dan
Program mutu Puskesmas dan
Keselamatan Pasien
Esensi Bab III
• 3.1. Peningkatan mutu dan kinerja Puskesmas:
• Penanggung jawab manajemen mutu harus ditetapkan dengan kejelasan tugas tanggung jawab dan wewenang
• Pedoman peningkatan mutu dan kinerja
• Perencanaan perbaikan mutu dan kinerja
• Pengukuran mutu dan kinerja dengan indicator yang jelas
• Perbaikan mutu dan kinerja yang berkesinambungan berdasarkan penilaian mutu dan kinerja
• Peran pimpinan dan seluruh karyawan dalam peningkatan mutu dan kinerja
• Evaluasi perbaikan kinerja melalui audit internal
• Pelaksanaan rapat tinjauan manajemen
• Pemberdayaan pengguna dalam perbaikan mutu dan kinerja
• Kajibanding kinerja
Esensi Bab VI. Sasaran kinerja UKM
6.1. Perbaikan kinerja UKM
• Budaya perbaikan kinerja UKM
• Perbaikan kinerja UKM yang berkesinambungan yang terdokumentasi
• Peran Kepala Penanggung jawab, Pelaksana dalam perbaikan mutu dan
kinerja Upaya
• Pemberdayaan sasaran dalam perbaikan kinerja
• Kajibanding kinerja UKM yang terintegrasi
•
•
Bab IX. Peningkatan Mutu
dan Keselamatan Pasien
Butir butir penting
9.1. Tanggung jawab tenaga klinis dalam Perencanaan, Monitoring dan
Evaluasi Mutu Layanan Klinis dan Keselamatan Paisen
9.2. Pemahaman mutu layanan klinis
9.3. Pengukuran mutu layanan klinis dan sasaran keselamatan pasien
9.4. Peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien
9.1.1. Tenaga klinis berperan aktif alam
proses peningkatan mutu klinis dan KP
• Peran aktif tenaga klinis mulai dari perencanaan sd evaluasi program mutu
klinis dan KP
• Penetapan indicator mutu klinis,
• Monitoring dan penilaian mutu klinis dengan menggunakan indicator mutu
klinis, analisis dan tindak lanjut, serta pelaporannya
• Kebijakan dan prosedur penanganan insiden keselamatan pasien (KTD, KTC,
KNC)
• Identifikasi dan pelaporan jika terjadi insiden keselamatan pasien (KTD,
KTC, KNC)
• Identifikasi risiko pada area prioritas
• Penyusuna perencanaan mutu klinis dan KP berdasarkan analisis risiko,
kejadian insiden keselamatan pasien, dan keluhan pelanggan
•
9.1.2. Perbaikan perilaku dan pemberian
pelayanan
• Penetapan budaya mutu dan keselamatan pasien
• Penyusunan dan Penetapan indicator perilaku dalam pemberian
pelayanan klinis melalui keterlibatan praktisi klinis
• Inovasi dalam perbaikan pelayanan klinis
• Evaluasi dan perbaikan perilaku dalam pemberrian pelayanan klinis
•
9.1.3 Ketersediaan sumber daya untuk
peningkatan mutu klinis dan KP
• Pengalokasian sumber daya untuk perbaikan mutu klinis dan
keselamatan pasien
• Penyusunan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut rencana program
mutu klinis dan keselamatan pasien
9.2.1. Pemahaman mutu klinis dan KP oleh
praktisi klinis dan pihak terkait
• Pemilihan area prioritas dalam perbaikan mutu klinis
• Komitmen bersama untuk peningkatan mutu klinis dan KP
• Pemahaman terhadap peningkatan mutu klinis dan KP
• Pelaksanaan program mutu klinis dan KP, evaluasi dan tindak lanjut
9.2.2. Pembakuan standar layanan klinis
berdasar acuan jelas
• Penyusuna prosedur penyusunan standar/SOP klinis
• Penyusunan standar dan SOP klinis sesuai prosedur penyusunan
standar dan SOP klinis
• Tersedia acuan yang jelas untuk penyusunan standar dan SOP klinis
•
9.3.1. Pengukuran mutu layanan klinis
dengan instrument yang efektif
• Penyusunan dan penetapan indicator mutu layanan klinis
• Ditetapkan sasaran keselamatan pasien sebagaimana pada pokok
pikiran:
• Tidak terjadi salah identifikasi
• Komunkiasi efektif dalam pelayanan
• Tidak terjadi kesalahan pemberian obat
• Tidak terjadi kesalahan prosedur tindakan
• Pengurangan terjadinya risiko infeksi
• Tidak terjadinya pasien jatuh
• Dilaksanakan pengukuran mutu layanan klinis dan sasaran KP, analisis,
dan tindak lanjut
9.3.2. Penetapan target mutu layanan klinis
dan keselamatan pasien
• Penetapan target untuk tiap indicator mutu klinis dan KP
• Pertimbangan dalam penetapan target
• Keterlibatan tenaga klinis dalam penetapan target
9.3.3. Data mutu layanan klinis dan SKP
dikumpulkan dan dikelola secara efektif
• Pengumpulan data mutu layanan klinis,
analisis, tindak lanjut, dan
didokumentasikan
9.4.1. Upaya peningkatan mutu klinis dan KP
didukung oleh tim yang berfungsi dengan
baik
• Kejelasan penanggung jawab mutu layanan klinis dan KP
• Ada tim mutu layanan klinis dan KP dengan kejelasan uraian tugas dan
tanggung jawab
• Ada rencana dan program peningkatan mutu klinis dan KP
9.4.2. Rencana peningkatan mutu layanan
klinis dan KP disusun berdasar hasil evaluasi
• Pengumpulan data mutu layanan klinis dan KP
• Analisis masalah mutu klinis dan KP, analisis penyebab
• Penyusunan program mutu yang ditungkan dalam rencana perbaikan
mutu
• Penyusunan rencana mempertimbangkan peluang keberhasilan dan
ketersediaan sumber daya
• Kejelasan penanggung jawab untuk tiap kegiatan
• Kejelasan penanggung jawab untuk pemantauan kegiatan perbaikan
mutu layanan klinis dan KP
• Tindak lanjut thd hasil pemantauan
9.4.3. Evaluasi dan dokumentasi upaya
peningkatan mutu layanan klinis
• Pencatatan kegiatan peningkatan mutu layanan klinis dan KP
• Evaluasi thd hasil peningkatan mutu klinis dan KP
• Tindak lanjut perbaikan
• Pendokumentasian seluruh kegiatan upaya peningkatan mutu klinis
dan KP
9.4.4. Komunikasi dan pelaporan hasil
evaluasi peningkatan mutu klinis dan KP
• Ditetapkan kebijakan dan prosedur distribusi informasi dan
komunikasi peningkatan mutu klinis dan KP
• Pelaksanaan sosialisasi proses dan hasil peningkatan mutu klinis dan
KP
• Evaluasi thd pelaksanaan sosialisasi
• Pelaporan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Program mutu klinis dan
Keselamatan Pasien
Peningkatan mutu layanan klinis
• Tetapkan kebijakan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien
• Susun tim mutu layanan klinis dan keselamatan pasien dengan
kejelasan uraian tugas
• Susun program mutu layanan klinis dan keselamatan pasien
• Laksanakan program mutu layanan klinis dan keselamatan pasien
sesuai rencana
• Lakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program mutu layanan
klinis dan keselamatan pasien
Peningkatan mutu dan keselamatan pasien
• Kebijakan mutu dan keselamatan pasien:
• Mewajibkan semua praktisi klinis berperan aktif dalam peningkatan mutu
dan keselamatan pasien
• Penetapan area prioritas dalam peningkatan mutu dan keselamatan pasien
• Penetapan indicator-indicator mutu dan keselamatan pasien
• Penetapan standar/panduan pelayanan klinis
• Penetapan budaya/tata nilai mutu dan keselamatan pasien
• Diterapkannya manajemen risiko dalam upaya peningkatan mutu dan
keselamatan pasien
• Dibentuk tim mutu dan keselamatan pasien dengan kejelasan tanggung
jawab dan uraian tugas, yang anggotanya adalah praktisi klinis
•
Peningkatan mutu dan keselamatan pasien
• Adanya komitmen (terdokumentasi) praktisi klinis untuk peningkatan mutu dan keselamatan pasien secara berkelanjutan
• Pemahaman praktisi klinis thd mutu dan keselamatan pasien (melalui sosialisasi, workshop, pelatihan)
• Keterlibatan praktisi klinis dalam peningkatan mutu dan keselamatan pasien yang ditunjukkan dalam:
• Peran aktif dalam penyusunan, pengumpulan, analisis dan tindak lanjut terhadap pencapaian indicator klinis
• Penilaian terhadap perilaku dalam pemberian pelayanan klinis (sesuai dengan budaya dan tata nilai keselamatan pasien (contoh:
kebiasaan cuci tangan, kebiasaan melakukan chek ulang untuk menghindari kekeliruan, budaya tidak saing menyalahkan)
• Ide-ide perbaikan pelayanan klinis
• Penyusunan rencana, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi perbaikan mutu dan keselamatan pasien
• Dilakukan monitoring mutu dan keselamatan pasien melalui penyusunan indicator mutu dan keselamatan pasien (dengan target yang jelas),
pengumpulan data dan analisis thd pencapaian indicator.
•
• Indikator meliputi:
• Indikator mutu pada penilaian oleh pasien, asuhan pasien (mulai dari patient assessment dan pelaksanaan asuhan), pelayananan
penunjang medis, penggunaan antibiotika.
• Indikator keselamatan pasien: tidak terjadinya salah identifikasi pasien, komunikasi dalam pelayanan klinis, tidak terjadinya kesalahan
pemberian obat, tidak terjadinya kesalahaan prosedur klinis, pengendalian infeksi (tidak terjadi infeksi akibat pemberian pelayanan,
dilakukannya kebiasaan cuci tangan (hand hygiene), dan tidak terjadinya pasien jatuh, )
• Layanan klinis dilaksanakan berdasarkan standar/panduan pelayanan klinis
• Disusun Perencanaan mutu dan keselamatan pasien berdasar:
• Area prioritas (3H + 1P)
• Hasil monitoring dan pengukuran indicator-indicator mutu dan keselamatan pasien
• Identifikasi Risiko dan Analisis risiko
• Pelaporan dan analisis terjadinya KTD, KTC, KNC dan KPC
• Rencana peningkatan mutu dan keselamatan pasien memuat:
d. Implementasi manajemen risiko pada area prioritas:mulai dari identifikasi risiko klinis, analisis risiko, dan upaya untuk
• Penyediaan sumber daya untuk melaksanakan rencana peningkatan mutu dan keselamatan pasien
• Monitoring, evaluasi dan tindak lanjut thd pelaksanaan peningkatan mutu dan keselamatan pasien sesuai dengan yang direncanakan yang dikomunikasikan kepada semua praktisi klinis dan dilaporkan pada pimpinan
Terimakasih
Program mutu puskesmas
dan keselamatan pasien
Bab III, VI, dan IX sebaiknya diintegrasikan dalam program mutu
puskesmas dan keselamatan pasien.
Program mutu puskesmas dan
keselamatan pasien
Program mutu puskesmas dan keselamatan
pasien
1. Workshop mutu puskesmas dan keselamatan pasien:
-penggalangan komitmen
-penyusunan tatanilai dan budaya mutu
-paparan konsep mutu dan akreditasi
-paparan standar dan instrument akreditasi
-pembentukan tim mutu puskesmas dan keselamatan pasien:
-penanggung jawab mutu
-tim mutu manajerial
-tim mutu UKM
-tim mutu UKP/Klinis
-pemilihan area prioritas untuk pelayanan klinis
2. Workshop dengan tokoh masyarakat dan perwakilan pasien, perwakilan sasaran, lintas sector untuk memperoleh masukan
thd mutu dan kinerja puskesmas
Contoh pengorganisasian mutu puskesmas
dan Keselamatan pasien
QMR
Steering Committee