a 0.05 maka tidak ada pengaruh Body Shaming
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1(Constant) 58.573 1.788 32.761 .000
Body shaming -.078 .039 -.130 -1.973 .050
a. Dependent Variable: Kepercayaan Diri
konstanta 0,000 < 0,05 maka artinya Ho ditolak dan Hi diterima atau
dengan kata lain “Ada pengaruh body shaming terhadap kepercayaan diri
remaja laki-laki”. Untuk nilai Sig. body shaming sebesar 0,050 > 0,05,
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1Regression 125.001 1 125.001 3.895 .050b
Residual 7253.560 226 32.095
Total 7378.561 227
a. Dependent Variable: Kepercayaan Diri
b. Predictors: (Constant), Body Shaming
Ftabel = F (k ; n – k)
Ftabel = 1 (228
berdasarkan uji signifikasi (Sig), dengan ketentuan jika nilai Sig. < 0,05.
Dari uji ANOVA atau F-test didapat Fhitung = 3,895 dengan tingkat nilai
daripada 0,05 maka model regresi ini bisa dipakai untuk melihat rasa
Jika thitung > ttabel maka ada pengaruh body shaming (X) terhadap
Jika thitung < ttabel maka tidak ada pengaruh body shaming (X) terhadap
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1(Constant) 58.573 1.788 32.761 .000
Body shaming -.078 .039 -.130 -1.973 .050
a. Dependent Variable: Kepercayaan Diri
mencari nilai ttabel. Adapun rumus dalam mencari ttabel adalah sebagai
berikut:
= 228 – 2
= 226
thitung = -1,973 < ttabel = 1,651. Maka Ho dan Ha diterima, yang berarti bahwa
“Tidak ada pengaruh body shaming terhadap kepercayaan diri remaja laki-
diri (Y) remaja laki-laki. Untuk nilai thitung pada kolam konstanta sebesar
32,761. Maka thitung = 32,761 > ttabel = 1,651 dapat diartikan bahwa “ada
pengaruh body shaming (X) terhadap kepercayaan diri (Y) remaja laki-
laki”.
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R R Square Square the Estimate Watson
1 .130a .017 .013 5.66528 2.073
a. Predictors: (Constant), total
b. Dependent Variable: Kepercayaan Diri
dilihat bahwa nilai R Square sebesar 0,017, yang dapat disimpulkan bahwa
pengaruh Body Shaming (X) terhadap Kepercayaan Diri (Y) sebesar 1,7%
sedangkan sisanya 0,983 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti
C. Pembahasan
SMA N 12 Pekanbaru, yang berawal dari peneliti mengadaptasi skala dari skripsi
yang telah diteliti sebelumnya. Skala yang yang telah diadaptasi kemudian
tersebut dan membagikannya secara offline. Dalam penelitian ini subjek sebanyak
PENUTUP
A. Kesimpulan
maka semakin rendah pula perilaku konsumtif mahasiswi Fakultas Ekonomi dan
B. Saran
1. Definisi Operasional
bertanggung jawab, dan optimis tanpa dipengaruhi orang lain. Percaya diri
adalah keyakinan individu terhadap kemampuan yang ada dalam diri individu
b. Terjemahan ( )
c. Modifikasi (✔)
3. Jumlah Aitem
4. Format respon
salah satu dari alternatif jawaban yang disediakan, yaitu Relevan, Kurang
Relevan dan Tidak Relevan. Untuk jawaban yang dipilih, mohon Ibu/Bapak
R : Relevan
KR : Kurang Relevan
TR : Tidak Relevan
Pilihan
Aspek Indikator No Pernyataan Jawaban Ket
R KR TR
Pilihan
Aspek Indikator No Pernyataan Jawaban Ket.
R KR TR
KETERANGAN :
F = Favorable
UF = Unfavorable
R = Relevan
KR = Kurang Relevan
TR = Tidak Relevan
Catatan :
1. Isi (kesesuaian dengan indikator)
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
2. Bahasa
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
3. Jumlah Aitem
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
Dosen Pembimbing
Lisya Chairani, S.Psi.,M.A.,
Psikolog
NIP. 197912072006042001
LEMBAR VALIDASI ALAT UKUR
SKALA BODY SHAMING
1. Definisi Operasional
tentang tubuh dan penampilan yang datang dari dalam dan dari orang lain.
standar tubuh ideal di masyarakat. Ini dapat fokus pada pengalaman body
dirasakan, atau keadaan pikiran (Gilbert & Miles, 2002). Aspek body shaming
yang dikemukakan oleh Gillbert & Miles yaitu: Aspek komponen kognitif
sosial atau eksternal dan Komponen mengenai evaluasi diri yang berasal dari
dalam.
b. Terjemahan ( )
c. Modifikasi (✔)
3. Jumlah Aitem
4. Format Respon
setiap butir pernyataan. Dan setiap butir pernyataan jangan sampai ada yang
salah satu dari alternatif jawaban yang disediakan, yaitu Relevan, Kurang
Relevan dan Tidak Relevan. Untuk jawaban yang dipilih, mohon Ibu/Bapak
R : Relevan
KR : Kurang Relevan
TR : Tidak Relevan
Pilihan
Aspek Indikator No Pernyataan Jawaban Ket
R KR TR
Obyektif Memandang Saya mampu
kebenaran menjalankan
sesuai dengan 1. keputusan bersama ✔
semestinya yang telah dibuat F
(1)
Pilihan
Aspek Indikator No Aitem Jawaban Ket
R KR TR
8. Saya menghindari
menggerakkan bentuk
tubuh saya (seperti
menari) ditempat umum
karena saya takut
dikeritik orang lain saat
mengekspos penampilan
saya F (20)
KETERANGAN :
F = Favorable
UF = Unfavorable
R = Relevan
KR = Kurang Relevan
TR = Tidak Relevan
Catatan :
Dosen Pembimbing
Lisya Chairani, S.Psi.,M.A., Psikolog
NIP. 197912072006042001
LAMPIRAN-A
Validitas Alat Ukur
PETUNJUK UMUM DAN CARA MENGERJAKAN
Identitas Responden
Nama/Inisial :
Usia :
Kelas :
Alamat :
No. HP :
Saudara yang saya hormati, berikut ini kepada saudara akan di sajikan
sebuah skala dengan sejumlah pernyataan. Skala ini bertujuan untuk
mengumpulkan data yang digunakan untuk tugas akhir dalam rangka penyusunan
skripsi. Hasil pengukuran ini tidak akan berhubungan dengan status pibadi dan
sosial saudara atau hal lain yang berkaitan dengan saudara.
Identitas dan jawaban saudara sangat di jaga kerahasiaannya. Periksa
kembali jawaban saudara sebelum skala ini diserahkan, jangan sampai ada
pernyataan yang terlewati. Tugas saudara adalah memilih salah satu salternatif
jawaban yang paling mendekati atau yang sesuai dengan diri saudara. Berilah
tanda ceklis () pada kolam yang telah di sediakan di setiap butir
pernyataan.Adapun jawaban yang tersedia sebagai berikut:
SS : Bila Anda Sangat Sesuai dengan pernyataan yang ada
S : Bila Anda Sesuai dengan pernyataan yang ada
TS : Bila Anda Tidak Sesuai dengan pernyataan yang ada
STS : Bila Anda Sangat Tidak Sesuai dengan pernyataan yang ada
Contoh:
Pilihan Jawaban
No Pertanyaan
SS S TS STS
SKALA I
Pilihan Jawaban
No Pernyataan
SS S TS STS
1. Saya mampu menjalankan keputusan bersama
yang telah dibuat
2. Dalam cara berpakaian saya selalu memilih gaya
penampilan saya sendiri tanpa membandingkan
dan mengikuti orang lain
3. Saya yakin bisa memanfaatkan kelebihan saya
dengan baik
4. Saya mampu menyelesaikan kewajiban dengan
baik
5. Saya merasa kesal ketika pendapat saya tidak
dijadikan keputusan bersama
6. Saya akan menerima konsekuensi dari setiap
perbuatan yang saya lakukan
7. Saya selalu yakin bahwa saya dapat menghadapi
segala rintangan
8. Saya sering tidak yakin denga hasil yang sudah
saya kerjakan
9. Saya terbuka dengan pendapat orang lain
mengenai tindakan saya
10. Saya yakin bahwa kegiatan yang saya ikuti
sekarang dapat membawa kesuksesan untuk saya
11. Saya mampu menutupi kekurangan saya dengan
menunjukkan kelebihan yang ada
12. Saya yakin dapat memaksimalkan kemampuan
yang saya miliki
13. Saya berusaha minta maaf atas kesalahan yang
saya lakukan
14. Saya yakin bahwa kemampuan saya dapat
membawa kesuksesan untuk saya
15. Saya menata tujuan saya sesuai dengan
kemampuan yang saya miliki
16. Saya pantang menyerah untuk meraih harapan
saya meskipun pernah mengalami kegagalan
17. Saya selalu tepat waktu dalam menyelesaikan
tugas
18. Saya selalu menjelaskan sesuatu dengan logis
dan berdasarkan fakta
19. Saya memiliki tujuan hidup sesuai dengan
passion yang saya sukai
20. Ketika ada masalah lebih baik saya menghindar
daripada menyelesaikannya
21. Saya merasa pesimis terhadap masa depan saya
karena banyak saingan
22. Saya cenderung memiliki harapan dan keinginan
yang sangat banyak tanpa sesuai dengan
kemampuan saya
23. Saya yakin bahwa saya dapat menata masa depan
saya dengan baik
SKALA II
Pilihan Jawaban
No Pertanyaan
SS S TS STS
Identitas Responden
Nama/Inisial :
Usia :
Kelas : 10 11 12
Berat Badan : Kg
Tinggi Badan : Cm
Warna Kulit : Putih Sawo Matang Kuning Langsat
Hitam
Jenis Rambut : Lurus Keriting Ikal
Saudara yang saya hormati, berikut ini kepada saudara akan di sajikan
sebuah skala dengan sejumlah pernyataan. Skala ini bertujuan untuk
mengumpulkan data yang digunakan untuk tugas akhir dalam rangka penyusunan
skripsi. Hasil pengukuran ini tidak akan berhubungan dengan status pibadi dan
sosial saudara atau hal lain yang berkaitan dengan saudara.
Identitas dan jawaban saudara sangat di jaga kerahasiaannya. Periksa
kembali jawaban saudara sebelum skala ini diserahkan, jangan sampai ada
pernyataan yang terlewati. Tugas saudara adalah memilih salah satu salternatif
jawaban yang paling mendekati atau yang sesuai dengan diri saudara. Berilah
tanda ceklis () pada kolam yang telah di sediakan di setiap butir
pernyataan.Adapun jawaban yang tersedia sebagai berikut:
SS : Bila Anda Sangat Sesuai dengan pernyataan yang ada
S : Bila Anda Sesuai dengan pernyataan yang ada
TS : Bila Anda Tidak Sesuai dengan pernyataan yang ada
STS : Bila Anda Sangat Tidak Sesuai dengan pernyataan yang ada
Contoh:
***SELAMAT MENGERJAKAN***
SKALA I
Pilihan Jawaban
No Pernyataan
SS S TS STS
Saya mampu menjalankan keputusan bersama yang telah
1.
dibuat
Dalam cara berpakaian saya selalu memilih gaya penampilan
2.
saya sendiri tanpa membandingkan dan mengikuti orang lain
3. Saya yakin bisa memanfaatkan kelebihan saya dengan baik
4. Saya mampu menyelesaikan kewajiban dengan baik
Saya selalu yakin bahwa saya dapat menghadapi segala
5.
rintangan
Saya terbuka dengan pendapat orang lain mengenai tindakan
6.
saya
Saya yakin bahwa kegiatan yang saya ikuti sekarang dapat
7.
membawa kesuksesan untuk saya
Saya mampu menutupi kekurangan saya dengan menunjukkan
8.
kelebihan yang ada
Saya yakin dapat memaksimalkan kemampuan yang saya
9.
miliki
10. Saya berusaha minta maaf atas kesalahan yang saya lakukan
Saya yakin bahwa kemampuan saya dapat membawa
11.
kesuksesan untuk saya
Saya menata tujuan saya sesuai dengan kemampuan yang saya
12.
miliki
Saya pantang menyerah untuk meraih harapan saya meskipun
13.
pernah mengalami kegagalan
14. Saya selalu tepat waktu dalam menyelesaikan tugas
Saya selalu menjelaskan sesuatu dengan logis dan berdasarkan
15.
fakta
Saya memiliki tujuan hidup sesuai dengan passion yang saya
16.
sukai
Saya yakin bahwa saya dapat menata masa depan saya dengan
17.
baik
SKALA II
Pilihan Jawaban
No Pertanyaan
SS S TS STS
10. Saya tidak menyukai olahraga di depan umum karena saya takut
orang lain akan mengamati atau mengevaluasi bentuk tubuh saya
11. Saya merasa ada yang salah dengan diri saya, ketika saya tidak bisa
mengendalikan berat badan saya
12. Penampilan fisik saya terkadang membuat saya merasa minder saat
berhubungan dengan orang lain
13. Ketika penampilan saya tidak dapat terlihat bagus, saya merasa
ingin menjadi orang jahat
15. Saya merasa ada yang membuat saya kurang puas ketika melihat
tubuh saya dicerimin
16. Saya malu ketika orang lain mengetahui berat timbangan badan
saya
18. Saya malu ketika ukuran tubuh saya tidak sesuai dengan yang saya
inginkan
LAMPIRAN-A
Validitas Alat Ukur
No Nama/Inisial Kelas Sekolah Usia 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Total
1 Juned Amroy 11 SMA N 12 Pekanbaru 17 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 1 4 81
2 M 11 SMA N 12 Pekanbaru 17 3 3 4 4 1 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 81
3 RS 11 SMA N 12 Pekanbaru 17 3 3 4 4 1 3 4 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 80
4 P 11 SMA N 12 Pekanbaru 16 4 3 4 4 3 3 4 2 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 81
5 BNS 11 SMA N 12 Pekanbaru 16 4 3 2 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 74
6 Hasbi 11 SMA N 12 Pekanbaru 16 1 2 1 1 3 3 3 3 1 4 1 4 2 4 1 3 3 1 1 1 3 2 1 49
7 JPP 11 SMA N 12 Pekanbaru 16 4 3 3 3 1 4 3 1 4 3 2 3 2 3 3 2 2 4 3 2 1 1 2 59
8 FR 11 SMA N 12 Pekanbaru 16 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 4 3 3 3 3 4 3 2 2 2 60
9 A 11 SMA N 12 Pekanbaru 16 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 4 66
10 N 11 SMA N 12 Pekanbaru 16 3 3 3 4 1 4 2 2 3 4 2 2 4 4 4 4 4 3 3 2 2 2 3 68
11 Milly Banyu 11 SMA N 12 Pekanbaru 17 4 4 4 4 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 83
12 AF G 11 SMA N 12 Pekanbaru 17 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 66
13 P 11 SMA N 12 Pekanbaru 16 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 59
14 Riski Mustaqim 11 SMA N 12 Pekanbaru 17 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 61
15 M. Hasbi 11 SMA N 12 Pekanbaru 16 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 84
16 Hasbi As-Shidiq 11 SMA N 12 Pekanbaru 3 3 2 3 3 3 4 3 3 2 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 4 69
17 A 11 SMA N 12 Pekanbaru 17 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 66
18 Hasbi 11 SMA N 12 Pekanbaru 17 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 68
19 Afnan Lamri 12 SMA N 12 Pekanbaru 17 4 3 3 3 3 3 3 1 4 4 3 3 3 4 4 4 3 2 3 3 1 1 4 69
20 Adriyan 12 SMA N 12 Pekanbaru 17 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 4 2 1 4 3 2 1 3 3 1 2 2 58
21 Adi Nugroho 12 SMA N 12 Pekanbaru 17 4 4 3 2 1 3 2 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 2 2 1 2 4 67
22 Hafiz Alfian 12 SMA N 12 Pekanbaru 17 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 1 3 2 3 71
23 Raja Adrah 12 SMA N 12 Pekanbaru 17 3 3 3 3 4 3 3 2 4 2 3 3 4 3 3 3 2 3 2 4 4 3 4 71
Tabulasi Data Try Out Kepercayaan Diri
Analisis Ke- 1
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.821 23
Item-Total Statistics
Scale Corrected Cronbach's
Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
Y1 66.84 47.712 .413 .812
Y2 66.81 46.903 .475 .809
Y3 67.05 46.654 .574 .806
Y4 66.90 47.242 .561 .808
Y5 67.58 51.903 -.073 .838
Y6 66.98 48.949 .283 .818
Y7 67.05 46.088 .576 .805
Y8 67.83 50.102 .083 .829
Y9 67.11 47.796 .365 .814
Y10 66.88 47.602 .424 .812
Y11 67.09 46.002 .631 .803
Y12 66.96 48.665 .360 .815
Y13 66.78 45.769 .599 .804
Y14 66.84 47.813 .378 .814
Y15 67.02 47.474 .484 .810
Y16 66.89 47.129 .469 .810
Y17 67.12 47.460 .406 .812
Y18 67.02 48.161 .359 .815
Y19 66.96 47.150 .479 .810
Y20 67.39 48.543 .199 .824
Y21 67.63 47.407 .254 .823
Y22 67.90 49.485 .125 .828
Y23 66.89 45.473 .633 .802
Analisis Ke- 2
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.884 17
Item-Total Statistics
Scale Corrected Cronbach's
Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
Y1 51.19 37.105 .494 .879
Y2 51.16 36.722 .509 .879
Y3 51.40 36.141 .667 .873
Y4 51.25 37.280 .565 .877
Y7 51.40 36.323 .569 .876
Y9 51.46 37.099 .448 .881
Y10 51.23 37.149 .485 .880
Y11 51.44 35.804 .687 .872
Y12 51.31 38.277 .403 .882
Y13 51.13 35.932 .606 .875
Y14 51.19 38.135 .334 .885
Y15 51.37 36.538 .626 .875
Y16 51.24 36.649 .541 .877
Y17 51.47 37.322 .426 .882
Y18 51.37 37.892 .387 .883
Y19 51.31 36.438 .584 .876
Y23 51.24 35.962 .601 .875
SKALA BODY SHAMING
Analisi ke- 1
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.864 22
Item-Total Statistics
Scale Corrected Cronbach's
Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
X1 56.23 92.320 .552 .854
X2 56.09 92.588 .552 .855
X3 55.61 95.715 .436 .859
X4 55.74 94.356 .517 .856
X5 56.10 94.899 .395 .860
X6 56.56 94.774 .455 .858
X7 55.97 91.403 .641 .851
X8 56.16 91.429 .624 .852
X9 56.08 93.266 .560 .855
X10 56.45 93.442 .512 .856
X11 56.31 91.731 .604 .853
X12 56.21 90.248 .714 .849
X13 56.95 97.381 .315 .863
X14 56.16 92.176 .566 .854
X15 56.22 95.911 .440 .859
X16 55.68 99.493 .235 .865
X17 56.46 93.948 .505 .856
X18 56.29 108.289 -.283 .882
X19 55.61 98.564 .277 .864
X20 55.80 93.273 .565 .854
X21 56.53 102.454 .037 .871
X22 56.01 95.404 .438 .859
Analisis ke- 2
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.892 18
Item-Total Statistics
Scale Corrected Cronbach's
Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
X1 45.06 86.522 .563 .886
X2 44.92 86.761 .565 .886
X3 44.44 89.966 .439 .890
X4 44.57 89.056 .494 .888
X5 44.93 89.722 .367 .893
X6 45.39 88.543 .489 .888
X7 44.80 85.434 .665 .882
X8 44.99 85.687 .634 .883
X9 44.91 87.557 .565 .886
X10 45.28 87.355 .539 .886
X11 45.14 86.223 .600 .884
X12 45.04 84.948 .700 .881
X13 45.78 90.860 .361 .892
X14 44.99 86.374 .578 .885
X15 45.05 89.927 .459 .889
X17 45.29 88.430 .497 .888
X20 44.63 87.286 .588 .885
X22 44.84 89.934 .424 .890
LAMPIRAN-F
Tabulasi Data Penelitian
No Nama/Inisial Usia Kelas Berat Badan Tinggi Badan Warna Kulit Jenis Rambut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Total
1 A 15 10 38 kg 160 cm S I 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 3 2 35
2 Muhammad Ramdan 15 10 42 kg 161 cm S L 3 3 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 53
3 Aditya 15 10 81 kg 182 cm S L 3 2 3 3 1 2 3 2 2 3 2 3 1 3 3 2 2 3 43
4 Rafli Dwi D 16 10 70 kg 160 cm S L 2 3 4 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 4 3 48
5 Iqbal Nofaldy Yusuf 16 10 40 kg 165 cm S I 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 43
6 M Rizky Kurniawan 14 10 80 kg 170 cm S L 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 3 3 3 50
7 Varel 16 10 53 kg 161 cm S L 4 3 2 3 3 1 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 4 3 47
8 MAR 15 10 77 kg 169 cm S L 3 3 4 3 1 2 3 4 2 1 4 3 1 1 1 1 4 1 42
9 Farel 16 10 58 kg 170 cm K I 3 4 3 3 4 2 3 3 4 3 3 4 2 3 4 2 2 2 54
10 Habibi Dafa Fadhilah 15 10 40 kg 171 cm S L 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 40
11 Redo Maychell S 15 10 48 kg 160 cm S L 2 3 4 3 2 3 3 2 3 4 3 3 1 3 2 2 4 3 50
12 Feblianto 15 10 75 kg 175 cm P L 1 2 4 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 2 25
13 Jordi 16 10 83 kg 170 cm H I 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72
14 Anton 16 10 75 kg 175 cm S L 1 1 4 3 3 1 3 1 1 1 1 1 1 3 3 2 3 2 35
15 AA 15 10 47 kg 177 cm P L 3 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 24
16 Maz 16 10 43 kg 162 cm S I 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 37
17 FJS 16 10 45 kg 160 cm S I 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 4 2 1 2 3 2 3 3 47
18 Febian 15 10 40 kg 160 cm S L 2 2 4 3 4 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 43
19 Jonathan 16 10 46 kg 170 cm S L 3 3 4 4 2 1 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 53
20 Maulana Faruq 15 10 40 kg 152 cm S L 2 2 4 2 2 1 3 3 1 3 1 1 2 3 1 1 2 2 36
21 Galang Bose 16 10 40 kg 170 cm S L 3 2 2 3 2 1 4 3 2 3 2 1 3 2 2 3 3 1 42
22 Arnold Weslys 16 10 50 kg 165 cm S L 2 1 3 3 4 1 3 3 2 1 2 2 2 3 2 1 2 2 39
23 Muhammad Ihsan 15 10 40 kg 171 cm S L 3 3 4 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 50
24 Jeremy Alfron Sinaga 14 10 52 kg 164 cm S L 3 2 2 4 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 4 1 2 4 44
25 Satrio Wihfy Taulano 15 10 50 kg 169 cm S L 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 1 2 2 1 1 2 38
26 Reyvan Rizky Adriansyah 15 10 48 kg 178 cm S L 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 20
27 Danny 16 10 62 kg 179 cm S I 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 20
28 Rizki 15 10 55 kg 166 cm S L 1 2 4 1 1 2 4 1 2 1 3 2 1 4 3 4 1 3 40
29 Rafi Noor Dezaqi 15 10 53 kg 163 cm S L 4 2 2 3 2 2 2 1 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 47
30 Mudzakkir Alfatah 15 10 90 kg 172 cm S L 3 4 4 4 1 1 1 1 1 4 1 3 2 4 1 3 4 1 43
31 Rafli Akbar 16 10 40 kg 167 cm S L 2 2 4 3 4 2 4 3 4 3 3 4 3 4 2 2 2 2 53
32 M Hafiz 15 10 35 kg 145 cm S L 2 3 3 3 4 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 47
33 AY 15 10 35 kg 160 cm S I 3 3 3 3 4 2 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 42
34 MF 15 10 35 kg 160 cm S I 2 2 3 2 2 2 3 2 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 45
35 Ar. Fadhlan Novri 15 10 35 kg 170 cm S L 2 2 4 3 4 1 3 3 3 1 2 2 1 3 2 2 2 2 42
Tabulasi Data Penelitian Body Shaming
145 MA 16 11 46 kg 175 cm P L 3 3 3 3 3 2 2 3 4 4 3 3 4 2 4 3 3 52
Kepercayaan Diri
Uji Linieritas
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Kepercayaan Between (Combined) 1979.364 41 48.277 1.663 .012
Diri * Body Groups Linearity 125.001 1 125.001 4.306 .039
Shaming Deviation from 1854.363 40 46.359 1.597 .021
Linearity
Within Groups 5399.197 186 29.028
Total 7378.561 227
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1(Constant) 58.573 1.788 32.761 .000
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1(Constant) 58.573 1.788 32.761 .000
Body shaming -.078 .039 -.130 -1.973 .050
a. Dependent Variable: Kepercayaan Diri
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R R Square Square the Estimate Watson
1 .130a
.017 .013 5.66528 2.073
a. Predictors: (Constant), total
b. Dependent Variable: Kepercayaan Diri
LAMPIRAN-J
Kusioner Data Awal
LAMPIRAN-K
Surat-Surat Penelitian