Anda di halaman 1dari 22

PERSIAPAN PEMBUATAN AJB

I. Pengecekan sertipikat di Kantor Pertanahan


Asli sertipikat tanah/HMSRS harus diserahkan kepada
Notaris/PPAT untuk dicek. Setelah dilakukan
pengecekan, asli sertipikat tersebut harus tetap berada
dalam penyimpanan Notaris/PPAT, sampai
ditandatanganinya AJB

II. Meminta dan meneliti kelengkapan dokumen terkait :


1. Subyek Haknya; (KTP, KK, Akta Perkawinan/Buku
Nikah)
2. Obyek Haknya; (IMB) dan
3. Prosedurnya (Akta Kuasa,jika ada, PBB, SSP, SSB)
PENYIMPANAN SERTIPIKAT OLEH NOTARIS/PPAT
 Pembuatan tanda terima sertipikat jangan sampai membelenggu Notaris/PPAT, yang
mengakibatkan Notaris/PPAT tidak dapat berbuat bebas
 Cantumkan klausul dalam surat tanda terima, antara lain mengenai hal-hal sbb:
 Penyimpanan sertipikat oleh Notaris/PPAT dilakukan atas permintaan atau kesepakatan
para Pihak;
 Apabila diminta oleh Penjual, Notaris/PPAT akan menyerahkan kembali sertipikat
kepada Penjual, dengan menyerahkan kembali kepada Notaris/PPAT tanda terima yang
telah diterima oleh Penjual;
 Apabila tanda terima sertipikat tersebut telah diserahkan oleh Penjual kepada Pembeli
secara sah, maka Notaris/PPAT akan menyerahkan sertipikat yang bersangkutan kepada
yg menyerahkan tanda terima sertipikat dan dengan disertai bukti yang dapat menjadi
dasar atau alas hak penyerahan surat tanda terima tersebut dari Penjual kepada Pembeli;
 Adanya perselisihan diantara Penjual dan Pembeli terkait dengan pelaksanaan jual beli,
tidak menghalangi Notaris/PPAT untuk menjalankan hak-hak/kewenangannya
sebagaimana disebutkan diatas.
 Dalam hal Notaris/PPAT menjalankan hak atau kewenangannya berdasarkan hal-hal
tersebut diatas maka Penjual dan/atau pembeli membebaskan Notaris/PPAT dari tuntutan
dan/atau gugatan baik secara perdata maupun secara pidana, dan melepaskan haknya
untuk melakukan tuntutan dan/atau gugatan tersebut karena sebab apapun juga.
CONTOH KLAUSUL DALAM TANDA TERIMA SERTIFIKAT
1. Penyimpanan sertipikat oleh Notaris/PPAT dilakukan atas permintaan Pihak Yang Menyerahkan;
2. Apabila diminta oleh Pihak Yang Menyerahkan, Notaris/PPAT akan menyerahkan kembali sertipikat kepada
Pihak Yang Menyerahkan, dengan ketentuan Pihak Yang Menyerahkan wajib menyerahkan kembali kepada
Notaris/PPAT tanda terima yang telah diterima oleh Pihak Yang Menyerahkan;
3. Apabila tanda terima sertipikat tersebut telah diserahkan oleh Pihak yang Menyerahkan kepada Pihak
Lain/Calon Pembeli berdasar alas hak yang sah, maka Notaris/PPAT akan menyerahkan sertipikat yang
bersangkutan kepada Pihak Lain/Calon Pembeli tersebut, dengan ketentuan yang bersangkutan wajib
menyerahkan tanda terima sertipikat dan dengan disertai bukti yang dapat menjadi dasar atau alas hak
terjadinya penyerahan surat tanda terima tersebut dari Pihak Yang Menyerahkan kepada Pihak lain/Calon
Pembeli.
4. Jika terjadi perselisihan diantara Pihak Yang Menyerahkan dengan Calon Pembeli terkait dengan pelaksanaan
jual beli, tidak menghalangi Notaris/PPAT untuk menjalankan hak-hak/kewenangannya sebagaimana
disebutkan diatas.
5. Dalam hal Notaris/PPAT menjalankan hak atau kewenangannya berdasarkan hal-hal tersebut diatas maka Pihak
Yang Menyerahkan dan/atau Calon Pembeli membebaskan Notaris/PPAT dari tuntutan dan/atau gugatan baik
secara perdata maupun secara pidana, dan melepaskan haknya untuk melakukan tuntutan dan/atau gugatan
tersebut karena sebab apapun juga.
6. Notaris/PPAT hanya dapat menyerahkan kembali Sertipikat kepada dan atas permintaan Pihak Yang
Menyerahkan atau kuasanya yang sah.

PIHAK YANG MENYERAHKAN KANTOR NOTARIS/PPAT

( ………………………………. ) ( ………………………)
KOP PPAT

PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH


(PPAT)
 SHANTI CHRISTIANI, SH.
Daerah Kerja : Kota Administrasi Jakarta Pusat
SK. Kepala Badan Pertanahan Nasional RI Nomor 40-XVII-PPAT-2008
Tanggal 15 September 2008
Gedung Wisma Mawar Lantai 10, Jln. M.H.Thamrin No.66, Jakarta Pusat,
10350
Telp. 021-392525 Fax. 021-3146666
___________________________________________________
AWAL AKTA
AKTA JUAL BELI
No : 70/2020
 
Lembar Pertama
 
Pada hari ini, Rabu, tanggal 16 (enam belas), bulan Desember, tahun
2020 (dua ribu dua puluh), hadir dihadapan Saya SHANTI CHRISTIANI,
Sarjana Hukum, yang berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan
Pertanahan Nasional, tanggal 15 September 2007, nomor 40-XVII-
PPAT-2007, diangkat sebagai Pejabat Pembuat Akta Tanah, yang
selanjutnya disebut PPAT, yang dimaksud dalam Pasal 7 Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah,
dengan daerah kerja Kotamadya Jakarta Pusat dan berkantor di
Wisma Mawar Lantai 10, Jalan M.H.Thamrin Nomor 66, Jakarta
10350, dengan dihadiri oleh saksi-saksi yang saya kenal dan akan
disebut pada bagian akhir akta
ini:---------------------------------------------------------------------
SUBYEK JUAL BELI
UNTUK PENJUAL PERORANGAN
A. KECAKAPAN DAN KEWENANGAN PENJUAL
 Hal ini berkaitan dengan Komparisi

 Cakap = Dewasa/Telah Menikah

 Dewasa untuk melakukan perbuatan hukum = 18 tahun (SEMA NO. VII TAHUN 2012)

 Disamping kecakapan bertindak, juga harus diperhatikan kewenangan penghadap untuk

bertindak melakukan perbuatan hukum ybs.


B. TIDAK MENIKAH
Perhatikan identitasnya (KTP, KK) dan Nama yang tertulis dalam sertipikat
C. MENIKAH DENGAN PERJANJIAN KAWIN
 Perhatikan identitas Suami dan Isteri (KTP), KK, Akta Perkawinan/Buku Nikah
 Perhatikan Perjanjian Perkawinannya ( Aktanya, Isinya dan Pencatatannya sesuai
ketentuan UU)
 Perhatikan nama yang tercantum dalam sertipikat, ada perbedaan data atau tidak
D. MENIKAH TANPA PERJANJIAN KAWIN
 Perhatikan identitas suami dan Isteri (KTP), KK, Akta Perkawinan/Buku Nikah
 Perhatikan status harta yang ada, apakah merupakan Harta Pribadi atau Harta
Bersama, dengan melihat siapa yang memperoleh, sebab perolehannya dan kapan
perolehannya.
SUBYEK JUAL BELI UNTUK PENJUAL PERORANGAN
( LANJUTAN)
E. PERKAWINAN CAMPUR
 Perhatikan identitas Suami dan Isteri (KTP, Kitas/Passport Pihak WNA), KK, Akta
Perkawinan/Bukti Perkawinannya
 Perhatikan kapan Obyek Jual Belinya diperoleh dan status tanahnya === INGAT ORANG
ASING TIDAK DAPAT MEMILIKI TANAH HAK MILIK MAUPUN HGB ===
PERHATIKAN SEBAB PEROLEHANNYA, APAKAH JUAL BELI (PASAL 26 AYAT 2
UUPA) ATAU PEWARISAN, PERKAWINAN CAMPUR, PERALIHAN WARGA
NEGARA (PASAL 21 AYAT 3 UUPA) DAN AKIBAT HUKUMNYA
F. PERKAWINAN DI LUAR NEGERI
 Perhatikan apakah perkawinannya telah memenuhi syarat === telah dilaporkan kepada
Instansi Pelaksana Perkawinan di tempat tinggalnya === Ada Kutipan Akta Perkawinan dan
Bukti Pelaporan Perkawinannya
G. PERKAWINAN TIDAK DICATAT
 Perkawinan yang telah dilakukan sesuai ketentuan agama adalah sah (Pasal 2 ayat 1 UU
Perkawinan ) === Lihat juga Penjelasan Pasal 2 ayat 2 UU Perkawinan
H. ADA PERBEDAAN NAMA, TANGGAL LAHIR DLL
 Dalam hal terdapat perbedaan nama, tanggal lahir maka harus dipastikan bahwa nama-nama
yang berbeda tersebut adalah merupakan orang yang sama.Hal ini bisa dicocokan dengan
semua dokumen yang ada, misalnya KTP, KK, Akta Kelahiran, Akta Perkawinan/Buku Nikah,
Ijazah atau dokumen resmi lainnya, dilengkapi dengan Surat Keterangan dari Kelurahan
domisili ybs (PM 1)
SUBYEK JUAL BELI
UNTUK PENJUAL BADAN HUKUM
A. KECAKAPAN DAN KEWENANGAN PENJUAL
 Hal ini berkaitan dengan Komparisi

 Perhatikan ketentuan AD dan ART (jika ada) dan UU yang mengatur Badan Hukum

tersebut untuk menentukan siapa yang berwenang bertindak mewakili Badan Hukum ybs.

B. PENJUAL BERUPA PT
 PT diwakili oleh Direksi === siapa Direksinya, apakah masa jabatannya belum berakhir
atau sudah berakhir.
 Siapa yg berwenang mewakili Direksinya, apakah ada pembatasannya. Misalnya harus
memperoleh persetujuan Dewan Komisaris atau RUPS.
 Bagaimana jika di dalam AD tertulis Direksi harus memperoleh persetujuan Komisaris
Utama? INGAT DEWAN KOMISARIS MERUPAKAN “MAJELIS” === Persetujuan
hanya oleh sebagian anggota Dewan Komisaris dapat dilakukan, jika berdasarkan
keputusan Dewan Komisaris baik melakui Rapat dewan komisaris maupun melalui
keputusan yg diambil secara sirkuler.
SUBYEK JUAL BELI
UNTUK PEMBELI PERORANGAN
A. KECAKAPAN DAN KEWENANGAN PEMBELI
 Hal ini berkaitan dengan Komparisi

 Cakap = Dewasa/Telah Menikah

 Dewasa untuk melakukan perbuatan hukum = 18 tahun (SEMA NO. VII TAHUN 2012)

B. MENIKAH
 Perhatikan identitas Suami dan Isteri (KTP), KK, Akta Perkawinan/Buku Nikah
 Perhatikan Perjanjian Perkawinannya ( Aktanya, Isinya dan Pencatatannya sesuai
ketentuan UU)

C. PERKAWINAN CAMPUR === CEK ADA PERJANJIAN KAWIN ATAU TIDAK, JIKA
TIDAK ADA MAKA SUAMI/ISTERINYA YG WNI TIDAK DAPAT BERTINDAK
UNTUK MEMBELI TANAH HAK MILIK ATAU HGB
KOMPARISI
DALAM AKTA JUAL BELI
IDENTITAS PARA PIHAK
 Identitas PENJUAL DAN PEMBELI (PERORANGAN)
harus ditulis lengkap, yaitu :
 
1. Nama.
2. Tanggal lahir (Tempat dan Tanggal lahir).
3. Kewarganegaraan.
4. Pekerjaan.
5. Tempat Tinggal/Alamat.
6. KTP/Identitas lain (SIM, Passport).
 
KOMPARISI PENJUAL DAN PEMBELI

I. Tuan ALI, lahir di Jakarta, pada tanggal 18-08-1988 (delapan belas Agustus
seribu sembilan ratus delapan puluh delapan), Warga Negara Indonesia, swasta,
bertempat tinggal di Jakarta , Jalan Bungur Besar Raya nomor 50, Rukun
Tetangga 003, Rukun Warga 005, Kelurahan Gunung Sahari Selatan, Kecamatan
Kemayoran, pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk
Kependudukan 3171031808880006;
-------------------------------------------------------menurut keterangnnya belum
menikah; ---------------------------------------------------selaku Penjual, untuk
selanjutnya disebut “PIHAK PERTAMA”;
II. Tuan ABU, lahir di Jakarta, pada tanggal 01-04-1955, (satu April seribu
Sembilan ratus lima puluh lima), Warganegara Indonesia, swasta, bertempat
tinggal di Jakarta, Jalan Paseban Raya nomor 2, Rukun Tetangga 002, Rukun
Warga 009, Kelurahaan Paseban, Kecamatan Salemba, Jakarta Pusat, pemegang
Kartu Tanda Penduduk nomor 09.3503.010455.1686;
--------------------------------------------------selaku Pembeli, untuk selanjutnya
disebut “PIHAK KEDUA”;
KOMPARISI PENJUAL (SUAMI), OBYEK JB HARTA
BERSAMA
Tuan ALI, lahir di Jakarta, pada tanggal 18-08-1988 (delapan belas
Agustus seribu sembilan ratus delapan puluh delapan), Warga Negara
Indonesia, swasta, bertempat tinggal di Jakarta , Jalan Bungur Besar Raya
nomor 50, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 005, Kelurahan Gunung
Sahari Selatan, Kecamatan Kemayoran, pemegang Kartu Tanda Penduduk
dengan Nomor Induk Kependudukan 3171031808880006;
-----------------------------
-Untuk melakukan tindakan dalam akta ini telah memperoleh persetujuan
dari isterinya, yaitu nyonya ANA, lahir di Jakarta, pada tanggal 01-03-
1990 (satu Maret seribu sembilan ratus sembilan puluh), Warganegara
Indonesia, Ibu Rumah Tangga, bertempat tinggal di Jakarta bersama
suaminya tersebut, pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk
Kependudukan 09.3503.410360.1600, yang turut hadir dihadaoan saya,
PPAT dan saksi-saksi yang sama dan turut menandatangani akta ini
sebagai tanda persetujuannya; -------------------------------
 
-selaku Penjual, untuk selanjutnya disebut “PIHAK PERTAMA”;
KOMPARISI PENJUAL (SUAMI), OBYEK JB HARTA
BERSAMA
Tuan ALI, lahir di Jakarta, pada tanggal 18-08-1988 (delapan belas Agustus
seribu sembilan ratus delapan puluh delapan), Warga Negara Indonesia,
swasta, bertempat tinggal di Jakarta , Jalan Bungur Besar Raya nomor 50,
Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 005, Kelurahan Gunung Sahari Selatan,
Kecamatan Kemayoran, pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor
Induk Kependudukan 3171031808880006; -----
-Untuk melakukan tindakan dalam akta ini telah memperoleh persetujuan
dari isterinya, yaitu nyonya ANA, lahir di Jakarta, pada tanggal 01-03-1990
(satu Maret seribu sembilan ratus sembilan puluh), Warganegara Indonesia,
Ibu Rumah Tangga, bertempat tinggal di Jakarta bersama suaminya tersebut,
pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan
09.3503.410360.1600, sebagaimana ternyata dalam surat persetujuan yang
dibuat di bawah tangan, yang dilegalisasai oleh saya, PPAT, selaku Notaris di
Jakarta Pusat, pada tanggal 05-07-2020 (lima Juli dua ribu sebelas) nomor
100/Leg/2020, bermeterai cukup, yang aslinya dijahitkan pada asli akta ini,
yang disimpan oleh saya, PPAT;--------------------------------------
 
-selaku Penjual, untuk selanjutnya disebut “PIHAK PERTAMA”;
KOMPARISI PENJUAL (SUAMI), OBYEK JB HARTA PRIBADI
Tuan ALI, lahir di Jakarta, pada tanggal 18-08-1988 (delapan belas
Agustus seribu sembilan ratus delapan puluh delapan), Warga Negara
Indonesia, swasta, bertempat tinggal di Jakarta , Jalan Bungur Besar
Raya nomor 50, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 005, Kelurahan
Gunung Sahari Selatan, Kecamatan Kemayoran, pemegang Kartu
Tanda Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan
3171031808880006; -----
-Untuk melakukan tindakan dalam akta ini tidak memerlukan
persetujuan dari isterinya nyonya ANA, lahir di Jakarta, pada
tanggal 01-03-1990 (satu Maret seribu sembilan ratus sembilan
puluh), Warganegara Indonesia, Ibu Rumah Tangga, bertempat
tinggal di Jakarta bersama suaminya tersebut, pemegang Kartu Tanda
Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan 09.3503.410360.1600,
oleh karena obyek jual beli sebagaimana dimaksud dalam akta ini
merupakan harta pribadinya yang berupa harta
bawaannya;------------------------------------------------ 
-selaku Penjual, untuk selanjutnya disebut “PIHAK PERTAMA”;
OBYEKNYA

 Obyeknya milik Perorangan atau Badan hukum


 Jika milik perorangan, apakah merupakan harta pribadi
atau harta bersama
 Jika merupakan harta pribadi, apakah terdapat perubahan
atas obyek tersebut, yang mengakibatkan di dalamnya
terdapat harta bersama
 Bagaimana jika Penjual WNI yang menikah dengan WNA
tanpa membuat perjanjian perkawinan, dan tanahnya
dibeli didalam perkawinan?
 Bagaimana jika obyeknya sedang dibebani hak tanggungan?
 Apakah ada perbuatan yang diperlukan atas obyeknya, agar
memenuhi syarat untuk dilakukannya jual beli; misalnya
perubahan hak, pengeringan tanah dll
PENGENALAN PENGHADAP DAN OBYEK JUAL BELI
 Para penghadap dikenal oleh saya, PPAT.----------------------------------------------------------------
 Pihak Pertama menerangkan dengan ini menjual kepada Pihak Kedua dan Pihak Kedua
menerangkan dengan ini membeli dari Pihak Pertama : ------------------------------------------------ Hak
Guna Bangunan Nomor 4200/CIDENG, atas sebidang tanah sebagaimana diuraikan dalam Surat
Ukur tanggal 22-08-2006 (dua puluh dua Agustus dua ribu enam), Nomor 00081/2006, seluas 80
m2 (delapan puluh meter persegi) dengan Nomor Identifikasi Bidang Tanah (NIB) :
09.01.01.07.01664 dan Nomor Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak Bumi dan Bangunan
(SPPTPBB) Nomor Objek Pajak (NOP) : 31.73.070.001.020-0111.0.-
terletak di : -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
- Provinsi : Daerah Khusus Ibukota Jakarta ---------------------------------------------------
- Kota : Jakarta Pusat ------------------------------------------------------------------------
- Kecamatan : Gambir -------------------------------------------------------------------------------
- Kelurahan : Cideng -------------------------------------------------------------------------------
- Jalan : Kyai Haji Hasyim Ashari Blok DC-4/12. ----------------------------------------
- Jual beli ini meliputi pula: ----------------------------------------------------------------------------------
- Sebuah bangunan rumah tinggal, beserta turutan-turutannya, diperlengkapi dengan sambungan
listrik serbesar 900 KWA (sembilan ratus kilo watt amper), 1 (satu) buah pompa air listrik merek
Sanyo, yang didirikan berdasarkan Surat Izin Mendirikan Bangunan tanggal 10-10-2006 (sepuluh
Oktober dua ribu enam) nomor 45/IMB/2006, yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang, yang
aslinya diperlihatkan kepada saya, PPAT dan fotocopi sesuai aslinya dilekatkan pada asli akta
ini;-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
- Selanjutnya semua yang diuraikan di atas dalam akta ini disebut "Obyek Jual Beli“; ------------
HARGA JUAL BELI YANG DICANTUMKAN DALAM AJB OLEH
NOTARIS/PPAT
 NOTARIS/PPATTIDAK MENJAMIN SESEORANG TERSEBUT “BERKATA BENAR” TAPI MENJAMIN BAHWA SESEORANG
TERSEBUT “BENAR BERKATA”

 HARGAJUAL BELI YANG DICANTUMKAN DIDALAM AJB MAUPUN AKTA PJB MERUPAKAN HARGA YANG DISEPAKATI
OLEH PARA PIHAK DALAM TRANSAKSI JUAL BELI TERSEBUT, YANG DISAMPAIKAN KEPADA NOTARIS/PPAT, YANG
KEMUDIAN DIKONSTANTIR OLEH NOTARIS/PPAT DI DALAM AKTA

 NOTARIS/PPATTIDAK BOLEH TERLIBAT UNTUK MENENTUKAN BESARNYA HARGA YANG AKAN DICANTUMKAN DI
DALAM AKTA, SEKALIPUN DIMINTA OLEH PARA PIHAK UNTUK MENCANTUMKAN HARGA YANG BERBEDA DALAM
AKTA YG DIBUATNYA.

 APABILAPARA PIHAK BELUM MENYEPAKATI MENGENAI BESARNYA HARGA JUAL BELI MAKA NOTARIS/PPAT
MEMPERSILAHKAN PARA PIHAK UNTUK TERLEBIH DAHULU MENYELESAIKAN PERMASALAHAN TERSEBUT

 BESARNYA HARGA DAN CARA PEMBAYARANNYA HARUS DISEBUTKAN SECARA TEGAS DI DALAM AKTA

 JIKAHARGA JUAL BELI DIBAYAR SECARA BERTAHAP MAKA DI DALAM AKTA PJB HARUS TEGAS DISEBUTKAN
TAHAPAN PEMBAYARANNYA, BESARNYA ANGSURAN, TANGGAL PEMBAYARAN TIAP-TIAP ANGSURAN, TEMPAT
PEMBAYARANNYA, BAGAIMANA APABILA PEMBELI TERLAMBAT ATAU TIDAK MEMBAYAR HARGA JUAL
BELI/ANGURANNYA SESUAI WAKTU YANG DIPERJANJIAKAN (HARUS DIATUR SECARA PASTI)

 HARGA JUAL BELI DALAM AJB HARUS SAMA DENGAN HARGA JUAL BELI DALAM PPJB

 BAGAIMANA APABILA HARGA BELUM DIBAYAR LUNAS TAPI PARA PIHAK MEMINTA DITANDATANGANINYA AKTA JULA
BELI? APAKAH PPAT DAPAT MEMENUHI PERMINTAAN TERSEBUT?
PENYERAHAN OBYEK JUAL BELI

 Jika Obyek Jual Beli belum diserahkan maka buat perjanjian pengosongan.

 Penyerahan obyek jual beli harus diatur secara tegas di dalam Akta PJB atau
dalam Akta Pengosongan

 Dalam klausul penyerahan harus disebutkan secara tegas waktu penyerahan


obyek/pengosongan

 Bagaimana akibatnya jika terlambat dilakukan pengosongan?

 Adanya pemberian kuasa pengosongan

 Apabila
obyek jual beli belum dapat diserahkan karena sedang dikuasai pihak lain
(disewa dll) maka pihak yang menguasai obyek jual beli harus ikut
menandatangani akta pengosongan ybs

 TAPI
INGAT PENGOSONGAN OBYEK JUAL BELI TIDAK BOLEH DIPAKAI UNTUK
MENGURANGI HARGA JUAL BELI
KALIMAT AJB TERKAIT HARGA JUAL BELI

 Pihak Pertama dan Pihak Kedua menerangkan bahwa: -------


a. Jual beli ini dilakukan dengan harga Rp.2.250.000.000,-
(dua miliar dua ratus lima puluh juta Rupiah). -------------
b. Pihak Pertama mengaku telah menerima sepenuhnya
uang tersebut diatas dari Pihak Kedua dan untuk
penerimaan uang tersebut akta ini berlaku pula sebagai
tanda penerimaan yang sah (kuitansi).-----------------------
c. Jual beli ini dilakukan dengan syarat-syarat sebagai
berikut:
PENYERAHAN OBYEK JUAL BELI
1. Dengan diterimanya Pembayaran Pertama dan Pembayaran Kedua oleh Pihak Pertama sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 maka Pihak Kedua berhak untuk memasuki dan menempati bangunan Objek
Jual Beli untuk keperluan kantor Pihak Kedua.
2. Agar Pihak Kedua dapat menggunakan haknya sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 maka Pihak
Pertama wajib menyerahkan bangunan Objek Jual Beli kepada Pihak Pertama dalam keadaan kosong
baik dari penghuninya maupun barang-barang milik Pihak Pertama atau milik pihak lain yang dikuasai
oleh Pihak Pertama selambat-lambatnya pada tanggal ............
3. Apabila Pihak Kedua tidak memenuhi kewajibannya sebagaimana dimaksud dalam ayat 2, maka Pihak
Kedua dianggap lalai, kelalaian mana dibuk-tikan dengan lewatnya waktu yang telah ditentukan
tersebut, sehingga tidak diperlukan teguran dengan surat juru sita atau surat-surat semacam itu, maka
untuk tiap-tiap hari kelalaiannya Pihak Kedua dikenakan ganti rugi sebesar Rp. .................yang harus
dibayar dengan seketika dan sekaligus lunas kepada dan ditempat/dikantor Pihak Pertama serta de­ngan
kwitansi dari Pihak Pertama atau wakilnya yang sah.
4. Tanpa mengurangi apa yang tersebut dalam ayat 3 , tentang aturan ganti rugi maka Pihak Kedua
sekarang ini juga untuk nanti pada waktunya yaitu dalam hal Pihak Pertama melalaikan kewajibannya
untuk menyerahkan Obyek Jual Beli dalam keadaan kosong berikut kunci-kunci selengkapnya kepada
Pihak Kedua, memberi kuasa kepada Pihak Kedua dengan hak substitusi dan asumsi untuk :
a. Mengeluarkan Pihak Kedua dan/atau pihak lain yang menempati ruangan tersebut;
b. Mengeluarkan semua barang dan perabot yang terda-pat didalam bangunan tersebut, baik
kepunyaan Pihak Kedua maupun kepunyaan pihak lain
c. Jika perlu menghubungi dan dengan bantuan pihak yang berwajib untuk melaksanakan ketentuan sub
(a) dan (b) tersebut;
d. Menjalankan segala tindakan yang perlu dan berguna agar dapat menerima Obyek Jual Beli dalam

Anda mungkin juga menyukai