4. Kekuatan interaksi
Diketahui jumlah penduduk X = 6000 jiwa, penduduk Y = 3000 jiwa, penduduk Z = 12000 jiwa, Jarak X
ke Y 100 km, Jarak Y ke Z 150 km
kekuatan interaksi kota X dengan kota Y dan titik henti kota Y dengan kota Z adalah ….
a. 1800 dan 50 km
b. 1600 dan 30 km
c. 1400 dan 40 km
d. 1500 dan 30 Km
e. 1300 dan 60 km
RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) Provinsi memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Acuan dalam pemanfaatan ruang atau pengembangan wilayah kabupaten atau kota.
2. Acuan untuk mewujudkan keseimbangan pembangunan dalam wilayah kabupaten atau
kota.
3. Acuan dala penyusunan rencana pembangunan jangka panjang daerah dan rencana
pembangunan jangka menengah daerah.
4. Acuan lokasi investasi dalam rilayah kabupaten atau kota yang dilakukan pemerintah,
masyarakat, dan swasta.
5. Pedoman untuk penyusunan rencana rinci tata ruang di wilayah kabupaten atau kota.
6. Acuan dalam administrasi pertahanan.
Manfaat rencana tata ruang wilayah terdapat beberapa, yaitu:
1. Mewujudkan keterpaduan pembangunan dalam wilayah kabupaten atau kota.
2. Mewujudkan keserasian pembangunan wilayah kabupaten kota dengan wilayah sekitarnya
3. Menjamin terwujudnya tata ruang wilayah kabupaten atau kota yang berkualitas
4. Permasalahan pembangunan
1) Tantangan = Jumlah penduduk tinggi, tingkat kemiskinan tinggi, ancaman bencana tinggi,
krisis pangan energy dan air
2) Permasalahan = Konflik antar wilayah, penggunaan wilayah tidak sesuai tujuan, menurunyya
kawasan lindung, dam air, meningkatnya kebutuhan kawasan pembangunan, terjadi alih fungsi
lahan, konflik kepentingan antar sector (pertanian-kehutanan-pertambangan dll), pemanfaatan
wilayah dgn tidak konsisten
5. Dampak dan zona interaksi desa – kota
Akibat interaksi desa-kota yang dapat dirasakan oleh desa ditunjukan oleh nomer…
a. 1, 2, dan 4
b. 1, 2, dan 5
c. 1, 3, dan 5
d. 2, 3, dan 4
e. 3, 4, dan 5
Pernyataan
1. Merupakan pusat-pusat di bidang industri kecil sehingga dapat dikatakan kota satelit berfungsi
sebagai kota produksi
2. Berkecenderungan mempunyai jumlah penduduk yang lebih besar daripada sub urban
3. diperkirakan terbentuk lebih dahulu daripada sub urban
4. Inti kota bergeser dan berkembang ke arah luar dari sebuah kota
5. Terletak diluar batas-batas pusat daerah urban yang berpenduduk padat
a. 1, 2, 4
b. 1, 3, 4
c. 2, 3, 4
d. 3, 4, 5
e. 1, 2, 3
a. A.tenaga kerja
b. B.jaringan transportasi
c. C.stok barang atau jasa
d. D .tata ruang
e. E. administrasi pemerintahan
Dari pernyataan tersebut factor yang mempengaruhi perkembangan pusat pertumbuhan ditunjukan
oleh nomor.....
a. 1,2 dan 3
b. 1,3 dan 5
c. 2,3 dan 4
d. 2,4 dan 5
e. 3,4 dan 5
1. Surabaya
2. Makasar
3. Semarang
4. Jakarta
5. Medan
a. 1, 2, 3
b. 1, 3, 4
c. 2, 3, 4
d. 3, 4, 5
e. 1, 4, 5
Kota Medan tumbuh menjadi pusat pertumbuhan di Indonesia antara lain dilatarbelakangi oleh …
Medan ditetapkan sebagai kota pusat pertumbuhan utama Wilayah Pembangunan A yang
melingkupi Wilayah Pembangunan I dan Wilayah Pembangunan II. Penetapan tersebut merupakan
keputusan yang ... karena ....
tempat yang sentral mempunyai kekuatan menarik yang berbeda-beda, maka terdapat hierarki
tempat sentral yang berbeda-beda pula. Tempat sentral berhierarki tiga disebut juga ….
Sebagai sebuah kutub pertumbuhan regional, Medan memiliki seperangkat industri- industri yang
berkembang pesat dan mampu mendorong perkembangan lanjut dari kegiatan ekonomi ke daerah-
daerah pengaruhnya (hinterland). Fenomena tersebut dikenal sebagai ekspansi regional. Faktor
utama terjadinya ekspansi regional (dengan Medan sebagai core/intinya) adalah adanya interaksi
antara industri-industri inti yang merupakan pusat nadi dari kutub perkembangan.
7. Karakteristik desa
Salah satu karakteristik desa yaitu memiliki tingkat kesuburan tanah tinggi. Kondisi alam tersebut
cenderung membentuk pola permukiman ...
a. radial
b. terpusat
c. menyebar
d. memanjang
e. mengelompok
Pola desa memusat merupakan bentuk desa yang memiliki kenampakan yang cenderung memusat
atau bertemu pada satu titik. Faktor yang memengaruhi pola keruangan cenderung memusat
tersebut diantaranya ketersediaan sumberdaya air dan kondisi tanah yang relatif subur. Pola
keruangan desa yang memusat paling banyak terdapat di daerah dataran rendah. Dampak lain dari
pola desa yang memusat adalah pola kekerabatan masyarakatnya yang sangat tinggi karena jarak
antar rumah yang dekat sehingga interaksi antar individu menjadi lebih intens.
8. Indeks konektivitas
Kota A berpenduduk 360.000 jiwa dan kota B berpenduduk 5.760.000 jiwa. Jika jarak kedua kota
adalah 10 km, maka titik hentinya adalah…
a. 2 km dari kota A
b. 2 km dari kota B
c. 2,5 km dari kota A
d. 2,5 km dari kota B
e. 3 ,3 km dari kota A
Besar kecilnya kekuatan interaksi antar wilayah sangat di tentukan oleh ....
a. linier
b. terpencar
c. mengelompok/memusat
d. radial sentrifugal
e. mengelilingi fasilitas
Pola persebaran permukiman penduduk dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan tanah, tata air,
topografi, dan ketersediaan sumber daya alam yang terdapat di wiIayah tersebut. Ada tiga pola
permukiman penduduk dalam hubungannya dengan bentang alamnya, yaitu sebagai berikut.
Pola Permukiman Memanjang, pola ini memiliki ciri pemukiman berupa deretan memanjang
karena mengikuti jalan, sungai, rei kereta api atau pantai.
Pola Permukiman Terpusat, pola permukiman ini mengelompok membentuk unit-unit yang
kecil dan menyebar, umumnya terdapat di daerah pegunungan atau daerah dataran tinggi
yang berelief kasar, dan terkadang daerahnya terisolir.
Pola Permukiman Tersebar, pola permukiman terse bar terdapat di daerah data ran tinggi
atau daerah gunung api dan daerah-daerah yang kurang subur.
10. Tahap perkembangan desa – kota
Desa tempat tinggal Pak Joko sudah mampu mengembangkan semua potensi yang dimiliki secara
optimal. Masyarakatnya juga sudah banyak yang menggunakan teknologi, seperti traktor dan
sistem irigasi yang maju. Pembangunan desa Pak Joko juga berjalan dengan baik.
Berdasarkan ilustrasi tersebut, jenis desa tempat tinggal Pak Joko adalah desa ....
a. swasembada
b. swakarya
c. swadaya
d. tradisional
e. prakarya
Tingkat perkembangan desa sendiri terbagi atas 3 tingkatan yaitu Desa Swasembada, Desa
Swakarya, dan Desa Swadaya :
1. Desa Swadaya adalah desa yang masih terikat oleh tradisi karena taraf pendidikan yang masih
relatif rendah, produksi yang masih diarahkan untuk kebutuhan primer keluarga dan komunikasi
keluar sangat terbatas. Desa ini bersifat sedenter, artinya sudah ada kelompok keluarga yang
bermukim secara menetap di sana.
2. Desa Swakarya adalah desa yang setingkat lebih maju dari desa swadaya, di mana adat-istiadat
masayarakat desa sedang mengalami transisi, pengaruh dari luar sudah mulai masuk ke desa,
yang mengakibatkan perubahan cara berpikir dan bertambahnya lapangan pekerjaan di desa,
sehingga mata pencaharian penduduk sudah mulai berkembang dari sektor primer ke sektor
sekunder, produktifitas mulai meningkat dan diimbagi dengan bertambahnya prasarana desa.
3. Desa swasembada adalah desa yang masyarakatnya telah mampu memanfaatkan dan
mengembangkan sumber daya alam dan potensinya sesuai dengan kegiatan pembangunan
regional. Para pemukim sudah banyak berpendidikan setingkat dengan sekolah atas.
Karakteristik :
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 2 dan 3
d. 3 dan 5
e. 4 dan 5
Kota yang kehidupannya sudah dikuasai, baik yang berupa kemacetan lalu lintas, tingkat
kriminalitas yang tinggi, penurunan pelayanan umum termasuk kota tingkat …
a. Metropolis
b. Tryanopolis
c. Megalopolis
d. Eopolis
Urutan yang benar untuk tahapan perkembangan kota berikut ini adalah ….
a. eopolis-polis-metropolis-megapolis-tyranopolis-necropolis
b. polis-eopolis-metropolis-megapolis-necropolis-tyranopolis
c. necropolis-polis-megapolis-metropolis-tyranopolis-eopolis
d. eopolis-necropolis-megapolis-metropolis-polis-tyranopolis
e. tyranopolis-megapolis-metropolis-necropolis-eopolis-polis
1) Pertama ditandai oleh awal pembentukkan benih sebuah kota dicirikan dengan adanya
perkampungan. Kegiatan masyarakat pada tahap ini masih terfokus pada sektor-sektor
pertanian, pertambangan, perkebunan dan perikanan. Jadi, pada tahap perkembangan ini masih
mencirikan kehidupan pedesaan namun sudah sedikit condong untuk menjadi sebuah kota,
tahap ini disebut eopolis. Contoh dari tahap ini bisa adalah Kota Gresik di Jawa Timur.
2) Tahap kedua dicirikan dengan mulai adanya pasar sebagai objek yang memenuhi kebutuhan
masyarakat di tengah perkampungan serta mulai berdirinya industri kecil. Pengaruh industri
pada tahap ini masih belum begitu besar dan hanya bersifat home industri serta produksi yang
dihasilkannya pun belum massif layaknya industri besar. Tahap inilah yang disebut polis.
Contohnya adalah Kota Bontang di Kalimantan Timur.
3) Lalu, bila kota di tahap polis memperlihatkan kenampakan struktur ruang kota yang sudah
berkembang cukup besar dan pengaruh kota yang sudah terasa hingga daerah sekitarnya
sehingga banyak ditemukan kota satelit atau daerah penyokong kota utama, maka tahapannya
berkembang menjadi metropolis. Contoh kota ini seperti Jakarta yang mampu memunculkan
kota-kota satelit seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi untuk menunjang kebutuhannya.
4) Setelah itu, bila kota tersebut mencirikan perilaku manusia yang rata-rata materialistis atau
hanya berorientasi materi, serta sistem birokrasi yang rancu yang diakibatkan karena jumlah
penduduk yang terus meningkat serta kebutuhan penduduk yang kompleks dan menjadikannya
cenderung kurang teratur, serta standarisasi produk lebih dipentingkan pada tahap ini maka
sudah bisa disebut sebagai tahap megapolis. Contoh tahap ini adalah Kota Paris pada abad ke 18
yang vmenunjukan perkembangan signifikan di beberapa bidangnya serta kota New York pada
awal abad ke 20.
5) Bila kota pada tahap megapolis terus mengalami pertumbuhan dan cenderung tidak terkendali,
maka tingkat kriminalitas akan meningkat dan sudah tidak ada kepedulian antara warganya.
Ditambah lagi dengan kondisi perdagangan mulai menurun secara signifikan, maka tahap ini
merupakan awal kehancuran dari suatu kota. Tahapan inilah yang disebut tahap tyranopolis.
6) Terakhir adalah tahap dimana suatu kota mengalami kehancuran akibat berbagai macam
kekacauan yang terjadi, tahap ini disebut juga dengan the city of dead, yaitu kehancuran total
kota karena faktor-faktor seperti kelaparan, perang, bencana atau sistem tata kota yang buruk.
Kenyamanan sudah tidak ditemukan pada kota seperti ini dan ini lah tahap necropolis. Contoh
dari tahap ini adalah kota Pompeii di Italia yang hancur dan menjadi kota mati akibat letusan
gunung Vesuvius pada tahun tujuh puluh sembilan masehi.
Di Jawa karena lokasi metropolis-metropolisnya tersebut berjauhan, maka diduga yang akan terjadi
adalah ....
a. polis
b. metropolis
c. hitterland
d. eopolis
e. tyranopolis
Perwilayahan
Pewilayahan adalah penggolongan suatu / beberap wilayah ke dalam kelompok
berdasarkan ciri / kriteria / tujuan tertentu, pewilayahan formal / fungsional
Fungsinya adalah mengurutkan dan menyederhanakan informasi mengenai gejala /
fenomena di wilayah tsb, meratakan pembangunan, mengurangi kesenjangan antar wilayah
Penggolongan wilayah secara garis besar terbagi atas:
1. Natural Region (Wilayah Alamiah atau Fisik); berdasarkan ketampakan alami,
seperti wilayah pertanian dan kehutanan.
2. Single Feature Region (Wilayah Ketampakan Tunggal); berdasarkan pada satu
ketampakan, seperti wilayah berdasarkan iklim, hewan, atau iklim saja.
3. Generic Region (Wilayah Berdasarkan Jenisnya); didasarkan pada ketampakan
jenis atau tema tertentu. Misalnya di wilayah hutan hujan tropis yang ditonjolkan
hanyalah flora tertentu seperti anggrek.
4. Specific Region (Wilayah Spesifik atau Khusus); dicirikan kondisi grafis yang khas
dalam hubungannya dengan letak, adat istiadat, budaya, dan kependudukan secara
umum. Misalnya wilayah Asia Tenggara, Eropa Timur, dsb.
5. Factor Analysis Region (Wilayah Analisis Faktor); berdasarkan metoda statistik-
deskriptif atau dengan metoda statistik-analitik. Penentuan wilayah berdasarkan
analisis faktor terutama bertujuan untuk hal-hal yang bersifat produktif, seperti
penentuan wilayah untuk tanaman jagung dan kentang.
Konsep Wilayah
Wilayah adalah suatu tempat yang ada di permukaan bumi yang memiliki ciri / kriteria /
kharakteristik tertentu yang khas dan memiliki batas batas tertentu.
Wilayah terbagi menjadi 2 yaitu fungsional dan formal. Fungsional berdasarkan fungsinya,
Formal berdasarkan keseragaman/ciri yg sama, formal dibagi menjadi 2 yaitu formal fisik
dan formal sosbud.
1. Wilayah formal berdasarkan kriteria fisik dilihat dari kesamaan topografi, jenis
batuan, iklim, dan vegetasi. Misalnya, wilayah pegunungan kapur (karst), wilayah
beriklim dingin, dan wilayah vegetasi mangrove.
2. Wilayah formal berdasarkan kriteria sosial budaya, misalnya wilayah suku Banjar,
wilayah industri tekstil, dan wilayah pertanian sawah basah.
Contoh Fungsional : Jabodetabek, Gerbang Kertasusila
Kekuatan interaksi
Ia-b = Penduduk A x Penduduk B
-----------------------------
Jarak Kota A - B
Teori sectoral, inti ganda, konsentris
Fungsi dan manfaaat rtrw
Permasalahan pembangunan
1) Tantangan = Jumlah penduduk tinggi, tingkat kemiskinan tinggi, ancaman bencana
tinggi, krisis pangan energy dan air
2) Permasalahan = Konflik antar wilayah, penggunaan wilayah tidak sesuai tujuan,
menurunyya kawasan lindung, dam air, meningkatnya kebutuhan kawasan
pembangunan, terjadi alih fungsi lahan, konflik kepentingan antar sector (pertanian-
kehutanan-pertambangan dll), pemanfaatan wilayah dgn tidak konsisten
Interaksi desa dan desa biasanya berlangsung pada kegiatan yang berhubungan dengan
tradisi, adat istiadat, atau dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup. Nah, karena biasanya
cuma karena kebutuhan tersebut, interaksi desa ke desa biasanya agak lemah ya, karena
biasanya gak akan menimbulkan perubahan yang signifikan pada masing-masing desa.
b. Zona Interaksi Kota dan Kota
Interaksi kota dan kota berlangsung pada kegiatan-kegiatan di bidang industri dan jasa.
Masih sama ya kayak interaksi desa-desa, kalo antar kota biasanya juga gak menimbulkan
perubahan signifikan ke masing-masing kota. Karena tatanan hidup di masing-masing
sudah terstruktur dengan ketentuannya masing-masing.
c. Zona Interaksi Desa dan Kota
Nah baru nih, kalo interaksinya antara desa dan kota pasti menimbulkan perubahan yang
signifikan pada desa dan kota yang terlibat. Bahkan ada juga nih yang muncul, namanya
zona gradasi wilayah. Zona ini muncul dari hasil interaksi desa dan kota. Ini diutarakan
oleh Bintarto ya
1. Memusat
Pola perkampungan memusat dapat dengan mudah Anda temui pada wilayah-wilayah
dataran tinggi atau perkampungan yang dibentuk karena aturan adat.
Penduduk yang mendiami perkampungan ini pun relatif tidak begitu banyak dan biasanya
dihuni secara turun temurun oleh beberapa generasi.
2. Tersebar
Pola desa tersebar terdapat di daerah dataran tinggi atau gunung api.
Pola tersebar juga terdapat di wilayah karst (kapur). Penduduk akan tersebar mencari
daerah yang memiliki kondisi air yang baik karena biasanya di daerah karst kondisi air
sangat buruk.
3. Memanjang / Linier
Pola permukiman pedesaan yang masih sangat tradisional banyak mengikuti pola bentuk
sungai, karena saat itu sungai sebagai sumber kehidupan sehari-hari.
Selain itu, juga berfungsi sebagai jalur transportasi antarwilayah. Melalui jalur transportasi
sungai, perekonomian sederhana saat itu telah berlangsung.
Kondisi seperti ini banyak ditemui di wilayah-wilayah kerajaan Jawa (contoh masa
Majapahit) dan Sumatera (masa Sriwijaya).
Pola ini juga masih berkembang hingga kini di wilayah pedesaan pedalaman, seperti di
pedalaman Siberut, Kalimantan, dan Papua.
Tingkat polis, yaitu kota yang masih memiliki ciri-ciri atau sifat agraris. Sebagian
besar kota-kota di Indonesia masih berada pada tahap ini.
Tingkat megapolis, yaitu wilayah perkotaan yang terdiri atas beberapa kota
metropolis. Dalam beberapa hal, kota ini telah menunjukkan penurunan kualitas
mendekati kemunduran. Contohnya Bos-Wash (jalur Boston-Washington) dan San-
San (jalur San Diego-San Francisco)
Tingkat triyanopolis, yaiti kota yang kehidupannya sudah penuh dengan kemacetan
lalu lintas, tingkat kriminalitas yang tinggi, dan penurunan pelayanan umum
Tingkat nekropolis, yaitu suatu kota yang berkembang menuju
kehancuran/keruntuhan. Contoh peradaban Romawi, Babylonia, Harapa, Astek,
Maya-Inca dan Mahenjo Daro.
Desa
Desa Swadaya
Ciri-ciri desa swadaya, antara lain:
Tergantung pada adat istiadat dan budaya setempat
Produktivitas rendah
Penduduknya jarang
2. Desa Swakarya
Ciri-ciri desa swakarya, antara lain:
Mata pencaharian beranekaragam dan tidak tergantung hanya pada sektor pertanian
3. Desa Swasembada
Ciri-ciri desa swasembada, antara lain:
Masyarakatnya mulai lepas dari adat istiadat dan tradisi