Anda di halaman 1dari 6

SEJARAH BERKEMBANGNYA TRADISI RAJABAN DI DESA

TLOGOLELE KECAMATAN SELO KABUPATEN BOYOLALI

Lia Hamidah (F22020055)


Nina Afiska (F22020080)
Yudi Ali Wardana (F22020095)

PENDAHULUAN
Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki kekayaan berupa keanekaragaman
tradisi yang hingga saat ini masih berlaku dan masih di laksanakan di daerah-daerah
Indonesia.Tradisi berawal dari suatu kebiasaan nenek moyang kita yang kemudian turun
temurun dari generasi kepada genarasi selanjutnya.Tradisi merupakan perkembangan dari
masyarakat/pribadi yang mengajarkan kepada masyarakat luas untuk hidup berdampingan
secara rukun bersosialisasi dengan baik.Hal ini sesuai dengan pendapat (Rofiq, 2019) Tradisi
adalah segala sesuatu yang telah diwariskan dari nenek moyang secara turun temurun dalam
bentukssimbol, aturan, konsep, bahan, benda, dan peraturan.tradisi yang diwariskan masih
dapat berkembang atau bertahan selama masih sesuai dengan situasi, kondisi
seiringadengannperubahannjaman.

Di pulau jawa masyarakat sangat erat dengan persoalan yang berkaitan dengan tradisi
dan budaya.Dilihat dari penduduknya yang mayoritas beragama islam masyarakat jawa masih
menerapkan atau melaksanakan tradisii dan budayaajawanya.Dari hal tersebut bisa diartikan
masyarakat jawa sangat menghormati dan menjunjung tinggi tradisi dan budaya
mereka.Meski terkadang tradisi dan budaya banyak yang bertentangan dengan ajaran Islam,
mayoritas masyarakat Jawa yang beragama Islam tidak mampu meninggalkan tradisi
mereka.akan tetapi masih ada beberapa tradisi dan budaya Jawa yang boleh dilestarikan dan
dipraktikkan tanpa harus berurusan dengan ajaran Islam.Masyarakat Jawa yang kental dengan
ajaran Islam (kaffah) dengan sendirinya dapat memilih-milih aspek budaya Jawa mana yang
masih dapat dilestarikan tanpa harus bertentangan dengan ajarannagama tersebut.
(Marzuki,2013)
Salah satu tradisi islam yang ada di Indonesia adalah tradisi rajaban.Rajaban sendiri
merupakan peringatan peristiwa penting dalam sejarah Islam, yaitu Isra Mi'raj Nabi
Muhammad SAW .Tradisi rajaban ini dilaksanakan dan di lestarikan oleh masyarakat jawa
sebagai bentuk persembahan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala hal yang
dimilikinya ,dan juga sebagai wujud hormat terhadap leluhur mereka,sekaligus sebagai sarana
berdoa meminta berkah kesejahteraan dan perlindungan kepada Allah SWT (Khasanah,
2017). Di Jawa Tengah tradisi rajaban ini sudah dilaksanakan secara turun temurun tepatnya
di desa Tlogolele kecamatan Selo kabupaten Boyolali.Tradisi .Rajaban di desa Tlogololele
dilaksanakan pada setiap minggu kedua dibulan rajab.Tradisi rajaban sendiri memiliki
beberapa makna dan nilai yg terkandung,seperti nilai spiritual,nilai moral dan nilai sosial.
Namun Karena kurangnya informasi dan fakta yang dapat dipercaya seputar sejarah dan asal-
usul tradisi Rajaban, sejarah permulaannya belum dapat teridentifikasi dengan baik. (Farah,
2018)

Berdasarkan Penjelasan tersebut,maka penulis akan berfokus pada penelitian tentang


tradisi Rajaban yang telah diselenggarakan rutin dan berkembang di masyarakat Tlogolele
dan nantinya akan menjadi bahan kajian-kajian .Tidak luput dari sejarah dan prosesnya,tradisi
rajaban yang dipraktikan masyarakat Tlogolele akan coba dipaparkan dalam kajian ini dan
juga nilai-nilai yang terdapat dalam tradisi rajaban juga akan ditelaah dalam penelitian ini,Hal
ini penting bagi penulis.Adapun mengenai mengenai pemilihan dasa Tlogolele sebagai lokasi
penelitian, karena penulis ingin mengetahui perkembangan tradisi rajaban di desa tersebut
dan tentunya penulis melihat bahwa tradisi Rajaban yang ada di desa Tlogolele sangat
melekat dengan masyarakat setempat berbeda dengan tradisi rajaban yang di laksanakan di
daerah sekitarnya. (Sentana ,2017) berpendapat bahwa sebuahhtradisii dapat
berkembanggapabila didukunggoleh pendukungnyaaitu sendiri, artinyaaselaluuada orang
yang harus melestarikan tradisi tersebut, setidaknyaadapat memperkenalkannya pada
kalangannanak-anakksampai pada yang dewasaa
Penelitian mengenai tradisi rajaban ini relevan dengan beberapa penelitian yang
pernah dikaji sebelumnya dengan judul “kompleksitas simbol dan representasi makna dalam
tradisi rajaban masyarakat kebumen’dalam jurnal kajian islam dan budaya
(Fathonah,2018)’,"Nilai-Nilai Filosofis Dalam Tradisi Rajaban Di Kesultanan Kanoman
Cirebon" (Farah, 2018) dan "Sakralitas Penyajian Gading Gudril Dalam Upacara Rajaban di
Dusun Cepit Desa Pagergunung Kecamatan Bulu Kabupaten
Temanggung(Susmono,2019)".Pengkajian ini bermaksud mengangkat sejarah, makna dan
nilai yang terkandung dalam tradisi tersebut yang mencakup tentang gambaran praktik tradisi
dan mengungkap makna di dalam tradisi rajaban.Penelitian yang telah dikaji terdahulu dapat
dijadikan sebuah landasan ilmiah, dan selanjutnya kajian terbaru ini akan mengisi celah dari
kajian terdahulu. sehingga akan ditemukan relevansinya dengan kehidupan sekarang.
Metode penelitian ini berdasarkan hasil yang didapat oleh penulis.Dalam penelitian
ini, penulis menggunakan penelitian deskriptif kualitatif untuk menggambarkan hasil
penelitian yang dilakukan dengan cara wawancara. Prosedur pemecahan masalah pada
metode penelitian deskriptif adalah dengan cara menggambarkan objek penelitian pada saat
keadaan sekarang berdasarkan fakta-fakta sebagaimana adanya, kemudian dianalisis dan
diinterpretasikan (Siregar,2016)
Pembahasan
A.Sejarah Tradisi Rajaban di Desa Tlogolele Selo
Tradisi Rajaban merupakan tradisi untuk memperingati isra mi’raj nabi Muhammad
SAW . sejarah tradisi rajaban yang bermula dari nenek moyang hingga saat ini masih banyak
digunakan diberbagai daerah, seperti penelitian yang telah kami lakukan didesa Tlogolele kec
Selo, sebelum masuknya islam didesa Tlogolele masyarakat setempat memiliki kepercayaan
terhadap leluhur, masyarakat Tlogolele melakukan ritual sesaji sebagai bukti penghormatan
terhadap alam dan sesuatu yang mereka takuti, seiring dengan berkembangnya zaman
kebiasaan tersebut mulai memudar dengan adanya islam dikehidupan masyarakat.
(Rofiq,2022)
Islam hadir ditengah masyarakat Tlogolele membawa banyak tradisi diantaranya
tradisi rajaban.Tradisi rajaban merupakan penghubung manusia, alam dengan orang lain.
Menurut legenda sejarahnya,desa Tlogolele di dirikan oleh cikal bakal dusun yang Bernama
sunan pajang mataram yang didirikan pada bulan rajab dan kemudian pada bulan tersebut
oleh masyarakat desa menetapkan untuk diadakannya merti dusun(memperingati ulang tahun
desa).Karena pada bulan rajab bertepatan dengan adanya tradisi islam di jawa yaitu tradisi
rajaban kemudian dari situlah masyarakat Tlogolele memasukan kegiatan merti dusun
tersebut kedalam rangkaian acara dari tradisi rajaban.(Rofiq,2022)
B.Proses dan Nilai Budaya Dalam Tradisi Rajaban
Berdasarkan penelitian yang kami lakukan di dukuh ngadirejo desa Tlogolele kec
Selo tradisi rajaban dilaksanakan pada minggu kedua di bulan rajab .Saat hendak
mengadakan tradisi rajaban masyarakat bermusyawarah di kediaman ketua RT setempat
untuk berdiskusi mengambil keputusan agar dalam kegiatan tersebut dapat berjalan dengan
lancar.Dalam wawancara dengan tokoh masyarakat setempat (Slamet,2022) “pak RT
ngumpulke warga musyawarah seng ajeng bersih dusun lanjut tarikan ajeng wayangan nopo
mboten,kecakepan masalah konsumsi lajeng nek pun dados ngaturi kadang bayat sanak
sedulure dewe-dewe niku diundangi pinongko silaturahmi lajeng masyarakat siang ndamel
sodakohan dikempalke wonten nggriyone pak RT lan warga kampung sami kempal wonten
mriku”.Dibulan rajab masyarakat Tlogolele juga mengadakan selametan dengan cara nyego
gunung (memasak nasi tanpa minyak dan berbentuk gunung), sego gunung tersebut di
simbolkan sebagai suatu perhormatan terhadap alam bahwa masyarakat Merapi hatinya
menyatu dengan alam (Sugiatno 2022).
Adapun Rangkaian kegiatan “Tradisi Rajaban” Desa Tlogolele Kecamatan Selo
Kabupaten Boyolali yaitu :
1.Prosesi Bersih Dusun
Prosesi bersih dusun diikuti oleh seluruh warga desa Tlogolele,di awali dengan kerja
bakti membersihkan lingkungan desa,dari membersihkan hingga membenahi jalan,pos
ronda,selokan agar terlihat rapi dan bersih.Selain itu biasanya warga juga membersihkan
makam-makam yang dianggap keramat seperti makam-makam leluhur dan tokoh yang
menjadi panutan masyarakat desa tersebut .Tujuan lain adaklah untuk membersihkan
halangan atau bencana yang ada agar kehidupan seluruh warga nyaman dan tentram.

2.Prosesi Pagelaran Wayang


Setelah prosesi bersih dusun selesai di malam hari-nya warga bekumpul untuk
menyaksikan pagelaran wayang .Tujuan diadakan nya wayang yang pertama yaitu sebagai
hiburan kepada masyarakat ,yang kedua wayang dianggap masyarakat setempat sebagai
suguhan untuk para leluhur yang sudah tiada .Dalam pagelaran tersebut lakon wayang
merupakan hasil pilihan yang disesuaikan dengan hajat atau keinginan dari warga .
3.Prosesi Nyadran
Nyadran merupakan salah satu rangkaian acara dalam Tradisi Rajaban di desa
Tlogolele yang bertujuan untuk mendoakan roh leluhur yang telah meninggal dan juga
mejaga kerukunan agar tercipta hangatnya persaudaraan.
Adapun rangkaian kegiatan dari Nyadran yaitu
a.)Kirab (arak-arakan menuju rumah pak RT)
Warga desa Tlogolele melaksanakan arak-arakan menuju ketempat lokasi
dilangsungkanya acara yang biasanya di selenggarakan di kediaman ketua RT setempat.
b.)Ujub(pengantar doa dalam Bahasa jawa)
Dalam Prosesi ini pemangku adat desa menyampaikan ujub atau maksud dari
serangkaian kegiatan
c.)Kenduri Slametan
Kenduri dilaksanakan dikediaman ketua RT didesa tlogolele, kemudian dilakukan doa
bersama dan tasyakuran dan dilajutkan makan Bersama, masyarakat tlogolele menggelar
kenduri yang mengaharuskan membawa makanan sendiri dan makanan tersebut berupa
makanan tradisional seperti ayam ingkung, sambal goreng ati, urap sayur dengan lauk
rempah, perkedel, tempe dan tahu bacem. Kemudian makanan tersebut diletakkan didepan
untuk didoakan oleh pemuka agama untuk mendapatkan keberkahan, setelah prosesi doa
selesai kemudian masyarakat melakukan makan secara bersama.
d.Tasyukuran
Tasyakuran dilakukan dengan warga menggelar ”open house” membuka pintu untuk
umum dan mengundang sanak saudara untuk bersilaturahmi dan menikmati makanan dengan
hidangan yang telah disajikan tiap masing masing rumah.
Nilai budaya yang terkandung dalam tradisi rajaban yaitu nilai sosial dan nilai
spiritual dan keagamaan. Nilai sosial yang ada ditengah masyarakat berupa gotong royong,
masyarkat Bersama sama membersihkan dusun dan membersihkan makam.Dalam tradisi
Rajaban di desa Tlogolele Nilai spiritual merupakan nilai inti dari tradisi tersebut yaitu
menyadarkan manusia tentang bentuk rasa syukur mereka terhadap tuhan yang maha esa,
atas keberlimpahan rezeki dan kenikmatan yang diberikan oleh Allah Swt.
Tradisi rajaban yang telah dilaksanakan oleh masyarakat Tlogolele bermakna sebagai
bukti rasa syukur masyarakat tlogolele. Nilai spiritual tercantum dalam Al-Qur’an surat Al-
Baqarah ayat 172 “hai orang orang yang beriman, makanlah diantara rezeki yang baik baik
yang kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada allah jika benar benar hanya
kepadanya kami menyembah (Qs Al-Baqarah.172)
KESIMPULAN
Penelitian yang telah kami lakukan ditemukan sejarah dan nilai nilai yang terkandung
dalam tradisi rajaban yang ada didusun tlogolele kec selo nilai sosial dan spiritual. Tradisi
tidak terlepas dari sejarah sama halnya dengan tradisi rajaban yang memiliki sejarah yang
bermula dari nenek moyang. Dan memaparkan tentang arti tradisi rajaban dan prosesi dalam
tradisi rajaban tersebut.
Pelaksanaan tradisi rajaban didesa tlogolele tidak sekedar memperingati isra mi’raj
nabi Muhammad saw melainkan terdapat nilai sosial budaya seperti gotong royong,menjalin
silaturahmi dan saling berbagi.tradisi rajaban dilakukan dengan kearifan local masing masing
sehingga diberbagai tempat terdapat perbedaan perbedaan dalam prosesi pelaksanaanya.
Rangkaian acara rajaban di desa tlogolele antara lain sepeti prosesi bersih dusun,prosesi
pagelaran wayang,prosesi nyadran.

Belum selesai bu 😊
DAFTAR PUSTAKA
Rofiq, A. (2019). Tradisi Slametan Jawa Dalam Perpektif Pendidikan Islam. Attaqwa:Jurnal Ilmu
Pendidikan Islam, 93-107.
Marzuki, M. Ag, (2013). "Tradisi dan Budaya Masyarakat Jawa Dalam Perspektif Islam." Makalah
dalam Bentuk PDF. UNY Yogyakarta.

Khasanah, U. (2017). Makna Tradisi "Rajaban Astana Kuntul Nglayang”. Retrieved from
http://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/7896/1/124111034.pdf.
Farah, N. (2018). Nilai-nilai Filosofis dalam Tradisi Rajaban di Kasultanan Cirebon. Retrieved from
Jurnal Kajian Islam dan Budaya.

Fathonah, S. (2018). Kompleksitas Simbol Dan Representasi Makna Dalam Tradisi Rajaban
Masyarakat Kebumen. Al-A'raf: Jurnal Pemikiran Islam dan Filsafat, 15(2), 273-294.

Farah, N. (2018). Nilai-Nilai Filosofis Dalam Tradisi Rajaban Di Kesultanan Kanoman Cirebon.
IBDA: Jurnal Kajian Islam Dan Budaya, 16(2), 303-327.
Susmono, A. (2019). Sakralitas Penyajian Gending Gudril Dalam Upacara Rajaban di Dusun Cepit
Desa Pagergunung Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung (Doctoral dissertation, Institut
Seni Indonesia (ISI) Surakarta).
Sentana, (2017). Penanaman Konsep Tri Kaya Parisudha dalam Tradisi Mareraosan. Guna Widya:
Jurnal Pendidikan Hindu, 4(2), 33-39.

Anda mungkin juga menyukai